You are on page 1of 9

PERAN RADIOLOGI PADA PENYAKIT INFEKSIUS OVERVIEW HIV/AIDS

AYOUB,ABDUL BscRTT2-2009/2010 (Muhambili University of Health and Allied Sciences, MUHAS)

Abstrak: Pendahuluan: Sejak kasus pertama HIV/AIDS muncul di Amerika Serikat dan Afrika lebih dari dua decade lalu, insiden HIV/AIDS meningkat secara bertahap di berbagai belahan dunia. Diperkirakan 42 juta orang menderita HIV/AIDS pada tahun 2009, dan 29,4 juta (70%) diantaranya hidup di Sub-Sahara Afrika. Karena tidak adanya pengobatan maupun vasksin yang tersedia dalam masa sekarang hingga beberapa waktu ke depan, strategi terapi yang digunakan adalah mengobati infeksi oportunistik dan kondisi yang berkaitan dengan HIV. Di Negara berkembang diperkirakan angka prevalensi HIV 60%, dan pada negara terbelakang bisa mencapai 90%. Di benua Afrika kasus terburuk pada 20 tahun ke epan adalah seperempat pekerja aktif akan meninggal, angka ekspektansi kehidupan menurun dari 63 menjadi 47 tahun, serta 14 juta anak diperikirakan akan berstatus yatim-piatu. Objektif: Tuntutan pada radiodiagnostik sebagai manajemen utama pasien dengan HIV/AIDS dan penyakit yang berkaitan Demonstrasi peran ilmu radiologi dalam evaluasi pasien adalah sebagai pemandu pada prosedur intervensi seperti drainase, dan biopsi. Menetapkan diagnosis HIV secara tepat berkaitan dengan kondisi klinis sehingga pasien dapat memperoleh pengobatan yang tepat, terjangkau selama proses terapi Metodologi: Tulisan ini dibuat sebagai tinjauan naskah dan data yang tersedia di jurnal, buku, dan internet sebagai referensi Peran radiologi dalam mendiagnosis dan mengobati manifestasi HIV/AIDS pada tiap sistem tubuh: HIV/AIDS tidak memilih organ atau sistem tertentu, sehingga modalitas radiologi memiliki peran untuk mendiagnosis dan evaluasi pasien HIV/AIDS seperta yang tergambar pada skema di bawah ini:

Sistem Limfatik: HIV/AIDS dapat menyebabkan pelebaran nodus limfatikus/limfadenopati. Kenyataannya, limfadenopati merupakan tanda yang sering terjadi pada infeksi HIV. Menyebabkan limfadenopati pada HIV meliputi: Hiperplasia Reaktif Folikular (50%), Limfoma terkait AIDS (20%), Tuberkulosis (17%), Kaposi Sarcoma (10%), Infeksi Oportunistik, dan Reaksi Obat. USG dan CT-Scan memainkan peran penting pada diagnosis pelebaran nodus limfatikus dan membedakan dengan massa lain.

Sistem Respirasi Diperkirakan bahwa komplikasi paru terjadi pada 70% pasien dengan HIV/AIDS dan penyebabnya antara lain: Pneumonia (5-30%), Tuberkulosis (20%), Pneumocystis Carinii Pneumonia (60-80%), Infeksi jamur Histoplasmosis, Aspergilosis, Candidiasis, Cryptococcal (2-15%), dan Limfoma (9-31%) dan Pneumonitis Interstisial Limfotik Beberapa pola patologi dapat terlihat pada foto thorax, tapi tidak satupun merupakan tanda patogmonis dari beberapa penyakit. Ada beberapa pola foto thorax seperti pneumonia multilobus pada naak, infiltrate mikronodular pada lobus bawah dan tuberculosis pulmonal atipikal yang berkaitan dengan HIV.

Sistem Saraf Pusat AIDS menghasilkan varietas gejala neurologis yang menyebabkan pasien dikirim untuk melakukan pemeriksaan dan evaluasi secara radiologi. Sekitar 60% pasien akan mengalami demensia progresif dan sekitar 90% akan mengalami disfungsi kognitif. HIV/CMV menyebabkan perubahan difus seperti ensefalopati yang akan tampak symmetric periventricular diffuse white matter disesase tanpa efek massa. Perubahan fokal akan terjadi pada Toxoplasmosis (50-70%), CNS Lymphoma (20-30%), Progressive Multifocal Leucoencephalopathy (PML) (10-20%), dan infeksi jamur,virus,bakteri. Dengan lesi multiple pada sistem saraf pusat, maka kemungkinan toxoplasmosis akan lebih sering dan cenderung menjadi lesi soliter sama seperti toxoplasmosis.

Sistem Hepatobilier Hepatomegali dan splenomegali merupakan tanda yang sering ditemukan pada pasien AIDS. Limpa akan melebar tanpa adanya proses sekunder yang terjadi pada AIDS, atau bisa juga terjadi karena adanya proses limfoma, Kaposi Sarkoma, atau infeksi. Gambaran CT-Scan dan USG sering ditemukan abnormal pada pasien AIDS dengan disfungsi hepar. Terdapat degenerasi lemak dan hepar juga dapat ditemukan infeksi bakteri,amoeba,jamur yang bermanifestasi sebagai abses. Lesi fokal pada hepar dapat dihasilkan dari proses diseminasi. Varietas luas organism dapat menyebabkan kolesistitis/kolangitis acalculous pada AIDS, meliputi CMV, Cryptosporidium sp, Pneumocytis carinii, Isospora belli, Tuberculosis, Histoplasmosis

Sistem Gastro Intestinal Banyak pasien AIDS mengalami disfagia dan odinofagia berat, yang mana etiologinya bervariasi antara lain Candidiasis, CMV, HSV, Kaposi sarcoma. Manifestasi lain HIV pada sistem GIT adalah diare karena beberapa mikroba meliputi bakteri, jamur dan protozoa

Abnormalitas Ginjal HIV sendiri dapat menghasilkan penyakit ginjal yang ditandai gagal ginjal progresif, proteinuria, dan pelebaran difus dari ginjal yang mana akan tampak hiperekoik pada USG. Bakteri, meliputi Mycobacterium tuberculosis dan jamur yang menghasilkan abses ginjal. Limfoma Non-Hodgkin dapat berkembang progresif dan menyerang ginjal baik perluasan langsung dari adenopati di sekitar ginjal atau limfoma intrinsic pada ginjal

Kardiomiopati HIV Laporan terakhir ditemukan bahwa orang dengan HIV memiliki angka kejadian tinggi terhadap kardiomiopati dilatasi dan HIV merupakan salah satu penyebab terjadinya kondisi ini. Peran HIV pada perkembangan penyakit jantung tidak diketahui secara pasti. Dapat secara langsung mengenai sel jantung atau diinduksi oleh penyakit lewat disregulasi sistem imun atau ko-infeksi dengan organism lain. Nutrisi yang buruk juga dapat memicu penyakit jantung, dan laporan anekdot menyarankan terapi antiretroviral meliputi inhibitor protease yang meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit jantung. Kardiomiopati dilatasi merupakan tanda prognosis yang buruk pada orang yang menderita HIV. Orang yang terinfeksi HIV juga memiliki angka kejadian yang tinggi terhadap LVH/Left Ventricular Hypertrophy yang merupakan kondisi di mana jantung membengkak sebagai upaya kompensasi terhadap kelemahan jantung yang ada.

Muskuloskeletal Pasien dengan HIV akan berkembang menjadi Osteomyelitis dari organisme yang seirng yait S.aureus, M.Tuberculosis, atau organisme oportunistik yang lainnya seperti Nocardia dan jamur. Laporan anekdot mennunjukkan bahwa osteomyelitis diafise pada orang dewasa sering terjadi pada pasien AIDS. Banyak pasien tampak adanya abses kutaneus rekuren atau pyomyositis.

HIV terkait Neoplasma Keganasan yang sering terjadi pada HIV/AIDS adalah tipe epidemic Kaposi Sarkoma dan Limfoma NonHodgkin (4-10% pasien).Sekitar 60x lebih tinggi resiko pasien AIDS terkena keganasan tersebut disbanding dengan populasi keseluruhan. Lesi dapat muncul di nodus limfatikus sentral atau perifer, GIT, paru.

Kesimpulan HIV tidak memilih organ spesifik. Dokter dan ahli radiologi harus mempertimbangkan HIV/AIDS sebagai penyebab dimana terdapat abnormalitas pada saat pelaksanaan prosedur klinis. Hal ini karena HIV/AIDS merupakan sindroma yang memiliki kecenderungan untuk menyerang seluruh sistem tubuh. Semua modalitas radiologi memiliki peran untuk mendiagnosis dan evaluasi terhadap pasien HIV/AIDS.

You might also like