You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai inovasi dalam bidang pendidikan terus digalakan.

Hal ini dapat terlihat oleh munculnya berbagai metode atau pendekatan dalam pembelajaran. Semuanya ini adalah upaya untuk membelajarkan siswa agar menjadi lebih optimal. Sains merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan nasional, mulai dari SD sampai SMA. Namun pembelajaran sains pada jenjang SD dan SMP adalah Sains (IPA) terpadu namun tidak menutup kemungkinan kalau pembelajaran IPA di SMA juga dibuat terpadu. Artinya proses pembelajaran sains tidak dipisahkan untuk masing-masing bidang (fisika, kimia, biologi dan astronomi) melainkan dipadukan menjadi satu kesatuan. Dalam kegiatan pembelajaran guru harus berusaha untuk memadukan materi pembelajaran dengan mengaitkan beberapa bidang kajian. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menentukan tema pembelajaran yang didalamnya terdapat materi fisika, kimia, biologi dan astronomi. Tema tersebut dapat dibuat oleh guru yang bersangkutan atau dapat dibuat oleh team guru dalam rumpun mata pelajaran IPA. Tema yang dibuat oleh guru kiranya dapat mengaktifkan siswa baik secara fisik maupun mental dalam proses pembelajaran sains, mengaitkan bahan pelajaran dengan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari atau upaya mengkonkritkan tema pelajaran, melatih ketrampilan proses sains dan juga memadukan antara sains-teknologi-masyarakat dan lingkungan. B. Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini adalah mengkaji pembelajaran tematik yang bernuansa sains teknologi masyarakat lingkungan.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian IPA (Sains) Terpadu Sains merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Hal yang dipelajari di dalam sains adalah sebab-akibat, hubungan kausal daaari kejadian-kejadian yang terjadi di alam (Depdiknas, 2003). Secara sederhana yang dimaksud dengan Sains (IPA) terpadu adalah IPA (ilmu pengetahuan alam) yang disajikan sebagai suatu kesatuan. Dalam IPA terpadu fisika, kimia, biologi dan yaitu IPA (Sains). Terdapat tiga kemampuan dalam sains yaitu: (1) kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati dan kemampuan untuk menguji tidak lanjut hasil eksperimen, (3) dikembangkan sikap ilmiah.
Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA (Sains) sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.

astronomi tidak bisa terpisahkan

melainkan harus menjadi satu kesatuan yang diramu dalam satu kesatuan

Merujuk pada pengertian IPA(Sains) itu, maka Trianto (2007) menyatakan bahwa IPA (Sains) meliputi empat unsur utama yaitu: o sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar o proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan o produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum o aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan bersifat sehari-hari

Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tapi juga merupakan proses penemuan. Pendidiksn sains diharapkann dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran sains terpadu menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa memahami dan menjelajahi alam sekitar secara ilmiah. B. Pembelajaran Tematik . Dalam pembelajaran sains terpadu sering digunakan model tematik. Dengan pembelajaran tematik, materi fisika, biologi, kimia dan astronomis di ramu menjadi satu kesatuan yang sungguh terpadu. Dengan model tematik, kurikulum atau bahan disusun berdasarkan tema-tema tertentu. Tema yang dipilih mengandung pendekatan fisis, kimia, biologis, astronomis dan mendukung tercapainya kompetensi yang diharapkan dalam mempelajari sains. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Maka penting guru melihat tema IPA apa yang kiranya perlu diajarkan kepada siswa dalam mencapai kompetensi belajar sains. Dari tema yang sudah dipilih, lalu tema itu diurutkan sesuai dengan urutan kegunaan dan kesulitan. Dalam pemilihan tema perlu diperhatikan :1) dipilih tema yang penting, 2) dipilih tema yang memuat unsur fisis, kimia, masyarakat (Paul Suparno, 2008). biologis dan astronomi, 3) menggunakan model konstruktivis, 4) kegunaan bagi siswa di

Pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Berpusat pada siswa Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. 2. Memberikan pengalaman langsung Adanya pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak. 3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 5. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan lingkungan dimana siiwa dan sekolah berada. 6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Agar lebih memudahkan, guru harus membuat jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat keterkaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran.

C. Sains Teknologi Masyarakat - Lingkungan Penggunaan berbagai pendekatan dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting, baik bagi para penyusun kurikulum, para penyusun buku, maupun para pengajar. Joyce (1980) mempercayai bahwa kekuatan suatu pendidikan terletak pada kemampuan memanfaatkan berbagai pendekatan, kemudian memadukannya dengan arah pendidikan tersebut dan mengadaptasikannya kepada tipe karakteristik siswa. Kita menyadari bahwa tidak semua siswa akan menjadi saintis (ahli sains). Untuk itu, guru harus mengarahkan siswa untuk lebih memahami teknologi. Secara umum, siswa diharapkan dapat memahami dunia disekitarnya. Artinya dalam pendidikan sains siswa harus dihadapkan kepada masalah-masalah yang ada didalam masyarakat tempat hidupnya. Pembelajaran dengan nuansa STML tampaknya di dorong oleh rasa ingin tahu untuk mempelajari IPA melalui isu-isu sosial di masyarakat yang berkaitan dengan IPTEK yang dirasakan lebih dekat, lebih nyata dan lebih punya makna bila dibandingkan dengan yang lain. Penentuan tema dengan nuansa STML dalam pembelajaran sains adalah mengacu kepada bahan (konsep-konsep) yang ada di kurikulum dan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat sebagai dampak penerapan teknologi. Guru dan siswa merancang kegiatan sehingga siswa memperoleh kesempatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kepekaan dirinya agar peduli terhadap masalah pokok yang dihadapi masyarakat, dan tetap juga mengacu kepada konsep yang ada dalam kurikulum. Siswa mendapat pengalaman aktif mencari informasi, mencari data sebagai dasar membuat kesimpulan atau jawaban dari masalah pokok yang dihadapi masyarakat sehingga nantinya dapat memberikan saran-saran berdasarkan temuantemuan. Guru membimbing siswa dalam memperoleh konsep-konsep yang dituju. Berikut ini diberikan contoh pembelajaran IPA terpadu dengan tema yang bernuansa sains teknologi masyarakat lingkungan:

Contoh 1. Pengaruh asap rokok terhadap lingkungan (pencemaran udara) Lingkungan Rokok
Perokok aktif

Pengaruh bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari materi dan sifatnya

Kesehatan Pengaruh rokok bagi kesehatan

MH dan proses kehidupan Gangguan pada sistem pernapasan

Perokok pasif

Gambar 1. Jaringan tema rokok

Contoh 2 Matahari sebagai sumber energi Aliran energi

Energi

Hukum kekekalan energi

Perubahan bentuk energi di alam Gambar 2. Jaringan tema energi

Contoh 3 Pembakaran bahan-bahan fosil Penebangan pohon Pelapukan

Proses-proses yang terjadi di Biosfer

Penipisan ozon

Efek rumah kaca

Pemanasan global

Gambar 3. Jaringan tema proses-proses yang terjadi di biosfer

D. Kesimpulan Dalam proses pembelajaran sains terpadu hendaknya guru harus berusaha untuk menyajikan materi secara terpadu (terintegrasi) tidak memisahkan antara satu bidang dengan bidang yang lain. Pembelajaran terpadu dapat dilakukan dengan mengangkat tema yang menarik, sehingga membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Tema pembelajaran yang diambil harus sesuai dengan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran kemudian dapat dikaitkan dengan teknologi dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA Anna Poedjiadi, 2005. Sains teknologi masyarakat. Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Remaja Rosda Karya. DEPDIKBUD, 1999. Hakekat pendekatan science and society dalam

pembelajaran sains Sumaji dkk, 1997. Pendidikan sains yang humanistis. Yogyakarta: Kanisius Paul Suparno. (Nopember 2008). Pembelajaran sains (IPA) terpadu lewat pembelajaran tematik dan team teaching. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Pembelajaran Sains (IPA) Terpadu yang Kreatif dan Menyenangkan, di Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

You might also like