You are on page 1of 22

Unit

PENGERTIAN DAN PENDEKATAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN


EDDY TUKIDJAN

Pendahuluan

nit I (satu) ini akan mengajak Anda mengkaji tentang pengertian sosiologi pendidikan, pendidikan dan persepektif budaya. Materi unit ini akan membawa Anda untuk memperluas wawasan, pemahaman, sebagai landasan untuk berinteraksi dengan teman sejawat, dosen, birokrasi sekolah, keluarga dan masyarakat dalam kegiatan sehari-hari baik di sekolah maupun masyarakat. Setelah mempelajari materi unit ini, Anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian sosiologi pendidikan. 2. Menjelaskan pendekatan sosiologi pendidikan. 3. Menjelaskan faktor-faktor pendekatan individual 4. Mendeskripsikan faktor biologis pada tingkah laku manusia. 5. Mendeskripsikan faktor psikologis pada tingkah laku manusia. 6. Mendeskripsikan pendekatan sosial. 7. Mendeskripsikan 4 proses pendekatan sosial. 8. Mendeskripsikan pendekatan interaksi. 9. Mendeskripsikan 3 jenis interaksi dengan lingkungan. 10. Menjelaskan pengertian kebudayaan menurut beberapa ahli. 11. Menjelaskan pendidikan merupakan bagian integral dari kebudayaan. 12. Mendeskripsikan pendidikan di sekolah dapat menjadi pusat kebudayaan apabila memenuhi 4 ciri khusus. 13. Menjelaskan pendidikan (sekolah) merupakan sarana untuk pembudayaan. 14. Mendeskripsikan peranan sekolah dalam hal kebudayaan.

Sosiologi Pendidikan

1- 1

Materi ini diberikan pada semester awal merupakan bahan yang harus dikuasai untuk dilanjutkan pada unit-unit berikutnya. Agar kajian berikutnya tidak mengalami kesulitan, maka Anda diharapkan dapat menguasai dan memahami materi ini secara tuntas. Agar dapat menguasai tujuan pembelajaran di atas, Anda diharapkan mengikuti langkah-langkah yang ada dalam materi unit ini, disiplin yang tinggi, baik dalam waktu belajar maupun dalam mengikuti semua petunjuk akan sangat menentukan keberhasilan Anda. Tidak ada yang sukar dalam materi ini, agar dapat memperjelas dan memperdalam pemahaman, maka Anda dapat mengkaji bahanbahan dari media lain antara lain seperti website. Anda pasti berhasil. Selamat belajar.

1 - 2 Unit 1

Subunit 1 Pengertian Dan Pendekatan Sosiologi Pendidikan


engertian sosiologi pendidikan, pendekatan sosiologi pendidikan merupakan materi yang harus dikuasai terlebih dahulu, agar Anda dapat mengkaji dan memahami materi berikutnya secara baik. Materi belajar yang pertama ini mencakup: Pengertian Sosiologi Pendidikan Pendekatan Sosiologi Pendidikan Bacalah dan kaji dengan cermat bahan cetak ini, pahami secara tuntas, kerjakan soal latihan dan soal tes formatif serta bacalah umpan balik dan tindak lanjut.

Uraian
A. Pengertian Sosiologi Pendidikan Apakah sosiologi pendidikan itu? Untuk menjawab pertanyaan ini ada beberapa hal yang perlu dicermati, diantaranya sebagai berikut: Sosiologi pendidikan berasal dari kata sosiologi dan pendidikan, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya (Pidarta, 2000:145), Jadi sosiologi dapat ditafsirkan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain. Menurut Mayor Polak dalam Gunawan (2000:3) disebutkan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan antar manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi dalam Gunawan (2000:3) sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial 7 dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Menurut H.P. Fairchild dalam Ahmadi (2000:1) Sosiologi Pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Secara etimologi sosiologi pendidikan terdiri

Sosiologi Pendidikan

1- 3

sosiologi dan pendidikan, yang berarti aspek-aspek sosiologi dikaitkan dengan masalah-masalah pendidikan. Menurut Charles A. Ellwood dalam Ahmadi (2000:7) Sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari/menuju untuk melahirkan maksud hubungan-hubungan antara semua pokok-pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosial. Menurut Wuraji dalam Pidarta (2000:146) sosiologi pendidikan adalah ilmu yang membahas sosiologi yang terdapat pada pendidikan. Dari uraian tersebut di atas maka dapat ditafsirkan bahwa sosiologi pendidikan adalah aspek-aspek sosiologi yang diterapkan pada masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Kaitan antara sosiologi pendidikan dengan sosiologi, ilmu pendidikan dan kelompok ilmu sosial dapat terlihat jelas dalam gambar di bawah ini.

Sosiologi

Sosiologi Pendidikan

Ilmu Pendidikan

Gambar 1 Sosiologi Pendidikan dalam kelompok ilmu-ilmu sosial (Dirujuk dari Ravik Karsidi, 2005:2) Mengapa dalam pendidikan terdapat aspek-aspek sosiologis sebab situasi pendidikan adalah situasi hubungan dan pergaulan sosial. Hubungan dan pergaulan sosial yang ada dalam pendidikan (sekolah) antara lain terjadi antara pendidik dengan pendidik, pendidik dan anak didik, anak didik dengan anak didik, pendidik dengan pegawai, pegawai dengan pegawai, anak didik dengan pegawai. Mengapa guru dan calon guru perlu memahami hal-hal yang berkaitan dengan sosiologi? Hal ini disebabkan antara lain: 1. Bahwa masyarakat mengalami perubahan sangat cepat, progresif. Perubahan yang cepat menimbulkan adanya cultural lag (ketinggalan kebudayaan akibat adanya hambatan-hambatan). Cultural lag ini merupakan paham sesuatu yang menimbulkan masalah-masalah sosial di masyarakat. Masalah yang timbul

1 - 4 Unit 1

tidak dapat diatasi oleh lembaga-lembaga pendidikan. Untuk itu para ahli sosiologi diharapkan dapat mengembangkan pemikirannya untuk ikut memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. 2. Guru selain sebagai administrator, informatory dan pemimpin, maka harus berkelakuan menurut harapan masyarakatnya. Kepribadian guru dapat mempengaruhi suasana kelas/sekolah, baik kebebasan yang dinikmati anak dalam mengeluarkan pendapatnya dan mengembangkan kreatifitasnya ataupun pengekangan dan keterbatasan yang dialami dan pengembanga kepribadiannya. Kebebasan guru juga dibatasi oleh atasannya (kepala sekolah, pemilik, kepala Dinas sangsi menteri), keseluruhannya dipengaruhi, dibatasi, serta diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah dipengaruhi berbagai faktor antara ;ain menyangkut usaha murid, guru, orang tua, interaksi antara murid dengan murid serta lingkungan sosialnya baik yang dihadapi di dalam maupun di luar sekolah. Anak memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya menyangkut bakat, kemampuan pembawaannya, karena dipengaruhi lingkungan sosial yang berlainan. Untuk itu sudah sewajarnya bila seorang guru harus berusaha menganalisis pendidikan dari segi sosiologi, hubungan manusia dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Bagaimana perkembangan sosiologi pendidikan? Untuk menjawab permasalahan ini kita kaji bersama hal-hal sebagai berikut. Perkembangan sosiologi pendidikan di mulai oleh Jhon Dewey yang menerbitkan buku School and society tahun 1899. selanjutnya pada tahun 1920, F. R. Clow David Inedden, Ross Finney, C.C. Petrus, C.L. Robbius, E. R. Groves dan lain-lain meneruskan jalan pikiran tersebut di atas dan menekankan pentingnya nilai sosial pendidikan. Sosiologi pendidikan dikuliahkan pertama kali oleh Henry Awazalo tahun 1910 di Teaher College, Universitas Columbia. Pada tahun 1916 di Universitas New York dan Columbia didirikan jurusan sosiologi pendidikan. Himpunan untuk studi sosiologi pendidikan dibentuk pada konggres himpunan sosiologi Amerika pada tahun 1923. Sejak tahun 1928 terbitlah The Jurnal of educational Sociology di bawah pimpinan E. George Payne. Majalah social education mulai terbit tahun 1936. Sejak tahun 1940 dalam Review of Educational research dimuat artikel-artikel yang mempunyai hubungan dengan sosiologi pendidikan. Pada tahun 1967 sosiologi pendidikan diberikan pertama kali di IKIP Negeri Yogyakarta jurusan Didaktik kurikulum.

Sosiologi Pendidikan

1- 5

B. Pendekatan Sosiologi Pendidikan Pendekatan sosiologi pendidikan menggunakan beberapa pendekatan yaitu pendekatan individu, pendekatan sosial dan pendekatan interaksi. 1. Pendekatan individu Individu merupakan bagian dari kelompok atau masyarakat dengan kata lain bahwa individu merupakan pembentuk kelompok. Apabila kita dapat memahami tingkah laku individu satu persatu bagaimana cara berpikirnya, perasaannya, kemauannya, perbuatannya, mentalitasnya dan seterusnya, maka akhirnya dapat dimengerti bagaimana kelompok, bagaimana mentalita kelompok. Individu dipengaruhi oleh faktor intern meliputi faktor-faktor biologis dan psikologis, sedangkan faktor ekstern mencakup faktor-faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial (Ahmadi, 2000:27). Pada bagian ini yaitu individu dibahas tentang faktor biologis pada tingkah laku manusia dan faktor psikologis pada tingkah laku manusia. a. Faktor biologis pada tingkah laku manusia Menyangkut keadaan biologis manusia dapat mempengaruhi tingkah laku manusia, dapat ditemukan antara lain: Penyelewengan nasionalisme yang ekstrim seperti yang dianut Hitler, bahwa ras Arya dari Jerman sebagai ras yang super, melebihi ras-ras yang lain. Ras kulit putih menganggap bahwa ras kulit hitam memiliki intelegensi yang rendah. Tetapi dalam penyelidikan-penyelidikan membuktikan bahwa tinggi rendahnya Intelegensi tidak tergantung pada asal ras, tetapi dipengaruhi faktor milieu fisik dan kultural pada masyarakat. Bangsa kulit berwarna belum maju karena berkaitan dengan kebebasan, fasilitas ekonomi, kemajuan kebudayaan, hubungan sosial yang luas dan keagamaan. Hal yang lain misalnya menyangkut makanan yang berkaitan dengan protein, jaringan otak dan saraf-sarafnya berasal dari protein, orang yang jaringan otaknya tumbuh secara baik karena protein, maka perkembangan Intelegensinya juga baik. b. Faktor psikologis pada tingkah laku manusia Unsur kejiwaan atau psikologis dapat mempengaruhi tingkah laku manusia. Hal ini dipertegas sesuai pendapat Ahmadi (2000:36) yang menyatakan bahwa: Faktor-faktor hereditair, misalnya pembawaan, bakat dan sebagainya, yang harus kita akui sebagai kekuatan potensial, kekuatan yang latent,

1 - 6 Unit 1

kekuatan-kekuatan potensial mana baru dapat diaktuilkan, baru dapat dimanifestasikan kalau faktor-faktor milieu, faktor-faktor lingkungan sekitar mengijinkan, memberi kesempatan dan fasilitas yang mencukupi adanya. Dari pendapat tersebut dapat memperjelas bahwa aktualitas seseorang yang berwujud tingkah laku dipengaruhi adanya unsur kejiwaan berupa hereditas dan juga faktor lingkungan (milieu). 2. Pendekatan Sosial Pendekatan sosial menekankan pada masyarakat dan pengaruh geografi. Di masyarakat terjadi individu berhubungan dengan individu dan juga menyesuaikan diri dengan lingkungan. Proses sosial dimulai dari interaksi sosial. Sedangkan interaksi dan proses sosial didasari oleh fakta-fakta sebagai berikut: 1) imitasi; 2) sugesti; 3) identifikasi; simpati (Pidarta, 2000:147). Imitasi adalah peniruan, misalnya anak meniru gurunya yang berpakaian rapi. Tetapi anak tidak meniru orang lain yang gemar minumminuman keras. Meniru guru yang berpakaian rapi merupakan imitasi terhadap hal yang positif. Kalau anak ikut-ikutan minum-minuman keras terhadap temannya maka itu merupakan imitasi yang negatif. Sugesti adalah jika anak menerima atau tertarik pada pandangan atau sikap orang lain, ini dilakukan tanpa adanya kritik atau pertimbangan yang rasional. Identifikasi adalah keinginan untuk menggunakan dirinya kepada orang lain yang dianggap memiliki keistimewaan atau kelebihan. Simpati yaitu tertariknya orang satu terhadap orang lain. Timbulnya simpati karena berdasarkan penilaian perasaan. 3. Pendekatan Interaksi Dalam proses sosial terdapat interaksi sosial, yaitu suatu hubungan sosial antara individu dengan individu, antara individu dengan masyarakat dan sebaliknya. Interaksi sosial dapat terjadi apabila memenuhi syarat: 1) kontak sosial, 2) komunikasi (Pidarta, 2000:149). Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu: 1. Kontak antar individu, misalnya antara anak dengan ibu di rumah, anak dengan anak, anak dengan guru di sekolah. 2. Kontak antara individu dengan kelompok atau sebaliknya, contohnya antara anak dengan kelompok remaja masjid atau gereja.

Sosiologi Pendidikan

1- 7

3. Kontak antar kelompok, contohnya antara kelompok orang tua murid dengan guru-guru. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain atau sekelompok orang. Adapun alat-alat komunikasi antara lain : melalui pembicaraan, melalui mimik dengan lambang-lambang misalnya mengacungkan ibu jari, melalui alat-alat misalnya melalui media cetak dan elektronik. Sampai di sini Anda telah mempelajari dan menyelesaikan kegiatan belajar sub unit I (satu). Tentu Anda telah menguasai uraian di atas. Untuk mengetahui pemahaman Anda, kita kerjakan latihan berikut ini:

Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud sosiologi! 2. Jelaskan mengapa dalam pendidikan terdapat aspek-aspek sosiologis! 3. Jelaskan mengapa unsur individu penting dalam pendekatan sosiologi pendidikan!

Rambu-rambu jawaban latihan


1. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain. 2. Sebab situasi pendidikan adalah situasi berhubungan dan pergaulan sosial. 3. Sebab individu merupakan bagian dari kelompok atau masyarakat, apabila dapat memahami tingkah laku individu, satu persatu bagaimana cara berpikirnya, perasaannya, kemauannya, perbuatannya, mentalitasnya maka akhirnya dapat dimengerti bagaimana kelompok, bagaimana mentalita kelompok.

Rangkuman
Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang membahas sosiologi yang terdapat pada pendidikan, dapat disebut juga aspek-aspek sosiologi yang diterapkan pada masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Pendekatan sosiologi pendidikan yaitu pendekatan individu, pendekatan sosial dan pendekatan interaksi individu dipengaruhi faktor intern dan ekstern, faktor intern meliputi faktor biologis dan psikologis. Faktor ekstern mencakup faktor-faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

1 - 8 Unit 1

Tes Formatif I
Kerjakan soal-soal berikut dengan cara memilih abjad di depan pilihan yang paling tepat untuk melengkapi pernyataan atau menjawab pertanyaan. 1. Pendapat yang menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya merupakan pendapat dari. A. H.P. Fairchild B. H. Abu Ahmadi C. Made Pidarta D. Charles A. Ellwood 2. Dalam bidang pendidikan terdapat aspek-aspek sosiologi disebabkan . A. bidang pendidikan berkaitan dengan masalah fakta B. bidang pendidikan berhubungan dengan masa depan C. bidang pendidikan mempunyai andil peningkatan sumber daya manusia D. Bidang pendidikan menyangkut hubungan dan pergaulan sosial 3. Pendekatan individu meliputi beberapa faktor yaitu . A. faktor intern B. faktor ekstern C. faktor lingkungan D. faktor intern dan ekstern 4. Berkaitan dengan faktor biologis, Intelegensi di pengaruhi oleh . A. ras kulit putih B. ras kulit hitam C. milieu dan kultural D. kultural 5. Faktor-faktor yang termasuk hereditair adalah. A. milieu B. kultural C. bakat D. rasa sosial 6. Interaksi sosial dan proses sosial menurut Pidarta didasari hal-hal berikut, kecuali. A. imitasi B. identifikasi

Sosiologi Pendidikan

1- 9

C. partisipasi D. sugesti 7. Jika anak tertarik menerima pandangan sikap orang lain disebut. A. sugesti B. emosi C. identifikasi D. adaptasi 8. Apabila guru berpakaian rapi, penuh kebajikan, berwibawa, berkata benar, maka murid-muridnya meniru disebut. A. partisipasi B. identifikasi C. sosialisasi D. interaksi 9. Proses penyampaian pikiran dan perasaan dari seseorang kepada orang lain disebut. A. proses sosial B. komunikasi C. imitasi D. partisipasi 10. Hubungan antara kelompok guru-guru dengan orang tua murid disebut. A. kontak B. kontak antar kelompok C. kontak antar individu dengan kelompok D. kontak antar individu

1 - 10 Unit 1

Selamat Anda telah berhasil menyelesaikan kegiatan sub unit I (satu). Sesuai tujuan pembelajaran sub unit I (satu) mudah-mudahan Anda dapat memahami dan menerapkan teori-teori tersebut dalam kegiatan sehari-hari. Untuk mempermudah mengingat kembali materi yang telah dipelajari, Anda sebaiknya dapat membaca ulang rangkuman, mengerjakan soal latihan dan mengerjakan tes formatif dari setiap kegiatan belajar. Apabila Anda ingin mengetahui hasil tes formatif carilah kunci tes formatif pada bagian akhir modul ini dan mencocokkan jawaban Anda, kemudian hitung keberhasilan Anda dengan menggunakan rumus.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar x 100 % Jumlah soal Arti penguasaan yang Anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = cukup < 70 % = kurang Tingkat penguasaan materi : Apabila tingkat keberhasilan Anda telah mencapai 80 % atau lebih, berarti Anda sudah berhasil dan dapat meneruskan ke kegiatan belajar 2 (sub unit 2). Jikalau keberhasilan Anda kurang dari 80 %, bacalah kembali kegiatan belajar 1 (sub unit 1), sebelum melanjutkan ke kegiatan belajar 2 (sub unit 2).

Sosiologi Pendidikan

1-

11

Subunit 2 Pendidikan Dan Perspektif Budaya


Bagian modul ini membahas tentang 1. Pengertian kebudayaan 2. Pendidikan merupakan bagian integral dari kebudayaan 3. 4 ciri khusus agar pendidikan menjadi pusat kebudayaan 4. Pendidikan di sekolah merupakan sarana untuk pembudayaan 5. Peranan sekolah dalam hal kebudayaan Setelah mempelajari materi ini. Anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian kebudayaan menurut berbagai ahli 2. Menjelaskan pendidikan merupakan bagian integral dari kebudayaan 3. Mendiskripsikan 4 ciri khusus agar pendidikan menjadi pusat kebudayaan 4. Menjelaskan pendidikan di sekolah merupakan sarana untuk pembudayaan. 5. Mendiskripsikan peranan sekolah dalam hal kebudayaan

Uraian A. Pengertian Kebudayaan


Apakah kebudayaan itu? Untuk menjawab pertanyaan ini kita kaji uraian berikut ini. Kebudayaan berasal dari kata cultuur (bahasa Belanda) Culture (bahasa Inggris), colere (bahasa latin) yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Kebudayaan juga berasal dari buddhayah (bahasa sansekerta), yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan pendapat yang lain menyatakan budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk = budi daya, yang berarti daya dari budi yang berupa cipta, rasa dan karsa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta , rasa, karsa. Lebih lanjut kehidupan dapat diartikan hasil usaha untuk mencukupi semua kebutuhan hidupnya (Ahmadi 2004:58). Menurut E.B. Tylor dalam Ahmadi (2004:172) kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang

1 - 12 Unit 1

didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dari definisi tersebut, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, artinya mencakup segala caracaracara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi dalam Ahmadi (2004:173) kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. Dari beberapa pendapat tersebut kebudayaan dapat ditafsirkan sebagai hasil cipta rasa dan karya manusia yang dijunjung tinggi.

B. Pendidikan Merupakan Bagian Integral Dari Kebudayaan


Berkaitan dengan pendidikan bahwa kebudayaan sebagai suatu pola dan hasil tingkah laku yang dipelajari oleh semua anggota masyarakat tertentu. Sebagai suatu hasil kebudayaan juga ditransmisikan dari generasi tua kepada generasi muda. Selain kebudayaan yang ada, ditransmisikan melalui pendidikan tetapi juga ada perubahan-perubahan sesuai dengan kondisi baru, sehingga terbentuklah pola tingkah laku baru, nilai-nilai dan norma-norma baru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat (Wardani, 1999:4.5). Menurut uraian di atas dapat ditafsirkan bahwa dengan pendidikan kebudayaan dapat diwariskan dan dengan pendidikan kebudayaan dapat diperbarui sesuai dengan kemajuan dan tuntutan masyarakat. Lebih lanjut secara jelas disebutkan bahwa pendidikan itu merupakan bagian dari kebudayaan (Wardani, 1999:4.2). Pendidikan itu merupakan bagian integral dari kebudayaan (Wardani, 1999:4.9). Menurut UU Nomor 4 tahun 1950 juncto nomor 12 tahun 1954 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan pengajaran di sekolah pada bab III pasal 4 dari pendidikan dan pengajaran adalah asas-asas yang termaktub dalam Pancasila dan UUD negara Republik Indonesia dan atas kebudayaan kebangsaan Indonesia. Demikian juga menurut UU nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia dijelaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945.

Sosiologi Pendidikan

1-

13

Dari uraian di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa pendidikan nasional Indonesia berkaitan erat dengan kebudayaan Indonesia sebab pendidikan nasional Indonesia berakar pada kebudayaan Indonesia.

C. Ciri Khusus Agar Pendidikan Menjadi Pusat Kebudayaan


Ciri khusus agar pendidikan menjadi pusat kebudayaan adalah : (1) dapat meningkatkan mutu, (2) dapat menciptakan masyarakat belajar, (3) dapat menjadi teladan masyarakat sekitarnya, (4) dapat membentuk manusia seutuhnya (Parsono dkk, 1990:4.16) 1. Peningkatan mutu pendidikan Agar peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai secara optimal maka perlu diperhatikan antara lain : a. Tujuan, Tujuan pendidikan harus dirumuskan secara jelas baik tujuan institusional, tujuan kurikulum, tujuan institusional maupun tujuan instruksional. Semua tujuan harus dirumuskan secara jelas, tepat dan berdasarkan kompetensi. b. Materi pelajaran, materi pelajaran yang berbentuk pengetahuan, sikap dan ketrampilan hendaknya sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan kompetensi, isi materi pelajaran harus disusun sedemikian rupa untuk menemukan sesuatu. Organisasi materi harus dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk menganalisis, menyimpulkan, berbuat sesuatu dan mengerjakan sesuatu. c. Metode pengajaran harus bervariasi, dapat meningkatkan siswa untuk berdiskusi, berlatih, berpikir ilmiah, dapat menemukan sesuatu sendiri, belajar bekerja sama. d. Kemampuan yang telah dimiliki siswa (entry behavior) diperhatikan. Metode dan materi pengajaran disesuaikan kemampuan siswa. e. Fasilitas dan perlengkapan yang memadai sehingga dapat mendukung terjadinya proses belajar mengajar yang optimal. 2. Menciptakan Masyarakat Belajar Pendidikan hendaknya dapat menciptakan siswa agar ada upaya untuk selalu ingin tahu dan juga agar tercipta keinginan belajar sepanjang hayat. 3. Sekolah dapat menjadi teladan dari masyarakat Jika sekolah dapat menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya, maka sekolah dapat menjadi pusat kebudayaan. 4. Membentuk manusia Indonesia seutuhnya

1 - 14 Unit 1

Menurut UU No. 2 tahun 1989 bab II pasal 4 ciri-ciri seutuhnya adalah : (1) manusia yang beriman, (2) memiliki pengetahuan dan ketrampilan, (3) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (4) kepribadian yang mantap dan mandiri, (5) serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Parsono dkk, 1990:4.7).

D. Pendidikan Merupakan Sarana Untuk Pembudayaan


Melalui pendidikan merupakan sarana untuk membudayakan anak. Hal ini tercermin dari fungsi sekolah adalah mentransformasikan nilai budaya dari satu generasi ke generasi lainnya. Lebih lanjut hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan hubungan transformatif. Artinya sekolah memiliki kewajiban untuk mensosialisasikan nilai-nilai atau norma-norma yang ada di masyarakat kepada anak didik dengan berbagai perubahan-perubahan sebagai hasil perbaikan dari kekurangan yang ada. Dalam arti positif pendidikan dapat dipandang sebagai kegiatan inovasi (Sunaryo dan Nyoman Dantes, 1996/1997:40). Dari uraian tersebut di atas dimaksudkan melalui pendidikan di sekolah, pendidikan dalam rumah tangga maupun pendidikan di luar sekolah dapat dipakai sebagai sarana untuk pembentukan kebudayaan. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan sarana untuk pembudayaan.

E. Peranan Sekolah Dalam Hal Kebudayaan


1. Peranan Sekolah Sebagai Pewaris Kebudayaan seperti telah dibahas terdahulu, yaitu hasil cipta, karsa dan karya manusia berupa norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan dan tingkah laku yang dipelajari dan dimiliki semua anggota masyarakat tertentu dan dijunjung tinggi. Hasil cipta, karsa dan karya manusia yang memiliki nilai dan dijunjung tinggi tidak dengan sendirinya dimiliki oleh anak didik tanpa diajarkan (ditransmisikan) kepada anak atau dipelajari oleh anak tersebut. 2. Peranan Sekolah Sebagai Pemelihara Nilai-nilai budaya yang tinggi dan pantas untuk dilestarikan, maka sekolah perlu memelihara, sedangkan budaya yang tidak perlu seperti egosentris (mementingkan diri sendiri) lambat laun harus dikurangi. 3. Peranan Sekolah Sebagai Pembaru Kebudayaan Selain peranan sekolah sebagai pemelihara dan pewaris nilai-nilai budaya, juga sebagai pembaru (inovatif). Budaya yang sudah tidak sesuai dengan keinginan atau kehendak masyarakat dihilangkan, sedangkan yang
Sosiologi Pendidikan

1-

15

sesuai dengan kehendak masyarakat dijaga dan dikembangkan, sehingga timbul budaya-budaya baru di kemudian hari. Sampai di sini Anda telah mempelajari dan menyelesaikan kegiatan belajar sub unit 2 (dua) tentu Anda telah menguasai uraian di atas, untuk mengetahui pemahaman Anda kita kerjakan latihan berikut ini.

Latihan
1. Jelaskan pengertian dari budaya menurut Ahmadi ! 2. Jelaskan jenis budaya yang bagaimana yang perlu dilestarikan! 3. Jelaskan hal-hal apakah yang perlu diperhatikan dalam hal peningkatan mutu pendidikan!

Rambu-Rambu Jawaban Latihan


1. Budaya adalah daya dan budi pekerti yang berupa cipta, rasa dan karsa. 2. Yang dilestarikan adalah budaya yang masih diinginkan dari masyarakat. 3. Harus diperhatikan adanya tujuan pendidikan harus dirumuskan secara jelas, materi pelajaran harus sesuai dengan tujuan pendidikan, metode harus bervariasi dan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

RANGKUMAN
Kebudayaan berasal dari kata cultuur (bahasa Belanda), culture (bahasa Inggris), colere (Latin) yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Pendidikan merupakan bagian integral dari kebudayaan. Ciri khusus agar pendidikan menjadi pusat kebudayaan adalah peningkatan mutu pendidikan, menciptakan masyarakat belajar, sekolah sebagai teladan bagi masyarakatnya dan sekolah membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

1 - 16 Unit 1

Tes Formatif 2
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan cara memilih abjad di depan pilihan yang paling tepat untuk melengkapi pernyataan atau menjawab pertanyaan. 1. Kebudayaan berasal dari kata culture yaitu berasal dari bahasa.. A. Belanda B. Inggris C. Latin D. Sansekerta 2. Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat merupakan pendapat dari.. A. Selo Soemardjan B. Soelaeman Soemardi C. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi D. E.B. Taylor 3. Melalui pendidikan maka kebudayaan dapat, kecuali. A. diperbaharui B. dimiliki C. diwariskan D. dirumuskan 4. Pembentukan kebudayaan dapat dilaksanakan, kecuali. A. pendidikan di sekolah B. pendidikan pramuka C. teman sejawat D. pendidikan pada keluarga 5. Membentuk keinginan untuk belajar sepanjang hayat dapat dibentuk melalui. A. membentuk manusia Indonesia seutuhnya B. menciptakan masyarakat belajar C. sekolah sebagai teladan D. metode penyampaian bervariasi 6. Pengertian dari pembudayaan berarti kebudayaan dapat . A. dibentuk B. dipaksakan C. diambil D. dibuat 7. Peranan guru di sekolah dalam kebudayaan, kecuali. A. sosialisasikan B. transmisikan
Sosiologi Pendidikan

1-

17

C. pewarisan D. perekrutan 8. Dalam hal pembentukan kebudayaan guru dan murid mempunyai hubungan yang. A. sederajat B. horizontal C. vertikal D. timbal balik 9. Bahwa pendidikan itu merupakan bagian integral dari kebudayaan adalah pendapat dari . A. I.G.A.K Wardani B. E.B. Taylor C. Selo Soemardjan D. H. Abu Ahmadi 10. Agar pendidikan menjadi pusat kebudayaan apabila memenuhi kriteria, kecuali. A. peningkatan mutu pendidikan B. menciptakan masyarakat belajar C. pendidikannya mahal D. membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

1 - 18 Unit 1

Selamat Anda telah berhasil menyelesaikan kegiatan sub unit 2 (dua) sesuai tujuan pembelajaran sub unit 2 (dua), mudah-mudahan Anda dapat memahami dan menerapkan teori-teori tersebut dalam kegiatan sehari-hari. Untuk mempermudah mengingat kembali materi yang telah dipelajari, Anda sebaiknya dapat membaca ulang rangkuman, mengerjakan soal latihan dan mengerjakan tes formatif dari setiap kegiatan belajar. Apabila Anda ingin mengetahui hasil tes formatif cari kunci tes formatif pada bagian akhir modul ini dan memecahkan jawaban Anda. Kemudian hitung keberhasilan Anda dengan menggunakan rumus : Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan materi : x 100 % Jumlah soal Arti penguasaan yang Anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali 80 % - 89 % = baik 70 % - 79 % = cukup < 70 % = kurang Apabila tingkat keberhasilan Anda telah mencapai 80 % atau lebih, berarti Anda telah berhasil dan dapat meneruskan ke modul berikutnya. Jikalau keberhasilan Anda kurang dari 80 %, bacalah kembali kegiatan belajar 2 (dua), sebelum melanjutkan ke modul selanjutnya.

Sosiologi Pendidikan

1-

19

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif I
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. C D D C C C A B B B

Tes formatif 2
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. B C D C B A D C A C

1 - 20 Unit 1

Glosarium

Biologis Karsa

: :

sifat jasmaniah seseorang kehendak

Sosiologi Pendidikan

1-

21

Daftar Pustaka
H. Abu Ahmadi. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. H. Aswandi Bahar. 1989. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Dirjen Dikti. Made Pidarta. 2000. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Mohammad Ansyar. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depdikbud. Parsono dkk. 1990. Landasan Kependidikan. Jakarta : Depdikbud UT. Redja Mudyahardjo. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Depdikbud. Ravik Karsidi. 2007. Sosiologi Pendidikan. Solo : Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press) Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grasindo Persada. Sunaryo Kartadimata. 1996/1997. Landasan-Landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikti. Sutan Zanti Arbi dan Syakmiar Syahrun. 1991/1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Depdikbud UT. Wardani, I.G.A.K. 1999. Dasar-Dasar Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

1 - 22 Unit 1

You might also like