You are on page 1of 17

BAB II KONSEP DASAR

A. Definisi

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya sendiri dan untuk mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain serta cara individu memandang dirinya secara utuh baik secara fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual. Konsep diri juga dapat didefinisikan sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri dan kemampuan untuk menilai orang atau benda lain seperti menilai dirinya sendiri. Menurut Hurlock (1978:237), pemahaman atau gambaran seseorang mengenai dirinya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis. Gambaran fisik diri meliputi penampilan, kesesuaian dengan seks atau jenis kelamin, perilaku, dan gengsi yang diberikan tubuhnya di mata orang lain. Sedangkan gambaran psikis diri atau psikologis terdiri dari konsep individu tentang kemampuan dan ketidakmampuan, harga diri dan bagaimana berhubungan dengan orang lain. Konsep diri dapat berkembang menjadi 2 aspek yaitu positif dan negative. Konsep diri akan berkembang positif jika seseorang dapat memperlakukan dirinya secara positif dalam segi apapun, selalu berfikir positif tentang dirinya sendiri. Misalnya yakin akan kemampuan dirinya sendiri, dengan seseorang itu yakin akan dirinya sendiri maka seseorang akan terlihat optimis dan percaya diri dalam menghadapi segala hal. Sedangkan jika konsep diri dikembangkan dengan sesuatu yang negative akan berdampak negative pula pada diri sendiri. Misalnya, jika seseorang selalu menanamkan rasa rendah diri dan tidak percaya diri maka konsep diri yang muncul pada dirinya adalah selalu malu, merasa dirinya lemah, selalu gagal dan terlihat menarik diri. Jadi konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya secara menyeluruh.

Gangguan Konsep Diri Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu mengalami kondisi pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang negative. Dimana individu tidak bisa menguasai dirinya sendiri meliputi ide, pikiran dan perasaannya untuk berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Gangguan Konsep diri : Kekacauan yang terjadi pada individu dalam melihat citra tubuh, penampilan peran atau identitas personalnya Gangguan konsep diri paling banyak dialami oleh lansia karena pada lansia seseorang sudah mulai kehilangan konsep dirinya. Jika seseorang yang masih muda sudahmengalami gangguan konsep diri itu menandakan seseorang tersebut mengalami gangguan pada jiwanya. B. Macam-macam konsep diri
1. Citra diri

Gambaran diri atau citra diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart and Sundeen , 1991). Gambaran diri ( Body Image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya manerima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).
2. Ideal diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart and Sundeen ,1991). Ideal diri akan mewujudkan cita-cita, nilai-nilai yang ingin dicapai.

Ideal diri akan mewujudkan citacita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga budaya) dan kepada siapa ingin dilakukan.

3. Harga diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991).
4. Peran

Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat ( Keliat, 1992 ).
5. Identitas

Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart and Sudeen, 1991). Ciri-ciri Konsep Diri yang Positif 1. Mempunyai penerimaan diri yang baik. 2. Mengenal dirinya sendiri dengan baik. 3. Dapat memahami dan menerima fakta-fakta yang nyata tentang dirinya. 4. Mampu menghargai dirinya sendiri. 5. Mampu menerima dan memberikan pujian secara wajar. 6. Mau memperbaiki diri kearah yang lebih baik. 7. Mampu menempatkan diri di dalam lingkungan. Ciri-ciri Konsep Diri yang Negatif 1. Peka terhadap kritik. 2. Responsif terhadap pujian. 3. Hiperkritis; individu selalu mengeluh, mencela dan meremehkan apapun dan siapapun. 4. 5. 6. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Pesimis terhadap kompetisi (dalam kehidupan). Tidak dapat menerima kekurangan dirinya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri 1. Penampilan diri. 2. Hubungan keluarga; sikap keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri individu. Dukungan dan kritikan menjadi masukan berharga dalam penilaian individu terhadap dirinya. 3. Kreatifitas; kreatifitas dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas- tugas dapat menambah rasa percaya diri. 4. Lingkungan. 5. 6. Reaksi orang lain terhadap dirinya. Usia. sumber KD perempuan dari keberhasilan dalam menunjukkan citra

7. Jenis kelamin; sumber KD laki-laki dari keberhasilan pekerjaan, sedangkan kewanitaannya. C. Gangguan konsep diri antara lain 1.Gangguan citra diri Gangguan citra diri adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh. Pada lansia hal tersebut mulai terjadi perubahan citra tubuh pasti akan terjadi. Perubahan-perubahan tersebut merupakan stressor bagi tiap orang. Perubahan struktur, sama dengan perubahan bentuk tubuh. Perubahan fungsi berbagai penyakit yang dapat merubah sistem tubuh Keterbatasan gerak, makan, kegiatan. Makna dan objek yang sering kontak, penampilan dan berubah. Tanda dan gejala gangguan citra diri : 1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah 2.Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi 3.Menolak penjelasan perubahan tubuh

4.Persepsi negatif pada tubuh 5.Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang 6.Mengungkapkan keputusasaan 7.Mengungkapkan ketakutan 2. Gangguan Ideal Diri Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung menuntut. pada lansia sering terjadi gangguan ideal diri karena lansia merasa ideal dirinya sukar dicapai karena keterbatasan yang dialami pada lansia dan selalu menuntut ideal dirinya. Tanda dan gejala yang dapat dikaji
1.

Mengungkapkan

keputusan

akibat

penyakitnya,

misalnya : saya tidak bisa menggendong cucu saya lagi karena sendi saya sakit.
2.

Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya

saya pasti bisa sembuh pada hal prognosa penyakitnya buruk; setelah sehat saya akan jalan-jalan, padahal penyakitnya membatasi gerak dia. 3.Gangguan Harga Diri Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
1.

Situasional,

yaitu

terjadi

trauma

yang

tiba-tiba,

misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ).

a.

Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang

sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pengukuran pubis, pemasangan kateter pemeriksaan perincal)
b.

Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai

karena dirawat/sakit/penyakit.

c.

Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya

berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.


2.

Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung

lama, yaitu sebelum sakit/dirawat klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Tanda dan gejala yang dapat dikaji
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakti dan akibat tindakan

terhadap penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker. b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya ini tidak akan terjadi jika saya segera kerumah sakit, menyalahgunakan/mengejek dan mengkritik diri sendiri. c. Merendahkan martabat. Misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa. d. .Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang

memilih alternatif tindakan. f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan. 4. Gangguan Peran Gangguan peran adalah berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada lansia yang mengalami gangguan peran ia merasa gagal karena ditinggal anaknya setelah menikah. Perannya sebagai orang tua dianggapnya gagal ia merasa anaknya tidak mau

mengurus orangtuanya dan merasa anaknya menjauh darinya, hilangnya peran sebagai pekerja, perubahan peran karena penyakit. Tanda dan gejala yang dapat di kaji 1. 2. 3. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran Ketidakpuasan peran Kegagalan menjalankan peran yang baru

4.

Ketegangan menjalankan peran yang baru Kurang tanggung jawab Apatis/bosan/jenuh dan putus asa

5. 6. 5. Gangguan Identitas

Gangguan identitas adalah kekaburan/ketidakpastian memandang diri sendiri. Penuh dengan keragu-raguan, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan. Lansia juga dapat mengalami gangguan identitas karena biasanya pada lansia sulit untuk mengambil keputusan sendiri dan ragu dalam mengambil keputusan sehingga biasanya keputusan diserahkan pada anaknya. Tanda dan gejala yang dapat di kaji
1.

Tidak ada percaya diri Sukar mengambil keputusan Ketergantungan Masalah dalam hubungan interpersonal Ragu/ tidak yakin terhadap keinginan Projeksi (menyalahkan orang lain).

2. 3.
4. 5. 6.

Faktor resiko penyimpangan konsep diri 1.


a.

Personal Identity Disturbance. Perubahan perkembangan Trauma Ketidaksesuaian Gender Ketidaksesuaian kebudayaan b. c. d.

2. Body Image Disturbance

a.

Kehilangan salah satu fungsi tubuh Kecacatan

b.

c.Perubahan perkembangan

3. Self Esteem Dusturbance


a. b.

Hubungan interpersonal yang tidak sehat Gagal mencapai perkembangan yang penting Gagal dalam kehidupan dengan moral tertentu

c.Gagal mencpaai tujuan hidup d. e.Perasaan tidak berdaya f. Gagal dalam kehidupan dengan moral tertentu g. Perasaan tidak berdaya 4. Altered Role Peformance a.Kehilangan nilai peran b. d. Dua harapan peran Ketidakmampuan menemukan peran yang diinginkan c.Konflik peran

D Asuhan Keperawatan gangguan Konsep Diri pada Lansia Pengkajian a. Faktor predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan

teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku berhubungan dengan harga diri yang rendah, keracuan identitas, dan deporsonalisasi.
2.

Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks,

tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.


3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang

tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.

b. Stresor Pencetus
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian

mengancam kehidupan

2.

Ketegangan peran hubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan a. b. Transisi peran perkembangan Transisi peran situasi

dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran :

c. Transisi peran sehat /sakit c. Sumber-sumber koping Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping, meliputi :
1. Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah

2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.

Hobby dan kerajinan tangan Seni yang ekspresif Kesehatan dan perawan diri Pekerjaan atau posisi Bakat Tertentu Kecerdasan Imajinasi dan creativitas

9. Hubungan interpersonal d. Mekanisme Doping


1. Pertahanan koping dalam jangka pendek 2.

Pertahanan koping jangka panjang Mekanisme pertahanan ego Untuk mengetahui persepsi seseorang tentang dirinya,

3. 4. berikut :

maka orang tersebut harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai Pendekatan dan pertanyaan dalam pengkajian sesuai dengan faktor yang dikaji : 1. Identitas

Dapatkah anda menjelaskan siapa diri anda pada orang lain : Karakteristik dan kekuatan 2. Body Image Dapatkah anda mejnelaskan keadaan tubuh anda kepada saya Apa yang paling anda sukai dari tubuh anda Apakah ada bagian dari tubuh anda, yang ingin anda rubah

3. Ingin jadi siapakh anda

Self esteem

Dapatkah anda katakan apa yang membuat anda puas Siapa dan apa yang menjadi harapan anda Apakah harapan itu realistis ? Siginifikan : Apa respon anda, saat anda tidak merasa dicintai dan tidak dihargai ? Siapakah yang paling penting bagi anda Competence : Apa perasaan anda mengenai kemampuan dalam mengerjakan sesuatu untuk kepentingan hidup anda ? Virtue : Pada tingkatan mana anda merasa nyaman terhadap jalan hidup bila dihubungkan dengan standar moral yang dianut. Power : Pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol apa yang terjadi dalam hidup anda. Apa yang kamu rasakan 4. sesutu sesuai peran anda ? Apakah peran saat ini membuat anda puas Diagnosa Keperawatan 1. 2. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh Role Performance Apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda untuk melakukan segala

Rencana Tindakan

1.

Diagnosa keperawatan : perubahan penampilan peran berhubungan

dengan harga diri rendah. Tujuan umum: Klien dapat menunjukkan peran sesuai dengan tanggungjawabnya. Tujuan khusus: a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat b. Dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. c. Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

d. Klien dapt menetapkan (merncankan) kegiatan sesuai yang dimilki e. Klien melakukan tindakan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuan. f. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada. Tindakan keperawatan. 1. a. b. c. d. e. waktu) 2. 3. diderita. 4. 5. Mengatakana pada klien bertambah satu orang yang berharga dan Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimilki pasien. bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri. Dapat di mulai bagian tubuh yang masih berfungsi dengan baik, kemampuan lin yang dimilki oleh klien , aspek positif (keluarga lingkunngan) dimilki klien. Jika klien tidak mampu mengidntifikasi maka dinali oleh perawat memberi reinforcement terhadap aspek poasitif klien. Memberi kesempatan unutk mengungkapkan perasaan (apa yang Menyediakan waktu untuk mengungkapakan tentang penyakit yang dilakukan/bicarakan, waktu) Membina hubungan saling percaya. Salam terapeutik Perkenalkan diri Jelaskan tujuan interaksi Ciptakan lingkungan yang tenang. Buat kontrak yng jelas (apa yang dilakukan /bicarakan,

6. 7.

Setiap bertemu klien, hindari memberi penilain negative. Mendiskusikan kemampuan klien kemampuan yang masih dapat

Mengutamakan memberikan pujian realistis. digunakan selamam sakit. Misalnya: penampilan klien dalam self care latihan dan ambulasi serta aspek asuhan terkait denga gangguan fisik yang dialami oleh klien. 8. Mendiskusikan pada kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguanannya setelah pulang sesuai dengan kondisi pasien.

9.

Merencanakan bersama oleh aktifitas yuang dapat dilakukan setiap

hari sesuai kemampuan:kegiatan mandiri, kegiatan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 1. yang diderita. 2. 3. Klien menyebutkan aspek dan kemampuan dirinya Klien berperan serta dalam perawtrn dirinya. (fisik, intelektual, system pendukung). 4. Percaya diri klien dengan mentpkan keinnginan atau tujuan yang realistis. 2. Diagnosa keperawatan: gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh Meningkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien. Memberi kesempatan cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien Memberi kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang Memberi pujian atas keberhasilan klien. Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara Membantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. Klien menungkapkan perasaanya terhadap penyakit

lakukan (sering klien takut melaukannya) telah direncanakan.

merawt klien harga diri rendah. Hasil yang diharapkan:

Tujuan umum: Klien menunjukkan peningkatan harga diri. Tujuan khusus: a. Klien dapat mennigkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya. b. Klien mengidentifikasi perubahan citra tubuh. c. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimilki. d. Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bebntuk atau fungsi tubuh. e. Klien dapat menyusun cara-cara menyelasaikan masalah yang dihadpi. f. Klien dapat melakukan tindakn pengembalian intergritas tubuh.

Tindakan keperawatan 1. a. b. c. d. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Membina hubungan perawat yang terpeutik Salam terapeutik Komunikasi terbuka, jujur dan empati. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien. Beri kesempatan Lakukan kontrak untuk program arahan

untuk mengungkapkan perasaan klien terhadap perubahan tubuh. keperawtan/pendapatan ksehatan, dukungan dan konseling. Mendiskusikan perubahan struktur tubuh dan fungsi tubuh Mengobservasi ekpresi klien pada saat berbicara. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yamng dimilki (tubuh, Memberi pujian terhadap aspek yang positif dan kemampuan yang Mendorong klien untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan Melibatkan klien dalam kelompok klien dengan masalah gangguan Meningkatkan dukungan keluarga terutama pasangan.

intelektual, keluarga) oleh klien diluar perubahan yang terjadi. masih dimilki klien. keperawatan secara bertahap. citra tubuh.

9.

Mendiskusikan cara-cara (booklet, leaflet) sebagai sumber informasi

yang dapat dilakukan untuk mengurangi dapak perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh. 10. 11. 12. 13. Mendorong klien memilih cara yang sesuai bagi klien. Membantu klien melakukan cara yang dipilih Membantu klien mengurangi perubahan citra tubuh. Merehabilitas bertahap bagi klien

Hasil yang harapkan: 1. Klien dapat menerapkan perubahan 2. Klien memiliki beberapa cara mengatsi perubahan yang terjadi. 3. Klien beradaptasi dengan cara yang dipilh dan digunakan.

BAB III KESIMPULAN Gangguan konsep diri merupakan kertidamampuan diri sendiri untuk mengetahui dirinya sendiri mengenai ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang dapat mempengaruhi hubungan individu dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain. Gangguan konsep diri terjadi karena penanaman konsep diri yang negatif pada individu dan dapat juga dipengaruhi oleh kondisi serta usia seseorang. Seseorang yang mengalami gangguan konsep diri pada usia muda disebabkan karena konsep dirinya yang negatif sehingga menyebabkan seseorang dikatakan gangguan jiwa. Gangguan konsep diri juga dapat terjadi pada lansia karena faktor usia serta proses penuaan yang terjadi. Pada lansia hampir semua konsep dirinya mengalami gangguan, dari fisik sudah mulai berubah yang awalnya kulitnya mulus kini menjadi keriput, merasa sudah tidak dapat mengambil keputusan sendiri sehingga butuh bantuan anaknya, mulai kehilangan identitas dirinya karena mengalami pensiun. Kurangnya kesadaran akan proses menua akan lebih mamperburuk lansia dengan gangguan konsep diri.

KEPERAWATAN GERONTIK ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI PADA LANSIA


Heryanto AN, MKep, Sp. Kom

Di susun Oleh:

Siswo Susetiyarto Sri Purwoko Tutu Dwi Firman J Umarotuzuhro Wa Ode Zuhriastuti Winda Putri Pratama Wahyu Kurnia Rohman

G2A 007 082 G2A 007 090 G2A 007 096 G2A 007 097 G2A 007 099 G2A 007 100 G2A 005 004

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULATAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2010

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Konsep diri berkaitan erat dengan individu termasuk ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang dirinya. Hal ini mempengaruhi kemampuan individu dalam membina hubungan dengan orang lain. Setiap orang akan mendasarkan, membanding, merepon dan bentuk perlaku sesuai dengan konsep dirinya. Konsep diri terbentuk melalui proses yang terjadi sejak lahir kemudian secara bertahap mengalami perubahan seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan individu. Pembentukan konsep diri sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Konsep diri juga akan dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai tekanan yang dialami individu. Hal ini akan membentuk persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian terhadap pengalaman akan situasi tertentu. TUJUAN 1. Mengenal gangguan konsep diri pada lansia

2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk megatasi gangguan konsep diri pada lansia 3. Melakukan tindakan perawatan kesehatan pada anggota yang sakit sesuai kemampuan
4. Memodifikasi lingkungan keluarga dengan lansia 5. Memanfaatkan sumber daya di masyarakat. : puskesmas, posyandu, RS dan

lain-lain METODE PENULISAN Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode literatur buku yaitu dengan membaca buku-buku tentang gangguan konsep diri pada lansia. Selain dengan literatur buku juga menggunakan metode searching internet.

SISTEMATIKA PENULISAN Malakah ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan yang terdirindari Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistemaika Penulisan. BAB II Konsep Dasar terdiri dari definisi, macam-cam konsep diri, gangguan konsep diri dan asuhan keperawatan. BAB III Penutup tersiri dari Kesimpulan

You might also like