You are on page 1of 49

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah di ubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi mewujudkan Keluarga Berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saifuddin, 2003). Program keluarga berencana ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat pada umumnya. Dengan pelaksanaan keluarga berencana, diusahakan agar angka kelahiran kelahiran dapat diturunkan, sehingga tingkat kecepatan perkembangan penduduk tidak melebihi kemampuan kenaikan produksi, dan dengan demikian diharapkan dapat ditingkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Banyak pilihan metode alat-alat kontrasepsi yang tersedia saat ini bagi individu yang ingin mengikuti program keluarga berencana. Semua metode alat-alat kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Adapun jenis alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh yang ingin mengikuti program keluarga berencana adalah kondom, pil KB, suntik KB, implant/susuk KB, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan tubektomi (Irwanashari, 2009).

Pada saat ini Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan salah satu cara kontrasepsi yang populer dan diterima oleh program keluarga berencana disetiap Negara. Diperkirakan 60-65 juta wanita diseluruh dunia memakainya, dengan pemakaian terbanyak di China. Meskipun banyak laporan menunjukan adanya hubungan kejadian penyakit radang panggul (PRP) dengan pemakaian AKDR tetapi tetap saja AKDR merupakan alat kontrasepsi yang populer karena keefektifannya yang tinggi, aman dan sangat cocok untuk banyak wanita terutama yang sudah mempunyai anak dan tidak beresiko terhadap penyakit menular seksual (PMS) (Siswosudarmo, 2007). Cara kerja utama AKDR adalah mencegah pembuahan, bertolak belakang dengan kepercayaan yang luas dianut bahwa AKDR berfungsi sebagai penginduksi abortus. AKDR dapat dipasang dengan baik oleh penyedia pelayanan yang sudah terlatih (Wulansari, 2006). Di Indonesia, pasangan usia subur yang menggunakan metode kontrasepsi terus meningkat mencapai 61,4%. Pola pemakaian kontrasepsi terbesar yaitu suntik sebesar 31,6%, pil sebesar 13,2%, IUD sebesar 4,8%, implant 2,8%, kondom sebesar 1,3%, kontap wanita sebesar 3,1%, kontap pria sebesar 0,2%, pantang berkala 1,5%, senggama terputus 2,2% dan metode lainnya 0,4% (Depkes, 2008). Program Keluarga Berencana sudah tidak asing lagi bagi masyarakat NAD. Jumlah pengguna KB mencapai 512.644 pasangan. Dari keseluruhan pengguna KB tersebut di NAD, 85% pasangan menggunakan alat kontrasepsi

berupa suntikan dan pil KB. Lain halnya dengan pengguna kondom yang sangat tidak diminati, jumlah penggunanya hanya 5% saja. Sedangkan penggunaan IUD hanya 1,8%. Alat kontrasepsi operasi vasektomi bagi laki-laki dan tubektomi bagi perempuan yang bisa diperoleh dari tenaga medis khusus hampir tidak pernah digunakan (BKKBN-NAD, 2009). Banyak perempuan mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi, hal ini tidak hanya karna terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus di pertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek samping potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak di inginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin, 2003). Di BPS Yayasan Fuji, data tahun 2009 sampai sekarang terdapat 305 akseptor kontrasepsi, yang terdiri dari 83,9% akseptor KB suntik, 9,8% akseptor KB Pil, 7,86% akseptor KB AKDR. Dari hasil penjajakan awal di BPS yayasan fuji kepada 2 sampel akseptor aktif mengungkapkan ibu takut memakai AKDR yang merupakan benda asing yang dimasukkan ke dalam rahim ibu dan saat ibu meninggal AKDR belum dilepaskan. Sebagian ibu juga mengatakan malu pada saat pemasangan terlihat vagina ibu. Dengan alasan tersebut saya tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran pengetahuan akseptor tentang AKDR.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas maka yang menjadi rumusan permasalahannya adalah bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Akseptor Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Akseptor Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan akseptor tentang pengertian

AKDR. b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Akseptor tentang

keuntungan AKDR. c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan akseptor tentang kerugian

AKDR. d. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan akseptor tentang indikasi

AKDR. e. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan akseptor tentang kontra

Indikasi AKDR.

f.

Untuk mengetahui pengetahuan gambaran akseptor tentang efek

Samping AKDR.

D. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya terbatas pada pengetahuan akseptor tentang alat kontrasepsi dalam rahim. Yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh akseptor KB aktif di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe tahun 2010.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden Akseptor dapat lebih mengerti dan memahami lagi tentang penggunaan AKDR. 2. Bagi Peneliti Mampu mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dibangku kuliah dalam bentuk penelitian. 3. Bagi Instansi Pendidikan Sebagai bahan referensi dan dokumentasi untuk perpustakaan kampus Akademi Kesehatan Pemda Lhokseumawe. 4. Bagi BPS atau Klinik Dapat dijadikan bahan masukan bagi bidan dalam upaya meningkatkan informasi kepada ibu-ibu tentang AKDR.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kontrasepsi 1. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Winkjosastro, 2006). Kontrasepsi, sesuai dengan makna asal katanya, dapat kita definisikan sebagai tindakan atau usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan (Notodihardjo, 2004). 2. Akseptabilitas Menurut Winkjosastro (2008), akseptabilitas suatu cara kontrasepsi ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain dapat dipercaya, tidak ada efek sampingan atau hanya ada efek sampingan ringan, tidak mempengaruhi koitus, mudah penggunaannya dan harga obat/alat kontrasepsi terjangkau. Akseptabilitas ini terbukti apabila pasangan tetap menggunakan cara kontrasepsi yang bersangkutan, dan baru berhenti jika pasangan ingin mendapatkan anak lagi, atau jika kehamilan tidak akan terjadi lagi karena umur wanita sudah lanjut atau oleh karena ia telah menjalani tubektomi atau bilamana suaminya telah divasektomi.

3.

Efektivitas (Daya Guna) Efektivitas suatu kontrasepsi dapat dinilai pada 2 tingkat, yaitu

(Winkjosastro, 2008) : a. Daya guna teoritis, yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, apabila cara tersebut digunakan terus menerus dan sesuai dengan petunjuk yang diberikan. b. Daya guna pemakaian, yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi dalam keadaan sehari-hari dimana pemakaiannya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pemakaian tidak hati-hati, kurang taat pada pada peraturan, dan sebagainya. 4. Jenis-jenis Kontrasepsi Menurut winkjosastro (2008), jenis-jenis kontrasepsi yaitu sebagai berikut; a. Kontrasepsi Tanpa Mengunakan Alat-alat/obat-obatan Yaitu terdiri dari patang berkala dan senggama terputus. b. Kontrasepsi Secara Mekanis Yaitu terdiri dari kondom, diafragma vaginal dan servical cap. c. Kontrasepsi Hormonal Yaitu terdiri dari pil KB, obat Suntikan dan norplant. d. Kontrasepsi Dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). e. Kontrasepsi Mantap (Tubektomi dan Vasektomi).

B. Kontrasepsi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) 1. Pengertian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) Menurut Suratun (2008), AKDR adalah alat yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline). Ada yang dililit tembaga (Cu), adapula yang tidak, adapula yang dililit tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang dibatangnya berisi hormon progesterone. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah cara pencegahan kehamilan yang sangat efektif, aman dan reversibel bagi wanita tertentu, terutama yang tidak terjangkit PMS dan sudah pernah melahirkan. AKDR adalah suatu alat plastik atau logam kecil yang dimasukkan ke uterus melalui kanalis servikalis (Wulansari, 2006). 2. Cara Kerja Menurut Saifuddin (2003), cara kerja AKDR adalah sebagai berikut: a. b. c. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,

walaupun AKDR membuat sperma sulit massuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi. d. 3. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. Jenis-jenis AKDR Adapun jenis-jenis AKDR yang beredar yaitu (Suratun, 2008) :

a.

IUD generasi pertama : disebut Lippes loop, berbentuk spiral atau

huruf S ganda, terbuat dari plastik (poye-thyline). b. 1.) IUD generasi kedua Cu T 200 B, berbentuk T yang batangnya dililit tembaga

(Cu) dengan kandungan tembaga. 2.) 3.) Cu 7, berbentuk angka 7 yang batangnya dililit tembaga. ML Cu 250, berbentuk 3/3 lingkaran elips yang bergerigi

yang batangnya dililit tembaga. c. IUD generasi ketiga 1.) Cu T 380 A, berbentuk huruf T dengan lilitan tembaga

yang lebih banyak dan perak. 2.) 3.) ML Cu 375, batangnya dililit tembaga berlapis perak. Nova T Cu 200 A, batang dan lengannya dililit tembaga.

d. IUD generasi keempat Ginefix, merupakan AKDR tanpa rangka, terdiri dari benang polipropilen monofilamen dengan enam butir tembaga. 4. Efektivitas AKDR Menurut Suratun (2008), efektivitas AKDR sangat tinggi, angka kegagalan berkisar 1%. Lippes loop sebagai generasi pertama dipakai selama diinginkan, kecuali bila ada keluhan. Cu T 200 B, Cu 7, ML Cu 250 sebagai generasi kedua dipakai selama 3-4 tahun. IUD generasi ketiga, Cu T 380 A, ML Cu 380 selama 10 tahun.

10

5.

Keuntungan AKDR menurut Saifuddin (2003) a. Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi. Sangat efektif A 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan). b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan. c. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat. d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. e. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (Cut -380 A). f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume Asi. g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi). h. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih haid terakhir). i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat dan membantu mencegah kehamilan ektopik.

6.

Kerugian AKDR menurut Saifuddin (2003) a. Efek samping yang umum terjadi : Yaitu Perubahan siklus haid (umumnya pada tiga bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak, pendarahan (Spotting) antar menstruasi, saat haid lebih sakit. b. Komplikasi lain. 1.) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.

11

2.) Pendarahan

berat

pada

waktu

haid

atau

diantaranya

yang

memungkinkan penyebab anemia. 3.) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar). 4.) Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS, tidak baik digunakan pada perempuan IMS, perempuan yang sering mengganti pasangan. 5.) Penyakit Radang Panggul (PRP) terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, DRP dapat memicu infertilitas. 6.) Proses medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR, sering kali perempuan takut disaat pemasangan. 7.) Perempuan harus memeriksa benang AKDR dari waktu kewaktu, untuk melakukan ini perempuan harus memasukan jarinya ke dalam vagina, sehingga perempuan tidak mau melakukannya. 8.) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri, kecuali petugas terlatih yang harus melepaskan AKDR. 9.) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karna fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal. 7. Efek samping AKDR a. Perdarahan Keluarnya darah dari liang vagina diluar haid dalam jumlah kecil berupa bercak-bercak (spotting) atau dalam jumlah berlebihan

(metrorhagia). Perdarahan ini dapat pula terjadi massa haid dalam jumlah berlebihan (menometrorhagia).

12

b. Keputihan Terdapat cairan putih yang berlebihan, terjadi akibat produksi cairan rahim yang berlebihan. Tidak berbahaya apabila cairan tersebut tidak berbau, tidak terasa gatal dan tidak terasa panas. c. Ekspulsi Terasa adanya AKDR dalam liang senggama yang menyebabkan rasa tidak enak bagi wanita. Dapat terjadi ekspulsi/ pengeluaran sebagian atau seluruhnya. Biasanya terjadi pada waktu haid. d. Nyeri Nyeri pada waktu pemasangan AKDR, waktu haid dan saat senggama. Nyeri disebabkan oleh kontraksi yang berlebihan dari rahim dan bersifat sementara dan mudah diatasi. e. Infeksi Adanya rasa nyeri didaerah perut bagian bawah, bila disertai demam, keputihan yang berbau busuk dan rasa nyeri pada waktu bersenggama/ periksa dalam. f. Translokasi Translokasi adalah pindahnya AKDR dari tempat seharusnya. Hal ini dapat disertai gejala maupun tidak. Dapat disertai perdarahan maupun tidak, sehingga gejala dan keluhannya bermacam-macam. Dalam pemeriksaan dalam, benang AKDR tidak teraba dan pada pemeriksaan

13

sonde, AKDR tidak terasa atau tersentuh, untuk mengetahui lebih jelas posisi IUD dilakukan rontgen atau USG. 8. Indikasi AKDR Menurut Saifuddin (2003), indikasi AKDR yaitu perempuan dengan usia reproduksi, perempuan dengan keadaan multipara / nulipara, perempuan dengan menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang, perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi, perempuan setelah mengalami abortus dan tidak terlihatnya adanya infeksi, perempuan dengan beresiko rendah dari IMS, perempuan dengan tidak menghendaki metode hormonal, perempuan yang tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari, perempuan yang tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama, perempuan yang merokok, perempuan yang sedang memekai antibiotika atau anti kejang, perempuan dengan keadaan gemuk atau kurus, perempuan dengan penderita tumor dan kangker, perempuan dengan keadaan sakit kepala dan tekanan darah tinggi, perempuan dengan varises atau di vulva. 9. Kontra Indikasi AKDR Kontra Indikasi AKDR menurut Saifuddin (2003), yaitu : a. Perempuan yang sedang hamil (diketahui hamil dalam kedaan hamil). b. Perempuan dengan pendarahan vagina, yang tidak diketahui. c. Perempuan yang sedang menderita infeksi alat genital (vaganitis, servisitis).

14

d. Perempuan dengan kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri. e. Perempuan dengan penyakit Troflobas yang ganas. f. Perempuan diketahui menderita TBC pelvic. g. Perempuan yang diketahui menderita kangker dan alat genital. h. Perempuan dengan ukuran rangga rahim kurang dari 5 cm. i. Perempuan dengan 3 bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP (Penyakit Radang Panggul) atau obortus septic. 10. Waktu Penggunaan Menurut Saifuddin (2003), waktu penggunaan AKDR yaitu : a. setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil. b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid. c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4

minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pascapersalinan. d. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila

tidak ada gejala infeksi. e. Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang dilindungi. 11. Teknik Pemasangan dan Pengeluaran AKDR menurut Winkjosastro (2008). a. Teknik pemasangan AKDR

15

Karena dalam program keluarga berencana di Indonesia digunakan AKDR jenis lippes loop, disini diterangkan car pemakaian AKDR itu. Setelah kandung kemih dikosongkan, akseptor dibaringkan diatas meja ginekologik dalam posisi litotomi. Kemudian, dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak, bentuk, dan besar uterus. Spekulum dimasukkan kedalam vagina, dan serviks uteri deibersihkan denagn larutan antiseptik. Sekarang dengan cunam serviks dijepit bibir depan porsio uteri, dan dimasukkan sonde uterus ke dalam uterus untuk menentukan arah poros dan panjangnya kanalis servikalis serta kavum uteri. AKDR dimasukkan kedalam uteri melalui ostium uteri eksternum sambil mengadakan tarikan ringan pada cunam serviks. Tabung penyalur digerakkan didalam uterus, sesuai dengan arah poros kavum uteri sampai tercapai ujung atas kavum uteri yang telah ditentukan lebih dahulu dengan sonde uterus. Selanjutnya, sambil mengeluarkan tabung penyalur perlahan-lahan, pendorong menahan AKDR dalam posisinya. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus, pendorong juga dikeluarkan, cunam dilepaskan, benang AKDR digunting sehingga 2 1/3-3 cm keluar dari ostium uteri, dan akhirnya spekulum diangkat.

16

b. Pengeluaran AKDR Menggunakan AKDR biasanya dilakukan dengan jalan menarik benang AKDR yang keluar dari ostium uteri eksternum dengan dua jari, dengan pinset, atau dengan cunam. Kadang-kadang benang AKDR tidak tampak diostium uteri ekternum. Tidak terlihatnya benang AKDR ini dapat disebabkan oleh 1) akseptor menjadi hamil, 2) perforasi uterus, 3) ekspulsi yang tidak disadari oleh akseptor, 4) perubahan letak AKDR, sehingga benang AKDR tertarik kedalam rongga uterus, seperti ada mioma uterus. C. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005). 2. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

17

Pengetahuan yang tercakup dalam dominan ini mempunyai 6 tingkat, yakni (Notoatmodjo, 2005): 1. Tahu (Know) Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam hal ini mengingat kembali terhadap suatu yang spesipik dari seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah diterima. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil. 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjalankan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan berkaitan satu sama lain. 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

18

6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. 3. Sumber-Sumber Pengetahuan Menurut Meliono (2007), sumber-sumber pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1) Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia. 2) Media Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa Ini adalah televise, radio, koran dan majalah. 3) Keterpaparan informasi Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah " that of which one is apprisedor told intelligence, news". Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Oleh RUU Teknologi, informasi diartikan sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapakan, menyimpan,

19

memanipulasi, menganalisa dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. D. Kerangka Teoritis Menurut Machfoedz (2009), kerangka teoritis adalah sebagai berikut: Domain kognitif: 1. Tahu 2. Memaha mi 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi
Pendidikan Media (Koran, Radio, TV, Majalah, Brosur) Keterpaparan Informasi

Pengetahuan akseptor tentang AKDR

Kategori: 1. B aik 2. C ukup

1. Pengertian AKDR 2. Keuntungan AKDR 3. Kerugian AKDR 4. Indikasi AKDR 5. Kontra Indikasi AKDR 6. Efek Samping AKDR

Keterangan :

: diperoleh dari (tidak diteliti) : ada hubungan /ada pengaruh (tidak diteliti) : tingkat domain yang digunakan dalam penelitian : kategori yang digunakan : dimensi yang diteliti : yang diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis Modifikasi dari (Notoadmodjo (2005), Nursalam (2003))

20

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep Berdasarkan permasalahan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka dapat dibuat kerangka konsep menurut (Machfoedz, 2009) adalah sebagai berikut:

Pengetahuan Akseptor Tentang AKDR

Kategori : Baik Cukup Kurang

Dimensi 1. Pengertian AKDR 2. Keuntungan AKDR 3. Kerugian AKDR 4. Indikasi AKDR 5. Kontra Indikasi AKDR 6. Efek Samping AKDR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

21

B. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional I Pengetahuan Akseptor tentang alat kontrasepsi dalam Rahim. 1.Pengertian Alat Kontrasepsi dalam Rahim 2.Keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim 3.Kerugian Alat Kontrasepsi dalam Rahim 4.Indikasi Alat Kontrasepsi dalam Rahim Hasil tahu ibu pengguna KB tentang Alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim. Arti dari Alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim. Manfaat atau kelebihan dari alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim. Kelemahan dari Alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim. Petunjuk yang menjadi alasan dilakukannya pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim. Petunjuk yang menjadi alasan tidak boleh dilakukannya pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim. Efek yang ditimbulkan akibat penggunaan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim. Penyebaran kuesioner

20

Cara ukur

Alat ukur Kuesioner

Skala ukur Ordinal

Hasil ukur Baik Cukup Kurang

Penyebaran kuesioner Penyebaran kuesioner

Kuesioner

Ordinal

Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

Kuesioner

Ordinal

Penyebaran kuesioner Penyebaran kuesioner

Kuesioner

Ordinal

Kuesioner

Ordinal

5.Kontra Indikasi Alat Kontrasepsi dalam Rahim

Penyebaran kuesioner

Kuesioner

Ordinal

Baik Cukup Kurang

6. Efek samping Alat Kontrasepsi dalam Rahim

Penyebaran kuesioner

Kuesioner

Ordinal

Baik Cukup Kurang

22

C. Cara Pengukuran Variabel Pengukuran pengetahuan akseptor tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, dimana setiap jawaban yang benar diberi skor 1, dan jawaban salah diberi skor 0. Selanjutnya dilakukan pengkatagorian menurut ketentuan Nursalam (2003) yaitu: a. Baik, bila responden dapat menjawab soal dengan benar 76% - 100% dari total pernyataan. b. Cukup, bila responden dapat menjawab soal dengan benar 56% - 75% dari total pernyataan. c. Kurang, bila responden dapat menjawab soal dengan benar kurang dari 56% dari total responden dapat menjawab soal dengan benar.

23

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui Tingkat Pengetahuan Akseptor Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di BPS yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010.

B. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian ini telah dilakukan di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe. 2. Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada 24 Mei sampai 31 Mei tahun 2010.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB aktif yang datang ke BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010, yaitu sebanyak 305 orang akseptor.

24

2. Sampel Sampel yang diambil adalah dengan menggunakan tehnik 10% dari jumlah populasi. Yaitu 10% x 305 = 30,5. maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang.

D. Cara Pengambilan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu akseptor.

E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

F. Pengolahan Dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Menurut Budiarto, (2001) setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Editing Data yang telah dikumpulkan diperiksa kelengkapanya dan apabila ada kesalahan dan kekurangan data, maka dicek ulang dan dilakukan pengumpulan data kembali. b. Coding

25

Pemberian simbol, kode bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. c. Tabulating Memasukan dan menghitung hasil pengkodean data kedalam bentuk tabel. 2. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini merupakan univarian. Untuk mengetahui kategori pengetahuan akseptor tentang alat kontrasepsi dalam rahim menggunakan perhitungan manual (Budiarto, 2001). Data yang di dapat dari hasil penelitian akan dianalisa dengan menggunakan rumus presentase. P= f x 100 N

Keterangan : P = Persentase f = Frekwensi Teramati N = Jumlah responden yang menjadi sampel.

26

BAB V GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Yayasan Fuji Klinik bersalin Yayasan Fuji Tempok Teungoh Kota Lhokseumawe, didirikan pada tanggal 24-12-2005 dengan surat izin no.530.80/90/SK/2005. Yang di kepalai oleh bidan Masnelly. Tujuan dibukanya klinik ini adalah untuk tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap masyarakat agar dapat meningkatkan derajat kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak, dalam mewujudkan dan memantapkan upaya kesehatan, dalam hal ini peranan bidan Masnelly sangat memegang peranan penting. Yayasan Fuji berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat ditempat kerjanya, membina peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat dan memberikan pelayanan kesehatan secara terpadu kepada masyarakat ditempat kerjanya.

B. Letak Geografis Klinik bersalin Yayasan Fuji merupakan salah satu klinik bersalin swasta di Kecamatan Banda Sakti Tempok Teungoh Kota Lhokseumawe dengan luas klnik 8 x 10 Hektar . Yayasan ini berbatas dengan : 1. 2. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah Tn.Samsul Bahri Sebelah Timur berbatasan dengan rumah Tn.Hasballah

26

27

3. 4.

Sebelah Barat berbatasan dengan rumah Ny.Ummi Kalsum Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah kosong Letak yayasan Fuji sangat dekat dengat pusat Kota Lhokseumawe, dan

untuk mencapai yayasan fuji dapat dijangkau dengan jenis alat transportasi manapun.

C. Fasilitas di Yayasan Fuji Adapun fasilitas yang ada di Yayasan Fuji yaitu : 1 kamar periksa, 1 kamar obat, 1 kamar bersalin, 1 kamar inap yang terdiri dari 2 tempat tidur, dan terdapat Instrument pertolongan persalinan lengkap dengan alat resusitasi

D. Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Fuji Saat ini pelayanan yang diberikan di Yayasan Fuji di ketuai oleh bidan Masnelly sendiri, dan di bantu oleh satu orang asiten.

28

E. Gambaran Responden 1. Karakteristik Pendidikan Responden TABEL 5.1 DISTRIBUSI FREKUENSI KARAKTERISTIK PENDIDIKAN RESPONDEN DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE No 1 2 3 Kategori Tinggi Menengah Dasar Jumlah Frekuensi 6 21 3 30 Persentase (%) 20 70 10 100

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa karakteristik pendidikan responden di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010 sebagian besar berada pada kategori menengah yaitu 70%. 2. Karakteristik Pekerjaan Responden TABEL 5.2 DISTRIBUSI FREKUENSI KARAKTERISTIK PEKERJAAN RESPONDEN DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE No 1 2 3 Kategori IRT PNS SWASTA Jumlah Frekuensi 17 3 10 30 Persentase (%) 57 10 33 100

Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa karakteristik pekerjaan responden di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010 sebagian besar berada pada kategori IRT yaitu 57%.

29

3.

Karakteristik Umur Responden TABEL 5.3 DISTRIBUSI FREKUENSI KARAKTERISTIK UMUR RESPONDEN DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE No 1 2 3 Kategori <20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Jumlah Frekuensi 0 25 5 30 Persentase (%) 0 83 17 100

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa karakteristik umur responden di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010 sebagian besar berada pada kategori 20-35 tahun yaitu 83%. 4. Karakteristik Jenis KB Responden TABEL 5.4 DISTRIBUSI FREKUENSI KARAKTERISTIK JENIS KB RESPONDEN DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE No 1 2 3 Kategori Cyclofem Triclofem Pil KB Jumlah Frekuensi 9 17 4 30 Persentase (%) 30 57 13 100

Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa karakteristik jenis KB responden di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010 sebagian besar berada pada kategori triclofem tahun yaitu 57%.

30

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 24 Mei sampai dengan

31 Mei 2010 mengenai Tingkat Pengetahuan Akseptor Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Bidan Praktek Swasta Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010, didapatkan hasil sebagai berikut : Pengetahuan Akseptor Tentang AKDR TABEL 6.1 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010 No 1 2 3 Kategori Baik Cukup Kurang Jumlah Frekuensi 11 15 4 30 Persentase (%) 36,7 50 13,3 100

Berdasarkan tabel 6.1 dapat dilihat bahwa pengetahuan akseptor tentang AKDR di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010 sebagian berada pada kategori cukup yaitu 50%.

30

31

5.

Pengetahuan Akseptor Tentang Pengertian AKDR TABEL 6.2 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG PENGERTIAN AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010 No Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 13 43,3 2 3 Cukup Kurang Jumlah 12 5 30 40 16,7 100

Berdasarkan tabel 6.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan akseptor tentang pengertian AKDR di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010 sebagian berada pada kategori baik yaitu 43,3%. 6. Pengetahuan Akseptor Tentang Keuntungan AKDR TABEL 6.3 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KEUNTUNGAN AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010 No 1 2 3 Kategori Baik Cukup Kurang Jumlah Frekuensi 15 10 5 30 Persentase (%) 50 33,3 16,7 100

Berdasarkan tabel 6.3 dapat dilihat bahwa pengetahuan akseptor tentang keuntungan AKDR di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010 sebagian berada pada kategori baik yaitu 50%.

32

7.

Pengetahuan Akseptor Tentang Kerugian AKDR TABEL 6.4 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KERUGIAN AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010 No Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 0 0 2 3 Cukup Kurang Jumlah 7 23 30 23,3 76,7 100

Berdasarkan tabel 6.4 dapat dilihat bahwa pengetahuan akseptor tentang kerugian AKDR di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010 sebagian berada pada kategori kurang yaitu 76,7%.

8.

Pengetahuan Akseptor Tentang Indikasi AKDR TABEL 6.5 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG INDIKASI AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE

33

TAHUN 2010 No 1 2 3 Kategori Baik Cukup Kurang Jumlah Frekuensi 7 14 11 30 Persentase (%) 16,7 46,6 36,7 100

Berdasarkan tabel 6.5 dapat dilihat bahwa pengetahuan akseptor tentang indikasi AKDR di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010 sebagian berada pada kategori cukup yaitu 46,6%. 9. Pengetahuan Akseptor Tentang Kontra Indikasi AKDR TABEL 6.6 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KONTRA INDIKASI AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010 No 1 2 3 Kategori Baik Cukup Kurang Jumlah Frekuensi 7 13 10 30 Persentase (%) 23,4 43,3 33,3 100

Berdasarkan tabel 6.6 dapat dilihat bahwa pengetahuan akseptor tentang kontra indikasi AKDR di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010 sebagian berada pada kategori cukup yaitu 43,3%. 10. Pengetahuan Akseptor Tentang Efek Samping AKDR TABEL 6.7

34

DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG EFEK SAMPING AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010 No 1 2 3 Kategori Baik Cukup Kurang Jumlah Frekuensi 17 6 7 30 Persentase (%) 56,7 20 23,3 100

Berdasarkan tabel 6.7 dapat dilihat bahwa pengetahuan akseptor tentang efek samping AKDR di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010 sebagian berada pada kategori baik yaitu 56,7%.

B.

Pembahasan Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Tingkat Pengetahuan Akseptor Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Bidan Praktek Swasta Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe tahun 2010 berada pada kategori cukup yaitu 50%. Menurut asumsi penulis tingkat pengetahuan akseptor tentang AKDR yang cukup dikarenakan ibu tidak dapat mengerti atau menyerap informasi yang ada baik itu informasi yang diterima dari bidan atau petugas kesehatan maupun dari media massa dan elektronik, terutama ibu tidak mengerti mengenai kontraindikasi yang ditimbulkan oleh AKDR.

35

Meliono (2007), mengatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU (Rancangan Undang Undang) teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Meskipun tingkat pendidikan ibu rata-rata berada pada kategori menengah sekitar 70%, seharusnya mereka lebih memahami informasi yang diterima sehingga mereka tahu. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003), yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan menyebabkan seseorang akan semakin cepat mengerti dan paham terhadap informasi yang disampaikan dan tanggap terhadap lingkungan. Pengetahuan ibu yang cukup juga dikarenakan rata-rata pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga, sehingga mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan rumahnya tanpa mau peduli dengan adanya informasi tentang kontrasepsi AKDR. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Romi (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh informasi yang ia terima dalam kesehariannya, informasi memberikan nilai tambah bagi pengetahuan seseorang. Dari hasil penelitian didapati sebagian besar umur ibu berada pada usia 2035 tahun seharusnya lebih cepat dan tanggap dalam menerima informasi yang ada, namun ibu berpengetahuan cukup diakibatkan ibu tidak mengerti dan

36

menyerap informasi yang ada. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2005), yang menyatakan umur adalah lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai saat ini. Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan baru. Semakin bertambahnya umur seseorang maka semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang dimiliki. Sesuai dengan pendapat dari Notoadmodjo (2005), Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt abehaviour), karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng (long lasting) daripada perilaku tanpa di dasari oleh pengetahuan.

BAB VII PENUTUP

A.

Kesimpulan

37

Dari hasil penelitian pengetahuan akseptor tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Bidan Praktek Swasta Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe tahun 2010 didapatkan hasil : 1. Pengetahuan akseptor KB tentang alat kontrasepsi dalam rahim

sebagian besar berada pada kategori cukup yaitu 50%. 2. Pengetahuan ibu yang cukup dikarenakan ibu tidak dapat mengerti

atau menyerap informasi yang ada baik itu informasi yang diterima dari bidan atau petugas kesehatan maupun dari media massa dan elektronik.

B.

Saran 1. Bagi akseptor KB diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

dengan menanyakan informasi yang lengkap kepada petugas kesehatan tentang alat kontrasepsi dalam rahim dan mau mencari informasi lain tentang kontrasepsi yang dipakai ibu. 2. Bagi petugas kesehatan khususnya bidan agar mampu memberikan

penyuluhan kepada akseptor tentang AKDR agar bisa memberikan masukan dan dorongan kepada ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim. 3. Bagi dinas kesehatan agar dapat memfasilitasi dengan membuat

program-program penyuluhan dan menyebarkan poster poster tentang 37 AKDR sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan sumber informasi bagi calon akseptor AKDR.

38

39

DAFTAR PUSTAKA

Andi, 2008. Akseptor KB Masih Rendah, http://andi.stk31.com/pasangan-usia-suburakseptor-kb-masih-rendah.html (Diakses 26 Desember 2009). BKKBN, 2010. Pembangunan Harus Berwawasan Kependudukan , http://www. bkkbn.go.id/Webs/DetailBerita.php? (Diakses 26 Desember 2009). Budiarto, E. Biostatistik untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat, Jakarta: EGC, 2001. Machfoedz, I. Metodelogi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan, Jakarta: Fitramaya, 2009. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Notodihardjo, R. Reproduksi, Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, Jakarta : Penerbit Kanisius, 2004. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika, 2003. Saifuddin, AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : Yayasan bina pustaka Sarwono prawihardjo, 2003 Siswosudarmo, dkk. Teknologi Kontrasepsi, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2007. Suratun, dkk. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : TIM, 2008). Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2008. ______________. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006. Wulansari, P. Ragam Metode Kontrasepsi, Jakarta : EGC, 2006.

40

KARYA ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI BIDAN PRAKTEK SWASTA YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010

Sebagai Salah Satu Syarat Bahan Penelitian Dosen dan Syarat Pengajuan Jabatan Fungsional Akademik

OLEH : ROSNIDAR, SST

AKADEMI KEBIDANAN MUNAWARAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2010

41

LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian :Tingkat Pengetahuan Akseptor Tentang Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Di Bidan Praktek Swasta Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010 Bidang Ilmu Nama Peneliti Anggota : Kebidanan : Rosnidar, SST : 1. Ruri Ayu Saputri 2. Citra Sari 1. Jenis Kelamin 2. Jabatan Fungsional 3. Program Studi 4. Lokasi Penelitian 5. Lama Penelitian Mengetahui : Direktur : Perempuan : Staf Pengajar : Kebidanan : Bidan Praktek Swasta Yayasan Fuji Lhokseumawe : 3 Bulan Bireuen, 29 Juni 2010 Peneliti (NIM : 0902240081) (NIM : 0902240005)

Ratna Dewi, SST

Rosnidar, SST Menyetujui: Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes

42

43

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan judul Tingkat Pengetahuan Akseptor Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe Tahun 2010. Salawat beriring salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini. Penyusunan Karya Ilmiah ini bertujuan sebagai salah satu syarat bahan penelitian dosen dan syarat pengajuan jabatan fungsional akademik. Dalam menyusun Karya Ilmiah ini, penulis telah berusaha semaksimal dengan segala kemampuan yang ada, namun bila ada saran atau masukan yang bermanfaat maka penulis akan sangat berterima kasih. Selanjutnya dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak agar Karya Ilmiah ini lebih sempurna dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien Ya Rabbal Alamin. Bireuen, Juli 2010

Penulis

ii

44

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................... ABSTRAK ....................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... A. Latar Belakang.......................................................................... B. Rumusan Masalah .................................................................... C. Tujuan Penelitian....................................................................... D. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ E. Manfaat Penelitian .................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. A. Kontrasepsi................................................................................ B. Kontrasepsi AKDR................................................................... C. Pengetahuan.............................................................................. D. Kerangka Teoritis ..................................................................... BAB III KERANGKA KONSEP............................................................... A. Kerangka Konsep...................................................................... B. Definisi Operasional.................................................................. C. Cara Pengukuran Variabel ....................................................... BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................... A. Jenis Penelitian ......................................................................... B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... C. Populasi dan Sampel ................................................................ D. Teknik Pengumpulan Data........................................................ i ii iii v vii 1 1 4 4 5 5 6 6 8 16 19 20 20 21 22 23 23 23 23 24

iii

45

E. Instrumen Penelitian.................................................................. F. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data............................... BAB V GAMBARAN UMUM ................................................................. A. Sejarah Singkat Yayasan Fuji.................................................... B. Letak Geografis.......................................................................... C. Fasilitas di Yayasan Fuji............................................................ D. Jumlah Tenaga Kesehatan di Yayasan Fuji............................... E. Gambaran Responden................................................................ BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... A. Hasil Penelitian ......................................................................... B. Pembahasan .............................................................................. BAB VII PENUTUP..................................................................................... A. Kesimpulan ............................................................................... B. Saran ......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA

24 24 26 26 26 27 27 28 30 30 34 37 37 37

iv

46

DAFTAR TABEL Halaman TABEL 5.1 DISTRIBUSI FREKUENSI KARAKTERISTIK PENDIDIKAN RESPONDEN DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010................................................ 28 TABEL 5.2 DISTRIBUSI FREKUENSI KARAKTERISTIK PEKERJAAN RESPONDEN DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010................................................ 28 TABEL 5.3 DISTRIBUSI FREKUENSI KARAKTERISTIK UMUR RESPONDEN DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010................................................ 29 TABEL 5.4 DISTRIBUSI FREKUENSI KARAKTERISTIK JENIS KB RESPONDEN DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010................................................ 29 TABEL 6.1 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010................................................ ........................................................................................................ 30 TABEL 6.2 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG PENGERTIAN AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010.................................... ........................................................................................................ 31 TABEL 6.3 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KEUNTUNGAN AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010.................................... ........................................................................................................ 31

47

TABEL 6.4 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KERUGIAN AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010.................................... ........................................................................................................ 32 TABEL 6.5 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG INDIKASI AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010.................................... ........................................................................................................ 33 TABEL 6.6 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KONTRA INDIKASI AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010........................... ........................................................................................................ 33 v TABEL 6.7 DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG EFEK SAMPING AKDR DI BPS YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010.................................... ........................................................................................................ 34

48

Akademi Kebidanan Munawarah Bireuen Tahun 2010 Nama : Rosnidar, SST vi ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI BIDAN PRAKTEK SWASTA YAYASAN FUJI KOTA LHOKSEUMAWE 39 Hal + VII Bab + 11 Tabel Program keluarga berencana ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat. Dengan pelaksanaan KB, diusahakan agar angka kelahiran dapat diturunkan, sehingga tingkat kecepatan perkembangan penduduk tidak melebihi kemampuan kenaikan produksi, dan dengan demikian diharapkan dapat ditingkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Pada saat ini Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan salah satu cara kontrasepsi yang populer dan diterima oleh program KB disetiap Negara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Akseptor Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di BPS Yayasan Fuji Kota Lhokseumawe tahun 2010. Penelitian ini bersifat deskriptif. Dilaksanakan pada tanggal 24 sampai 31 Mei

49

2010 di Yayasan Fuji. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh akseptor yang ada di yayasan fuji sebanyak 305 orang dan pengambilan sampel adalah menggunakan teknik sampel acak yaitu 10% dari jumlah populasi, jadi banyaknya sampel yaitu 30 orang. Pengumpulan data menggunakan data primer. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Pengolahan data dilakukan melalui tahap editing, coding, dan tabulating, kemudian data dianalisa berdasarkan distribusi frekuensi dari setiap variabel. Dari hasil penelitian di dapatkan pengetahuan akseptor tentang AKDR berada pada kategori cukup yaitu 50%, mereka memiliki pengetahuan cukup dikarenakan ibu tidak dapat mengerti atau menyerap informasi yang ada, Meskipun pendidikan ibu berada pada kategori menengah sekitar 70%, seharusnya mereka lebih memahami informasi yang diterima sehingga mereka tahu. Pengetahuan ibu yang cukup juga dikarenakan rata-rata pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga. Maka bagi akseptor diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dengan menanyakan informasi yang lengkap kepada petugas kesehatan tentang bermacam alat kontrasepsi salah satunya termasuk AKDR. Daftar bacaan Kata kunci : 11 buku + 2 internet (2001-2009) : Pengetahuan, Akseptor, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim.

vii

You might also like