You are on page 1of 136

303.000/XII.

3/2008

Petunjuk Teknis Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia 2008

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

KEDUDUKAN JUKNIS PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH


UUD 1945

Peraturan Per-UU-an Pemeriksaan Keuangan Negara

Pedoman Umum

SPKN PMP

Kode Etik

Juklak

100 Pemeriksaan Keuangan

200 Pemeriksaan Kinerja 400 Sistem Peyakinan Mutu

300 Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu

500 Penatalaksanaan Kertas Kerja Pemeriksaan 600 Pemeriksaan Berperspektif Lingkungan Hidup

Juknis

100.001 Pemahaman dan Penilaian SPI Pemeriksaan Keuangan 100.002 Pemahaman dan Penilaian Risiko Pemeriksaan 100.003 Penetapan Batas Materialitas Pemeriksaan Keuangan 100.004 Penentuan Metode Uji Petik Pemeriksaan Keuangan

200.001 Penentuan Area Kunci

301.000 Pemeriksaan Investigatif 302.001 Pemeriksaan Kepatuhan Pengelolaan Limbah RSUP/ RSUD 302.002 Pemeriksaan Kepatuhan Pengendalian Pencemaran Udara 303.000 Pemeriksaan Pengadaan Barang dan Jasa 304.000 Pemeriksaan Subsidi Listrik

200.002 Penentuan Kriteria

201.000 Pemeriksaan Kinerja Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)

202.000 PemeriksaanKinerja Pengelolaan Hutan

101.000 Pemeriksaan LKPP dan LKKL

102.000 Pemeriksaan LKPD

203.000 PemeriksaanKinerja Pengelolaan dan Pengendalian Limbah Industri

305.000 Pemeriksaan Subsidi Pangan 306.000 Pemeriksaan PNBP dan PAD Pertambangan

103.000 Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Bank Indonesia

400 .001 Reviu Pemeriksaan

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Daftar Lampiran

DAFTAR ISI
Halaman Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor ./K/./..../. DAFTAR ISI............................................................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... i iii 1 1 1 2 2 2 3 3 10 10 11 15

A. Latar Belakang........................................................................................................ B. Maksud dan Tujuan................................................................................................. C. Lingkup Pembahasan Juknis................................................................................... D. Dasar Hukum Penyusunan Juknis........................................................................... E. Sistematika Penulisan.............................................................................................
BAB II GAMBARAN UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH...........

A. Pengertian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...................................................... B. Dasar Hukum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah................................................. C. Etika dan Prinsip Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah............................................ D. Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah............................................................. E. Permasalahan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah....................................... A. Petunjuk Umum...................................................................................................... B. Petunjuk Perencanaan Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.............. C. Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.............. D. Petunjuk Pelaporan Hasil Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah........
BAB IV PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU..................................................

BAB III PETUNJUK PEMERIKSAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 17 17 18 21 23 26 26 26 28 29 29 29 29 30 30 30

A. Dasar Pengendalian dan Penjaminan Mutu............................................................. B. Pengertian Pengendalian dan Penjaminan Mutu..................................................... C. Proses Pengendalian dan Penjaminan Mutu............................................................ D. Pendokumentasian Pengendalian dan Penjaminan Mutu.........................................
BAB V PEMANTAUAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN.....

A. Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan............................................................. B. Pemberitahuan Tertulis tentang Kewajiban Tindak Lanjut..................................... C. Reviu atas Jawaban/Keterangan Manajemen Entitas.............................................. D. Pelaporan atas Pemantauan Tindak Lanjut.............................................................. E. Pemantauan Tindak Lanjut Pada Saat Pemeriksaaan..............................................

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Daftar Lampiran

BAB VI PENUTUP.................................................................................................................

31 31 31 31

A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...... B. Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...... C. Pemantauan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.........
REFERENSI Daftar Singkatan Dan Akronim Daftar Istilah (Glosarium) Lampiran Tim Penyusun

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

ii

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran III.1 Lampiran III.2 Lampiran III.3 Lampiran III.4 Lampiran III.5 Lampiran III.6 Lampiran III.7 Lampiran III.8 Lampiran IV.1 Lampiran IV.2 Lampiran IV.3 Lampiran IV.4 Lampiran V.1 : Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan : Pemahaman Entitas : Identifikasi Resiko : Pengujian Ketaatan SPI : Penetapan Kriteria Pemeriksaan : Titik Kritis dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah : Program Pemeriksaan dan Program Kerja Perorangan : Pengujian Terinci Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah : Review Sheet : Laporan Perkembangan Pelaksanaan Pemeriksaan : Lembar Kendali Penyelesaian Laporan (LKPL) : Checklist Penjaminan Mutu Pemeriksaan : Pemantauan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

iii

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Daftar Lampiran

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

iv

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB I

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab I

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
01 Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, salah satu lingkup pemeriksaan BPK adalah melaksanakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu dengan prosedur eksaminasi seperti pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah. Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan aset (manajemen aset) yang dilakukan untuk menyediakan kebutuhan barang dan jasa guna menunjang kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintahan di tingkat pusat dan daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara/Daerah dan Badan Hukum Milik Negara, dengan menggunakan APBN dan APBD khususnya anggaran yang menjadi beban keuangan negara/daerah. Pemeriksaan terhadap kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan oleh BPK dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK-RI, pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah rawan terhadap tindak pidana korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menimbulkan indikasi kerugian negara yang cukup signifikan. Hal tersebut diatas menjadi tuntutan bagi BPK selaku pemeriksa keuangan negara untuk mewaspadai segala bentuk perbuatan yang merugikan negara. Terkait dengan itu, perlu diuji apakah peraturan dan ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah sudah dipatuhi sehingga pengadaan barang/jasa pemerintah terlaksana secara ekonomis dan efisien. Pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilakukan sampai saat ini masih menggunakan Pedoman Umum Pemeriksaan atas Barang dan Jasa yang ditetapkan dengan SK Sekjen BPK RI No. 63/SK/VIIIVIII.3/4/2001 tanggal 19 April 2001. Sesuai dengan situasi yang berkembang, pedoman tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Sehingga dipandang perlu untuk menyempurnakan pedoman tersebut sesuai dengan perubahan peraturan perundangan-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.
Latar belakang pemeriksaan barang/jasa pemerintah

02

03

04

05

B. Maksud dan Tujuan


06 Maksud penyusunan petunjuk teknis pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah ini adalah untuk memberikan pedoman yang mutakhir bagi pemeriksa dalam penyusunan program pemeriksaan dan pelaksanaan pemeriksaan di lapangan sehingga terdapat kesamaan tindakan dan diperoleh mutu pemeriksaan yang tinggi. Tujuan penyusunan petunjuk teknis tersebut adalah untuk: 1. Menyamakan pemahaman atas pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah; 2. Memberikan pedoman kepada pemeriksa dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan; 3. Mengefektifkan pelaksanaan pemeriksaan agar mencapai hasil
Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis ini bermaksud memberikan pedoman bagi pemeriksa.

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab I

pemeriksaan yang optimal sesuai dengan standar pemeriksaan.

C. Lingkup Pembahasan Juknis


07 Petunjuk teknis pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah ini digunakan dalam rangka pemeriksaan atas:
Lingkup Pembahasan Juknis

1. Pengadaan barang/jasa pemerintah dengan lingkup kebijakan dan kegiatan


pengadaan barang/jasa pemerintah yang menggunakan sumber dana APBN dan APBD.

2. Pengadaan barang/jasa pemerintah yang sebagian atau seluruhnya dibiayai


dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) yang sesuai atau tidak bertentangan dengan pedoman dan ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah dari pemberi pinjaman/hibah bersangkutan.

3. Pengadaan barang/jasa pemerintah untuk investasi di lingkup BI, BHMN,


BUMN, BUMD yang pembiayaannya dibebankan pada APBN/APBD. sebagian atau seluruhnya

D. Dasar Hukum Penyusunan Juknis


08 Dasar hukum penyusunan juknis ini adalah:

1. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan


Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4400);

Dasar Hukum Penyusunan Juknis

2. Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 4654);

3. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang


Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4707); 4. Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 31/SK/IVIII.3/8/2006 tanggal 31 Agustus 2006 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan, Keputusan, dan Naskah Dinas Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;

5. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007


tanggal 13 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;

6. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1/K/I-XIII.2/2/2008


tanggal 19 Februari 2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan.

E. Sistematika Penulisan
09 Petunjuk teknis ini disusun menurut sistematika sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab II : Gambaran Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab III : Petunjuk Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab IV : Pengendalian dan Penjaminan Mutu Bab V : Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Bab VI : Penutup
Badan Pemeriksa Keuangan

Sistematika penulisan

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab I

Referensi Lampiran-Lampiran

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB II

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

BAB II GAMBARAN UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH


A. Pengertian Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
01 Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan barang milik negara/daerah sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2006 yang merupakan dasar pelaksanaan pengelolaan barang milik negara/daerah. Ruang lingkup pengelolaan barang milik negara/daerah meliputi semua aktivitas yang berkaitan dengan barang milik negara/daerah terdiri dari perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa. Pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi beberapa jenis pengadaan, yaitu: barang, jasa pemborongan, jasa konsultansi dan jasa lainnya yang pengertiannya sebagai berikut: 1. Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi/peralatan, yang spesifikasinya ditetapkan oleh pejabat pembuat komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran. 2. Jasa Pemborongan adalah layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen. 3. Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa pengawasan konstruksi, dan jasa pelayanan profesi lainnya, dalam rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran. 4. Jasa lainnya, adalah segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa konsultansi, jasa pemborongan, dan pemasokan barang. Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah adalah : 1. Pengguna Anggaran (PA) Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah; 2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah; 3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI)/Pemimpin Badan Hukum Milik Negara (BHMN)/Direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai
Badan Pemeriksa Keuangan hal 3

Pengadaan barang/jasa pemerintah bagian dari pengelolaan barang milik Negara/Daerah

02

Definisi pengadaan barang/jasa pemerintah Jenis pengadaan barang/jasa pemerintah

03

04

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

4.

5.

6.

7.

8.

pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa; Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Di pemerintah daerah, pejabat Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna anggaran dapat menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan. PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya. Panitia Pengadaan Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD, untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa. Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) adalah satu unit yang terdiri dari pegawai-pegawai yang telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah, yang dibentuk oleh Pengguna Anggaran/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan Gubernur BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD yang bertugas secara khusus untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa di lingkungan Departemen/Lembaga/Sekretariat Lembaga Tinggi Negara/Pemerintah Daerah/Komisi/BI/BHMN/BUMN/BUMD. Pejabat Pengadaan Pejabat Pengadaan adalah 1 (satu) orang yang diangkat Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa dengan nilai sampai dengan Rp 50.000.000 (Lima puluh juta rupiah); Penyedia Barang/Jasa Penyedia barang/jasa adalah badan usaha/orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa.

05

Beberapa pengertian mengenai cara pelaksanaan berdasarkan jenis pengadaan barang/jasa pemerintah pemborongan/jasa lainnya dan jasa konsultansi, adalah sebagai berikut: 1. Pengadaan barang/jasa pemerintah pemborongan/jasa lainnya Pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya pada prinsipnya dilakukan melalui pelelangan umum, dimana pemilihan penyedia barang/jasa ini dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi. Selain metoda pelelangan umum, pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dapat juga dilakukan sebagai berikut:

Pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/ jasa lainnya

a. Pelelangan Terbatas
Dalam hal jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pelelangan terbatas dan diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi;

b. Pemilihan langsung
Dalam hal metoda pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 4

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet;

c. Penunjukan langsung
Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria penunjukan langsung dalam keadaan tertentu dan dalam keadaan khusus yang ditentukan dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 80 Tahun 2003 telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 95 Tahun 2007 (sampai dengan 20 Oktober 2008).

2. Pengadaan jasa konsultansi


Pemilihan penyedia jasa konsultansi pada prinsipnya harus dilakukan melalui seleksi umum. Seleksi umum merupakan metoda pemilihan penyedia jasa konsultansi yang daftar pendek (short-list) pesertanya dipilih melalui proses prakualifikasi yang diumumkan secara luas sekurangkurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi. Selain metoda seleksi umum, pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat juga dilakukan sebagai berikut:

Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi

a. Seleksi terbatas
Merupakan metoda pemilihan penyedia jasa konsultansi untuk pekerjaan yang kompleks dan diyakini jumlah penyedia jasa yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut jumlahnya terbatas, dan diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia jasa yang mampu guna memberikan kesempatan kepada penyedia jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi;

b. Seleksi langsung
Dalam hal metoda seleksi umum atau seleksi terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya seleksi, maka pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dengan seleksi langsung, yaitu: metoda pemilihan penyedia jasa konsultansi yang daftar pendek pesertanya ditentukan melalui proses prakualifikasi terhadap penyedia jasa konsultansi yang dipilih langsung dan diumumkan sekurang-kurangnya di papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan diupayakan diumumkan di website pengadaan nasional;

c. Penunjukan langsung
Dalam keadaan tertentu dan khusus, pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dengan menunjuk satu penyedia jasa konsultansi yang memenuhi kualifikasi dan dilakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh biaya yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria penunjukan langsung dalam keadaan tertentu dan dalam keadaan khusus yang ditentukan dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dengan Perpres No 95 Tahun 2007 (sampai dengan 20 Oktober 2008). 06 Keadaan tertentu dan keadaan khusus antara lain penanganan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan keselamatan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda/harus dilakukan segera, termasuk penanganan darurat akibat bencana alam serta tindakan darurat untuk pencegahan bencana
Badan Pemeriksa Keuangan

Kriteria penunjukan langsung untuk penanganan darurat


hal 5

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

dan/atau kerusakan infrastruktur yang apabila tidak segera dilaksanakan dipastikan dapat membahayakan keselamatan masyarakat. Penanganan darurat bukan dalam bentuk bangunan/konstruksi yang permanen, akan tetapi dalam bentuk bangunan/konstruksi sementara, yang dicontohkan sebagai berikut: 1. Penyediaan karung pasir yang digunakan sebagai tanggul pencegah banjir; 2. Pembangunan jembatan kayu yang digunakan sebagai pengganti jembatan permanen yang rusak akibat banjir; 07 Dalam pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dan jasa konsultansi dapat dipilih salah 1 (satu) dari 3 (tiga) metoda penyampaian dokumen penawaran berdasarkan jenis barang/jasa yang akan diadakan meliputi:
Metoda penyampaian dokumen penawaran penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dan jasa konsultansi

1. Metoda Satu Sampul


Penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukkan dalam 1 (satu) sampul tertutup kepada panitia/pejabat pengadaan. Metoda ini lebih tepat digunakan untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa pemerintah lainnya yang bersifat sederhana dan spesifikasi teknisnya jelas atau pengadaan dengan standar harga yang telah ditetapkan pemerintah atau pengadaan barang/jasa yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam dokumen pengadaan.

2. Metoda Dua Sampul


Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam I (satu) sampul (sampul tertutup) dan disampaikan kepada panitia/pejabat pengadaan. Metoda ini untuk pengadaan yang memerlukan evaluasi teknis yang lebih mendalam terhadap penawaran yang disampaikan oleh para penyedia barang/jasa dan lebih tepat digunakan untuk pengadaan peralatan dan mesin yang tidak sederhana.

3. Metoda Dua tahap


Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaianya dilakukan dalam 2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Metoda ini digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang menggunakan teknologi tinggi, kompleks dan resiko tinggi dan/atau yang mengutamakan tercapainya kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan sistem termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharaan peralatannya dan/atau yang mempunyai alternatif penggunaan sistem dan desain penerapan teknologi yang berbeda serta yang memerlukan penyesuaian kriteria teknis untuk menyetarakan spesifikasi teknis di antara penawar sesuai yang disyaratkan pada dokumen pengadaan. 08 Metoda evaluasi penawaran dalam pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dapat dipilih salah 1 (satu) dari 3 (tiga) metoda evaluasi penawaran yang meliputi : 1. Sistem Gugur Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dengan urutan proses evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan kewajaran harga, terhadap penyedia barang/jasa yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur. Metoda ini digunakan pada hampir seluruh pengadaan barang/jasa
Badan Pemeriksa Keuangan

Metoda evaluasi penawaran penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya

Direktorat Litbang

hal 6

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

pemerintah pemborongan/jasa lainnya. 2. Sistem Nilai Evaluasi penawaran dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya. Metoda ini digunakan untuk pengadaan barang/jasa pemerintah pemborongan/jasa lainnya yang memperhitungkan keunggulan teknis sepadan dengan harganya, mengingat penawaran sangat dipengaruhi dengan kualitas teknisnya. 3. Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai pada unsurunsur teknis dan harga yang dinilai menurut umur ekonomis barang yang ditawarkan berdasarkan kriteria dan nilai yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian nilai unsur tersebut dikonversi ke dalam satuan mata uang tertentu, dan dibandingkan dengan jumlah nilai setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya. Metoda ini digunakan untuk pengadaan barang/peralatan yang memperhitungkan umur ekonomis, harga, biaya operasi dan pemeliharaan, dalam jangka waktu operasi tertentu. 09 Dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dipilih salah 1 (satu) dari 5 (lima) metoda evaluasi penawaran berdasarkan jenis jasa konsultansi yang akan diadakan dan harus dicantumkan dalam dokumen seleksi yaitu: 1. Metoda Evaluasi Kualitas Evaluasi penawaran jasa konsultansi berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Metoda ini digunakan untuk pengadaan jasa konsultansi yang kompleks dan menggunakan teknologi yang tinggi. 2. Metoda Evaluasi Kualitas dan Biaya Evaluasi pengadaan jasa konsultansi berdasarkan nilai kombinasi terbaik dari penawaran teknis dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Metoda ini digunakan untuk pekerjaan yang lingkup, keluaran, waktu penugasan, dan hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), serta besarnya biaya dapat ditentukan dengan tepat. 3. Metoda Evaluasi Pagu Anggaran Evaluasi pengadaan jasa konsultansi berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik dari peserta yang penawaran biaya terkoreksinya lebih kecil atau sama dengan pagu anggaran, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Metoda ini digunakan untuk pekerjaan sederhana dan dapat didefinisikan dan diperinci dengan tepat, meliputi: waktu penugasan, kebutuhan tenaga ahli dan input lainnya serta anggarannya tidak melampaui pagu tertentu. 4. Metoda Evaluasi Biaya Terendah Evaluasi pengadaan barang/jasa pemerintah konsultansi berdasarkan penawaran biaya terkoreksinya terendah dari konsultan yang nilai penawaran teknisnya di atas ambang batas persyaratan teknis yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Metoda ini digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana dan standar. 5. Metoda Evaluasi Penunjukan Langsung Evaluasi terhadap hanya satu penawaran jasa konsultansi berdasarkan kualitas teknis yang dapat dipertanggungjawabkan dan biaya yang wajar setelah dilakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya. Metoda ini digunakan untuk evaluasi hanya satu penawaran berdasarkan
Badan Pemeriksa Keuangan

Metoda evaluasi penyedia jasa konsultansi

Direktorat Litbang

hal 7

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

kualitas teknis yang dapat dipertanggungjawabkan dan biaya yang wajar. 10 Pengadaan secara swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri. Swakelola dapat dilaksanakan oleh PPK/PA/KPA, instansi pemerintah lain, atau kelompok masyarakat/Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) penerima hibah. Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan swakelola adalah: 1. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia instansi pemerintah yang bersangkutan dan sesuai dengan fungsi dan tugas pokok PPK; dan/atau; 2. Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi masyarakat setempat; dan/atau; 3. Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia barang/jasa; dan/atau 4. Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa akan menanggung resiko yang besar;dan/atau 5. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan; dan/atau 6. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia barang /jasa;dan/atau 7. Pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan sistem dan penelitian oleh perguruan tinggi/lembaga ilmiah pemerintah; 8. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi PPK yang bersangkutan. Keppres No.80 Tahun 2003 mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah juga berlaku untuk pengadaan barang/jasa pemerintah yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari PHLN sepanjang sesuai atau tidak bertentangan dengan pedoman dan ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah dari pemberi pinjaman/hibah. Beberapa Guidelines for Procurement dari beberapa lembaga pemberi pinjaman/hibah dapat di akses pada alamat berikut:
Swakelola

11

Pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai pinjaman/hibah

1. www.adb.org/documents/guidelines; 2. www.jbic.or.id\id\pdf\procurement_guidelines;
3. Web.worldbank.org;

4. www.ifad.org.
5. .... 12 Untuk meningkatkan transparansi dan percepatan, pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dilakukan dengan pengadaan elektronik (e-procurement). Eprocurement adalah pengadaan barang/jasa pemerintah yang menggunakan sarana elektronik (internet, Electronic Data Interchange dan e-mail) yang tujuannya adalah memudahkan sourcing, proses pengadaan,dan pembayaran; komunikasi on-line antara pembeli dan penyedia barang/jasa; mengurangi biaya proses dan administrasi pengadaan; menghemat biaya dan mempercepat proses. E-procurement merupakan salah satu bentuk transaksi elektronik dan merupakan perbuatan hukum sehingga dokumen elektronik dan atau hasil cetakannya dapat dijadikan sebagai alat bukti hukum yang sah. Secara nasional, terdapat Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang menyediakan pelayanan pengadaan secara elektronik, akan tetapi e-procurement masih dalam tahap pengembangan aplikasi, meski demikian langkah-langkah yang diterapkan dalam pelaksanaan eprocurement tetap mengacu kepada Keppres 80 tahun 2003 dan perubahannya. Sebagai salah satu bentuk perlindungan keamanan dalam penggunaan aplikasi,
Badan Pemeriksa Keuangan

E-procurement merupakan penggadaan barang/jasa pemerintah menggunakan sarana eletronik

Direktorat Litbang

hal 8

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

para pengguna aplikasi (baik pihak yang memerlukan barang/jasa, dan penyedia barang/jasa) mempunyai password dan account tersendiri untuk dapat mengakses aplikasi e-procurement.

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 9

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

13

Bentuk perikatan antara PPK/PA/KPA dengan penyedia barang/jasa menurut Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Berdasarkan bentuk imbalan, sebagai berikut: a. Kontrak lumpsum Kontrak lumpsum adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa. Sistem ini lebih tepat digunakan untuk pembelian barang dengan contoh yang jelas, atau untuk jenis pekerjaan borongan yang perhitungan volumenya untuk masing-masing unsur/jenis pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi teknisnya; b. Kontrak harga satuan (unit price) Kontrak harga satuan (unit price)adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa; c. Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan adalah kontrak yang merupakan gabungan lumpsum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan.; d. Kontrak terima jadi (turn key) Kontrak terima jadi (turn key) adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah pemborong atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan. Sistem ini lebih tepat digunakan untuk membeli suatu barang atau industri jadi yang hanya diperlukan sekali saja, dan tidak mengutamakan kepentingan untuk alih teknologi selanjutnya; e. Kontrak Persentase Kontrak Persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi dibidang konstruksi atau pekerjaan pemborong tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan tersebut;

Bentuk perikatan dalam kontrak pengadaan barang/jasa Berdasarkan bentuk imbalan

2. Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan, sebagai berikut: a. Kontrak Tahun Tunggal Kontrak Tahun Tunggal adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa 1 (satu) tahun anggaran; b. Kontrak Tahun Jamak Kontrak Tahun Jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran yang dilakukan atas persetujuan oleh Menteri Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai APBN, Gubernur untuk pengadaan yang dibiayai APBD Propinsi, Bupati/Walikota untuk pengadaan yang dibiayai APBD Kabupaten/Kota, Kepala Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara untuk Direktorat Litbang pengadaan yang dibiayai APBNPemeriksa Keuangan kegiatan rehabilitasi dan Badan dalam rangka

Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan

hal 10

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

B . Dasar Hukum Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah


14 Pengadaan barang/jasa pemerintah diatur dalam beberapa peraturan perundangundangan dan atau ketentuan sebagai berikut: 1. Undang-Undang 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Dasar hukum pengadaan barang/jasa pemerintah

2. Keppres 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barang/


jasa pemerintah beserta perubahannya yaitu: a. Keppres No.61 Tahun 2004; b. Pepres No. 32 Tahun 2005; c. Perpres No.70 Tahun 2005; d. Perpres No. 8 Tahun 2006; e. Perpres No.79 Tahun 2006; f. Perpres No. 85 Tahun 2006; g. Perpres No. 95 Tahun 2007.

3. Naskah Perjanjian Pinjaman/Hibah Luar Negeri (NPPHLN) dan kredit


ekspor atau kerja sama perdagangan.

4. SE Bersama BAPPENAS dan Departemen Keuangan No. 1203/D.II/03/200


SE-38/A/2000 tanggal . tentang Petunjuk Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk jasa konsultansi

5. Aturan perundang-undangan yang berlaku pada departemen terkait.

C . Etika dan Prinsip Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah


15 Dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa pemerintah ada etika yang harus dipatuhi oleh pelaksana yang mengadakan pengadaan barang/jasa pemerintah, etika tersebut adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa; 2. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa pemerintah yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah; 3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat; 4. Menerima dan bertanggugjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak; 5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah (conflict of interest); 6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa pemerintah; 7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; 8. Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa pemerintah. Pengadaan barang/jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip yang dipraktikkan secara internasional yaitu prinsip efisien, efektif, terbuka dan
Badan Pemeriksa Keuangan

Etika pengadaan barang/jasa pemerintah

16

Prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa


hal 11

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

bersaing, transparan, adil/tidak diskriminasi dan akuntabel. Pengertian masing-masing prinsip tersebut, sebagai berikut: 1. Efisien Pengadaan barang/jasa pemerintah harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan; 2. Efektif Pengadaan barang/jasa pemerintah harus sesuai dengan dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan yang ditetapkan; 3. Terbuka dan bersaing Pengadaan barang/jasa pemerintah harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan, dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara para penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan; 4. Transparan Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, serta penetapan calon penyedia barang/jasa yang berminat maupun masyarakat luas pada umumnya; 5. Adil/tidak diskriminatif Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara dan/atau alasan apapun; 6. Akuntabel Pengadaan barang/jasa pemerintah harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip dan ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.

pemerintah

D . Proses Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah


17 Proses Pengadaan adalah rangkaian kegiatan untuk mencapai kesepakatan harga dan kesepakatan lainnya dalam rangka memperoleh layanan jasa konsultansi, layanan jasa pemborongan/barang/jasa lainnya. Kesepakatan-kesepakatan tersebut, dituangkan ke dalam dokumen perjanjian yang lazimnya disebut kontrak. Secara umum proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dikelompokkan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dilihat dalam bagan alur pada gambar berikut :
Definisi proses pengadaan barang/jasa pemerintah

18

Tahap pengadaan barang/jasa pemerintah

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 12

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

TAHAP PROSES PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH


PERSIAPAN
M eren can aka n Pen g ad aa n M emb en tu k Pan i ti a M en etap kan Sistem Pen g ad aa n M en yu su n Jad w al Pen g ad aan

PELAKSANAAN
M en yu su n D o ku men Pen g ad aa n M elaks an aka n Pen g ad aa n M el ak sa n aka n K o n trak

M en yu su n H PS/ OE

M en yu su n K o n trak

1 . M er en ca n aka n Pemak etan Peke rj aa n

1. Pan itia Pen g ad aa n d ian g kat o l eh PA/ K PA

1. M eto d e Pem i l ih an Pen ye d i a B aran g/ Ja sa

1. Pem buatan jadw al

2. M er en can ak an Jad wal Pel ak sa n aan Pek er jaan

3. B iaya Pen g ad aa n

2. U n su r Pan i tia: - Perso n i l yan g p ah am tatac ar a p en g ad aan - Su b stan si p eker j aa n - B id an g l ai n yan g d i p erl u kan

2. M eto d e Pen yam p ai an d o ku men p en awar an

dise suaika n dengan w ak tu yg diperluka n & m em perhatika n alokas i waktu yang diperluka n untuk tiap tahapan prose s pengadaan 2. Jadw al pengadaa n m ulai dari pengumuman s /d penunjukan penye dia barang / jasa

1. Pem b u atan /

p en yu su n an H PS o leh p an i ti a p erso n el yg mem ah ami d an d isah ka n o leh PPK

1.D o ku men p en g ad aa n d isiap kan o l eh Pan i tia d an d i sah kan o leh PPK

1. Pakta I n teg r i tas

1. Dokumen kontrak harus berbahasa Indonesia 2. Kontrak > Rp 50 milyar perlu pertimbangan ahli hukum kontrak 3. Jangka waktu pelaksanaan tidak boleh melampaui th anggaran

1. Pen an d atan g an an ko n tr ak

2.Su d ah h aru s d i p er h i tu n g kan p en g g u n aa n p r o d u ksi d alam n eg eri

2. Nilai jaminan penawaran ditetapkan Panitia(1- 3%) 3.Dokumen Lelang / RKS

2.Pen g u mu man p en g ad aa n d i su r at kab ar p ro p i n si d an atau su rat ka b ar n as io n al

2. Pel ak sa n aan K o n trak B aran g/ Jas a

3. M eto d e eva lu asi p en awar an

3.M en g h ap u ska n seg men tasi

4. Pel ak sa n a Pen g ad aa n 5. M en g u mu mka n p ak et p en g ad aa n

4.Memperluas kompetisi

4. Jen is K o n trak

4 . Untuk kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya melampaui akhir th anggaran perlu izin multiyear dari Menkeu cq. DJ Anggaran

5 . Masa pemeliharaan boleh melampaui tahun anggaran

19

Dari bagan alur tersebut, proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dijabarkan secara rinci berikut ini: 1. Tahap persiapan pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi kegiatan: a. Perencanaan Pengadaan barang/jasa pemerintah Perencanaan pengadaan barang /jasa pemerintah merupakan tahap awal kegiatan yang peranannya sangat strategik dan menentukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan secara detail mengenai hal sebagai berikut: 1) Merencanakan Pemaketan Pekerjaan 2) Merencanakan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan 3) Biaya Pengadaan 4) Pelaksana Pengadaan 5) Mengumumkan Paket-Paket Pengadaan

Persiapan pengadaan barang/jasa pemerintah

b. Pembentukan Panitia Pengadaan atau Penunjukan Pejabat Pengadaan


Panitia pengadaan/pejabat pengadaan merupakan unsur pelaksana pengadaan yang personilnya harus memahami tatacara pengadaan, substansi pekerjaan dan bidang lain yang diperlukan. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan diangkat oleh PA/KPA.

c. Penetapan sistem pengadaan yang dilaksanakan penyedia barang/jasa


dengan mempertimbangkan jenis, sifat, dan nilai barang/jasa serta kondisi lokasi, kepentingan masyarakat dan jumlah penyedia barang/jasa yang ada, panitia/pejabat pengadaan bersama dengan PPK terlebih dahulu harus menetapkan sistem pengadaan yang meliputi sebagai berikut: 1) Metode pemilihan penyedia barang/jasa 2) Metode penyampaian dokumen penawaran 3) Metode evaluasi penawaran 4) Jenis Kontrak d. Penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan Penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan disesuaikan dengan waktu yg diperlukan & memperhatikan alokasi waktu yang diperlukan untuk tiap tahapan proses pengadaan. Jadwal pengadaan mulai dari pengumuman s/d penunjukan penyedia barang/jasa. e. Penyusunan Harga Perhitungan Sendiri (HPS) Penyusunan HPS oleh panitia/ personel yg memahami dan disahkan oleh PPK dan harus diperhitungkan penggunaan produksi dalam negeri
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 13

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

f.

Penyusunan Dokumen Pengadaan barang/jasa pemerintah Dokumen pengadaan disiapkan oleh Panitia dan di sahkan oleh PPK. Nilai jaminan penawaran ditetapkan Panitia (1% - 3%). Dokumen pengadaan untuk penyedia barang/jasa meliputi undangan, petunjuk/instruksi kepada peserta lelang, syarat umum kontrak, syarat khusus kontrak, daftar kuantitas dan harga, spesifikasi teknis dan gambar, bentuk penawaran, bentuk kontrak, bentuk surat jaminan penawaran, bentuk surat jaminan pelaksanaan dan bentuk surat jaminan uang muka. Dokumen pengadaan untuk jasa konsultansi terdiri dari: 1) Dokumen pemilihan penyedia jasa yang meliputi : a) Surat Undangan; b) KAK yang sudah disetujui PPK; c) Rencana kerja dan syarat; d) Konsep kontrak; 2) Dokumen prakualifikasi yang berupa formulir isian yang memuat data administrasi keuangan, personil dan pengalaman kerja.
Tahap Pelaksanaan Pengadaan barang/jasa pemerintah

20

2. Tahap pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi kegiatan: a. Pemilihan penyedia barang/jasa Pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya pada prinsipnya dilakukan melalui Pelelangan Umum. Selain pelelangan umum, pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah dapat juga dilakukan melalui Pelelangan Terbatas, Pemilihan Langsung dan Penunjukan Langsung, dengan rincian tahapan sebagai berikut: 1) Pelelangan Umum a) Pengumuman dan Pendaftaran Peserta; Panitia/Pejabat pengadaan harus mengumumkan secara luas melalui media cetak, papan pengumuman resmi dan bila memungkinkan melalui media elektronik. b) Pasca Kualifikasi dan Prakualifikasi; Penilaian kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha peserta lelang dilakukan dengan Pasca Kualifikasi, untuk pekerjaan yang kompleks dapat dilakukan dengan Prakualifiaksi. c) Penyusunan Daftar Peserta Lelang, Penyampaian Undangan dan Pengambilan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa; Daftar peserta lelang yang disahkan oleh PPK harus diundang untuk mengambil dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dan hanya penyedia barang/jasa yang diundang sebagai peserta lelang yang diperkenankan memasukkan penawaran. d) Penjelasan Lelang; Penjelasan lelang dihadiri oleh para penyedia barang/jasa yang terdaftar dalam daftar peserta lelang. Bila diperlukan panitia/pejabat pengadaan dapat memberikan penjelasan dengan melakukan peninjauan lapangan. Berita Acara Penjelasan (BAP) harus ditandatangani oleh panitia/pejabat pengadaan dan minimal 1 (satu) wakil peserta yang hadir. e) Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Lelang; Metoda penyampaian dokumen penawaran yang akan digunakan harus dijelaskan pada waktu penjelasan. Pada akhir batas waktu penyampaian dokumen penawaran, panitia/pejabat pengadaan menolak dokumen penawaran yang terlambat dan/atau tambahan dokumen penawaran yang masuk. Saat pembukaan, panitia harus meminta kesediaan sekurang-kurangnya 2 (dua) wakil dari peserta lelang yang hadir sebagai saksi. f) Evaluasi Penawaran; Evaluasi dilakukan terhadap semua penawaran masuk yang meliputi evaluasi administrasi, teknis dan harga. g) Pembuktian Kualifikasi;
Badan Pemeriksa Keuangan

Direktorat Litbang

hal 14

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

Pada penyedia barang/jasa yang diusulkan sebagai pemenang dan pemenang cadangan dilakukan verifikasi data dan informasi dengan meminta asli dokumen yang sah dan bila diperlukan dilakukan konfirmasi dengan pihak terkait. h) Pembuatan Berita Acara Hasil Lelang; Panita/Pejabat Pengadaan membuat kesimpulan dari hasil evaluasi administrasi, teknis dan harga dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP). BAHP memuat hasil pelaksanaan pelelangan dan bersifat rahasia sampai penandatanganan kontrak. i) Penetapan Pemenang Lelang; Panitia/Pejabat Pengadaan membuat dan menyampaiakan laporan kepada PPK untuk menetapkan pemenang. Laporan disertai usulan calon pemenang lelang yang menguntungkan bagi negara. j) Pengumuman Pemenang Lelang; Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh panitia/pejabat pengadaan pada peserta selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah diterima surat penetapan penyedia barang/jasa dari pejabat berwenang. k) Sanggahan Peserta Lelang dan Pengaduan Masyarakat; Keberatan atas penetapan pemenang lelang diberi kesempatan mengajukan sanggahan secara tertulis selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang. Sanggahan disampaikan kepada pejabat yang menetapkan pemenang lelang disertai bukti penyimpangan dan untuk yang disampaikan bukan pada pejabat berwenang yang menetapkan pemenang dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti. Panitia/pejabat pengadaan wajib menyampaikan bahan-bahan yang berkaitan dengan sanggahan kepada pejabat berwenang dan memberikan jawaban sanggahan. l) Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebagai pelaksana pekerjaan yang dilelangkan. m) Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang; Pelelangan dapat dinyatakan gagal dengan beberapa kondisi diantaranya penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) atau pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan. Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal, PPK memerintahkan pelelangan ulang dengan beberapa prosedur. n) Penandatanganan Kontrak. Setelah SPPBJ terbit, PPK menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan. 2) Pelelangan Terbatas Pada prinsipnya sama dengan pelelangan umum kecuali dalam pengumuman dicantumkan kriteria peserta dan nama penyedia barang/jasa yang diundang. 3) Pemilihan Langsung a) Penetapan Calon Peserta; Panitia/pejabat pengadaan wajib melakukan prakualifikasi dan harus diumumkan. b) Undangan, Permintaan Penawaran dan Evaluasi; Panitia/pejabat pengadaan mengundang sebanyak-banyaknya calon peserta yang lulus prakualifikasi dan menyusun penawaran sebagai dasar melakukan klarifikasi serta negosiasi. Berita acara klarifikasi dan negosiasi dijadikan dasar panitia/pejabat pengadaan membuat surat usulan penetapan penyedia barang/jasa pada pejabat berwenang.
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 15

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

c) Penetapan Pemenang;
Berdasarkan usulan dari panitia/pejabat pengadaan, pejabat yang berwenang menetapkan pemenang pemilihan langsung. d) Sanggahan dan Pengaduan; Mekanisme dan prosedur sanggarahan dan pengaduan mengikuti ketentuan seperti yang ditetapkan pada proses pelelangan. e) Penunjukan Pemenang; PPK menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa untuk melaksanakan pekerjaan f) Penandatanganan Kontrak. PPK menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan. 4) Penunjukan Langsung a) Penilaian Kualifikasi; Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi terhadap penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk pekerjaan kompleks. b) Permintaan Penawaran dan Negosiasi Harga; Panitia /pejabat pengadaan mengundang penyedia barang/jasa untuk mengajukan penawaran secara tertulis dan melakukan evaluasi, klarifikasi, negosiasi teknis dan harga, serta membuat berita acara hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi. c) Penetapan Penunjukan Langsung; Panitia/pejabat pengadaan mengusulkan hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi kepada pejabat yang berwenang untuk ditetapkan. d) Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; Berdasarkan surat penetapan, panitia/pejabat pengadaan mengumumkan di papan pengumuman resmi dan PPK menerbitkan SPPBJ pada penyedia barang/jasa yang ditunjuk. e) Pengaduan; Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan apabila dalam proses penunjukan langsung dipandang tidak transparan, tidak adil dan terdapat indikasi KKN. f) Penandatanganan Kontrak. Penandatanganan kontrak mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam proses pelelangan. b. Penyusunan dan penandatanganan kontrak Kegiatan terakhir pada proses pelelangan adalah penandatanganan kontrak pekerjaan, yang meliputi nilai pekerjaan, hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditentukan secara pasti. Penandatanganan kontrak selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterbitkan surat keputusan penetapan penyedia barang/jasa. c. Pelaksanaan kontrak/penyerahan barang/jasa Setelah penandatangan kontrak, PPK segera melakukan pemeriksaan lapangan bersama dengan penyedia barang/jasa dan membuat berita acara keadaan lapangan/serah terima lapangan. Barang/jasa yang diserahkan harus sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam dokumen lelang. Penyerahan dapat dilakukan secara bertahap atau menyeluruh dan diakhiri dengan penyerahan final setelah masa pemeliharaan selesai.

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 16

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

E . Permasalahan Dalam Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah


21 Pada umumnya permasalahan dalam pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah disebabkan karena KKN. Pengadaan barang/jasa Pemerintah di sektor publik yang menimbulkan kerugian keuangan negara dapat disebabkan oleh 10 bentuk KKN, yaitu: 1. Pemberian suap/sogok (Bribery) Merupakan pemberian dalam bentuk uang, barang, fasilitas dan janji untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan yang akan berakibat menguntungkan terhadap diri sendiri atau pihak lain, yang berhubungan dengan jabatan yang dipegangnya pada saat itu. 2. Penggelapan (Embezzlement) Merupakan perbuatan mengambil tanpa hak oleh seorang yang telah mendapat kewenangan dari pejabat publik maupun swasta untuk mengawasi dan bertanggungjawab penuh terhadap barang milik negara. 3. Pemalsuan (Fraud) Suatu tindakan atau perilaku mengelabui orang lain atau organisasi untuk keuntungan dan kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain. 4. Pemerasan (Extortion) Memaksa seseorang untuk membayar atau memberikan sejumlah uang atau barang, atau bentuk lain, sebagai ganti dari seorang pejabat publik untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Perbuatan tersebut dapat diikuti dengan ancaman fisik ataupun kekerasan. 5. Penyalahgunaan Jabatan atau Wewenang (Abuse of Discretion) Mempergunakan kewenangan yang dimiliki untuk melakukan tindakan yang memihak atau pilih kasih kepada kelompok atau perorangan, sementara bersikap diskriminatif terhadap kelompok atau perorangan lainnya. 6. Pertentangan Kepentingan/Memiliki Usaha Sendiri (Internal Trading) Melakukan transaksi publik dengan menggunakan perusahaan milik pribadi atau keluarga, dengan cara mempergunakan kesempatan dan jabatan yang dimilikinya untuk memenangkan kontrak pemerintah. 7. Pilih kasih (Favouritism) Memberikan pelayanan yang berbeda berdasarkan alasan hubungan keluarga, afiliasi partai politik, suku, agama dan golongan, yang bukan kepada alasan obyektif seperti kemampuan, kualitas, rendahnya harga, dan profesionalisme kerja. 8. Menerima komisi (Commission) Pejabat publik menerima sesuatu yang bernilai dalam bentuk uang, saham, fasilitas, barang, dan lain-lain sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan atau hubungan bisnis dengan pemerintah. 9. Nepotisme (Nepotism) Berupa tindakan untuk mendahulukan sanak keluarga, kawan dekat, anggota partai politik yang sepaham, dalam penunjukan atau pengangkatan staf, panitia pelelangan, atau pemilihan pemenang lelang. 10. Kontribusi atau sumbangan ilegal (Illegal Contribution) Hal ini terjadi apabila partai politik atau pemerintah yang sedang berkuasa menerima sejumlah dana sebagai suatu kontribusi dari hasil yang dibebankan kepada kontrak pemerintah.
Permasalahan umum dalam pengadaan barang/jasa pemerintah

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 17

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Bab II

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 18

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB III

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab III

BAB III PETUNJUK PEMERIKSAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH


A. Petunjuk Umum
01 Dasar Hukum Pemeriksaan Pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu dengan prosedur eksaminasi yang mengacu kepada: 1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4286); 2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4355); 3. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4400);
Petunjuk umum pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah

4. Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 4654); 5. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4707);

6. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1/K/I-XIII.2/2/2008 tanggal


19 Februari 2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan. 02 Standar Pemeriksaan Standar pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah adalah Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh Badan Badan Pemeriksa Keuangan yang mengatur Standar Umum, Standar Pelaksanaan Pemeriksaan dan Standar Pelaporan. Panduan Manajemen Pemeriksaan Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) atas Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah adalah PMP yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang mengatur Perencanaan Pemeriksaan, Pelaksanaan Pemeriksaankerjaan, Pelaporan Hasil Pemeriksaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Evaluasi Pemeriksaan. Metodologi Pemeriksaan Metodologi yang digunakan dalam pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara ringkas meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan yang meliputi 11 langkah. Di dalam proses pemeriksaan tersebut, ukuran atau kriteria yang digunakan adalah standar pemeriksaan, PMP serta tujuan dan harapan penugasan. Di dalam proses tersebut, supervisi serta pengendalian dan penjaminan mutu pemeriksaan dilakukan sepanjang proses tersebut. Secara ringkas, metodologi pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah sebagai berikut:
Badan Pemeriksa Keuangan

Standar pemeriksaan adalah standar yang ditetapkan BPK

03

Panduan Manajemen Pemeriksaan yang ditetapkan BPK

04

Tahapan pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah

Direktorat Litbang

hal 17

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab III

Ukuran Kinerja Pemeriksaan - Standar Pemeriksaan - Panduan Manajemen Pemeriksaan - Tujuan dan Harapan Penugasan PERENCANAAN 1. Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan 2. Pemahaman Entitas 3. Penilaian Risiko dan SPI 4. Penetapan Kriteria Pemeriksaan 5. Penyusunan P2 dan PKP 7. Penyusunan Temuan Pemeriksaan 10. Perolehan Tanggapan dan Tindakan perbaikan yang direncanakan PELAKSANAAN PELAPORAN

6. Pengumpulan dan Analisis bukti

9. Penyusunan Konsep LHP

8. Penyampaian Temuan Pemeriksaan kepada Entitas

11. Penyusunan dan Penyampaian LHP

DOKUMENTASI KOMUNIKASI SUPERVISI-KENDALI DAN KEYAKINAN MUTU

05

Lingkup Pemeriksaan 6 Lingkup pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi (1) Perencanaan dan prosesPersiapan pengadaan barang/jasa pemerintah (2) Perencanaan dan prosesPelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintahtanah (3) Sistem Pengendalian Iintern pengadaan barang/jasa dan tanah.(4) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan prosedur pengadaan barang/jasa pemerintah.(4) Pengendalian intern pengadaan barang/jasa dan tanah. Waktu Pemeriksaan 7 Pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP) dengan mengacu pada PMP dan harapan penugasan. Jangka waktu tersebut meliputi pemeriksaan lapangan sampai dengan penyampaian pelaporan hasil pemeriksaan kepada entitas, DPR/DPD dan /DPRDPemerintah.

Lingkup Pemeriksaan

06

Waktu Pemeriksaan

B. Petunjuk Perencanaan Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


07 Perencanaan pemeriksaan terdiri atas 5 (lima) langkah yaitu: 1. Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan, 2. Pemahaman Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa (entitas), 3. Penilaian Risiko dan SPI, 4. Penetapan Kriteria Pemeriksaan, dan 5. Penyusunan Program Pemeriksaan dan Program Kerja Perorangan 1. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan Tujuan pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah adalah untuk meyakinkan bahwa pengadaan tersebut telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menilai apakah: a. Apakah penyusunan rencana kebutuhan barang/jasa didasarkan pada
Badan Pemeriksa Keuangan
PERENCANAAN 1. Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan 2. Pemahaman Entitas 3. Penilaian Risiko dan SPI

08

Direktorat Litbang

hal 18

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab III

kebutuhan riil entitas dengan mempertimbangkan program-program yang ingin dicapai;

b. Apakah penyusunan anggaran telah mempertimbangkan rencana


kebutuhan barang yang telah disusun; c. Apakah proses pengadaan barang/jasa telah sesuai dengan pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah; d. Apakah penyedia telah memenuhi kewajibannya untuk menyerahkan barang/jasa kepada pemerintah sesuai dengan kontrak/perjanjian, baik dari aspek kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan; e. Apakah barang/jasa hasil pengadaan telah dimanfaatkan pemerintah sesuai dengan tujuan pengadaannya. Dalam rangka pencapaian tujuan, penugasan atas pemeriksaan dengan tujuan tertentu memiliki harapan-harapan dari pemberi tugas. Pemeriksa harus memperoleh harapan-harapan penugasan secara tertulis dari pemberi tugas melalui suatu komunikasi yang intensif. Hal ini untuk menghindari harapanharapan yang tidak dapat dipenuhi oleh pemeriksa. Harapan dari pemberi tugas tersebut harus didokumentasikan. Dokumentasi atas harapan penugasan menjadi salah satu dasar dalam penyusunan program pemeriksaan dan penentuan kebutuhan pemeriksa. Format pemahaman tujuan dan harapan penugasan dapat dilihat pada lampiran III.1. 09 2. Pemahaman atas kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah (entitas) Pemahaman kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah yang diperiksa dapat dilakukan dengan perolehan data dan informasi dari laporan hasil pemeriksaan sebelumnya, Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) sebelumnya, hasil komunikasi dengan pemeriksa sebelumnya dan database entitas pemeriksaan mengenai (1) tujuan entitas/program/kegiatan, (2) aktivitas utama entitas/program/kegiatan, (3) sistem akuntansi entitas, (4) prosedur pelaksanaan dan pengawasan aktivitas, (5) sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas, dan (6) hasil pemeriksaan dan studi lain yang sebelumnya telah dilaksanakan berkaitan dengan pengadaan barang/jasa pemerintah. Pemeriksa harus memperoleh informasi tindak lanjut yang telah dilakukan berkaitan dengan temuan dan rekomendasi yang signifikan dari entitas yang diperiksa atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, pemeriksaan dengan tujuan tertentu atau studi lain yang sebelumnya telah dilaksanakan berkaitan dengan hal yang diperiksa. Informasi yang diperoleh digunakan untuk menentukan: (1) periode pemeriksaan sebelumnya yang harus diperhitungkan, (2) lingkup pekerjaan yang diperlukan untuk memahami tindak lanjut temuan signifikan, dan (3) pengaruh periode dan lingkup pekerjaan tersebut terhadap penilaian risiko dan prosedur pemeriksaan dalam perencanaan pemeriksaan. Pemahaman pemeriksa atas entitas harus didokumentasikan dalam KKP. Contoh dokumentasi pemahaman pemeriksa atas entitas dapat dilihat pada Lampiran III.2.

4. Penetapan Kriteria Pemeriksaan 5. Penyusunan P2 dan PKP

10

3. Penilaian Resiko dan SPI


Penilaian risiko dan SPI untuk menentukan area-area yang berisiko tinggi yang akan dijadikan fokus pemeriksaan. Langkah-langkah dalam penilaian risiko adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi risiko yang dihadapi entitas serta dampak risiko tersebut terhadap pencapaian tujuan entitas. Langkah ini di dokumentasikan dalam kertas kerja yang dapat dilihat pada lampiran III.3; b. Mempertimbangkan pengaruh peraturan perundangan dan risiko kecurangan yang mungkin terjadi;

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 19

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab III

c. Memastikan apakah entitas telah memiliki sistem pengendalian yang memadai untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko-risiko yang tersebut. Jika entitas diketahui memiliki sistem pengendalian yang lemah, maka pemeriksa dapat: (1) menghentikan pengujian SPI dan membuat simpulan atas SPI atau (2) melakukan pengujian substantif dengan memperluas lingkup pemeriksaan dan pengumpulan bukti. Langkah ini di dokumentasikan dalam kertas kerja yang dapat dilihat pada lampiran III.4.; d. Menentukan fokus pemeriksaan yang memiliki potensi risiko tinggi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut setelah mempertimbangkan point a,b,c tersebut di atas yang berpengaruh terhadap pengadaan barang/jasa pemerintah. Untuk menentukan area kunci, pemeriksa melakukan penilaian (pemahaman dan pengujian) SPI terhadap potensi risiko dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara uji petik berdasarkan tingkat risiko. Penilaian sistem pengendalian intern dilakukan berdasarkan pemahaman atas sistem pengendalian intern yang dapat membantu pemeriksa untuk (1) Mengidentifikasi unsur-unsur pengendalian (pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan); (2) Mengidentifikasi dampak penting; (3) Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko terjadinya dampak penting; (4) Mendesain pengujian sistem pengendalian intern, dan (5) Mendesain prosedur pengujian terinci. Langkah-langkah penilaian SPI a. Reviu dokumen baik dokumen eksternal maupun dokumen internal untuk memastikan bahwa SPI yang dirancang sudah memadai. Dokumen eksternal mencakup antara lain surat atau memorandum yang diterima oleh entitas, faktur (invoice) dari penyedia barang/jasa, leasing, kontrak, laporan pemeriksaan internal dan eksternal, serta konfirmasi pihak ketiga. Dokumen internal bersumber dari dalam organisasi entitas, mencakup antara lain catatan akuntansi, fotokopi surat keluar, deskripsi tugas, rencana, anggaran, laporan dan memorandum internal, rangkuman kinerja, dan prosedur dan kebijakan internal; b. Diskusi dengan pimpinan/manajemen entitas dan/atau komite audit entitas; c. Diskusi dengan personil satuan kerja pengawas intern dan membaca laporan pemeriksaan intern; d. Observasi Fisik, yaitu mengamati dan mencatat berbagai situasi dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah; e. Pengujian Pengendalian, yaitu melakukan pengujian terhadap pengendalian dengan memastikan apakah pengendalian telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Langkah dalam penilaian risiko dan penilaian SPI dapat dilakukan melalui pemeriksaan pendahuluan. Pemeriksa melakukan penentuan materialitas dan penentuan uji petik dengan mengacu pada juknis terkait. Berdasarkan langkah-langkah dalam penilaian risiko dan SPI, pemeriksa mengetahui area-area berisiko yang akan dijadikan sebagai fokus pemeriksaan. Seluruh langkah didokumentasikan dalam formulir penilaian risiko dan SPI. Formulir tersebut dapat dilihat pada lampiran III.3. 11

4. Penetapan Kriteria Pemeriksaan


Penetapan kriteria dalam pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah diperlukan sebagai alat komunikasi dalam tim pemeriksa

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 20

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab III

mengenai sifat pemeriksaan dan alat komunikasi dengan entitas yang diperiksa, juga sebagai penghubung antara tujuan pemeriksaan dengan program pemeriksaan, dasar penyusunan prosedur pemeriksaan, pengumpulan data dan temuan pemeriksaan. Langkah penentuan kriteria pemeriksaan yang ada dalam pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah diantaranya adalah sebagai berikut: a. Menentukan jenis dan sumber penentuan kriteria seperti dasar hukum yang berlaku, tujuan pengadaan barang/jasa pemerintah yang dikerjakan, dll; b. Menentukan teknik pengembangan kriteria. Seluruh langkah dalam penetapan kriteria didokumentasikan dalam formulir penetapan kriteria. Formulir tersebut dapat dilihat pada lampiran III.5. 12 5. Penyusunan Program Pemeriksaan (P2) dan Program Kerja Perorangan (PKP) Berdasarkan persiapan pemeriksaan di atas, program pemeriksaan disusun untuk mempermudah dan memperlancar pemeriksa dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, sedangkan PKP disusun untuk pembagian tugas anggota tim agar lebih fokus dan alokasi tanggung jawab dalam rangka pelaksanaan tugas pemeriksaan jelas. Program pemeriksaan mengungkapkan antara lain a. Dasar Hukum Pemeriksaan, b. Standar Pemeriksaan, c. Tujuan Pemeriksaan, d. Entitas yang Diperiksa, e. Lingkup Pemeriksaan, f. Hasil Pemahaman Sistem Pengendalian Intern, g. Sasaran Pemeriksaan, h. Kriteria Pemeriksaan, i. Alasan Pemeriksaan, j. Metoda Pemeriksaan, k. Petunjuk Pemeriksaan, l. Jangka Waktu Pemeriksaan, m. Susunan Tim dan Rincian Biaya Pemeriksaan, n. Kerangka Laporan Hasil Pemeriksaan, o. Waktu Penyampaian dan Distribusi Laporan Hasil Pemeriksaan. Tahapan pada proses pengadaan barang/jasa pemerintah indikasi penyimpangan yang perlu diperhatikan dalam menyusun program pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah, dapat dilihat pada lampiran III.6.

Bentuk P2 dan PKP mengacu pada PMP dapat dilihat pada lampiran III.7

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 21

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab III

C. Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


13 Pelaksanaan pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah meliputi 3 (tiga) langkah, yaitu: (1) Pengumpulan dan Analisis Bukti, (2) Penyusunan Temuan Pemeriksaan, dan (3) Penyampaian Temuan Pemeriksaan Kepada Entitas yang Diperiksa. Dalam tahap ini, temuan pemeriksaan belum merupakan laporan pemeriksaan melainkan berupa kumpulan permasalahan yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan. Permasalahan ini akan dianalisa untuk memperoleh simpulan yang memadai atas asersi yang diuji.
PELAKSANAAN 6. Pengumpulan dan analisis bukti 7. Penyusunan Temuan Pemeriksaan 8. Penyampaian Temuan Pemeriksaan kepada Entitas

14

1. Pengumpulan dan Analisis Bukti


Pengumpulan dan analisis bukti dilakukan guna mengetahui kesesuaian suatu program, kegiatan, atau hal lain yang dilakukan oleh entitas yang diperiksa terhadap kriteria yang ditetapkan, dengan tujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti pemeriksaan sebagai pendukung temuan dan simpulan pemeriksaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan dan analisis bukti adalah:

a. Pengumpulan Bukti Pemeriksaan dilakukan dengan 1) Reviu Dokumen


(Document Review), 2) Wawancara dan 3) Observasi Fisik, observasi fisik dilakukan untuk menentukan keberadaan atau kondisi aset fisik. Observasi langsung juga mencatat berbagai situasi dan kegiatan terinci yang dilakukan oleh staf entitas dan apakah kegiatan tersebut sesuai dengan wewenang yang dimiliki.

b. Analisis Bukti Pemeriksaan, mempertimbangkan Jenis dan sumber bukti


yang diuji, serta Waktu dan biaya yang diperlukan untuk menguji bukti. Langkah yang dilakukan dalam pengujian bukti adalah membandingkan hasil pengujian bukti-bukti pemeriksaan dengan kriteria pemeriksaan, dan jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi dan kriteria, pemeriksa dapat menggunakan model analisis sebab akibat (causalitas analysis) untuk mengidentifikasi bukti tersebut.

c. Penyusunan

Kertas Kerja Pemeriksaan, langkah-langkah dalam pelaksanaan pemeriksaan harus didokumentasikan bentuk KKP. Dokumentasi pemeriksaan yang terkait dengan pelaksanaan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk menjadi bukti yang mendukung pertimbangan dan simpulan pemeriksa dan menggambarkan catatan penting mengenai kegiatan yang dilaksanakan oleh pemeriksa sesuai dengan standar. Secara rinci dapat dilihat pada petunjuk pelaksanaan KKP. Apabila dalam pengujian analitis pemeriksa menemukan indikasi kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturan perundangundangan yang secara material mempengaruhi hal yang diperiksa, pemeriksa harus menerapkan prosedur tambahan untuk memastikan bahwa kecurangan dan/atau penyimpangan tersebut telah terjadi dan menentukan dampaknya terhadap hal yang diperiksa. Rincian pengujian terinci atas pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah dapat dilihat pada lampiran III.8

15

2. Penyusunan Temuan Pemeriksaan Konsep Temuan Pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah merupakan kumpulan indikasi permasalahan yang ditemukan oleh pemeriksa selama proses pemeriksaan sebagai hasil pengumpulan dan pengujian bukti di lapangan dan perlu dikomunikasikan kepada entitas yang
Badan Pemeriksa Keuangan hal 22

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab III

diperiksa. Penyusunan temuan pemeriksaan dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Analisis hasil pengujian bukti untuk mengidentifikasi adanya perbedaan yang signifikan antara kondisi dan kriteria. b. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi dengan kriteria, identifikasikan dampak yang ditimbulkan dari perbedaan untuk mengetahui akibat dan sebab dari perbedaan tersebut

c. Unsur sebab tidak wajib muncul, namun jika unsur sebab akan
dimunculkan, unsur sebab tersebut harus merupakan unsur sebab yang berkaitan erat dengan akibat. d. Susun unsur-unsur temuan pemeriksaan tersebut sehingga menjadi suatu temuan pemeriksaan. Konsep temuan pemeriksaan disusun oleh anggota tim atau ketua tim pemeriksa pada saat pemeriksaan berlangsung di lokasi entitas yang diperiksa. Khusus untuk konsep temuan pemeriksaan yang disusun oleh anggota tim pemeriksa, konsep tersebut harus mendapatkan koreksi/persetujuan dari ketua tim pemeriksa. Seluruh langkah dalam Penyusunan Temuan Pemeriksaan didokumentasikan dalam suatu Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP). 16 3. Penyampaian Temuan Pemeriksaan Kepada Entitas Konsep Temuan Pemeriksaan disampaikan ketua tim pemeriksa kepada entitas atau penanggung jawab kegiatan entitas yang bersangkutan, penyampaian konsep temuan pemeriksaan ini harus diberi watermark dengan kata KONSEP. Ketua tim menyampaikan temuan pemeriksaan kepada pejabat entitas yang berwenang. Penyampaian temuan pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah tersebut merupakan akhir dari pekerjaan lapangan pemeriksaan. Hal ini merupakan batas tanggung jawab pemeriksa terhadap program/kegiatan yang diperiksa. Pemeriksa tidak dibebani tanggung jawab atas suatu kondisi yang terjadi setelah tanggal pekerjaan lapangan tersebut. Tanggal penyampaian temuan pemeriksaan tersebut merupakan tanggal laporan hasil pemeriksaan

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 23

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab III

D. Petunjuk Pelaporan Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


17 Hasil pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa dituangkan secara tertulis ke dalam suatu bentuk laporan yang disebut dengan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Pelaporan hasil pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah meliputi 3 (tiga) kegiatan, yaitu: 1. Penyusunan Konsep LHP, 2. Perolehan Tanggapan dan Tindakan Perbaikan yang Direncanakan, dan 3. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian LHP.
PELAPORAN

09. Penyusunan Konsep LHP

18

1. Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan.


Konsep laporan hasil pemeriksaan disusun oleh ketua tim pemeriksa dan disupervisi oleh pengendali teknis. Konsep LHP disusun berdasarkan temuan pemeriksaan yang merupakan jawaban dari tujuan pemeriksaan. Konsep LHP mengacu pada format dan tata cara penyusunan yang disajikan dalam juklak pelaporan pemeriksaan. Hal penting untuk diperhatikan adalah adanya time gap antara penyampaian TP dengan penyampaian LHP maka dimungkinkan bahwa temuan yang sudah disampaikan dalam TP dapat saja tidak disajikan dalam LHP jika manajemen entitas yang diperiksa dapat memberikan bukti yang kemudian dapat diyakini oleh pemeriksa. Konsep LHP dibahas secara berjenjang mulai dari ketua tim pemeriksaan hingga penanggung jawab dengan tujuan (1) penjaminan mutu LHP agar sesuai standar dan prosedur pemeriksaan serta (2) menentukan simpulan yang akan dimuat dalam LHP. Keseluruhan hasil pemeriksaan tersebut dilengkapi dengan tanggapan dari pejabat entitas yang berwenang dan simpulan terhadap temuan pemeriksaan yang termuat di dalam konsep hasil pemeriksaan tersebut. Pengendali teknis menyampaikan konsep LHP yang telah dianalisis dan direviu kepada penanggung jawab. Penanggung jawab mengidentifikasi unsur LHP yang merupakan informasi rahasia dan indikasi Tindak Pidana Korupsi (TPK). Sesuai SPKN dan ketentuan yang berlaku, informasi rahasia tidak dapat diungkapkan dalam LHP. Namun, LHP harus mengungkapkan sifat informasi yang tidak dilaporkan dan ketentuan perundang-undangan yang menyebabkan tidak dilaporkannya informasi tersebut. Penanggung jawab menyampaikan konsep LHP yang telah dianalisis dan direviu kepada Tortama/Kalan, termasuk informasi rahasia dan indikasi TPK. Laporan Hasil Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang merupakan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu terdiri dari: a. Simpulan Hasil Pemeriksaan atas hal yang diuji dan temuan pemeriksa atas pengujian bukti-bukti selama pelaksanaan pemeriksaan. b. Temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundangan yang mengungkapkan yang akan mempengaruhi simpulan pemeriksaan. c. Simpulan mengenai kelemahan SPI yang ditemukan selama proses pemeriksaan Laporan Hasil Pemeriksaan yang berupa hasil pemeriksaan harus memuat hal-hal berikut: a. Pernyataan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan Standar Pemeriksaan. Pemeriksa dalam menjalankan tugas pemeriksaannya diwajibkan untuk mengikuti standar pemeriksaan yang ada. Dalam pelaksanaan pemeriksaan keuangan negara, pemeriksa BPK dan/atau yang berkerja untuk dan atas nama BPK berpegang pada SPKN. b. Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan. Suatu laporan hasil pemerikaan harus memuat tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan. Pemeriksa harus menjelaskan alasan mengapa suatu

10. Perolehan Tanggapan dan Tindakan Perbaikan yang Direncanakan

11. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian LHP

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 24

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab III

entitas diperiksa, apa yang diharapkan tercapai dari pelaksanaan pemeriksaan, apa yang diperiksa, dan bagaimana cara pemeriksaan itu dilakukan. c. Hasil temuan berupa temuan pemeriksaan dan simpulan. Salah satu bagian pokok dari LHP merupakan temuan pemeriksaan yang merupakan potret kenyataan yang ditemui pemeriksa dalam melaksanakan suatu pemeriksaan kinerja. Selain itu LHP juga harus memuat suatu simpulan pemeriksaan. d. Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan. Tanggapan tertulis dan resmi harus didapatkan pemeriksa atas temuan, simpulan dan pemeriksaan. e. Tindakan perbaikan yang direncanakan entitas. Pemeriksa harus memperoleh tindakan perbaikan yang direncakan entitas atas temuan dan simpulan pemeriksa. Tindakan tersebut harus diungkapkan dalam laporan. f. Pelaporan informasi rahasia bila ada. Berdasarkan ketentuan perundangan dimungkinkan beberapa informasi yang bersifat rahasia tidak diungkapkan dalam LHP. 19 2. Perolehan Tanggapan dan Tindakan Perbaikan yang Direncanakan. Konsep LHP yang telah disetujui penanggung jawab selanjutnya dibahas bersama dengan manajemen entitas yang diperiksa untuk memperoleh tanggapan dan rencana perbaikan yang akan dilakukan, secara resmi dan tertulis. Tujuan pembahasan adalah untuk membicarakan simpulan hasil pemeriksaan secara menyeluruh dan kemungkinan tindakan perbaikan yang direncanakan oleh manajemen entitas. Hasil pembahasan Konsep LHP harus dituangkan dalam Risalah Pembahasan Konsep LHP yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan harus didokumentasikan. Pemeriksa harus meminta tanggapan tertulis dari pimpinan atau pejabat yang bertanggung jawab dalam entitas yang diperiksa mengenai temuan dan simpulan serta tindakan perbaikan yang direncanakan. Dalam hal terdapat temuan yang bersifat kecurangan, pemeriksa diperkenankan untuk tidak meminta tanggapan dari pejabat entitas yang berwenang dengan pertimbangan bahwa permintaan tanggapan tersebut akan mengganggu proses penyidikan di masa yang akan datang dan untuk temuan yang berupa kerugian negara, pemeriksa harus memasukkan tindakan otomatis dari auditee sebagai tindak lanjut atas temuan tersebut. 20 3. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan. Penyusunan LHP diawali dengan mengevaluasi tanggapan yang berupa suatu janji atau rencana untuk tindakan perbaikan tidak boleh diterima sebagai alasan untuk menghilangkan temuan yang signifikan atau simpulan yang diambil. Setelah ada kesesuaian antara tanggapan dengan konsep LHP, LHP Final yang telah disusun kemudian direviu dan ditandatangani oleh penanggung jawab dan harus dilengkapi dengan tanggapan yang berupa tindakan perbaikan yang direncanakan dari pejabat entitas yang bertanggung jawab. LHP Final yang telah ditandatangani oleh penanggung jawab didistribusikan kepada pihak yang secara resmi berkepentingan atau pihak yang telah disepakati sebagai penerima laporan antara lain: a. Lembaga Perwakilan: DPR/DPD atau DPRD. b. Entitas yang diperiksa. c. Pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut pemeriksaan. d. Pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima LHP sesuai dengan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 25

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab III

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Pimpinan Departemen/Lembaga Negara yang terkait dengan entitas yang diperiksa. f. Dan pihak terkait lainnya yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 26

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB IV

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab IV

BAB IV PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU


A. Dasar Pengendalian dan Penjaminan Mutu
01 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara dalam pernyataan standar umum keempat mensyaratkan bagi setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan harus memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak lain yang berkompeten. Terkait dengan hal tersebut maka dalam rangka pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dibutuhkan adanya pengendalian mutu dan penjaminan mutu.
SPKN sebagai standar umum

B. Pengertian Pengendalian dan Penjaminan Mutu


02 Pengendalian mutu merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa proses pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pemeriksaan dan harapan penugasan pemeriksaan, serta telah memenuhi SPKN. Sedangkan penjaminan mutu merupakan tindakan untuk memastikan bahwa proses pengendalian mutu telah dilaksanakan.
Pengertian pengendalian dan penjaminan mutu

C. Proses Pengendalian dan Penjaminan Mutu


03 1. Proses Pengendalian Mutu Pengendalian mutu dilaksanakan melalui dua bentuk pengendalian, yaitu (1) pengendalian mutu oleh tim secara berjenjang dan (2) pengendalian mutu oleh penanggung jawab penugasan. 04 Penanggung jawab penugasan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh proses pengendalian mutu oleh Tim telah dilaksanakan. Proses supervisi meliputi: a. Ketua Tim melakukan pengendalian mutu/supervisi atas anggota tim pada saat pelaksanaan pekerjaan lapangan dengan mendasarkan pada PKP. b. Pengendali Teknis melakukan pengendalian mutu/supervisi atas Ketua Tim. c. Penanggung Jawab melakukan pengendalian mutu/supervisi atas Pengendali Teknis. Pengendalian mutu/supervisi oleh ketua tim, pengendali teknis, dan penanggung jawab meliputi pemberian saran bagi tim pemeriksa apabila menemukan kendala dalam pemeriksaan dan pemantauan implementasi metodologi pemeriksaan. Sebagai contoh adalah pemberian pendapat mengenai kriteria pemeriksaan yang dapat dipakai untuk suatu indikasi temuan pemeriksaan tertentu, penambahan langkah-langkah prosedur pemeriksaan, pemberian saran terkait dengan temuan pemeriksaan berdasarkan pengalaman profesionalismenya, dan sebagainya. Contoh laporan reviu sheet dapat dilihat di lampiran IV.1 Penjaminan mutu oleh Tim merupakan proses supervisi yang dilakukan secara berjenjang oleh Kasub Tim/Ketua Tim, Pengendali Teknis dan Penanggung Jawab Tim.
Badan Pemeriksa Keuangan 26

Proses pengendalian mutu

05

06

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab IV

Dengan demikian, dalam supervisi perlu ditekankan: a. pemenuhan tujuan dan harapan penugasan, b. pelaksanaan program pemeriksaan, serta c. penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan. Pelaksanaan supervisi secara berjenjang tersebut dilakukan dengan mengisi laporan perkembangan pelaksanaan pemeriksaan. Laporan perkembangan tersebut antara lain mengungkapkan kesesuaian atau pencapaian pelaksanaan pemeriksaan dengan tujuan dan harapan penugasan serta program pemeriksaan. Contoh laporan perkembangan pelaksanaan pemeriksaan dapat dilihat di Lampiran IV.2 Untuk menjamin kesimpulan yang sama terhadap permasalahan yang sama, orang yang melakukan supervisi tersebut mengikuti konsolidasi pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan. 07 a. Supervisi Pemenuhan Tujuan dan Harapan Penugasan Supervisi pemenuhan tujuan dan harapan penugasan dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan dapat atau telah memenuhi harapan penugasan. Ketua tim pemeriksaan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi atas pekerjaan pemeriksa dengan melakukan reviu pelaksanaan pemenuhan tujuan dan harapan penugasan. Pengendali teknis melakukan supervisi atas pemenuhan tujuan dan harapan penugasan atas kegiatan supervisi ketua tim. Hal ini dilakukan dengan merviu kertas kerja anggota tim pemeriksaan dan secara uji petik melakukan reviu kegiatan anggota tim tersebut. Selanjutnya penanggung jawab melakukan supervisi kegiatan pengendali teknis. Pengendali teknis dan atau penanggung jawab menggunakan program pemeriksaan dan formulir harapan penugasan sebagai kriteria penilaian. Apabila terjadi penyimpangan dari tujuan dan harapan penugasan, pengendali teknis dan atau penanggung jawab menanyakan latar belakang, alasan, dan sebabnya, serta mengambil kesimpulan apakah menerima penyimpangan tersebut atau tidak. Untuk menjamin agar penilaian masing-masing orang yang melakukan supervisi bisa seragam terhadap kriteria supervisi, orang yang melakukan supervisi tersebut harus menggunakan harapan penugasan sebagai acuan. Hasil supervisi dituangkan dalam KKP yang sesuai dengan pengungkapan persetujuan atau catatan disertai paraf dan tanggal. 08 b. Supervisi Pelaksanaan Program Pemeriksaan Supervisi pelaksanaan program pemeriksaan dilakukan oleh ketua tim dengan membubuhkan tickmark atau catatan dengan paraf dan tanggal pada program pemeriksaan yang dijadikan KKP. Supervisi juga dilakukan terhadap substansi yang dihasilkan dalam pelaksanaan pemeriksaan. Pengendali teknis menguji hasil supervisi yang dilakukan oleh ketua tim terhadap pelaksanaan program pemeriksaan serta mereviu secara uji petik atas langkah pemeriksaan dalam program pemeriksaan tersebut dan melihat hasil pemeriksaan apakah telah sesuai dengan program pemeriksaan. Hasil supervisi pengendali teknis diungkapkan dalam program pemeriksaan yang akan dijadikan KKP (yang telah disupervisi ketua tim pemeriksaan) dengan membubuhkan catatan dan paraf serta tanggal supervisi dilakukan.
Supervisi pelaksanaan program pemeriksaan Supervisi pemenuhan tujuan dan harapan penugasan dilaksanakan

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

27

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Bab IV

Penanggung jawab mereviu pekerjaan pengendali teknis atas supervisi program pemeriksaan dan melakukan reviu secara uji petik hasil supervisi tersebut. Hasil supervisi diungkapkan dengan membuat catatan, paraf, dan tanggal pelaksanaan supervisi dalam program pemeriksaan yang telah diberikan catatan oleh pengendali teknis dan ketua tim. Apabila catatan-catatan tersebut tidak dapat atau tidak mungkin dilaksanakan, maka akan didiskusikan dengan pemberi catatan untuk memperoleh keputusan selanjutnya yang diparaf oleh pemberi catatan. 09 c. Supevisi Penyusunan dan Substansi Laporan Hasil Pemeriksaan. Ketua tim melakukan supervisi proses penyusunan dan bertanggung jawab atas susbstansi konsep laporan hasil pemeriksaan atas pengadan barang dan jasa pemerintah. Supervisi tersebut meliputi (1) kesesuaian dengan standar, pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis yang terkait; (2) materi laporan; (3) keakuratan angka; (4) tata bahasa; dan (5) waktu pelaporan. Hasil supervisi berupa persetujuan atau catatan di dalam konsep laporan hasil pemeriksaan yang disertai dengan paraf dan tanggal. Pengendali teknis dan atau penanggung jawab melakukan supervisi penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah baik melalui catatan dalam konsep laporan tersebut atau dalam pemberian pendapat atau arahan dalam pemantauan laporan tersebut. Catatan atas konsep laporan harus diparaf dan diberi tanggal. Untuk pendapat atau arahan, maka ketua tim pemeriksa bertanggung jawab menyusun risalah pemantauan yang diparaf oleh pengendali teknis dan penanggung jawab. Untuk mengendalikan mutu pelaporan digunakan Lembar Kendali Penyelesaian Laporan (LKPL) yang digunakan untuk memonitor ketepatan waktu penyelesaian laporan pemeriksaan. Bentuk LKPL dimuat dalam Lampiran IV.3. LKPL ditempatkan pada map yang menjadi sampul pengantar berkas LHP beserta konsep surat keluar. 2. Proses Penjaminan Mutu Penjaminan mutu dilaksanakan oleh penanggung jawab penugasan, selain itu penjaminan mutu dapat dilakukan oleh unit kerja pengawasan internal BPK-RI dan pihak lain yang berkompeten. Penanggung jawab penugasan bertanggungjawab untuk memastikan bahwa seluruh proses pengendalian mutu oleh tim telah dilaksanakan. Unit kerja pengawasan internal BPK-RI dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh tim untuk memastikan bahwa pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan telah memenuhi persyaratan yang dimuat dalam SPKN. Pihak lain yang berkompeten dapat melakukan reviu atas desain pengendalian mutu dan pelaksanaan pengendalian mutu yang dikembangkan oleh BPK-RI. Pelaksanaan reviu pengendalian mutu oleh organisasi pemeriksa ekstern yang berkompeten tersebut harus memenuhi persyaratan yang dimuat dalam SPKN.
Supervisi penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan

10

Proses penjaminan mutu

D.Pendokumentasian Pengendalian dan Penjaminan Mutu


11 Proses pengendalian dan penjaminan mutu harus didokumentasikan untuk memudahkan dalam proses reviu oleh pihak lain yang berkompeten. Contoh check list pengendalian mutu dan penjaminan mutu dapat dilihat pada Lampiran IV.4
Pendokumentasian proses pengendalian dan penjaminan mutu

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

28

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

BAB V

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Bab V

BAB V PEMANTAUAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


A. Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan
01 Tindak lanjut hasil pemeriksaan dilakukan oleh manajemen entitas yang diperiksa. Entitas menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan BPK atas pengadaan barang/jasa pemerintah dan memberikan jawaban/keterangan mengenai tindak lanjut tersebut paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak laporan hasil pemeriksaan tersebut diterima. Pemeriksa memantau tindak lanjut hasil pemeriksaan. Pemantauan tersebut dilakukan setelah pemeriksa memperoleh laporan perkembangan tindak lanjut hasil pemeriksaan dari entitas. Selama temuan belum ditindaklanjuti maka pemeriksa perlu terus memantau tindak lanjut. Hasil pemantauan setelah menerima jawaban/ keterangan tersebut disampaikan kepada DPR, DPD dan DPRD. Hasil pemantauan dalam pemeriksaan digunakan untuk pengembangan prosedur pemeriksaan selanjutnya. Pemantauan tindak lanjut tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan, antara lain: (1) memberitahukan secara tertulis kewajiban tindak lanjut tersebut kepada manajemen entitas yang diperiksa, (2) mereviu atas jawaban/keterangan dari manajemen entitas yang diperiksa, (3) melaporkan pemantauan tindak lanjut, dan (4) melakukan pemantauan tindak lanjut pada saat pemeriksaan.
Tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan

02

03

B. Pemberitahuan Tertulis tentang Kewajiban Tindak Lanjut


04 Pemberitahuan tertulis tentang kewajiban tindak lanjut merupakan informasi kepada pejabat berwenang untuk melakukan penjelasan tindak lanjut hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan Pasal 20 UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Pemberitahuan tersebut dilakukan dengan menyampaikan surat dari Auditor Utama Keuangan Negara kepada pemerintah pusat dan Kepala Perwakilan BPK-RI kepada pemerintah daerah mengenai kewajiban memberikan penjelasan/keterangan tindak lanjut hasil pemeriksaan. Pemberitahuan tertulis tersebut dapat dilakukan melalui surat pengantar penyampaian laporan hasil pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah dalam satu paragraf akhir surat atau melalui surat terpisah setelah penyampaian laporan hasil pemeriksaan dimaksud.
Pemberitahuan tertulis tentang kewajiban tindak lanjut

05

C. Reviu atas Jawaban/Keterangan Manajemen Entitas


06 Reviu atas jawaban/keterangan manajemen entitas dilakukan tim pemeriksa untuk melihat kesesuaian pelaksanaan tindak lanjut dengan simpulan/rekomendasi BPK dalam laporan hasil pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah. Kesimpulan reviu tersebut antara lain (1) telah sesuai dengan rekomendasi, (2) belum sesuai dengan rekomendasi, dan (3) belum ditindaklanjuti. Hasil reviu tersebut disampaikan ketua tim kepada pengendali teknis dan atau penanggung jawab untuk direviu dan disetujui.
Reviu atas jawaban/keterangan manajemen entitas

07

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 29

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Bab V

D. Pelaporan atas Pemantauan Tindak Lanjut


08 Hasil pemantauan tindak lanjut tersebut dituangkan dalam laporan hasil pemantauan tindak lanjut dengan kesimpulan: (1) selesai sesuai dengan rekomendasi, (2) belum selesai sesuai rekomendasi, atau (3) belum ditindaklanjuti. Laporan Pemantauan Tindak Lanjut untuk tingkat pusat ditandatangani oleh Anggota Pembina Utama BPK yang sesuai dengan kewenangannya untuk disampaikan kepada DPR dan DPD. Sedangkan untuk tingkat daerah, Kepala Perwakilan menyampaikan laporan pemantauan tersebut yang telah ditandatanganinya kepada DPRD. Bentuk laporan pemantauan tindak lanjut dapat dilihat pada Lampiran V.1.
Laporan hasil pemantauan tindak lanjut.

E. Pemantauan Tindak Lanjut Pada Saat Pemeriksaan


09 Pemeriksa wajib melakukan pemantauan atas tindak lanjut yang dilakukan oleh manajemen entitas terhadap laporan hasil pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah yang telah dilakukan sebelumnya.
Pemantauan atas tindak lanjut

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 30

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Bab V

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

hal 31

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

BAB VI

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Bab VI

BAB VI PENUTUP
A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
01 Petunjuk teknis pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ini mulai berlaku saat ditetapkan oleh Ketua BPK.
Pemberlakuan juknis

B. Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


02 Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat berupa perubahan petunjuk teknis dimaksud atau penjelasan atas substansi petunjuk teknis tersebut. Perubahan atas petunjuk teknis ini akan disampaikan secara resmi melalui surat keputusan tentang perubahan petunjuk teknis dimaksud. Penjelasan atas substansi petunjuk teknis atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah disampaikan secara tertulis oleh tim pemantauan pada Sub Direktorat Penelitian dan Pengembangan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu, Direktorat Penelitian dan Pengembangan, Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
Pemutakhiran juknis pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah.

03 04

C. Pemantauan Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


05 Petunjuk teknis ini merupakan dokumen yang dapat berubah sesuai dengan perubahan peraturan perundang-undangan, standar pemeriksaan, dan kondisi lain. Oleh karena itu, pemantauan atas juknis ini akan dilakukan oleh tim pemantauan juknis pemeriksaan. Selain itu, masukan atau pertanyaan terkait dengan petunjuk teknis ini dapat disampaikan kepada: Subdit. Litbang PDTT Ditama Revbangdiklat Email: litbangpdtt@bpk.go.id
Pemantuan juknis pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah

Ditetapkan di Pada tanggal

: Jakarta :

2008

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KETUA, Anwar Nasution

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

31

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Bab VI

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

32

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Referensi

REFERENSI
1. UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. 2. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan-perubahannya

3. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara.

4. Keputusan BPK RI Nomor 1/K/1-XIII.2/2/2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan


Panduan Manajemen Pemeriksaan tahun 2008.

5. Keputusan BPK RI Nomor 09/K/1-XIII.2/7/2008 Petunjuk Pelaksanaan Tatacara Penyusunan


atau Penyempurnaan Pedoman Pemeriksaan dan Non Pemeriksaan tahun 2008. 6. Peraturan Menteri Keuangan No.82/PMK.01/2008 Perubahan Permenkeu No.42/KMK.01/2008 tentang Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik di Departemen Keuangan. 7. Modul Lokakarya Kiat-Kiat Menghadapi Audit BPK Dalam Proses Pengadaan Barang dan Jasa yang Aman serta Konstitusional oleh Haqq Quality Training Center tahun 2007. 8. Modul Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah oleh Pusdiklat BPK RI tahun 2008. 9. Modul Workshop Fraud Audit Procurement oleh Lembaga Pengembangan Fraud Auditing tahun 2008.

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Daftar Singkatan dan Akronim

DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM


APBD APBN BAHP BAP BAPP BHMN BI BOQ BUMD BUMN DO HPS KAK KKN KKP KPA LHP LKPL LPSE P2 PA PHLN PKP PMP PPK RKP
Direktorat Litbang

: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Berita Acara Hasil Pelelangan Berita Acara Penjelasan Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Badan Hukum Milik Negara Bank Indonesia Bill Of Quantity Badan Usaha Milik Daerah Badan Usaha Milik Negara Delivery Order Harga Perhitungan Sendiri Kerangka Acuan Kerja Kolusi Korupsi Nepotisme Kertas Kerja Pemeriksaan Kuasa Pengguna Anggaran Laporan Hasil Pemeriksaan Lembar Kendali Penyelesaian Laporan Lembaga Pengadaan Secara Elektronik Program Pemeriksaan Pengguna Anggaran Pinjaman/Hibah Luar Negeri Program Kerja Perorangan Panduan Manajemen Pemeriksaan Pejabat Pembuat Komitmen Rencana Kerja Pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Daftar Singkatan dan Akronim

SPI SPKN SPPBJ TP TPK

: : : : :

Sistem Pengendalian Intern Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Temuan Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Daftar Istilah (Glosarium)

DAFTAR ISTILAH (GLOSARIUM)

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Daftar Istilah (Glosarium)

Panitia pengadaan

Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD, untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa Pelelangan terbatas adalah pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan apabila jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. Pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya. Penunjukkan penyedia barang/jasa yang dilakukan dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya. Penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukkan dalam 1 (satu) sampul tertutup kepada panitia/pejabat pengadaan Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam I (satu) sampul (sampul tertutup) dan disampaikan kepada panitia/pejabat pengadaan Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaiaanya dilakukan dalam 2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dengan urutan proses evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan kewajaran harga, terhadap penyedia barang/jasa yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur. Evaluasi penawaran dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai
Badan Pemeriksa Keuangan

Pelelangan terbatas

Pemilihan langsung

Penunjukkan langsung

Metode satu sampul

Metode dua sampul

Metode dua tahap

Sistem gugur

Sistem nilai

Direktorat Litbang

Sistem penilaian biaya :

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Daftar Istilah (Glosarium)

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah )

LAMPIRAN LAMPIRAN

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI

No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :

PEMAHAMAN TUJUAN DAN HARAPAN PENUGASAN I. Tujuan Penugasan


Tujuan pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah adalah untuk menilai 1. Apakah pengadaan barang/jasa dilakukan sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi kualitas, kuantitas atau waktu; 2. Apakah proses pengadaan barang/jasa telah memenuhi pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah; 3. Apakah kualitas/kuantitas barang/jasa yang diserahkan telah sesuai dengan ketentuan dalam kontrak; 4. Apakah barang/jasa yang diperoleh telah dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pengadaannya; 5. Kelemahan SPI dan penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah

II. Harapan Penugasan


1. Standar Pemeriksaan Dalam rangka pencapaian tujuan pemeriksaan di atas, pemeriksaan pengadaan barang dan jasa pemerintah melakukan pemeriksaan berdasarkan SPKN, dengan memberlakukan SPAP untuk standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan kecuali diatur lain dalam SPKN. 2. Jadwal Waktu Pemeriksaan Pemeriksaan pengadaan barang dan jasa pemerintah harus diselesaikan sesuai dengan Program Pemeriksaan dengan mempertimbangkan tujuan, lingkup, dan sasaran pemeriksaan. Penyelesaian pemeriksaan tersebut diwujudkan dengan penyampaian laporan hasil pemeriksaan kepada DPRRI. 3. Fokus dan Sasaran Pemeriksaan Berdasarkan hasil pemeriksaan sebelumnya dan pemahaman sistem pengendalian intern, pemeriksa menentukan sasaran dan fokus pemeriksaan.

III. Rencana Pencapaian Hasil Pemeriksaan yang Diharapkan


Apabila pemeriksaan sebelumnya pernah dilakukan, pemeriksaan dapat didahului dengan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya kemudian diikuti dengan pemahaman pengendalian intern dan pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan serta kebijakan. Pemeriksaan diarahkan pada area-area yang berisiko berdasarkan informasi dari hasil pemeriksaan sebelumnya atau informasi lain yang diperoleh. Semua langkah pemeriksaan didokumentasikan dalam kertas kerja pemeriksaan disertai dengan pertimbangan atau alasan yang ada. Jakarta, ................... Ketua Tim, ................................. Pengendali Teknis, ............................... Penanggung Jawab, .................................

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.2

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI

No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :

PEMAHAMAN ENTITAS Gambaran Jelas Struktur Organisasi Entitas

Tugas pokok dan fungsi entitas dsb

Kegiatan/Program Utama Entitas

1. Program Kerja: ........ Anggaran:..... Hasil :..... 2. dsb

Lingkungan yang Mempengaruhi


1. Hubungan kerja satu unit kerja dengan unit kerja lain dalam entitas tersebut 2. Stakeholder atas pelaksanaan program kerja 3. SOP di unit kerja atau perda-perda terkait di daerah, Kebijakan intern yang mengatur mengenai pengadaan barang dan jasa Pemerintah. 4. dsb

Pejabat
Nama Mr. X Mr. Y Jabatan Kepala . Sekretaris

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lampiran III.3

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI

No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :

CONTOH KERTAS KERJA PENILAIAN RESIKO DAN SPI Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah agar pemeriksa dapat mengidentifikasi area-area yang berisiko tinggi yang akan dijadikan fokus pemeriksaan. Point-point yang ada dalam template KKP ini dapat disesuaikan mengikuti kebutuhan pemeriksa. I.
No 1.

Resiko yang teridentifikasi dan dampaknya pada pencapaian tujuan entitas


Kegiatan/Proses Perencanaan a. b. c. dst Pelaksanaan a. b.. c. dst Dst Resiko Dampak Penilaian Low Medium High

2.

3.

II. Hasil Pemahaman dan Penilaian SPI III. Hasil Penilaian Resiko dan SPI
Risiko Awal No Kegiatan/ Proses Low (1) A. Medium (2) High (3) Efektivitas SPI Peraturan (4) SOP (5) DLL (6) Low (7) Risiko Akhir Medium (8) High (9)

Perencanaan a. b. c. dst Pelaksanaan a. b.. c. dst Dst

Keterangan: Kolom 1 s.d. 9 diisi dengan X. Risiko awal merupakan risiko entitas yang diperoleh berdasarkan pengidentifikasian resiko (butir I) Risiko akhir adalah risiko setelah mempertimbangkan SPI. Suatu kegiatan/proses yang memiliki resiko akhir tinggi akan dipertimbangkan menjadi focus pemeriksaan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lampiran III.3

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI

No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :

Pengujian Ketaatan SPI dalam Pengadaan Barang/Jasa


No 1. Panitia Pengadaan Prosedur Persiapan
Ya Tidak

Catatan

a. Keanggotaan, dalam hal ini: 1) Jumlahnya gasal;


2) Sekurang-kurangnya tiga orang (nilai pengadaan s.d Rp. 500.000.000,00); 3) Sekurang-kurangnya lima orang (nilai pengadaan di atas Rp. 500.000.000,00); b. Anggota panitia pengadaan berasal dari pegawai negeri 1) Instansi sendiri; 2) Instansi teknis lainnya; c. Terdiri dari unsur yang memahami 1) Tata cara pengadaan; 2) Substansi pekerjaan yang bersangkutan; 3) Hukum-hukum perjanjian/kontrak;

d. Persyaratannya:
Memiliki integritas moral, disiplin, dan tanggungjawab; Memahami seluruh pekerjaan; Memahami jenis pekerjaan tertentu; Memahami isi dokumen dan prosedur pengadaan; Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Pejabat Pembuat Komitmen; 6) Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah atau memiliki tanda bukti telah mengikuti pelatihan pengadaan barang/jasa pemerintah; e. Pembentukan panitia pengadaan berdasarkan surat keputusan oleh Kuasa Pengguna Anggaran. 2. Penetapan Sistem Pengadaan a. Metode pemilihan penyedia jasa berupa: 1) Pelelangan umum; 2) Pelelangan terbatas; 3) Pemilihan langsung; 4) Penunjukan langsung; b. Metode penyampaian dokumen penawaran berupa: 1) Satu sampul; 2) Dua sampul; 3) Dua tahap; 1) 2) 3) 4) 5)

c. Metode evaluasi penawaran untuk Pengadaan Barang/Jasa


Pemborongan/Jasa Lainnya berupa: 1) Sistem gugur; 2) Sistem nilai; 3) Sistem selama umur ekonomis;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 2

No

Prosedur Persiapan

Ya

Tidak

Catatan

d. Metode evaluasi penawaran untuk Pengadaan jasa Konsultansi


berupa: 1) Metode evaluasi berdasarkan kualitas; 2) Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya; 3) Metode evaluasi pagu anggaran; 4) Metode evaluasi biaya terendah; 5) Metode evaluasi penunjukan langsung. 3. Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Pengadaan a. Pelelangan umum dengan prakualifikasi; 1) Pengumuman prakualifikasi dilakukan melalui a) Surat kabar; b) Siaran radio; c) Papan pengumuman resmi untuk penerangan umum; d) Papan pengumuman Pejabat Pembuat Komitmen; 2) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 7 (tujuh) hari kerja 3) Pengambilan dokumen prakualifikasi a) Dimulai sejak tanggal pengumuman b) Diakhiri satu hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen. 4) Batas akhir pemasukan dokumen prakualifikasi sekurang kurangnya 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman berakhir. 5) Diberikan tenggang waktu sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja. 6) Pengambilan dokumen penawaran dilakukan satu hari setelah dikeluarkannya undangan lelang sampai satu hari sebelum pemasukan dokumen. 7) Penjelasan dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pengumuman 8) Batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi a) Sekurang-kurangnya tiga hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman prakualifikasi ; b) Sekurang-kurangnya tujuh hari kerja setelah penjelasan; b. Pelelangan umum dengan pasca kualifikasi; 1) Pengumuman dilakukan melalui a) Surat kabar; b) Siaran radio; c) Papan pengumuman resmi untuk penerangan umum; d) Papan pengumuman Pejabat Pembuat Komitmen; 2) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 7 (tujuh) hari kerja 3) Pengambilan dokumen penawaran a) Dimulai sejak tanggal pengumuman b) Diakhiri satu hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen 4) Penjelasan dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pengumuman 5) Batas akhir pemasukan dokumen penawaran a) Sekurang-kurangnya tiga hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman ; b) Sekurang-kurangnya tujuh hari kerja setelah penjelasan; c. Pelelangan terbatas; 1) Pengumuman dilakukan melalui
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 3

No

Prosedur Persiapan a) Surat kabar; b) Siaran radio; c) Papan pengumuman resmi untuk penerangan umum; d) Papan pengumuman Pejabat Pembuat Komitmen; Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 7 (tujuh) hari kerja Pengambilan dokumen penawaran a) Dimulai sejak tanggal pengumuman b) Diakhiri satu hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen Penjelasan dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pengumuman Batas akhir pemasukan dokumen penawaran a) Sekurang-kurangnya tiga hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman ; b) Sekurang-kurangnya tujuh hari kerja setelah penjelasan;

Ya

Tidak

Catatan

2) 3)

4)

5)

d. Pemilihan langsung;
1) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) hari kerja 2) Pengalokasian waktu ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. 4 Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) a. Perhitungan HPS dilakukan dengan menggunakan data berupa : 1) Analisis harga satuan pekerjaan yang bersangkutan; 2) Perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan; 3) Harga pasar setempat saat menyusun HPS; 4) Harga kontrak/Surat Perintah Kerja untuk barang/pekerjaan sejenis yang pernah dilaksanakan. 5) Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh BPS dan badan/instansi lain yang datanya dapat dipertanggungjawabkan; 6) Harga/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen tunggal atau lembaga independen. 7) Daftar harga standar/tarif biaya yang dikeluarkan oleh instansi berwenang. 8) Informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan. 9) Penyusunan oleh panitia pengadaan; 10) Penetapan oleh Pejabat Pembuat Komitmen b. HPS telah memperhitungkan : 1) Pajak Pertambahan Nilai (PPN); 2) Biaya Umum; 3) Keuntungan yang wajar bagi penyedia barang/jasa. c. HPS dilarang memperhitungkan : 1) Biaya tak terduga; 2) Biaya lain-lain; 3) Pajak Penghasilan penyedia barang/jasa. 5 Penyusunan Dokumen Pengadaan a. Dokumen pengadaan terdiri dari 1) Dokumen pasca/prakualifikasi; 2) Dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; b. Dokumen prakualifikasi memuat hal-hal berupa: 1) Lingkup pekerjaan;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 4

No 2) 3) 4) 5) 6)

Prosedur Persiapan Persyaratan peserta; Waktu; Tempat pengambilan dokumen; Tempat pemasukan dokumen; Penanggung jawab

Ya

Tidak

Catatan

c. Dokumen pemilihan penyedia barang/jasa memuat hal-hal berupa: 1) Undangan kepada peserta, yang memuat hal-hal berupa: a) Informasi untuk memperoleh dokumen; b) Informasi mengenai dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; c) Informasi mengenai penyampaian dokumen penawaran; d) Alamat tujuan pengiriman dokumen penawaran; e) Jadwal pelaksanaan pengadaan; f) Penetapan penyedia barang/jasa. 2) Instruksi kepada peserta memuat hal-hal berupa; a) Lingkup pekerjaan; b) Sumber dana; c) Persyaratan peserta pengadaan; d) Kualifikasi peserta pengadaan; e) Jumlah dokumen penawaran yang disampaikan; f) Peninjauan lokasi kerja; g) Isi dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; h) Penjelasan isi dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; i) Perubahan isi dokumen pemilihan penyedia barang/jasa. j) Persyaratan bahasa yang digunakan dalam penawaran; k) Penulisan harga penawaran; l) Mata uang penawaran; m) Cara pembayaran; n) Masa berlaku penawaran; o) Surat jaminan penawaran; p) Usulan penawaran alternatif oleh peserta; q) Bentuk penawaran; r) Penandatangan surat penawaran; s) Cara penyampulan t) Penandaan sampul; u) Batas akhir penyampaian; v) Perlakuan terhadap penawar yang terlambat; w) Larangan untuk merubah/menarik penawaran yang sudah masuk; x) Prosedur pembukaan; y) Klarifikasi dokumen z) Pemeriksaan kelengkapan dokumen; aa) Penilaian kualifikasi dalam hal dilakukan pascakualifikasi; bb) Kriteria penetapan pemenang; cc) Hak PPK untuk menerima/menolak penawaran; dd) Kewajiban PPK untuk menerima/menolak penawaran; ee) Syarat penandatanganan; ff) Kontrak; gg) Surat jaminan pelaksanaan.

3) Syarat umum kontrak berupa;


a) Memuat batasan pengertian istilah yang digunakan; b) Hak;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 5

No c) d) e) f) g)

Prosedur Persiapan Kewajiban; Tanggung jawab Sanksi; Penyelesaian perselisihan; Peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Ya

Tidak

Catatan

4) Syarat khusus kontrak berupa:


a) Perubahan ketentuan dalam syarat umum kontrak; b) Penambahan ketentuan dalam syarat umum kontrak; c) Penghapusan ketentuan dalam syarat umum kontrak.

5) Daftar kuantitas dan harga;


a) Jenis barang yang akan dipasok; b) Uraian singkat pekerjaan yang akan dilaksanakan; c) Negara asal barang/jasa; d) Volume pekerjaan; e) Harga satuan barang/jasa yang akan ditawarkan; f) Komponen produksi dalam negeri; g) Harga total pekerjaan; h) Biaya satuan angkutan; i) PPN; j) Pajak lainnya 6) Spesifikasi teknis dan gambar; a) Tidak mengarah pada merk/produk tertentu; b) Menggunakan produk dalam negeri; c) Menggunakan produk luar negeri; d) Menggunakan standar nasional; e) Metode pelaksanaan pekerjaan logis; f) Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan metode pelaksanaan; g) Syarat kualifikasi personil yang dipekerjakan; h) Jumlah personil yang dipekerjakan; i) Syarat material yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan; j) Gambar-gambar kerja lengkap dan jelas; k) Kriteria kinerja produk yang diinginkan jelas; 7) Bentuk surat penawaran; a) Sesuai dengan peraturan pengadaan barang/jasa; b) Harga total penawaran dalam angka dan huruf; c) Masa berlaku penawaran; d) Lama waktu penyelesaian pekerjaan; e) Nilai jaminan penawaran dalam angka dan huruf; f) Kesanggupan memenuhi persyaratan yang ditentukan; g) Dilampiri daftar volume; h) Dilampiri harga pekerjaan; i) Ditandatangani oleh pimpinan perusahaan j) Bermaterai k) Bertanggal 8) Bentuk kontrak memuat hal-hal berupa; a) Tanggal mulai berlaku kontrak; b) Nama para pihak; c) Alamat para pihak; d) Nama paket pekerjaan yang diperjanjikan; e) Harga kontrak dalam angka dan huruf; f) Kesanggupan penyedia barang/jasa yang ditunjuk untuk memperbaiki kerusakan;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 6

No

Prosedur Persiapan g) Kesanggupan PPK untuk membayar pada penyedia barang/jasa sesuai dengan harga kontrak; h) Tandatangan para pihak di atas materai. 9) Bentuk jaminan penawaran memuat hal-hal berupa; a) Nama PPK; b) Alamat PPK; c) Penyedia barang/jasa; d) Pihak penjamin; e) Nama paket pekerjaan yang dilelangkan; f) Jumlah jaminan penawaran dalam angka dan huruf; g) Pernyataan pihak penjamin bahwa jaminan penawaran dapat cair segera sesuai ketentuan dalam jaminan penawaran; h) Masa berlaku surat jaminan penawaran; i) Batas akhir waktu pengajuan tuntutan pencairan surat jaminan penawaran oleh PPK pada pihak penjamin; j) Tandatangan penjamin;

Ya

Tidak

Catatan

10) Bentuk surat jaminan pelaksanaan;


a) b) c) d) e) f) Nama dan alamat PPK; Penyedia barang/jasa; Pihak penjamin; Nama paket kontrak; Nilai jaminan pelaksanaan dalam angka dan huruf; Kewajiban pihak penjamin untuk mencairkan surat penjaminan pelaksanaan, segera kepada PPK sesuai ketentuan; g) Masa berlaku surat jaminan; h) Tandatangan penjamin.

11) Bentuk surat jaminan uang muka


a) b) c) d) e) f) Nama dan alamat PPK; Penyedia barang/jasa yang ditunjuk; Hak penjamin; Nama paket kontrak; Nilai jaminan uang muka; Kewajiban pihak penjamin untuk mencairkan surat jaminan uang muka, segera kepada PPK sesuai ketentuan.

No. 1

Prosedur Pelaksanaan Pelelangan Umum dengan Prakualifiksi a. Dokumen kualifikasi, yaitu mengenai: 1) Penyiapan oleh panitia pengadaan; 2) Penetapan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; b. Pengumuman memuat hal-hal berupa : 1) Nama dan alamat PPK yang mengadakan pelelangan; 2) Uraian singkat mengenai pekerjaan yang dikerjakan/barang yang akan dibeli; 3) Perkiraan nilai pekerjaan; 4) Syarat-syarat peserta lelang; 5) Informasi pengambilan dokumen.

Ya

Tidak

Catatan

akan

c. Penyusunan daftar peserta lelang oleh panitia pengadaan;


Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 7

No.

Prosedur Pelaksanaan d. Undangan kepada calon peserta lelang yang tercatat dalam daftar peserta lelang oleh panitia pengadaan;

Ya

Tidak

Catatan

e. Penjelasan dokumen kualifikasi, yaitu mengenai:


1) Penjelasan oleh panitia pengadaan; 2) Pembuatan Berita Acara Penjelasan (BAP) oleh panitia pengadaan; 3) Addendum dokumen kualifikasi dibuat oleh panitia pengadaan; 4) Pengesahan addendum dokumen kualifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen;

f. Penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran


Pencatatan waktu,tanggal dan tempat penerimaan dokumen dilakukan oleh panitia/pejabat pengadaan; 2) Pengembalian dokumen penawaran disertai dengan bukti serah terima; 3) Pembukaan dokumen disaksikan 2 (dua) orang saksi; 4) Pembukaan dokumen sesuai dengan metode penyampaian dokumen; 5) Panitia membuat Berita Acara Pembukaan dokumen Penawaran (BAPP) terhadap semua dokumen yang masuk; 6) BAPP ditandatangani oleh panitia/pejabat pengadaan dan dua orang wakil peserta; 7) BAPP dibagikan tanpa dilampiri dokumen penawaran. g. Penilaian dokumen kualifikasi oleh panitia pengadaan; 1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi teknis terhadap semua penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi; 2) Surat jaminan penawaran memenuhi ketentuan yang disyaratkan; h. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) 1) Panitia/pejabat pengadaan membuat kesimpulan dari hasil evaluasi administrasi, teknis dan harga dalam BAHP; 2) BAHP memuat hal-hal berupa: a) Nama semua peserta lelang b) Harga penawaran dan/atau harga penawaran terkoreksi dari masing-masing peserta; c) Metode evaluasi yang digunakan; d) Unsur yang dievaluasi; e) Rumus yang digunakan; f) Keterangan lain yang penting saat pelaksanaan pelelangan; g) Tanggal BAHP; h) Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus; i) Penetapan satu calon pemenang dan dua cadangan. 1)

i. Penetapan Pemenang Lelang


1) Panitia/pejabat pengadaan mengusulkan calon pemenang; 2) Panitia/pejabat pengadaan membuat dan menyampaikan laporan kepada PPK 3) Surat penetapan penyedia barang/jasa ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 4) Waktu penetapannya selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja (penetapan oleh PPK).

j. Pengumuman Pemenang Lelang


Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 8

No.

Prosedur Pelaksanaan 1) Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh panitia/pejabat pengadaan; 2) Pemberitahuan pemenang lelang pada para peserta selambatlambatnya 2 (dua) hari kerja setelah surat penetapan diterima;

Ya

Tidak

Catatan

k. Sanggahan Peserta Lelang


1) Sanggahan diajukan secara tertulis; 2) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang; 3) Sanggahan disampaikan kepada PPK; 4) Semua sanggahan dilakukan tindak lanjut; Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) 1) SPPBJ dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. 2) SPPBJ dibuat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang; 3) Tembusan SPPBJ disampaikan kepada pengawasan internal.

l.

Pelelangan Terbatas a. Dokumen kualifikasi, yaitu mengenai 1)Penyiapan oleh panitia pengadaan; 2)Penetapan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; b. Pengumuman memuat hal-hal berupa : 1) Nama dan alamat PPK yang mengadakan pelelangan; 2) Uraian singkat mengenai pekerjaan yang dikerjakan/barang yang akan dibeli; 3) Perkiraan nilai pekerjaan; 4) Syarat-syarat peserta lelang; 5) Informasi pengambilan dok

akan

c. Penyusunan daftar peserta lelang oleh panitia pengadaan;


d. Undangan kepada calon peserta lelang yang tercatat dalam daftar peserta lelang oleh panitia pengadaan;

e. Penjelasan dokumen kualifikasi, yaitu mengenai


1) Penjelasan oleh panitia pengadaan; 2) Pembuatan Berita Acara Penjelasan (BAP) oleh panitia pengadaan; 3) Addendum dokumen kualifikasi dibuat oleh panitia pengadaan; 4) Pengesahan addendum dokumen kualifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen; f. Penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran 1) Pencatatan waktu,tanggal dan tempat penerimaan dokumen dilakukan oleh panitia/pejabat pengadaan; 2) Pengembalian dokumen penawaran disertai dengan bukti serah terima; 3) Pembukaan dokumen disaksikan 2 (dua) orang saksi; 4) Pembukaan dokumen sesuai dengan metode penyampaian dokumen; 5) Panitia membuat Berita Acara Pembukaan dokumen Penawaran (BAPP) terhadap semua dokumen yang masuk; 6) BAPP ditandatangani oleh panitia/pejabat pengadaan dan dua orang wakil peserta; 7) BAPP dibagikan tanpa dilampiri dokumen penawaran.
Badan Pemeriksa Keuangan

g. Penilaian dokumen kualifikasi oleh panitia pengadaan;


Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 9

No.

Prosedur Pelaksanaan 1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi teknis terhadap semua penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi; 2) Surat jaminan penawaran memenuhi ketentuan yang disyaratkan; h. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) 1) Panitia/pejabat pengadaan membuat kesimpulan dari hasil evaluasi administrasi, teknis dan harga dalam BAHP; 2) BAHP memuat hal-hal berupa: a) Nama semua peserta lelang b) Harga penawaran dan/atau harga penawaran terkoreksi dari masing-masing peserta; c) Metode evaluasi yang digunakan; d) Unsur yang dievaluasi; e) Rumus yang digunakan; f) Keterangan lain yang penting saat pelaksanaan pelelangan; g) Tanggal BAHP; h) Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus; i) Penetapan satu calon pemenang dan dua cadangan.

Ya

Tidak

Catatan

i. Penetapan Pemenang Lelang


1) Panitia/pejabat pengadaan mengusulkan calon pemenang; 2) Panitia/pejabat pengadaan membuat dan menyampaikan laporan kepada PPK 3) Surat penetapan penyedia barang/jasa ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 4) Waktu penetapannya selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja (penetapan oleh PPK). j. Pengumuman Pemenang Lelang 1) Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh panitia/pejabat pengadaan; 2) Pemberitahuan pemenang lelang pada para peserta selambatlambatnya 2 (dua) hari kerja setelah surat penetapan diterima;

k. Sanggahan Peserta Lelang 1) Sanggahan diajukan secara tertulis; 2) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang; 3) Sanggahan disampaikan kepada PPK; 4) Semua sanggahan dilakukan tindak lanjut; l. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) 1) SPPBJ dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. 2) SPPBJ dibuat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang; 3) Tembusan SPPBJ disampaikan kepada pengawasan internal.

Pemilihan Langsung a. Penetapan Calon Peserta 1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi; 2) Prakualifikasi diumumkan melalui pengumuman resmi; b. Undangan, Permintaan Penawaran dan Evaluasi 1) Undangan kepada calon peserta lelang yang lulus prakualifikasi untuk mengajukan penawaran oleh panitia
Badan Pemeriksa Keuangan

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 10

No.

Prosedur Pelaksanaan pengadaan; 2) Panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi terhadap semua penawaran yang diajukan peserta pemilihan langsung; Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga; Pembuatan berita acara hasil klarifikasi dan negosiasi oleh panitia pengadaan; Usulan penetapan penyedia jasa kepada pejabat yang berwenang oleh panitia pengadaan; Penetapan pemenang pemilihan langsung oleh pejabat yang berwenang; Pengumuman pemenang pemilihan langsung oleh panitia pengadaan; Sanggahan peserta pemilihan langsung dan jawaban atas sanggahan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; Penerbitan surat penunjukan penyedia jasa oleh Pejabat Pembuat Komitmen

Ya

Tidak

Catatan

c. d. e. f. g. h. i. 4

Penunjukan Langsung 1. Penilaian kualifikasi 1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi kepada penyedia jasa yang diundang. 2. Permintaan penawaran dan negosiasi 1) Panitia/pejabat pengadaan mengundang penyedia barang/jasa; 2) Pengajuan penawaran dilakukan secara tertulis; 3) Evaluasi, klarifikasi dan negosiasi dilakukan oleh panitia/pejabat pengadaan; 4) Hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi dibuatkan berita acara oleh Panitia/pejabat pengadaan. 3. Penetapan penunjukan langsung 1) Usulan hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasin disampaikan kepada PPK; 4. Penunjukan penyedia barang/jasa 1) PPK menerbitkan SPPBJ; 2) Panitia mengumumkan penetapan tersebut; 5. Pengaduan 1) Penunjukan langsung dinilai tidak transparan; 2) Penunjukan langsung dipandang tidak adil; 3) Penunjukan langsung berindikasi KKN. Dokumen Kontrak a. Dokumen kontrak terdiri dari 1)Surat perjanjian; 2)Surat penunjukan penyedia jasa; 3)Surat penawaran; 4)Addendum dokumen lelang (bila ada); 5)Syarat-syarat khusus kontrak; 6)Syarat-syarat umum kontrak; 7)Spesifikasi teknis; 8)Gambar-gambar; 9)Daftar kuantitas dan harga; 10)Dokumen lain yang tercantum dalam dokumen kontrak: a) Dokumen penawaran lainnya, b) Berita acara hasil pelelangan,
Badan Pemeriksa Keuangan

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 11

No.

Prosedur Pelaksanaan c) Berita acara rapat persiapan penunjukan penyedia jasa, d) Jaminan pelaksanaan; b. Surat perjanjian, yaitu mengenai 1)Bentuk surat perjanjian; 2)Isi surat perjanjian; c. Jaminan pelaksanaan 1)Bentuk jaminan; 2)Isi jaminan; 3)Besarnya nilai jaminan; 4)Masa berlakunya jaminan; d. Penandatanganan kontrak dimana 1)Dana telah cukup tersedia dalam dokumen anggaran; 2)Jaminan pelaksanaan telah diserahkan oleh penyedia jasa; 3)Dilakukan paling lambat empat belas hari setelah diterbitkannya surat penunjukan penyedia jasa; 4)Banyaknya rangkap kontrak sesuai dengan kebutuhan; 5)Kontrak yang bernilai diatas Rp. 50.000.000.000,00 telah memperoleh pendapat ahli hukum.

Ya

Tidak

Catatan

Amandemen Kontrak a. Berupa 1)Perintah perubahan kontrak tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa; 2)Penyedia jasa megusulkan perubahan kontrak kepada Pejabat Pembuat Komitmen; b. Dalam hal ini 1)Penyedia jasa memberikan tanggapan atas perintah perubahan kontrak dari Pejabat Pembuat Komitmen selambat-lambatnya dalam waktu tujuh hari; 2)Pejabat Pembuat Komitmen memberikan tanggapan atas usulan perubahan kontrak dari penyedia jasa selambat-lambatnya dalam waktu tujuh hari; c. Dalam hal ini, adanya 1)Negosiasi teknis dan harga; 2)Berita acara hasil negosiasi; d. Terdapat pembuatan amandemen kontrak. Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis, Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak a. Direksi pekerjaan, dalam hal ini 1) Dijabat oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 2) Dijabat oleh orang lain yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; b. Direksi teknis, dalam hal ini 1) Ditetapkan oleh direksi pekerjaan; 2) Terdiri dari konsultan pengawas (supervisi) dan petugas kantor/satuan kerja/kegiatan/bagian kegiatan; c. Panitia peneliti pelaksanaan kontrak 1) Dibentuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 2) Terdiri dari unsur a) Perencana teknis, b) Pelaksanaan lapangan, c) Pengawas lapangan, d) Administrasi kontrak,
Badan Pemeriksa Keuangan

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 12

No. e) 8

Prosedur Pelaksanaan Terkait lainnya, seperti keuangan, pengujian dan atasan langsung.

Ya

Tidak

Catatan

Pemeriksaan lapangan bersama a. Dilakukan oleh 1) Direksi teknis; 2) Panitia peneliti pelaksanaan kontrak; 3) Penyedia jasa; b. Pemeriksaan, dalam hal 1) Kondisi lapangan; 2) Mengukur kuantitas setiap mata pembayaran; 3) Menetapkan kuantitas awal setiap mata pembayaran; c. Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara; d. Apabila hasil pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi kontrak yang berupa jenis pekerjaan, spesifikasi teknis, gambar, mata pembayaran dan kuantitas, maka harus ada 1) Dituangkan dalam perintah perubahan kontrak; 2) Ditindaklanjuti dengan pembuatan amandemen kontrak; e. Dilaksanakan secara berkala 1) Selama masa waktu pelaksanaan pekerjaan; 2) Terhadap setiap jenis pekerjaan/mata pembayaran; 3) Penetapan kuantitas hasil pekerjaan setiap bulang/angsuran. Penyerahan Lapangan dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) a. Penyerahan lapangan, dalam hal ini 1) Pemeriksaan lapangan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan penyedia jasa; 2) Inventarisasi hasil pemeriksaan lapangan berikut bangunan, bangunan pelengkap dan seluruh aset milik Pejabat Pembuat Komitmen; 3) Pembuatan berita acara serah terima lapangan; b. Surat perintah mulai kerja, dalam hal ini 1) Setelah dilakukan serah terima lapangan; 2) Selambat-lambatnya empat belas hari sejak tanggal penandatanganan kontak; 3) Dicantumkan tanggal paling lambat dimulai pelaksanaan kontrak; 4) Diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 5) Persetujuan menteri dalam hal akan diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen sebelum kontrak ditandatangani (untuk penanganan darurat akibat bencana alam)

10

Penghentian, Pemutusan Kontrak dan Penyelesaian Perselisihan a. Penghentian kontrak dimana 1) Pekerjaan sudah selesai; 2) Terjadi hal-hal diluar kekuasaan (keadaan kahar); b. Pemutusan kontrak dimana 1) Penyedia jasa cidera janji atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggungjawabnya sesuai ketentuan dokumen kontrak; 2) Para pihak terbukti melakukan kolusi, kecurangan atau tindak korupsi;
Badan Pemeriksa Keuangan

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 13

No.

Prosedur Pelaksanaan c. Pemutusan kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dimana 1) Penyedia jasa tidak mulai melaksanakan pekerjaan pada tanggal mulai kerja sesuai dengan SPMK; 2) Penyedia jasa gagal pada uji coba ketiga dalam melaksanakan SCM; 3) Penyedia jasa tidak berhasil memperbaiki suatu kegagalan pelaksanaan; 4) Penyedia jasa tidak mampu melaksanakan pekerjaan atau bangkrut; 5) Penyedia jasa gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan; 6) Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan sudah melampaui besarnya jaminan pelaksanaan; 7) Penyedia jasa menyampaikan pernyataan yang tidak benar kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan pernyataan tersebut berpengaruh besar pada hak, kewajiban atau kepentingan Pejabat Pembuat Komitmen; 8) Terjadi keadaan kahar dan penyedia jasa tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak; d. Pemutusan kontrak oleh penyedia jasa, dimana 1) Penyedia jasa tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak sebagai akibat keadaan kahar; 2) Pejabat Pembuat Komitmen gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian peerselisihan; e. Penyelesaian perselisihan, berupa 1) Diluar pengadilan: a) Musyawarah, b) Mediasi, c) Konsiliasi d) Arbitrase; 2) Pengadilan

Ya

Tidak

Catatan

11

Pembayaran a. Uang muka, dimana 1) Pengajuan permintaan pembayaran oleh penyedia jasa; 2) Rencana penggunaan; 3) Jaminan uang muka: bentuk jaminan, isi jaminan, besarnya nilai jaminan, masa berlakunya jaminan; 4) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari; b. Prestasi pekerjaan, dimana 1) Pengajuan tagihan pembayaran oleh penyedia jasa; 2) Laporan hasil pekerjaan yang telah disetujui oleh direksi; 3) Dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang (tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada di lapangan); 4) Dipotong jaminan pemeliharaan, angsuran uang muka, denda (bila ada) dan pajak; 5) Untuk kontrak yang mempuyai sub kontrak, harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub kontraktor sesuai dengan kemajuan pekerjaan; 6) Bila terjadi ketidak sesuaian dalam perhitungan prestasi hasil pekerjaan, besarnya tagihan yang dibayar setinggitingginya 80% dari nilai tagihan;
Badan Pemeriksa Keuangan

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 14

No. 7)

Prosedur Pelaksanaan Pembayaran terakhir sebesar 100% dari nilai kontrak hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% dan penyedia jasa telah menyerahkan jaminan pemeliharaan setelah berita acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan; 8) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari; c. Penyesuaian harga dimana 1) Amandemen kontrak dibuat secara berkala selambatlambatnya setiap enam bulan; 2) Pengajuan tagihan pembayaran oleh penyedia jasa; 3) Perhitungan; 4) Data; 5) Persetujuan direksi teknis; 6) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari; d. Ganti rugi dan kompensasi, berupa adanya 1) Amandemen kontrak ; 2) Pengajuan tagihan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 3) Perhitungan; 4) Data; 5) Persetujuan direksi teknis; 6) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari; e. Pejabat Pembuat Komitmen harus sudah membayar kepada penyedia jasa selambat-lambatnya empat belas hari sejak penyedia mengajukan tagihan yang telah disetujui oleh direksi teknis dan direksi pekerjaan (apabila Pejabat Pembuat Komitmen terlambat membayar, maka dikenakan bunga keterlambatan pembayaran berdasarkan suku bunga yang berlaku.

Ya

Tidak

Catatan

12

Kompensasi dan Penangguhan Pembayaran a. Kompensasi kepada penyedia jasa, dimana 1) Penyedia jasa belum bisa masuk ke lokasi pekerjaan karena Pejabat Pembuat Komitmen belum menyerahkan seluruh/sebagian lapangan; 2) Pejabat Pembuat Komitmen tidak memberikan gambar/spesifikasi/instruksi sesuai tata cara pengaturan pekerjaan; 3) Pejabat Pembuat Komitmen memodifikasi/ mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan; 4) Pejabat Pembuat Komitmen terlambat melakukan pembayaran; 5) Pejabat Pembuat Komitmen menginstruksikan untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujuan ternyata tidak diketemukan cacat mutu; 6) Pejabat Pembuat Komitmen menolak sub penyedia jasa tanpa alasan yang wajar; 7) Keadaan tanah ternyata jauh lebih buruk dari informasi termasuk data penyelidikan tanah (bila ada) yang diberikan dalam dokumen lelang; 8) Penyedia jasa lain/petugas pemerintah/petugas utilitas/Pejabat Pembuat Komitmen tidak bekerja sama sesuai waktu yang ditentukan, sehingga mengakibatkan keterlambatan dan/atau biaya tambah bagi penyedia jasa;
Badan Pemeriksa Keuangan

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 15

No. 9)

Prosedur Pelaksanaan Dampak yang menimpa/membebani penyedia jasa diakibatkan oleh kejadian-kejadian yang menjadi resiko Pejabat Pembuat Komitmen; 10) Pejabat Pembuat Komitmen menunda berita acara penyerahan pertama pekerjaan dan/atau berita acara penyerahan akhir pekerjaan; k) Kompensasi lain sesuai ketentuan dokumen kontrak; b. Penangguhan pembayaran, dimana 1) Penyedia jasa tidak melakukan kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak; 2) Pemberitahuan penangguhan pembayaran oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa: a) Alasan-alasan yang jelas; b) Jangka waktu memperbaiki dan menyelesaiakn pekerjaan.

Ya

Tidak

Catatan

13

Penyedia Jasa Bukan Usaha Kecil dan Golongan Usaha Kecil a. Penyedia jasa golongan bukan usaha kecil, dimana 1) Bekerja sama dengan penyedia jasa golongan usaha kecil termasuk koperasi kecil; 2) Sub kontrak sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama; 3) Persetujuan sub kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen; b. Penyedia jasa golongan usaha kecil termasuk koperasi kecil, dimana 1) Pekerjaan harus dilaksanakan sendiri oleh pihak penyedia jasa yang ditunjuk; 2) Dilarang diserahkan kepada pihak lain; 3) Dilarang disubkontrakkan kepada pihak lain. Perubahan Pekerjaan dan Percepatan Waktu Pelaksanaan a. Perubahan pekerjaan berupa 1) Perintah perubahan pekerjaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa; 2) Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan; 3) Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan/mata pembayaran; 4) Mengubah spesifikasi teknis; 5) Mengubah gambar; 6) Nilai pekerjaan tambah tidak melebihi 10% dari harga kontrak awal; 7) Kuantitas mata pembayaran utama berubah lebih 10% dari kuantitas kontrak awal; 8) Negosiasi harga terhadap perubahan mata pembayaran utama; 9) Mata pembayaran baru; 10) Negosiasi teknis dan harga terhadap mata pembayaran baru; 11) Berita acara hasil negosiasi; 12) Pembuatan amandemen kontrak; b. Percepatan waktu pelaksanaan berupa 1) Perintah percepatan waktu pelaksanaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa; 2) Usulanbiaya oleh penyedia jasa; 3) Negosiasi harga; 4) Berita acara hasil negosiasi;
Badan Pemeriksa Keuangan

14

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 16

No. 5) 15

Prosedur Pelaksanaan Pembuatan amandemen kontrak. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan a. Usulan perpanjangan waktu oleh penyedia jasa kepada direksi pekerjaan akibat 1) Pekerjaan tambahan; 2) Perubahan desain; 3) Keterlambatan yang disebabkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 4) Masalah yang timbul diluar kendali penyedia jasa; 5) Keadaan kahar; b. Penelitian dan evaluasi usulan perpanjangan waktu oleh panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan diraksi teknis;

Ya

Tidak

Catatan

c. Hasil penelitian dan evaluasi dilengkapi dengan rekomendasi


dapat/tidak diberikan perpanjangan waktu dituangkan dalam berita acara; d. Pejabat Pembuat Komitmen menyetujui/tidak menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan; e. Apabila perpanjangan waktu disetujui oleh penyedia jasa, maka dituangkan dalam amandemen kontrak. 16 Pelaksanaan Pekerjaan a. Keselamatan kerja yang mencakup aspek 1) Sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak; 2) Asuransi pihak ketiga akibat kecelakaan; b. Penggunaan dokumen kontrak dan informasi berupa 1) Permintaan persetujuan oleh penyedia jasa; 2) Persetujuan oleh direksi pekerjaan; c. Tata cara pengaturan pekerjaan mengenai 1) Gambar kerja; 2) Pelaksanaan pekerjaan; 3) Pekerjaan di luar jam kerja; 4) Pekerjaanpada hari libur; 5) Pengukuran hasil pekerjaan d. Tata cara pengendalian mutu, dalam hal 1) Pengendalian mutu bahan baku (tanah, pasir, batu, semen, aspal dan lain-lain); 2) Pengendalian mutu bahan olahan (campuran beton, campuran aspal dan lain-lain); 3) Pengendalian mutu pekerjaan terpasang (timbunan tanah, pondasi beton, lapisan hotmix dan lain-lain); e. Laporan hasil pekerjaan berupa 1) Pembuatan bentuk buku harian oleh penyedia jasa; 2) Persetujuan bentuk buku harian oleh direksi pekerjaan; c) Pembuatan bentuk laporan harian oleh penyedia jasa; 3) Persetujuan bentuk laporan harian oleh direksi pekerjaan; 4) Pembuatan bentuk laporan mingguan oleh penyedia jasa; f) Persetujuan bentuk laporan mingguan oleh direksi pekerjaan; 5) Pembuatan bentuk laporan bulanan oleh penyedia jasa; h) Persetujuan bentuk laporan bulanan oleh penyedia jasa; i) Pembentukan bentuk laporan bulanan oleh direksi teknis; j) Persetujuan bentuk laporan bulanan oleh direksi pekerjaan;
Badan Pemeriksa Keuangan

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 17

No. f.

Prosedur Pelaksanaan Kontrak kritis, berupa 1) Masa I (rencana fisik 0% - 70%) realisasi fisik terlambat>15% dari rencana; 2) Masa II (rencana fisik 70% - 100%) realisasi fisik terlambat >10% dari rencana; 3) Penerbitan surat peringatan oleh direksi pekerjaan kepada penyedia jasa; 4) SCM tingkat kegiatan; 5) Uji coba pertama; 6) Penerbitan surat peringatan I oleh direksi pekerjaan kepada penyedia jasa; 7) SCM tingkat atasan langsung; 8) Uji coba kedua; 9) Penerbitan surat peringatan II oleh direksi pekerjaan kepada penyedia jasa; 10) SCM tingkat atasan; 11) Uji coba ketiga; 12) Penerbitan surat peringatan III oleh direksi pekerjaan kepada penyedia jasa; 13) Kesepakatan tiga pihak: a) Penetapan .. b) . Menggunakan harga satuan kontrak, c) Menggunakan harga satuan yang lebih tinggi, d) Pembayaran kepada pihak ketiga dilakukan secara langsung, e) Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara, f) Pembuatan amandemen kontrak; 14) Pemutusan kontrak.

Ya

Tidak

Catatan

17

Mobilisasi a. Paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu tiga puluh hari sejak diterbitkan SPMK; b. Pemberitahuan rencana mobilkisasi oleh penyedia jasa kepada direksi pekerjaan; c. Persetujuan rencara mobilisasi oleh direksi pekerjaan;

d. Mobilisasi yang meliputi


1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Peralatan-peralatan berat; Kendaraan-kendaraan; Alat-alat laboratorium; Alat-alat ukur; Peralatan lainya; Personil-personil; Persiapan fasilitas lapangan untuk penyedia jasa: a) Kantor, b) Rumah, c) Gedung laboratorium, d) Bengkel, e) Gudang, f) Fasilitas lainnya sesuai ketentuan dokumen kontrak;

e. Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara


bertahap sesuai dengan kebutuhan di lapangan. 18 Serah Terima Barang a. Pembentukan panitia penerima pekerjaan yang terdiri dari Atasan langsung;
Badan Pemeriksa Keuangan

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 18

No.

Prosedur Pelaksanaan Pejabat Pembuat Komitmen; Direksi teknis Penyerahan pertama pekerjaan, dimana Penyedia jasa mengajukan perminytaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk penyerahan pertama pekerjaan setelah pekerjaan selesai 100%; Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan kepada panitia penerima pekerjaan untuk melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan selambat-lambatnya tujuh hari setelah diterimanya surat permintaan dari penyedia jasa; Penilaian terhadap hasil pekerjaan oleh panitia penerima pekerjaan; Pembuatan daftar kekurangan dan/atau cacat pekerjaan oleh panitia penerima pekerjaan; penyelesaian/perbaiakn kekurangan/cacat hasil pekerjaan oleh penyedia jasa; Pemeriksaan kembali hasil penyelesaian/perbaikan oleh panitia peneria pekerjaan; Pembuatan berita acara penyerahan pertama pekerjaan oleh panitia/pejabat pengadaan jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen; Penyerahan jaminan pemeliharaan oleh penyedia jasa; pembayaran sebesar 100% dari nilai kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen; Pemeliharaan hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan, sehingga kondisi hasil pekerjaan tetap berada seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan; Penyerahan akhir pekerjaan, dimana 1) Penyedia jasa mengajukan permintaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk penyerahan akhir pekerjaan setelah masa pemeliharaan berakhir; 2) Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan kepada panitia penerima pekerjaan untuk melakukan pemeriksaan terhadap hasil pemeliharaan pekerjaan selambat-lambatnya tujuh hari setelah diterimanya surat permintaan dari penyedia jasa; 3) Pemeriksaan terhadap hasil pemeliharaan pekerjaan oleh panitia penerima pekerjaan; 4) Pembuatan daftar cacat hasil pemeliharaaan pekerjaan oleh penyedia jasa; 5) Pemeriksaan kembali hasil perbaikan oleh panitia penerima pekerjaan; 6) Pembuatan berita acara penyerahan akhir pekerjaan oleh penyedia jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen; 7) Pengembalian jaminan pemeliharaan dan jaminan pelaksanaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa; Pejabat Pembuat Komitmen mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam waktu tujuh hari setelah diterbitkannya berita acara serah terima akhir pekerjaan

Ya

Tidak

Catatan

b.

c.

d.

e.

19

Gambar Pelaksanaan, serta Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan a. Gambar pelaksanaan, dimana 1) Penyerahan gambar pelaksanaan oleh penyedia jasa
Badan Pemeriksa Keuangan

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 19

No.

Prosedur Pelaksanaan kepada direksi pekerjaan paling lambat empat belas hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan; 2) Keterlambatan penyerahan gambar pelaksanaan, Pejabat Pembuat Komitmen menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dokumen kontrak; 3) Gambar pelaksanaan tidak diserahkan, Pejabat Pembuat Komitmen memperhitungkan pembayaran sesuai ketentuan dokumen kontrak; b. Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan, dimana 1) Penyerahan pedoman pengoperasian dan pemeliharaan oleh penyedia jasa kepada direksi pekerjaan; 2) Pedoman pengopersian dan pemeliharaan tidak diserahkan, pengguna jasa memperhitungkan pembayaran sesuai ketentuan dokumen kontrak.

Ya

Tidak

Catatan

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III.4 - 20

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran III. 5

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI

No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :

KERTAS KERJA PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSAAN


Tujuan kegiatan pada tahap Penetapan Kriteria Pemeriksaan adalah mendapatkan kriteria sebagai dasar pembanding apakah praktek-praktek yang dilaksanakan di lapangan (kondisi) telah mencapai standar yang seharusnya. Butir-butir yang ada dalam template KKP ini dapat dikembangkan lagi sesuai kebutuhan pemeriksa di lapangan. 1. Jenis dan sumber penetapan kriteria pemeriksaan : ... ... ... ... 2. Teknik yang digunakan dalam pengembangan kriteria: ..... ... ...

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.6. - 1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI

No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :

Titik-Titik Kritis Dalam Pengadaan Barang/Jasa


01 02 Korupsi Kolusi dan Nepotisme dapat terjadi pada seluruh tahap pengadaan barang/jasa. Titik kritis dalam pengadaan barang/jasa, meliputi: 1. Perencanaan Pengadaan a. Penggelembungan anggaran rencana yang disusun tidak realistis, biasanya berlebihan, dan jauh dari kebutuhan sebenarnya baik dari aspek biaya, volume, kualitas, bahan dan sebagainya (gejala penggelembungan terlihat dari unit price yang tidak realistis); b. Rencana pengadaan yang diarahkan ke penyusunan spesifikasi teknis dengan kriteria yang diarahkan untuk memperbesar peluang memenangkan suatu produk/penyedia barang/jasa tertentu dalam prosedur lelang (spesifikasi teknis yang mengarah pada merk tertentu atau pengusaha tertentu); c. Tidak mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barang/jasa pada awal pelaksanaan anggaran; d. Pemaketan pekerjaan yang direkayasa mengarah kepada beberapa penyedia barang/jasa yang berasal dari kelompok tertentu dalam rangka tender arisan atau bagi-bagi keuntungan (pekerjaan hanya mampu dilaksanakan oleh kelompok tertentu saja); e. Memecah pengadaan barang/jasa menjadi beberapa paket untuk menghindari pelelangan; f. Memecah paket pekerjaan yang menurut sifat pekerjaannya seharusnya merupakan satu kesatuan konstruksi; g. Menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di daerah masing-masing; h. Menggabungkan beberapa paket pekerjaan yang sifat pekerjaan dan besaran nilainya seharusnya dapat dilakukan usaha kecil menjadi satu paket pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan oleh usaha non kecil (menengah dan besar); i. Rencana pembelian yang tidak sesuai kebutuhan; j. Penentuan jadwal waktu yang tidak realistis; k. Pemilihan metode penunjukkan langsung untuk kontrak yang seharusnya pelelangan umum; l. Pemilihan metode evaluasi dengan sistem nilai (merit point) untuk evaluasi yang seharusnya sistem gugur (untuk memenangkan produk/merk atau penyedia barang/jasa tertentu; m. Pengalokasian anggaran kegiatan yang direncanakan dilakukan dengan cara swakelola, dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara kontraktual kepada penyedia barang/jasa, atau sebaliknya; n. Jadwal waktu untuk melakukan pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan dilakukan dalam kurun waktu yang berbeda; o. Biaya untuk mendukung pelaksanaan pengadaan tidak tersedia.

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.6. - 2

03

2. Pembentukan panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan a. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak memiliki sertifikat keahlian pengadaan dan/atau bukti keikut-sertaan dalam pelatihan pengadaan barang/jasa; b. Panitian pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan yang tertutup dan tidak transparan (ketidakterbukaan dan ketidakadilan panitia); c. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak memiliki integritas (panitia tidak jujur dan tidak profesional, tidak transparan dan tidak akuntabel); d. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan yang memihak (panitia memberi keistimewaan kepada kelompok tertentu); e. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak independen (panitia dikendalikan oleh pihak tertentu); f. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan dirangkap oleh: 1) Pejabat pembuat komitmen, dan/atau 2) Bendahara, dan/atau 3) Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan pembayaran (SPP), dan/atau 4) Pejabat yang bertugas menerbitkan surat perintah membayar (SPM), dan/atau 5) Aparat pengawasan fungsional, kecuali untuk pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan instansi pengawasan fungsional tersebut, dan/atau 6) Panitia pemeriksa/penerima barang/jasa. 3. Penyusunan dan pengesahan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) a. HPS tidak ada; b. HPS tidak ditandatangani oleh seluruh anggota panitia pengadaan; c. HPS tidak di sahkan Pejabat Pembuat Komitmen; d. Harga barang/jasa dalam HPS mengarah pada merk/produk tertentu; e. Gambaran nilai estimasi yag ditutup-tutupi atau sulit diperoleh; f. Penggelembungan (mark-up) dalam HPS; g. Harga dasar yang tidak standar dalam menyusun HPS; h. Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan; i. Sumber/referensi harga penyusunan HPS yang fiktif; j. Penambahan item-item biaya yang tidak diperkenankan. 4. Penyusunan dan pengesahan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa a. Dokumen pemilihan tidak disahkan Pejabat Pembuat Komitmen; b. Persyaratan teknis mengada-ngada atau berlebihan, dibandingkan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan; c. Kriteria kelulusan evaluasi tidak ada atau tidak jelas; d. Spesifikasi teknis mengarah pada produk atau kelompok tertentu; e. Adanya penambahan kriteria evaluasi yang tidak perlu; f. Dokumen lelang tidak standar; g. Dokumen lelang tidak lengkap. 5. Pengumuman lelang/seleksi/pengadaan a. Tidak mengumumkan pelelangan/seleksi/pengadaan; b. Diumumkan, tetapi tidak di surat kabar nasional yang telah ditetapkan Menpan PPN/Kepala Bappenas dan/atau surat kabar provinsi yang telah ditetapkan Gubernur (Jika sudah ada); c. Dalam teks pengumuman tercantum bahwa persyaratan pendaftaran dan pengambilan dokumen harus membawa dokumen asli, yang berimplikasi dapat menghambat/membatasi peserta; d. Mengumumkan pelelangan/seleksi/pengadaan di surat kabar pada hari
Badan Pemeriksa Keuangan

04

05

06

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.6. - 3

libur; e. Pengumuman lelang yang semu atau fiktif; f. Materi pengumuman lelang membingungkan; g. Jangka waktu pegumuman terlalu singkat; h. Pengumuman lelang tidak lengkap. 07 6. Prakualifikasi/pascakualifikasi penyedia barang/jasa a. Dokumen peserta yang tidak memenuhi syarat namun diluluskan panitia; b. Dokumen administrasi bersifat aspal, yaitu dokumen peserta yang dipalsukan agar lulus kualifikasi; c. Dokumen kualifikasi tidak didukung data otentik; d. Evaluasi yang dilakukan panitia tidak sesuai dengan kriteria; e. Menggunakan metode pelelangan umum prakualifikasi yang seharusnya pelelangan umum pascakualifikasi; f. Kriteria dalam melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi tidak ada atau tidak jelas; g. Melakukan prakualifikasi masal untuk mendapatkan daftar penyedia barang/jasa yang berlaku untuk pengadaan dalam kurun waktu tertentu; h. Negosiasi panitia dan penyedia barang/jasa atas syarat teknis dan administrasi yang disusulkan kemudian dengan cara direkayasa. 7. Pendaftaran dan Pengambilan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa a. Dokumen lelang yang diserahkan tidak sama (inkonsisten); b. Waktu pendistribusian dokumen terbatas; c. Penyebarluasan dokumen yang cacat; d. Lokasi pengambilan dokumen sulit dicari; e. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen tidak boleh diwakilkan; f. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen harus dilengkapi atau membawa dokumen asli. 8. Penjelasan/aanwijzing a. Penjelasa (Pre bid meeting) yang terbatas pada kelompok tertentu; b. Informasi dan deskripsi terbatas; c. Tidak ada partisipasi masyarakat; d. Penjelasan yang kontroversial; e. Tidak membuat dokumentasi rapat penjelasan; f. Berita acara penjelasan tidak disebarluaskan kepada seluruh peserta; g. Perubahan penting atas dokumen pemilihan penyedia tidak dituangkan dalam adendum dokumen pemilihan penyedia. 9. Penyerahan & pembukaan penawaran a. Adanya relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran; b. Batas akhir pemasukan dokumen penawaran diundurkan atau dimajukan tanpa adanya adendum dokumen penyedia; c. Penyimpanan dokumen penawaran tidak dilakukan pada kotak atau tempat yang aman/terkunci; d. Penerimaan dokumen penawaran yang terlambat; e. Penyerahan dokumen fiktif; f. Ketidaklengkapan dokumen penawaran; g. Pembukaan dokumen penawaran dilakukan pada hari libur; h. Pembukaan dokumen penawaran di tunda tanpa alasan yang jelas; i. Relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran. 10. Evaluasi penawaran a. Kriteria evaluasi cacat; b. Pemilihan tempat evaluasi yang tersembunyi: c. Peserta lelang terpola (dibandingkan lelang sebelumnya) atau peserta
Badan Pemeriksa Keuangan

08

09

10

11

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.6. - 4

lelang menurunkan secara mencolok; d. Penggantian dokumen penawaran; 12 11. Pengumuman calon pemenang a. Tidak ada pengumuman pemenang; b. Pengumuman pemenang tidak diberitahukan kepada seluruh peserta lelang; c. Pengumuman sangat terbatas pada publik; d. Pengumuman tidak mengindahkan aspek publik atau dilakukan tersembunyi; e. Tanggal pengumuman sengaja ditunda; f. Pengumuman tidak sesuai kaidah atau tidak ada masukan dari masyarakat. 12. Sanggahan peserta lelang a. Surat sanggahan tidak ditanggapi; b. Jawaban sanggahan ditunda-tunda; c. Tidak seluruh sanggahan ditanggapi; d. Substansi sanggahan tidak ditanggapi; e. Sanggahan proforma untuk menghindari tuduhan tender diatur; f. Panitia kurang independen dan akuntabel. 13. Penunjukan pemenang lelang a. Surat penunjukkan yang tidak lengkap; b. Surat penunjukkan yang sengaja ditunda pengeluarannya; c. Surat penunjukkan yang dikeluarkan dengan terburu-buru; d. Surat penunjukkan yang tidak sah; e. Tanggal surat penunjukkan dibuat lebih belakangan dibandingkan tanggal kontrak. 14. Penandatangan kontrak a. Adanya kejanggalan dalam kontrak; b. Penandatangan kontrak yang kolutif; c. Penandatangan kontrak yang ditunda-tunda; d. Penandatangan kontrak secara tertutup; e. Penandatangan kontrak tidak sah; f. Tidak dilengkapi surat jaminan pelaksanaan dari bank (untuk pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yang dinilai lebih besar dari Rp50juta; g. Tanggal surat jaminan pelaksanaan lebih belakangan dibandingkan tanggal kontrak. 15. Pelaksanaan kontrak/Penyerahan Barang/Jasa a. Penyerahan barang 1) Kualitas barang yang diserahkan tidak sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis/kontrak; 2) Kualitas barang yang diserahkan lebih rendah dari ketentuan dalam spesifikasi teknis/kontrak; 3) Kriteria penerimaan barang bias; 4) Volume barang tidak sama dengan yang tertulis di dokumen lelang; 5) Jaminan pasca jual palsu; 6) Keterlambatan penyerahan barang/jasa; b. Penyerahan jasa konsultan 1) Rekomendasi palsu; 2) Kriteria penerimaam karya konsultan bias; 3) Data lapangan dipalsukan; 4) Design plagiate (tanpa dukungan design note). c. Penyerahan jasa konstruksi 1) Volume konstruksi tidak sesuai dengan yang di minta spesifikasi/
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

13

14

15

16

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.6. - 5

BOQ; 2) Kriteria penerimaan hasil kerja konstruksi bias; 3) Perintah perubahan volume dalam rangka KKN/Contract Change Order; 4) Volume konstruksi tidak sesui dalam rangka KKN. 17 16. Pembayaran dan Pelaporan a. Pembayaran yang tidak sesuai kemajuan fisik; b. Pembayaran fiktif; c. Kekurangan pemungutan dan penyetoran pajak/PNBP; d. Pelaporan yang tidak dilaksanakan; e. Pelaporan yang tidak sesuai keadaan; f. Pelaporan yang tidak lengkap; g. Pelaporan yang tidak sesuai peraturan; h. Tidak dibuat berita acara pembayaran. 17. Potensi penyimpangan dalam pemanfaatan a. Kuantitas barang/jasa yang diterima tidak sesuai kebutuhan; b. Kualitas barang/jasa yang diterima tidak sesuai kebutuhan; c. Penyerahan barang/jasa di lokasi yang tidak tepat; d. Barang/jasa yang belum/tidak dapat dimanfaatkan.

18

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.7 - 1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI

No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM PEMERIKSAAN ATAS PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN ............

PADA (Nama Entitas) ........................

DI . AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA ../ PERWAKILAN BPK DI.............. TAHUN ANGGARAN.....

Nomor : Tanggal :

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.7 - 2

1.

Dasar Hukum Pemeriksaan

2. 2 Standar Pemeriksaan, yaitu: a. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) b. Panduan Manajemen Pemeriksaan

3. 3 Tujuan Pemeriksaan

4. 4 Entitas Yang Diperiksa

5. 5 Lingkup Pemeriksaan

6. 5 Hasil Pemahaman Sistem Pengendalian Intern (SPI) 7. Sasaran Pemeriksaan

8. 7 Kriteria Pemeriksaan 9. 8 Alasan Pemeriksaan 10 Metode Pemeriksaan . 9 11 . Petunjuk Pemeriksaan

12 Jangka Waktu Pemeriksaan . 1


Jumlah Hari Pemeriksaan Anggota Anggota Jumlah Tim Tim 5 6 7

No. Urut 1 1.

Uraian Kegiatan Pemeriksaan 2 Pembicaraan awal dengan Pimpinan Entitas Perolehan data dan informasi Pengujian sistem pengendalian intern

Ketua Tim 3

Anggota Tim 4

Ket 8

2. 3.

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.7 - 3

1 4.

5. 6.

7.

2 Pengujian substantif atas pengadaan barang dan jasa Penyusunan TP Pembahasan hasil temuan dan meminta tindakan yang akan dilakukan entitas (next plan) Pembicaraan akhir dengan Pimpinan entitas

Keterangan: 1. Hari kerja 2. Hari libur dan/Minggu 3. Perjalanan pergi atau pulang Jumlah
13 .

= = = =

hari hari hari hari

Susunan Tim dan Rincian Biaya Pemeriksaan

No. Urut

Susunan Tim Pemeriksaan Golongan/ Nama Pangkat

Jumlah Hari Pemeriksaan

Rincian Biaya Pemeriksaan LainLumpsum Transpor Jml lain

Ket

14 Kerangka LHP (terlampir) . 1


15 Waktu Penyampaian dan Distribusi LHP . 1 , Tortama/Kepala Perwakilan .. .. NIP. .

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.7 - 4

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI

No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM KERJA PERORANGAN PROGRAM PEMERIKSAAN ATAS.......(disesuaikan dengan P2-nya) Nama Anggota Tim Pemeriksa:......... No. 1 Langkah Pemeriksaan 2 Waktu Pemeriksaan (mandays) Rencana Realisasi 3 4 KKP No. 5 Catatan Ketua Tim 6

., .. Disetujui oleh, Disusun oleh,

(Ketua Tim ybs)

(Nama Anggota Tim ybs)

. NIP.

. NIP.

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.8 - 1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI

No. Indeks Dibuat oleh : Direviu oleh Disetujui oleh : :

PENGUJIAN TERINCI Perencanaan Pengadaan


Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan secara detail mengenai target, waktu, mutu, biaya, manfaat dan pemaketan pengadaan barang/jasa untuk keperluan pemerintah yang dibiayai dengan anggaran negara. TITIK KRITIS Penggelembungan anggaran dimana rencana yang disusun tidak realistis, biasanya berlebihan, dan jauh dari kebutuhan sebenarnya baik dari aspek biaya, volume, kualitas, bahan dan sebagainya (gejala penggelembungan terlihat dari unit price yang tidak realistis) LANGKAH PEMERIKSAAN 1. Periksa apakah rencana pengadaan barang dan atau jasa dibuat berdasarkan rencana kebutuhan yang diajukan oleh unit-unit kerja pemakai dan atau dari rencana pengembangan kegiatan. Teliti dengan struktur organisasi serta SDM didalamnya. 2. Periksa apakah ada penentuan skala prioritas yang dijadikan dasar untuk menentukan rencana kebutuhan tersebut didasarkan kepada kebutuhan yang mendesak untuk meningkatkan kinerja unit kerja/kegiatan tersebut? Jika ada teliti pengajuan dari masing-masing unit. Jika tidak, teliti alasan dan pertimbangannya. 3. Periksa proses penentuan jumlah barang dan harga satuan yang ada dalam dokumen perencanaan. Cek apakah penentuan jumlah barang telah disesuaikan dengan permintaan dari masing-masing satker pengguna. Cek prosedur penentuan harga satuan, apakah harga satuan telah diperkirakan secara cermat dan keahlian. Mintakan dokumen pendukung penentuan harga satuan tersebut. 1. Periksa mekanisme penyusunan spesifikasi teknis yang ada di entitas yang diperiksa. Lakukan pengujian apakah spesifikasi teknis yang dibuat dapat disediakan oleh lebih dari satu produk/penyedia barang/jasa tertentu antara lain dengan melakukan wawancara dengan PPK dan/atau melakukan survey di pasar. 1. Tanyakan apakah PPK mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barang/jasanya pada awal tahun anggaran. Jika tidak, tanyakan penyebabnya. Jika ya, minta bukti berupa media pengumuman yang digunakan. Teliti apakah sesuai dengan ketentuan Keppres tentang pengumuman. Jika perlu, lakukan konfirmasi ke arsip nasional untuk memastikan bahwa pengumuman di surat kabar nasional benar-benar dilakukan. 1. Dapatkan seluruh rencana pengadaan dalam satu tahun dilengkapi dengan rencana waktu pengadaan dan metode pemilihan penyedia barang/jasa. Teliti apakah: a. Terdapat pemecahan beberapa paket pekerjaan yang sejenis yang dilaksanakan dalam waktu berdekatan untuk menghindari pelelangan umum. Biasanya metode pemilihan yang digunakan adalah metode penunjukan langsung.
Badan Pemeriksa Keuangan

Rencana pengadaan diarahkan ke penyusunan spesifikasi teknis yang mengarah kepada suatu produk/ penyedia barang/jasa tertentu. Tidak mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barang/ jasa pada awal pelaksanaan anggaran

Pemaketan pekerjaan direkayasa mengarah kepada beberapa penyedia barang/jasa yang berasal dari kelompok tertentu dalam rangka tender arisan atau bagi-bagi keuntungan (pekerjaan hanya
Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.8 - 2

mampu dilaksanakan oleh kelompok tertentu saja)

b. Terdapat beberapa paket yang seharusnya diperuntukkan untuk usaha kecil (jumlah pengadaan di bawah Rp 1 miliar) dijadikan satu paket sehingga usaha non kecil dapat ikut serta. c. Terdapat beberapa paket yang menurut sifat pekerjaan akan lebih efisien jika dilaksanakan secara terdesentralisasi namun pengadaan disentralisasi menjadi satu paket. d. Penentuan metode pemilihan telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003 dan perubahan-perubahannya. 2. Dapatkan dokumen kualifikasi (pra dan/atau pasca). Teliti apakah terdapat beberapa perusahaan yang tergabung dalam satu kelompok usaha. Lakukan konfirmasi ke Departemen Perdagangan dan/atau Dinas Perdagangan setempat sebagai organisasi yang menerbitkan ijin usaha. 3. Teliti apakah jadwal pengadaan untuk masing-masing paket realitas dan memberikan kesempatan kepada para calon penyedia barang/jasa untuk mempersiapkan penawarannya. 1. Teliti setiap metode evaluasi yang akan digunakan untuk menilai penawaran dari calon penyedia barang/jasa. Pastikan alasan penggunaan suatu metode evaluasi tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003 dan perubahanperubahannya. Misalnya metode evaluasi sistem nilai hanya digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang memperhitungkan keunggulan teknis sepadan dengan harganya. Cek apakah kebutuhan/spesifikasi teknis yang diminta oleh satker pengguna memang menghendaki keunggulan teknis. 1. Minta dokumen penganggaran terkait dengan pengadaan barang/jasa untuk tahun anggaran yang diperiksa. Teliti apakah biaya-biaya pendukung pelaksanaan pengadaan seperti biaya honorarium PPK dan panitia pengadaan barang/jasa, biaya rapat, biaya penggandaan dokumen pemilihan, dan biaya pengecekan lapangan telah dialokasi secara memadai sesuai dengan standar biaya yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan dan/atau Departemen/Lembaga tersebut. Jika tidak, tanyakan penyebabnya dan bagaimana PPK dan panitia membiayai kegiatannya. 1. Periksa apakah terdapat pengadaan barang/jasa secara swakelola. Teliti apakah pekerjaan tersebut memang diperkenankan untuk dilakukan secara swakelola. 2. Periksa realisasi pelaksanaan pekerjaan apakah memang dilaksanakan sesuai dengan rencana. Jika terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya. 3. Teliti apakah tenaga ahli dari luar tidak lebih dari 50% dari tenaga sendiri. 4. Teliti apakah pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam pekerjaan swakelola tersebut telah dilaksanakan oleh panitia dan menggunakan metode pengadaan sesuai dengan Keppres 80 tahun 2003 dan perubahan-perubahannya.

Pemilihan metode evaluasi dengan sistem nilai (merit point) untuk evaluasi yang seharusnya sistem gugur (untuk memenangkan produk/merk atau penyedia barang/jasa tertentu

Biaya untuk mendukung pelaksanaan pengadaan tidak tersedia.

Pengalokasian anggaran kegiatan yang direncanakan dilakukan dengan cara swakelola, namun dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara kontraktual kepada penyedia barang/jasa, atau sebaliknya.

Pembentukan Panitia
Pembentukan panitia dibentuk oleh pejabat pembuat komitmen/pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran setelah seluruh persiapan administrasi selesai. Panitia pengadaan memiliki tugas dan peran yang sangat berpengaruh terhadap proses pengadaan barang/jasa pemerintah, mulai dari penyusunan rencana sampai dengan ditandatanganinya kontrak/perjanjian.

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.8 - 3

TITIK KRITIS Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak memiliki sertifikat keahlian pengadaan dan/atau bukti keikut-sertaan dalam pelatihan pengadaan barang/jasa.

LANGKAH PEMERIKSAAN 1. Mintakan SK penunjukan PPK dan panitia pengadaan barang/jasa. Cek apakah mereka telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan. Jika belum, teliti apakah mereka sudah pernah mengikuti pelatihan pengadaan barang/jasa atau berpengalaman dalam pengadaan barang/jasa. 2. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan barang/jasa mengenai pemahaman panitia terhadap barang yang akan diadakan dan kegiatan pengadaan. 3. Dapatkan informasi tentang mekanisme penunjukan PPK dan panitia pengadaan barang/jasa. Tanyakan alasan/pertimbangan penunjukan seseorang menjadi panitia/PPK. 4. Periksa apakah panitia itu sekurang-kurangnya terdiri dari unsur: a. Ahli pengadaan barang dan atau jasa, b. Ahli hukum kontrak atau yang menguasai administrasi kontrak. c. Yang memahami substansi pekerjaan/kegiatan yang diadakan. Untuk hal-hal yang bersifat teknis, telah mengikutsertakan pejabat dari instansi teknik yang berwenang. Periksa apakah pegawai yang ditunjuk sebagai panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan merangkap juga tugas sebagai: 1. Pejabat pembuat komitmen, 2. Bendahara, 3. Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan pembayaran (SPP), 4. Pejabat yang bertugas menerbitkan surat perintah membayar (SPM), 5. Aparat pengawasan fungsional, kecuali untuk pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan instansi pengawasan fungsional tersebut, dan/atau 6. Panitia pemeriksa/penerima barang/jasa. 1. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan dan PPK untuk mengetahui apakah dalam melaksanakan proses pengadaan terdapat intervensi dari pihak-pihak tertentu. 2. Dapatkan BAHP. Lakukan pengujian ke dokumen penawaran yang masuk untuk memastikan bahwa calon pemenang yang diusulkan oleh panitia pengadaan kepada PPK memang layak dan memenuhi semua persyaratan administrasi, teknis, dan harga serta memiliki kemampuan. 3. Periksa apakah pemenang yang ditunjuk oleh PPK sesuai dengan usulan calon pemenang dari panitia pengadaan. Jika tidak, tanyakan penyebabnya. 4. Dapatkan surat sanggahan dari calon penyedia barang/jasa dan bukti-bukti pendukungnya (jika ada) serta jawaban dari PPK/PA/KPA. Teliti apakah terdapat indikasi panitia pengadaan tidak independen atau memihak. Lakukan konfirmasi langsung kepada pengirim surat sanggahan.

Terdapat perangkapan tugas panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan.

Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak memiliki integritas, tidak independen dan memihak.

Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)


Penyusunan HPS bertujuan untuk memberitahukan total nilai HPS ke peserta lelang, menyusun HPS yang tidak di Mark-up, mendapatkan sumber/referensi harga penyusunan HPS yang valid (tidak fiktif) dan menyusun serta mengesahkan HPS sesuai ketentuan. TITIK KRITIS
Direktorat Litbang

LANGKAH PEMERIKSAAN
Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.8 - 4

HPS tidak ada

a. Dapatkan HPS dan dokumen pendukung perhitungan HPS. b. Bila tidak ada, tanyakan penyebabnya dan bagaimana Panitia Pengadaan menilai kewajaran harga penawaran dari calon peserta. c. Lakukan konfirmasi dengan calon peserta pengadaan, apakah mereka mengetahui nilai HPS.
1. 1.

HPS tidak ditetapkan/disahkan oleh PPK Rincian perhitungan HPS tidak ada, sulit diperoleh atau disembunyikan Sumber/referensi harga dalam perhitungan HPS fiktif. Penggelembungan (mark-up) dalam HPS. Penambahan item-item biaya yang tidak diperkenankan Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan

Teliti apakah HPS tersebut telah ditetapkan/disahkan oleh PPK? Bila belum, tanyakan penyebabnya kepada PPK. Teliti kelengkapan dokumen pendukung perhitungan HPS. Bila tidak ada atau tidak lengkap, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan. Teliti kewajaran dan kecermatan perhitungan HPS dengan membandingkan ke dokumen pendukung. Uji kebenaran dokumen pendukung dengan melakukan konfirmasi ke sumber dokumen. Dapatkan harga kontrak atau SPK yang lalu, harga satuan dari BPS, harga/tarif yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen tunggal/lembaga independen dan daftar/tarif harga dari instansi berwenang. Bandingkan dengan nilai dalam HPS. Lakukan perhitungan kembali untuk memastikan bahwa perhitungan dalam HPS telah dilakukan secara cermat dan berdasarkan data harga yang berlaku dan up-to-date. Pastikan bahwa dalam perhitungan HPS, unsur biaya tidak terduga dan Pajak Penghasilan (PPh) tidak dimasukkan. Khusus untuk pekerjaan pemborongan, lakukan wawancara dengan panitia pengadaan untuk mengetahui apakah dalam perhitungan HPS menggunakan koefisien yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) atau menggunakan standar lain. Bandingkan perhitungan dalam HPS dengan standar yang digunakan tersebut. Lakukan perhitungan kembali.

1.

2.

3.

4.

Penyusunan Dokumen Lelang


Penyusunan Dokumen Lelang bertujuan agar kriteria evaluasi tidak terjadi rekayasa, dokumen lelang tidak diarahkan untuk memenangkan calon tertentu dan mengetahui kelengkapan dokumen lelang. TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN Dokumen pemilihan tidak disahkan oleh PPK a. Minta dan teliti dokumen pemilihan yang ada untuk kegiatan pengadaan barang dan jasa yang diperiksa. b. Lakukan konfirmasi kepada PPK apakah telah mengesahkan dokumen tersebut. Jika tidak, tanyakan penyebabnya dan bagaimana PPK memastikan bahwa dokumen pemilihan tersebut tidak digunakan oleh panitia pengadaan untuk memenangkan pihak/produk tertentu. Selanjutnya konfirmasi kepada panitia pengadaan barang dan jasa, alasan/penyebab panitia pengadaan tidak meminta pengesahan dokumen pemilihan sebelumnya. 1. Teliti apakah setiap pengadaan barang dan atau jasa, panitia telah menyiapkan dokumen-dokumen untuk keperluan pengadaan barang dan atau jasa tersebut yang menggambarkan secara jelas dan rinci semua persyaratan yang diperlukan, baik administrasi maupun teknis, penggunaan barang dan atau jasa dalam negeri dan referensi harga, unsur-unsur yang dinilai, kriteria, formula evaluasi, jenis kontrak yang dipilih dan formulir-formulir yang harus diisi yang dapat dimengerti dan diikuti oleh penyedia barang dan atau jasa
Badan Pemeriksa Keuangan

Persyaratan teknis mengada-ada atau berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan. Spesifikasi teknis mengarah pada produk atau penyedia jasa tertentu.

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.8 - 5

2. Dapatkan daftar barang/jasa yang dibutuhkan atau rencana pengadaan. Pelajari apakah panitia menyusun rencana kerja dan syarat administrasi dan teknis? Tanyakan dasar penyusunan rencana kerja dan syarat tersebut? Bandingkan dengan permintaan dari unit kerja pengguna barang/jasa atau PPK. Jika terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya dan pastikan bahwa perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari pengguna barang/jasa atau PPK. 3. Uji syarat administratif dan teknis yang dibuat panitia, apakah menjurus pada suatu produk barang tertentu antara lain dengan cara membandingkan spesifikasi teknis dalam dokumen penawaran yang dimasukkan oleh para calon penyedia barang dan jasa (asumsi post audit). Jika terdapat indikasi tersebut, konfirmasikan dengan panitia? Kriteria kelulusan evaluasi tidak ada atau tidak jelas dalam dokumen pemilihan Penambahan kriteria evaluasi yang tidak perlu. 1. Apakah panitia menyusun dan menetapkan unsur-unsur (kriteria, formula, bobot) yang akan dinilai dalam proses evaluasi teknis? Pastikan bahwa penentuan unsur-unsur tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Bila panitia tidak menyusun unsur-unsur tersebut, tanyakan penyebabnya dan kriteria apa yang digunakan oleh panitia pengadaan barang dan jasa dalam proses evaluasi. 2. Minta BAHP kepada panitia. Teliti apakah proses evaluasi telah mengikuti ketentuan evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan. Bila tidak sesuai, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan barang dan jasa. 1. Dapatkan daftar dokumen lelang yang harus diterima panitia dan list dokumen yang diterima panitia dari penyedia barang/jasa. Bandingkan keduanya, jika ada perbedaan teliti penyebabnya? 2. Cek kedua daftar yang sudah diperoleh, uji dengan ketentuan dokumen lelang yang sudah standar sesuai dengan ketentuan.

Dokumen lelang tidak lengkap dan atau tidak standar

Pengumuman Lelang
Pengumuman lelang bertujuan membuat pengumuman Lelang yang memenuhi persyaratan dan mengatur jangka waktu antara pengumuman dengan batas waktu pendaftaran dalam jangka waktu yang memadai TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN Tidak mengumumkan pelelangan/seleksi pengadaan Pengumuman lelang yang fiktif

1. Untuk kegiatan pengadaan barang/jasa yang diperiksa, minta


bukti bahwa telah dilakukan pengumuman sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Contoh: untuk pelelangan/seleksi umum dan terbatas yang harus diumumkan ke media massa nasional, minta bukti iklan (berupa kliping surat kabar) dan bukti pembayaran iklan pengumuman tersebut. Teliti kebenaran bukti pembayaran tersebut. Jika perlu, lakukan konfirmasi ke biro iklan tempat pemasangan iklan seperti tertera dalam bukti pembayaran untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut benar-benar dilakukan. 2. Jika perlu, lakukan konfirmasi ke arsip nasional untuk memastikan bahwa pengumuman di surat kabar nasional benarbenar dilakukan. 3. Jika tidak diumumkan, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan barang dan jasa. 1. Teliti materi atau isi pengumuman apakah telah memenuhi ketentuan minimal isi pengumuman seperti yang ditetapkan dalam Keppres 80 tahun 2003, yaitu: a. Pekerjaan yang akan diadakan.
Badan Pemeriksa Keuangan

Materi pengumuman lelang membingungkan, tidak lengkap, dan terdapat persyaratan yang menghambat.
Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.8 - 6

b. Perkiraan nilai pekerjaan. c. Sumber dana. d. Rencana waktu pengadaan. e. Metode pemilihan penyedia barang/jasa. Jika kurang, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan. 2. Teliti apakah terdapat persyaratan yang menghambat seperti dalam teks pengumuman tercantum bahwa persyaratan pendaftaran dan pengambilan dokumen harus membawa dokumen asli. Apakah jangka waktu pengumuman sudah cukup? 1. Dapatkan tanggal pengumuman dilakukan dan list jangka waktu yang diberikan. Teliti apakah jangka waktu pengumuman telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Jika beda waktu antara tanggal pengumuman dengan batas waktu pemasukan dokumen penawaran sangat singkat, teliti penyebabnya dan alasannya? 2. Teliti dokumen penawaran yang masuk apakah jumlah dan kualifikasi calon peserta pengadaan barang dan jasa telah sesuai dan memadai.

Prakualifikasi Perusahaan
Prakualifikasi bertujuan menguji validitas, kebenaran dan keandalan dokumen adminstratif dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa TITIK KRITIS Dokumen prakualifikasi calon penyedia barang/jasa tidak memenuhi persyaratan namun diluluskan panitia. Evaluasi yang dilakukan oleh panitia tidak sesuai dengan kriteria. Kriteria dalam melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi tidak ada atau tidak jelas LANGKAH PEMERIKSAAN 1. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan tentang prosedur prakualifikasi yang dilakukan untuk pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Pastikan bahwa prosedur tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Jika tidak sesuai, tanyakan penyebabnya ke panitia pengadaan barang/jasa. 2. Pelajari dokumen prakualifikasi yang disusun oleh panitia pengadaan barang/jasa. Teliti apakah kriteria yang akan digunakan oleh panitia pengadaan dalam melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi telah ditetapkan secara jelas dan lengkap. 3. Minta Berita Acara Evaluasi Prakualifikasi, daftar isian prakualifikasi dan dokumen pendukungnya dari calon penyedia barang/jasa yang lulus prakualifikasi. Bandingkan hasil evaluasi dengan dokumen prakualifikasi untuk menemukan ada tidaknya calon penyedia barang/jasa yang sebenarnya tidak patut lulus namun diluluskan oleh panitia. 1. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan barang/jasa mengenai proses klarifikasi dan konfirmasi yang dilakukan untuk meyakinkan kebenaran formulir isian. Minta berita acara atau laporan klarifikasi dan konfirmasi yang dilakukan tersebut. 2. Lakukan konfirmasi kepada pihak-pihak ketiga untuk menilai kebenaran/keaslian dokumen pendukung prakualifikasi. 1. Minta seluruh pengadaan barang dan jasa untuk periode atau tahun anggaran yang diperiksa. Minta seluruh dokumen prakualifikasi dan berita acara evaluasi prakualifikasi untuk seluruh pengadaan barang dan jasa tersebut. Teliti apakah prakualifikasi dilakukan untuk setiap paket pengadaan barang/jasa. 2. Lakukan konfirmasi kepada beberapa calon penyedia barang/jasa yang ikut dalam proses prakualifikasi untuk menyakinkan bahwa prakualifikasi dilakukan untuk setiap paket pengadaan barang/jasa.
Badan Pemeriksa Keuangan

Dokumen pendukung prakualifikasi bersifat aspal dan tidak otentik

Melakukan prakualifikasi massal untuk mendapatkan daftar penyedia barang/jasa yang berlaku untuk pengadaan dalam kurun waktu tertentu

Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.8 - 7

Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan


Pengambilan dokumen pemilihan penyedia barang dan jasa bertujuan menjamin kelengkapan dokumen yang diserahkan ke peserta lelang dan mengelola waktu yang cukup untuk pendistribusian dokumen lelang. TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN Dokumen pemilihan yang disediakan tidak sama/tidak konsisten/cacat. 1. Dapatkan dokumen pemilihan yang telah ditetapkan oleh PPK untuk pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Minta BAHP dari panitia pengadaan dan inventarisasi calon penyedia barang/jasa yang gugur/tidak lulus. Teliti faktor-faktor yang menyebabkan para calon tersebut tidak lulus atau gugur. Selanjutnya lakukan wawancara dengan para calon tersebut untuk mengetahui apakah dokumen pemilihan yang mereka terima dari Panitia berbeda untuk pengadaan barang dan jasa tersebut. 1. Teliti apakah dalam pengumuman pengadaan barang dan jasa, informasi tentang tempat pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan tertera dengan jelas dan mudah dijangkau, disertai dengan nomor telepon. a. Minta jadwal yang dibuat oleh panitia pengadaan untuk pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Teliti apakah jadwal tersebut telah mendapatkan persetujuan/penetapan dari PPK. Jika belum, tanyakan penyebabnya kepada PPK/panitia pengadaan. b. Pelajari jadwal yang dibuat panitia pengadaan, cermati waktu dan masa pengambilan dokumen. Teliti apakah telah sesuai dengan ketentuan penjadwalan dalam Keppres 80 tahun 2003 dengan mempertimbangkan jenis barang/jasa yang diadakan. Selanjutnya dapatkan informasi jumlah calon penyedia barang/jasa yang mendaftar dan mengambil dokumen pemilihan dalam jangka waktu yang disediakan panitia pengadaan. Jika hanya sedikit, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan dan calon penyedia barang dan jasa (sampling). 1. Teliti dalam pengumuman pengadaan barang dan jasa, apakah terdapat persyaratan yang berlebihan dan yang dapat menghambat para calon penyedia barang dan jasa dalam mendaftar dan mengambil dokumen pemilihan seperti: a. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen tidak boleh diwakilkan; b. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen harus dilengkapi atau membawa dokumen asli.

Lokasi pengambilan dokumen tidak jelas/sulit ditemukan.

Waktu pendistribusian dokumen pemilihan relatif singkat

Persyaratan pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan yang berlebihan

Penjelasan / Anwijzing
Penjelasan lelang bertujuan agar seluruh peserta yang mengambil dokumen diundang untuk penjelasan dan memahami isi dokumen lelang. TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN Acara pemberian penjelasan (pre bid meeting) terbatas pada kelompok tertentu

a. Dapatkan jadwal pengadaan yang telah ditetapkan oleh PPK.


Teliti apakah acara pemberian penjelasan dijadwalkan dan jadwal tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003 (paling cepat 7 hari sejak tanggal pengumuman). Jika tidak, tanyakan penyebabnya kepada PPK dan panitia pengadaan. 1. Minta Berita Acara Penjelasan (BAP) kepada panitia pengadaan. Jika tidak dibuat, tanyakan penyebab kepada panitia pengadaan
Badan Pemeriksa Keuangan

Berita Acara Pemberian Penjelasan tidak dibuat


Direktorat Litbang

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.8 - 8

dan mintakan bukti yang dapat menyakinkan bahwa acara pemberian penjelasan memang benar diselenggarakan. Berita Acara Pemberian Penjelasan tidak disebarluaskan kepada seluruh calon penyedia barang dan jasa. Informasi yang disampaikan dalam acara pemberian penjelasan terbatas. 2. Jika dibuat, minta daftar distribusi berita acara tersebut. Teliti apakah seluruh calon penyedia barang/jasa telah menerima BAP. Jika tidak, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan. 1. Teliti informasi apa saja yang disampaikan oleh panitia pengadaan dan jawaban atas pertanyaan dari para peserta. Buat penilaian apakah panitia telah cukup menjelaskan tentang pengadaan yang akan dilakukan, ketentuan dalam dokumen pemilihan, dan persyaratan pemasukan dokumen penawaran. Selain itu, apakah jawaban yang diberikan oleh panitia pengadaan atas pertanyaan peserta telah cukup memadai dan jelas serta tidak menimbulkan salah interpretasi. 2. Teliti juga apakah terdapat putusan yang diambil pada acara pemberian penjelasan yang mengubah dokumen pemilihan. Jika ya, pastikan bahwa perubahan tersebut dituangkan dalam addendum dokumen pemilihan atau berita acara pemberian penjelasan menjadi satu kesatuan/bagian dari dokumen pemilihan. 3. Jika diperlukan, lakukan konfirmasi kepada para calon penyedia barang/jasa yang ikut dalam pengadaan yang diperiksa terkait dengan kecukupan dan kejelasan informasi yang disampaikan dalam acara pemberian penjelasan.

Perubahan penting atas dokumen pemilihan penyedia tidak dituangkan dalam adendum dokumen pemilihan penyedia

Penyerahan dan Pembukaan Penawaran


Penyerahan dan Pembukaan bertujuan agar dokumen lelang disampaikan pada tempat yang telah ditetapkan dan pada waktu yang ditentukan, dan selain itu agar dokumen penawaran yang dibuka tidak diubah oleh siapapun. TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN Relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran. 1. Dapatkan daftar tempat penyerahan dokumen untuk seluruh pengadaan yang diperiksa sesuai dengan dokumen pemilihan. Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP). Bandingkan jika ada perbedaan tempat penyerahan dokumen penawaran. Jika terjadi relokasi, lakukan wawancara dengan PPK atau panitia pengadaan untuk mengetahui penyebab dan siapa yang menetapkan relokasi tersebut.
1.

Batas akhir pemasukan dokumen penawaran diundurkan atau dimajukan tanpa adanya adendum dokumen pemilihan Penerimaan dokumen penawaran yang terlambat dan tidak digugurkan

Minta jadwal pengadaan yang ditetapkan oleh PPK untuk seluruh pengadaan yang diperiksa. Dapatkan BAPP. Bandingkan tanggal menurut jadwal dengan tanggal BAPP. Jika terdapat perbedaan waktu, tanyakan kepada PPK atau panitia pengadaan apakah terdapat addendum terhadap dokumen pemilihan. Jika tidak, tanyakan penyebabnya. Bandingkan daftar penawaran yang masuk dalam BAPP dengan penawaran yang dievaluasi dalam BAHP. Teliti apakah terdapat dokumen penawaran yang tidak masuk dalam BAPP tapi ikut dievaluasi. Jika ya, konfirmasikan hal ini dengan PPK atau panitia pengadaan. Untuk menguji kebenaran dokumen BAPP dan BAHP, lakukan konfirmasi dengan para calon penyedia barang dan jasa yang ada dalam BA tersebut. Dapatkan BAPP, teliti isi dokumen penawaran yang diserahkan untuk mengidentifikasikan apakah terdapat penyampaian dokumen penawaran yang tidak lengkap. Jika ada, telusuri ke

1.

2.

Dokumen penawaran tidak lengkap disampaikan dan disusulkan setelah acara


Direktorat Litbang

1.

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.8 - 9

pembukaan dokumen penawaran

BAHP untuk memastikan bahwa para calon penyedia barang dan jasa yang memasukkan dokumen penawaran yang tidak lengkap digugurkan pada saat evaluasi administrasi. Jika tidak digugurkan, tanyakan penyebabnya.
1.

Pembukaan dokumen penawaran dilakukan pada hari libur

2.

Teliti dalam dokumen jadwal pengadaan dan BAPP untuk memastikan bahwa pelaksanaan pembukaan dokumen penawaran tidak dilakukan pada hari libur. Jika perlu, lakukan konfirmasi dengan para penyedia barang dan jasa yang memasukkan dokumen penawaran.

Evaluasi Penawaran
Evaluasi penawaran bertujuan memberikan keyakinan bahwa kriteria evaluasi memberikan keyakinan atas pencapaian tujuan pengadaan yang ditetapkan.
TITIK KRITIS Kriteria evaluasi cacat dan tidak sesuai dengan kriteria dalam dokumen pemilihan LANGKAH PEMERIKSAAN 1. Dapatkan dokumen pemilihan, BAHP, dan dokumen penawaran dari para calon penyedia barang dan jasa. Inventarisasi metode evaluasi yang dilakukan dan teliti apakah telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. 2. Dari Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP), trasir ke dokumen pendukung untuk memastikan bahwa proses evaluasi telah sesuai dengan kriteria evaluasi dalam dokumen pemilihan. Jika terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan barang dan jasa. 3. Pastikan bahwa calon pemenang telah lulus tahapan kelengkapan administrasi, teknis, dan harga sesuai dengan metode evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan.
1.

Apakah terjadi penggantian dokumen?

Dapatkan Berita Acara (BA) Pembukaan Penawaran, teliti isi dokumen penawaran yang diserahkan dan bandingkan dengan BAHP serta dokumen pendukung penawaran yang ada (asli bukan copy, yang disimpan oleh PPK) untuk memastikan tidak terjadi penggantian dokumen. Jika terdapat perbedaan/penggantian, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan.

Pengumuman Calon Pemenang


TITIK KRITIS Pengumuman pemenang tidak ada
1.

LANGKAH PEMERIKSAAN Minta jadwal pengadaan yang telah ditetapkan oleh PPK untuk seluruh pengadaan yang diperiksa. Inventarisasi jadwal pengumuman untuk kegiatan pengadaan yang diperiksa. Minta bukti pengumuman pemenang. Jika tidak ada, tanyakan penyebabnya kepada PPK atau panitia pengadaan. Jika ada, teliti apakah tanggal pengumuman sesuai dengan jadwal semula. Jika tidak, tanyakan penyebabnya kepada PPK atau panitia pengadaan. Untuk menguji kebenaran pengumuman dan meyakinkan kalau pengumuman diterima oleh seluruh peserta pengadaan, lakukan konfirmasi kepada seluruh peserta pengadaan yang memasukkan penawaran sesuai dengan BA Pemasukan Dokumen Penawaran.

Tanggal pengumuman sengaja ditunda Pengumuman pemenang tidak diberitahukan kepada seluruh peserta atau tidak dilakukan secara terbuka.

2.

3.

Sanggahan Peserta Lelang


Tahapan ini bertujuan setiap sanggahan yang diajukan oleh para peserta pengadaan telah dijawab oleh PPK secara lengkap dan tepat waktu.
TITIK KRITIS
Direktorat Litbang

LANGKAH PEMERIKSAAN
Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.8 - 10

Sanggahan yang diterima tidak dijawab

1. Minta seluruh sanggahan yang masuk (termasuk sanggahan banding) dan jawaban yang dibuat oleh PPK untuk pengadaan yang diperiksa. Jika perlu, lakukan konfirmasi kepada peserta pengadaan yang menyampaikan sanggahan untuk memastikan bahwa jawaban telah diberikan oleh PPK. Jika tidak ada, tanyakan penyebabnya kepada PPK. a. Teliti apakah jawaban PPK atas sanggahan diberikan tepat waktu sesuai ketentuan Keppres 80 tahun 2003 yaitu lima hari setelah tanggal pengumuman pemenang. Jika terlambat, tanyakan penyebabnya kepada PPK. 1. Dapatkan surat sanggahan dan bukti pendukungnya. Bandingkan dengan jawaban yang diberikan oleh PPK. Evaluasi apakah jawaban yang diberikan tersebut telah menjawab sanggahan peserta. Selain itu, trasir jawaban tersebut ke bukti pendukungnya. Jika tidak ada bukti pendukung, minta penjelasan kepada PPK apa yang menjadi dasar jawaban yang diberikan.

Jawaban atas sanggahan diberikan tidak tepat waktu dan ditunda-tunda Jawaban atas sanggahan tidak memuaskan atau tidak didukung dengan bukti yang meyakinkan

Penunjukan Pemenang Lelang


Penunjukan pemenang lelang bertujuan memperoleh penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan pekerjaan dengan tepat jumlah, tepat waktu, tepat mutu dan harga yang paling wajar serta responsif.
TITIK KRITIS Surat penunjukan tidak lengkap LANGKAH PEMERIKSAAN 1. Periksa apakah Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) telah dibuat dan ditandatangani oleh Ketua dan semua anggota panitia atau sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota panitia, serta memuat : a. Nama semua peserta lelang dan harga penawaran dan atau harga penawaran terkoreksi dari masing-masing peserta lelang. b. Metode evaluasi yang digunakan. c. Unsur-unsur yang dievaluasi. d. Rumus yang digunakan. e. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai pelaksanaan pelelangan. f. Penetapan urutan calon pemenang kesatu sampai ketiga. Bila calon pemenang tidak sampai pada urutan ketiga, maka dalam BAHP harus dicantumkan pernyataan bahwa pelelangan batal dan akan diadakan lelang ulang. 2. Dapatkan surat penunjukan pemenang lelang. Teliti isi surat penunjukan pemenang lelang. Jika isi surat tersebut tidak sesuai dengan ketentuan, tanyakan penyebabnya kepada PPK atau panitia pengadaan.

Penerbitan surat penunjukan pemenang ditunda-tunda

1. Pastikan bahwa pemenang lelang ditetapkan oleh pejabat yang


berwenang menetapkan berdasarkan usulan panitia. Periksa pula bahwa pejabat yang berwenang telah mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dan menyampaikannya kepada panitia selambat-lambatnya : a. Lima hari kerja untuk penetapan oleh pengguna barang/jasa. b. Empat belas hari kerja untuk penetapan oleh Menteri/Kepala Lembaga Pemerintahan Non Departemen/Gubernur/Bupati/ Walikota/ Direktur Utama BUMN/BUMD. Ketentuan a dan b terhitung sejak surat usulan penetapan pemenang lelang tersebut diterima oleh pejabat yang

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.8 - 11

berwenang menetapkan pemenang lelang.

Penandatanganan Kontrak
Penandatangan kontrak bertujuan agar klausul kontrak yang ditandatangani sesuai dengan klausul kontrak dalam dokumen lelang beserta perubahannya, kontrak ditandatangani setelah semua persyaratan dipenuhi dan tepat waktu dan kontrak yang ditandatangani telah didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan.
TITIK KRITIS Adanya kejanggalan dalam kontrak LANGKAH PEMERIKSAAN 1. Dapatkan seluruh kontrak dari pengadaan barang dan jasa yang diperiksa. Pelajari isi kontrak tersebut untuk memastikan bahwa ketentuan minimal yang harus ada sesuai dengan ketentuan pasal 29 Keppres 80 tahun 2003 telah diakomodir. Jika terdapat ketentuan yang tidak diatur dalam kontrak, tanyakan penyebabnya kepada PPK. 2. Bandingkan isi kontrak dengan ketentuan kontrak dalam dokumen pemilihan. Jika terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya kepada PPK. 3. Periksa apakah: a. Penyedia barang/jasa dalam kontrak itu telah sesuai dengan hasil penunjukan pemenang lelang/pemilihan langsung/ penunjukkan langsung. b. Jenis dan jumlah barang/jasa atau spesifikasi pekerjaan yang dikerjakan dalam kontrak itu sama dengan yang ditentukan dalam dokumen lelang/pemilihan langsung/penunjukan langsung yang bersangkutan. c. Harga/nilai yang ditetapkan dalam kontrak sama dengan nilai hasil penetapan/penunjukkan penyedia barang/jasa.

Penandatanganan kontrak ditunda-tunda

1. Bandingkan tanggal kontrak dengan tanggal SPPBJ. Teliti


apakah terjadi penundaan dalam penandatanganan kontrak. Sesuai Keppres 80 tahun 2003, penandatanganan kontrak sudah harus dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah diterbitkan SPPBJ.

Jaminan pelaksanaan untuk 1. Dapatkan jaminan pelaksanaan untuk pengadaan barang/jasa pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Bandingkan tanggal jaminan pelaksanaan pemborongan/jasa lainnya yang tersebut dengan tanggal kontrak. Sesuai ketentuan Keppres 80 dinilai lebih besar dari Rp50juta tahun 2003, jaminan pelaksanaan harus diserahkan sebelum tidak diserahkan oleh penyedia penandatanganan kontrak. barang/jasa; jaminan 2. Teliti masa berlaku jaminan pelaksanaan apakah telah sesuai pelaksanaan diserahkan setelah dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penandatanganan kontrak; atau dan/atau Keppres 80 tahun 2003 yaitu sampai dengan 14 (empat jaminan pelaksanaan palsu. belas) hari setelah tanggal masa pemeliharaan berakhir berdasarkan kontrak. 3. Konfirmasi dengan lembaga penjamin yang menerbitkan menerbitkan sertifikat jaminan pelaksanaan.

Penyerahan Barang/Jasa
Penyerahan barang/jasa bertujuan untuk memperoleh volume dan kualitas pekerjaan yang sesuai dengan kontrak serta melakukan pengendalian pekerjaan sesuai dengan mekanisme dan penyerahan pekerjaan berdasarkan jadwal/skedul.
TITIK KRITIS Barang yang diserahkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati dalam kontrak
Direktorat Litbang

LANGKAH PEMERIKSAAN 1. Lakukan pengecekan fisik untuk mengetahui apakah barang/pekerjaan/jasa yang diserahkan penyedia barang/jasa itu sesuai dengan jenis dan spesifikasi teknis, jumlah dan mutu
Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.8 - 12

barang/ pekerjaan/jasa yang ditentukan dalam kontrak dan atau dokumen lelang/ pemilihan langsung. Bila ditemukan kekurangan-kekurangan catat dan hitung nilainya kemudian tanyakan sebab dan penanggulangannya kepada pengguna barang/jasa atau kepada penyedia barang/jasa. Penyerahan barang/jasa melampaui batas waktu pelaksanaan yang disepakati dalam kontrak

1. Dapatkan berita acara penyerahan barang dan bandingkan


tanggal penyerahan dengan ketentuan dalam kontrak. Apabila penyerahan barang/jasa terlambat dilakukan oleh penyedia barang/jasa, apakah kepada penyedia barang/jasa telah dikenakan sanksi keterlambatan sesuai yang diatur dalam kontrak. 2. Dapatkan DO dari perusahaan pengirim barang/penyedia barang untuk mengetahui tanggal pengiriman. 3. Dapatkan buku inventaris/kartu gudang/kartu barang untuk mengetahui barang tersebut diterima di gudang/ di ruangan. 4. Apabila penyerahan barang/jasa terlambat/berlarut-larut, apakah pengguna barang/jasa telah melakukan teguran-teguran kepada penyedia barang/jasa dan apabila teguran-teguran tidak ditanggapi oleh penyedia barang/jasa serta yang bersangkutan tidak mau meneruskan lagi pekerjaannya, apakah pengguna barang/jasa memutuskan kontrak dan memberikan sanksi kepada penyedia barang/jasa sesuai kontrak serta mencairkan jaminan pelaksanaan dan menyetorkannya ke kas negara/daerah/ BUMN/ BUMD.

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran III.8 - 13

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran IV.1 - 1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI

No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Reviu Sheet Ketua Tim N o Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal

,.., 20 Ketua Tim NIP ..

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran IV.1 - 2

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Reviu Sheet Pengendali Teknis No Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal

,..,20 Pengendali Teknis

NIP..

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran IV.1 - 3

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Reviu Sheet Penanggung Jawab No Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal

,..,20 Penanggung Jawab

NIP..

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran IV. 2

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI

No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN Kesesuaian dengan tujuan dan harapan penugasan Kriteria Penilaian Laporan Perkembangan serta program pemeriksaan No Pelaksanaan Pemeriksaan Belum Sudah Sesuai Sesuai PERENCANAAN PEMERIKSAAN 1 Pemahaman tujuan dan harapan penugasan 2 Pemahaman entitas 3 Penilaian risiko dan SPI 4 Penetapan kriteria pemeriksaan 5 Penyusunan program pemeriksaan dan penyusunan program kerja perorangan PELAKSANAAN PEMERIKSAAN 1 Pengumpulan dan analisis bukti 2 Penyusunan Temuan Pemeriksaan 3 Penyampaian Temuan Pemeriksaan kepada entitas PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN 1 Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan 2 Perolehan tanggapan dan tindakan perbaikan yang direncanakan 3 Penyusunan dan penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan Keterangan: Kolom kesesuaian dengan tujuan dan harapan penugasan serta program pemeriksaan diisi dengan membubuhkan tick mark () pada kolom yang tepat. .,.,20.. Penanggung Jawab di NIP..

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

Lampiran IV. 3

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun..

No. Indeks Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :

BPK RI

LEMBAR KENDALI PENYELESAIAN LAPORAN


Nama Entitas Semester Tahun Anggaran
No 1. 2. 3.

: : :
Proses Penyelesaian KHP

Tanggal pemeriksaan dimulai Tanggal pemeriksaan selesai Tanggal TP ditandatangani Tanggal pembahasan TP selesai

: : : :
Rekapitulasi jumlah hari penyelesaian KHP

Penyelesaian Laporan oleh Tim Pengendali Teknis Penanggung Jawab

Penanggung jawab Pengendali Teknis Ketua Tim Pengendali Teknis

: : : Penanggung Jawab : ..

.., , 20. Penanggung Jawab di NIP Keterangan : -

Kolom pada Proses Penyelesaian KHP diisi dengan tanggal saat terakhir penyelesaian pada setiap penanggung jawab yang bersangkutan. Satu kolom berisi satu tanggal.

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran IV.4 - 1

No. Indeks Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI CHECKLIST PENJAMINAN MUTU PEMERIKSAAN Penanggung Jawab Pengendali Teknis Ketua Tim Pemeriksaan Entitas yang diperiksa Tahap penyelesaian Tanggal mulai reviu Tanggal akhir reviu Pembahasan temuan Nama Pereviu* * Jika dilakukan oleh pihak di luar Tim Kami, yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa temuan di dalam reviu ini telah: Dibahas dengan manajemen (Penanggung Jawab, Pengendali Teknis dan Ketua Tim). Dikomunikasikan dengan seluruh anggota tim pemeriksaan. Penanggung Jawab Pengendali Teknis Ketua Tim Ketua Sub Tim (jika ada) Pereviu* Tanggal * Jika dilakukan oleh pihak di luar Tim Pendahuluan: Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) mensyaratkan bagi setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan SPKN untuk memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak lain yang berkompeten. Untuk itu, dikembangkan suatu Reviu Pengendalian dan Penjaminan Mutu. Pereviu tidak dibatasi pada unsur-unsur yang dimasukkan di dalam checklist ini dan segala hal yang mungkin mempunyai dampak terhadap kualitas pemeriksaan harus dipertimbangkan. Apabila temuan dari pertanyaan tertentu positif, berikan tanda tick () pada kolom Ya. Apabila temuannya negatif, berikan tanda tick () pada kolom tidak, disertai dengan alasan/penjelasan yang memadai dalam kolom yang disediakan. Selain itu perlu dibuat suatu rujukan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh

: : :

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran IV.4 - 2

baik pada risalah pembahasan temuan dengan manajemen atau pada laporan final QAR (Quality Assurance Reviu). Apabila pertanyaannya tidak dapat diterapkan, berikan tanda tick () pada kolom Tidak ada, disertai dengan penjelasan yang memadai. Seluruh pertanyaan sedapat mungkin harus diberikan rujukan pada KKP yang berkaitan dalam file pemeriksaan tersebut. Checklist Perencanaan Pemeriksaan Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung jawab atas reviu perencanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut ini: Uraian/Langkah Kerja Apakah perencanaan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan kebijakan pemeriksaan, SPKN, panduan pemeriksaan dan praktek yang berlaku di BPK; Apakah ada informasi relevan terkait ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berdampak secara signifikan pada tujuan pemeriksaan; Apakah dilaksanakan pemahaman entitas yang diperiksa untuk membantu perencanaan pemeriksaan; Apakah tujuan dan lingkup pekerjaan pemeriksaan telah ditentukan; Apakah ada sumber informasi seperti media, temuan aparat pemeriksaan internal, inspeksi dan badan pengatur lain, saran DPR/DPRD, DPD, permintaan pemerintah dan pihak lain sebagai latar belakang pemeriksaan; Apakah prosedur pemeriksaan telah dibuat secara memadai; Apakah masalah penting yang diketahui pada saat perencanaan pemeriksaan telah diungkapkan; Apakah seluruh anggota tim pemeriksa memiliki pemahaman yang jelas dan konsisten mengenai program pemeriksaan; Apakah program pemeriksaan telah meliputi tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya ; Apakah telah dilakukan kajian terhadap SPI entitas yang diperiksa; Apakah elemen-elemen kunci sistem pengendalian dan ketentuan peraturan perundangundangan yang wajib dipatuhi oleh entitas yang diperiksa telah teridentifikasi; Apakah prosedur analisis telah diterapkan secara tepat; Apakah konsultan atau tenaga ahli diperlukan;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Ya

Tidak

Tidak Ref. Ada KK

Keterangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran IV.4 - 3

Uraian/Langkah Kerja Apakah konsultan atau tenaga ahli dipilih dengan tepat; Apakah anggaran dan penjadwalan waktu untuk pemeriksaan telah ditentukan; Apakah sumber daya manusia yang diperlukan bagi pelaksanaan pemeriksaan memenuhi kriteria kompeten , independen, dan memiliki integritas ; Apakah terdapat prosedur lain dan praktek yang dipergunakan dalam tahap perencanaan pemeriksaan; Checklist Pelaksanaan Pemeriksaan

Ya

Tidak

Tidak Ref. Ada KK

Keterangan

Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung jawab atas reviu pelaksanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut ini: Uraian/Langkah Kerja Apakah semua tahap pemeriksaan sudah dilaksanakan sebagaimana direncanakan dan disetujui; Apakah terdapat penjelasan yang memadai untuk langkah-langlah dalam P2S yang tidak dilaksanakan; Apakah sumber daya (waktu, kemampuan personil, dan biaya) untuk pemeriksaan sebagian besar sesuai dengan yang telah direncanakan; Apakah teknik dan prosedur pemeriksaan yang yang dipergunakan telah tepat untuk mencapai tujuan pemeriksaan Apakah pengujian-pengujian yang dipergunakan telah tepat untuk menilai keandalan pengendalian intern dan kepatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan; Apakah prosedur pemeriksaan yang digunakan dapat menjamin keandalan, obyektivitas dan mutu data pendukung yang relevan; Apakah P2S yang dibuat telah memadai untuk perolehan bukti yang memadai; Apakah semua pertanyaan yang timbul selama pemeriksaan telah diselesaikan sepatutnya; Apakah kertas kerja yang memadai telah diperoleh mengenai: penilaian sistem pengendalian intern; pemeriksaan prosedur yang rutin; pengujian pengendalian, evaluasi risiko;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Ya

Tida k

Tida k Ada

R efK K

Keterangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran IV.4 - 4

Uraian/Langkah Kerja pengujian kepatuhan; pengujian terinci Apakah checklist penyelesaian pemeriksaan terinci telah diselesaikan dengan lengkap, disetujui dan didukung bukti yang memadai; Apakah pemeriksaan telah memuat bukti kompeten tentang ketentuan peraturan perundangan-undangan yang dilanggar, dampak pelanggaran terhadap keuangan negara, estimasi (potensi) kerugian keuangan, temuan dan simpulan, tindakan perbaikan yang direncanakan dan kesepakatan atas tindakan perbaikan yang disepakati; Apakah pekerjaan konsultan dan tenaga ahli lain telah dipantau sepatutnya dan hasil pekerjaannya mendukung simpulan pemeriksaan; Apakah prosedur lain dan praktik yang dipergunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan memadai;

Ya

Tida k

Tida k Ada

R efK K

Keterangan

Checklist Pelaporan Pemeriksaan Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung jawab atas reviu pelaksanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut ini: Uraian/Langkah Kerja Apakah pelaporan sesuai dengan SPKN dan PMP; Apakah bentuk dan isi laporan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan yaitu mengenai judul, tandatangan, tanggal, tujuan, lingkup pekerjaan, alamat yang dituju, dasar hukum, ketepatan waktu penyampaian laporan dan lain sebagainya; Apakah terminologi dalam laporan dapat dengan mudah dimengerti oleh stakeholder dan istilah-istilah teknis telah semuanya dijelaskan dalam laporan; Apakah semua temuan pemeriksaan telah dievaluasi dari segi signikansi, kekeliruan, ketidakakuratan dan ketidakberesan lainnya; Apakah semua kekeliruan, kekurangan/ defisiensi, dan masalah yang tidak biasa telah diidentifikasi sepatutnya, didokumentasi dan telah diselesaikan dengan memuaskan;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan

Ya Tidak

Tidak Ref. Ada KK

Keterangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran IV.4 - 5

Uraian/Langkah Kerja Apakah laporan pemeriksaan final telah memuat semua hal yang mencerminkan tujuan pemeriksaan; Apakah observasi dan simpulan dalam laporan telah didukung dan didokumentasikan dengan baik untuk meyakinkan kelengkapan, akurasi dan validitas kertas kerja; Apakah simpulan telah didasarkan pada pertimbangan profesional yang sehat dan didukung oleh bukti pemeriksaan yang kompeten, cukup, relevan dan beralasan (reasonable); Apakah hanya temuan pemeriksaan yang cukup signifikan yang dimasukkan dalam laporan pemeriksaan; Apakah laporan telah disampaikan tepat waktu, komprehensif, dilaksanakan oleh pemeriksa kompeten yang independen, didokumentasikan sepatutnya dan dicerminkan memadai dalam simpulan laporan; Apakah laporan telah memuat atau menyatakan kelemahan-kelemahan pengendalian dan ketidakpatuhan dan disampaikan kepada manajemen entitas yang diperiksa tepat pada waktunya; Apakah tindakan perbaikan dari manajemen entitas yang diperiksa atas hasil pemeriksaan telah diterima oleh tim pemeriksa tepat pada waktunya; Apakah tim pemeriksa telah menganalisa secara cermat tindakan perbaikan tersebut; Apakah semua temuan, simpulan dan tindakan perbaikan yang diberikan tanggapan oleh pimpinan entitas yang diperiksa telah dievaluasi sepatutnya; Apakah tanggapan pimpinan entitas yang diperiksa dimuat dalam laporan hasil pemeriksaan; Apakah jika ada kecurangan signifikan atau penyimpangan lain telah diberitahukan kepada pejabat yang berwenang, baik internal maupun ekternal; Apakah arsip permanen (permanent file) pada KKP telah dimutakhirkan dan dipisahkan dari kertas kerja berjalan (currrent file) serta disimpan teratur; Apakah prosedur lain dan best practices telah diterapkan dalam tahap pelaporan.

Ya Tidak

Tidak Ref. Ada KK

Keterangan

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran IV.4 - 6

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Lampiran V. 1

Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI

No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :

PEMANTAUAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH TAHUN .(SEBELUMNYA)
No 1 Temuan Pemeriksaan 2 Kode Temuan 3 Nilai Temuan 4
Rekomendasi

Tindak Lanjut Entitas yang diperiksa

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut Belum Belum Selesai Selesai ditindaklanjuti 7 8 9

Kesimpulan

Saran

10

11

Kolom 3: diisi dengan kode temuan sesuai dengan kelompok temuan. Kolom 6: diisi dengan jawaban atau penjelasan tindak lanjut yang dilakukan berdasarkan bukti-bukti pendukung. Kolom 7,8,dan 9: diisi dengan tickmark sesuai dengan hasil penelaahan atas jawaban dan penjelasan tindak lanjut. Kolom 10: diisi dengan kesimpulan perlunya pemantauan tindak lanjut tahap berikutnya. Kolom 11: diisi dengan alasan yang mendukung kesimpulan tersebut.

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Juknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Tim Penyusun

TIM PENYUSUN Daeng M. Nazier Sintong Nainggolan Gudono Astilda Sinabutar Tiwi Pawitasari M.Jusuf John Roes Nelly Dian Primartanto Intan Rahayu W Catharina Sri K Cahyo Anggoro Latifah Dewi Jualia

Direktorat Litbang

Badan Pemeriksa Keuangan

Direktorat Penelitian dan Pengembangan Badan Pemeriksa Keuangan Gd. Arsip Lantai II Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp. : 021-5704395 Ext. 327 Fax. : 021-5705372 e-mail : litbang@bpk.go.id

You might also like