You are on page 1of 29

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting

Bagian I

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (PMD): Sebuah Refleksi


Oleh: Meneth Ginting

Refleksi ini mengajukan gambaran dan penjelasan maupun renungan terhadap PMD mata ajaran/mata kuliah yang saya berikan di Fakultas Pertanian USU (dan dalam kesempatan memberikan kuliah lainnya di sana-sini) selama 40 tahun (19652005). Walaupun tidak sepenuhnya terlaksana, saya menggunakan karya tulis yang pernah saya kerjakan dan tautan kata berikut ini mendasari refleksi ini. TEKAD MEMBANGUN DESA Dalam membangun desaku, Merenung aku sejenak Menoleh aku ke belakang Belajar dari masa lalu Kutengok ke kiri dan ke kanan Mengenal tempat berpijak Kupandang ke depan, Kutetapkan tujuan dan arah kusingsing lengan baju Dengan semangat dan tekad dihati Dengan keringat, tanpa air mata Kuraih bahagia satu per satu Pakuling, 1984 (D. H. Penny & Meneth Ginting: Pekarangan Petani dan Kemiskinan, Gadjah Mada University Press, 1984) Karya tulis (terlampir dalam curiculum vitae) mengenai PMD telah saya geluti semenjak mahasiswa (kolokium, tugas mayor dan minor, dan skripsi), mulai diterbitkan tahun 1996 dalam Majalah Kultura Fakultas Pertanian USU dan beberapa harian di Medan. Pidato Guru Besar saya di USU adalah konsepsi Musyawarah Mufakat Pembangunan Desa (MMP-D) yang telah diterbitkan oleh Forum
Halaman 1

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

Inovasi Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) Jakarta, 2003. Adapun isi (content) mata kuliah PMD adalah terus berkembang, tetapi benang merahnya tetap berkisar antara pengenalan desa, Kebijakan PMD dan aspek teori lainnya (dalam tulisan Musyawarah Mufakat Pembangunan). Refleksi-1 PMD adalah sepatutnya menjadi prioritas pembangunan. PMD adalah patut dan perlu menjadi prioritas pembangunan nasional dan pembangunan daerah di negara berkembang terutama Indonesia. Hal ini tidak lain oleh karena pembangunan yang utama dan terutama adalah pembangunan manusia seutuhnya. Manusia yang perlu dibangun jiwa dan raganya itu mayoritas adalah di desa. Refleksi-2 PMD adalah komprehensif. Sampai saat ini definisi PMD masih diperdebatkan, misalnya apakah Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) sama dengan Pembangunan Desa (PD). Walaupun ada pendapat yang berbeda tapi sepertinya ada kesesuaian/kesepakatan bahwa PMD adalah satu hal yang komprehensif. Hal ini adalah oleh karena ilmu-ilmu yang berkaitan dengan IPOLEKSOSBUDHANKAMLH (Idiologi, Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan Keamanan, dan Lingkungan Hidup) terkait dan tercakup di dalamnya. Sekedar contoh: peranan pemerintah dalam perekonomian dalam ekonomi makro juga diajarkan juga dijabarkan untuk PMD, begitu juga lingkungan hidup dan dampaknya dengan seluruh indikatornya: ekologi, ekonomi, sosial budaya, dan kelembagaan (institusi) dibahas tentu saja dengan unit analisis desa. Memang PMD menuntut cakrawala pemikiran yang luas dan komprehensif. Refleksi-3 PMD adalah wacana global. Penanggulangan kemiskinan dan perubahan sosial merupakan inti dari PMD adalah memang merupakan masalah utama di negara ke-3 menjadi topik seminar global dan banyak didiskusikan di banyak negara (terus terang pengetahuan mengenai PMD inilah yang membuat saya melanglang buana ke Amerika, Australia, Swedia, dan Jerman Barat, dan juga ke negara-negara Asean menjadi pembicara atau peserta pertemuan ilmiah yang dikoordinir badan-badan internasional). Refleksi-4 Yang paling tahu PMD adalah masyarakat desa. Sering dilupakan bahwa kearifan tradisional telah ratusan tahun menjadi benteng yang kokoh dari warga desa. Kita tahu ada lubuk larangan di
Halaman 2

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting

Madina Natal yang banyak membantu masyarakat, kita tahu (baru tahu) bahwa rumah tahan gempa telah lama diketahui masyarakat desa, kita tahu setelah pengalaman dilanda gempa. Intuisi adalah salah satu cara mendapatkan kebenaran bukan hanya melalui metode riset saja, inilah ilmu yang perlu diketahui para peneliti. Refleksi-5 Perencanaan PMD perlu disusun dengan MMP-D. Perencanaan PMD perlu disusun dengan cara joint planning (penggabungan top down dan bottom up planning) oleh seluruh pemangku amanah (stakeholders) desa. Orang desa dan orang luar desa/orang atas desa perlu duduk bersama dalam musyawarah mufakat pembangunan desa. Bersama menentukan idaman dan harapan, bersama menentukan hambatan mencapai idaman dan harapan, bersama menemukan usul/saran dan bersama pula menentukan implementasi (siapa mengerjakan, apa, kapan, dan bagaimana). Refleksi-6 PMD memantapkan jati diri. Dalam PMD kita akan menemui idaman berbagai bangsa dan suku bangsa Karo: TSM (Tuah, Sangap, Mejuah-juah), Toba: 3 H (Hasangapon, Hamoraon, Hagabeon), Jawa: KTCWG (Kukilo= burung perkutut, Turangga= kuda tunggang, Curiga= keris, Wismo= rumah, dan Garwo= jodoh), Singapura (hipotesis): 5C (Credit Card, Car, Condomonium, Career & Companion). Apakah jati diri seseorang yang dalam dirinya tree in one dia berasal dari etnis tertentu (Jawa, Toba, Karo, Minang, Melayu, dll.), dia orang Indonesia dan dia juga warga dunia. Jati diri dapat dimantapkan dengan belajar PMD. Refleksi-7 PMD adalah mengenai manusia yang sukar ditebak. Pak D.H. Penny dan saya tidak jadi menutup buku kami: Pekarangan Petani dan Kemiskinan (1984) dengan pernyataan kata-kata air laut dapat diduga hati manusia siapa tahu, tetapi kami mengingat walaupun hanya menuliskan, Begitulah hakikat manusia sukar dimengerti. Yang juga tidak terlupakan dari studi kami adalah bahwa orang desa itu adalah bijaksana namun rasionalitas orang desa memang masih perlu menjadi bahan studi. Refleksi-8 Yang paling menarik dari PMD: Teori Kepemimpinan dan Teori Adopsi. Kalau berjumpa dengan bekas mahasiswa, mereka sering menyatakan bahwa yang paling menarik dari mata kuliah PMD adalah mengenai teori kepemimpinan dan teori adopsi. Penjelasannya: teori kepemimpinan adalah pemantapan mengenai diri sendiri dan teori adopsi yang mengajarkan tingkat kesadaran
Halaman 3

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

dalam penerimaan ide baru (inovasi) nyata-nyata membuat seseorang dapat meningkatkan empati atau simpati kepada orang lain. Menurut mantan mahasiswa, kedua teori ini nyata-nyata mereka temui di lapangan dalam kerja dan karier mereka. Refleksi-9 PMD priotitas pembangunan yang terlupakan. Dahulu doeloe tahun 1960-an di Fakultas Pertanian USU, seluruh mahasiswa/i mesti melaksanakan Praktik Umum Pertanian dan Praktik Desa selama beberapa bulan di perdesaan. Hal ini membuat mahasiswa mau tidak mau mengenal desa. Doeloe Fakultas Pertanian USU, disegani dan diakui kelebihannya dalam pendalaman materi tentang PMD oleh fakultas pertanian lainnya di Indonesia. Catatan penting: dua orang sahabat saya yang telah almarhum (Ir. A. Rachman Rangkuti: alumni Fakultas Pertanian USU yang bertahun-tahun berkecimpung jadi anggota DPR RI dan Prof. Dr. Mubyarto, Guru Besar UGM) mengeluhkan secara langsung sedikitnya perhatian terhadap PMD pada beberapa tahun terakhir ini dari pemerintah maupun dari ilmiawan. Gaung pembahasan PMD dan juga pembangunan pertanian nyaris tak terdengar, kata sdr. Lali (Dr. H. S. Dillon) dan juga kata sdr. Ir. Soekirman (baru saja dilantik jadi Wakil Bupati Serdang Bedagai). Ada pula pernyatan-pernyataan sahabat yang merasuk kalbu, Net tidak ada lagi orang membicarakan

pembangunan masyarakat desa pantai, alangkah sia-sianya upaya yang telah kita buat dahulu, itulah pernyataan merupakan keluhan
mendalam dari Prof. Bahauddin Darus (yang selalu memanggilku Net), dalam perjalanan Beliau berobat ke Singapura bulan lalu. Refleksi-10 Fakultas Pertanian USU perlu desa binaan. Bukan karena iri mendengarkan cerita warga UPLB Los Banos Philipina yang bersemangat penuh gairah menceritakan laboratorium sosial yang mereka bina. Bukan pula hanya untuk kepentingan mata kuliah PMD dan memenuhi tuntutan hati nurani saya. Akan tetapi memang perlulah, memang patutlah Fakultas Pertanian USU mempunyai desa binaan. Banyak argumen untuk itu, tetapi cukuplah kiranya 3 kata: pertanian itu di desa. Refleksi-11 Fakultas Pertanian USU perlu kerja sama dengan pemerintah daerah. Syukur alhamdulillah kerja sama Fakultas Pertanian USU dan Bapemmas Provinsi Sumatera Utara akan ditandatangani hari ini. Semoga terwujud kerja sama Fakultas Pertanian USU dengan pemerintah kabupaten dan pemerintah kota. Amin. ***
Halaman 4

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting

Ya Allah, panel diskusi PMD yang dilaksanakan ini merupakan peringatan HUT-ku yang ke-65 (satu hal yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya). Panel diskusi ini terlaksana atas kerja nyata, ketulusan/kebaikan hati sahabatku, para pemrakarsa, sponsor, panitia, dan banyak orang yang menjadikan panel diskusi hari ini menjadi kenyataan. Aku tak sanggup membalas kebaikan hati para sahabatku tersebut (yang terlalu panjang kalau namanya kucantumkan satu per satu di sini, tetapi Allah merngetahui dengan pasti siapa mereka). Tolonglah ya Allah, balaslah kebaikan mereka berlipat ganda. Ya Allah, aku menyadari bahwa kejadian hari ini dan aku menjadi schoolar PMD dan aku mempunyai banyak sahabat yang memberikan warna-warni keindahan dalam hidupku adalah berkat ridho-Mu. Terima kasih, berilah kehidupan yang bermakna kepadaku dan kepada para sahabat-sahabatku. Allahu Akbar.

Halaman 5

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

KARYA TULIS PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (SELEKTIF)


Tahun 1966

Gotong-royong di Tanah Karo. Kultura Fakultas Pertanian USU Medan No. 1. Pelaksanaan Tugas Penyuluhan dalam Proyek Pangan Medan Jaya. PMD. No. 4 dan Kultura Fakultas Pertanian USU Medan No. 7/8.

Tahun 1967

Pangan di Sumatera Utara. Seminar Dasawarsa Fakultas Pertanian USU Medan, dan Kultura Fakultas Pertanian USU Medan No. 13/14. Beberapa Kesan dari Koresteda Konreg. Fakultas Pertanian USU Medan. No. 16.

Tahun 1968 Metode Penyuluhan Pertanian. Kultura Fakultas Pertanian USU Medan. No. 19. Pendidikan Masyarakat Desa dan Penyuluhan Pertanian. Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian USU Medan (dengan Ir. M. B. Sirait ).

Tahun 1969

Dengan Uang Rp 100.000,- Kultura Fakultas Pertanian USU Medan No. 23. Penanaman Padi PB8 di Tuntungan. Majalah Corps Bukit Barisan No. 2 Medan.

Quo Vadis Landerform? Kultura Fakultas Pertanian USU Medan


No. 27.

Tahun 1970 Kabar Berita dari Desa. Majalah MAKRO, Fakultas Ekonomi USU No. 2. Rencana Pembangunan 8 Tahun Proyek Pertanian Desa Narawita Maryke. Proyek Pembangunan Daerah Universitas Sumatera Utara (PPDUSU).

Halaman 6

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting

Penyuluh dan Petani. Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian USU. Medan (bersama Mangantar Sirait, Rachman Rangkuti, David Penny, dan Sahat Simanjuntak).

Tahun 1971

Beberapa Aspek Perencanan Pembangunan Daerah. Seminar Pembangunan Desa. Proyek PPDUSU. Pengabdian Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Panitia Dies Natalies USU1971 Biro Rektor USU (Pemenang Karya Tulis Mengenai Pengabdian Masyarakat USU). Bagaimana Membangun Kota yang Modern? Panitia Hari Ulang Tahun Kotomadya Medan, Medan, 1971. Walikota Kotamadya Medan. (Pemenang 1 Sayembara Membangun Kotamadya Medan). Survei Pembangunan Masyarakat di Sumatera Utara. Analisa Tingkat Kecamatan. Tim Karya Profesi & Fakultas Pertanian USU, Medan (dengan Ir. RM. Purba dkk.).

Tahun 1972

Pembangunan Daerah. Majalah IPMI Sumatera Utara No. X. Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Asahan. Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan & Medan Fair.

Tahun 1972 Studi Kasus Metode Workshop dalam Regional Planning Kalimantan Timur. Badan KoordinasiPembangunan Daerah Sumatera Utara (BAKOPDASU), Medan. Strategi Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Seminar Pembangunan Daerah Sumatera Utara di Berastagi. BAKOPDASU (dengan Ir.M. Sipahutar).

Tahun 1973

Persatuan Peladang Malaysia (Farmers Association of Malaysia). The Agriculture Development Council Inc. Singapore (dengan Ir. Syahrum LubisRISPA).

Cost, Margins, and Channels for Export Marketing of Fresh Vegetable in North Sumatera ldalam Herman Southworth (ed) Some Studies of Fresh Fruit and Vegetable Marketing in Asia. The Agriculture Development Council Inc. New York. P. 2134.
Juga diterbitkan Pustaka Universitas No.53/1973), Universitas Indonesia (UI) Jakarta.

Halaman 7

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

Tahun 1974 Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara dan Sinkronisasi Pendidikan Teknik. Seminar Pendidikan Teknik. Fakultas Teknik USU. BAKOPDASU. Medan. Tahun 1978

Analisa tentang Kemiskinan di Sriharjo. Seminar 17 Agustus 1978. HIPPIAACT. Canbera.

Property and Resources Allocation in Sriharjo, Rural Java.


Australian National University, Canbera, 1978. M.A.D.E

Disertation.
Tahun 1979

Some Information of Kecamatan Rampah North Sumatra. Seminar on Indonesia Swedish Staff Development Project. Medan & Yogyakarta. Some Aspect of Social Life in the Swedish Community. Report of the Swedish & Indonesia Staff Development Project. Concluding
Seminar. Uppsala University Sweden (dengan Ulla Goranson, Merdang Sembiring & Sven Thiberg, juga diterbitkan dalam Kultura No 94/95. Medan 1981).

Agriculture Sectors in North Sumatra: Sukanalu, Pematang Raya and Sungai Rampah A Rural Development Study, USUSwedish
Team Medan Stockholm). (dengan Dr. Ulla Goranson University of

Penelitian Masalah IPOLEKSOSBUDHANKAM Daerah Perbatasan Pantai Timur Sumatera Utara. Dept. Pertahanan dan Keamanan RI & Lembaga Penelitian USU Medan (dengan Prof. Mahadi, S.H., dkk.).

Tahun 1980

Pengembangan Kemanusiaan dalam Dekade 80-an. Manusia yang Bersedia Mengabdi (the Man Who Care). Simposium Pembinaan Sumber Daya Manusia untuk Pembangunan Masyarakat di Desa di Sumatera Utara dalam Dekade 80-an. USUKADINSUICAPIILION CLUBPERHEPI. Medan. Idaman dan Harapan Masyarakat Desa Pantai Sumatera Utara. Panitia Dies Natalis USU XXIII (Pidato Dies Natalis USU).

House Gardenthe last resort? Further Economic Arithmatic from Sriharjo, in Garnaut R.G. & Peter McCauley (eds), Indonesia: Australian Perspective, Indonesia Dualism Growth

Halaman 8

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting

and Proverty. Research School of Pasific Studies. The Australian National University. Canberra. (dengan D.H. Penny).

Petani Pekarangan dan Kemiskinan, Pekarangan adalah benteng terakhir? Konferensi Ekonomi Pertanian VI/Kongres PERHEPPI VI. Medan (dengan D.H. Penny). Konsep dan Pelaksanaan Pembangunan Desa Pantai. Konferensi Nasional Ekonomi Pertanian VI/Kongres PERHEPPI VI. Medan (dengan Drs. Bahaudin Darus). Proyek Pembangunan Desa Pantai Suatu Pengalaman di Sumatera Utara. Lokakarya Pembinaan Desa Model. Pusat Pembangunan Desa. Universitas Syahkuala Darussalam, Banda Aceh. Proyek Desa Pantai Sumatera Utara. Kumpulan Makalah Temu Karya Proyek LPSM Malang. Sekretaris Bina Desa. Jakarta. Idaman dan Harapan Masyarakat Desa Pantai Sumatera Utara. Pidato Ilmiah Dies Natalis USU 1/9/1980. Panitia Dies USU, 1980.

Tahun 1981

Kebijakan Penyuluhan USU No.IX Tahun ke-VII. USU Medan.

An Economic Survey of North Sumatra. Buletin of Indonesia Economic Studies (BIES). Australian National University (ANU) Canberra (dengan Ms. Ruth Daroesman).

Tahun 1983

Musyawarah Mufakat Pembangunan Desa (MMP-Desa). Satu Metode Baru dalam: Analisa, Perencanaan, dan Pelaksanaan Pembangunan Desa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Daerah, Departemen dalam negeri RI Jakarta. (Karya Ilmiah).

Sharing Approaches That Work. International Exposition of Rural Development Temukarya Pembangunan Perdesaan. Rural Development Intercgange. USU Medan.
Musyawarah Mufakat Pembangunan Desa (MMP-D). Suatu Metode Baru dalam: Analisa, Perencanaan, dan Pelaksanaan Pembangunan Desa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Daerah, Departemen Dalam Negeri RI. Jakarta.

Halaman 9

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

Tahun 1984

Pekarangan Petani dan Kemiskinan. Gajah Mada University Press & Yayasan Agro Ekonomika (dengan Dr. D.H. Penny). MMP Rumpun Desa Kecamatan Muara Dua, Lokseumawe. Pemerintah Daerah Tkt. II Kabupaten Aceh Utara, PT Arun Lhokseumawe. LPPM USU. Medan. MMP Desa Kecamatan Tanjung Morawa Deli Serdang, Pemerintah Daerah Tkt. II Kabupaten Deli Serdang & LPPM USU.

Tahun 1986 Sistem Perencanaan Pembangunan dan Penyediaan Tanah Untuk Lokasi Pembangunan di Kabupaten Daerah Tingkat II Karo. Penyuluhan Agraria dan Diskusi Tata Guna Tanah Sehubungan dengan Perencanaan Pembangunan Daerah ke-XI, tanggal 911 Desember 1986 di Jakarta. Pemerintah Kabupaten Dati II Karo, Kabanjahe. Tahun 1990 Idaman & Harapan Masyarakat Desa Kabupaten Karo. USU Press. Medan. Tahun 1991 Penanggulangan Kemiskinan: Refleksi Pengalaman Kabupaten Karo. Seminar dan Lokakarya Nasional (Semiloka Nasional) Penanggulangan Kemiskinan. IPB Bogor. Tahun 1993 Penelitian Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWI). Makalah Lokakarya Program Penelitian Pascasarjana USU. Medan. Tahun 1994 Pemikiran-Pemikiran Dr. A.T. Mosher: Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah Diskusi Panel tentang Pemikiran A.T. Mosher 20 tahun kemudian. Pusat Studi Pembangunan IPB Bogor.

Tahun 1998 Keragaan dan Dinamika Organisasi Koperasi. Penelitian Mandiri (Dana Rutin USU 1988/1999 No.14/JO5.9/PG/K/1988,10 November 1988. Lembaga Penelitian USU). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Halaman 10

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting

Tahun 1999

Dinamika Organisasi Koperasi Disertasi. Program Pascasarjana IPB Bogor. Tinjauan Perbedaan dan Persamaan Penyuluhan Pembangunan (PP) dengan Community Development (CD) dan Refleksi Musyawarah Mufakat Pembangunan Desa (MMP-D). Program Studi Penyuluhan Pembangunan. PPS IPB. Bogor. Strategi Komunikasi Bagi Para Penyuluh dalam Pembangunan Masyarakat Desa. Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian USU. Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian USU Medan.

Tahun 2000

Inventarisasi dan Identifikasi Usaha-Usaha Perikanan di Sumatera Utara. 2001 Kerja sama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan UNHAM. (Tim Peneliti UNHAM) Medan. Pembahasan tentang Sosial Ekonomi dan Budaya PT Inti Indo Rayon Utama (PT IIU). Makalah disajikan dalam Temu Kajian Ilmiah Upaya Penyelesaian Permasalahan PT Indo Rayon Utama. Parapat (2223 September 2000). Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Medan. Kontribusi Penyuluhan Pembangunan dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah. Makalah Seminar Nasional Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Menuju Terwujudnya Masyarakat Madani IPB Bogor (2526 September 2000). Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Program Pascasarjana IPB & Persatuan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia, Bogor. Ke Arah: Ilmu Alamiah & Amal Ilmiah Idaman Pengabdian Masyarakat IAIN Sumatera Utara. Panitia Lokakarya Pengembangan Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat L.A.I.N Sumatera Utara. Lubuk Larangan: Kearifan Tradisional Pengelolaan Lingkungan Hidup Masyarakat Madina Sumatera Utara 2000. Makalah Seminar Pembangunan Mandailing Natal. Emerald Garden Hotel (18 Oktober 2000). Panitia Seminar Pembangunan Mandailing Natal. Medan. Beberapa Permasalahan dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Makalah Panel Diskusi Dwi Bulanan Fakultas Pertanian USU (20 Oktober 2000). Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian & UMR Fakultas Pertanian USU. Medan.
Halaman 11

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

Kerja sama Fakultas Pertanian USU dengan Pemerintah Daerah dalam Otonomi Daerah. Makalah Seminar Dies Natalis Fakultas Pertanian USU ke-44 (25 November 2000). Fakultas Pertanian USU, Medan.

Tahun 2001

Dinamika Organisasi Koperasi. Regional Workshop Penguatan Koperasi Melalui Pembaharuan UU No.25/1992 dan Kebijakan Pelatihan Koperasi se-Sumatera Bukit Tinggi 1315 Februari 2001. Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP 21). Pembangunan Desa Pantai Sumatera Utara: Program, Anggaran, dan Sumber Pendanaan. Makalah Pengantar Diskusi Lokakarya Penanggulangan Kemiskinan di Kawasan Pantai Sumatera Utara Medan, 13 Juni 2001. Kerja sama Badan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Koordinator Samsat Kelautan SU, Universitas Amir Hamzah, HNSI SU, Forum Pembebasan Tanah Ulayat Mayarakat Melayu Sumatera Timur. Globalisasi, Otonomi Daerah dan Penyuluhan Pertanian (Pointers). Temu Tugas PPS Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara Tanggal 18 November 2001 di Aula Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Utara, Medan. Pola Pembangunan Berkelanjutan Provinsi Sumatera Utara (Pendekatan, Proses, Partisipasi, Pemantauan, dan Penegakan Hukum). Program Pascasarjana USU & BAPEDALDASU. Medan (Tim Program Pascasarjana USU). Strategi 2001: Otonomi Daerah Pembangunan Desa Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat. Universitas Amir Hamzah Medan dan Pemerintah Kabupaten Langkat.

Halaman 12

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting

MUSYAWARAH MUFAKAT PEMBANGUNAN DESA (Suatu Alternatif dalam Analisis, Perencanaan, dan Pelaksanaan Pembangunan Desa dalam Era Otonomi Daerah)

Musyawarah Mufakat Pembangunan (MMP) adalah pendekatan alternatif dalam pembangunan desa dan pembangunan masyarakat desa. Dengan basis perencanaan bersama (saling mengisi atasbawah), MMP akan menghasilkan perencanaan program pembangunan desa yang komprehensif mencakup analisa, perencanaan, dan rencana implementasi. Kerangka Pikiran Betapa pentingnya Pembangunan Desa & Pembangunan Masyarakat Desa (PD & PMD), tidaklah memerlukan kata pengantar yang panjang dari berbagai alasan yang dapat diturunkan, satu pernyataan saja sudah sangat mencukupi:

"...Apabila tujuan pembangunan Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya, maka pembangunan desa di mana mayoritas manusia Indonesia berada tentulah hal yang merupakan prioritas".
Dengan berlakunya UU No. 22/1999 tentang Otonomi Daerah, peranan desa akan menjadi lebih strategis dan penting dalam pembangunan. Apa yang diharapkan mengenai PD & PMD dalam otonomi daerah pada dasarnya adalah pembangunan yang terlaksana dari, oleh dan untuk masyarakat desa yang merupakan dasar Musyawarah Mufakat Pembangunan Desa (MMP-D). Kaitan antara konsepsi MMP-D dalam kerangka otonomi daerah dan kesejagatan (globalisasi) menambah keyakinan bahwa MMP-D adalah satu alternatif dalam PD & PMD. Hal ini tidak lain oleh karena dalam era otonomi daerah dan era kesajagatan akan ada tuntutan comparative advantage & comparative competitive yaitu tuntutan perlunya setiap daerah (termasuk desa) mengenal dan merencanakan pembangunannya berdasar potensi yang paling menguntungkan dan kompetitif untuk dikembangkan.
Halaman 13

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

Konsepsi MMP-D ini pada dasarnya telah mengalami perkembangan. Sebelum konsepsi ini diterima Puslitbang Departemen Dalam Negeri RI 1983 sebagai karya ilmiah, tahun sebelumnya telah diuji coba di Kabupaten Aceh Utara atas permintaan PT Arun bersama Bupati Aceh Utara dan juga di Kabupaten Deli Serdang atas permintaan Bupati Deli Serdang. Kemudian, di antara tahun 19861989 sewaktu penulis bertugas sebagai Bupati Karo (19851990) telah pula dipraktikkan di Kabupaten Karo. Akan tetapi MMP-D pada masa lalu itu kiranya "tidak tepat waktu" sukar penerapannya oleh karena kebijakan (policy) pendekatan pembanguan desa yang dilaksanakan terlalu bersifat "top down". Apakah PD & PMD itu? Departemen Dalam Negeri RI yang membina pembangunan desa memberi pengertian yang sama yaitu:

"Seluruh kegiatan pembangunan di perdesaan, meliputi seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat, direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu, dengan mengembangkan swadaya gotong royong masyarakat sendiri".
Perbedaan pendapat mengenai definisi dapat berkepanjangan, akan tetapi yang pasti PD & PMD memerlukan perencanaan dalam penjabaran yang berantai sebagai: proses, metoda, program, dan gerakan. Sebagai proses penekanan adalah kepada masyarakat secara sosial dan psikologis bahwa dalam PD & PMD setiap orang perlu ada perasaan rasa memiliki, bertanggung jawab, dan rasa ingin berperan serta dan perasaan kebersamaan yang tercermin dari, oleh, dan untuk kita. Sebagai metode mencakup proses dan tujuan yang menekankan kepada tujuan PD & PMD. Sebagai program mencakup metode dan dengan penekanan kepada aktivitas masing-masing orang dan aktivitas bersama. Sebagai gerakan mencakup program dan dinamika emosional dengan penekanan mengenai ide dari PD & PMD. Perencanaan PD & PMD melalui cara-cara perencanaan dari atas ke bawah, cara perencanaan dari bawah ke atas atau cara perencanaan terpadu.

Halaman 14

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting Perencanaan dari 'atas ke bawah' (pre determined planning atau top down planning) Perencanaan dari 'bawah ke atas' (self determined planning atau bottom up planning) Perencanaan terpadu' (joint planning atau bersama/ isi mengisi')

Gambar 1. Cara-Cara Perencanaan PD & PMD

Perencanaan PD & PMD dari bawah ke atas berarti mengutamakan kepentingan desa sedangkan apabila perencanaan PD & PMD dari atas ke bawah, kepentingan desa adalah terkait dengan kepentingan utama pembangunan "atas desa" (kabupaten/kota, provinsi atau pembangunan nasional). Jelaslah bahwa masing-masing cara perencanaan PD & PMD tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Alam pikiran konsepsi MMP-D dalam perencanaan PD & PMD bukanlah dengan cara dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah akan tetapi perencanaan terpadu, perencanaan bersama isi mengisi. Dalam MMP-D sebanyak mungkin menampung aspirasi dari warga desa dan juga warga "luar desa" yang membawa misi pembangunan atas desa. Tujuan dan Kegunaan Dalam taraf awal (tahap-1) penggunaan metode MMP-D mempunyai tujuan untuk menghasilkan perencanaan program pembangunan desa yang menyeluruh (komprehensif) mencakup analisa, perencanaan, dan rencana implementasi. Dalam perkembangan selanjutnya (tahap-2) dapat digunakan dalam musyawarah desa secara reutine, MMP-D akan menjadi gerakan. Dari segi peserta, tujuan MMP-D dapat dikatakan sebagai wadah untuk menciptakan koalisi dari seluruh ekpertise di desa yaitu dengan peserta musyawarah yang mewakili birokrat, plutokrat (usahawan), teknokrat, demokrat, dan sukarelawan (Gambar 2).
B

P B = Birokrat P = Plutokrat S = Sukarelawan T = Teknokrat D = Demokrat

Gambar 2. Peserta MMP-D


Halaman 15

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

MMP-D adalah metode untuk membuat idaman akan hari depan dari dan terhadap masyarakat desa, mempersiapkan satu metode (caracara) mewujudkan yang menjadi idaman. Dari MMP-D ini akan dihasilkan satu dokumentasi yang berisi idaman & harapan, hambatan dasar, usul & taktik, dan implementasi pelaksanaan. Kegunaan MMP-D bukan saja untuk menghasilkan dokumentasi rencana, tetapi juga (sebagaimana hakikat musyawarah mufakat) menciptakan persaudaraan dan rasa kebersamaan. Paling sedikit kegunaan MMP-D adalah sebagai (1) Rencana yang komprehensif (2) "Citra" hari depan yang jelas karena MMP-D akan menggambarkan masa depan yang diidam-idamkan (3) Alat, metode MMP-D sebagai alat akan dapat dipergunakan terus-menerus (replicable) di desa dan (4) Pencerminan usaha mempercepat hubungan antara desa dan luar desa karena kepentingan luar desa ditampung dalam MMP-D.

Halaman 16

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting

DINAMIKA MMP-D
Proses MMP-D Dinamika yang dimaksudkan dalam MMP-D adalah hal yang dinamis oleh karena apa yang dikerjakan dalam proses MMP-D bukan hal yang statis. Hal yang dinamis dalam proses MMP-D mencakup 3 proses analisis, perencanaan, dan implementasi (A,B,C) dengan komponen tertentu (1 s.d. 6) seperti terlihat dalam Gambar 3.

A. Analisis 1. Idaman & Harapan 2. Hambatan Dasar B. Perencanaan 3. Usul Praktis 4. Taktis C. Implementasi 5. Program pelaksanaan 6. Jadwal pelaksanaan

Gambar 3. Dinamika Metode MMP-D

Pengalaman dalam melaksanakan semangat kerja sama isi-mengisi yang telah biasa di desa adalah salah satu fungsi MMP-D. Untuk itu dalam pelaksanaan MMP-D selalu diarahkan mencapai kesepakatan bersama setelah melaksanakan diskusi pleno. Kerja sama dibina melalui metode dengan tahapan awal (1) kerja sendiri (individu) kemudian disusul (2) sidang kelompok dan (3) sidang pleno. Pleno adalah forum kesepakatan yang kreatif di mana akan terlihat banyak data yang telah terkumpul waktu sidang kelompok (yang menambah pengertian baru) yang akan disepakati bersama. Pleno adalah 'think thank' untuk memperoleh pendapat bersama yang meminta pemecahan dalam waktu yang terbatas. Adapun sidang kelompok dalam MMP-D adalah kegiatan pengumpulan data juga mengungkapkan prioritas dari data, yang akan dilaporkan dalam pleno. Sebelum diskusi kelompok, ada masa di mana setiap orang bekerja sendiri (dalam pengajuan data) sehingga setiap orang terjamin ikut berpartisipasi. Dengan demikian pemantapan (kristalisasi) data terjadi dua kali yaitu pertama, data secara sendiri-sendiri menjadi data (kesepakatan)

Halaman 17

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

kelompok. Kedua, data kelompok menjadi data (kesepakatan) pleno, sehingga aspirasi dapat tertampung. Metode MMP-D menghindarkan adanya perasaan bahwa ide setiap peserta tidak tertampung dan mengarahkan agar setiap peserta merasa ide yang dihasilkan bersama memang adalah idenya. Analisis Kehidupan sekarang berada dalam satu zaman dengan kecepatan perubahan yang sangat tinggi, ditandai dengan perkembangan teknologi yang cepat mempengaruhi kehidupan manusia. Tidak terlepas dari pertumbuhan yang cepat tersebut terjadi pula kepincangan-kepincangan nyata yang sangat tidak diharapkan masyarakat. Memang kehidupan berada dalam 2 kekuatan, di satu pihak adalah potensial membawa kemungkinan kebaikan tetapi di pihak lainnya berbahaya bagi kehidupan. Desa-desa tidaklah terlepas dengan dunia luar tetapi telah merupakan bagian dari apa yang disebut "saling ketergantungan" (interdependensi) yang luas yang telah menjadi kenyataan di desa. Persoalan yang dihadapi masyarakat desa yang terikut dengan kecenderungan perubahan ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, dan lingkungan adalah bagaimana menyesuaikan diri memanfaatkan potensi kebaikan tetapi tidak terlibat kepada bahaya yang merugikan. Inilah yang perlu dimantapkan dalam idaman bersama. Untuk melihat masa depan yang baik merupakan idaman dapatlah dipergunakan sebagai unit analisa keseimbangan antara 3 bidang yang penting dalam kehidupan desa yaitu: ekonomi, kebijakan, dan sosio budaya seperti tertera pada Gambar 4: Segitiga Proses Sosial. Apa yang diharapkan dalam proses sosial adalah adanya keseimbangan antara ekonomi, kebijakan, dan sosial budaya, artinya tidak ada yang berat sebelah. Proses sosial sehubungan dengan saling ketergantungan tersebut dapat pula dijelaskan dengan kenyataan bahwa sosial budaya memberi arah kepada ekonomi dan mempengaruhi kebijakan desa (politik), namun kebijakan desa pada dasarnya adalah untuk mengembangkan keadaan ekonomi desa dan sosial budaya, sedangkan ekonomi akan menyangga kelangsungan sosial budaya dan juga menyangga pula berjalannya politik kebijakan desa.

Halaman 18

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting

K PS E K S E Seimbang : : : : Proses Sosial Ekonomi Kebijakan Sosial Budaya

PS S Timpang E S

PS

Gambar 4. Segitiga Proses Sosial

Tentu saja keseimbangan antar-komponen yang saling tergantung itulah yang menjadi idaman umum. Namun hal ini tidaklah mudah, sebab apa yang disebut seimbang tidaklah dapat secara mudah dan seragam dalam hal penanggulangannya. Lagi pula dapat dijelaskan bahwa: ekonomi mencakup pengertian yang luas dapat mencakup sumber alam, sumber produksi, dan saluran tata niaga. Kebijakan desa dapat mencakup keadilan, bagaimana mengambil keputusan bersama secara yang dapat digambarkan dalam sistem segitiga proses sosial. Sosial budaya dapat mencakup norma yang dianut kekerabatan, keluarga dan lain-lain. Ketidakseimbangan ada di mana-mana begitu pula di desa, tetapi dengan alat segitiga proses sosial ini kiranya dapat dilihat di mana kepentingan tersebut, dan ke arah mana perlu diseimbangkan. Idaman & Harapan Tugas awal dari MMP-D adalah mengungkapkan idaman & harapan merupakan hari depan yang diinginkan peserta. Idaman & harapan ini bagi setiap orang tidak akan pernah terungkapkan sepenuhnya. Hal ini adalah karena idaman tersebut tersembunyi terjalin dalam harapan dan kekhawatiran, dalam kekecewaan dan hasrat hati mereka. Kesemuanya itu tersirat dalam ceritera-ceritera, struktur sosial, dan menjelma dalam tata hidup, lambang, dan impian. Idaman & harapan merupakan dasar dari hakikat kehidupan masyarakat dengan mengungkapkan arah ke mana harapan akan berkembang maka dapat ditemukan idaman & harapan. Kendati pun pada mulanya sering tidak disadari, namun idaman & harapan itulah yang mencerminkan sikap suatu masyarakat terhadap dirinya begitu juga terhadap nasibnya di kemudian hari.

Halaman 19

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

Hanya kesadaran akan diri masyarakat sendiri yang memungkinkan dan pembangunan terwujudnya perkembangan (growth) (development) masyarakat setempat, masyarakat desa. Hambatan Dasar Tugas selanjutnya dari MMP-D ialah menemukan hambatan dasar yang terdapat yang menyebabkan idaman & harapan tidak menjadi kenyataan. Istilah hambatan dasar yang dipergunakan di sini sering sekali tidaklah selalu menunjukkan kepada masalah yang nyata, tetapi pada hambatan yang semu, yang menahan akan terwujudnya idaman & harapan. Hambatan bertalian erat secara relatif dengan arus sejarah yang mendalam yang tak terlihat, oleh sebab itu sangat sukar untuk ditemukan, sering sekali tak dapat ditemukan secara langsung, tetapi dengan pendekatan tidak langsung melalui pengenalanpengenalan kekecewaan dan hambatan-hambatan bagi terwujudnya idaman & harapan rakyat desa. Dengan memandang hambatan-hambatan dan hubungannya dengan sejarah, maka hambatan yang mendasar (hambatan dasar) dapat ditemukan. Apabila hambatan dasar belum dilihat (paling sedikit garis besarnya), maka akan kecillah kemungkinan-kemungkinan berhasil di dalam merencanakan perubahan sosial. Pengembangan sosial ekonomi yang efektif tidaklah diperoleh dengan usaha mencapai tujuan eksplisit maupun implisit idaman & harapan secara langsung. Akan tetapi perubahan sosial terjadi secara tidak langsung, dengan menciptakan program praktis untuk mengatasi hambatan terhadap terwujudnya idaman & harapan. Dengan demikian pada dasarnya hambatan bukanlah selalu kategori negatif melainkan sesuatu keadaan untuk menciptakan kreativitaskreativitas yang berarti dalam PD & PMD. Perencanaan Untuk meningkatkan kegiatan, organisasi pelaksana yang diperlukan adalah perencanaan pengadaan dana dan pemanfaatan waktu. Dibutuhkan manajemen gaya baru suatu pengembangan dan sistem kerja sama baru dalam banyak kegiatan pembangunan tidak terkecuali PD & PMD. Hal ini menuntut komunikasi, training, dan motivasi dalam setiap tingkatan pembangunan. Dalam perencanaan kerja sama antara yang tua dan yang muda, yang berpengalaman, dan yang kurang pengalaman perlu dimantapkan. Setiap warga desa perlu merasa adanya tanggung jawab sendiri-sendiri dan bersama dalam rangka isi mengisi dalam
Halaman 20

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting

perencanaan keseluruhan. Tentu saja dalam perencanaan perlu ditegaskan bahwa gagalnya tugas seseorang dapat menggagalkan apa yang direncanakan secara keseluruhan. Sebagai strategi, perencanaan tidak lain adalah pengambilan keputusan dari pemecahan masalah/hambatan yang dihadapi yang merupakan penghalang kepada gerak langkah menyongsong hari depan. Dalam strategi perlu dilihat sesuatu yang jauh seakan-akan atau seperti layaknya dekat dan melihat sesuatu yang dekat seperti melihatnya dari jauh. Diperlukan konsentrasi dalam hal efektif operasional dan praktik pendekatan baru, sehingga ditentukan adanya orientasi kepada tujuan yang disepakati. Apa yang dihasilkan perencanaan dalam usul dan taktik mencakup kejelasan dari "Missi", kerja sama, motivasi dalam strategi yang mantap (Gambar 5).

Mi K S

Mi K Mo S

= = = =

Missi Kerjasama Motivasi Strategi

Mo

Gambar 5. Metode yang Efektif yang Direncanakan

Usul Praktis Usul praktis adalah sebagai jawaban terhadap hambatan dasar, berdasar kepada situasi nyata bukan sesuatu yang semu (abstrak) ataupun idealisme yang menerawang semata. Apabila idaman telah menjelaskan dan menggambarkan harapan masa depan, maka usul praktis adalah juga harapan memecahkan persoalan, harapan kegiatan yang tepat menanggulangi hambatan. Dengan demikian usul praktis adalah pendapat ataupun keputusan bersama memecahkan persoalan mendatang. Namun (jelas kiranya) usul tidak lain adalah sesuatu yang belum dikerjakan, usul barulah merupakan pengarahan dari apa yang perlu, patut, dan dapat dikerjakan dalam implementasi kegiatan melalui taktik yang perlu dijabarkan secara spesifik.

Halaman 21

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

Taktik Taktik adalah bagaimana caranya merealisasikan pengarahan yang telah dikemukakan dalam usul praktis. Taktik menggambarkan kegiatan yang rasional dan aksi yang kongkret dalam pelaksanaan proyek yang telah diusulkan. Taktik dengan demikian adalah sesuatu yang perlu, kreatif, dan relevan dengan usul praktis penanggulan hambatan dasar.

Implementasi Program Pelaksanaan Apa yang diharapkan dalam program pelaksanaan tidak lain adalah menyusun sistem taktik menjadi program-program pelaksanaan. Program itu menyediakan langkah-langkah kebijakan dan akan memegang beberapa fungsi pokok. Dari program-program itu dapat disusun suatu analisa biaya yang luas untuk proyek, sebab itu menjadi alat yang sangat penting dalam penetapan pembiayaannya. Program dapat menciptakan rencana bertahap. Program-program itu berguna untuk menyusun (baik) tenaga setempat yang mengerjakan proyek (maupun) tenaga-tenaga tambahan dalam rangka jaringan kerja sama. Akhirnya programprogram itu membangkitkan daya khayal yang memberi motivasi kepada penduduk setempat dengan menyadarkan kemungkinan keterlibatannya dan kaitannya dengan program pembangunan secara keseluruhan. Perencanaan komprehensif dengan demikian dijabarkan dalam taktik yang dapat menjawab apa, kapan, mengapa, siapa, di mana, dan bagaimana. Implementasi Jadwal Kerja Program kebijakan menjelaskan apa yang mesti dikerjakan dan diselesaikan dalam waktu tertentu. Setiap langkah yang sudah ditetapkan pelaksanaan yang dapat dijadwalkan dalam kurun waktu tertentu (seminggu, sebulan, dll.). Dalam menciptakan prioritas yang merupakan ujung tombak implementasi jadwal kerja ini perhatian khusus dan saran khusus dari masyarakat desa adalah yang terpenting oleh karena pada dasarnya merekalah pelaksana dan yang bertanggung jawab kepada pelaksanaan rencana.

Halaman 22

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting

PELAKSANAAN MMP-D
Jadwal Pelaksanaan, Persiapan, dan Pembukaan MMP-D Jadwal Pelaksanaan MMP-D tertera dalam Tabel 1. Persiapan akhir adalah ceking ruangan, peralatan, dan juga pemantapan pembagian tugas (assigment) dari staf pelaksana. Pembukaan, adanya pidato-pidato (singkat): kepala desa, wakil pejabat daerah dari kecamatan, koordinator pelaksana MMP-D. penjelasan tentang latar belakang kenapa dilaksanakannya MMP-D dan perkenalan anggota fasilitator. Pembicaraan dalam pembukaan bagian ini dimulai dengan satu kuliah pengantar singkat dengan inti dari penjelasan bahwa desa tidak lagi terisolir, (saling ketergantungan yang luas antardesa dengan 'luar desa' telah merupakan kenyataan) dan menoleh/ melihat sejarah perlu untuk menyongsong hari depan.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan MMP-D
Kegiatan Waktu Hari-1 Hari-2 8.00 - 9.00 Refleksi & kuliah 9.00 - 10.30 Usul 10.30 - 11.00 xxxx) <Persiapan akhir> 14.00-5.00 Pembukaan 15.00-15.30 xxxx) 15.30-17.00 Sejarah & Idaman 17.00-17.15 xxxx) 17.15-18.00 Idaman 18.00 - 19.30 xxxx 19.30 - 21.30 Hambatan 11.00 - 12.30 Taktik 12.30 - 13.30 xxxx) 13.00-14.30 Refleksi & kuliah 14.30-16.00 Implementasi 16.00-18.00 xxxx) <Dokumentasi> 18.00 - 19.30 xxxx) 19.30 - 21.30 Penutupan

PAGI

SIANG

SORE

MALAM
xxxx)

Ishoma

Sejarah & Idaman Sejarah: Belajar dari Masa Lalu Pembahasan sejarah adalah melihat masa lalu (belajar dari pengalaman masa lalu) sekaligus mengenali masa sekarang untuk menyongsong masa (hari) depan.

Halaman 23

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

Tabel 2. Sejarah Masa Lalu dan Masa Kini


Sejarah Masa Lalu dan Masa Kini Mengenang dan belajar dari masa lalu dan masa kini (membiasakan peserta untuk berani/lebih berani mengemukakan pendapat) Tanya yang 50 tahun ke atas Kejadian penting dahulu Kenangan pahit dan manis Kapan terjadi perubahan besar? Bagaimana gotong royong? Tanya yang muda dan yang tua Bagaimana keadaan sekarang? Perbaikan apa yang ada? Kemunduran apa yang ada? Bagaimana gotong royong? (bahwa desa berada dalam keadaan saling tergantung dengan lain desa) Sejarah masa lalu dan keadaan masa kini

PLENO

HASIL

Produk dari bagian ini adalah pernyataan-pernyataan (statement) dalam kalimat yang singkat tentang masa lalu dan masa kini. Idaman & Harapan Bagian (session) mengenai idaman & harapan masih berkaitan dengan sejarah, sebab idaman & harapan adalah sejarah masa depan yaitu yang diharapkan untuk masa mendatang bagi desa yang bersangkutan. Bagian ini terdiri dari pleno-kelompok dan pleno dan sebelum dimulai diadakan nyanyi bersama dengan lagu yang sudah dikenal tetapi kata-katanya berisi hari depan yang gemilang bagi desa tersebut (kertas lembaran-lembaran nyanyian yang dibagi untuk peserta dipersiapkan oleh pelaksana MMP-D).
Tabel 3. Idaman & Harapan

Idaman & Harapan Belajar dari masa lalu Idaman itu apa: seimbang, serasi, selaras Idaman bukan mimpi, konkret, apa yang ingin dilihat, bukan sekedar lebih baik tetapi spesifik ARAH KELOMPOK Masing-masing (perorangan) membuat 34 apa yang dilihatnya 24 tahun yang akan datang Pilihan prioritas 1 idaman

PLENO

Halaman 24

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting Diskusikan dalam kelompok sehingga pengertian sama DATA Plot a) Idaman yang paling jelas Plot 3 Idaman yang berbeda Plot 3 Idaman yang lainnya Buatlah tanda kemana idaman yang tertinggal patut di plot dan plot PEMANTAPAN Daftar Idaman yang terbagi dalam 3 bidang: ekonomi, sosial budaya dan kebijaksanaan HASIL
a

PLENO

HASIL AKHIR

) Plot yaitu kartu-kartu ditempel di papan tulis

Catatan: nyanyian bersama adalah bagian dari metode untuk meningkatkan semangat dan membuat peserta merasa terlepas dari tekanan, kelelahan, dan kecapekan. Pembicaraan awal dari bagian ini (kuliah singkat) adalah mengenai perlunya keseimbangan dalam banyak hal. Contoh untuk itu adalah ceritera klassik Yin Yang hitam putih, baik buruk, gembira sedih yang mesti dialami manusia dan perlu dibuat seimbang, serasi, dan selaras. Selain dari contoh klasik Yin Yang adalah adalah contoh segitiga proses sosial, di mana diharapkan ketimpangan dalam proses sosial tersebut dijadikan keseimbangan yang telah dikemukakan terdahulu. Bagian (session) ini dilaksanakan secara pleno di mana diajukan serangkaian tanya jawab antara pelaksana yang memimpin sidang pleno dengan peserta MMP-D. Di samping mendapatkan data, bagian ini juga dimaksudkan untuk membiasakan peserta untuk berani/lebih berani mengemukakan pendapat. Persetujuan bersama adalah suatu hakikat musyawarah mufakat sehingga pernyataan mengenai idaman dan harapan perlu dimantapkan bersama (kata sepakat). Produk dari bagian ini adalah daftar idaman yang terbagi dalam 3 bidang: ekonomi, sosial budaya, dan kebijakan PD & PMD dalam kalimat-kalimat yang singkat padat. Hambatan Dasar Bagian (session) ini adalah yang mengarahkan agar peserta MMP-D dapat menjawab pertanyaan kenapa idaman & harapan yang telah diungkapkan dalam bagian sebelumnya belum tercapai (Tabel 4).
Halaman 25

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

Metode yang dilaksanakan adalah pleno-kelompok-pleno-kelompok dan pleno diselang-seling dengan nyanyian dan penjelasan (kuliah) singkat sebagai penghantar kepada kegiatan pleno atau kelompok. Produk akhir dari bagian ini bukan hanya data tetapi juga hasil analisa data sehingga akan diperoleh beberapa pernyataan. Jumlah banyaknya pernyataan tergantung kepada banyaknya data/pengelompokan data pernyataan (statement). Catatan: penjelasan singkat tentang hambatan dasar adalah dengan mengambil contoh rumput lalang.

Inilah hambatan dasar

Gambar 6. Hambatan Dasar (contoh: Akar lalang)

Rumput lalang kalau mau dibasmi tidak cukup dengan hanya memotong daun dan batangnya karena akarnya akan tumbuh, akan pulih kembali.
Tabel 4. Hambatan Dasar
Hambatan Dasar Apa penghambat idaman sehingga tidak terjadi kenyataan? Bukan berarti sesuatu yang salah tetapi tantangan Perorangan menulis 3 hambatan Pilih satu hambatan utama Diskusikan di kelompok Plot nomor sembarangan 3 per kelompok Plot 3 nomor lagi Buat tanda kemana hambatan yang tinggal patut diplot dan plot Kelompok mendapat 24 set data yang telah dimantapkan Bagi atas Kelompok kecil dan masing-masing Kelompok kecil membuat pernyataan Diskusikan dalam kelompok Laporan kelompok mengenai pernyataan Diskusi-diskusi, musyawarah mufakat Daftar pertanyaan mengenai hambatan dasar dengan pernyataan: DALAM HAL ................................................................. MERUPAKAN RINTANGAN ADALAH ............................... ................................................................................... HAMBATAN DASAR ADALAH .......................................... ...................................................................................

PLENO

KELOMPOK

PLENO

KELOMPOK & KELOMPOK KECIL PLENO

HASIL AKHIR

Halaman 26

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting

Usul & Taktik Apabila idaman & harapan dan hambatan dasar adalah merupakan analisa maka usul dan taktik adalah inti proses perencanaan dalam MMP-D. Pada bagian (session) usul & taktik inilah para peserta merencanakan hal-hal yang praktis yang dapat dikerjakan warga desa untuk menanggulangi hambatan dasar untuk mencapai idaman & harapan. Metode adalah pleno-kelompok-pleno-kelompok dan pleno diselingi dengan penjelasan singkat tentang usul dan taktik sebagai penghantar kepada pleno dan kelompok.
Tabel 5. Usul & Taktik
Usul & Taktik Mempersiapkan usul & taktik Usul adalah arah (garis-garis besar haluan) yang ingin ditempuh, strategi sehingga hambatan dasar tersisih dan idaman tercapai Taktik adalah kegiatan nyata untuk membuat usul jadi kenyataan. Kegiatan nyata, dapat dilihat bahwa seseorang mengerjakannya [A R A H] Perorangan membuat 3 hal yang segera dan mungkin dapat dikerjakan warga desa (perorangan maupun kelompok) untuk kebaikan desa Pilih 1 yang terbaik menurut peserta Diskusikan dalam kelompok [D A T A] Plot usul terjelas 3 per kelompok Plot 3 lagi Plot yang tertinggal [PEMANTAPAN] Kelompok mendapat 2-4 set data yang telah dimantapkan (pleno) Bagi atas kelompok kecil dan masing-masing Kelompok kecil membuat pernyataan Diskusikan dalam kelompok [PERNYATAAN] Laporan kelompok mengenai pernyataan Diskusi: musyawarah mufakat [M U F A K A T] Pernyataan mengenai usul & taktik: KITA PENDUDUK DESA: ......................................... UNTUK MENCAPAI: ................................................ .............................................................................. MENYARANKAN: .................................................... .............................................................................. DENGAN MENGERJAKAN: ....................................... ............................................................................. [H A S I L]

PLENO

KELOMPOK

PLENO

KELOMPOK & KELOMPOK KECIL

PLENO

HASIL AKHIR

Halaman 27

Pembangunan Masyarakat Desa------------------------------------------------------------------------------------------------

Taktik adalah cara melaksanakan usul, aksi nyata dan tidaklah mesti kegiatan yang berturut-turut (squences) sebab setiap taktik dapat berdiri sendiri. Catatan: penjelasan tentang usul dan taktik yang diberikan sebagai pengukur adalah: usul merupakan arah (kemana pekerjaan diarahkan) merupakan strategi dan berhubungan dengan pemecahan masalah secara langsung dan tidak langsung.

Situasi

Hambatan

Idaman

Usul
Gambar 7. Situasi Hambatan - (Usul) dan Idaman

Setelah pleno pertama, sebelum memasuki sidang kelompok ditugaskan kepada 45 orang (ada wakil setiap kelompok untuk membuat satu kelompok kecil untuk mengerjakan simbol pembangunan desa dan nyanyian desa. Kelompok kecil ini bekerja secara terpisah dan melaporkan hasilnya pada sidang pleno akhir jadwal pelaksanaan. Simbol yang dihasilkan adalah simbol kenangan, kebanggaan dengan gambaran potensi desa. Nyanyian yang dihasilkan tidak perlu (selalu) nyanyian baru boleh lagu yang lama tetapi kata-kata diganti sesuai dengan hasil diskusi yang berkembang dalam MMP-D ini. Pada akhir dari bagian (session) ini adalah selesainya daftar pernyataan (yang jumlahnya tergantung kepada pengelompokan data taktik). Jadwal Pelaksanaan Pembahasan mengenai jadwal pelaksanaan adalah pembahasan jadwal pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan dalam bagian usul & taktik. Apa, siapa, kenapa, bagaimana, dan kapan adalah penjabararan dari usul & taktik, tetapi tidak semua usul & taktik dijabarkan cukup dipilih beberapa prioritas yang disepakati. Pada dasarnya bagian jadwal pelaksanaan ini adalah sekedar contoh apa yang akan dikerjakan dalam 3 bulan atau 6 bulan mendatang.

Halaman 28

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Meneth Ginting

Tabel 6. Jadwal Pelaksanaan


Jadwal Pelaksanaan Dari usul & taktik mana yang paling sukaryang paling mudah Mana yang langsung dan tidak langsung Mana yang ingin dimulai segera Apa/kenapa/siapa pelaksana/kapan dan di mana taktik dikerjakan? Kerjakan jadwal pelaksana untuk 2 atau 3 taktik Jadwal pelaksanaan untuk 23 taktik untuk rencana kerja selama 3 bulan atau 6 bulan

PLENO

HASIL APA KENAPA SIAPA BAGAIMANA KAPAN

Taktik ----------

Taktik ----------

Taktik ----------

Sebagai penjelasan yang perlu dikemukakan bahwa setiap orang patut mengerjakan apapun yang telah diputuskan bersama dalam MMP-D ini. Dalam pernyataan ini perlu diarahkan agar peserta tidak ragu-ragu lagi oleh karena apa yang telah dicapai adalah berdasarkan analisa dan akan direncanakan bersama pula. Pada akhir bagian (session) ini hasilnya adalah satu sketsa daftar pekerjaan yang akan dikerjakan dalam waktu yang disepakati. Dalam kesempatan ini pula kelompok kecil yang mengerjakan simbol dan nyanyian desa melaporkan hasil kerjanya. Upacara Penutupan Penutupan MMP-D adalah upacara kegiatan gotong royong, kesempatan untuk mengajukan nyanyian bersama yang telah diciptakan oleh peserta MMP-D. Pidato singkat dari kepala desa, peserta, dan juga dari pelaksana MMP-D tidak terlalu formal. Anggota pelaksana bertindak sebagia protokol dengan terlebih dahulu membuat refleksi pertanyaan diajukan kepada peserta: apa yang akan terus diingat, perbedaan para peserta sebelum dan sesudah MMP-D? Hasil MMP-D yang telah siap digandakan dibagi-bagikan kepada peserta, diakhiri dengan nyanyian bersama dan salam-salaman antara peserta dengan peserta dan antara peserta dengan pelaksana.
Halaman 29

You might also like