You are on page 1of 22

PENANGGULANGAN KRISIS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI LEMBAGA PENDIDKAN DI DESA MUARA BETUNG

Laporan Penelitian Disusun Untuk Melengkapi Sebagai Syarat-Syarat Dalam Mengikuti Kuliah Kerja Nyata IAIN Raden Fatah Palembang Angkatan 57 Tahun 2011

OLEH : JUNDI FIKER OETOMO NIM. 07 25 021 Kelompok : 48 (Empat Puluh Delapan)

LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Muara Betung merupakan salah satu desa tertua di wilayah Kecamatan Ulu Musi Kabupaten Empat Lawang. Pendidikan merupakan masalah yang cukup penting bagi desa ini. Di samping itu pendidikan merupakan suatu proses dalam jangka waktu yang panjang dalam rangka untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Jadi pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dengan pendidikan setiap manusia dapat melepaskan diri dari ketidaktahuan ataupun kebutaan, khususnya buta aksara dan buta angka. Pentingnya pendidikan ini terbukti dengan semakin banyaknya perhatian pemerintah yang mengadakan sarana dan prasarana untuk pendidikan, baik kualitas maupun kuantitas di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Tindakan ini tidak lain gunanya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak usia sekolah untuk dapat mengikuti dan mengenyam pendidikan sebagaimana mestinya. Peran pendidikan dalam membangun kehidupan masyarakat adalah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten sehingga dapat mengabdikan diri untuk meneruskan perjalanan roda perkembangan bangsa. Krisis sumber daya manusia akan terjadi jika tidak adanya peran lembaga pendidikan. Krisis tersebut pada akhirnya akan juga perdampak pada seluruh aspek kehidupan. Pendidikan sebagai rangkaian kegiatan yang berproses juga memiliki tujuan seperti halnya manusia yang mampu bertahan hidup demi kelangsungan hidupnya, untuk dapat tercapainya tujuan tersebut maka peranan orangtua, guru sebagai pendidik haruslah selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan anak baik rohani maupun jasmani, agar nantinya anak dalam

kehidupan bermasyarakat mampu bersikap dan berprilaku sesuai dengan normanorma yang berlaku dalam masyarakat. Jika ditinjau dari segi pembangunan bangsa, pendidikan berfungsi dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi baik dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam karakter, sikap moral dan penghayatan serta pengamalan ajaran agama. Dari uraian tersebut, maka wajib belajar dan peningkatan mutu belajar harus ditanamkan sedini mungkin kepada wajib didik dan pendidik agar dapat mencetak sumber daya manusia yang sesuai dengan tujuan bangsa indonesia. Untuk mencetak sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, maka pentingnya arti pendidikan harus segera mungkin ditanamkan mulai dari lingkup keluarga, sekolah dan masyarakat disamping itu juga perlu mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat. Di desa Muara Betung, masih banyak anak-anak yang belum menikmati pendidikan sampai pada tingkat atas sehingga pengetahuan mereka terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi serta ilmu sosial yang berkaitan dengan kemasyarakatan kurang begitu mereka pahami . Bagi masyarakat desa Muara Betung, masalah pendidikan terutama pendidikan sekolah belum dianggap suatu hal yang penting, terlebih lagi bagi masyarakat yang taraf ekonominya rendah. Padahal pendidikan dasar bagi anakanak merupakan modal yang penting bagi pendidikan selanjutnya dalam membentuk generasi bangsa yang berkulitas. B. Permasalahan Sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan penulis di desa Muara Betung, maka masalah yang dominan untuk dibahas adalah : Kurangnya kesadaran orang tua anak dalam memahami pentingnya Tidak ada motivasi dari orang tua anak-anak mempunyai semangat arti pendidikan untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari pembahasan permasalahan di atas yaitu : Menimbulkan minat dan mendorong orang tua anak agar memperhatikan pendidikan bagi anak-anaknya Memotivasi anak-anak agar memiliki semangat belajar yang tinggi dan dapat melanjutkan pada pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi D. Manfaat Sesuai dengan judul tulisan ini, yaitu Penanggulangan Krisis Sumber Daya Manusia, maka manfaat yang penulis harapkan adalah agar terjadi perubahan cara dan pola pikir orang tua dan anak-anak Desa Sapa Panjang menyadari akan pentingnya pendidikan. Di samping itu, bagi anak-anak Sapa Panjang, khususnya anak usia sekolah, mempunyai motivasi yang pendidikan yang lebih tinggi. tinggi untuk mencapai jenjang

BAB II KEADAAN UMUM A. Lokasi dan Batas Wilayah Administrasi Desa Muara Betung merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Ulu Musi Kabupaten Empat Lawang dengan luas 1.100 Ha yang terdiri dari 3 dusun, yaitu Dusun I, Dusun II dan Dusun III Adapun jarak antara ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dan ibukota provinsi adalah sebagai berikut : Jarak desa dengan ibukota kecamatan Jarak desa dengan ibukota kabupaten Jarak desa dengan ibukota provinsi - Sebelah Utara - Sebelah Selatan - Sebelah Barat - Sebelah Timur : Hutan : Sungai Musi : Desa Padang Tepong : Desa Pulau Kemang : : : 2 km 40 km 360 km

Sedangkan batas-batas wilayah administrasi Desa Muara Betung ialah:

Secara keseluruhan luas daerah yang 1.100 Ha ini sudah termasuk pemukiman penduduk, ladang, persawahan, jalan, perkebunan dan lain-lain. B. Keadaan Geografi dan Topografi 1. Keadaan Tanah Desa Sapa Panjang berada pada ketinggian lebih kurang 25 meter dari permukaan Sungai. Keadaan tanah ini memiliki potensi untuk ditanami kopi, kelapa sawit, jagung, durian dan padi. Dari keseluruhan luas wilayah Desa Muara Betung, hanya sebagian kecil yang dipergunakan untuk pemukiman penduduk. Secara terperinci penggunaan luas wilayah desa adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Penggunaan Lahan di Desa Muara Betung Nomor 1 2 3 4 Jenis Penggunaan Perkebunan Karet Pekarangan Hutan Pemukiman Luas (Ha) 120 km 2 km 130 km 1200 km 10 km

5 Perairan / Sungai / Danau / Lebak Sumber : Monografi Desa Sapa Panjang 2. Keadaan Sungai

Desa Muara Betung merupakan salah satu desa yang dilintasi oleh sungai. Pinggiran sungai tidak terlalu terjal, dan dikelilingi oleh pasir dan batu-batuan besar. Masyarakat memanfaatkan sungai tersebut untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci pakaian dan keperluan lainnya.

3.

Perhubungan dan Komunikasi Perhubungan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari,

terutama dalam informasi. Kondisi sarana jalan cukup baik sehingga dapat dilalui untuk memperlancar perhubungan. Sarana angkutan masyarakat yang ada adalah angkutan pedesaan yang melayani jalur ke daerah lain di sekitar Desa Muara Betung. Selain itu, digunakan jenis angkutan lainnya seperti motor, mobil dan sepeda. Sarana komunikasi seperti televisi dapat diterima dengan baik di desa ini. Sedangkan sebagai sarana komunikasi antar penduduk dengan yang lainnya menggunakan telepon seluler.

Tabel 4. Sarana dan Prasarana Umum di Desa Muara Betung

Nomor 1 2 3 4 5 6

Jenis Sarana / Prasarana Masjid Kantor Kepala Desa Sekolah Dasar Madrasah Tsanawiyah Posyandu Desa Lapangan Volley

Jumlah (Unit) 2 1 1 1 1 1

Sumber : Hasil observasi mahasiswa KKN IAIN angkatan ke-57 tahun 2011 C. Sumber Daya Manusia 1. Sumber Daya Manusia Jumlah penduduk Desa Muara Betung tahun 2011 adalah 997 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 360 kepala keluarga. Dari jumlah tersebut terdiri dari 491 orang laki-laki dan 506 wanita. Sebagian besar penduduk Desa Muara Betung adalah penduduk asli, yaitu berkisar 90%, sedangkan penduduk pendatang hanya 10%. Berdasarkan sumber daya alam yang ada di Desa Muara Betung maka mata pencaharian masyarakat Desa Muara Betung adalah bertani dan berkebun. Selain bertani, ada juga masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang. Walaupun demikian mereka juga memiliki kebun atau sawah. Secara umum komposisi penduduk menurut mata pencahariannya dapat dilihat pada tabel 6. Nomor 1 2 Mata Pencaharian Perdagangan Perkebunan Prosentase (%) 10 80 10

3 Pertanian Sumber : Monografi Desa Sapa Panjang

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 10% penduduk yang berpotensi di bidang perdagangan dan pertanian, sisanya 80% berpotensi di bidang perkebunan. D. Pendidikan Sarana pendidikan yang ada adalah SD Negeri 19 Muara Betung. Adapun visi dan misi SDN 19 Muara Betung adalah : Visi SD Negeri 19 Ulu Musi : Mewujudkan tamatan- tamatan sekolah dasar yang berintleg, beriman dan bertakwa yang memiliki pengetahuan dasar Akademik, Berprestasi, dalam olah raga dan seni serta lingkungan ( wajah sekolah ) yang berbudaya.

Misi SD Negeri 19 Ulu Musi : 1. Melaksanakan Proses belajar mengajar tertip dan disiplin serta akuntabilitas Tinggi. 2. Membentuk pribadi-pribadi anak yang beriman dan bertaqwa. 3. Membentuk pribadi ana yang sehat jasmani dan rohani 4. Membentuk pribadi anak yang Mencintai lingkungan 5. Mewujudkan wajah sekolah sebagai lingkungan yang berbudaya. 6. Mencetak bibit olah raga yang bermutu 7. menciptakan pemberantasan buta aksara dan Al-Quran.

BAB III PEMECAHAN MASALAH A. Metode Pemecahan Masalah 1. Menimbulkan minat dan mendorong orang tua agar anak dapat diperhatikan dalam hal pendidikan. Untuk menyelesaikan masalah ini, cara yang ditempuh ialah dengan jalan memberikan penyuluhan kepada para orang tua murid tentang arti pentingnya pendidikan. 2. 3. Memotivasi anak-anak agar memiliki semangat belajar agar meraka Untuk mengungkapkan faktor kendala dalam menyadari pentingnya kelak dapat menjadi manusia yang dianggap penting. pendidikan bagi anak dan mencari jalan penyelesaiannya. Dari permasalahan ini, tampaklah bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan bagi anak usia sekolah di Desa Sapa Panjang. Dari hasil interview, faktor-faktor tersebut adalah : 1. Faktor Lingkungan Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilah belajar seorang anak. Sebagian besar para orang tua dan masyarakat umumnya belum atau kurang menyadari akan arti pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, serta ada anggapan bahwa seorang anak jika sudah bisa membaca dan menulis sudah cukup. Padahal ilmu pengetahuan semakin berkembang pesat. 2. Mata Pencaharian Di Desa Muara Betung, anak-anak sejak kecil dibiasakan bekerja membantu orang tuanya. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar digunakan untuk membantu orang tuanya bekerja atau mereka bermain-main saja. 3. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan di Desa Muara Betung belum begitu banyak tersedia bagi anak-anak untuk belajar. Belum ada akses ilmu pengetahuan yang cukup seperti perpustakaan sekolah maupun akses internet. Buku-buku pelajaran pun sangat sulit dan jarang dimiliki oleh siswa. Untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh ke-3, faktor penyebab kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan, maka jalan keluarnya ialah melalui pemberian penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan pribadi, masyarakat dan bernegara dan memotivasi anak-anak usia sekolah untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. B. Metode Pelaksanaan 1. Metode Observasi Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data langsung dari penduduk desa Sapa Panjang dan sekolah tentang masalah yang dihadapi. 2. Metode Interview Penulis mengadakan tanya jawab dengan orang tua dan guru-guru serta tokohtokoh masyarakat mengenai keadaan pendidikan, masalah pendidikan dan faktor-faktor lain yang menunjang terjadinya masalah. 3. Metode Penyuluhan Penulis mengadakan kegiatan penyuluhan tentang arti pentingnya pendidikan dan informasi pendidikan kepada masyarakat terutama orang tua anak usia sekolah. C. Hasil Yang Diharapkan Dengan adanya kegiatan ini, penulis mengharapkan : 1. Minat belajar anak usia di sekolah di Desa Muara Betung akan lebih meningkat.

2. 3.

Bagi anak-anak yang putus sekolah diharapkan akan timbul Menimbulkan kesadaran kepada orang tua untuk lebih giat memotivasi

keinginannya untuk belajar kembali melanjutkan sekolahnya. anak-anak mereka yang telah memasuki usia sekolah untuk dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB IV PELAKSANAAN

A. Tahapan Kegiatan 1. Observasi Langkah pertama yang dilakukan adalah observasi, mencari informasi serta data-data yang diperlukan untuk mencari apa yang menjadi permasalahan di bidang pendidikan pada anak-anak di Desa Muara Betung. 2. Kegiatan interview Kegiatan ini dilakukan dengan cara interview (tanya jawab) terhadap anakanak di Desa Muara Betung, para orang tua anak dan tokoh-tokoh masyarakat untuk mengungkapkan apa yang menjadi penyebab kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. 3. Memberikan penyuluhan Dari hasil observasi dan interview, diketahui bahwa masyarakat Desa Muara Betung dalam masalah pendidikan orientasinya masih pada tahap yang sederhana. Hal ini terlihat dari keengganan mereka untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Anggapan bahwa seorang anak sudah dianggap maju jika telah dapat membaca dan menulis. Dan juga cara mereka mendidik anak-anaknya tidak berdasarkan pada pola pendidikan yang sebenarnya, baik menurut psikologi pendidikan maupun metode pendidikan anak. Khalayak Sasaran Yang menjadi khalayak sasaran adalah Murid SDN 19 yang ada di Desa Muara Betung, orang tua murid, para guru dan seluruh masyarakat yang berhubungan dan mempengaruhi berlangsungnya proses pendidikan di desa Muara Betung.

B. Biaya

Kegiatan belajar di SDN Muara betung sesuai dengan peraturan pemerintah bahwa pendidikan gratis. C. Bahan dan Alat Bahan : kapur tulis, spidol, karton, kertas, buku tulis, buku Pendidikan Umum dan Pendidikan Agama Islam Alat : papan tulis, meja, mistar, penghapus papan tulis.

D. Proses Kegiatan Kegiatan belajar di Sekolah Dasar Negeri dan SLTPN Muara Betung dimulai dengan meminta izin kepada kepala sekolah, kemudian waktu pelaksanaannya ditentukan setelah dilakukan musyawarah dengan kepala sekolah dan para guru. Kegiatan kepada masyarakat Muara Betung dan orang tua murid di Masjid jamik dilaksanakan setelah mendapat izin dari Kepala Desa Muara Betung, dan waktu pelaksanaannya ditentukan setelah musyawarah dengan Kepala Desa dan aparat pemerintah setempat. E. Faktor Penghambat Faktor-faktor yang menghambat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya adalah : 1. Kesibukan anak membantu orang tua Anak-anak usia sekolah sebagian besar membantu orang tua mereka bekerja terutama sekali setelah sekolah usai sehingga anak-anak kekurangan waktu untuk belajar. 2. Kurangnya motivasi orang tua terhadap minat belajar anak Karena terbentuk oleh situasi yang tidak mendukung maka motivasi anak untuk belajar menjadi kurang. Hal ini menyebabkan kesadaran anak untuk mengikuti kegiatan belajar di luar jam sekolah rendah.

3. Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan Salah satu faktor penghambat yang banyak berperan ialah kurangnya sarana dan prasarana pendidikan terutama sekali media pengajaran / media pendidikan. F. Faktor Pendukung 1. Adanya dukungan dari kepala sekolah, guru-guru dan murid-murid terhadap pelaksanaan Kegiatan Belajar Dengan adanya kegiatan belajar ini, anak-anak merasa senang dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran tambahan. Hal ini disebabkan oleh situasi yang tidak formal, dan juga mereka mendapat kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan yang sebanyaknya. 2. Adanya dukungan dari orang tua murid terhadap pembentukan Kegiatan Belajar Faktor pendukung yang tak kalah pentingnya ialah dukungan dari orang tua terhadap pembentukan kegiatan belajar di Sapa Panjang. Hal ini tentu akan membuat anak termotivasi untuk belajar di sekolah maupun di rumah tanpa beban dan paksaan dari pihak manapun. 3. Adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama sekali bantuan buku-buku pelajaran dan pengetahuan lainnya. Dengan adanya media pengajaran, murid-murid baik di SDN 19 tersebut lebih termotivasi dan lebih bersemangat untuk belajar, karena buku merupakan gudang ilmu pengetahuan. G. Hasil Kegiatan Kegiatan yang dilakukan penulis belum sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik, disebabkan oleh adanya beberapa faktor penghambat dan hasilnya belum dapat dirasakan dengan cepat karena pendidikan merupakan proses panjang yang memerlukan waktu bertahap dan bukan secara kontemporer.

Kegiatan yang dilakukan berupa Sanggar Kegiatan Belajar Pendidikan Agama Islam. 1. Secara Kualitatif Secara kualitatif hasil yang dicapai ialah : a. Dapat diketahui faktor-faktor penyebab kurangnya minat dan motivasi belajar murid baik di SDN maupun MTs di Desa Muara Betung b. Meningkatnya kesadaran orang tua murid dan masyarakat akan arti pentingnya pendidikan dan metode pendidikan pada anak yang sebagaimana mestinya. c. Orang tua murid berusaha memotivasi anak-anaknya agar memiliki semangat belajar yang tinggi dan membantu anak-anaknya dalam belajar di rumah. d. Anak-anak di SDN 19 mempunyai semangat belajar yang tinggi dalam mengikuti pelajaran tambahan yang diberikan dalam kegiatan belajar. e. Anak-anak di SDN 19 memliki keinginan untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi. 2. Secara Kuantitatif a. Adanya izin dan dukungan dari kepala sekolah terhadap usaha kegiatan belajar pendidikan agama Islam. b. Adanya perubahan pola pikir orang tua dan masyarakat serta anakanaknya yang dibuktikan dengan semakin banyaknya anak-anak yang mengikuti pelajaran tambahan pada Sanggar Kegiatan Belajar. BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan pada masalah-masalah yang ditemukan di lapangan selama penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Desa Sapa Panjang, maka

permasalahan mendasar yang perlu mendapat perhatian di bidang pendidikan agama Islam adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya dan kurangnya motivasi orang tua untuk membimbing anaknya dalam belajar. Hal ini disebabkan oleh adanya orientasi berpikir yang masih sederhana bahwa seorang anak tidak perlu mengenyam pendidikan tinggi, tetapi cukup baca tulis saja. Walaupun demikian, masih banyak juga anak usia sekolah yang belum bisa baca tulis. Adanya pola pikir yang demikian itu dilatarbelakangi pula oleh masalah kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang masih tergolong rendah sehingga seorang anak menjadi tumpuan untuk membantu ekonomi keluarga. Dan karena mayoritas penduduk adalah petani maka orientasinya adalah bagaimana mengolah sumber daya manusia ini untuk menjadi petani yang menghasilkan uang. Dari hal-hal yang dikemukakan di atas maka untuk menanamkan kesadaran pada masyarakat tentang pentingnya pendidikan agama bagi anak usia sekolah, tidak cukup hanya dengan memberikan penyuluhan saja, tetapi harus juga diimbangi dengan bagaimana usaha untuk meningkatkan motivasi dan semangat belajar murid. Dan juga harus diiringi dengan usaha untuk meningkatkan taraf ekonomi mereka. Jika perekonomian masyarakat sudah baik maka akan berubah pula orientasi berpikir mereka yang sederhana itu dan hal ini akan menjadikan mereka tidak lagi berpikir agar anaknya menjadi petani tradisional seperti itu. Selain itu, perlu juga melibatkan pihak lain yang antara lain yayasan-yayasan pendidikan, perhatian dari gerakan orang tua asuh dan khususnya pemerintah untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, khususnya media pendidikan dan media pengajaran yang memadai. Berkaitan dengan banyaknya anak yang tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka alternatif pemecahan masalah ini ialah dengan memberikan penyuluhan kepada orang tua, anak usia sekolah, para guru dan masyarakat secara umum dan dilanjutkan dengan pembentukan Sanggar Kegiatan Belajar sebagai wadah bagi anakanak untuk mendapatkan pelajaran tambahan dan menimba pengetahuan secara luas secara bersama-sama. Dengan demikian anak-anak akan menjadi termotivasi dan

tertantang untuk belajar lebih giat dan melanjutkan pendidikan mereka kejenjang yang lebih tinggi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1.

Kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan agama anak-

anaknya disebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya pendidikan agama Islam. 2. Kurangnya minat dan motivasi belajar anak disebabkan tidak adanya perhatian dan motivasi orang tua terhadap pendidikan anak-anak, kurang motivasi dari guru-guru serta kurangnya sarana dan prasarana pendidikan di Desa Muara Betung. 3. Dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar anak usaha pemecahannya adalah dengan memberikan penyuluhan dan pembentukan Sanggar Kegiatan belajar di SDN Desa Muara Betung. 4. Dari kegiatan belajar, diperoleh hasil yang menggembirakan karena adanya perubahan pola pikir orang tua, guru-guru dan masyarakat tentang pentingnya suatu pendidikan sehingga anak-anak termotivasi untuk belajar di sekolah. B. Saran 1. Hendaknya para orang tua di Desa Muara Betung lebih menekankan arti pentingnya pendidikan dan lebih memahami metode dan proses pendidikan anak sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan minat anak untuk belajar. 2. Guru hendakanya memberikan metode dan teknik yang lebih baik dalam mengajar. Dengan demikian anak-anak akan lebih senang dan termotivasi dalam belajar di sekolah. 3. Para guru perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, baik langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan profesinya. Hal ini perlu dilaksanakan untuk mengantisipasi perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Perlu adanya kerja sama yang baik dengan berbagai instansi pendidikan lainnya, untuk lebih meningkatkan potensi sumber daya manusia

di Desa Muara Betung, khususnya anak usia sekolah sebagai penerus pembangunan di masa yang akan datang.

LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA NYATA ANGKATAN KE-57 TAHUN 2011

PENDIDIKAN SEBAGAI ALAT UNTUK MEMBANGUN KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA SAPA PANJANG KECAMATAN MUARA PINANG KABUPATEN EMPAT LAWANG

OLEH : JANUAR HUSEN NIM. 07 25 020

Diterima sebagai salah satu bukti telah

mengikuti Kuliah Kerja Nyata

Palembang,

Februari 2011

Dosen Pembimbing Lapangan Drs. A. syarifuddin ,M.Ag

KATA PENGANTAR Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata IAIN Raden Fatah Palembang angkatan 57 di Desa Sapa Panjang Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang tepat pada waktunya. Kuliah Kerja Nyata merupakan realisasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar dapat terjun langsung ke masyarakat dan mencoba untuk membantu memecahkan masalah yang timbul dan mencoba untuk interdisipliner ilmu yang diperoleh di Perguruan Tinggi. Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itulah dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Rektor IAIN Raden Fatah Palembang beserta staf.

2. Bapak Kepala Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat IAIN Raden Fatah Palembang beserta staf. 3. Bapak Bupati KDH Tingkat II Kabupaten Empat Lawang 4. Bapak Drs. Achmad syaripuddin, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Lapangan Mahasiswa KKN IAIN Raden Fatah Palembang angkatan ke-57 di Desa Sapa Panjang Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang 5. Bapak Camat Kecamatan Muara Pinang 6. Bapak Kepala Desa Sapa Panjang beserta perangkatnya 7. Ibu Kepala SDN di Desa Sapa Panjang 8. Para pemuka masyarakat dan segenap lapisan masyarakat Desa Sapa Panjang 9. Rekan-rekan mahasiswa KKN di Desa Sapa Panjang Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangankekurangan. Untuk itu, penulis meminta saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Palembang, Penulis

Februari 2011

JANUAR HUSEN NIM.07 25 020

You might also like