You are on page 1of 21

MAKALAH MIKROEKONOMI II

PERMINTAAN INPUT Dosen : Dr. Multifiah, SE., MS.,

KELOMPOK 8 : ANDISTYA OKTANING LISTRA (0910210022) MATELDA FABRIANA (0910213096) WINDY SEPTYA A.P (0910213127)

1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan ekonomi yang dilakukan antar pelaku ekonomi dalam suatu perekonomian, yaitu antara rumah tangga dan perusahaan melalui pasar input (faktor produksi) dan pasar output (produk barang dan jasa). Pasar output, bertindak sebagai penjual output adalah perusahaan dan sebagai pembeli output adalah rumah tangga. Pada pasar input, bertindak sebagai penjual input adalah rumah tangga dan sebagai pembeli input adalah perusahaan. Adapun hal utama yang harus diperhatikan dari permintan input, adalah dua sifat khusus yaitu : 1. Sifat saling ketergantungan antar input yang satu dengan input lainnya. Berasal dari kenyataan teknologis, bahwa input biasanya tidak bekerja sendiri yang merupakan permintaan turunan (derived demand) dari permintaan output yang dapat dihasilkan oleh input tersebut. 2. Bagaimana perusahaan berusaha memaksimalkan laba dengan menentukan kombinasi input yang optimal yang memungkinkan penjelasan mengenai kurva permintaan input itu sendiri.
1.2 PILIHAN PERUSAHAAN DI PASAR INPUT

Sesuai dengan gambar diatas maka alur pilihan perusahaan di pasar input dimulai dari rumah tangga dimana akhirnya menawarkan beberapa tenaga kerja di pasar tenaga kerja. Dalam hal ini, jumlah tenaga kerja yang ditawarkan biasanya sesuai dengan permintaan tenaga kerja yang dibutuhkan di perusahaan. Begitu pula dengan analisis imbalan yang akan diterima rumah tangga, pendapatan yang di terima oleh rumah tangga tergantung jenis input yang ditawarkan oleh rumah tangga kepada perusahaan. Besar kecilnya pendapatan dari rumah tangga tergantung harga dan jumlah masingmasing input yang digunakan oleh perusahaan.

1.2

1.3 ANALISIS MANFAAT PERMINTAAN INPUT Manfaat dalam input sendiri bagi perusahaan dan imbalan apa yang akan diterima rumah tangga, jelas sekali nampak pada gambar diatas. Ditunjukkan bahwa perusahaan akan memanfaatkan input tersebut untuk kebutuhannya dalam rangka kegiatan produksi menghasilkan produk yang serupa dengan barang dan jasa. Analisis manfaat input bagi perusahaan, apabila sektor perusahaan mampu menggunakan kombinasi inputnya secara efisien maka produsen akan mengeluarkan biaya produksi yanng lebih murah dan apabila biaya produksinya lebih murah maka perusahaan akan memiliki daya saing yang kuat dan lebih unggul dari pada sektor perusahaan lain yang tidak mampu menggunakan kombinasi inputnya secara tidak efisien. 1.4 DERIVED DEMAND Permintaan terhadap input merupakan permintaan turunan (derived demand). Artinya, permintaan perusahaan untuk sebuah faktor produksi diturunkan dari keputusan perusahaan tersebut untuk menawarkan barang di pasar yang lain, sebagai contoh permintaan untuk hardware computer tidak dapat dipisahkan dari penawaran software computer, dan permintaan untuk karyawan SPBU tidak dapat dipisahkan dari penawaran bensin. Input dibutuhkan dalam perusahaan, karena perusahaan dalam melakukan kegiatan produksinya menghasilkan output yang berupa barang dan jasa. Input-input sangat dibutuhkan sebagai langkah awal dalam pelaksanaan output, input yang baik akan menghasilkan output yang baik pula kualitasnya. Sehingga input sangat diperlukan oleh perusahaan sesuai jenis output apa yang ingin mereka hasilkan.

Berdasarkan jumlah dan jenis yang dibutuhkan perusahaan tergantung jumlah dan jenis output apa yang akan diproduksi. Keputusan dalam menetapkan sangat berperan penting tentang berapa banyak hasil yang ingin diproduksi. Sebab keputusan perusahaan tentang berapa banyak barang ingin diproduksi dan jenisnya ini sebagai penentuan tingkat output akan menghasilkan keuntungan yang maksimum. Permintaan terhadap input yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa adalah tenaga kerja, tanah dan modal. Tenaga kerja,tanah dan modal adalah tiga factor produksi yang paling penting. Ketika perusahaan komputer memproduksi hardware dan instalasi software komputer, perusahaan tersebut menggunakan waktu si perancang program (tenaga kerja), ruang dimana kantor perusahaan tersebut berdiri (tanah),dan gedung kantor serta peralatan komputer (modal). Demikian pula, ketika SPBU menjual bensin, perusahaan menggunakan waktu si karyawan (tenaga kerja), ruang(tanah), dan tangki-tangki bensin serta pompa-pompa (modal). Perusahaan tidak dapat memperoleh laba jika tidak ada permintaan akan produknya. Rumah tangga harus bersedia membayar output perusahaan itu.Oleh karenanya kuantitas output yang diproduksi perusahaan (baik dalam jangka panjang) tergantung pada nilai yang dikenakan perusahaan tersebut. Itu berarti bahwa permintaan input tergantung pada permintaan keluaran. Dengan kata lain permintaan input itu diturunkan dari permintaan output. Nilai yang dicantumkan pada sebuah produk dan masukan input yang dibutuhkan untuk memproduksi produk tersebut menentukan produktivitas masukan input itu.Secara formal, produktivitas input adalah jumlah keluaran yang diproduksi per unit masukkan tadi. Apabila output dihasilkan per unit suatu input itu besar, maka ditetapkan sangat produktif. Apabila output yang diproduksi per unit input itu kecil, input tersebut dikatakan produktivitasnya rendah. Input itu diminta oleh perusahaan hanya apabila rumah tangga meminta barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Harga dipasar input persaingan tergantung pada permintaan perusahaan akan input, penawaran input oleh rumah tangga, dan interaksi diantara keduanya. Di pasar

tenaga kerja, misalnya, rumah tangga harus memutuskan apakah mau bekerja dan berapa banyak mau bekerja. Dalam hal ini, biaya peluang bekerja mencari upah itu adalah sebesar waktu luang atau sebesar nilai yang diperoleh dari pekerjaan yang tidak dibayar. Pada umumnya, perusahaan akan meminta tenaga kerja sepanjang nilai yang dihasilkan para pekerja itu melampaui nilai yang harus dibayar perusahaan. Rumah tangga akan menawarkan tenaga kerja sepanjang upah yang mereka terima melampaui nilai waktu senggang atau nilai yang mereka peroleh dari pekerjaan yang tidak dibayar.

Tabel Input (L), Q, MPL, dan MRPL


INPUT (L) Q MARGINAL PRODUCT OF LABOUR (MPL = Q) MARGINAL REVENUE PRODUCT OF LABOR (MRPL ) (MPL X $ 5)

1 2 3 4 5

3 7 10 12 13

3 4 3 2 1

$15 $20 $15 $10 $5

Deskripsi tabel input (L), Q, MPL, dan MRPL : Dari tabel ini dapat terlihat bahwa ketika input (L) sejumlah 1 unit tenaga kerja, Q adalah 3 sehingga tingkat MPL sebesar 3 dan menghasilkan MRPL sebesar $ 15 yang merupakan hasil perkalian dari MPL x $ 5. Begitu pula ketika input (L) sejumlah 2 unit tenaga kerja, Q adalah 7 sehingga tingkat MPL sebesar 4 dan menghasilkan MRPL sebesar $ 20. Ketika input (L) sejumlah 3 unit tenaga kerja, Q adalah 10 sehingga tingkat MPL sebesar 3 dan menghasilkan MRPL sebesar $ 15 dimana menghasilkan tingkat laba yang paling maksimum. Lain halnya ketika input (L) sejumlah 4 dan 5 unit tenaga kerja dimana mulai terjadi diminishing marginal returns.

1.5 COMPARATIVE STATICS OF INPUT DEMAND Pembahasan mengenai permintaan input melalui perhitungan komparatif dimana analisisnya berdasarkan dua klasifikasi permintaan input tenaga kerja, yaitu : single input case dan two input case. 1. Single-Input Case Dalam single-input case, input tenaga kerja akan menimbulkan produktivitas fisik marjinal yang semakin menurun, sehingga MVP tenaga kerja (P. MPL) akan menurun seiring dengan peningkatan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Slope kurva MVPL yang menurun pada gambar dibawah ini memperlihatkan kemungkinan ini. Dengan tingkat upah sebesar w1, perusahaan yang memaksimalkan laba akan menggunakan jam tenaga kerja sebesar L1. Jika tingkat upah turun menjadi w2, permintaan tenaga kerja (L2) akan lebih banyak. Pada tingkat upah yang lebih rendah tersebut, tenaga kerja yang dapat digunakan lebih banyak karena perusahaan mampu mendapatkan produktivitas fisik marjinal yang lebih rendah dari tenaga kerja yang digunakannya. Jika perusahaan terus menggunakan tenaga kerja hanya sebanyak L1, perusahaan tidak akan memaksimumkan laba karena pada margin tersebut, sekarang tenaga kerja mampu memproduksi tambahan penerimaan yang lebih banyak daripada biaya menggunakan tenaga kerja lagi. Ketika hanya satu input yang diubah asumsi produktivitas marginal tenaga kerja menjamin bahwa penurunan harga tenaga kerja akan menyebabkan lebih banyak tenaga kerja yang digunakan. Kurva nilai produk marjinal menunjukkan respon ini. Perubahan Input Tenaga Kerja Ketika Upah Turun: Kasus Single Input Case

Pada saat tingkat upah w1, maksimisasi laba mensyaratkan untuk menggunakan tenaga kerja sebesar L1. Jika tingkat upah turun menjadi w2, lebih banyak tenaga kerja (L2) akan digunakan karena asumsi slope negative dari kurva MVPL. Value of Marginal Product Value of Marginal Product adalah perubahan penerimaan (revenue) perusahaan yang menjual produknya dalam pasar persaingan, yang diakibatkan oleh perubahan kuantitas input variabel sebesar 1 unit. VMP ini juga sama dengan Marginal Physical Product (MPP) dikalikan dengan harga suatu barang. Dengan kata lain, VMP adalah MPP yang dinilai dengan satuan uang. VMP = MPP x P Contoh : Sebuah skedul VMP untuk tenaga kerja diperoleh dengan mengalikan MPP dan P L 0 1 2 3 4 5 Q 0 8 15 21 26 30 MPP 8 7 6 5 4 P (Rp) 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 VMP (Rp) 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000

Syarat Keuntungan Maksimum Sebuah perusahaan akan memaksimumkan keuntungannya akan

menggunakan satu input variabel sampai suatu titik tertentu dimana VMP
7

menurun hingga sama dengan harga dari input tersebut. Kaidah ini hanya merupakan modifikasi yaitu sebuah perusahaan seyogyanya menggunakan satu input variabel sampai suatu titik tertentu dimana tambahannya terhadap penerimaan (revenue) menurun hingga sama dengan besarnya tambahan terhadap biayanya. Contoh : Perusahaan pada contoh di muka menyadari bahwa ia dapat memakai setiap kuantitas tenaga kerja yang diinginkannya pada tingkat upah pasar Rp 30.000,00. Perusahaan tersebut akan memaksimumkan keuntungannya dengan menggunakan 3 unit tenaga kerja. Pada L = 3, VMP sama dengan tambahan terhadap biaya dari penggunaan tenaga kerja lainnya. Unit tenaga kerja keempat akan menambah penerimaan (revenue) sebesar Rp 25.000,00, tetapi sebesar Rp 30.000,00 terhadap biaya, oleh karena justru menurunkan keuntungan.

VMP adalah permintaan akan tenaga kerja

Kurva VMP adalah kurva permintaan akan tenaga kerja dan dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak unit tenaga kerja sebuah perusahaan yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga, ceteris paribus. Contoh : Sebuah perusahaan yang akan meminta L unit tenaga kerja pada tingkat upah W, L pada tingkat upah W, dan L pada tingkat upah W. Kurva VMP tersebut adalah suatu kurva permintaan karena kurva tersebut menunjukkan berbagai kuantitas tenaga kerja yang diminta perusahaan pada berbagai tingkat harga, ceteris paribus.

2. Two-Input Case Untuk Two-input case, maka ceritanya akan lebih kompleks. Asumsi produk fisik marjinal tenaga kerja yang semakin menurun dpat menyesatkan disini. Jika nilai w menurun, perubahan tidak hanya terjadi pada input tenaga kerja tetapi juga pada input modal karena akan dipilih kombinasi input yang baru, yang meminimalkan biaya. Pada saat input bekerja dengan jumlah modal berubah, keseluruhan fungsi MPL bergeser (para pekerja sekarang bekerja dengan jumlah modal yang
9

berbeda), dan analisis sebelumnya bahwa upah mempengaruhi penggunaan tenaga kerja yang idak dapat digunakan. Sisa bagian ini menyajikan serangkaian observasi yang menerangkan bahwa, bahkan dengan banyak input penurunan nilai w akan menyebabkan kenaikan jumlah tenaga kerja yang diminta seperti yang terlihat pada kurva efek substitusi dan efek output akibat penurunan harga tenaga kerja dibawah ini.

Ketika harga tenaga kerja turun, efek substitusi menyebabkan lebih banyak tenaga kerja yang dibeli meskipun output dipertahankan konstan. Hal ini ditunjukkan sebagai pergerakan dari titik A ke titik b di panel a. Perubahan w akan menggeser kurva biaya marjinal perusahaan. Dalam situasi normal, kurva MC bergeser ke kanan sebagai respon terhadap penurunan w, seperti ditunjukkan pada panel b. Dengan kurva yang baru (MC) tingkat output yang lebih tinggi (q2) akan dipilih. Penggunaan tenaga kerja akan meningkat (menjadi L2) akibat efek output ini. a) Efek Substitusi

10

Dalam teori produksi, substitusi satu input untuk input lainnya, sebagai respon terhadap perubahan harga suatu input, untuk menjaga agar jumlah output konstan. Untuk mempelajari efek substitusi (substitution effect), q harus dipertahankan konstan pada q1. Dengan penurunan pada w maka ada kecenderungan untuk menggantikan modal dengan tenaga kerja dalam memproduksi q1. Efek ini diilustrasikan sesuai gambar diatas karena minimisasi biaya produksi q1 mensyaratkan bahwa RTS = w/v, maka turunnya w akan menyebabkan perubahan dari kombinasi input A menjadi kombinasi B. Karena diasumsikan bahwa isokuan mempunyai RTS yang semakin menurun, jelas dari diagram bahwa efek substitusi ini semestinya menyebabkan input tenaga kerja meningkat sebagai respon terhadap turunnya w. Perusahaan sekarang memutuskan untuk memproduksi q1, dengan cara yang lebih bersifat padat karya.
b) Efek Output

Efek dari perubahan harga sebuah input terhadap jumlah input yang dipergunakan perusahaan, sebagai akibat perubahan tingkat outputnya. Dalam hal ini ketika perusahaan mengubah tingkat produksinya efek output (output effect) analogi mengenai masalah maksimisasi kepuasan individu tidak berlaku. Alasannya adalah bahwa konsumen mempunyai kendala anggaran, tetapi perusahaan tidak. Perusahaan memproduksi sebanyak yang diminta oleh maksimisasi laba; kebutuhan mereka terhadap input diturunkan dari keputusan produksi ini. Karena itu, untuk menyelidiki apa yang terjadi pada kuantitas output yang diproduksi, kita harus mengetahui keputusan perusahaan mengenai output yang memaksimisasi laba. Turunnya w, akan menggeser jalur ekspansi perusahaan karena mengubah biaya input. Konsekuensinya, seluruh kurva biaya perusahaan akan bergeser, dan mungkin beberapa tingkat output selain q1 yang akan dipilih.
11

Gambar diatas (b) menggambarkan kasus yang paling umum. Sebagai akibat dari turunnya w, kurva biaya marginal perusahaan bergeser turun menjadi MC. Tingkat output yang memaksimalkan laba (P=MC) sekarang dipenuhi pada tingkat output yang lebih tinggi. Kembali pada gambar (a), kenaikan output akan menyebabkan lebih banyak tenaga kerja yang diminta. Hasil gabungan dari efek substitusi dan efek output adalah memindahkan pilihan input ke titik C pada isokuan perusahaan untuk tingkat output q2. Kedua efek akan meningkatkan L sebagai respon penurunan w. 3. Ringkasan Permintaan Perusahaan untuk Tenaga Kerja Respon perusahaan terhadap turunnya w dengan menyimpulkan bahwa perusahaan yang memaksimisasi laba perusahaan akan memperbanyak tenaga kerja yang dipekerjakan karena dua alasan. Pertama, perusahaan akan mengganti input yang lain yang relative lebih mahal dengan tenaga kerja yang lebih murah. Hal ini merupakan efek substitusi. Kedua, penurunan upah akan mengurangi biaya marjinal perusahaan, yang memungkinkannya untuk meningkatkan output dan menaikkan penggunaan seluruh input termasuk tenaga kerja. Hal ini merupakan efek output. Kesimpulan ini berlaku untuk setiap input, dan kesimpulan tersebut dapat dibalik untuk menunjukkan bahwa peningkatan pada harga input akan menyebabkan perusahaan lebih sedikit menggunakan input tersebut. Faktor faktor yang Menggeser Kurva Permintaan dan Penawaran Input Permintaan Permintaan Bergeser ke Kanan Kenaikan harga output Penawaran Tenaga Kerja Penawaran Modal Penawaran Bergeser Ke Kanan Berkurangnya preferensi Turunnya biaya input dari pembuat perlengkapan minat Kemajuan teknis dalam

untuk bersantai Kenaikan produktivitas Meningkatnya marginal Permintaan Bergeser kerja

membuat peralatan Penawaran Bergeser Ke Kiri


12

Ke Kiri Turunnya harga output

Meningkatnya keinginan Kenaikan biaya input dari pembuat peralatan

untuk bersantai Turunnya produktivitas Menurunnya minat kerja marginal

1.6 DERIVASI MATEMATIS DARI PERMINTAAN INPUT

Profit Maksimum Derived Demand Pada kasus ini dibahas keadaan dimana produsen menghadapi dua pasar yang berbeda dan pembeli tidak dapat membeli produk yang satu untuk dijual di pasar yang lain. Jika dihadapkan pada dua pasar yaitu A dan B, sedangkan TRA dan TRB adalah penerimaan total dari pasar A dan B dengan baiay total produksi untuk barang yang dijual di kedua pasar adalah TC = f (QA + QB), maka besar keuntungan (

Agar

, maka:

Jadi Padahal TRA (QA) merupakan penerimaan marjinal (MRA) di pasar A dan TRB (QB) merupakan penerimaan marjinal (MRB) di pasar B. Sedangkan f (QA + QB) tidak lain adalah biaya marjinal (=MC). Jadi dalam setiap pasar berlaku MR = MC. Dari sini dapat dihitung jumlah yang harus diproduksi dan harga per unit di masing masing pasar.

13

Contoh soal : Seorang produsen menghadapi permintaan dan biaya sebagai berikut :

Penerimaan pada masing masing pasar

agar

maka = 0

14

Dari persamaan diatas diperoleh

dan

Dengan melakukan substitusi jumlah produk yang dijual pada masing masing fungsi permintaan akan menghasilkan PA = 100 dan PB = 200 Besar keuntungan yang diperoleh Syarat ke (2)

MPP (Marginal Physical Product) Tambahan output yang didapat karena adanya tambahan satu unit input tersebut dinamakan Marginal Physical Product (MPP) dari input tersebut dan ditulis:

Menurut hukum ini menurun.

(input input lain tetap) mulai dari titik tertentu akan terus

15

Contoh soal : Bila fungsi produksi ditunjukkan oleh persamaan 2Q2 + 6K2 + 8L2 24KL = 0, maka:

MPP dari K adalah,

Tingkat Kombinasi Penggunaan Input yang Optimum

Tingkat kombinasi penggunaan input yang optimum atau least cost combination dapat dicari dengan metode Langrange. Dalam hal ini fungsi produksi P = f(K,L) dimaksimumkan terhadap fungsi isocost M = K.PK + L.P1

Fungsi obyektif yang hendak dioptimumkan : P = f(K,L) Fungsi kendala yang dihadapi : M = K.PK + L.P1 K. PK + L.P1 M = 0

16

Fungsi baru Langrange : F(K,L) = f(K,L) + Syarat yang diperlukan agar F(K,L) maksimum : FK(K,L) = 0 fK (K,L) + FL(K,L) = 0 fL (K,L) +

Dari (1) dan (2) nilai K dan nilai L dapat diperoleh. Selanjutnya nilai P maksimum bisa dihitung. Sekarang perhatikan : Produk total : P = f(K,L)
i.

Produk marjinal input K : MPK = fK (K,L) =

ii.

Produk marjinal input L : MPL = fL (K,L) =

Pengembangan lebih anjut persamaan (1) dan (2) di atas tadi akan menghasilkan :
1. fK (K,L) +

2. fL (K,L) +

Dengan demikian, syarat keseimbangan produksi dapat juga dirumuskan :

17

Jadi dalam rumusan lain dapat pula dinyatakan, bahwa produksi optimum dengan kombinasi biaya terendah akan tercapai apabila hasil bagi produksi marjinal masing masing input terhadap harganya bernilai sama. Contoh soal 1: Fungsi produksi suatu barang dinyatakan dengan P = 6K2/3 L1/3. Bentuklah fungsi produk marjinal untuk masing masing faktor produksi. Berapa produk marjinal tersebut jika digunakan 8 unit K dan 27 unit L? P = 6K2/3 L1/3 MPK = PK = = 4K-1/3L1/3 =

Jika K = 8 dan L = 27 MPK = = =6

MPK =

Contoh soal 2: Seorang produsen mencadangkan $ 96 untuk membeli input K dan L. Harga per unit input K adalah $ 4 dan input L adalah $ 3. Fungsi produksinya P = 12 KL. Berapa unit masing masing input seharusnya ia gunakan agar produksinya optimum, dan berapa unit output yang dihasilkan dari kombinasi tersebut? Fungsi produksi yang hendak di optimumkan : P = f(K,L) = 12 KL Fungsi isocost yang menjadi kendala : M = K.PK + L.P1 96 = 4K + 3 L1 96 4K + 3 L = 0
18

Fungsi Langrange: F (K,L) = 12 KL + = 12 KL + 96 Agar F maksimum, FK = 0 dan FL = 0 FK (K,L) = 12L 4 FL (K,L) = 12L 3 96 = 4K + 3L 96 = 4K + 4K 96 = 8K K = 12 L = 4/3 (12) = 16 P = 12KL = 12(12)(16) = 2304 Contoh soal 3: Buktikanlah bahwa, dengan menggunakan data pada soal contoh 2 dia atas, untuk mencari tingkat produksi optimum berlaku ketentuan MPK / PK = MPL / P1 P= 12KL MPK = = 12L dan MPL = = 12K
Jadi agar produksinya optimum seharusnya digunakan kombinasi 12 unit K dan L, dengan hasil produksi 2304 unit.

Untuk PK = 4, P1 = 3, K = 12 dan L = 16 : 48 = 48 terbukti.

19

DAFTAR PUSTAKA Nicholson, Walter. 2000. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya Edisi Kedelapan. Jakarta : Penerbit Erlangga

Arsyad, Lincolin. 1987. Ikhtisar Teori dan soal Jawab Ekonomi Mikro Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta

Dumairy. 1983. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta

Riyanto Hidayat, Wahyu. 2005. Matematika Ekonomi Edisi Revisi. Malang : UMM Press

Ekonomi Managerial.ppt.. http://blog.binadarma.ac.id. 6 Oktober 2011


20

Sofyan. Pasar Masukan (Input). http://sofyanmohammed.wordpress.com. 6 Oktober 2011

Case, Fair. Input Demand: Labour and Land.ppt. http://users.tricity.wsu.edu. 7 Oktober 2011

21

You might also like