You are on page 1of 7

Bentuk-bentuk Huruf Arab yan Berbeda

Dalam bahasa Arab, setiap kata ditulis dalam bentuk yang bersambung (artinya, huruf - huruf dalam sebuah kata digabung menjadi satu. Tidak ada bentuk kapital pada tulisan bahasa Arab. Oleh sebab itu, huruf-huruf ditulis dalam empat bentuk yang berbeda, tergantung pada posisinya pada suatu kata. Berikut ini adalah tabel yang menunjukan semua bentuk tulisan untuk setiap huruf Arab. (ingat bahwa bahasa Arab ditulis dari sisi kanan ke sisi kiri Anda):

Catatan: Perhatikan bahwa enam huruf berikut: Alif (A), Dal (D), Dzal (Dz), Ra (R), Zai (Z), Waw (W), yaitu huruf-huruf yang ditandai dengan warna merah pada tabel sebelumnya, memiliki bentuk tengah dan akhir yang sama (ini berarti, apabila huruf-huruf tersebut berada di tengah atau awal kata, maka huruf-huruf tersebut tidak dapat digabung dengan huruf yang ada setelahnya). Apabila salah satu huruf dari enam huruf yang disebutkan di atas berada setelah huruf lain yang sekelompok dengannya, maka huruf yang kedua ditulis dalam bentuk terpisahnya. (Bingung? Contoh untuk hal ini ada pada pelajaran berikutnya!! Ketika huruf Alif ada setelah huruf "Lam", maka keduanya ditulis dalam bentuk yang berbeda dengan yang di atas. Hal ini berlaku baik saat Alif berada di tengah atau akhir kata. Bentuknya (dibaca: "La") adalah sebagai berikut

Menulis dalam Bahasa Arab


Dalam pelajaran ini, kita akan memiliki beberapa contoh tentang bagaimana huruf-huruf tersebut digabungkan untuk membentuk sebuah kata: Contoh 1 Mari kita mulai dengan kata yang sederhana: Kata "Syam" (yang artinya matahari), terdiri atas huruf-huruf berikut: Huruf "Syin", kemudian "Mim" dan akhirnya "Sin". Kita mulai dengan huruf "Syin" dalam bentuk awalnya Kemudian, huruf "Mim" dalam bentuk tengahnya Akhirnya, huruf "Sin" dalam bentuk akhirnya... Ingat, menulislah dari kanan ke kiri`

Contoh 2 Jika Anda belum tahu nama saya hingga saat ini, baiklah... Nama saya adalah Fadi (saya pikir nama tersebut seharusnya ditulis sebagai Fady dalam bahasa Indonesia... Anda akan mengetahui alasannya di akhir pelajaran!!!). Mari kita menulisnya: Kata tersebut dimulai dengan huruf F , yang setara dengan huruf "Fa" dalam bahasa Arab. Huruf berikutnya adalah A yaitu Alif dalam bahasa Arab. Kemudian huruf D, yaitu "Dal" Akhirnya huruf "I" atau "Y" yaitu huruf "Ya" dalam bahasa Arab (lebih banyak tentang hal ini ada di pelajaran berikutnya).

Kata tersebut akan terbentuk sebagai berikut:

Catatan: Ingat bahwa huruf "Alif" dan "Dal", keduanya berasal dari enam huruf yang tidak dapat digabungkan dengan huruf lain yang datang setelahnya, apabila huruf "Alif" dan "Dal" tersebut berada di tengah atau di akhir suatu kata. (kedua aturan yang menjelaskan hal ini, terdapat pada pelajaran sebelumnya!!). Karena aturan tersebut, huruf "Dal" dan "Ya" ditulis dalam bentuk terpisahnya. (huruf "Dal" ada tepat setelah huruf "Alif", dan huruf "Ya" ada tepat setelah huruf "Dal"). Sekarang, coba baca dua kata berikut yang merupakan kata dalam bahasa Indonesia yang ditulis menggunakan huruf Arab (satu kiat: biarkan pointer mouse diam sesaat pada tiap huruf).

Tashkiil (Harakat)
Dalam bahasa Arab, terdapat tiga jenis vokal: 1. Tiga huruf vokal, yaitu (Alif, Waw, dan Ya) digunakan untuk vokal-vokal yang panjang (Anda harus akrab dengannya sejak saat ini). 2. "Hamza" yang akan dijelaskan pada. 3. Tanda-tanda vokal yang digunakan untuk vokal-vokal yang pendek. Tanda-tanda ini dalam bahasa Arab disebut "Tashkiil", dan akan dijelaskan pada pelajaran ini. (tanda ini juga dikenal sebagai harakat... Hanya nama lain dari beberapa referensi). Note: Untuk membedakan vokal - vokal pendek dengan vokal yang panjang, maka tulisan Arab menggunakan tanda vokal. Hal ini diimplimentasikan dengan menuliskan tanda vokal tersebut di atas atau di bawah huruf. Mari kita menulis huruf "Siin" dengan menggunakan empat tanda vokal yang berbeda.

Mari kita memahami bagaimana "Tashkiil" diterapkan pada huruf: 1. Fat-ha adalah tanda untuk penekanan (garis miring pendek di atas huruf). Tanda ini diletakkan di atas suatu huruf apabila menginginkan suara "A" pendek. 2. Dhommah" adalah huruf "Waw" kecil di atas huruf. Tanda ini diletakan di atas suatu huruf apabila hendak menyuarakan "U" yang pendek setelah huruf yang bersangkutan. 3. "Kasra" adalah sebuah garis miring pendek di bawah huruf. Tanda ini diletakkan di bawah suatu huruf apabila hendak menyuarakan "I" yang pendek setelah huruf yang bersangkutan. 4. "Sukuun" adalah sebuah lingkaran kecil di atas suatu huruf. Tanda ini diletakkan di atas suatu huruf apabila tidak ada suara yang harus diucapkan setelah huruf tersebut.

Catatan:
Dalam bahasa Arab, kata - kata (Fat-ha, Dhomma, Kasra, dan Sukuun) sesungguhnya memiliki arti sebagai berikut: Fat-ha artinya "pembukaan". Dhomma artinya "penutupan". Kasra artinya "pemutusan". Sukuun artinya "diam". Arti kata-kata ini menunjuk kepada bentuk mulut saat pelafalannya. Sebagai contoh, Anda membuka mulut dengan lebar saat mengucapkan suara Fat-ha (yaitu "A"), dan menutup mulut saat mengucapkan suara "Dhomma" (yaitu U), dan diam saat mengucapkan suatu huruf yang memiliki Sukuun di atasnya. Saya ingin Anda mengetahui hal ini, karena menurut saya, ini dapat membantu Anda memahami bagaimana "Tashkiil" bekerja. Penggunaan Tashkil bukanlah suatu keharusan dalam menulis bahasa Arab, tetapi hal ini cukup membantu untuk beberapa kasus (kata-kata dapat diucapkan dengan tepat tanpa menuliskan Tashkiil dilakukan melalui pengubahan serta berdasarkan konteks kalimat tersebut).

Tanda vokal sangat penting dalam bahasa Arab. Arti suatu kata dapat menjadi sangat berbeda apabila tanda vokal yang digunakan pada suatu huruf diubah. Perhatikan beberapa contoh berikut:

Tanda vokal memegang peranan yang penting dalam tata bahasa dalam bahasa Arab (oh! Saya lupa tentang tata bahasa!! Mungkin nanti!!!!). Tentang "nama saya" dari pelajaran sebelumnya, saya pikir seharusnya ditulis (Fady) dalam bahasa Indonesia sebab dalam bahasa Arab, kata tersebut berakhir dengan huruf "ya", yaitu huruf "Y" dalam bahasa Indonesia, tetapi jika nama tersebut ditulis dalam bahasa Arab dan diakhiri dengan "Kasra" sebagai ganti huruf "Ya", maka dalam bahasa akan ditulis sebagai "Fadi" dengan diakhiri dengan huruf "I" (yang kita bicarakan di sini adalah perbedaan pelafalan huruf Ya" dengan tanda "Kasra", dan perbedaan ini juga berlaku untuk huruf "Alif" dan tanda "Fat-ha", serta untuk huruf "Waw" dan tanda "Dhomma"). Ya... saya memikirkannya saat pertama kali menulis nama dalam huruf non Arab yaitu dalam bahasa Perancis.... (lupakanlah!!!)

Ada dua tanda lain yang digunakan dalam tulisan Arab yang mewakili huruf tambahan, tanda tersebut adalah:

1 - Shadda:
"Shadda" mewakili huruf yang ganda yang beruntun dan tanda Ini berbentuk seperti huruf "Siin" kecil dan diletakkan di atas huruf. Sebagai contoh: Berikut ini adalah kata "qishshoh" (yang berarti "kisah"), perhatikan tanda "Shadda" di atas huruf "shod": Catatan: Saat tanda Shadda beserta tanda "Tashkiil" diaplikasikan pada suatu huruf, maka tanda Tashkiil diletakkan di atas atau di bawah tanda Shadda , bukan di atas atau di bawah huruf tersebut. Perhatikan dua titik di atas huruf terakhir pada ujung kata "qishshoh" di atas. Huruf tersebut nampak seperti "Ha", tetapi huruf tersebut sebenarnya merupakan bentuk lain dari huruf "Ta" bentuk itu disebut sebagai "Ta' Marbuutoh", yang berarti "Ta yang terikat", dari bentuknya yang terikat). Huruf ini nampak seperti "ha" karena secara umum huruf ini diucapkan sama dengan "Ha", (kata di atas diucapkan "qishshah"), tetapi saat ditambahkan akhiran pada ujung kata tersebut, (karena aturan tata bahasa), maka huruf "Ta" ditulis dalam bentuknya yang asli. Mari kita lihat kata "qishshatuna" (yang berarti "kisah kami") setelah penambahan huruf "Na"

pada ujung kata tersebut, huruf "Na" pada kata tersebut merupakan suatu kata ganti pemilik (pronoun).

Saya tahu hal ini membingungkan, tetapi saya ingin memberikan gambaran awal mengenai "Ta marbuutho" agar Anda memahami konsepnya. 2 - Tanwiin : Tanwiin melafalkan huruf "Nun" pada akhir suatu kata. (ini juga tata bahasa, jadi saat ini Anda hanya memiliki gambaran umum saja). Tanwiin memiliki tiga bentuk yang serupa "Tashkiil", tetapi tanwiin hanya diletakkan di atas atau di bawah huruf terakhir kata. Tabel berikut menunjukkan "tanwiin" pada huruf "Alif", "Ba" dan "Ta".

Hamza
Nah, Anda pasti bertanya-tanya mengenai huruf Hamza yang merupakan huruf terakhir pada tabel di dalam pelajaran 1, baiklah.. Pelajaran ini membahas semua tentang Hamza: Hamza merupakan salah satu dari tiga jenis vokal dalam Bahasa Arab (tanda vokal dijelaskan pada pelajaran sebelumnya). Hamza mungkin merupakan pokok bahasan yang paling rumit dalam tulisan Arab. Saya pikir Hamza memerlukan tutorial tersendiri (bahkan beberapa pengguna bahasa Arab asli terkadang salah dalam menggunakannya pada beberapa kasus). Baiklah... Saya akan mencoba memberikan dasar tentang Hamza semudah mungkin, ayo kita mulai: Pertama, Hamza adalah pelafalan "A" seperti pada "Akh" (kata ini adalah kata yang sesuai yang pertama kali muncul di benak saya) kapan pun Hamza digunakan pada suatu kata, maka pengucapan kata tersebut harus dipotong pada Hamza dan suara "A" harus dilafalkan di manapun ia muncul. Mari kita lihat contoh berikut:

klik untuk mendengar pengucapan kata ini:

Kata ini dilafalkan "Sa-al"(yang berarti "bertanya"), Ini berarti Anda harus memotong kata tersebut menjadi dua bagian. Anda harus melafalkan bagian sebelum Hamzah dan melafalkan bagian berikutnya sebagai sebuah kata baru, (dalam bahasa indonesia, hal ini dapat kita temukan dalam pengucapan kata "Jum'at"). Ada empat bentuk Hamzah yang penggunaannya ditentukan berdasarkan Tashkiil milik Hamzah itu sendiri dan "Tashkiil" dari huruf yang ada tepat sebelum "Hamza", (entah Tashkiil tersebut "Fat-ha", "Dhomma", "Kasra" atau "Sukuun"). Tabel berikut memiliki contoh untuk setiap empat bentuk Hamza:

Catatan: Ketika Hamza terletak pada awal kata, ia selalu ditulis di atas "Alif" atau di bawahnya, tergantung "Tashkiil" Hamza itu sendiri, apabila "Tashkiil"-nya "Fat-ha", atau "Dhamma" maka Hamza ditulis di atas "Alif". Apabila "Tashkiil"-nya adalah "Kasra" maka "Hamza" ditulis di bawah "Alif". Berikut adalah kata "ana" (berarti "saya") yang ditulis seperti ini:

Kata "iman" ditulis sebagai berikut:

klik untuk mendengar pelafalannya: Anda harus memperhatikan tabel di atas, bahwa Hamza ditulis dalam empat bentuk yang berbeda tergantung pada "Tashkiil" Hamza sendiri, dan Tashkiil huruf sebelumnya. Saya pikir, inilah yang harus Anda ketahui terlebih dahulu sebagai permulaaan. Jika Anda ingin mempelajari aturan tentang bagaimana menulis Hamza, maka bertanyalah dan saya akan mengirimkan jawabannya melalui email Beberapa sumber menganggap Hamza tidak termasuk dalam golongan huruf atau pun tanda vokal, Hamza mugkin termasuk kategori tersendiri!!!!

You might also like