You are on page 1of 42

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dibidang kesehatan yang diarahkan untuk mendukung upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam kaitan ini pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk

memperoleh tenaga kesehatan

yang bermutu yang mempu mengembangkan

tugas untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan dan pembaharuan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Salah satu institusi yang menghasilkan tenaga kesehatan khususnya di bidang farmasi adalah Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Yamasi untuk menghasilkan tenaga kesehatan di bidang farmasi tingkat menegah yang mampu bekerja dalam sistem pelayanan kesehatan secara terpadu. Oleh karena itu, tenaga kesehatan di bidang farmasi haruslah memiliki keterampilan, terlatih dan mampu mengembangkan diri secara professional berdasarkan nilai-nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan di bidang kesehatan. Untuk menghasilkan tenaga kesehatan di bidang farmasi tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan terutama proses belajar mengajar ditingkatkan baik dari kualitas maupun kuantitas.

Salah satu upaya yang dilakukan diantaranya adalah dengan memberikan pengalaman kerja kepada peserta didik melalui latihan kerja yang disebut Praktek Kerja Lapangan (PKL). Bahwa latihan keterampilan yang diberikan secara intensif di laboratorium sekolah hanyalah keterampilan untuk meracik obat untuk bekerja di laboratorium farmasidan untuk mengenal obat serta alat kesehatan dalam jumlah yang terbatas. Keterampilan lain misalnya pengenalan obat, penyuluhan obat, penerapan sikap yang baik sebagai tenaga kesehatan, kemampuan untuk bekerja sama dengan tenaga kesehatan yang lain dan cara mengenal, menghadapi, memahami dan memecahkan masalah yang terjadi di lapangan, tidaklah diberikan disekolah secara khusus. Untuk itu Praktek Kerja Lapangan merupakan cara terbaik untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan. Pelaksanaan Praktek kerja Lapangan merupakan sarana pengenalan lapangan kerja bagi peserta didik karena dapat melihat, menerima dan menyerap teknologi kesehatan yang ada di masyarakat. Disisi lain Praktek Kerja Lapangan juga dapat digunakan sebagai sarana informasi terhadap dunia pendidikan kesehatan, sehingga penyelenggara

pendidikan dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

B. Pengertian

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah proses belajar mengajar yang merupakan informasi bagi kami sehingga dapat melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi cara pengadaan, penyimpanan, penyaluran, sediaan farmasi sehingga kami mendapat pengalaman yang nyata dan langsung dari PBF.

C. Tujuan Pelaksanaan Program PKL Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan, di harapkan dapat menghasilkan tenaga kesehatan di bidang farmasi tingkat menengah yang dapat bekerja dalam sistem pelayanan kesehatan. Pelaksanaan PKL pada prinsipnya mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang

membentuk kemampuan peserta didik sebagai bakat untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan kebutuhan program ditetapkan. 2. Mengenai kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program kesehatan pendidikan yang

masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi, teknis maupun sosial budaya. 3. Memberi kesempatan kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan kesehatan di bidang farmasi di Rumah Sakit, Puskesmas, PBF, PBAK, BPOM, Gudang Farmasi dan penyuluhan kepada masyarakat.

4. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap etis, profesionalisme dan nasionalisme yang diperlukan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya. 5. Memberi kesempatan peserta didik untuk memasyarakatkan diri pada suasana atau iklim lingkungan kerja yang sebenarnya. 6. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya. 7. Memperoleh masukan dan umpan balik, guna memperbaiki dan

mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan Sekolah Menengah Farmasi. 8. Memberikan kesempatan penempatan kerja kepada peserta didik. Dari tujuan diatas diharapkan akan tercapai oleh peserta didik setelah melaksanakan PKL sebagai bekal dalam pengabdian diri di masyarakat.

D. Tujuan Pembuatan Laporan Salah satu tugas yang harus dilakukan oleh peserta PKL setelah melaksanakan kegiatan PKL adalah membuat laporan yang memuat tentang uraian PKL. Pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mempunyai tujuan antara lain : 1. Peserta PKL akan mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang telah diperoleh di sekolah dan diterapkan di lapangan kerja. 2. Peserta PKL mampu mencari alternatif pemecahan masalah yang ditemukan di lapangan.

3. Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan maupun peserta didik yang bersangkutan. 4. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah untuk menunjang

peningkatan pengetahuan peserta didik angkatan berikutnya.

BAB II URAIAN UMUM

A. Pengertian Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas juga mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Wilayah puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian kecamatan. Faktor kepadatan penduduk , luas daerah, keadaan geografi, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan

pertimbangan dalam menyusun wilayah kerja puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh suatu puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yaitu puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Pelayanan kesehatan yang di berukan di puskesmas adalah pelayanan yang meliputi : 1. Pengobatan (kuratif) 2. Upaya pencegahan (preventif) 3. Pelayanan kesehatan (promotif) 4. Pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
6

Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak di bedakan jenis kelamin dan golongan umur,

B. Organisasi Instansi/Unit Kerja Sebagai konsekwensi dari UU Pokok Pemerintahan di Daerah (UU No. 5 Tahun 1974) maka tanggung jawab pengelolaan puskesmas berada di tangan pemerintahan daerah. Pelimpahan tanggung jawab ini mengikuti azas

desentralisasi, yaitu pelimpahan sepenuhnya wewenang serta tanggung jawab dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan pembiayaan kepada pemerintah daerah. Untuk itu setiap tingkat pemerintah daerah di bentuk suatu institusi khusus menangani masalah kesehatan yajni Dinas Kesehatan dati II pada tingkat kabupaten yang merupakan pembantu Kepala Daerah tingkat II, serta Dinas Kesehatan Dati I pada tingkat propinsi yang merupakan pembantu Kepala Daerah Tingkat II. 1. Oganisasi puskesmas Susunan organisasi puskesmas terdiri dari : 1. Unsur pimpinan : Pimpinan Puskesmas

Kepala Puskesmas memegang tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural dan fungsional. Sedangkan tugas dan wewenang kepala Puskesmas dan kefarmasian adalah:

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan, pengelolaan obat dan pencatatan, pelaporan di Puskesmas. b. Mengawasi dan membina pelaksanaan dan pengelolaan obat dan pencatatan laporan. c. Mengajukan permintaan obat kepada dinas kesehatan kota makassar. d. Menyampaikan laporan bulanan pemakaian obat kepada kepala dinas kesehatan kota makassar setempat. e. Melaporkan semua obat yang hilang, rusak, kdaluarsa dan obat yang tidak dibutuhkan kepada dinas kesehatan f. Mengembalikan obat-obat yang tidak dibutuhkan, dan kadaluarsa kepada dinas kesehatan. 2. Unsur pembantu pimpinan : Urusan Tata Usaha

Tugas dan tanggung jawab Tata Usaha yakni memberikan Administrasi pada semua unit kerja di lingkungan Puskesmas Misalnya: a. Pencatatan laporan b. Uraian Umum c.
d.

Keuangan/Bendahara Kepegawaian

3. Unsur pelaksana

a. Unsur yang terdiri dari tenaga dalam jabatan fungsional b. Jumlah unit tergantung pada kegiatan tenaga dan fasilitas daerah masing-masing, yaitu : Unit 1

Melaksanakan kegiatan/ koordinasikan Kesejahteraan ibu dan anak, KB Dan usaha Perbaikan Gizi Unit 2

Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (khususnya imunisasi), Kesehatan Lingkungan dan Laboratorium Sederhana Unit 3

Melaksanakan kegiatan Kesehatan Gigi dan mulut, Kesehatan Kerja serta kesehatan usia lanjut Unit 4 kegiatan perawatan olah kesehatan raga, masyarakat, jiwa,

Melaksanakan kesehatan

sekolah,

kesehatan

kesehatan

kesehatan mata, dan kesehatan khusus lainnya. Unit 5

Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat

Unit 6

Melakukan kegiatan pengobatan, pelayanan rawat jalan dan rawat inap dan ruang bersalin Unit 7

Melaksanakan kegiatan kefarmasian dan puskesmas Keliling Adapun struktur organisasi puskesmas disesuaikan dengan keadaan masingmasing daerah berkaitan dengan UU Otonomi daerah, sebagai contoh adalah di lampiran

10

C. Personalia Puskesmas Pertiwi Adapun personalia dari puskesmas Pertiwi yaitu : 1. Kepala Puskesmas 2. Dokter Puskesmas : dr. H. Abd Rahman R. : Dr. Tika Mustika Dr. Sri Wahyuni, SE
3. Tata Usaha

: Abd Hafid R

4. Unit-unit meliputi :
I.

Unit I Pencegahan dan pemberantasan penyakit


II.

Ketua P2M Imunisasi

: Kristina, SKM : Kristina, SKM : Nurlia

Unit II peningkatan dan kesehatan Keluarga Ketua KIA Dan KB : Martha Udjo : Martha Udjo : Dewi sry wahyuni : Rosalina

11

GIZI UKS

: Nurlia :Hj. Umrawati

USILA dan tenaga kerja: Salmah R, SKM

III. Unit III Pemeliharaan Kesehatan Dan Rujukan

Kepala

: drg. . Abd Djalil Usman

Pelayanan Darurat : Yudith Nurbayani Kristina, SKM

Kesehatan Gigi dan mulut : drg. H abd Djalil Usman Drg. Mangatur Radiah Nurdin

IV. Unit IV Lingkungan penyuluhan dan PSM

Kepala Kesling PKM

: Salmah R. : St. mawaddah : Nurbayani

V.

Perawatan Kesmas :Salmah R,SKM

Unit V Perawatan
12

Kepala Kartu

: dr. elviera rostan : A. Kumala Faridawati Lahmuddin

Kamar Periksa

: Hj. Umrawati Hj. Fatmawati

Kamar Tindakan
VI. Unit VI Penunjang

: Yudith

Pengelola PB Pelayanan Umum Pelayanan Askes PK Suntik

: Helmiah : Lahmuddin : Faridawati : Yudith P.

VII. Unit VII Pelaksanaan Khusus

Farmasi Inventaris Kepustakaan Asisten Apoteker


13

: Linda Wilo : Abd. Hafid : A. Kumala : Anti, AA

D. Tugas dan Fungsi Puskesmas

Tugas puskesmas yaitu : 1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk malakukan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri 2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien 3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan tekhnis dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan 4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat 5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas Adapun fungsi puskesmas yaitu : 1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya E. Kegiatan Pokok Puskesmas
14

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbedabeda pula. Namun dengan demikian kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Kesejahteraan Ibu dan Anak 2. Keluarga Berencana 3. Upaya Peningkatan Gizi 4. Kesehatan Lingkungan 5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan 7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat 8. Kesehatan Sekolah 9. Kesehatan Olahraga 10. Perawatan Kesehatan Masyarakat 11. Kesehatan Kerja 12. Kesehatan Gigi dan Mulut 13. Kesehatan Jiwa 14. Kesehatan Mata

15

15. Laboratorium Sederhana 16. Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan 17. Kesehatan Lanjut Usia 18. Pembinaan Pengobatan Tradisional Pelaksanaan kegitan pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Setiap kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). F. Pengelolaan Obat di Puskesmas Pegelolaan obat di puskesmas dapat dilakukan oleh seorang apoteker atau asisten apoteker. Tugas pokoknya adalah mengelola obat-obatan yang ada di puskesmas, yang meliputi : 1. Perencanaan, yaitu menyusun perkiraan kebutuhan obat tahun yang akan datang 2. Pengadaan, yaitu melaksanakan pengambilan obat dari gudang farmasi. 3. Penerimaan, yaitu melaksanakan penerimaan obat yang diserahkan dari institusi yang lebih tinggi, dan atau menerima pengembalian obat dari bawah. 4. Penyimpanan, yaitu kegiatan untuk mengamankan persediaan obat 5. Distribusi, yaitu kegiatan menyerahkan obat ke unit-unit pelayanan.
6. Penggunaan, yaitu kegiatan pemanfaatan obat untuk penderita yang sesuai.

16

7. Pencatatan dan pelaporan, yaitu kegiatan membuat catatan dan laporan untuk tata usaha obat-obatan di puskesmas. Fungsi dari apoteker atau asisten apoteker di puskesmas yaitu membantu dokter untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di puskesmas. Adapun kegiatan pokoknya yaitu : 1. Mempersiapkan pengadaan obat di puskesmas 2. Mengatur penyimpanan obat dan alat kesehatan di puskesmas 3. Mengatur administrasi obat di puskesmas 4. Meracik obat-obatan untuk di berikan kepada penderita sesuai perintah dokter 5. Membuat zat reagens untuk laboratorium 6. Mengatur distribusi obat sederhana untuk UKS dan KIA/KB 7. Menyediakan obat-obatan untuk Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu. Adapun kegiatan lain yang meliputi : 1. Penyuluhan kesehatan terutama dalam bidang penggunaan obat keras dan bahaya narkotika. 2. Pencatatan dan pelaporan kegiatan yang dilakukan 3. Membantu melaksanakan fungsi manajemen
17

4. Pemegang inventaris peralatan medis di puskesmas G. Fasilitas Pendukung Adapun beberapa fasilitas pendukung lainnya yaitu : 1. Puskesmas Pembantu Yaitu unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. 2. Puskesmas Keliling Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Fungsinya menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Adapun kegiatan puskesmas keliling adalah : a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas pembantu, 4 hari dalam satu minggu. b. Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa c. Digunakan sebagai alat transpor penderita dalam rangka rujukan bagi kasus Gawat Darurat
18

d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat AudioVisual 3. Bidan Desa Adalah seorang bidan yang diangkat oleh pemerintah yang ditetapkan di pedesaan. Umumnya wanita. 4. Posyandu Merupakan kegiatan keterpaduan antara puskesmas dengan masyarakat di tingkat desa yang di wujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu. Semula Posyandu adalah pusat kegiatan dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan. Dalam pengembangannya posyandu dapat dibina menjadi forum

komunikasi dan pelayanan di masyarakat, antara sektor yang memadukan kegiatan pembangunan sektoral dengan kegiatan masyarakat, untuk meningkatakan kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah melalui ahli teknologi. Satu Posyandu sebaiknya melayani sekitar 100 balita (120 kepala keluarga), atau sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat. Tujuan Posyandu adalah : a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran

19

b. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lainnya yang menunjang sesuai dengan kebutuhan Adapun sasaran dari Posyandu yaitu : a. Ibu Hamil Beresiko Tinggi b. Ibu Menyusui c. Bayi d. Balita e. Pasangan Usia Subur (PUS)

BAB III URAIAN KHUSUS

20

A. Sejarah Puskesmas Pertiwi Makassar Puskesmas masyarakat. merupakan Dalam salah satu sarana pelayanan kesehatan bagi

rangka

meningkatkan

pelayanan

kesehatan

kepada

masyarakat, terutama golongan masyarakat prasejahtera. Konsep Puskesmas tersebut timbul pada tahun 1968 ketika diadakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) di Jakarta. Pendirian puskesmas Pertiwi ini didasarkan pada hasil rapat pada tahun 1970 dan diprakarsai oleh Organisasi Pertiwi cabang kota Makassar yang merasa berkewajiban untuk mendukung pemerintah dalam hal meningkatkan kesehatan masyarakat. Dan atas bantuan Ny. H.M Dg Patompo,ia menghasilkan sebuah rumah yang digunakan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan. Yang dimana diberi nama PUSKESMAS PERTIWI sesuai dengan nama organisasi wanita saat itu. Dan bertempat di jalan Cendrawasih III No. 19 Makassar. Peresmian Puskesmas Pertiwi dilakukan oleh Bapak H.M Dg Patompo, yang saat itu menjabat sebagai Walikotamadya Makassar. Dan sampai saat ini Puskesmas Pertiwi melaksanakan kegiatannya di wilayah Kecamatan Mariso. Adapun batas wilayah binaan Puskesmas Pertiwi yaitu seluruh kelurahan Lette dan Kelurahan Mariso. Luas daerah binaannya itu sendiri kurang lebih 215 Km. batasbatas wilyah kerja Puskesmas Pertiwi yaitu :

1. Sebelah utara dengan Kelurahan Pannambungan

21

2. Sebelah timur dengan Kelurahan Kunjung Mae 3. Sebelah barat dengan Selat Makassar 4. Sebelah selatan dengan Kelurahan Mattoanging Saat ini yang menjabat sebagai kepala Puskesmas Pertiwi adalah dr. H. Abd Rahman R. dan sebelum Bapak dr. H. Abd Rahman R. Puskesmas Pertiwi telah beberapa kali berganti Kepala Puskesmas, antara lain : 1. Dr. Gunadi 2. Dr.Syiwu 3. Dr. Djuariah 4. Dr. Badui 5. Dr. Hasibah 6. Dr. Nursiah 7. Dr. A. Lawang 8. Dr. Bachtiar Masud 9. Dr. Etty Wibowo 10. Dr. Elviera Rostan 11. Dr. Marie L. Tunaidi 12. Dr. Gibert Kouwagam
22

13. Dr. Shielly Sureanggo

B. Kegiatan Pokok Puskesmas Pertiwi Pelayanan kesehatan Di pukesmas pertiwi dilaksanakan melalui kegiatankegiatan pokok sebagai berikut: 1. Tata Usaha a. Personalia seperti rapat karyawan, pengusulan KGB/ pangkat dan melengkapi berkas pegawai b. Keuangan seperti pembukuan harian dan penyetoran ke dinas kesehatan kota madya 2. KB Seperti kunjungan ke BPS, penyuluhan, pelayanan klinik, pembinaan pos KB, monitoring, dan pencatatan atau pelaporan. 3. Kesehatan ibu dan Anak Seperti pemeriksaan ibu hamil,pemeriksaan bayi, pemeriksaan balita, imunisasi, penyuluhan, dan pencatatan atau pelaporan
23

4. GIZI Seperti penyuluhan, pemberian vitamin A, pembinaan kader, penimbangan balita, monitoring, dan pencatatan atau pelaporan 5. Kesling Seperti penyuluhan dan ceramah, penataan sarana, pelayanan poliklinik puskesmas keliling, kamar obat dan pencatatan atau pelaporan 6. Usaha Kesehatan Lingkungan ( UKG ) Seperti pelayanan poliklinik, kunjungan sekolah, penyuluhan, pos pelayanan terpadu (posyandu), monitoring, dan pencatatan atau pelaporan. 7. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) Seperti pembinaan kader, penyuluhan, posyandu, monitoring, dan pencatatan atau pelaporan. 8. Laboratorium Seperti pemeriksaan darah, pemeriksaan urine, pemeriksaan faeces, pelayanan rujukan, dan pencatatan atau pelaporan 9. Usaha Kesehatan Sekolah Seperti pemeriksaan murid, pembinaan guru UKS, pembinaan Dokter Cilik, superviser, pencatatan atau pelaporan.

24

10. Public Health Nurse (PHN) Seperti kunjungan rumah penyuluhan, perawatan rumah, pencatatan atau pelaporan. C. Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Puskesmas Pertiwi Pengelolaan obat di Puskesmas di maksudkan untuk tercapainya efektivitas dan efisiensi obat. Adapun pengelolaan obat itu meliputi : a. Perencanaan perencanaan merupakan suatu kegiatan perencanaan pengadaan obat bertujuan untuk menetapkan jenis jumlah obat yang sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar termasuk program kesehatan yang telah di tetapkan. Pada dasarnya perencanaan di buat untuk tahun anggaran berikutnya. Tetapi menunjang kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan setiap hari. Maka setiap awal bulan disusun rencana kebutuhan obat, Alkes, Bahan Gigi dan Reagensia yang didasarkan atas penerimaan dan penggunaan obat bulan lalu yang mencakup : 1. Jumlah obat yang diterima 2. Jumlah obat yang digunakan 3. Sisa obat pada akhir bulan 4. Jumlah kunjungan 5. Pola penyakit termasuk Kejadian Luar Biasa
25

6. Adanya upaya kesehatan di Puskesmas Pertiwi melalui kegiatan pokok yang akan dilaksanakan pada bulan tersebut. Perencanaan pengadaan obat bertujuan untuk : 1. Jumlah dan jenis obat yang sesuai kebutuhan 2. Menghindari terjadinya kekosongan obat
3. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional

4. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat Persiapan yang diperlukan untuk perencanaan obat adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan tujuan dan sasaran serta metode pencapaian 2. Mengumpulkan dan menganalisa data 3. Evaluasi proses perencanaan Kegiatan pokok dalam perencanaan pengadaan obat adalah : 1. Seleksi guna memperkirakan kebutuhan obat di Puskesmas. Meliputi : Memilih obat yang akan di beli Menentukan jumlah obat yang akan di beli

2. Menyesuaikan jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana yang ada b. Pengadaan
26

Pengadaan merupakan proses penyediaan obat yang di butuhkan untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas. Tujuannya agar tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat di butuhkan. Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan pengadaan sendiri secara langsung, tetapi memperoleh dari Inpres, ASKESKIN (Dana), KANDEP?DINKES Tk. II< dan lain-lain. Kegiatan pengadaan di Puskesmas Pertiwi meliputi : 1. Penyusunan daftar permintaan obat yang sesuai kebutuhan 2. Pengajuan permintaan kebutuhan obat dengan menggunakan formulir Dokumen Bukti Mutasi Barang Pengadaan di awali dengan cara menggunakan blanko khusus ke Dinas Kesehatan kotamadya, baik obat Inpres maupun PMB. Di Puskesmas Pertiwi tidak ada pengadaan alat-alat kesehatan tetapi apabila ada kerusakan atau kehilangan berdasarkan laporan, maka oleh Dinas Kesehatan tersebut diperiksa kembali oleh Dinas Kesehatan Kotamadya. Untuk pengadaan obatobatan narkotika dilaporkan ke Kandep alu ke Kanwil dan Balai Besar POm Di Makassar.

c. Penerimaan

27

Penerimaan merupakan

suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan

yang diserahkan dari Unit Pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di bawahnya yang selanjutnya akan di gunakan untuk menunjang pelayanan di puskesmas. Agar obat yang diterima oleh Puskesmas benar-benar sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang di ajukan. Maka diadakan penerimaan obat. Pada waktu melakukan penerimaan, petugas kamar obat berkewajiban mengadakan pengecekan terhadap obat-obatan yang

diserahkan seperti pada daftar penyerahan dengan membandingkan antara fisik obat dan persyarata lainnya. Jika terdapat kekurangan, maka penerima obatwajib menuliskan jenis obat yang kurang tersebut. Bila perlu juga diuraikan sebab kekurangannya. Disamping itu perlu pula di teliti batas kadaluarsanya. Penerimaan obat dapat berasal dari : 1. APBN berupa : - Inpres - P2MPLP - BKKBN - Binkemas dan lain-lain 2. APBD meliputi :

28

- Tingkat I - Tingkat II 3. Perum Husada Bhakti (ASKESKIN) 4. Sumber lain. d. Penyimpanan Setelah obat-obatan di terima. Maka selanjutnya di adakan penyimpanan obat yaitu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan baik yang dapat merusak mutu obat. Tujuan penyimpanan obat yaitu : 1. Memelihara mutu obat 2. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab 3. Menjaga kelangsungan persediaan obat 4. Memudahkan pencarian dan pengawasan obat Di Puskesmas Pertiwi itu sendiri, penyimpanan obat yang telah di terima di simpan di lemari obat yang berjumlah 2 buah. Satu lemari obat yang khusus buat sediaan tablet dan salep, serta satu buah lemari untuk sediaan sirup. D. Pelayanan Kesehatan
29

Adapun pelayanan kesehatan dasar gratis di puskesmas kota Makassar berdasarkan SK Walikota Makassar No. 704/Kep/445/2003 tanggal 1 november 2003 dan Edaran Walikota Makassar No. 440/030/S.Edar/VI/2008 tanggal 30 Juni 2008. 1. Pelayanan kesehatan dasar rawat jalan tingkat I : a. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi kesehatan b. Tindakan medis umum Jahit luka ganti Verband Cross Incici Incici abses Ekstraksi Corpus Alineum Perawatan Luka Circumsisi Bedah Ringan

c. Pelayanan KIA/KB Pelayanan ANC Pelayanan PNC


30

Pelayanan Imunisasi Pelayanan KB bagi keluarga yang tidak mampu Pemasangan IUD & Pencabutan IUD serta implant

d. Tindakan medik gigi dan mulut Pencabutan gigi anak-anak Pencabutan gigi dewasa Tumpatan sementara Tumpatan tetap Incici Abses Pembersihan karang gigi manual

e. Pelayanan laboratoratorium dasar Pemeriksaan darah rutin/item Pemeriksaan urine rutin/item Pemeriksaan tinja Pemeriksaan sputum Pemeriksaan malaria/DDR Pemeriksaan trombosit
31

Pemeriksaan widal Pemeriksaan golongan darah Tes kehamilan

2. Surat keterangan a. Keterangan lahir b. Keterangan sakit c. Keterangan berbadan sehat d. Keterangan kematian E. Pelayanan Resep di Puskesmas Pertiwi Pelayanan resep pada Puskesmas Pertiwi didasarkan atas 3 macam. Yaitu : 1. Resep umum Pada saat ini , untuk berobat di Puskesmas tidak akan di pungut biaya apapun. Pasien dapat langsung mengambil obat setelah menyerahkan resep yang di tulis oleh dokter. 2. Resep Dana/ASKESKIN Pada resep Dana, pasien juga tidak dikenakan biaya, tewtapi harus menandatangani tagihan ASKES dengan kartu berwarna putih 3. Resep JPS
32

Sama dengan resep dana, resep JPS juga tidak dikenakan biaya. Pada waktu penerimaan resep Asisten Apoteker memeriksa resep itu lengkap atau tidak. Resep yang lengkap harus mencantumkan nomor resep, tanggal resep, nama pasien, komposisi dan aturan pakai. Namun resep yang dituliskan oleh dokter di Puskesmas Pertiwi tidak begitu lengkap. Mereka hanya mencantumkan nama pasien, nama obat, aturan pakai dan tanggal pembuatan resep. Itu dilakukan sebab resep tersebut hanya berlaku untuk local saja, artinya tidak barlaku diluar pusekesmas dan tidak dapat di leyani di apotek. F. Tugas dan Peranan Asisten Apoteker di Puskesmas Untuk memberikan pelayanan yang efisien kepada masyarakat terutama dalam pengelolaan obat sampai pada penerahan resep, peran asisten Apoteker sangat diperlukan. Adapun tugas seorang Asisten Apoteker di puskesmas adalah : 1. Sebagai petugas pengelola obat 2. Sebagai perencana pengadaan obat 3. Sebagai pembuat laporan penggunaan obat. Baik secara harian, bulanan maupun tahunan yang meliputi obat ASKES dan Obat Inpres

33

BAB IV PEMBAHASAN

a. Masalah Yang di Temukan Setelah melakukan PKL Klinik yang terdapat Di puskesmas pertiwi Makassar, khususnya dalam menunjang pelayanan di unit VII yaitu dibagian kefarmasian maka terdapat beberapa hal yang memerlukan perhatian antara lain:
1. Kurangnya tenaga Farmasis yang bekerja di instalasi farmasi

puskesmas karena hal ini mengakibatkan pasien yang harus menunggu pelayanan resep yang terlalu lama. Dan juga terkadang tenaga farmasis kewalahan melayani resep yang begitu banyak bertumpuk, sehingga memungkinkan terjadinya kekeliruan dalam pelayanan. Hal ini juga menjadi salah satu akibat yang ditimbulkan karena sarana Apotek Di Puskesmas ini belum menunjang dalam hal keterbatasan ruang gerak di Apotek yang begitu sempit.
2. Terdapat beberapa jenis obat yang mengalami kekosongan stock,

hingga menghambat kegiatan pelayanan pasien karena petugas apotek haris berkonsultasi dengan Dokter apakah obat yang

34

diresepkan dapat diganti dengan obat lain atu tidak. Apabila tidak boleh pasien diwajibkan untuk membeli obat yang dibutuhkan di apotek luar. Hal ini sangat menyulitkan pasien terlebih bila pasien tersebut adalah pasien lansia atau manula, dan juga dapat mempersulit bagi pasien yang kurang mampu karena harus

mengeluarkan uang untuk mendakapatkan obat yang harus dibeli tadi, dimana obat itu dapat di berikan secara gratis oleh Apotek Puskesmas bila stocknya tersedia.
3. Pemberian obat dengan aturan pakai yang sering menyulitka pasien

dalam penggunaanya, seperti aturan pakai 3 x 1/3 atau 3x1/4, dimana hal ini termasuk dalam pemberian serbuk standar puskesmas yang secara teoritis merupakan penyimpangan dari pengertian

puyer( pulveres) yang sebenarnya, yaitu sebagai sediaan dosis tunggal yang tidak terbagi-bagi.
b. Alternatif penyelesaian masalah

1. Perlu dilakukan perluasan Apotek di Puskesmas setidaknya di depan apotek yaitu ruang tunggu pasien dapat di gunakan untuk memperluas ruangan apotek, dengan perluasan ini farmasis akan mendapatkan ruang gerak yang lebih lega untuk melakukan pelayanan kefarmasian dan tenaga farmasis pun dapat di tambahkan jumlahnya sehingga pelayanan kefarmasian di puskesmas dapat lebih cepat, pasien pun tidak usah terlalu lama menunggu.

35

2. Untuk menghindari kekosongan atau kekurangan stok obat maka

perlu dilakukan pengecekan stok obat sesering mungkin, agar obat yang diperkirakan persediaannya tidak mencukupi maka petugas apotek dapat dengan segera mengambilobat ke gudang farmasi untuk menambah persediaan obat. Apabila stok belum mencukupi di atas tanggal 20 maka dapat dilakukan panjar obat di mana panjar obat tersebut akan dipotong pada saat pengambilan obat pada bulan berikutnya.
3. Salah satu aspek yang berperan dalam menunjang kepatuhan

pasien dalam penggunaan obat, maka kesulitan pasien akan berkurang seperti pada tablet dengan aturan pakai yang merumitkan pasien itu sendiri. Maka petugas apotek harus menjelaskan kepada pasien cara membagi yang benar atau tablet tersebut dibuat serbuk dan dibagi menjadi dosis yang sesuai yang diberikan dokter.

36

BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan Kewajiban Asisten Apoteker pada Puskesmas Pertiwi dilaksanakan dengan sangat baik karena Asisten Apoteker telah melakukan tugasnya sebagaimana mestinya dan tidak melakukan kegiatan lain diluar profesinya. Seperti pada point-point berikut Asisten apoteker di Puskesmas melaksanakan pengerjaan resep yang diberikan oleh dokter yang ada di lingkungan puskesmas itu sendiri Melaksanakan pelayanan resep di Apotek Puskesmas itu sendiri Melakukan pelaporan atau konsultasi peda dokter apabila ada obat yang habis atau stocknya kurang agar dapat dilakukan kebijakan dengan mengganti obat yang berkhasiat sama oleh Dokter. Menbuat perencanaan obat yang akan dating.

37

Melakukan pelaporan LPLPO yang di tujukan kepada gudang Farmasi provensi mengenai perencanaan obat yang di butuhkan oleh puskesmas itu sendiri.

Memberikan informasi mengenai penggunaan, ataupun informasiinformasi penting mengenai obat kepada pasien maupun tenaga kesehatan lainnya, termasuk juga dokter.

b. Saran

Saran kami dalam pelaksanaan PKL di Smk Farmasi yamasi agar dapat dioptimalkan lagi dengan menambahkan waktu PKL sehingga dapat memberi lebih banyak pengalaman kepada siswa di karenakan ada waktu-waktu yang menjadi kegiatan tertentu di lahan kerja namun karma keterbatasan waktu PKL sehingga siswa sering tidak mendapatkan waktu-waktu itu. Seperti waktu PKL yang hanya 10 hari dimulai dari awal bulan sampai pertengahan bulan mengakibatkan kegiatan lahan yang dilaksanakan pada akhir bulan tidak didapatkan oleh peserta PKL.

38

39

DAFTAR PUSTAKA.

1) Sukesno, Harto. 2008. Administrasi Farmasi III. Makassar. 2) Sarudji, Didik. 2002. Ilmu kesehatan Masyarakat jilid I (untuk kelas I)

cetakan kedua. Jakarta: departemen kesehatan.


3) Pelaksana PKL. 2009. Buku panduan PKL SMK YAMASI PROGRAM

STUDI FARMASI MAKASSAR. Makassar.


4) Asda, Dkk 2009, Laporan praktek kerja lapangan politeknik kesehatan

depkes Makassar .

tambahan

40

L A M P I R A
41

42

You might also like