You are on page 1of 59

Kode Modul EVP.

PTK 203- 01

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif

EVALUASI PEMBELAJARAN TEORI ( COGNITIF )

Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T.

Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran (SP 4)

Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Oktober 2004

KATA PENGANTAR

Modul dengan judul Evaluasi Pembelajaran Teori ( Cognitif ) ini digunakan sebagai panduan dalam kegiatan kuliah untuk membentuk salah satu sub-kompetensi, yaitu: Memahami dan dapat menerapkan konsep evaluasi pembelajaran teori (cognitif) untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Modul ini dapat digunakan bagi semua Jurusan peserta kuliah Evaluasi Pembelajaran di semester 5 pada Yogyakarta. Pada modul ini disajikan konsep dasar Sistem Penilaian Teori (Cognitif). Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas : Hakekat Evaluasi Pembelajaran. Kegiatan belajar 2 membahas : Kaidah Penulisan dan Pensekoran Tes Tertulis. Kegiatan belajar 3 membahas: Analisis Butir Soal Tes Tertulis. Untuk dapat mempelajari modul ini dengan mudah mahasiswa diharapkan telah mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-konsep dasar yang menunjangnya, dalam hal ini terutama konsep tentang Pengantar Ilmu Pendidikan dan Psikologi Pendidikan.

Pendidikan Teknik Otomotif ( S1 ) Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta,

Oktober 2004

Penyusun

Martubi, M.Pd., M.T.

DAFTAR ISI MODUL

Halaman HALAMAN SAMPUL ............................................................................ 1 KATA PENGANTAR .............................................................................. 2 DAFTAR ISI ........................................................................................... 3 PERISTILAHAN / GLOSSARY ............................................................... 5 I . PENDAHULUAN................................................................................. 7 A. Deskripsi ......................................................................................... 7 B. Prasyarat ......................................................................................... 7 C. Petunjuk Penggunaan Modul .......................................................... 8 1. Petunjuk bagi mahasiswa ........................................................... 8 2. Petunjuk bagi dosen ............ ....................................................... 8 D. Tujuan Akhir ................................................................................... 9 E. Kompetensi ..................................................................................... 9 F. Cek Kemampuan ............................................................................. 10 II. PEMBELAJARAN ............................................................................... 11 A. Rencana Belajar Mahasiswa .......................................................... 11 B. Kegiatan Belajar .............................................................................. 11 1. Kegiatan Belajar 1 ..................................................................... 11 a. Tujuan kegiatan belajar 1 ...................................................... 11 b. Uraian materi .......................................................................... 12 c. Rangkuman 1 .......................................................................... 16 d. Tugas 1 .................................................................................... 18 e. Tes formatif 1 ........................................................................... 18 f. Kunci jawab tes formatif 1 ... ..................................................... 18

Halaman

2. Kegiatan Belajar 2 ...................................................................... 21 a. Tujuan kegiatan belajar 2 ....................................................... 21 b. Uraian materi 2 ....................................................................... 22 c. Rangkuman 2 .......................................................................... 33 d. Tugas 2 ................................................................................... 34 e. Tes formatif 2 .......................................................................... 34 f. Kunci jawab tes formatif 2 ............... ........................................ 34 3. Kegiatan Belajar 3 .................................................................... 39 a. Tujuan kegiatan belajar 3 ....................................................... 39 b. Uraian materi 3 ....................................................................... 39 c. Rangkuman 3 ......................................................................... 45 d. Tugas 3 .................................................................................. 48 e. Tes formatif 3 ......................................................................... 48 f. Kunci jawab tes formatif 3 ............... ...................................... 49 III. EVALUASI ...................................................................................... 51 A. Pertanyaan .................................................................................. 51 B. Kunci Jawaban ............................................................................. 52 C. Kriteria Kelulusan ........................................................................ 57 IV. PENUTUP ......................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 59

PERISTILAHAN / GLOSSARY
Affectif : adalah aspek sikap dan kepribadian dalam taksonomi Bloom. Analisis Empiris : adalah analisis terhadap butir soal tes tertulis berdasarkan hasil uji coba dengan dasar ukuran-ukuran statistiknya. Analisis Rasional : adalah analisis terhadap butir soal tes tertulis berdasarkan pertimbangan rasio saja, tapa uji coba. Check List : adalah sebuah daftar pertanyaan/pernyataan yang harus diisi dengan cara memberi tanda cek ( V ). Cognitif : adalah aspek pengetahuan / kecerdasan teori dalam taksonomi Bloom. Distraktor : adalah istilah lain dari pengecoh, yaitu pilihan jawaban pada soal pilihan ganda yang bukan merupakan kunci jawabnya. Edukatif : adalah salah satu dari prinsip evaluasi yang berarti mempunyai unsure pendidikan atau mampu memberi dorongan (mendidik ) siswa untuk lebih giat belajar. Evaluasi : adalah istilah Indonesia dari evaluation yang diterjemahkan dengan penilaian. Kisi -kisi Soal (Lay Out ) : dalah sebuah daftar perencanaan penulisan soal yang memuat antara lain : cakupan materi, aspek intelektual, bentuk soal, jumlah / prosentase setiap bentuk dan sebagainya. Obyektif : adalah slah satu dari prinsip evaluasi yang berarti menggambarkan keadaan/kemampuan siswa sesuai apa adanya. Pengukuran : adalah proses membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu ( bersifat kuantitatif ).

Penilaian

: adalah proses pengambilan keputusan terhadap hasil

pengukuran dengan suatu kategori tertentu ( bersifat kualitatif ). Performance : adalah kemampuan atau unjuk kerja seorang siswa. Psikomotorik : aspek keterampilan dalam taksonomi Bloom. Rating Scale : adalah skala pengukuran (pemberian skor), misal : 0 100 Reliable : adalah salah satu dari prinsip evaluasi yang berarti dapat dipercaya atau ajeg. Standar Mutlak : adalah ketentuan kriteria keberhasilan belajar siswa dengan angka mutlak yang telah ditentukan lebih dahulu. Standar Relatif : adalah ketentuan kriteria keberhasilan belajar siswa berdasarkan kenberhasilan anggota kelas/kelompoknya yang tidak ditentukan lebih dahulu. Standar Kemampuan Siswa Sendiri : adalah ketentuan kriteria keberhasilan belajar siswa berdasarkan prestasi siswa yang bersangkutan sebelumnya. Tes Essai : adalah jenis tes dengan pertanyaan yang membutuhkan jawaban berupa pembahasan / uraian pendapat. Tes Formatif : adalah tes yang dilakukan secara terus menerus selama proses pembelajaran berlangsung, digunakan untuk mengevaluasi pencapaian sub kompetensi tertentu. Tes Sumatif : adalah tes yang dilakukan pada akhir suatu blok proses pembelajaran dalam suatu paket kompetensi yang terdiri atas beberapa sub-kompetensi. Valid : adalah salah satu dari prinsip evaluasi yang berarti menggambarkan keadaan siswa sesuai apa yang sebenarnya dievaluasi. 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi Modul dengan judul Evaluasi Pembelajaran Teori (Cognitif) ini membahas tentang konsep dasar Evaluasi dalam proses belajar mengajar terutama untuk matapelajaran teori dan permasalahannya yang banyak dijumpai dalam penerapannya di bidang teknik, secara teoritis maupun praktis. Materi yang dipelajari baik mencakup:

Hakekat Evaluasi Pembelajaran, Kaidah Penulisan dan Pensekoran Tes Tertulis, dan Analisis Butir Soal Tes Tertulis. Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas : Hakekat Evaluasi Pembelajaran. Kegiatan belajar 2 membahas : Kaidah Penulisan dan Pensekoran Tes Tertulis. Kegiatan belajar 3 membahas: Analisis Butir Soal Tes Tertulis. Pada setiap kegiatan belajar selalu dilengkapi dengan contoh contoh aplikatif beserta latihan-latihan seperlunya untuk membantu mahasiswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Setelah selesai mempelajari modul ini secara keseluruhan mahasiswa diharapkan mempunyai sub kompetensi Memahami dan dapat menerapkan konsep evaluasi pembelajaran teori (cognitif) untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. B. Prasyarat Modul ini berisi materi-materi yang memerlukan dukungan materi lain yang semestinya telah dipelajari sebelumnya. Adapun materimateri dasar yang seharusnya telah difahami oleh peserta kuliah di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif terutama adalah konsep dasar tentang : Pengantar Ilmu Pendidikan dan Psikologi Pendidikan. 7

C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Petunjuk bagi Mahasisw a Agar diperoleh hasil belajar yang maksimal, maka dalam menggunakan modul ini ada beberapa prosedur yang perlu diperhatikan, dan dilaksanakan antara lain : a. Bacalah dan fahami dengan seksama uraian konsep-konsep teoritis yang disajikan pada modul ini, kemudian fahami pula penerapan konsep-konsep tersebut dalam contoh-contoh soal beserta cara penyelesaiannya. Bila terpaksa masih ada materi yang kurang jelas dan belum bisa difahami dengan baik para mahasiswa dapat menanyakan kepada dosen yang mengampu kegiatan perkuliahan. b. Coba kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) secara mandiri, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki setiap mahasiswa terhadap materi-materi yang dibahas pada setiap kegiatan belajar. c. Apabila dalam kenyataannya mahasiswa belum menguasai materi pada level yang diharapkan, coba ulangi lagi membaca dan mengerjakan lagi latihan-latihannya dan kalau perlu bertanyalah kepada dosen yang mengampu kegiatan perkuliahan yang bersangkutan. Kalau materi yang bersangkutan memerlukan pemahaman awal (prasyarat) maka yakinkan bahwa prasyarat yang dimaksud benar-benar sudah dipenuhi. 2. Petunjuk Bagi Dosen Dalam setiap kegiatan perkuliahan, dosen mempunyai tugas dan peran untuk : a. Membantu mahasiswa dalam merencanakan proses belajar. b. Membimbing mahasiswa melalui tugas-tugas atau latihan-latihan yang dijelaskan dalam tahab belajar. 8

c. Membantu mahasiswa dalam memahami konsep baru dan menjawab pertanyaan mahasiswa apabila diperlukan. d. Membantu mahasiswa untuk mengakses sumber belajar lain yang diperlukan. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli/dosen pendamping jika diperlukan. g. Mengadakan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa yang telah ditentukan. Evaluasi tersebut pelaksanaannya pada setiap akhir kegiatan belajar.

D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari seluruh materi kegiatan belajar dalam modul ini mahasiswa diharapkan dapat : Memahami dan dapat menerapkan konsep evaluasi pembelajaran teori ( cognitif ) untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

E. Kompetensi Modul EVP.PTK 203-01 dengan judul Evaluasi Pembelajaran Teori ( Cognitif ) ini disusun dalam rangka membentuk subkompetensi kompetensi Memahami dan dapat menerapkan konsep evaluasi pembelajaran teori ( cognitif ) untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Untuk mencapai sub-kompetensi tersebut, terlebih dahulu harus dapat dicapai sub-sub kompetensi beserta kriteria unjuk kerjanya melalui lingkup belajar dengan materi pokok pembelajaran sebagai berikut :

Kompetensi

Sub

Kriteria Unjuk Kerja

Lingkup Belajar 1. Hakekat Evaluasi Pembelajaran . 2. Kaidah penulisan dan pensekoran soal tes tertulis . 3. Analisis butir soal tes tertulis

Materi Pokok Pembelajaran Sikap


Pengetahuan Ketrampilan

Memahami 1. Menjelaskan dan dapat Hakekat Evamenerapkan luasi Pembekonsep evalajaran . luasi pembe- 2. Menjelaskan lajaran teori kaidah penu(cognitif ) lisan dan penuntuk menen- sekoran soal tukan tingkat tes tertulis . keberhasilan 3. Dapat melabelajar siswa kukan analisis butir soal tes tertulis. .

Teliti dan 1. Hakekat Evacermat luasi Pembedalam lajaran . menyelesaikan 2. Kaidah penusetiap lisan dan penmasalah sekoran soal tes tertulis . 3. Analisis butir soal tes tertulis

Mengungkapkan jawaban dengan prosedur dan hasil yang benar

F. Cek Kemampuan Sebelum mempelajari Modul EVP.PTK 203-01 ini, isilah dengan tanda cek ( ) pertanyaan yang menunjukkan kompetensi yang telah dimiliki mahasiswa dengan jujur dan dapat dipertanggungjawabkan :
Sub Kompetensi

Pertanyaan

Jaw aban
Ya Tidak

Bila Jawaban Ya Kerjakan

1. Saya mampu menjelaskan: Hakekat Memahami Evaluasi Pembelajaran. dan dapat menerapkan konsep evaluasi pembe- 2. Saya dapat menjelaskan kaidah penulisan dan pensekoran soal tes lajaran teori tertulis. (cognitif ) untuk menentukan tingkat 3. Saya dapat melakukan analisis butir keberhasilan soal tes tertulis. belajar siswa

Tes Formatif 1

Tes Formatif 2

Tes Formatif 3

Apabila mahasiswa menjawab Tidak maka pelajari modul ini sesuai materi yang dijawab Tidak tersebut.

10

BAB II PEMBELAJ ARAN

A. Rencana Belajar Mahasisw a Buatlah rencana kegiatan belajar dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada dosen setelah selesai.
Jenis Kegiatan
1. Hakekat Evaluasi Pembelajaran 2. Kaidah penulisan dan pensekoran soal tes tertulis 3. Analisis butir soal tes tertulis Tanggal
Waktu

Tempat Belajar

Alasan Perubahan

Paraf Dosen

B. Kegiatan Belajar. 1. Kegiatan Belajar 1 : Hakekat Evaluasi Pembelajaran

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 : 1). Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian evaluasi pembelajaran. 1). Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi dari evaluasi pembelajaran. 1). Mahasiswa dapat menyebutkan sasaran / ruang lingkup evaluasi pembelajaran. 1). Mahasiswa 5). Mahasiswa dapat dapat menyebutkan menyebutkan prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran. macam-macam standar yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran. 6). Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam alat yang dapat dipakai dalam evaluasi pembelajaran

11

b. Uraian Materi 1 : 1). Pengertian Evaluasi Pembelajaran Dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di dunia pendidikan orang sering mencampuradukkan antara pengertian dari istilah-istilah : mengukur, menilai dan mengevaluasi. Istilah Mengukur : berarti membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu (bersifat kuantitatif), Menilai : berarti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan kategori tertentu (bersifat kualitatif), sedangkan Mengevaluasi : Meliputi tindakan mengukur dan menilai. Menilai sendiri merupakan tindak lanjut dari kegiatan mengukur. Dalam istilah asingnya : Pengukuran = Measurement, adapun Penilaian = Evaluation, yang kemudian diubah dalam Bahasa Indonesia menjadi Evaluasi. Evaluasi adalah: proses mendapatkan informasi menyeluruh dan berkesinambungan tentang suatu proses dan hasil sebuah kegiatan. Dari pengertian ini maka yang dimaksud Evaluasi Pembelajaran adalah proses mendapatkan informasi menyeluruh dan berkesinambungan tentang suatu proses dan hasil belajar siswa sehingga dapat dijadikan dasar penentuan perlakuan lanjut. 2). Fungsi Evaluasi Pembelajaran Evaluasi pembelajaran mempunyai fungsi yang sangat strategis, baik bagi kepentingan siswa, bagi guru maupun bagi lembaga pendidikan. a). Fungsi Evaluasi Pembelajaran bagi Siswa: 1). Untuk mengetahui kemajuan belajarnya 2). Untuk memberikan dorongan belajar 3). Untuk memberikan pengalaman belajar

12

b). Fungsi Evaluasi bagi Guru : 1). Untuk menyeleksi siswa dan meramal keberhasilannya. 2). Untuk mengetahui sebab-sebab kesulitan belajar siswa. dan memberi bimbingan. 3). Untuk memberi pedoman dalam belajar. 4). Untuk mengetahui ketepatan metode mengajar. 5). Untuk mendudukkan siswa dalam kelas sesuai tingkat kepandaiannya. c). Fungsi Evaluasi bagi Lembaga / Organisasi Pendidikan : 1). Untuk mempertahankan standar mutu pendidikan. 2). Untuk menilai ketepatan kurikulum. 3). Untuk menilai kemajuan sekolah. 3). Sasaran / Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran mempunyai sasaran yang dapat meliputi semua komponen pembelajaran, yaitu proses maupun hasil belajar siswa dalam intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler. 4). Prinsip Prinsip Evaluasi Pembelajaran Agar evaluasi pembelajaran dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka harus mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut : a). Menyeluruh (komprehensif) : artinya evaluasi harus dapat menghasilkan gambaran tentang diri siswa secara menyeluruh, baik aspek cognitif, psikomotorik, maupun affektif. b). Berkesinambungan : maksudnya bahwa evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara terus menerus, sejak awal sampai akhir proses pembelajaran. c). Obyektif : artinya bahwa evaluasi pembelajaran harus dapat menggambarkan keadaan siswa sesuai apa adanya.

13

d). Valid : artinya bahwa hasil evaluasi pembelajaran harus menggambarkan keadaan siswa sesuai dengan apa yang sebenarnya dievaluasi. e). Reliable : artinya bahwa hasil evaluasi pembelajaran harus dapat dipercaya dan menggambarkan keadaan siswa secara ajeg (kontinyu) meskipun dilakukan oleh fihak yang berbeda dan dalam waktu yang tidak sama. f). Edukatif : artinya bahwa hasil evaluasi pembelajaran harus mampu memberi dorongan (mendidik) kepada siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar. 5). Standar Evaluasi Pembelajaran Dalam menentukan hasil evaluasi pembelajaran dapat digunakan tiga macam standar sesuai dengan keperluannya, yaitu : a). Standar Mutlak atau Penilaian Acuan Patokan ( PAP ) atau Criterion Referenced Evaluation (CRE). Dengan standar ini guru terlebih dahulu menentukan kriteria keberhasilan belajar siswa dengan angka mutlak. Dalam hal ini siswa dikatakan berhasil apabila mampu mendapatkan skor tertentu besarnya, misalnya 60 pada skala 100. Standar ini biasanya digunakan pada Tes Formatif ( tes yang diadakan ketika pembelajaran masih berlangsung ). Standar mutlak dapat juga digunakan pada evaluasi sumatif dengan pertimbangan : (1). Apabila program pembelajaran di sekolah tersebut berdasarkan konsep kurikulum bebasis kompetensi atau competencies based curriculum. (2). Apabila pelaksanaan program pembelajaran didasarkan kaidah belajar tuntas atau mastery learning.

14

(3). Apabila lingkup (4). Apabila

program pembelajaran dapat dikontrol ruang dan tata urutannya, pembelajaran misalnya program dapat

pembelajaran yang relatif kecil atau terbatas. program sehari-hari dituangkan ke dalam tujuan instruksional secra khusus, dapat diukur dan bersifat perilaku siswa. (5). Apabila program yang disediakan untuk siswa berupa program minimum yang berarti. b). Standar Relatif atau Penilaian Acuan Norma ( PAN ) atau Norm Referenced Evaluation (NRE). Dalam penilaian dengan standar ini hasilan siswa tidak ditentukan kriteria kebertetapi sebelumnya,

bergantung kepada keberhasilan umum peserta di kelas (kelompok) yang sedang dievaluasi. Biasanya standarnya adalah ukuran hasil rerata, median dan simpang bakunya pada kelas yang bersangkutan. Dalam hal ini diasumsikan kemampuan siswa pada kelas itu berdistribusi normal. c). Standar Kemampuan Siswa Sendiri atau Pupil Referenced Evaluation (NRE) / Self Performance Evaluation. Dalam evaluasi dengan standar ini kriteria keberhasilan siswa didasarkan dengan kemampuan/hasil sebelumnya yang dicapai siswa itu sendiri. Misalnya pada tes sebelumnya seorang siswa hanya mendapat skor 30, kemudian sekarang dia mencapai skor 50, berarti siswa tersebut mengalami peningkatan dan dikatakan berhasil. Penentuan keberhasilan siswa tidak dipengaruhi prestasi yang dicapai siswa lain dalam kelompok / kelasnya. Penggunaan standar ini hendaknya memperhatikan: status siswa sebelum dan selama mengikuti proses pembelajaran serta potensinya pada waktu mendatang.

15

6). Alat Evaluasi Pembelajaran Secara umum Alat Evaluasi Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai : sesuatu yang dapat digunakan sebabagi sarana seseorang guru untuk melaksanakan sebagian tugasya yaitu menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam menjalani proses pembelajaran. Alat evaluasi pembelajaran sering juga disebut sebagai instrumen evaluasi pembelajaran atau Teknik Evaluasi. Secara garis besar teknik evaluasi pembelajaran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : Teknik Non-Tes dan Teknik Tes. Teknik Non-Tes dapat berupa : Skala Bertingkat (Rating Scale), Kuesioner, Daftar Pemeriksaan (Check List), Skala Angka (Marking Scheme), Wawancara, Pengamatan (Observasi), dan Catatan Anekdot/Riwayat Hidup. Adapun Teknik Tes bisa berupa Tes Lisan, Tes Tertulis, dan Tes Perbuatan. Karena mengingat sangat pentingnya teknik tes ini, maka nanti akan dibahas tersendiri pada Kegiatan Belajar 2 dan juga pada Modul berikutnya.

c. Rangkuman 1 : 1). Evaluasi Pembelajaran adalah proses mendapatkan informasi menyeluruh dan berkesinambungan tentang suatu proses dan hasil belajar siswa sehingga dapat dijadikan dasar penentuan perlakuan lanjut. 2). Evaluasi pembelajaran mempunyai fungsi yang sangat strategis, baik bagi kepentingan siswa, bagi guru maupun bagi lembaga pendidikan. a). Fungsi Evaluasi Pembelajaran bagi Siswa: (1). Untuk mengetahui kemajuan belajarnya (2). Untuk memberikan dorongan belajar (3). Untuk memberikan pengalaman belajar

16

b). Fungsi Evaluasi bagi Guru : (1). Untuk menyeleksi siswa dan meramal keberhasilannya. (2). Untuk mengetahui sebab-sebab kesulitan belajar siswa. dan memberi bimbingan. (3). Untuk memberi pedoman dalam belajar. (4). Untuk mengetahui ketepatan metode mengajar. (5). Untuk mendudukkan siswa dalam kelas sesuai tingkat kepandaiannya. c). Fungsi Evaluasi bagi Lembaga / Organisasi Pendidikan : (1). Untuk mempertahankan standar mutu pendidikan. (2). Untuk menilai ketepatan kurikulum. (3). Untuk menilai kemajuan sekolah. 3). Evaluasi Pembelajaran mempunyai sasaran yang dapat meliputi semua komponen pembelajaran, yaitu proses maupun hasil belajar siswa dalam intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler. 4). Agar evaluasi pembelajaran dapat berfungsi sebagaimana mestinya, Menyeluruh, maka harus mempunyai prinsip-prinsip: Obyektif, Berkesinambungan, Obyektif,

Reliabel, dan Edukatif. 5). Dalam menentukan hasil evaluasi pembelajaran dapat digunakan tiga macam standar sesuai dengan keperluannya, yaitu : a). Standar Mutlak atau Penilaian Acuan Patokan ( PAP ) atau Criterion Referenced Evaluation (CRE). b). Standar Relatif atau Penilaian Acuan Norma ( PAN ) atau Norm Referenced Evaluation (NRE). c). Standar Kemampuan Siswa Sendiri atau Pupil Referenced Evaluation (NRE) / Self Performance Evaluation . 6). Secara garis besar teknik evaluasi pembelajaran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : Teknik Non-Tes dan Teknik Tes. 17

Teknik Non-Tes dapat berupa : Skala Bertingkat (Rating Scale), Kuesioner, Daftar Pemeriksaan (Check List), Skala Angka (Marking Scheme), Wawancara, Pengamatan (Observasi), dan Catatan Anekdot/Riwayat Hidup. Adapun Teknik Tes bisa berupa Tes Lisan, Tes Tertulis, dan Tes Perbuatan d. Tugas 1: Mengapa di dalam pelaksanaan pembelajaran perlu diadakan evaluasi, jelaskan secara ringkas makna dan hakekat evaluasi pembelajaran tersebut ! e. Tes formatif 1 : 1). Jelaskan apa yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran ! 2). Sebutkan fungsi dari evaluasi pembelajaran, baik bagi siswa, guru, maupun bagi lembaga pendidikan. 3). Meliputi apa sajakah sasaran / ruang lingkup evaluasi pembelajaran, sebutkan ! 4). Apa sajakah prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran, sebutkan dan beri penjelasan seperlunya ! 5). Sebutkanlah macam-macam standar yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran, singkat ! 6). Ada berapa macam alat/teknik evaluasi pembelajaran, seperlunya ! yang dapat dipakai dalam dan beri penjelasan sebutkan masing-masing jelaskan secara

f. Kunci Jaw ab Tes Formatif 1 : 1). Evaluasi Pembelajaran adalah proses mendapatkan informasi menyeluruh dan berkesinambungan tentang suatu proses dan hasil belajar siswa sehingga dapat dijadikan dasar penentuan perlakuan lanjut.

18

2). Evaluasi pembelajaran mempunyai fungsi yang sangat strategis, baik bagi kepentingan siswa, bagi guru maupun bagi lembaga pendidikan. a). Fungsi Evaluasi Pembelajaran bagi Siswa: (1). Untuk mengetahui kemajuan belajarnya (2). Untuk memberikan dorongan belajar (3). Untuk memberikan pengalaman belajar b). Fungsi Evaluasi bagi Guru : (1). Untuk menyeleksi siswa dan meramal keberhasilannya. (2). Untuk mengetahui sebab-sebab kesulitan belajar siswa. dan memberi bimbingan. (3). Untuk memberi pedoman dalam belajar. (4). Untuk mengetahui ketepatan metode mengajar. (5). Untuk mendudukkan siswa dalam kelas sesuai tingkat kepandaiannya. c). Fungsi Evaluasi bagi Lembaga / Organisasi Pendidikan : (1). Untuk mempertahankan standar mutu pendidikan. (2). Untuk menilai ketepatan kurikulum. (3). Untuk menilai kemajuan sekolah. 3). Evaluasi Pembelajaran mempunyai sasaran yang dapat meliputi semua komponen pembelajaran, yaitu proses maupun hasil belajar siswa dalam intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler. 4). Evaluasi pembelajaran harus mempunyai prinsip-prinsip: Berkesinambungan, Obyektif, Obyektif,

Menyeluruh,

Reliabel, dan Edukatif. a).Menyeluruh (komprehensif): artinya evaluasi harus dapat menghasilkan gambaran tentang diri siswa secara menyeluruh, baik aspek cognitif, psikomotorik, maupun affektif.

19

b). Berkesinambungan : maksudnya bahwa evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara terus menerus, sejak awal sampai akhir proses pembelajaran. c). Obyektif : artinya bahwa evaluasi pembelajaran harus dapat menggambarkan keadaan siswa sesuai apa adanya. d). Valid : artinya bahwa hasil evaluasi pembelajaran harus menggambarkan keadaan siswa sesuai dengan apa yang sebenarnya dievaluasi. e). Reliable : artinya bahwa hasil evaluasi pembelajaran harus dapat dipercaya dan menggambarkan keadaan siswa secara ajeg (kontinyu) meskipun dilakukan oleh fihak yang berbeda dan dalam waktu yang tidak sama. f). Edukatif : artinya bahwa hasil evaluasi pembelajaran harus mampu memberi dorongan (mendidik) kepada siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar. 5). Dalam menentukan hasil evaluasi pembelajaran dapat digunakan tiga macam standar sesuai dengan keperluannya, yaitu : a). Standar Mutlak atau Penilaian Acuan Patokan ( PAP ) atau Criterion Referenced Evaluation (CRE). Dengan standar ini guru terlebih dahulu menentukan kriteria keberhasilan belajar siswa dengan angka mutlak. Dalam hal ini siswa dikatakan berhasil apabila mampu mendapatkan skor tertentu besarnya, misalnya 60. b). Standar Relatif atau Penilaian Acuan Norma ( PAN ) atau Norm Referenced Evaluation (NRE). Dalam penilaian dengan standar ini kriteria keberhasilan siswa tidak ditentukan sebelumnya, tetapi bergantung kepada keberhasilan umum peserta di kelas (kelompok) yang sedang dievaluasi.

20

c). Standar Kemampuan Siswa Sendiri atau Pupil Referenced Evaluation (NRE) / Self Performance Evaluation . Dalam evaluasi dengan standar ini kriteria keberhasilan siswa didasarkan dengan kemampuan/hasil sebelumnya yang dicapai siswa itu sendiri. 6). Secara garis besar teknik evaluasi pembelajaran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : Teknik Non-Tes dan Teknik Tes. Teknik Non-Tes dapat berupa : Angka (Marking Scheme), Skala Bertingkat (Rating W awancara, Pengamatan Scale), Kuesioner, Daftar Pemeriksaan (Check List), Skala (Observasi), dan Catatan Anekdot/Riwayat Hidup. Adapun Teknik Tes bisa berupa Tes Lisan, Tes Tertulis, dan Tes Perbuatan . 2. Kegiatan Belajar 2 : Kaidah Penulisan dan Pensekoran Tes Tertulis a. Tujuan Kegiatan Belajar 2 : 1). Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam tes tertulis. 2). Mahasiswa dapat menyebutkan bentuk-bentuk tes essai dan kegunaan masing-masing. 3). Mahasiswa dapat menyebutkan kaidah penulisan dan kaidah pensekoran tes essai. 4). Mahasiswa dapat menyebutkan bentuk-bentuk tes obyektif dan kegunaan masing-masing. 5). Mahasiswa dapat menyebutkan kaidah penulisan dan kaidah pensekoran tes essai. 6). Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dan fungsi dari kisikisi soal. 7). Mahasiswa dapat menyebutkan urutan dari langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun soal tes tertulis.

21

b. Uraian Materi 2 : Kaidah Penulisan dan Pensekoran Tes Tertulis 1). Macam - Macam Tes Tertulis Sebelum membahas kaidah penulisan dan pensekorannya, perlu terlebih dahulu dikenalkan macam-macam tes tertulis yang biasa digunakan dalam evaluasi pembelajaran teori (cognitif ). Adapun tes tertulis mempunyai dua bentuk, yaitu : a). Tes Subyektif / Essai, terdiri atas : Essai Bebas dan Essai Terstruktur b). Tes Obyektif, terdiri atas : (1). Tes Benar Salah (2). Tes Menjodohkan (3). Tes Jawab Singkat (4). Tes Isian / Melengkapi (5). Tes Pilihan Ganda, yang macamnya : (a). Melengkapi Pilihan (b). Hubungan Antar Hal (c). Asosiasi Pilihan Ganda (d). Tinjauan Kasus (e). Membaca Gambar 2). Kaidah Penulisan dan Pensekoran Tes Essai Tes Subyektif / Essai : adalah sebuah tes yang memerlukan jawaban berupa pembahasan atau uraian kata-kata. Adapun ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata : Uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, simpulkan dan sebagainya. Dengan Tes Essai akan dapat diketahui hasil belajar yang kompleks, karena tes ini menuntut siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi dan menghubungkan pengertianpengertian yang telah dimiliki. Jumlah soal tes bentuk ini biasanya tidak banyak, rata-rata : 5 sd. 10 buah.

22

Kebaikan Tes Essai : a). Lebih mudah dan lebih cepat mempersiapkannya. b). Tidak memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk bersikap untung-untungan atau berspekulasi. c). Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun ide dalam kalimat yang bagus. d). Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksud hatinya dengan bebas sesuai gaya bahasanya. e). Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diujikan. Adapun Kekurangan Tes Essai adalah : a). Kadar validitas dan reliabilitasnya rendah, karena sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang benar-benar telah dikuasai. b). Karena jumlah yang hanya sedikit, maka kurang representatif terhadap seluruh materi pembelajaran. c). Cara memeriksa sering dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektif ( faktor non akademik ). d). Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual yang lebih banyak. e). W aktu untuk koreksinya lebih lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Tes Essai mempunyai 2 ( dua ) bentuk , yaitu : a). Essai Bebas : jika pertanyaannya dapat dijawab dengan bebas, baik dalam mengemukakan pendapat maupun pendekatannya. b). Essai Berstruktur : Jika pertanyaannya harus dijawab dalam batas-batas yang telah tersurat dalam pertanyaannya itu sendiri. 23

Tes Essai Bebas: tepat untuk mengevaluasi kemampuan : a). Menghasilkan, menyusun, dan menyatakan ide. b). Memadukan hasil belajar berbagai bidang studi. c). Merekayasa bentuk-bentuk orisinil. d). Mengevalausi nilai suatu ide. Tes Essai Berstruktur : lebih tepat untuk mengevaluasi hasil belajar yang berupa kemampuan-kemampuan : a). Menjelaskan hubungan sebab-akibat . b). Melukiskan aplikasi prinsip-prinsip. c). Mengajukan argumentasi yang relevan. d). Merumuskan hipotesis. e). Merumuskan kesimpulan. f). Merumuskan asumsi-asumsi. g). Melukiskan keterbatasan-keterbatasan data. h). Menjelaskan metode & prosedur. i). dsb. yang menuntut kemampuan siswa untuk melengkapi jawabannya. Kaidah Penulisan Tes Essai : a). Batasi pemakaiannya : Hanya jika tidak memuaskan jika dievaluasi dengan tes Objektif. b). Rumuskan pertanyaannya sedemikian rupa sehingga mampu mengukur hasil belajar sesuai Tujuan Instruksional / Pembelajaran Khusus ( TIK / TPK ). c). Susunlah kalimat setiap butir soal tes essai dengan baik dan benar sehingga jelas apa yang seharusnya dilakukan testi. ( Jangan kabur yang dapat menimbulkan salah tafsir ). d). Tunjukkan perkiraan waktu yang diperlukan. e). Hindarkan penggunaan soal pilihan, Misal: Pilihlah 5 dari 10 soal berikut ini ! (dapat mengakibatkan ketidakadilan). 24

f). Setiap butir hendaknya merupakan rumusan masalah yang spesifik dan pasti. g). Kunci jawabannya dibuat sekaligus bersama soal. h). Perbandingan tingkat kesukarannya : Mudah : Sedang : Sukar = 30% : 50% : 20% i). Disusun urut dari yang mudah menuju ke yang sukar. Kaidah Penskoran Tes Essai : a). Terlebih dahulu siapkan garis besar jawabannya. b). Pilih metode yang tepat pemberian skorenya. c). Tetapkan cara menangani faktor-faktor yang tidak relevan d). Evaluasilah semua jawaban pada soal yang sama sebelum pindah ke soal yang lainnya. e). Jangan melihat identitas testi. f). Untuk kepentingan khusus: Kerjakan / skorlah oleh dua orang atau lebih 3). Kaidah Penulisan dan Pensekoran Tes Obyektif Tes Obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif oleh siapapun dan pada waktu kapanpun pelaksanaannya. Seperti halnya tes essai, tes obyektif ini juga mempunyai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan Tes Obyektif : a). Mengandung lebih banyak segi-segi positif, misalnya : lebih representatif mewakili isi dan luas bahan pembelajaran, lebih obyektif, dapat dihindari campur tangan unsurunsur subyektif. b). Lebih mudah dan cepat pemeriksaannya, karena dapat menggunakan kunci tes bahkan dengan teknologi maju. c). Pemeriksaannya dapat diwakilkan orang lain. d). Dalam pemeriksaan tidak ada pengaruh unsur subyektif .

25

Kelemahan Tes Obyektif : a). Persiapannya jauh lebih sulit dibanding tes essai. b). Susah jika untuk menilai hasil belajar jenjang lebih tinggi. c). Banyak kesempatan siswa bermain untung-untungan. d). Kerja sama antar siswa sewaktu tes lebih terbuka. Tes obyektif mempunyai beberapa bentuk, yaitu : Benar-Salah, Menjodohkan, Jawab Singkat, Melengkapi, dan Pilihan Ganda. a). Bentuk Benar Salah ( True False ) : tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengidentifikasikan kebenaran fakta, prinsip, dan sebagainya. Kaidah Penulisan Tes Benar Salah : (1). Hindari pernyataan-pernyataan yang terlalu umum. (2). Hindarkan pernyataan yang terlalu remeh. (3). Hindarkan pernyataan negatif ganda. (4). Hindarkanlah kalimat yang panjang lebar/kompleks. (5). Hindarkan penggabungan dua ide atau lebih (apalagi kebenarannya berbeda). Kecuali jika untuk mengukur pemahaman hubungan sebab akibat. Kaidah Penskoran Tes Benar Salah : Dalam menentukan angka ( skore ) tes bentuk B S dapat digunakan dua cara, yaitu : (1). Jika Tanpa Hukuman ( Denda ) : S= R S = skore R = jumlah jawaban yang benar ( Right ) (2). Jika Dengan Hukuman ( Denda ) : S= S R W = skore

R = jumlah jawaban yang benar ( Right ) W = jumlah jawaban yang slah ( Wrong ) 26

b). Tes Bentuk Menjodohkan : adalah sebuah tes yang terdiri atas satu seri pertanyaan/pernyataan dan satu seri jawaban. Tugas siswa adalah mencari dan menuliskan pasangan setiap butir soal dengan jawabannya yang paling cocok. Tes ini tepat jika untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam mengidentifikasi hubungan antara dua hal atau lebih. Misal : Orang Tanggal Istilah Nama Komponen dan dan dan dan Karyanya Peristiwanya Definisinya Fungsinya, dsb.

Kaidah penulisan Tes Menjodohkan : (1). Gunakan materi yang homogen pada setiap kelompok. (2). Jumlah kemungkinan jawaban ( option ) harus lebih banyak dari pada persoalannya ( stem ). (3). Soal dan jawabannya disusun dengan kalimat pendek. (4). Susunan kemungkinan jawaban sebaiknya urut abjad. (5). Berikan petunjuk yang mendasari cara-cara menjodohkan antara soal dan jawabannya. c). Tes Bentuk Singkat Jaw ab dan Melengkapi : adalah tes dengan bentuk soal pertanyaan yang butuh jawaban secara singkat, atau pernyataan yang belum lengkap. Tes bentuk ini cocok untuk mengukur hasil belajar yang relatif sederhana. Kaidah PenulisanTes Jawab Singkat : (1). Nyatakan butir-butir soal sedemikian rupa sehingga cukup dijawab secara singkat dan spesifik . (2). Jangan mengutip langsung dari buku, tetapi gunakan bahasa guru . (3). Pertanyaan langsung umumnya lebih baik dibanding pernyataan lebih lengkap . (4). Untuk menjawab berupa numerik : tunjukkan sekalian tipe jawaban yang dikehendaki. 27

Kaidah Pensekoran Tes Jawab Singkat / Isian (1). Tulis kunci jawabannya (2). Kemungkinan skor setiap butir adalah 0 dan 1 (3). Tidak perlu memperhatikan faktor di luar isi jawaban. (4). Tidak perlu melihat identitas testi (5). Skor Akhir = Jumlah Jawaban Benar ( S = d). Soal Tes Obyektif Pilihan Ganda Ada 5 (lima) bentuk tes pilihan ganda, yaitu : (1). Melengkapi pilihan (2). Hubungan antar hal (3). Tinjauan kasus (4). Asosiasi pilihan ganda (5). Membaca grafik / gambar. Berikut penjelasan setiap bentuk : (1). Melengkapi Pilihan : (a). Pilihannya merupakan pelengkap. (b). Pilihannya merupakan hal perkecualian. (c). Pilihannya merupakan jawaban dari pertanyaan. (2). Bentuk Hubungan Antar Hal (Sebab-Akibat ) : Bentuk ini terdiri atas pernyataan dan alasan yang dihubungkan dengan kata Sebab Biasanya petunjuk pengerjaan sebagai berikut : A. Jika pernyataan benar, alasan benar tetapi keduanya tidak merupakan hubungan sebab-akibat. B. Jika pertanyaan benar, alasan benar tetapi keduanya tidak merupakan hubungan sebab-akibat. C. Jika pernyataan benar, alasan salah. D. Jika pertanyaan salah, alasan benar. E. Jika pertanyaan salah, alasan salah. R)

28

(3). Pilihan Ganda Bentuk Tinjauan Kasus : yaitu soal yang dilengkapi dengan teks (bacaan) yang harus difahami oleh siswa sebelum menjawab soal. (4). Tes Pilihan Ganda Bentuk Membaca Gambar : yaitu soal pilihan yang jawabannya didasarkan pada gambar yang diberikan dengan sandi/kode tertentu. (5). Asosiasi Pilihan Ganda : Pada bentuk ini pilihan yang disediakan mungkin lebih dari satu yang benar. Biasanya petunjuk pengerjaannya adalah : Untuk soal-soal di bawah ini pilihlah : A. Jika ( 1 ), ( 2 ) dan ( 3 ) benar B. Jika ( 1 ) dan ( 3 ) benar C. Jika ( 2 ) dan ( 4 ) benar D. Jika hanya ( 4 ) yang benar E. Jika semuanya benar Kaidah Penulisan Tes Pilihan Ganda : (1). Setiap soal hendaknya berupa rumusan suatu masalah. (2). Pokok soal hendaknya terasa mengandung persoalan yang sebanyak-banyaknya, tetapi hanya berisi materi yang relevan. (3). Hati-hati menggunakan kalimat negatif. (4). Setiap alternatif jawaban hendaknya secara tata bahasa konsisten dengan pokok soal : (5). Hanya ada satu alternatif jawab yang betul (kecuali jika bentuknya Asosiasi Pilihan Ganda). (6). Semua alternatif hendaknya homogen, artinya kunci jawabanya jangan menonjol. (7). Hindari sifat-sifat asosiatif antara pokok soal dengan alternatif jawaban. (8). Hati-hati ( hindari ) penyediaan pilihan dengan kata tidak satupun, atau semua benar. 29

Kaidah Penskoran Tes Pilihan Ganda : Jika tidak memperhitungkan faktor tebakan : S= R W n1 Jika memperhitungkan faktor tebakan : S= S = skore R = jumlah jawaban benar W = jumlah jawaban salah n = jumlah alternatif / pilihan tiap butir soal 4). Kisi-Kisi Soal. Sebelum soal selengkapnya ditulis, terlebih dahulu perlu disusun kisi-kisi ( Lay Out ) soal, yaitu sebuah daftar yang meliputi: cakupan (skop) pokok bahasan yang akan dievaluasi, aspek-aspek intelektual yang diukur, bentuk/jenis soal, tingkat kesukaran, prosentase masing-masing bentuk/jenis soal, rincian jumlah soal tiap pokok bahasan, dan sebagainya. Adapun Bentuk / Format hal-hal penting berikut ini : a). Penetapan skope (cakupan) tentang materi/pokok bahasan yang akan dievaluasi. b). Penentuan aspek-aspek intelektual yang akan diukur dalam setiap soal, baik cognitif, psikomotorik, maupun affektif. c). Penentuan jenis soal, apakah essai atau obyektif atau kombinasi antara keduanya sekaligus prosentase jumlah setiap bentuknya. d). Perincian tingkat kesukaran soal, biasanya soal dibuat dengan format : mudah, sedang, dan sukar dengan perbandingan: mudah : sedang : sukar = 30 % : 50 % : 20 %. 30 Kisi kisi Soal dapat diatur sendiri oleh guru / sekolah, yang penting Kisi-kisi itu memuat R -

Adapun rincian perbandingan ranah cognitif-nya, biasanya : C1 : Pengetahuan = 30 % C2 : Pemahaman = 25 % C3 : Penerapan C4 : Analisis C5 : Sistesis C6 : Evaluasi = 25 % = 10 % = 5% = 5% Sukar ( 20 % ) Mudah ( 30 % ) Sedang ( 50 % )

e). Penentuan waktu ujian, waktu keseluruhan maupun rincian waktu untuk masing-masing pokok bahasan. f). Penentuan jumlah soal untuk setiap pokok bahasan. Selanjutnya langkah-langkah yang perlu dalam menyusun atau menulis soal, adalah : a). Merencanakan jumlah soal : (1). Menentukan alokasi waktu tatap muka (ujian). (2). Menentukan prosentase jumlah soal sesuai dengan alokasi waktu tatap muka (ujian). (3). Menentukan persentase jumlah soal menurut bentuk tes. (4). Penyesuaian jumlah soal dengan waktu yang tersedia . (5). Menentukan jumlah soal secara keseluruhan . (6). Menentukan jumlah soal untuk setiap bentuk tes. (7). Menentukan jumlah soal sesuai tingkat kesukarannya. (8). Menentukan jumlah soal berdasarkan persentase aspek intelektual ( elemen-elemen dalam domain ). b). Mengisi format kisi-kisi (lay-out) soal ujian. Hasil perencanaan jumlah soal pada butir a). dimasukkan dalam blangko (format) kisi-kisi soal ujian. c). Penulisan butir soal Berdasarkan rencana kisi-kisi soal ujian yang telah dibuat, mulailah menulis butir- butir soal untuk evaluasi.

31

Berikut adalah salah satu contoh format kisi-kisi soal ujian : Kisi-Kisi Soal Ujian Mata Pelajaran :
Jenis Tes : Essai ( menit); Obyektif : ( ... menit ). Total waktu : . menit
Cakupan yang diukur No Pokok Bahasan ( Topik )
Prosentase Jumlah Soal

Aspek Intelektual yang Akan Diukur


1. Ingatan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi 1. Ingatan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi 1. Ingatan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi 1. Ingatan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi

Tingkat Kesukaran Soal


MD SD SD SK SK SK MD SD SD SK SK SK MD SD SD SK SK SK MD SD SD SK SK SK

Jenis Tes
Subyektif

Obyektif PG (40%)
3 . 2 . . . . 2 . . . . . . . . . . . . . . . .

Essai (35%)
. . . . . . . . . 1 . . . . . . . . . . . . . .

APG (25%)
. . . . . . . . 1 . . . . . . . . . . . . . . .

Jumlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.

..............

30 %

2.

..........

3.

............

.%

4.

............

.%

TOTAL

.........

............

.....

Keterangan :MD = Mudah; SD = Sedang; SK = Sukar PG = Pilihan Ganda; APG = Asosiasi Pilihan Ganda

32

c. Rangkuman 2 : Kaidah Penulisan dan Pensekoran Tes Tertulis 1). Tes tertulis mempunyai dua bentuk, yaitu : a). Tes Subyektif / Essai, terdiri atas : Essai Bebas dan Essai Terstruktur b). Tes Obyektif, terdiri atas : (1). Tes Benar Salah (2). Tes Menjodohkan (3). Tes Jawab Singkat (4). Tes Isian / Melengkapi (5). Tes Pilihan Ganda, yang macamnya : (a). Melengkapi Pilihan (b). Hubungan Antar Hal (c). Asosiasi Pilihan Ganda (d). Tinjauan Kasus (e). Membaca Gambar 2). Masing-masing bentuk tes mempunyai keunggulan dan kekurangan antara satu dengan yang lainnya. 3). Setiap bentuk tes mempunyai ketepatan kegunaan sendirisendiri. 4). Ada kaidah penulisan dan pensekoran bagi setiap bentuk tes tersebut, jika diinginkan soal yang baik. 5). Dalam penentuan Skor pada setiap bentuk soal bisa dilakukan tanpa hukuman (denda), bisa juga dengan memperhitungkan hukuman (denda) terhadap jawaban yang salah. 6). Sebelum menulis soal selengkapnya, terlebih dahulu harus dibuat kisi-kisi soal ( lay out ) yang memuat ketentuan: waktu, bentuk dan jumlah soal, pokok bahasan, aspek intelektual yang diukur dan prosentase tingkat kesukarannya.

33

d. Tugas 2 : Buatlah contoh soal pada setiap bentuk soal tes tertulis untuk mata pelajaran Motor Bensin, dengan ketentuan : 1). Tes Essai Bebas : 1 soal 2). Tes essai Terstruktur : 1 soal 3). Tes Benar Salah : 5 soal 4). Tes Melengkapi : 3 Soal 5). Tes Menjodohkan : 5 soal 6). Tes Jawab Singkat : 3 soal 7). Tes Melengkapi (Isian) : 3 soal 8). Tes Pilihan Ganda, setiap macam : 1 soal.

e. Tes Formatif 2 : 1). Secara garis besar tes tertulis dapat dibedakan menjadi dua bentuk, sebutkan kedua bentuk tersebut dengan rincian masing-masing ! 2). Sebutkanlah keunggulan dan kekurangan bentuk tes essai maupun tes obyektif. 3). Tulislah kaidah penulisan dan penskoran tes essai . 4). Tulislah kaidah penulisan dan penskoran tes obyektif bentuk pilihan ganda. 5). Apakah yang dimaksud kisi-kisi soal itu, jelaskan ! 6). Bagaimanakah urutan penulisan soal tes tertulis, sebutkan ! f. Kunci Jaw ab Tes Formatif 2 : 1). Tes tertulis mempunyai dua bentuk, yaitu : a). Tes Subyektif / Essai, terdiri atas : Essai Bebas dan Essai Terstruktur b). Tes Obyektif, terdiri atas : (1). Tes Benar Salah. (2). Tes Menjodohkan. (3). Tes Jawab Singkat. 34 (4). Tes Isian / Melengkapi (5). Tes Pilihan Ganda.

2). Keunggulan Tes Essai : a). Lebih mudah dan lebih cepat mempersiapkannya. b). Tidak memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk bersikap untung-untungan atau berspekulasi. c). Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun ide dalam kalimat yang bagus. d). Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksud hatinya dengan bebas sesuai gaya bahasanya. e). Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diujikan. Adapun Kekurangan Tes Essai adalah : a). Kadar validitas dan reliabilitasnya rendah, karena sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang benar-benar telah dikuasai. b). Karena jumlah yang hanya sedikit, maka kurang representatif terhadap seluruh materi pembelajaran. c). Cara memeriksa sering dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektif ( faktor non akademik ). d). Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual yang lebih banyak. e). W aktu untuk koreksinya Kebaikan Tes Obyektif : a). Mengandung lebih banyak segi-segi positif, misalnya : lebih representatif mewakili isi dan luas bahan pembelajaran, lebih obyektif, dapat dihindari campur tangan unsurunsur subyektif. b). Lebih mudah dan cepat pemeriksaannya, karena dapat menggunakan kunci tes bahkan dengan teknologi maju. c). Pemeriksaannya dapat diwakilkan orang lain. d). Dalam pemeriksaan tidak ada pengaruh unsur subyektif . 35 lebih lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

Kelemahan Tes Obyektif : a). Persiapannya jauh lebih sulit dibanding tes essai. b). Susah jika untuk menilai hasil belajar jenjang lebih tinggi. c). Banyak kesempatan siswa bermain untung-untungan. d). Kerja sama antar siswa sewaktu tes lebih terbuka. 3). Kaidah Penulisan Tes Essai : a). Batasi pemakaiannya : Hanya jika tidak memuaskan jika dievaluasi dengan tes Objektif. b). Rumuskan pertanyaannya sedemikian rupa sehingga mampu mengukur hasil belajar sesuai Tujuan Instruksional / Pembelajaran Khusus ( TIK / TPK ). c). Susunlah kalimat setiap butir soal tes essai dengan baik dan benar sehingga jelas apa yang seharusnya dilakukan testi. ( Jangan kabur yang dapat menimbulkan salah tafsir ). d). Tunjukkan perkiraan waktu yang diperlukan. e). Hindarkan penggunaan soal pilihan, Misal: Pilihlah 5 dari 10 soal berikut ini ! (dapat mengakibatkan ketidakadilan). f). Setiap butir hendaknya merupakan rumusan masalah yang spesifik dan pasti. g). Kunci jawabannya dibuat sekaligus bersama soal. h). Perbandingan tingkat kesukarannya : Mudah : Sedang : Sukar = 30% : 50% : 20% i). Disusun urut dari yang mudah menuju ke yang sukar. Kaidah Penskoran Tes Essai : a). Terlebih dahulu siapkan garis besar jawabannya. b). Pilih metode yang tepat pemberian skorenya. c). Tetapkan cara menangani faktor-faktor yang tidak relevan d). Evaluasilah semua jawaban pada soal yang sama sebelum pindah ke soal yang lainnya.

36

e). Jangan melihat identitas testi. f). Untuk kepentingan khusus: Kerjakan / skorlah oleh dua orang atau lebih 4). Kaidah Penulisan Tes Pilihan Ganda : a). Setiap soal hendaknya berupa rumusan suatu masalah. b). Pokok soal hendaknya terasa mengandung persoalan yang sebanyak-banyaknya, tetapi hanya berisi materi yang relevan. c). Hati-hati menggunakan kalimat negatif. d). Setiap alternatif jawaban hendaknya secara tata bahasa konsisten dengan pokok soal : e). Hanya ada satu alternatif jawab yang betul (kecuali jika bentuknya Asosiasi Pilihan Ganda). f). Semua alternatif hendaknya homogen, artinya kunci jawabanya jangan menonjol. g). Hindari sifat-sifat asosiatif antara pokok soal dengan alternatif jawaban. h). Hati-hati ( hindari ) penyediaan pilihan dengan kata tidak satupun, atau semua benar. Kaidah Penskoran Tes Pilihan Ganda : Jika tidak memperhitungkan faktor tebakan : S= R R W n1 Jika memperhitungkan faktor tebakan : S= S = skore R = jumlah jawaban benar W = jumlah jawaban salah n = jumlah alternatif / pilihan tiap butir soal 37 -

5). Kisi-kisi soal, yaitu sebuah daftar yang meliputi : cakupan pokok bahasan yang akan dievaluasi, aspek-aspek intelektual yang diukur, bentuk/jenis soal, tingkat kesukaran, prosentase masing-masing bentuk / jenis soal, rincian jumlah soal tiap pokok bahasan, dan sebagainya yang seluruhnya merupakan gambaran secara umum perencanaan sebuah tes/ujian. Adapun tentang format kisi-kisi soal diserahkan kepada guru atau kelompok guru masing-masing sekolah/lembaga pendidikan. 6). Urutan yang perlu dilakukan ketika seorang guru akan membuat soal tes / ujian : a). Merencanakan jumlah soal, meliputi : (1). Menentukan alokasi waktu tatap muka (ujian). (2). Menentukan prosentase jumlah soal sesuai dengan alokasi waktu tatap muka (ujian). (3). Menentukan persentase jumlah soal menurut bentuk tes. (4). Penyesuaian jumlah soal dengan waktu yang tersedia . (5). Menentukan jumlah soal secara keseluruhan . (6). Menentukan jumlah soal untuk setiap bentuk tes. (7). Menentukan jumlah soal sesuai tingkat kesukarannya. (8). Menentukan jumlah soal berdasarkan persentase aspek intelektual ( elemen-elemen dalam domain ). b). Mengisi format kisi-kisi (lay-out) soal ujian. Hasil perencanaan jumlah soal pada butir a). dimasukkan dalam blangko (format) kisi-kisi soal ujian ( format kisi-kisi soal dapat dikembangkan sendiri oleh guru ). c). Penulisan butir soal Berdasarkan rencana kisi-kisi soal ujian yang telah dibuat, mulailah menulis butir- butir soal untuk evaluasi.

38

3. Kegiatan Belajar 3 : Analisis Butir Soal Tes Tertulis a. Tujuan Kegiatan Belajar 3 : 1). Mahasiswa dapat menyebutkan 4 (empat) macam cara untuk mengetahui kualitas sebuah tes. 2). Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian analisis butir soal 3). Mahasiswa dapat menyebutkan manfaat dilakukannya analisis butir soal. 4). Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam analisis butir soal dan menjelaskan pengertian masing-masing. 5). Mahasiswa dapat melakukan analisis butir soal tes tertulis, terutama tes bentuk obyektif. b. Uraian Materi 3 : Analisis Butir Soal Tes Tertulis. Analisis butir soal merupakan salah satu dari 4 ( empat ) cara untuk menilai kualitas sebuah tes. Keempat cara tersebut secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1). Cara pertama, dengan jalan meneliti secara jujur soal-soal yang sudah ditulis yang meliputi keterangan ada tidaknya ketidakjelasan perintah, taraf kesukaran, dan lain-lain tentang keadaan soal pada umumya. Pada cara pertama ini biasanya dapat ditinjau dengan pertanyaan-pertanyaan : a). Apakah banyaknya soal untuk setiap topik su d a h seimbang (proporsional) terhadap TIK-nya ? b). Apakah semua soal hanya menanyakan bahan yang telah diajarkan ? c). Apakah semua soal yang disusun tidak merupakan pertanyaan yang membingungkan / dapat disalahtafsirkan ? d). Apakah soal yang disusun mudah dimengerti ? e). Apakah soal itu dapat dikerjakan oleh sebagian besar siswa ?

39

2). Cara kedua, adalah mengadakan Analisis Butir Soal ( item analysis ), yaitu prosedur yang sistematis untuk mengetahui informasi ( gambaran umum ) tentang tes yang dibuat. 3). Cara ketiga, adalah mengadakan checking validitas, terutama yaitu validitas kurikuler ( content validity ). 4). Cara keempat, adalah mengadakan checking reliabilitas terutama yaitu dengan melihat daya pembeda soal tersebut. Dari keempat cara di atas yang akan dibahas pada modul ini hanyalah cara kedua, yaitu Analisis Butir Soal, dan inipun lebih dititikberatkan pada Analisis Butir Soal Tes Obyektif, karena banyak manfaat yang dapat diambil, di antaranya : 1). Dapat membantu kita untuk mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek atau kurang baik. 2). Memperoleh informasi yang akan dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut. 3). Memperoleh gambaran secara sekilas tentang keadaan / kualitas soal yang telah dibuat. Ada 2 ( dua ) macam analisis butir soal, yaitu : 1). Analisis Rasional : yaitu analisis terhadap butir-butir soal yang hanya mendasarkan pada pertimbangan rasio dan tanpa uji coba. Pa d a Analisis Rasional ini yang dipakai acuan untuk menentukan baik tidaknya suatu soal adalah tingkat kesesuaian soal dengan Tujuan Instruksonal Khusus (TIK) dan Garis-garis Besar Program Pengajaran ( GBPP ). Soal yang baik secara rasional yaitu jika isi soal selaras ( sesuai ) dengan TIK dan relevan dengan GBPP. 2). Analisis Empiris : yaitu analisis terhadap butir soal dengan berdasarkan ukuran-ukuran statistik hasil uji coba terhadap soal yang bersangkutan.

40

Pada analisis ini, soal terlebih dahulu perlu diujicobakan. Kebaikan soal diukur dengan tolok ukur : a). Tingkat Kesukaran ( TK ) butir soal b). Daya Pembeda ( DP ) butir soal c). Khusus soal tes pilihan ganda : juga perlu memperhatikan Efektifitas Distraktor. Berikut ini adalah penjelasan singkat setiap tolok ukur pada analisis empiris tersebut. a). Tingkat Kesukaran : Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak memberi motivasi siswa untuk mempertinggi usaha belajarnya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa mudah putus asa dan tidak termotivasi belajar, karena di luar jangkauan kemampuannya. Angka yang menunjukkan mudah sukarnya sebuah soal dikenal dengan nama Tingkat Kesukaran. Kriteria : Sukar Mudah jika TK = Kurang dari 0,30 jika TK = Lebih dari 0,70 Sedang jika TK = 0,30 0,70

(1). Tingkat Kesukaran Tes Essai : Dihitung berdasarkan proporsi / prosentase peserta tes (testi) yang menjawab benar. Rumus : TK = B / N

B = jumlah peserta tes yang menjawab benar S = jumlah seluruh peserta tes (2). Tingkat Kesukaran Tes Obyektif : Dihitung dengan rumus : TK = Bu + Ba Nu + Na

41

Bu = jumlah kelompok unggul yang benar Ba = jumlah testi pada kelompok asor yang benar Nu = Na = jumlah testi pada kelompok unggul / asor Biasanya diambil : Nu = Na = 27 % x N ( N = jumlah seluruh testi ) Contoh: Dari 30 orang testi ternyata yang menjawab benar pada butir soal nomor X adalah : dari kelompok unggul = 6 orang dan dari kelompok asor = 1 orang Berarti Tingkat Kesukaran butir soal nomor X tersebut adalah : TK = 6+1 8+8 Bu = 6 ; Ba = 1 Nu = Na = 27 % x 30 = 8

= 0,44 Jadi butir soal nomor X tersebut mempunyai tingkat kesukaran = sedang ( Soal nomor X : dapat dipakai ) b). Daya Pembeda : Yaitu kemampuan soal untuk membedakan testi yang pandai, sedang dan bodoh ( jika memang kemampuan sebenarnya berbeda ). (1). Daya Pembeda ( DP ) Soal Tes Essai : Dihitung perbedaan dengan skor uji-t, yaitu menguji signifikansi rata-rata kelompok unggul ( Xu )

dengan skor rata-rata kelompok asor ( Xa ). Xu Xa ( Su / Nu+ Sa /Na )


2 2

Rumus

t =

42

Su = simpang baku skor kelompok unggul Sa = simpang baku kelompok asor S= X


2

( X)2 n

(n1)

( Lambang S pada Calculator = Selanjutnya t


hitung

n 1

)
tabel,

tersebut dibandingkan dengan t Xu dengan Xa signifikan.

dengan dk = (Nu 1) + (Na 1) jika t hitung > t tabel berarti perbedaan Atau : Daya Pembeda soal tersebut baik sehingga soal yang bersangkutan dapat dipakai. Contoh Perhitungan DP tes essai : Dari 30 testi diperoleh skor untuk butir soal nomer 1 pada kelompok unggul dan asor sbb. Testi Unggul Abu Basri Cipto Doni Endah Fitri Gini Husen Jumlah Skor 4 4 4 4 3 2 2 1 24 Testi Asor Puspo Rajab Tarto Karim Lilik Warni Yayuk Zulkifli Skor 3 3 2 2 2 2 1 1 16

Dari data tersebut diperoleh : Xu = 24/8 =3,00; Su = 1,195 Nu = 8 sehingga t = Xa = 16/8 = 2,00 Sa = 0,756 Na = 8 3,00 2,00 (1,1952 / 8)+ (0,7562 ) / 8 ) = 2,00

43

Dari tabel t, untuk dk = 14 dan t = 1,76 maka t hitung butir tes tersebut baik )

= 0,05

diperoleh

t tabel Berarti perbedaan rata-rata

skor tersebut signifikan pada tingkat signifikasi 0,95 ( DP Soal tersebut dapat dipakai lebih lanjut. (2). Daya Pembeda Tes Obyektif Bu Ba Rumus : DP = (Nu + Na) Kriteria : Baik Sekali : jika DP = 0,70 1,00 Baik Cukup Jelek : jika DP = 0,40 0,69 : jika DP = 0,20 0,39 : jika DP = 0,00 0,19 Cukup Jelek tes obyektif bentuk pilihan ganda : perlu diperbaiki : harus di ganti ternyata yang dapat -

Soal yang DP-nya Baik Sekali / Baik : dapat dipakai

Contoh : Dari 30 orang siswa yang mengerjakan sebuah menjawab dengan benar soal nomor 1 ada sebanyak 5 orang dari kelompok unggul dan 2 orang dari kelompok asor. Hitung dan tentukan kriteria Daya Pembeda soal nomor 1 tersebut ! Jawab : Dari keterangan soal di atas dapat diketahui bahwa : Bu = 5 ; Ba = 2 Nu = Na = 27 % . 30 = 8 Maka : DP = Bu Ba ( Nu + Na ) -= 52 (8+8) = 0,38

44

Jadi butir soal nomor 1 tersebut mempunyai Daya Pembeda : cukup , dan soal perlu diperbaiki. c). Efektivitas Distraktor : Pada soal jenis pilihan ganda yang menyediakan distraktor (pengecoh) juga perlu dilakukan analisis. Kriteria pengecoh yang baik adalah: (1). Tersebar merata. (2). Mirip dengan kunci. (3). Dipilih oleh minimal 5% testi. (4). Jumlah kelompok asor yang memilihnya lebih banyak dibanding jumlah kelompok unggul. Saat ini sudah tersedia paket program analisis butir soal tes obyektif dengan Computer SPS / SPSS atau ITEMAN.

c. Rangkuman 3 : 1). Ada 4 ( empat ) cara untuk menilai kualitas sebuah tes, yaitu : a). Cara pertama, dengan jalan meneliti secara jujur soal-soal yang sudah ditulis yang meliputi keterangan ada tidaknya ketidakjelasan perintah, taraf kesukaran, dan lain-lain tentang keadaan soal pada umumya b). Cara kedua, adalah mengadakan Analisis Butir Soal ( item analysis ), yaitu prosedur yang sistematis untuk mengetahui gambaran umum tentang tes yang dibuat. c). Cara ketiga, adalah mengadakan checking validitas, terutama yaitu validitas kurikuler ( content validity ). d). Cara keempat, adalah mengadakan checking reliabilitas terutama yaitu dengan melihat daya pembeda soal tersebut. 2). Ada 2 ( dua ) macam analisis butir soal, yaitu :

45

a). Analisis Rasional : yaitu analisis terhadap butir-butir soal yang hanya mendasarkan pada pertimbangan rasio dan tanpa uji coba. b). Analisis Empiris : yaitu analisis terhadap butir soal dengan berdasarkan ukuran-ukuran statistik hasil uji co b a terhadap soal yang bersangkutan. 3). Pada analisis empiris, kebaikan soal diukur dengan tolok ukur: a). Tingkat Kesukaran ( TK ) butir soal b). Daya Pembeda ( DP ) butir soal c). Khusus soal tes pilihan ganda : juga perlu memperhatikan Efektifitas Distraktor. 4). Tingkat Kesukaran Tes Essai : Dihitung berdasarkan proporsi / prosentase testi yang menjawab benar. Adapun kriterianya sama dengan yang telah disebutkan, meskipun hal ini sifatnya relatif. 5). Tingkat Kesukaran Tes Obyektif : Dihitung dengan rumus : TK = Bu + Ba Nu + Na

Bu = jumlah kelompok unggul yang benar Ba = jumlah testi pada kelompok asor yang benar Nu = Na = jumlah testi pada kelompok unggul / asor Biasanya diambil : Nu = Na = 27 % x N ( N = jumlah seluruh testi ) 6). Daya Pembeda : Yaitu kemampuan soal untuk membedakan testi yang pandai, sedang dan bodoh ( jika memang kemampuan sebenarnya berbeda ). a). Daya Pembeda ( DP ) Soal Tes Essai :

46

Dihitung dengan uji-t, yaitu menguji signifikansi perbedaan skor rata-rata kelompok unggul ( Xu ) dengan skor rata-rata kelompok asor ( Xa ). Adapaun rumus untuk menentukan t adalah : Xu Xa ( Su2 / Nu+ Sa2/Na )

t =

Su = simpang baku skor kelompok unggul Sa = simpang baku kelompok asor Untuk menentukan S digunakan rumus : ( X)2 n

S= -

(n1)

( Lambang S pada Calculator = b). Daya Pembeda Tes Obyektif Rumus : DP = Bu Ba (Nu + Na) -

n 1

Kriteria : Baik Sekali : jika DP = 0,70 1,00 Baik Cukup Jelek : jika DP = 0,40 0,69 : jika DP = 0,20 0,39 : jika DP = 0,00 0,19 Cukup Jelek : perlu diperbaiki : harus di ganti

Soal yang DP-nya Baik Sekali / Baik : dapat dipakai

7). Pada soal pilihan ganda distraktor (pengecoh) juga perlu dilakukan analisis. Kriteria pengecoh yang baik adalah: a). Tersebar merata. 47

b). Mirip dengan kunci. c). Dipilih oleh minimal 5% testi. d). Jumlah kelompok asor yang memilihnya lebih banyak dibanding jumlah kelompok unggul. d. Tugas 3 : Buatlah contoh soal tes Pilihan Ganda ( 10 nomor ) dengan 5 buah pilihan dari matapelajaran Motor Bensin, yang diikuti oleh 20 orang siswa, lengkap dengan distribusi jawabannya. Kemudian lakukanlah analisis terhadap butir-butir soal tersebut sampai diperoleh : Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda dan Efektifitas distraktornya. e. Tes formatif 3 : 1). Ada 4 (empat) macam cara untuk mengetahui kualitas sebuah tes, sebut dan jelaskan keempat cara tersebut ! 2). Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan analisis butir soal itu ! 3). Apa sajakah manfaat yang dapat diambil dengan dilakukannya analisis butir soal, sebutkan ! 4). Ada 2 (dua) macam analisis butir soal, coba sebutkan dan jelaskan pengertian masing-masing ! 5). Dari 40 orang siswa yang mengerjakan sebuah tes obyektif bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban ternyata yang dapat menjawab dengan benar soal nomor 7 ada sebanyak 6 orang dari kelompok unggul dan 4 orang dari kelompok asor. a). Hitunglah tingkat kesukaran soal nomor 7 tersebut ! b). Tentukan kriteria Daya Pembeda soal nomor 7 tersebut, dan bagaimana implikasinya ? c). Jika kunci jawab soal nomor 7 tersebut adalah A dan ternyata yang memilih B dari kelompok unggul sebanyak 2 orang dan dari kelompok asor sebanyak 4 orang, bagaimanakah efektifitas distraktor pilihan B itu ?

48

f. Kunci Jaw ab Tes Formatif 3 : 1). Ada 4 ( empat ) cara untuk menilai kualitas sebuah tes, yaitu : a). Cara pertama, dengan jalan meneliti secara jujur soal-soal yang sudah ditulis yang meliputi keterangan ada tidaknya ketidakjelasan perintah, taraf kesukaran, dan lain-lain tentang keadaan soal pada umumya. b). Cara kedua, adalah mengadakan Analisis Butir Soal ( item analysis ), yaitu prosedur yang sistematis untuk mengetahui gambaran umum tentang tes yang dibuat. c). Cara ketiga, adalah mengadakan checking validitas, terutama yaitu validitas kurikuler ( content validity ). d). Cara keempat, adalah mengadakan checking reliabilitas terutama yaitu dengan melihat daya pembeda soal tersebut. 2). Analisis Butir Soal ( item analysis ), yaitu prosedur sistematis untuk mengetahui gambaran/keadaan umum tentang baik buruknya sebuah soal tes. 3). Analisis Butir Soal mempunyai banyak manfaat, di antaranya : a). Dapat membantu mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek atau kurang baik. b). Memperoleh informasi yang akan digunakan untuk menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut. c). Memperoleh gambaran secara sekilas tentang keadaan / kualitas soal yang telah dibuat. 4). Ada 2 (dua) macam analisis butir soal, yaitu : a). Analisis Rasional: yaitu analisis terhadap butir-butir soal yang hanya mendasarkan pada pertimbangan rasio dan tanpa uji coba. b). Analisis Empiris : yaitu analisis terhadap butir soal dengan berdasarkan ukuran-ukuran statistik hasil uji coba terhadap soal yang bersangkutan. Pada analisis empiris, kebaikan soal diukur dengan tolok ukur: 49

a). Tingkat Kesukaran ( TK ) butir soal. b). Daya Pembeda ( DP ) butir soal . c). Khusus soal tes pilihan ganda : juga perlu memperhatikan Efektifitas Distraktor. 5). Diketahui : N = 40 ; Bu = 6 ; Bu + Ba Nu + Na 6+4 11 + 11 - = Ba = 4 10 22 Nu = Na = 27 % . 40 = 11 a). TK = = = = 0,45 ( sedang ) 2 11

b). DP =

Bu Ba (Nu + Na)

64 (11 + 11)

= 0,18

Jadi Daya Pembeda soal nomor 7 tersebut = jelek Berarti soal tersebut harus diganti. c). Jumlah pemilih distraktor B = 2 + 4 = 6 orang = 6/40 = 15 % Pemilih kelompok asor > Pemilih kelompok unggul Maka dapat dikatakan bahwa distraktor B tersebut mempunyai efektifitas yang baik, maka tetap dapat dipakai.

50

BAB III EVALUASI

A. Pertanyaan 1). Jelaskan secara singkat hakekat dari evaluasi pembelajaran, meliputi : pengertian, fungsi, ruang lingkup/sasaran, prinsip-prinsip dan standar yang biasa digunakannya ! 2). Secara garis besar tes tertulis dapat dibedakan menjadi dua bentuk, sebutkan kedua bentuk tersebut dengan rincian masing-masing kemudian sebutkanlah bentuk tersebut ! 3). Tulislah kaidah penulisan dan penskoran tes essai ! 4). Tulislah kaidah penulisan dan penskoran tes obyektif bentuk pilihan ganda ! 5). Kualitas sebuah tes dapat dinilai dengan 4 (empat) macam cara, sebut dan jelaskan keempat cara tersebut ! 6). Ada 2 (dua) macam analisis butir soal, coba sebutkan dan jelaskan pengertian masing-masing ! 7). Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah-istilah berikut ini, masing-masing lengkapi dengan pedoman kriterianya ! a). Tingkat Kesukaran. b). Daya Pembeda. c). Efektifitas Distraktor 8). Sebuah tes obyektif bentuk pilihan ganda dengan 5 buah pilihan, dikerjakan oleh 80 orang siswa. dengan benar soal nomor 20 Ternyata yang dapat menjawab ada sebanyak 15 orang dari keunggulan dan kekurangan kedua

kelompok unggul dan 10 orang dari kelompok asor. a). Hitunglah tingkat kesukaran soal nomor 20 tersebut ! b). Tentukan kriteria Daya Pembeda soal nomor 20 tersebut, dan bagaimana implikasinya ? 51

B. Kunci Jaw aban 1). Evaluasi Pembelajaran adalah proses mendapatkan informasi menyeluruh dan berkesinambungan tentang suatu proses dan hasil belajar siswa sehingga dapat dijadikan dasar penentuan perlakuan lanjut. Evaluasi pembelajaran banyak fungsi, baik bagi kepentingan siswa, bagi guru maupun bagi lembaga pendidikan : a). Fungsi Evaluasi Pembelajaran bagi Siswa: (1). Untuk mengetahui kemajuan belajarnya (2). Untuk memberikan dorongan belajar (3). Untuk memberikan pengalaman belajar b). Fungsi Evaluasi bagi Guru : (1). Untuk menyeleksi siswa dan meramal keberhasil. (2). Untuk mengetahui sebab-sebab kesulitan belajar siswa dan memberi bimbingan. (3). Untuk memberi pedoman dalam belajar. (4). Untuk mengetahui ketepatan metode mengajar. (5). Untuk mendudukkan siswa dalam kelas sesuai tingkat kepandaiannya. c). Fungsi Evaluasi bagi Lembaga / Organisasi Pendidikan : (1). Untuk mempertahankan standar mutu pendidikan. (2). Untuk menilai ketepatan kurikulum. (3). Untuk menilai kemajuan sekolah. Evaluasi hasil belajar Pembelajaran siswa dalam mempunyai sasaran yang dapat ko-kurikuler dan

meliputi semua komponen pembelajaran, yaitu proses maupun intrakurikuler, ekstrakurikuler. Evaluasi pembelajaran mempunyai prinsip-prinsip: Menyeluruh, Berkesinambungan, Obyektif, Obyektif, Reliabel, dan Edukatif. Ada tiga macam standar sesuai dengan keperluannya, yang biasa digunakan dalam evaluasi pembelajaran, yaitu : a). Standar Mutlak atau Penilaian Acuan Patokan ( PAP ). b). Standar Relatif atau Penilaian Acuan Norma ( PAN ). c). Standar Kemampuan Siswa Sendiri.

52

2). Tes tertulis mempunyai dua bentuk, yaitu : a). Tes Subyektif / Essai, terdiri atas : Essai Bebas dan Essai Terstruktur b). Tes Obyektif, terdiri atas : (1). Tes Benar Salah. (4). Tes Isian / Melengkapi (2). Tes Menjodohkan. (5). Tes Pilihan Ganda. (3). Tes Jawab Singkat. Keunggulan Tes Essai : a). Lebih mudah dan lebih cepat mempersiapkannya. b). Tidak memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk bersikap untung-untungan atau berspekulasi. c). Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun ide dalam kalimat yang bagus. d). Memberi kesempatan kepada siswa untuk e). Dapat mengutarakan suatu maksud hatinya dengan bebas sesuai gaya bahasanya. diketahui sejauh mana siswa mendalami masalah yang diujikan. Adapun Kekurangan Tes Essai adalah : a). Kadar validitas dan reliabilitasnya rendah. b). Kurang representatif terhadap seluruh materi pembelajaran. c). Cara memeriksa sering dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektif. d). Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual yang lebih banyak. e). W aktu untuk koreksinya lebih lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Kunggulan Tes Obyektif : a). Lebih representatif, lebih obyektif, dapat dihindari campur tangan unsur-unsur subyektif. b). Lebih mudah dan cepat pemeriksaannya, karena dapat menggunakan kunci tes bahkan dengan teknologi maju. c). Pemeriksaannya dapat diwakilkan orang lain. d). Dalam pemeriksaan tidak ada pengaruh unsur subyektif . 53

Kelemahan Tes Obyektif : a). Persiapannya jauh lebih sulit dibanding tes essai. b). Susah jika untuk menilai hasil belajar jenjang lebih tinggi. c). Banyak kesempatan siswa bermain untung-untungan. d). Kerja sama antar siswa sewaktu tes lebih terbuka. 3). Kaidah Penulisan Tes Essai : a). Batasi pemakaiannya : Hanya jika tidak memuaskan jika dievaluasi dengan tes Objektif. b). Rumuskan pertanyaannya sedemikian rupa sehingga mampu mengukur hasil belajar sesuai Tujuan Instruksional . c). Susunlah kalimat setiap butir soal tes essai dengan baik dan benar sehingga jelas apa yang seharusnya dilakukan testi. d). Tunjukkan perkiraan waktu yang diperlukan. e). Hindarkan penggunaan soal pilihan, Misal: Pilihlah 5 dari 10 soal berikut ini ! (dapat mengakibatkan ketidakadilan). f). Setiap butir hendaknya merupakan rumusan masalah yang spesifik dan pasti. g). Kunci jawabannya dibuat sekaligus bersama soal. h). Perbandingan tingkat kesukarannya : Mudah : Sedang : Sukar = 30% : 50% : 20% i). Disusun urut dari yang mudah menuju ke yang sukar. Kaidah Penskoran Tes Essai : a). Terlebih dahulu siapkan garis besar jawabannya. b). Pilih metode yang tepat pemberian skorenya. c). Tetapkan cara menangani faktor-faktor yang tidak relevan d). Evaluasilah semua jawaban pada soal yang sama sebelum pindah ke soal yang lainnya. e). Jangan melihat identitas testi. f). Untuk kepentingan khusus: Kerjakan / skorlah oleh dua atau lebih . 54 orang

4). Kaidah Penulisan Tes Pilihan Ganda : a). Setiap soal hendaknya berupa rumusan suatu masalah. b). Pokok soal hendaknya terasa mengandung persoalan yang sebanyak-banyaknya, tetapi hanya berisi materi yang relevan. c). Hati-hati menggunakan kalimat negatif. d). Setiap alternatif jawaban hendaknya secara tata bahasa konsisten dengan pokok soal . e). Hanya ada satu alternatif jawab yang betul ( kecuali pada bentuk Asosiasi Pilihan Ganda). f). Semua alternatif hendaknya homogen, artinya kunci jawabnya jangan menonjol. g). Hindari sifat-sifat asosiatif antara pokok soal dengan alternatif jawaban. h). Hati-hati ( hindari ) penyediaan pilihan dengan kata tidak satupun, atau semua benar. Kaidah Penskoran Tes Pilihan Ganda : Jika tidak memperhitungkan faktor tebakan : S = R R W n1 Jika memperhitungkan faktor tebakan : S = -

S = skore R = jumlah jawaban benar W = jumlah jawaban salah n = jumlah alternatif / pilihan tiap butir soal 5). Ada 4 ( empat ) cara untuk menilai kualitas sebuah tes, yaitu : a). Cara pertama, dengan jalan meneliti secara jujur soal-soal yang sudah ditulis yang meliputi keterangan ada tidaknya ketidakjelasan perintah, taraf kesukaran, dan lain-lain tentang keadaan soal pada umumya. 55

b). Cara kedua, adalah mengadakan Analisis Butir Soal ( item analysis ), yaitu prosedur yang sistematis untuk mengetahui gambaran umum tentang tes yang dibuat. c). Cara ketiga, adalah mengadakan checking validitas, terutama yaitu validitas kurikuler ( content validity ). d). Cara keempat, adalah mengadakan checking reliabilitas terutama yaitu dengan melihat daya pembeda soal tersebut. 6). Ada 2 (dua) macam analisis butir soal, yaitu : a). Analisis Rasional: yaitu analisis terhadap butir-butir soal yang mendasarkan pada pertimbangan rasio dan tanpa uji coba. b). Analisis Empiris : yaitu analisis terhadap butir soal dengan berdasarkan ukuran-ukuran statistik hasil uji coba terhadap soal yang bersangkutan. Pada analisis empiris, kebaikan soal diukur dengan tolok ukur: (1). Tingkat Kesukaran ( TK ) butir soal. (2). Daya Pembeda ( DP ) butir soal . (3). Khusus soal tes pilihan ganda : juga perlu memperhatikan Efektifitas Distraktor. 7). a). Tingkat Kesukaran ( TK ) : adalah angka yang menunjukkan mudah sukarnya sebuah butir soal tes. kriterianya adalah : (1). Sukar jika TK = kurang dari 0,30 (2). Sedang jika TK = 0,30 0,70 (3). Mudah jika TK = lebih dari 0,70 b). Daya Pembeda : adalah kemampuan soal untuk dapat membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh, apabila keadaan sebenarnya memang berbeda. Ketentuannya : Baik Sekali jika Baik Cukup Jelek 56 jika jika jika DP = 0,70 1,00 DP = 0,40 0,69 DP = 0,20 0,39 DP = 0,00 0,19 Adapun ketentuan

c). Efektifitas Distraktor : adalah kemampuan sebuah distraktor (pengecoh) untuk mengecoh siswa dalam memilih pilihan jawaban pada soal bentuk pilihan ganda. Pengecoh yang baik, jika : (1) Tersebar merata, (2) Mirip dengan kunci jawab, (3) Dipilih oleh minimal 5 % peserta tes (testi), dan (4) Jumlah pemilih dari kelompok asor lebih banyak dibanding pemilih dari kelompok unggul. 8). Dari keterangan ( data ) pada soal dapat diketahui bahwa : N = 80 ; Bu = 15 ; Ba = 10 Nu = Na = 27 % . 80 = 22 a). Tingkat kesukaran soal nomor 20 : TK = Bu + Ba Nu + Na = 15 + 10 22 + 22 = 25 44 = 0,57 ( sedang )

b). Daya Pembeda soal nomor 20 : DP = 15 10 5 - = = (Nu + Na) (22 + 22) 22 Bu Ba = 0,23

Jadi Daya Pembeda soal nomor 7 tersebut = cukup Berarti soal tersebut perlu diperbaiki. C. Kriteria Kelulusan Kriteria Kognitif ( soal nomor 1 sd. 8 ) Ketelitian menulis notasi Ketepatan prosedur Ketepatan formula jawaban Ketepatan waktu NILAI AKHIR Skor Bobot Nilai (1 10) 10 5 50 10 10 10 10 1 2 1 1 10 20 10 100 Syarat lulus nilai minimal 56 Keterangan

57

BAB IV PENUTUP

Demikianlah mudul EVP. PTK 203 01 dengan judul Pembelajaran Teori ( Cognitif )

Evaluasi

ini telah selesai disusun dengan

dilengkapi beberapa latihan/tugas, tes formatif maupun evaluasi akhir beserta kunci jawabannya. Dengan bantuan modul ini diharapkan para mahasiswa dapat memantau sendiri perkembangan kompetensinya, apakah mereka telah benar-benar memiliki kompetensi sebagaimana tercermin pada tujuan yang diharapkan pada setiap kegiatan belajar atau belum. Bagi para mahasiswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal maka mereka dapat menghentikan kegiatan belajarnya pada modul ini dan melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya jika belum dapat memenuhi kelulusan minimal, maka mereka harus mengulang kembali belajarnya terutama pada bagian materi-materi yang belum dikuasainya ( belum lulus ) dan sebaiknya mereka harus lebih sungguh-sungguh dalam belajar dengan memanfaatkan fasilitas yang ada termasuk bantuan dari dosen sebagai fasilitator matakuliah ini.

58

DAFTAR PUSTAK A

Coney Semiawan, 1979. Prinsip dan Teknik Pengukuran & Penilaian Pendidikan. Jakarta: Mutiara. Gay, 1979. Educational Evaluation and Measurement. Ohio : Bell and Howel Gronlund, Norman E., 1976. Measurement and Evaluation in Teaching. New York : Mac.Millan Publishing. Hadi Suwito, 1992. Sistem Penilaian Pendidikan Kejuruan. Bandung: Penerbit P3 GT. Hamalik Oemar, 1981. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Martiana. Ngalim Purwanto, 1984. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Bandung : Remaja Karya. Slameto, 2001. Evaluasi Pendidikan. Cetakan III. Jakarta : Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto, 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara. Wuradji, 1978. Dasar-dasar Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Yogyakarta: Penerbit Dina.

59

You might also like