Professional Documents
Culture Documents
3/2008
Pedoman Umum
SPKN PMP
Kode Etik
Juklak
500 Penatalaksanaan Kertas Kerja Pemeriksaan 600 Pemeriksaan Berperspektif Lingkungan Hidup
Juknis
100.001 Pemahaman dan Penilaian SPI Pemeriksaan Keuangan 100.002 Pemahaman dan Penilaian Risiko Pemeriksaan 100.003 Penetapan Batas Materialitas Pemeriksaan Keuangan 100.004 Penentuan Metode Uji Petik Pemeriksaan Keuangan
301.000 Pemeriksaan Investigatif 302.001 Pemeriksaan Kepatuhan Pengelolaan Limbah RSUP/ RSUD 302.002 Pemeriksaan Kepatuhan Pengendalian Pencemaran Udara 303.000 Pemeriksaan Pengadaan Barang dan Jasa 304.000 Pemeriksaan Subsidi Listrik
305.000 Pemeriksaan Subsidi Pangan 306.000 Pemeriksaan PNBP dan PAD Pertambangan
Direktorat Litbang
Daftar Lampiran
DAFTAR ISI
Halaman Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor ./K/./..../. DAFTAR ISI............................................................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... i iii 1 1 1 2 2 2 3 3 10 10 11 15
A. Latar Belakang........................................................................................................ B. Maksud dan Tujuan................................................................................................. C. Lingkup Pembahasan Juknis................................................................................... D. Dasar Hukum Penyusunan Juknis........................................................................... E. Sistematika Penulisan.............................................................................................
BAB II GAMBARAN UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH...........
A. Pengertian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...................................................... B. Dasar Hukum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah................................................. C. Etika dan Prinsip Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah............................................ D. Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah............................................................. E. Permasalahan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah....................................... A. Petunjuk Umum...................................................................................................... B. Petunjuk Perencanaan Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.............. C. Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.............. D. Petunjuk Pelaporan Hasil Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah........
BAB IV PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU..................................................
A. Dasar Pengendalian dan Penjaminan Mutu............................................................. B. Pengertian Pengendalian dan Penjaminan Mutu..................................................... C. Proses Pengendalian dan Penjaminan Mutu............................................................ D. Pendokumentasian Pengendalian dan Penjaminan Mutu.........................................
BAB V PEMANTAUAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN.....
A. Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan............................................................. B. Pemberitahuan Tertulis tentang Kewajiban Tindak Lanjut..................................... C. Reviu atas Jawaban/Keterangan Manajemen Entitas.............................................. D. Pelaporan atas Pemantauan Tindak Lanjut.............................................................. E. Pemantauan Tindak Lanjut Pada Saat Pemeriksaaan..............................................
Direktorat Litbang
Daftar Lampiran
BAB VI PENUTUP.................................................................................................................
31 31 31 31
A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...... B. Pemutakhiran Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah...... C. Pemantauan Petunjuk Teknis Pemeriksaaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.........
REFERENSI Daftar Singkatan Dan Akronim Daftar Istilah (Glosarium) Lampiran Tim Penyusun
Direktorat Litbang
ii
Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran III.1 Lampiran III.2 Lampiran III.3 Lampiran III.4 Lampiran III.5 Lampiran III.6 Lampiran III.7 Lampiran III.8 Lampiran IV.1 Lampiran IV.2 Lampiran IV.3 Lampiran IV.4 Lampiran V.1 : Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan : Pemahaman Entitas : Identifikasi Resiko : Pengujian Ketaatan SPI : Penetapan Kriteria Pemeriksaan : Titik Kritis dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah : Program Pemeriksaan dan Program Kerja Perorangan : Pengujian Terinci Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah : Review Sheet : Laporan Perkembangan Pelaksanaan Pemeriksaan : Lembar Kendali Penyelesaian Laporan (LKPL) : Checklist Penjaminan Mutu Pemeriksaan : Pemantauan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan
Direktorat Litbang
iii
Daftar Lampiran
Direktorat Litbang
iv
BAB I
Direktorat Litbang
Bab I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
01 Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, salah satu lingkup pemeriksaan BPK adalah melaksanakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu dengan prosedur eksaminasi seperti pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah. Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan aset (manajemen aset) yang dilakukan untuk menyediakan kebutuhan barang dan jasa guna menunjang kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintahan di tingkat pusat dan daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara/Daerah dan Badan Hukum Milik Negara, dengan menggunakan APBN dan APBD khususnya anggaran yang menjadi beban keuangan negara/daerah. Pemeriksaan terhadap kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan oleh BPK dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK-RI, pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah rawan terhadap tindak pidana korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menimbulkan indikasi kerugian negara yang cukup signifikan. Hal tersebut diatas menjadi tuntutan bagi BPK selaku pemeriksa keuangan negara untuk mewaspadai segala bentuk perbuatan yang merugikan negara. Terkait dengan itu, perlu diuji apakah peraturan dan ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah sudah dipatuhi sehingga pengadaan barang/jasa pemerintah terlaksana secara ekonomis dan efisien. Pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilakukan sampai saat ini masih menggunakan Pedoman Umum Pemeriksaan atas Barang dan Jasa yang ditetapkan dengan SK Sekjen BPK RI No. 63/SK/VIIIVIII.3/4/2001 tanggal 19 April 2001. Sesuai dengan situasi yang berkembang, pedoman tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Sehingga dipandang perlu untuk menyempurnakan pedoman tersebut sesuai dengan perubahan peraturan perundangan-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.
Latar belakang pemeriksaan barang/jasa pemerintah
02
03
04
05
Direktorat Litbang
Bab I
E. Sistematika Penulisan
09 Petunjuk teknis ini disusun menurut sistematika sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab II : Gambaran Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab III : Petunjuk Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab IV : Pengendalian dan Penjaminan Mutu Bab V : Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Bab VI : Penutup
Badan Pemeriksa Keuangan
Sistematika penulisan
Direktorat Litbang
Bab I
Referensi Lampiran-Lampiran
Direktorat Litbang
BAB II
Direktorat Litbang
Bab II
02
03
04
Direktorat Litbang
Bab II
4.
5.
6.
7.
8.
pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa; Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Di pemerintah daerah, pejabat Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna anggaran dapat menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan. PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya. Panitia Pengadaan Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD, untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa. Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) adalah satu unit yang terdiri dari pegawai-pegawai yang telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah, yang dibentuk oleh Pengguna Anggaran/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan Gubernur BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD yang bertugas secara khusus untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa di lingkungan Departemen/Lembaga/Sekretariat Lembaga Tinggi Negara/Pemerintah Daerah/Komisi/BI/BHMN/BUMN/BUMD. Pejabat Pengadaan Pejabat Pengadaan adalah 1 (satu) orang yang diangkat Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa dengan nilai sampai dengan Rp 50.000.000 (Lima puluh juta rupiah); Penyedia Barang/Jasa Penyedia barang/jasa adalah badan usaha/orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa.
05
Beberapa pengertian mengenai cara pelaksanaan berdasarkan jenis pengadaan barang/jasa pemerintah pemborongan/jasa lainnya dan jasa konsultansi, adalah sebagai berikut: 1. Pengadaan barang/jasa pemerintah pemborongan/jasa lainnya Pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya pada prinsipnya dilakukan melalui pelelangan umum, dimana pemilihan penyedia barang/jasa ini dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi. Selain metoda pelelangan umum, pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dapat juga dilakukan sebagai berikut:
a. Pelelangan Terbatas
Dalam hal jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pelelangan terbatas dan diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi;
b. Pemilihan langsung
Dalam hal metoda pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 4
Bab II
sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet;
c. Penunjukan langsung
Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria penunjukan langsung dalam keadaan tertentu dan dalam keadaan khusus yang ditentukan dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 80 Tahun 2003 telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 95 Tahun 2007 (sampai dengan 20 Oktober 2008).
a. Seleksi terbatas
Merupakan metoda pemilihan penyedia jasa konsultansi untuk pekerjaan yang kompleks dan diyakini jumlah penyedia jasa yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut jumlahnya terbatas, dan diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia jasa yang mampu guna memberikan kesempatan kepada penyedia jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi;
b. Seleksi langsung
Dalam hal metoda seleksi umum atau seleksi terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya seleksi, maka pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dengan seleksi langsung, yaitu: metoda pemilihan penyedia jasa konsultansi yang daftar pendek pesertanya ditentukan melalui proses prakualifikasi terhadap penyedia jasa konsultansi yang dipilih langsung dan diumumkan sekurang-kurangnya di papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan diupayakan diumumkan di website pengadaan nasional;
c. Penunjukan langsung
Dalam keadaan tertentu dan khusus, pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dengan menunjuk satu penyedia jasa konsultansi yang memenuhi kualifikasi dan dilakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh biaya yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria penunjukan langsung dalam keadaan tertentu dan dalam keadaan khusus yang ditentukan dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 telah mengalami perubahan beberapa kali, terakhir dengan Perpres No 95 Tahun 2007 (sampai dengan 20 Oktober 2008). 06 Keadaan tertentu dan keadaan khusus antara lain penanganan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan keselamatan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda/harus dilakukan segera, termasuk penanganan darurat akibat bencana alam serta tindakan darurat untuk pencegahan bencana
Badan Pemeriksa Keuangan
Direktorat Litbang
Bab II
dan/atau kerusakan infrastruktur yang apabila tidak segera dilaksanakan dipastikan dapat membahayakan keselamatan masyarakat. Penanganan darurat bukan dalam bentuk bangunan/konstruksi yang permanen, akan tetapi dalam bentuk bangunan/konstruksi sementara, yang dicontohkan sebagai berikut: 1. Penyediaan karung pasir yang digunakan sebagai tanggul pencegah banjir; 2. Pembangunan jembatan kayu yang digunakan sebagai pengganti jembatan permanen yang rusak akibat banjir; 07 Dalam pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dan jasa konsultansi dapat dipilih salah 1 (satu) dari 3 (tiga) metoda penyampaian dokumen penawaran berdasarkan jenis barang/jasa yang akan diadakan meliputi:
Metoda penyampaian dokumen penawaran penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya dan jasa konsultansi
Direktorat Litbang
hal 6
Bab II
pemerintah pemborongan/jasa lainnya. 2. Sistem Nilai Evaluasi penawaran dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya. Metoda ini digunakan untuk pengadaan barang/jasa pemerintah pemborongan/jasa lainnya yang memperhitungkan keunggulan teknis sepadan dengan harganya, mengingat penawaran sangat dipengaruhi dengan kualitas teknisnya. 3. Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai pada unsurunsur teknis dan harga yang dinilai menurut umur ekonomis barang yang ditawarkan berdasarkan kriteria dan nilai yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian nilai unsur tersebut dikonversi ke dalam satuan mata uang tertentu, dan dibandingkan dengan jumlah nilai setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya. Metoda ini digunakan untuk pengadaan barang/peralatan yang memperhitungkan umur ekonomis, harga, biaya operasi dan pemeliharaan, dalam jangka waktu operasi tertentu. 09 Dalam pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dipilih salah 1 (satu) dari 5 (lima) metoda evaluasi penawaran berdasarkan jenis jasa konsultansi yang akan diadakan dan harus dicantumkan dalam dokumen seleksi yaitu: 1. Metoda Evaluasi Kualitas Evaluasi penawaran jasa konsultansi berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Metoda ini digunakan untuk pengadaan jasa konsultansi yang kompleks dan menggunakan teknologi yang tinggi. 2. Metoda Evaluasi Kualitas dan Biaya Evaluasi pengadaan jasa konsultansi berdasarkan nilai kombinasi terbaik dari penawaran teknis dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Metoda ini digunakan untuk pekerjaan yang lingkup, keluaran, waktu penugasan, dan hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), serta besarnya biaya dapat ditentukan dengan tepat. 3. Metoda Evaluasi Pagu Anggaran Evaluasi pengadaan jasa konsultansi berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik dari peserta yang penawaran biaya terkoreksinya lebih kecil atau sama dengan pagu anggaran, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Metoda ini digunakan untuk pekerjaan sederhana dan dapat didefinisikan dan diperinci dengan tepat, meliputi: waktu penugasan, kebutuhan tenaga ahli dan input lainnya serta anggarannya tidak melampaui pagu tertentu. 4. Metoda Evaluasi Biaya Terendah Evaluasi pengadaan barang/jasa pemerintah konsultansi berdasarkan penawaran biaya terkoreksinya terendah dari konsultan yang nilai penawaran teknisnya di atas ambang batas persyaratan teknis yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya. Metoda ini digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana dan standar. 5. Metoda Evaluasi Penunjukan Langsung Evaluasi terhadap hanya satu penawaran jasa konsultansi berdasarkan kualitas teknis yang dapat dipertanggungjawabkan dan biaya yang wajar setelah dilakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya. Metoda ini digunakan untuk evaluasi hanya satu penawaran berdasarkan
Badan Pemeriksa Keuangan
Direktorat Litbang
hal 7
Bab II
kualitas teknis yang dapat dipertanggungjawabkan dan biaya yang wajar. 10 Pengadaan secara swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri. Swakelola dapat dilaksanakan oleh PPK/PA/KPA, instansi pemerintah lain, atau kelompok masyarakat/Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) penerima hibah. Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan swakelola adalah: 1. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia instansi pemerintah yang bersangkutan dan sesuai dengan fungsi dan tugas pokok PPK; dan/atau; 2. Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi masyarakat setempat; dan/atau; 3. Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh penyedia barang/jasa; dan/atau 4. Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa akan menanggung resiko yang besar;dan/atau 5. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan; dan/atau 6. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh penyedia barang /jasa;dan/atau 7. Pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan sistem dan penelitian oleh perguruan tinggi/lembaga ilmiah pemerintah; 8. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi PPK yang bersangkutan. Keppres No.80 Tahun 2003 mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah juga berlaku untuk pengadaan barang/jasa pemerintah yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari PHLN sepanjang sesuai atau tidak bertentangan dengan pedoman dan ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah dari pemberi pinjaman/hibah. Beberapa Guidelines for Procurement dari beberapa lembaga pemberi pinjaman/hibah dapat di akses pada alamat berikut:
Swakelola
11
1. www.adb.org/documents/guidelines; 2. www.jbic.or.id\id\pdf\procurement_guidelines;
3. Web.worldbank.org;
4. www.ifad.org.
5. .... 12 Untuk meningkatkan transparansi dan percepatan, pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dilakukan dengan pengadaan elektronik (e-procurement). Eprocurement adalah pengadaan barang/jasa pemerintah yang menggunakan sarana elektronik (internet, Electronic Data Interchange dan e-mail) yang tujuannya adalah memudahkan sourcing, proses pengadaan,dan pembayaran; komunikasi on-line antara pembeli dan penyedia barang/jasa; mengurangi biaya proses dan administrasi pengadaan; menghemat biaya dan mempercepat proses. E-procurement merupakan salah satu bentuk transaksi elektronik dan merupakan perbuatan hukum sehingga dokumen elektronik dan atau hasil cetakannya dapat dijadikan sebagai alat bukti hukum yang sah. Secara nasional, terdapat Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang menyediakan pelayanan pengadaan secara elektronik, akan tetapi e-procurement masih dalam tahap pengembangan aplikasi, meski demikian langkah-langkah yang diterapkan dalam pelaksanaan eprocurement tetap mengacu kepada Keppres 80 tahun 2003 dan perubahannya. Sebagai salah satu bentuk perlindungan keamanan dalam penggunaan aplikasi,
Badan Pemeriksa Keuangan
Direktorat Litbang
hal 8
Bab II
para pengguna aplikasi (baik pihak yang memerlukan barang/jasa, dan penyedia barang/jasa) mempunyai password dan account tersendiri untuk dapat mengakses aplikasi e-procurement.
Direktorat Litbang
hal 9
Bab II
13
Bentuk perikatan antara PPK/PA/KPA dengan penyedia barang/jasa menurut Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Berdasarkan bentuk imbalan, sebagai berikut: a. Kontrak lumpsum Kontrak lumpsum adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa. Sistem ini lebih tepat digunakan untuk pembelian barang dengan contoh yang jelas, atau untuk jenis pekerjaan borongan yang perhitungan volumenya untuk masing-masing unsur/jenis pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi teknisnya; b. Kontrak harga satuan (unit price) Kontrak harga satuan (unit price)adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa; c. Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan adalah kontrak yang merupakan gabungan lumpsum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan.; d. Kontrak terima jadi (turn key) Kontrak terima jadi (turn key) adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah pemborong atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan. Sistem ini lebih tepat digunakan untuk membeli suatu barang atau industri jadi yang hanya diperlukan sekali saja, dan tidak mengutamakan kepentingan untuk alih teknologi selanjutnya; e. Kontrak Persentase Kontrak Persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi dibidang konstruksi atau pekerjaan pemborong tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan tersebut;
2. Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan, sebagai berikut: a. Kontrak Tahun Tunggal Kontrak Tahun Tunggal adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa 1 (satu) tahun anggaran; b. Kontrak Tahun Jamak Kontrak Tahun Jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran yang dilakukan atas persetujuan oleh Menteri Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai APBN, Gubernur untuk pengadaan yang dibiayai APBD Propinsi, Bupati/Walikota untuk pengadaan yang dibiayai APBD Kabupaten/Kota, Kepala Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara untuk Direktorat Litbang pengadaan yang dibiayai APBNPemeriksa Keuangan kegiatan rehabilitasi dan Badan dalam rangka
hal 10
Bab II
16
Direktorat Litbang
Bab II
bersaing, transparan, adil/tidak diskriminasi dan akuntabel. Pengertian masing-masing prinsip tersebut, sebagai berikut: 1. Efisien Pengadaan barang/jasa pemerintah harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan; 2. Efektif Pengadaan barang/jasa pemerintah harus sesuai dengan dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan yang ditetapkan; 3. Terbuka dan bersaing Pengadaan barang/jasa pemerintah harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan, dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara para penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan; 4. Transparan Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, serta penetapan calon penyedia barang/jasa yang berminat maupun masyarakat luas pada umumnya; 5. Adil/tidak diskriminatif Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara dan/atau alasan apapun; 6. Akuntabel Pengadaan barang/jasa pemerintah harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip dan ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
pemerintah
18
Direktorat Litbang
hal 12
Bab II
PELAKSANAAN
M en yu su n D o ku men Pen g ad aa n M elaks an aka n Pen g ad aa n M el ak sa n aka n K o n trak
M en yu su n H PS/ OE
M en yu su n K o n trak
3. B iaya Pen g ad aa n
2. U n su r Pan i tia: - Perso n i l yan g p ah am tatac ar a p en g ad aan - Su b stan si p eker j aa n - B id an g l ai n yan g d i p erl u kan
dise suaika n dengan w ak tu yg diperluka n & m em perhatika n alokas i waktu yang diperluka n untuk tiap tahapan prose s pengadaan 2. Jadw al pengadaa n m ulai dari pengumuman s /d penunjukan penye dia barang / jasa
1. Pem b u atan /
1.D o ku men p en g ad aa n d isiap kan o l eh Pan i tia d an d i sah kan o leh PPK
1. Dokumen kontrak harus berbahasa Indonesia 2. Kontrak > Rp 50 milyar perlu pertimbangan ahli hukum kontrak 3. Jangka waktu pelaksanaan tidak boleh melampaui th anggaran
1. Pen an d atan g an an ko n tr ak
4.Memperluas kompetisi
4. Jen is K o n trak
4 . Untuk kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya melampaui akhir th anggaran perlu izin multiyear dari Menkeu cq. DJ Anggaran
19
Dari bagan alur tersebut, proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dijabarkan secara rinci berikut ini: 1. Tahap persiapan pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi kegiatan: a. Perencanaan Pengadaan barang/jasa pemerintah Perencanaan pengadaan barang /jasa pemerintah merupakan tahap awal kegiatan yang peranannya sangat strategik dan menentukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan secara detail mengenai hal sebagai berikut: 1) Merencanakan Pemaketan Pekerjaan 2) Merencanakan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan 3) Biaya Pengadaan 4) Pelaksana Pengadaan 5) Mengumumkan Paket-Paket Pengadaan
Bab II
f.
Penyusunan Dokumen Pengadaan barang/jasa pemerintah Dokumen pengadaan disiapkan oleh Panitia dan di sahkan oleh PPK. Nilai jaminan penawaran ditetapkan Panitia (1% - 3%). Dokumen pengadaan untuk penyedia barang/jasa meliputi undangan, petunjuk/instruksi kepada peserta lelang, syarat umum kontrak, syarat khusus kontrak, daftar kuantitas dan harga, spesifikasi teknis dan gambar, bentuk penawaran, bentuk kontrak, bentuk surat jaminan penawaran, bentuk surat jaminan pelaksanaan dan bentuk surat jaminan uang muka. Dokumen pengadaan untuk jasa konsultansi terdiri dari: 1) Dokumen pemilihan penyedia jasa yang meliputi : a) Surat Undangan; b) KAK yang sudah disetujui PPK; c) Rencana kerja dan syarat; d) Konsep kontrak; 2) Dokumen prakualifikasi yang berupa formulir isian yang memuat data administrasi keuangan, personil dan pengalaman kerja.
Tahap Pelaksanaan Pengadaan barang/jasa pemerintah
20
2. Tahap pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi kegiatan: a. Pemilihan penyedia barang/jasa Pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya pada prinsipnya dilakukan melalui Pelelangan Umum. Selain pelelangan umum, pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah dapat juga dilakukan melalui Pelelangan Terbatas, Pemilihan Langsung dan Penunjukan Langsung, dengan rincian tahapan sebagai berikut: 1) Pelelangan Umum a) Pengumuman dan Pendaftaran Peserta; Panitia/Pejabat pengadaan harus mengumumkan secara luas melalui media cetak, papan pengumuman resmi dan bila memungkinkan melalui media elektronik. b) Pasca Kualifikasi dan Prakualifikasi; Penilaian kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha peserta lelang dilakukan dengan Pasca Kualifikasi, untuk pekerjaan yang kompleks dapat dilakukan dengan Prakualifiaksi. c) Penyusunan Daftar Peserta Lelang, Penyampaian Undangan dan Pengambilan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa; Daftar peserta lelang yang disahkan oleh PPK harus diundang untuk mengambil dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dan hanya penyedia barang/jasa yang diundang sebagai peserta lelang yang diperkenankan memasukkan penawaran. d) Penjelasan Lelang; Penjelasan lelang dihadiri oleh para penyedia barang/jasa yang terdaftar dalam daftar peserta lelang. Bila diperlukan panitia/pejabat pengadaan dapat memberikan penjelasan dengan melakukan peninjauan lapangan. Berita Acara Penjelasan (BAP) harus ditandatangani oleh panitia/pejabat pengadaan dan minimal 1 (satu) wakil peserta yang hadir. e) Penyampaian dan Pembukaan Dokumen Lelang; Metoda penyampaian dokumen penawaran yang akan digunakan harus dijelaskan pada waktu penjelasan. Pada akhir batas waktu penyampaian dokumen penawaran, panitia/pejabat pengadaan menolak dokumen penawaran yang terlambat dan/atau tambahan dokumen penawaran yang masuk. Saat pembukaan, panitia harus meminta kesediaan sekurang-kurangnya 2 (dua) wakil dari peserta lelang yang hadir sebagai saksi. f) Evaluasi Penawaran; Evaluasi dilakukan terhadap semua penawaran masuk yang meliputi evaluasi administrasi, teknis dan harga. g) Pembuktian Kualifikasi;
Badan Pemeriksa Keuangan
Direktorat Litbang
hal 14
Bab II
Pada penyedia barang/jasa yang diusulkan sebagai pemenang dan pemenang cadangan dilakukan verifikasi data dan informasi dengan meminta asli dokumen yang sah dan bila diperlukan dilakukan konfirmasi dengan pihak terkait. h) Pembuatan Berita Acara Hasil Lelang; Panita/Pejabat Pengadaan membuat kesimpulan dari hasil evaluasi administrasi, teknis dan harga dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP). BAHP memuat hasil pelaksanaan pelelangan dan bersifat rahasia sampai penandatanganan kontrak. i) Penetapan Pemenang Lelang; Panitia/Pejabat Pengadaan membuat dan menyampaiakan laporan kepada PPK untuk menetapkan pemenang. Laporan disertai usulan calon pemenang lelang yang menguntungkan bagi negara. j) Pengumuman Pemenang Lelang; Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh panitia/pejabat pengadaan pada peserta selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah diterima surat penetapan penyedia barang/jasa dari pejabat berwenang. k) Sanggahan Peserta Lelang dan Pengaduan Masyarakat; Keberatan atas penetapan pemenang lelang diberi kesempatan mengajukan sanggahan secara tertulis selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang. Sanggahan disampaikan kepada pejabat yang menetapkan pemenang lelang disertai bukti penyimpangan dan untuk yang disampaikan bukan pada pejabat berwenang yang menetapkan pemenang dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti. Panitia/pejabat pengadaan wajib menyampaikan bahan-bahan yang berkaitan dengan sanggahan kepada pejabat berwenang dan memberikan jawaban sanggahan. l) Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebagai pelaksana pekerjaan yang dilelangkan. m) Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang; Pelelangan dapat dinyatakan gagal dengan beberapa kondisi diantaranya penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) atau pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan. Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal, PPK memerintahkan pelelangan ulang dengan beberapa prosedur. n) Penandatanganan Kontrak. Setelah SPPBJ terbit, PPK menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan. 2) Pelelangan Terbatas Pada prinsipnya sama dengan pelelangan umum kecuali dalam pengumuman dicantumkan kriteria peserta dan nama penyedia barang/jasa yang diundang. 3) Pemilihan Langsung a) Penetapan Calon Peserta; Panitia/pejabat pengadaan wajib melakukan prakualifikasi dan harus diumumkan. b) Undangan, Permintaan Penawaran dan Evaluasi; Panitia/pejabat pengadaan mengundang sebanyak-banyaknya calon peserta yang lulus prakualifikasi dan menyusun penawaran sebagai dasar melakukan klarifikasi serta negosiasi. Berita acara klarifikasi dan negosiasi dijadikan dasar panitia/pejabat pengadaan membuat surat usulan penetapan penyedia barang/jasa pada pejabat berwenang.
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 15
Bab II
c) Penetapan Pemenang;
Berdasarkan usulan dari panitia/pejabat pengadaan, pejabat yang berwenang menetapkan pemenang pemilihan langsung. d) Sanggahan dan Pengaduan; Mekanisme dan prosedur sanggarahan dan pengaduan mengikuti ketentuan seperti yang ditetapkan pada proses pelelangan. e) Penunjukan Pemenang; PPK menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa untuk melaksanakan pekerjaan f) Penandatanganan Kontrak. PPK menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan. 4) Penunjukan Langsung a) Penilaian Kualifikasi; Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi terhadap penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk pekerjaan kompleks. b) Permintaan Penawaran dan Negosiasi Harga; Panitia /pejabat pengadaan mengundang penyedia barang/jasa untuk mengajukan penawaran secara tertulis dan melakukan evaluasi, klarifikasi, negosiasi teknis dan harga, serta membuat berita acara hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi. c) Penetapan Penunjukan Langsung; Panitia/pejabat pengadaan mengusulkan hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi kepada pejabat yang berwenang untuk ditetapkan. d) Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; Berdasarkan surat penetapan, panitia/pejabat pengadaan mengumumkan di papan pengumuman resmi dan PPK menerbitkan SPPBJ pada penyedia barang/jasa yang ditunjuk. e) Pengaduan; Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan apabila dalam proses penunjukan langsung dipandang tidak transparan, tidak adil dan terdapat indikasi KKN. f) Penandatanganan Kontrak. Penandatanganan kontrak mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam proses pelelangan. b. Penyusunan dan penandatanganan kontrak Kegiatan terakhir pada proses pelelangan adalah penandatanganan kontrak pekerjaan, yang meliputi nilai pekerjaan, hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditentukan secara pasti. Penandatanganan kontrak selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterbitkan surat keputusan penetapan penyedia barang/jasa. c. Pelaksanaan kontrak/penyerahan barang/jasa Setelah penandatangan kontrak, PPK segera melakukan pemeriksaan lapangan bersama dengan penyedia barang/jasa dan membuat berita acara keadaan lapangan/serah terima lapangan. Barang/jasa yang diserahkan harus sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam dokumen lelang. Penyerahan dapat dilakukan secara bertahap atau menyeluruh dan diakhiri dengan penyerahan final setelah masa pemeliharaan selesai.
Direktorat Litbang
hal 16
Bab II
Direktorat Litbang
hal 17
Bab II
Direktorat Litbang
hal 18
BAB III
Direktorat Litbang
Direktorat Litbang
03
04
Direktorat Litbang
hal 17
Ukuran Kinerja Pemeriksaan - Standar Pemeriksaan - Panduan Manajemen Pemeriksaan - Tujuan dan Harapan Penugasan PERENCANAAN 1. Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan 2. Pemahaman Entitas 3. Penilaian Risiko dan SPI 4. Penetapan Kriteria Pemeriksaan 5. Penyusunan P2 dan PKP 7. Penyusunan Temuan Pemeriksaan 10. Perolehan Tanggapan dan Tindakan perbaikan yang direncanakan PELAKSANAAN PELAPORAN
05
Lingkup Pemeriksaan 6 Lingkup pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi (1) Perencanaan dan prosesPersiapan pengadaan barang/jasa pemerintah (2) Perencanaan dan prosesPelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintahtanah (3) Sistem Pengendalian Iintern pengadaan barang/jasa dan tanah.(4) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan prosedur pengadaan barang/jasa pemerintah.(4) Pengendalian intern pengadaan barang/jasa dan tanah. Waktu Pemeriksaan 7 Pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP) dengan mengacu pada PMP dan harapan penugasan. Jangka waktu tersebut meliputi pemeriksaan lapangan sampai dengan penyampaian pelaporan hasil pemeriksaan kepada entitas, DPR/DPD dan /DPRDPemerintah.
Lingkup Pemeriksaan
06
Waktu Pemeriksaan
08
Direktorat Litbang
hal 18
10
Direktorat Litbang
hal 19
c. Memastikan apakah entitas telah memiliki sistem pengendalian yang memadai untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko-risiko yang tersebut. Jika entitas diketahui memiliki sistem pengendalian yang lemah, maka pemeriksa dapat: (1) menghentikan pengujian SPI dan membuat simpulan atas SPI atau (2) melakukan pengujian substantif dengan memperluas lingkup pemeriksaan dan pengumpulan bukti. Langkah ini di dokumentasikan dalam kertas kerja yang dapat dilihat pada lampiran III.4.; d. Menentukan fokus pemeriksaan yang memiliki potensi risiko tinggi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut setelah mempertimbangkan point a,b,c tersebut di atas yang berpengaruh terhadap pengadaan barang/jasa pemerintah. Untuk menentukan area kunci, pemeriksa melakukan penilaian (pemahaman dan pengujian) SPI terhadap potensi risiko dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara uji petik berdasarkan tingkat risiko. Penilaian sistem pengendalian intern dilakukan berdasarkan pemahaman atas sistem pengendalian intern yang dapat membantu pemeriksa untuk (1) Mengidentifikasi unsur-unsur pengendalian (pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan); (2) Mengidentifikasi dampak penting; (3) Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko terjadinya dampak penting; (4) Mendesain pengujian sistem pengendalian intern, dan (5) Mendesain prosedur pengujian terinci. Langkah-langkah penilaian SPI a. Reviu dokumen baik dokumen eksternal maupun dokumen internal untuk memastikan bahwa SPI yang dirancang sudah memadai. Dokumen eksternal mencakup antara lain surat atau memorandum yang diterima oleh entitas, faktur (invoice) dari penyedia barang/jasa, leasing, kontrak, laporan pemeriksaan internal dan eksternal, serta konfirmasi pihak ketiga. Dokumen internal bersumber dari dalam organisasi entitas, mencakup antara lain catatan akuntansi, fotokopi surat keluar, deskripsi tugas, rencana, anggaran, laporan dan memorandum internal, rangkuman kinerja, dan prosedur dan kebijakan internal; b. Diskusi dengan pimpinan/manajemen entitas dan/atau komite audit entitas; c. Diskusi dengan personil satuan kerja pengawas intern dan membaca laporan pemeriksaan intern; d. Observasi Fisik, yaitu mengamati dan mencatat berbagai situasi dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah; e. Pengujian Pengendalian, yaitu melakukan pengujian terhadap pengendalian dengan memastikan apakah pengendalian telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Langkah dalam penilaian risiko dan penilaian SPI dapat dilakukan melalui pemeriksaan pendahuluan. Pemeriksa melakukan penentuan materialitas dan penentuan uji petik dengan mengacu pada juknis terkait. Berdasarkan langkah-langkah dalam penilaian risiko dan SPI, pemeriksa mengetahui area-area berisiko yang akan dijadikan sebagai fokus pemeriksaan. Seluruh langkah didokumentasikan dalam formulir penilaian risiko dan SPI. Formulir tersebut dapat dilihat pada lampiran III.3. 11
Direktorat Litbang
hal 20
mengenai sifat pemeriksaan dan alat komunikasi dengan entitas yang diperiksa, juga sebagai penghubung antara tujuan pemeriksaan dengan program pemeriksaan, dasar penyusunan prosedur pemeriksaan, pengumpulan data dan temuan pemeriksaan. Langkah penentuan kriteria pemeriksaan yang ada dalam pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah diantaranya adalah sebagai berikut: a. Menentukan jenis dan sumber penentuan kriteria seperti dasar hukum yang berlaku, tujuan pengadaan barang/jasa pemerintah yang dikerjakan, dll; b. Menentukan teknik pengembangan kriteria. Seluruh langkah dalam penetapan kriteria didokumentasikan dalam formulir penetapan kriteria. Formulir tersebut dapat dilihat pada lampiran III.5. 12 5. Penyusunan Program Pemeriksaan (P2) dan Program Kerja Perorangan (PKP) Berdasarkan persiapan pemeriksaan di atas, program pemeriksaan disusun untuk mempermudah dan memperlancar pemeriksa dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, sedangkan PKP disusun untuk pembagian tugas anggota tim agar lebih fokus dan alokasi tanggung jawab dalam rangka pelaksanaan tugas pemeriksaan jelas. Program pemeriksaan mengungkapkan antara lain a. Dasar Hukum Pemeriksaan, b. Standar Pemeriksaan, c. Tujuan Pemeriksaan, d. Entitas yang Diperiksa, e. Lingkup Pemeriksaan, f. Hasil Pemahaman Sistem Pengendalian Intern, g. Sasaran Pemeriksaan, h. Kriteria Pemeriksaan, i. Alasan Pemeriksaan, j. Metoda Pemeriksaan, k. Petunjuk Pemeriksaan, l. Jangka Waktu Pemeriksaan, m. Susunan Tim dan Rincian Biaya Pemeriksaan, n. Kerangka Laporan Hasil Pemeriksaan, o. Waktu Penyampaian dan Distribusi Laporan Hasil Pemeriksaan. Tahapan pada proses pengadaan barang/jasa pemerintah indikasi penyimpangan yang perlu diperhatikan dalam menyusun program pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah, dapat dilihat pada lampiran III.6.
Bentuk P2 dan PKP mengacu pada PMP dapat dilihat pada lampiran III.7
Direktorat Litbang
hal 21
14
c. Penyusunan
Kertas Kerja Pemeriksaan, langkah-langkah dalam pelaksanaan pemeriksaan harus didokumentasikan bentuk KKP. Dokumentasi pemeriksaan yang terkait dengan pelaksanaan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk menjadi bukti yang mendukung pertimbangan dan simpulan pemeriksa dan menggambarkan catatan penting mengenai kegiatan yang dilaksanakan oleh pemeriksa sesuai dengan standar. Secara rinci dapat dilihat pada petunjuk pelaksanaan KKP. Apabila dalam pengujian analitis pemeriksa menemukan indikasi kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturan perundangundangan yang secara material mempengaruhi hal yang diperiksa, pemeriksa harus menerapkan prosedur tambahan untuk memastikan bahwa kecurangan dan/atau penyimpangan tersebut telah terjadi dan menentukan dampaknya terhadap hal yang diperiksa. Rincian pengujian terinci atas pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah dapat dilihat pada lampiran III.8
15
2. Penyusunan Temuan Pemeriksaan Konsep Temuan Pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah pemerintah merupakan kumpulan indikasi permasalahan yang ditemukan oleh pemeriksa selama proses pemeriksaan sebagai hasil pengumpulan dan pengujian bukti di lapangan dan perlu dikomunikasikan kepada entitas yang
Badan Pemeriksa Keuangan hal 22
Direktorat Litbang
diperiksa. Penyusunan temuan pemeriksaan dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Analisis hasil pengujian bukti untuk mengidentifikasi adanya perbedaan yang signifikan antara kondisi dan kriteria. b. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi dengan kriteria, identifikasikan dampak yang ditimbulkan dari perbedaan untuk mengetahui akibat dan sebab dari perbedaan tersebut
c. Unsur sebab tidak wajib muncul, namun jika unsur sebab akan
dimunculkan, unsur sebab tersebut harus merupakan unsur sebab yang berkaitan erat dengan akibat. d. Susun unsur-unsur temuan pemeriksaan tersebut sehingga menjadi suatu temuan pemeriksaan. Konsep temuan pemeriksaan disusun oleh anggota tim atau ketua tim pemeriksa pada saat pemeriksaan berlangsung di lokasi entitas yang diperiksa. Khusus untuk konsep temuan pemeriksaan yang disusun oleh anggota tim pemeriksa, konsep tersebut harus mendapatkan koreksi/persetujuan dari ketua tim pemeriksa. Seluruh langkah dalam Penyusunan Temuan Pemeriksaan didokumentasikan dalam suatu Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP). 16 3. Penyampaian Temuan Pemeriksaan Kepada Entitas Konsep Temuan Pemeriksaan disampaikan ketua tim pemeriksa kepada entitas atau penanggung jawab kegiatan entitas yang bersangkutan, penyampaian konsep temuan pemeriksaan ini harus diberi watermark dengan kata KONSEP. Ketua tim menyampaikan temuan pemeriksaan kepada pejabat entitas yang berwenang. Penyampaian temuan pemeriksaan atas pengadaan barang/jasa pemerintah tersebut merupakan akhir dari pekerjaan lapangan pemeriksaan. Hal ini merupakan batas tanggung jawab pemeriksa terhadap program/kegiatan yang diperiksa. Pemeriksa tidak dibebani tanggung jawab atas suatu kondisi yang terjadi setelah tanggal pekerjaan lapangan tersebut. Tanggal penyampaian temuan pemeriksaan tersebut merupakan tanggal laporan hasil pemeriksaan
Direktorat Litbang
hal 23
18
Direktorat Litbang
hal 24
entitas diperiksa, apa yang diharapkan tercapai dari pelaksanaan pemeriksaan, apa yang diperiksa, dan bagaimana cara pemeriksaan itu dilakukan. c. Hasil temuan berupa temuan pemeriksaan dan simpulan. Salah satu bagian pokok dari LHP merupakan temuan pemeriksaan yang merupakan potret kenyataan yang ditemui pemeriksa dalam melaksanakan suatu pemeriksaan kinerja. Selain itu LHP juga harus memuat suatu simpulan pemeriksaan. d. Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan. Tanggapan tertulis dan resmi harus didapatkan pemeriksa atas temuan, simpulan dan pemeriksaan. e. Tindakan perbaikan yang direncanakan entitas. Pemeriksa harus memperoleh tindakan perbaikan yang direncakan entitas atas temuan dan simpulan pemeriksa. Tindakan tersebut harus diungkapkan dalam laporan. f. Pelaporan informasi rahasia bila ada. Berdasarkan ketentuan perundangan dimungkinkan beberapa informasi yang bersifat rahasia tidak diungkapkan dalam LHP. 19 2. Perolehan Tanggapan dan Tindakan Perbaikan yang Direncanakan. Konsep LHP yang telah disetujui penanggung jawab selanjutnya dibahas bersama dengan manajemen entitas yang diperiksa untuk memperoleh tanggapan dan rencana perbaikan yang akan dilakukan, secara resmi dan tertulis. Tujuan pembahasan adalah untuk membicarakan simpulan hasil pemeriksaan secara menyeluruh dan kemungkinan tindakan perbaikan yang direncanakan oleh manajemen entitas. Hasil pembahasan Konsep LHP harus dituangkan dalam Risalah Pembahasan Konsep LHP yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan harus didokumentasikan. Pemeriksa harus meminta tanggapan tertulis dari pimpinan atau pejabat yang bertanggung jawab dalam entitas yang diperiksa mengenai temuan dan simpulan serta tindakan perbaikan yang direncanakan. Dalam hal terdapat temuan yang bersifat kecurangan, pemeriksa diperkenankan untuk tidak meminta tanggapan dari pejabat entitas yang berwenang dengan pertimbangan bahwa permintaan tanggapan tersebut akan mengganggu proses penyidikan di masa yang akan datang dan untuk temuan yang berupa kerugian negara, pemeriksa harus memasukkan tindakan otomatis dari auditee sebagai tindak lanjut atas temuan tersebut. 20 3. Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan. Penyusunan LHP diawali dengan mengevaluasi tanggapan yang berupa suatu janji atau rencana untuk tindakan perbaikan tidak boleh diterima sebagai alasan untuk menghilangkan temuan yang signifikan atau simpulan yang diambil. Setelah ada kesesuaian antara tanggapan dengan konsep LHP, LHP Final yang telah disusun kemudian direviu dan ditandatangani oleh penanggung jawab dan harus dilengkapi dengan tanggapan yang berupa tindakan perbaikan yang direncanakan dari pejabat entitas yang bertanggung jawab. LHP Final yang telah ditandatangani oleh penanggung jawab didistribusikan kepada pihak yang secara resmi berkepentingan atau pihak yang telah disepakati sebagai penerima laporan antara lain: a. Lembaga Perwakilan: DPR/DPD atau DPRD. b. Entitas yang diperiksa. c. Pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut pemeriksaan. d. Pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima LHP sesuai dengan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan hal 25
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Pimpinan Departemen/Lembaga Negara yang terkait dengan entitas yang diperiksa. f. Dan pihak terkait lainnya yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Direktorat Litbang
hal 26
BAB IV
Direktorat Litbang
05
06
Direktorat Litbang
Dengan demikian, dalam supervisi perlu ditekankan: a. pemenuhan tujuan dan harapan penugasan, b. pelaksanaan program pemeriksaan, serta c. penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan. Pelaksanaan supervisi secara berjenjang tersebut dilakukan dengan mengisi laporan perkembangan pelaksanaan pemeriksaan. Laporan perkembangan tersebut antara lain mengungkapkan kesesuaian atau pencapaian pelaksanaan pemeriksaan dengan tujuan dan harapan penugasan serta program pemeriksaan. Contoh laporan perkembangan pelaksanaan pemeriksaan dapat dilihat di Lampiran IV.2 Untuk menjamin kesimpulan yang sama terhadap permasalahan yang sama, orang yang melakukan supervisi tersebut mengikuti konsolidasi pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan. 07 a. Supervisi Pemenuhan Tujuan dan Harapan Penugasan Supervisi pemenuhan tujuan dan harapan penugasan dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan dapat atau telah memenuhi harapan penugasan. Ketua tim pemeriksaan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi atas pekerjaan pemeriksa dengan melakukan reviu pelaksanaan pemenuhan tujuan dan harapan penugasan. Pengendali teknis melakukan supervisi atas pemenuhan tujuan dan harapan penugasan atas kegiatan supervisi ketua tim. Hal ini dilakukan dengan merviu kertas kerja anggota tim pemeriksaan dan secara uji petik melakukan reviu kegiatan anggota tim tersebut. Selanjutnya penanggung jawab melakukan supervisi kegiatan pengendali teknis. Pengendali teknis dan atau penanggung jawab menggunakan program pemeriksaan dan formulir harapan penugasan sebagai kriteria penilaian. Apabila terjadi penyimpangan dari tujuan dan harapan penugasan, pengendali teknis dan atau penanggung jawab menanyakan latar belakang, alasan, dan sebabnya, serta mengambil kesimpulan apakah menerima penyimpangan tersebut atau tidak. Untuk menjamin agar penilaian masing-masing orang yang melakukan supervisi bisa seragam terhadap kriteria supervisi, orang yang melakukan supervisi tersebut harus menggunakan harapan penugasan sebagai acuan. Hasil supervisi dituangkan dalam KKP yang sesuai dengan pengungkapan persetujuan atau catatan disertai paraf dan tanggal. 08 b. Supervisi Pelaksanaan Program Pemeriksaan Supervisi pelaksanaan program pemeriksaan dilakukan oleh ketua tim dengan membubuhkan tickmark atau catatan dengan paraf dan tanggal pada program pemeriksaan yang dijadikan KKP. Supervisi juga dilakukan terhadap substansi yang dihasilkan dalam pelaksanaan pemeriksaan. Pengendali teknis menguji hasil supervisi yang dilakukan oleh ketua tim terhadap pelaksanaan program pemeriksaan serta mereviu secara uji petik atas langkah pemeriksaan dalam program pemeriksaan tersebut dan melihat hasil pemeriksaan apakah telah sesuai dengan program pemeriksaan. Hasil supervisi pengendali teknis diungkapkan dalam program pemeriksaan yang akan dijadikan KKP (yang telah disupervisi ketua tim pemeriksaan) dengan membubuhkan catatan dan paraf serta tanggal supervisi dilakukan.
Supervisi pelaksanaan program pemeriksaan Supervisi pemenuhan tujuan dan harapan penugasan dilaksanakan
Direktorat Litbang
27
Penanggung jawab mereviu pekerjaan pengendali teknis atas supervisi program pemeriksaan dan melakukan reviu secara uji petik hasil supervisi tersebut. Hasil supervisi diungkapkan dengan membuat catatan, paraf, dan tanggal pelaksanaan supervisi dalam program pemeriksaan yang telah diberikan catatan oleh pengendali teknis dan ketua tim. Apabila catatan-catatan tersebut tidak dapat atau tidak mungkin dilaksanakan, maka akan didiskusikan dengan pemberi catatan untuk memperoleh keputusan selanjutnya yang diparaf oleh pemberi catatan. 09 c. Supevisi Penyusunan dan Substansi Laporan Hasil Pemeriksaan. Ketua tim melakukan supervisi proses penyusunan dan bertanggung jawab atas susbstansi konsep laporan hasil pemeriksaan atas pengadan barang dan jasa pemerintah. Supervisi tersebut meliputi (1) kesesuaian dengan standar, pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis yang terkait; (2) materi laporan; (3) keakuratan angka; (4) tata bahasa; dan (5) waktu pelaporan. Hasil supervisi berupa persetujuan atau catatan di dalam konsep laporan hasil pemeriksaan yang disertai dengan paraf dan tanggal. Pengendali teknis dan atau penanggung jawab melakukan supervisi penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan pengadaan barang/jasa pemerintah baik melalui catatan dalam konsep laporan tersebut atau dalam pemberian pendapat atau arahan dalam pemantauan laporan tersebut. Catatan atas konsep laporan harus diparaf dan diberi tanggal. Untuk pendapat atau arahan, maka ketua tim pemeriksa bertanggung jawab menyusun risalah pemantauan yang diparaf oleh pengendali teknis dan penanggung jawab. Untuk mengendalikan mutu pelaporan digunakan Lembar Kendali Penyelesaian Laporan (LKPL) yang digunakan untuk memonitor ketepatan waktu penyelesaian laporan pemeriksaan. Bentuk LKPL dimuat dalam Lampiran IV.3. LKPL ditempatkan pada map yang menjadi sampul pengantar berkas LHP beserta konsep surat keluar. 2. Proses Penjaminan Mutu Penjaminan mutu dilaksanakan oleh penanggung jawab penugasan, selain itu penjaminan mutu dapat dilakukan oleh unit kerja pengawasan internal BPK-RI dan pihak lain yang berkompeten. Penanggung jawab penugasan bertanggungjawab untuk memastikan bahwa seluruh proses pengendalian mutu oleh tim telah dilaksanakan. Unit kerja pengawasan internal BPK-RI dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh tim untuk memastikan bahwa pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan telah memenuhi persyaratan yang dimuat dalam SPKN. Pihak lain yang berkompeten dapat melakukan reviu atas desain pengendalian mutu dan pelaksanaan pengendalian mutu yang dikembangkan oleh BPK-RI. Pelaksanaan reviu pengendalian mutu oleh organisasi pemeriksa ekstern yang berkompeten tersebut harus memenuhi persyaratan yang dimuat dalam SPKN.
Supervisi penyusunan dan substansi laporan hasil pemeriksaan
10
Direktorat Litbang
28
BAB V
Direktorat Litbang
Bab V
02
03
05
07
Direktorat Litbang
hal 29
Bab V
Direktorat Litbang
hal 30
Bab V
Direktorat Litbang
hal 31
BAB VI
Direktorat Litbang
Direktorat Litbang
Bab VI
BAB VI PENUTUP
A. Pemberlakuan Petunjuk Teknis Pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
01 Petunjuk teknis pemeriksaan atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ini mulai berlaku saat ditetapkan oleh Ketua BPK.
Pemberlakuan juknis
03 04
: Jakarta :
2008
Direktorat Litbang
31
Bab VI
Direktorat Litbang
32
Referensi
REFERENSI
1. UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. 2. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan-perubahannya
3. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara.
Direktorat Litbang
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Berita Acara Hasil Pelelangan Berita Acara Penjelasan Berita Acara Penyerahan Pekerjaan Badan Hukum Milik Negara Bank Indonesia Bill Of Quantity Badan Usaha Milik Daerah Badan Usaha Milik Negara Delivery Order Harga Perhitungan Sendiri Kerangka Acuan Kerja Kolusi Korupsi Nepotisme Kertas Kerja Pemeriksaan Kuasa Pengguna Anggaran Laporan Hasil Pemeriksaan Lembar Kendali Penyelesaian Laporan Lembaga Pengadaan Secara Elektronik Program Pemeriksaan Pengguna Anggaran Pinjaman/Hibah Luar Negeri Program Kerja Perorangan Panduan Manajemen Pemeriksaan Pejabat Pembuat Komitmen Rencana Kerja Pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan
: : : : :
Sistem Pengendalian Intern Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Temuan Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi
Direktorat Litbang
Direktorat Litbang
Panitia pengadaan
Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pimpinan BHMN/Direksi BUMN/Direksi BUMD, untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa Pelelangan terbatas adalah pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan apabila jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. Pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya. Penunjukkan penyedia barang/jasa yang dilakukan dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya. Penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukkan dalam 1 (satu) sampul tertutup kepada panitia/pejabat pengadaan Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam I (satu) sampul (sampul tertutup) dan disampaikan kepada panitia/pejabat pengadaan Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaiaanya dilakukan dalam 2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dengan urutan proses evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan kewajaran harga, terhadap penyedia barang/jasa yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur. Evaluasi penawaran dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, kemudian membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai
Badan Pemeriksa Keuangan
Pelelangan terbatas
Pemilihan langsung
Penunjukkan langsung
Sistem gugur
Sistem nilai
Direktorat Litbang
Direktorat Litbang
LAMPIRAN LAMPIRAN
Direktorat Litbang
Lampiran III.1
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI
No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :
Direktorat Litbang
Lampiran III.2
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI
No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :
Pejabat
Nama Mr. X Mr. Y Jabatan Kepala . Sekretaris
Direktorat Litbang
Lampiran III.3
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI
No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :
CONTOH KERTAS KERJA PENILAIAN RESIKO DAN SPI Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah agar pemeriksa dapat mengidentifikasi area-area yang berisiko tinggi yang akan dijadikan fokus pemeriksaan. Point-point yang ada dalam template KKP ini dapat disesuaikan mengikuti kebutuhan pemeriksa. I.
No 1.
2.
3.
II. Hasil Pemahaman dan Penilaian SPI III. Hasil Penilaian Resiko dan SPI
Risiko Awal No Kegiatan/ Proses Low (1) A. Medium (2) High (3) Efektivitas SPI Peraturan (4) SOP (5) DLL (6) Low (7) Risiko Akhir Medium (8) High (9)
Keterangan: Kolom 1 s.d. 9 diisi dengan X. Risiko awal merupakan risiko entitas yang diperoleh berdasarkan pengidentifikasian resiko (butir I) Risiko akhir adalah risiko setelah mempertimbangkan SPI. Suatu kegiatan/proses yang memiliki resiko akhir tinggi akan dipertimbangkan menjadi focus pemeriksaan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Lampiran III.3
Direktorat Litbang
Lampiran III.4 - 1
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI
No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :
Catatan
d. Persyaratannya:
Memiliki integritas moral, disiplin, dan tanggungjawab; Memahami seluruh pekerjaan; Memahami jenis pekerjaan tertentu; Memahami isi dokumen dan prosedur pengadaan; Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Pejabat Pembuat Komitmen; 6) Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah atau memiliki tanda bukti telah mengikuti pelatihan pengadaan barang/jasa pemerintah; e. Pembentukan panitia pengadaan berdasarkan surat keputusan oleh Kuasa Pengguna Anggaran. 2. Penetapan Sistem Pengadaan a. Metode pemilihan penyedia jasa berupa: 1) Pelelangan umum; 2) Pelelangan terbatas; 3) Pemilihan langsung; 4) Penunjukan langsung; b. Metode penyampaian dokumen penawaran berupa: 1) Satu sampul; 2) Dua sampul; 3) Dua tahap; 1) 2) 3) 4) 5)
Lampiran III.4 - 2
No
Prosedur Persiapan
Ya
Tidak
Catatan
Lampiran III.4 - 3
No
Prosedur Persiapan a) Surat kabar; b) Siaran radio; c) Papan pengumuman resmi untuk penerangan umum; d) Papan pengumuman Pejabat Pembuat Komitmen; Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 7 (tujuh) hari kerja Pengambilan dokumen penawaran a) Dimulai sejak tanggal pengumuman b) Diakhiri satu hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen Penjelasan dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pengumuman Batas akhir pemasukan dokumen penawaran a) Sekurang-kurangnya tiga hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman ; b) Sekurang-kurangnya tujuh hari kerja setelah penjelasan;
Ya
Tidak
Catatan
2) 3)
4)
5)
d. Pemilihan langsung;
1) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) hari kerja 2) Pengalokasian waktu ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. 4 Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) a. Perhitungan HPS dilakukan dengan menggunakan data berupa : 1) Analisis harga satuan pekerjaan yang bersangkutan; 2) Perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan; 3) Harga pasar setempat saat menyusun HPS; 4) Harga kontrak/Surat Perintah Kerja untuk barang/pekerjaan sejenis yang pernah dilaksanakan. 5) Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh BPS dan badan/instansi lain yang datanya dapat dipertanggungjawabkan; 6) Harga/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen tunggal atau lembaga independen. 7) Daftar harga standar/tarif biaya yang dikeluarkan oleh instansi berwenang. 8) Informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan. 9) Penyusunan oleh panitia pengadaan; 10) Penetapan oleh Pejabat Pembuat Komitmen b. HPS telah memperhitungkan : 1) Pajak Pertambahan Nilai (PPN); 2) Biaya Umum; 3) Keuntungan yang wajar bagi penyedia barang/jasa. c. HPS dilarang memperhitungkan : 1) Biaya tak terduga; 2) Biaya lain-lain; 3) Pajak Penghasilan penyedia barang/jasa. 5 Penyusunan Dokumen Pengadaan a. Dokumen pengadaan terdiri dari 1) Dokumen pasca/prakualifikasi; 2) Dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; b. Dokumen prakualifikasi memuat hal-hal berupa: 1) Lingkup pekerjaan;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Lampiran III.4 - 4
No 2) 3) 4) 5) 6)
Prosedur Persiapan Persyaratan peserta; Waktu; Tempat pengambilan dokumen; Tempat pemasukan dokumen; Penanggung jawab
Ya
Tidak
Catatan
c. Dokumen pemilihan penyedia barang/jasa memuat hal-hal berupa: 1) Undangan kepada peserta, yang memuat hal-hal berupa: a) Informasi untuk memperoleh dokumen; b) Informasi mengenai dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; c) Informasi mengenai penyampaian dokumen penawaran; d) Alamat tujuan pengiriman dokumen penawaran; e) Jadwal pelaksanaan pengadaan; f) Penetapan penyedia barang/jasa. 2) Instruksi kepada peserta memuat hal-hal berupa; a) Lingkup pekerjaan; b) Sumber dana; c) Persyaratan peserta pengadaan; d) Kualifikasi peserta pengadaan; e) Jumlah dokumen penawaran yang disampaikan; f) Peninjauan lokasi kerja; g) Isi dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; h) Penjelasan isi dokumen pemilihan penyedia barang/jasa; i) Perubahan isi dokumen pemilihan penyedia barang/jasa. j) Persyaratan bahasa yang digunakan dalam penawaran; k) Penulisan harga penawaran; l) Mata uang penawaran; m) Cara pembayaran; n) Masa berlaku penawaran; o) Surat jaminan penawaran; p) Usulan penawaran alternatif oleh peserta; q) Bentuk penawaran; r) Penandatangan surat penawaran; s) Cara penyampulan t) Penandaan sampul; u) Batas akhir penyampaian; v) Perlakuan terhadap penawar yang terlambat; w) Larangan untuk merubah/menarik penawaran yang sudah masuk; x) Prosedur pembukaan; y) Klarifikasi dokumen z) Pemeriksaan kelengkapan dokumen; aa) Penilaian kualifikasi dalam hal dilakukan pascakualifikasi; bb) Kriteria penetapan pemenang; cc) Hak PPK untuk menerima/menolak penawaran; dd) Kewajiban PPK untuk menerima/menolak penawaran; ee) Syarat penandatanganan; ff) Kontrak; gg) Surat jaminan pelaksanaan.
Lampiran III.4 - 5
No c) d) e) f) g)
Prosedur Persiapan Kewajiban; Tanggung jawab Sanksi; Penyelesaian perselisihan; Peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Ya
Tidak
Catatan
Lampiran III.4 - 6
No
Prosedur Persiapan g) Kesanggupan PPK untuk membayar pada penyedia barang/jasa sesuai dengan harga kontrak; h) Tandatangan para pihak di atas materai. 9) Bentuk jaminan penawaran memuat hal-hal berupa; a) Nama PPK; b) Alamat PPK; c) Penyedia barang/jasa; d) Pihak penjamin; e) Nama paket pekerjaan yang dilelangkan; f) Jumlah jaminan penawaran dalam angka dan huruf; g) Pernyataan pihak penjamin bahwa jaminan penawaran dapat cair segera sesuai ketentuan dalam jaminan penawaran; h) Masa berlaku surat jaminan penawaran; i) Batas akhir waktu pengajuan tuntutan pencairan surat jaminan penawaran oleh PPK pada pihak penjamin; j) Tandatangan penjamin;
Ya
Tidak
Catatan
No. 1
Prosedur Pelaksanaan Pelelangan Umum dengan Prakualifiksi a. Dokumen kualifikasi, yaitu mengenai: 1) Penyiapan oleh panitia pengadaan; 2) Penetapan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; b. Pengumuman memuat hal-hal berupa : 1) Nama dan alamat PPK yang mengadakan pelelangan; 2) Uraian singkat mengenai pekerjaan yang dikerjakan/barang yang akan dibeli; 3) Perkiraan nilai pekerjaan; 4) Syarat-syarat peserta lelang; 5) Informasi pengambilan dokumen.
Ya
Tidak
Catatan
akan
Lampiran III.4 - 7
No.
Prosedur Pelaksanaan d. Undangan kepada calon peserta lelang yang tercatat dalam daftar peserta lelang oleh panitia pengadaan;
Ya
Tidak
Catatan
Lampiran III.4 - 8
No.
Prosedur Pelaksanaan 1) Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh panitia/pejabat pengadaan; 2) Pemberitahuan pemenang lelang pada para peserta selambatlambatnya 2 (dua) hari kerja setelah surat penetapan diterima;
Ya
Tidak
Catatan
l.
Pelelangan Terbatas a. Dokumen kualifikasi, yaitu mengenai 1)Penyiapan oleh panitia pengadaan; 2)Penetapan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; b. Pengumuman memuat hal-hal berupa : 1) Nama dan alamat PPK yang mengadakan pelelangan; 2) Uraian singkat mengenai pekerjaan yang dikerjakan/barang yang akan dibeli; 3) Perkiraan nilai pekerjaan; 4) Syarat-syarat peserta lelang; 5) Informasi pengambilan dok
akan
Lampiran III.4 - 9
No.
Prosedur Pelaksanaan 1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi teknis terhadap semua penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi; 2) Surat jaminan penawaran memenuhi ketentuan yang disyaratkan; h. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) 1) Panitia/pejabat pengadaan membuat kesimpulan dari hasil evaluasi administrasi, teknis dan harga dalam BAHP; 2) BAHP memuat hal-hal berupa: a) Nama semua peserta lelang b) Harga penawaran dan/atau harga penawaran terkoreksi dari masing-masing peserta; c) Metode evaluasi yang digunakan; d) Unsur yang dievaluasi; e) Rumus yang digunakan; f) Keterangan lain yang penting saat pelaksanaan pelelangan; g) Tanggal BAHP; h) Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus; i) Penetapan satu calon pemenang dan dua cadangan.
Ya
Tidak
Catatan
k. Sanggahan Peserta Lelang 1) Sanggahan diajukan secara tertulis; 2) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang; 3) Sanggahan disampaikan kepada PPK; 4) Semua sanggahan dilakukan tindak lanjut; l. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) 1) SPPBJ dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. 2) SPPBJ dibuat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang; 3) Tembusan SPPBJ disampaikan kepada pengawasan internal.
Pemilihan Langsung a. Penetapan Calon Peserta 1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi; 2) Prakualifikasi diumumkan melalui pengumuman resmi; b. Undangan, Permintaan Penawaran dan Evaluasi 1) Undangan kepada calon peserta lelang yang lulus prakualifikasi untuk mengajukan penawaran oleh panitia
Badan Pemeriksa Keuangan
Direktorat Litbang
Lampiran III.4 - 10
No.
Prosedur Pelaksanaan pengadaan; 2) Panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi terhadap semua penawaran yang diajukan peserta pemilihan langsung; Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga; Pembuatan berita acara hasil klarifikasi dan negosiasi oleh panitia pengadaan; Usulan penetapan penyedia jasa kepada pejabat yang berwenang oleh panitia pengadaan; Penetapan pemenang pemilihan langsung oleh pejabat yang berwenang; Pengumuman pemenang pemilihan langsung oleh panitia pengadaan; Sanggahan peserta pemilihan langsung dan jawaban atas sanggahan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; Penerbitan surat penunjukan penyedia jasa oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Ya
Tidak
Catatan
c. d. e. f. g. h. i. 4
Penunjukan Langsung 1. Penilaian kualifikasi 1) Panitia/pejabat pengadaan melakukan prakualifikasi kepada penyedia jasa yang diundang. 2. Permintaan penawaran dan negosiasi 1) Panitia/pejabat pengadaan mengundang penyedia barang/jasa; 2) Pengajuan penawaran dilakukan secara tertulis; 3) Evaluasi, klarifikasi dan negosiasi dilakukan oleh panitia/pejabat pengadaan; 4) Hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi dibuatkan berita acara oleh Panitia/pejabat pengadaan. 3. Penetapan penunjukan langsung 1) Usulan hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasin disampaikan kepada PPK; 4. Penunjukan penyedia barang/jasa 1) PPK menerbitkan SPPBJ; 2) Panitia mengumumkan penetapan tersebut; 5. Pengaduan 1) Penunjukan langsung dinilai tidak transparan; 2) Penunjukan langsung dipandang tidak adil; 3) Penunjukan langsung berindikasi KKN. Dokumen Kontrak a. Dokumen kontrak terdiri dari 1)Surat perjanjian; 2)Surat penunjukan penyedia jasa; 3)Surat penawaran; 4)Addendum dokumen lelang (bila ada); 5)Syarat-syarat khusus kontrak; 6)Syarat-syarat umum kontrak; 7)Spesifikasi teknis; 8)Gambar-gambar; 9)Daftar kuantitas dan harga; 10)Dokumen lain yang tercantum dalam dokumen kontrak: a) Dokumen penawaran lainnya, b) Berita acara hasil pelelangan,
Badan Pemeriksa Keuangan
Direktorat Litbang
Lampiran III.4 - 11
No.
Prosedur Pelaksanaan c) Berita acara rapat persiapan penunjukan penyedia jasa, d) Jaminan pelaksanaan; b. Surat perjanjian, yaitu mengenai 1)Bentuk surat perjanjian; 2)Isi surat perjanjian; c. Jaminan pelaksanaan 1)Bentuk jaminan; 2)Isi jaminan; 3)Besarnya nilai jaminan; 4)Masa berlakunya jaminan; d. Penandatanganan kontrak dimana 1)Dana telah cukup tersedia dalam dokumen anggaran; 2)Jaminan pelaksanaan telah diserahkan oleh penyedia jasa; 3)Dilakukan paling lambat empat belas hari setelah diterbitkannya surat penunjukan penyedia jasa; 4)Banyaknya rangkap kontrak sesuai dengan kebutuhan; 5)Kontrak yang bernilai diatas Rp. 50.000.000.000,00 telah memperoleh pendapat ahli hukum.
Ya
Tidak
Catatan
Amandemen Kontrak a. Berupa 1)Perintah perubahan kontrak tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa; 2)Penyedia jasa megusulkan perubahan kontrak kepada Pejabat Pembuat Komitmen; b. Dalam hal ini 1)Penyedia jasa memberikan tanggapan atas perintah perubahan kontrak dari Pejabat Pembuat Komitmen selambat-lambatnya dalam waktu tujuh hari; 2)Pejabat Pembuat Komitmen memberikan tanggapan atas usulan perubahan kontrak dari penyedia jasa selambat-lambatnya dalam waktu tujuh hari; c. Dalam hal ini, adanya 1)Negosiasi teknis dan harga; 2)Berita acara hasil negosiasi; d. Terdapat pembuatan amandemen kontrak. Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis, Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak a. Direksi pekerjaan, dalam hal ini 1) Dijabat oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 2) Dijabat oleh orang lain yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; b. Direksi teknis, dalam hal ini 1) Ditetapkan oleh direksi pekerjaan; 2) Terdiri dari konsultan pengawas (supervisi) dan petugas kantor/satuan kerja/kegiatan/bagian kegiatan; c. Panitia peneliti pelaksanaan kontrak 1) Dibentuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 2) Terdiri dari unsur a) Perencana teknis, b) Pelaksanaan lapangan, c) Pengawas lapangan, d) Administrasi kontrak,
Badan Pemeriksa Keuangan
Direktorat Litbang
Lampiran III.4 - 12
No. e) 8
Prosedur Pelaksanaan Terkait lainnya, seperti keuangan, pengujian dan atasan langsung.
Ya
Tidak
Catatan
Pemeriksaan lapangan bersama a. Dilakukan oleh 1) Direksi teknis; 2) Panitia peneliti pelaksanaan kontrak; 3) Penyedia jasa; b. Pemeriksaan, dalam hal 1) Kondisi lapangan; 2) Mengukur kuantitas setiap mata pembayaran; 3) Menetapkan kuantitas awal setiap mata pembayaran; c. Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara; d. Apabila hasil pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi kontrak yang berupa jenis pekerjaan, spesifikasi teknis, gambar, mata pembayaran dan kuantitas, maka harus ada 1) Dituangkan dalam perintah perubahan kontrak; 2) Ditindaklanjuti dengan pembuatan amandemen kontrak; e. Dilaksanakan secara berkala 1) Selama masa waktu pelaksanaan pekerjaan; 2) Terhadap setiap jenis pekerjaan/mata pembayaran; 3) Penetapan kuantitas hasil pekerjaan setiap bulang/angsuran. Penyerahan Lapangan dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) a. Penyerahan lapangan, dalam hal ini 1) Pemeriksaan lapangan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan penyedia jasa; 2) Inventarisasi hasil pemeriksaan lapangan berikut bangunan, bangunan pelengkap dan seluruh aset milik Pejabat Pembuat Komitmen; 3) Pembuatan berita acara serah terima lapangan; b. Surat perintah mulai kerja, dalam hal ini 1) Setelah dilakukan serah terima lapangan; 2) Selambat-lambatnya empat belas hari sejak tanggal penandatanganan kontak; 3) Dicantumkan tanggal paling lambat dimulai pelaksanaan kontrak; 4) Diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 5) Persetujuan menteri dalam hal akan diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen sebelum kontrak ditandatangani (untuk penanganan darurat akibat bencana alam)
10
Penghentian, Pemutusan Kontrak dan Penyelesaian Perselisihan a. Penghentian kontrak dimana 1) Pekerjaan sudah selesai; 2) Terjadi hal-hal diluar kekuasaan (keadaan kahar); b. Pemutusan kontrak dimana 1) Penyedia jasa cidera janji atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggungjawabnya sesuai ketentuan dokumen kontrak; 2) Para pihak terbukti melakukan kolusi, kecurangan atau tindak korupsi;
Badan Pemeriksa Keuangan
Direktorat Litbang
Lampiran III.4 - 13
No.
Prosedur Pelaksanaan c. Pemutusan kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dimana 1) Penyedia jasa tidak mulai melaksanakan pekerjaan pada tanggal mulai kerja sesuai dengan SPMK; 2) Penyedia jasa gagal pada uji coba ketiga dalam melaksanakan SCM; 3) Penyedia jasa tidak berhasil memperbaiki suatu kegagalan pelaksanaan; 4) Penyedia jasa tidak mampu melaksanakan pekerjaan atau bangkrut; 5) Penyedia jasa gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan; 6) Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan sudah melampaui besarnya jaminan pelaksanaan; 7) Penyedia jasa menyampaikan pernyataan yang tidak benar kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan pernyataan tersebut berpengaruh besar pada hak, kewajiban atau kepentingan Pejabat Pembuat Komitmen; 8) Terjadi keadaan kahar dan penyedia jasa tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak; d. Pemutusan kontrak oleh penyedia jasa, dimana 1) Penyedia jasa tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak sebagai akibat keadaan kahar; 2) Pejabat Pembuat Komitmen gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian peerselisihan; e. Penyelesaian perselisihan, berupa 1) Diluar pengadilan: a) Musyawarah, b) Mediasi, c) Konsiliasi d) Arbitrase; 2) Pengadilan
Ya
Tidak
Catatan
11
Pembayaran a. Uang muka, dimana 1) Pengajuan permintaan pembayaran oleh penyedia jasa; 2) Rencana penggunaan; 3) Jaminan uang muka: bentuk jaminan, isi jaminan, besarnya nilai jaminan, masa berlakunya jaminan; 4) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari; b. Prestasi pekerjaan, dimana 1) Pengajuan tagihan pembayaran oleh penyedia jasa; 2) Laporan hasil pekerjaan yang telah disetujui oleh direksi; 3) Dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang (tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada di lapangan); 4) Dipotong jaminan pemeliharaan, angsuran uang muka, denda (bila ada) dan pajak; 5) Untuk kontrak yang mempuyai sub kontrak, harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub kontraktor sesuai dengan kemajuan pekerjaan; 6) Bila terjadi ketidak sesuaian dalam perhitungan prestasi hasil pekerjaan, besarnya tagihan yang dibayar setinggitingginya 80% dari nilai tagihan;
Badan Pemeriksa Keuangan
Direktorat Litbang
Lampiran III.4 - 14
No. 7)
Prosedur Pelaksanaan Pembayaran terakhir sebesar 100% dari nilai kontrak hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% dan penyedia jasa telah menyerahkan jaminan pemeliharaan setelah berita acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan; 8) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari; c. Penyesuaian harga dimana 1) Amandemen kontrak dibuat secara berkala selambatlambatnya setiap enam bulan; 2) Pengajuan tagihan pembayaran oleh penyedia jasa; 3) Perhitungan; 4) Data; 5) Persetujuan direksi teknis; 6) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari; d. Ganti rugi dan kompensasi, berupa adanya 1) Amandemen kontrak ; 2) Pengajuan tagihan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 3) Perhitungan; 4) Data; 5) Persetujuan direksi teknis; 6) Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh Pejabat Pembuat Komitmen paling lambat tujuh hari; e. Pejabat Pembuat Komitmen harus sudah membayar kepada penyedia jasa selambat-lambatnya empat belas hari sejak penyedia mengajukan tagihan yang telah disetujui oleh direksi teknis dan direksi pekerjaan (apabila Pejabat Pembuat Komitmen terlambat membayar, maka dikenakan bunga keterlambatan pembayaran berdasarkan suku bunga yang berlaku.
Ya
Tidak
Catatan
12
Kompensasi dan Penangguhan Pembayaran a. Kompensasi kepada penyedia jasa, dimana 1) Penyedia jasa belum bisa masuk ke lokasi pekerjaan karena Pejabat Pembuat Komitmen belum menyerahkan seluruh/sebagian lapangan; 2) Pejabat Pembuat Komitmen tidak memberikan gambar/spesifikasi/instruksi sesuai tata cara pengaturan pekerjaan; 3) Pejabat Pembuat Komitmen memodifikasi/ mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan; 4) Pejabat Pembuat Komitmen terlambat melakukan pembayaran; 5) Pejabat Pembuat Komitmen menginstruksikan untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujuan ternyata tidak diketemukan cacat mutu; 6) Pejabat Pembuat Komitmen menolak sub penyedia jasa tanpa alasan yang wajar; 7) Keadaan tanah ternyata jauh lebih buruk dari informasi termasuk data penyelidikan tanah (bila ada) yang diberikan dalam dokumen lelang; 8) Penyedia jasa lain/petugas pemerintah/petugas utilitas/Pejabat Pembuat Komitmen tidak bekerja sama sesuai waktu yang ditentukan, sehingga mengakibatkan keterlambatan dan/atau biaya tambah bagi penyedia jasa;
Badan Pemeriksa Keuangan
Direktorat Litbang
Lampiran III.4 - 15
No. 9)
Prosedur Pelaksanaan Dampak yang menimpa/membebani penyedia jasa diakibatkan oleh kejadian-kejadian yang menjadi resiko Pejabat Pembuat Komitmen; 10) Pejabat Pembuat Komitmen menunda berita acara penyerahan pertama pekerjaan dan/atau berita acara penyerahan akhir pekerjaan; k) Kompensasi lain sesuai ketentuan dokumen kontrak; b. Penangguhan pembayaran, dimana 1) Penyedia jasa tidak melakukan kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak; 2) Pemberitahuan penangguhan pembayaran oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa: a) Alasan-alasan yang jelas; b) Jangka waktu memperbaiki dan menyelesaiakn pekerjaan.
Ya
Tidak
Catatan
13
Penyedia Jasa Bukan Usaha Kecil dan Golongan Usaha Kecil a. Penyedia jasa golongan bukan usaha kecil, dimana 1) Bekerja sama dengan penyedia jasa golongan usaha kecil termasuk koperasi kecil; 2) Sub kontrak sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama; 3) Persetujuan sub kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen; b. Penyedia jasa golongan usaha kecil termasuk koperasi kecil, dimana 1) Pekerjaan harus dilaksanakan sendiri oleh pihak penyedia jasa yang ditunjuk; 2) Dilarang diserahkan kepada pihak lain; 3) Dilarang disubkontrakkan kepada pihak lain. Perubahan Pekerjaan dan Percepatan Waktu Pelaksanaan a. Perubahan pekerjaan berupa 1) Perintah perubahan pekerjaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa; 2) Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan; 3) Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan/mata pembayaran; 4) Mengubah spesifikasi teknis; 5) Mengubah gambar; 6) Nilai pekerjaan tambah tidak melebihi 10% dari harga kontrak awal; 7) Kuantitas mata pembayaran utama berubah lebih 10% dari kuantitas kontrak awal; 8) Negosiasi harga terhadap perubahan mata pembayaran utama; 9) Mata pembayaran baru; 10) Negosiasi teknis dan harga terhadap mata pembayaran baru; 11) Berita acara hasil negosiasi; 12) Pembuatan amandemen kontrak; b. Percepatan waktu pelaksanaan berupa 1) Perintah percepatan waktu pelaksanaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa; 2) Usulanbiaya oleh penyedia jasa; 3) Negosiasi harga; 4) Berita acara hasil negosiasi;
Badan Pemeriksa Keuangan
14
Direktorat Litbang
Lampiran III.4 - 16
No. 5) 15
Prosedur Pelaksanaan Pembuatan amandemen kontrak. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan a. Usulan perpanjangan waktu oleh penyedia jasa kepada direksi pekerjaan akibat 1) Pekerjaan tambahan; 2) Perubahan desain; 3) Keterlambatan yang disebabkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; 4) Masalah yang timbul diluar kendali penyedia jasa; 5) Keadaan kahar; b. Penelitian dan evaluasi usulan perpanjangan waktu oleh panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan diraksi teknis;
Ya
Tidak
Catatan
Direktorat Litbang
Lampiran III.4 - 17
No. f.
Prosedur Pelaksanaan Kontrak kritis, berupa 1) Masa I (rencana fisik 0% - 70%) realisasi fisik terlambat>15% dari rencana; 2) Masa II (rencana fisik 70% - 100%) realisasi fisik terlambat >10% dari rencana; 3) Penerbitan surat peringatan oleh direksi pekerjaan kepada penyedia jasa; 4) SCM tingkat kegiatan; 5) Uji coba pertama; 6) Penerbitan surat peringatan I oleh direksi pekerjaan kepada penyedia jasa; 7) SCM tingkat atasan langsung; 8) Uji coba kedua; 9) Penerbitan surat peringatan II oleh direksi pekerjaan kepada penyedia jasa; 10) SCM tingkat atasan; 11) Uji coba ketiga; 12) Penerbitan surat peringatan III oleh direksi pekerjaan kepada penyedia jasa; 13) Kesepakatan tiga pihak: a) Penetapan .. b) . Menggunakan harga satuan kontrak, c) Menggunakan harga satuan yang lebih tinggi, d) Pembayaran kepada pihak ketiga dilakukan secara langsung, e) Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara, f) Pembuatan amandemen kontrak; 14) Pemutusan kontrak.
Ya
Tidak
Catatan
17
Mobilisasi a. Paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu tiga puluh hari sejak diterbitkan SPMK; b. Pemberitahuan rencana mobilkisasi oleh penyedia jasa kepada direksi pekerjaan; c. Persetujuan rencara mobilisasi oleh direksi pekerjaan;
Direktorat Litbang
Lampiran III.4 - 18
No.
Prosedur Pelaksanaan Pejabat Pembuat Komitmen; Direksi teknis Penyerahan pertama pekerjaan, dimana Penyedia jasa mengajukan perminytaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk penyerahan pertama pekerjaan setelah pekerjaan selesai 100%; Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan kepada panitia penerima pekerjaan untuk melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan selambat-lambatnya tujuh hari setelah diterimanya surat permintaan dari penyedia jasa; Penilaian terhadap hasil pekerjaan oleh panitia penerima pekerjaan; Pembuatan daftar kekurangan dan/atau cacat pekerjaan oleh panitia penerima pekerjaan; penyelesaian/perbaiakn kekurangan/cacat hasil pekerjaan oleh penyedia jasa; Pemeriksaan kembali hasil penyelesaian/perbaikan oleh panitia peneria pekerjaan; Pembuatan berita acara penyerahan pertama pekerjaan oleh panitia/pejabat pengadaan jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen; Penyerahan jaminan pemeliharaan oleh penyedia jasa; pembayaran sebesar 100% dari nilai kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen; Pemeliharaan hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan, sehingga kondisi hasil pekerjaan tetap berada seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan; Penyerahan akhir pekerjaan, dimana 1) Penyedia jasa mengajukan permintaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk penyerahan akhir pekerjaan setelah masa pemeliharaan berakhir; 2) Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan kepada panitia penerima pekerjaan untuk melakukan pemeriksaan terhadap hasil pemeliharaan pekerjaan selambat-lambatnya tujuh hari setelah diterimanya surat permintaan dari penyedia jasa; 3) Pemeriksaan terhadap hasil pemeliharaan pekerjaan oleh panitia penerima pekerjaan; 4) Pembuatan daftar cacat hasil pemeliharaaan pekerjaan oleh penyedia jasa; 5) Pemeriksaan kembali hasil perbaikan oleh panitia penerima pekerjaan; 6) Pembuatan berita acara penyerahan akhir pekerjaan oleh penyedia jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen; 7) Pengembalian jaminan pemeliharaan dan jaminan pelaksanaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada penyedia jasa; Pejabat Pembuat Komitmen mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam waktu tujuh hari setelah diterbitkannya berita acara serah terima akhir pekerjaan
Ya
Tidak
Catatan
b.
c.
d.
e.
19
Gambar Pelaksanaan, serta Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan a. Gambar pelaksanaan, dimana 1) Penyerahan gambar pelaksanaan oleh penyedia jasa
Badan Pemeriksa Keuangan
Direktorat Litbang
Lampiran III.4 - 19
No.
Prosedur Pelaksanaan kepada direksi pekerjaan paling lambat empat belas hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan; 2) Keterlambatan penyerahan gambar pelaksanaan, Pejabat Pembuat Komitmen menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dokumen kontrak; 3) Gambar pelaksanaan tidak diserahkan, Pejabat Pembuat Komitmen memperhitungkan pembayaran sesuai ketentuan dokumen kontrak; b. Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan, dimana 1) Penyerahan pedoman pengoperasian dan pemeliharaan oleh penyedia jasa kepada direksi pekerjaan; 2) Pedoman pengopersian dan pemeliharaan tidak diserahkan, pengguna jasa memperhitungkan pembayaran sesuai ketentuan dokumen kontrak.
Ya
Tidak
Catatan
Direktorat Litbang
Lampiran III.4 - 20
Direktorat Litbang
Lampiran III. 5
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI
No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :
Direktorat Litbang
Lampiran III.6. - 1
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI
No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :
Direktorat Litbang
Lampiran III.6. - 2
03
2. Pembentukan panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan a. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak memiliki sertifikat keahlian pengadaan dan/atau bukti keikut-sertaan dalam pelatihan pengadaan barang/jasa; b. Panitian pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan yang tertutup dan tidak transparan (ketidakterbukaan dan ketidakadilan panitia); c. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak memiliki integritas (panitia tidak jujur dan tidak profesional, tidak transparan dan tidak akuntabel); d. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan yang memihak (panitia memberi keistimewaan kepada kelompok tertentu); e. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak independen (panitia dikendalikan oleh pihak tertentu); f. Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan dirangkap oleh: 1) Pejabat pembuat komitmen, dan/atau 2) Bendahara, dan/atau 3) Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan pembayaran (SPP), dan/atau 4) Pejabat yang bertugas menerbitkan surat perintah membayar (SPM), dan/atau 5) Aparat pengawasan fungsional, kecuali untuk pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan instansi pengawasan fungsional tersebut, dan/atau 6) Panitia pemeriksa/penerima barang/jasa. 3. Penyusunan dan pengesahan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) a. HPS tidak ada; b. HPS tidak ditandatangani oleh seluruh anggota panitia pengadaan; c. HPS tidak di sahkan Pejabat Pembuat Komitmen; d. Harga barang/jasa dalam HPS mengarah pada merk/produk tertentu; e. Gambaran nilai estimasi yag ditutup-tutupi atau sulit diperoleh; f. Penggelembungan (mark-up) dalam HPS; g. Harga dasar yang tidak standar dalam menyusun HPS; h. Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan; i. Sumber/referensi harga penyusunan HPS yang fiktif; j. Penambahan item-item biaya yang tidak diperkenankan. 4. Penyusunan dan pengesahan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa a. Dokumen pemilihan tidak disahkan Pejabat Pembuat Komitmen; b. Persyaratan teknis mengada-ngada atau berlebihan, dibandingkan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan; c. Kriteria kelulusan evaluasi tidak ada atau tidak jelas; d. Spesifikasi teknis mengarah pada produk atau kelompok tertentu; e. Adanya penambahan kriteria evaluasi yang tidak perlu; f. Dokumen lelang tidak standar; g. Dokumen lelang tidak lengkap. 5. Pengumuman lelang/seleksi/pengadaan a. Tidak mengumumkan pelelangan/seleksi/pengadaan; b. Diumumkan, tetapi tidak di surat kabar nasional yang telah ditetapkan Menpan PPN/Kepala Bappenas dan/atau surat kabar provinsi yang telah ditetapkan Gubernur (Jika sudah ada); c. Dalam teks pengumuman tercantum bahwa persyaratan pendaftaran dan pengambilan dokumen harus membawa dokumen asli, yang berimplikasi dapat menghambat/membatasi peserta; d. Mengumumkan pelelangan/seleksi/pengadaan di surat kabar pada hari
Badan Pemeriksa Keuangan
04
05
06
Direktorat Litbang
Lampiran III.6. - 3
libur; e. Pengumuman lelang yang semu atau fiktif; f. Materi pengumuman lelang membingungkan; g. Jangka waktu pegumuman terlalu singkat; h. Pengumuman lelang tidak lengkap. 07 6. Prakualifikasi/pascakualifikasi penyedia barang/jasa a. Dokumen peserta yang tidak memenuhi syarat namun diluluskan panitia; b. Dokumen administrasi bersifat aspal, yaitu dokumen peserta yang dipalsukan agar lulus kualifikasi; c. Dokumen kualifikasi tidak didukung data otentik; d. Evaluasi yang dilakukan panitia tidak sesuai dengan kriteria; e. Menggunakan metode pelelangan umum prakualifikasi yang seharusnya pelelangan umum pascakualifikasi; f. Kriteria dalam melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi tidak ada atau tidak jelas; g. Melakukan prakualifikasi masal untuk mendapatkan daftar penyedia barang/jasa yang berlaku untuk pengadaan dalam kurun waktu tertentu; h. Negosiasi panitia dan penyedia barang/jasa atas syarat teknis dan administrasi yang disusulkan kemudian dengan cara direkayasa. 7. Pendaftaran dan Pengambilan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa a. Dokumen lelang yang diserahkan tidak sama (inkonsisten); b. Waktu pendistribusian dokumen terbatas; c. Penyebarluasan dokumen yang cacat; d. Lokasi pengambilan dokumen sulit dicari; e. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen tidak boleh diwakilkan; f. Menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen harus dilengkapi atau membawa dokumen asli. 8. Penjelasan/aanwijzing a. Penjelasa (Pre bid meeting) yang terbatas pada kelompok tertentu; b. Informasi dan deskripsi terbatas; c. Tidak ada partisipasi masyarakat; d. Penjelasan yang kontroversial; e. Tidak membuat dokumentasi rapat penjelasan; f. Berita acara penjelasan tidak disebarluaskan kepada seluruh peserta; g. Perubahan penting atas dokumen pemilihan penyedia tidak dituangkan dalam adendum dokumen pemilihan penyedia. 9. Penyerahan & pembukaan penawaran a. Adanya relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran; b. Batas akhir pemasukan dokumen penawaran diundurkan atau dimajukan tanpa adanya adendum dokumen penyedia; c. Penyimpanan dokumen penawaran tidak dilakukan pada kotak atau tempat yang aman/terkunci; d. Penerimaan dokumen penawaran yang terlambat; e. Penyerahan dokumen fiktif; f. Ketidaklengkapan dokumen penawaran; g. Pembukaan dokumen penawaran dilakukan pada hari libur; h. Pembukaan dokumen penawaran di tunda tanpa alasan yang jelas; i. Relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran. 10. Evaluasi penawaran a. Kriteria evaluasi cacat; b. Pemilihan tempat evaluasi yang tersembunyi: c. Peserta lelang terpola (dibandingkan lelang sebelumnya) atau peserta
Badan Pemeriksa Keuangan
08
09
10
11
Direktorat Litbang
Lampiran III.6. - 4
lelang menurunkan secara mencolok; d. Penggantian dokumen penawaran; 12 11. Pengumuman calon pemenang a. Tidak ada pengumuman pemenang; b. Pengumuman pemenang tidak diberitahukan kepada seluruh peserta lelang; c. Pengumuman sangat terbatas pada publik; d. Pengumuman tidak mengindahkan aspek publik atau dilakukan tersembunyi; e. Tanggal pengumuman sengaja ditunda; f. Pengumuman tidak sesuai kaidah atau tidak ada masukan dari masyarakat. 12. Sanggahan peserta lelang a. Surat sanggahan tidak ditanggapi; b. Jawaban sanggahan ditunda-tunda; c. Tidak seluruh sanggahan ditanggapi; d. Substansi sanggahan tidak ditanggapi; e. Sanggahan proforma untuk menghindari tuduhan tender diatur; f. Panitia kurang independen dan akuntabel. 13. Penunjukan pemenang lelang a. Surat penunjukkan yang tidak lengkap; b. Surat penunjukkan yang sengaja ditunda pengeluarannya; c. Surat penunjukkan yang dikeluarkan dengan terburu-buru; d. Surat penunjukkan yang tidak sah; e. Tanggal surat penunjukkan dibuat lebih belakangan dibandingkan tanggal kontrak. 14. Penandatangan kontrak a. Adanya kejanggalan dalam kontrak; b. Penandatangan kontrak yang kolutif; c. Penandatangan kontrak yang ditunda-tunda; d. Penandatangan kontrak secara tertutup; e. Penandatangan kontrak tidak sah; f. Tidak dilengkapi surat jaminan pelaksanaan dari bank (untuk pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yang dinilai lebih besar dari Rp50juta; g. Tanggal surat jaminan pelaksanaan lebih belakangan dibandingkan tanggal kontrak. 15. Pelaksanaan kontrak/Penyerahan Barang/Jasa a. Penyerahan barang 1) Kualitas barang yang diserahkan tidak sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis/kontrak; 2) Kualitas barang yang diserahkan lebih rendah dari ketentuan dalam spesifikasi teknis/kontrak; 3) Kriteria penerimaan barang bias; 4) Volume barang tidak sama dengan yang tertulis di dokumen lelang; 5) Jaminan pasca jual palsu; 6) Keterlambatan penyerahan barang/jasa; b. Penyerahan jasa konsultan 1) Rekomendasi palsu; 2) Kriteria penerimaam karya konsultan bias; 3) Data lapangan dipalsukan; 4) Design plagiate (tanpa dukungan design note). c. Penyerahan jasa konstruksi 1) Volume konstruksi tidak sesuai dengan yang di minta spesifikasi/
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
13
14
15
16
Lampiran III.6. - 5
BOQ; 2) Kriteria penerimaan hasil kerja konstruksi bias; 3) Perintah perubahan volume dalam rangka KKN/Contract Change Order; 4) Volume konstruksi tidak sesui dalam rangka KKN. 17 16. Pembayaran dan Pelaporan a. Pembayaran yang tidak sesuai kemajuan fisik; b. Pembayaran fiktif; c. Kekurangan pemungutan dan penyetoran pajak/PNBP; d. Pelaporan yang tidak dilaksanakan; e. Pelaporan yang tidak sesuai keadaan; f. Pelaporan yang tidak lengkap; g. Pelaporan yang tidak sesuai peraturan; h. Tidak dibuat berita acara pembayaran. 17. Potensi penyimpangan dalam pemanfaatan a. Kuantitas barang/jasa yang diterima tidak sesuai kebutuhan; b. Kualitas barang/jasa yang diterima tidak sesuai kebutuhan; c. Penyerahan barang/jasa di lokasi yang tidak tepat; d. Barang/jasa yang belum/tidak dapat dimanfaatkan.
18
Direktorat Litbang
Lampiran III.7 - 1
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI
No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :
PROGRAM PEMERIKSAAN ATAS PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN ............
DI . AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA ../ PERWAKILAN BPK DI.............. TAHUN ANGGARAN.....
Nomor : Tanggal :
Direktorat Litbang
Lampiran III.7 - 2
1.
2. 2 Standar Pemeriksaan, yaitu: a. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) b. Panduan Manajemen Pemeriksaan
3. 3 Tujuan Pemeriksaan
5. 5 Lingkup Pemeriksaan
No. Urut 1 1.
Uraian Kegiatan Pemeriksaan 2 Pembicaraan awal dengan Pimpinan Entitas Perolehan data dan informasi Pengujian sistem pengendalian intern
Ketua Tim 3
Anggota Tim 4
Ket 8
2. 3.
Direktorat Litbang
Lampiran III.7 - 3
1 4.
5. 6.
7.
2 Pengujian substantif atas pengadaan barang dan jasa Penyusunan TP Pembahasan hasil temuan dan meminta tindakan yang akan dilakukan entitas (next plan) Pembicaraan akhir dengan Pimpinan entitas
Keterangan: 1. Hari kerja 2. Hari libur dan/Minggu 3. Perjalanan pergi atau pulang Jumlah
13 .
= = = =
No. Urut
Ket
Direktorat Litbang
Lampiran III.7 - 4
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI
No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :
PROGRAM KERJA PERORANGAN PROGRAM PEMERIKSAAN ATAS.......(disesuaikan dengan P2-nya) Nama Anggota Tim Pemeriksa:......... No. 1 Langkah Pemeriksaan 2 Waktu Pemeriksaan (mandays) Rencana Realisasi 3 4 KKP No. 5 Catatan Ketua Tim 6
. NIP.
. NIP.
Direktorat Litbang
Lampiran III.8 - 1
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI
Rencana pengadaan diarahkan ke penyusunan spesifikasi teknis yang mengarah kepada suatu produk/ penyedia barang/jasa tertentu. Tidak mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barang/ jasa pada awal pelaksanaan anggaran
Pemaketan pekerjaan direkayasa mengarah kepada beberapa penyedia barang/jasa yang berasal dari kelompok tertentu dalam rangka tender arisan atau bagi-bagi keuntungan (pekerjaan hanya
Direktorat Litbang
Lampiran III.8 - 2
b. Terdapat beberapa paket yang seharusnya diperuntukkan untuk usaha kecil (jumlah pengadaan di bawah Rp 1 miliar) dijadikan satu paket sehingga usaha non kecil dapat ikut serta. c. Terdapat beberapa paket yang menurut sifat pekerjaan akan lebih efisien jika dilaksanakan secara terdesentralisasi namun pengadaan disentralisasi menjadi satu paket. d. Penentuan metode pemilihan telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003 dan perubahan-perubahannya. 2. Dapatkan dokumen kualifikasi (pra dan/atau pasca). Teliti apakah terdapat beberapa perusahaan yang tergabung dalam satu kelompok usaha. Lakukan konfirmasi ke Departemen Perdagangan dan/atau Dinas Perdagangan setempat sebagai organisasi yang menerbitkan ijin usaha. 3. Teliti apakah jadwal pengadaan untuk masing-masing paket realitas dan memberikan kesempatan kepada para calon penyedia barang/jasa untuk mempersiapkan penawarannya. 1. Teliti setiap metode evaluasi yang akan digunakan untuk menilai penawaran dari calon penyedia barang/jasa. Pastikan alasan penggunaan suatu metode evaluasi tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003 dan perubahanperubahannya. Misalnya metode evaluasi sistem nilai hanya digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang memperhitungkan keunggulan teknis sepadan dengan harganya. Cek apakah kebutuhan/spesifikasi teknis yang diminta oleh satker pengguna memang menghendaki keunggulan teknis. 1. Minta dokumen penganggaran terkait dengan pengadaan barang/jasa untuk tahun anggaran yang diperiksa. Teliti apakah biaya-biaya pendukung pelaksanaan pengadaan seperti biaya honorarium PPK dan panitia pengadaan barang/jasa, biaya rapat, biaya penggandaan dokumen pemilihan, dan biaya pengecekan lapangan telah dialokasi secara memadai sesuai dengan standar biaya yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan dan/atau Departemen/Lembaga tersebut. Jika tidak, tanyakan penyebabnya dan bagaimana PPK dan panitia membiayai kegiatannya. 1. Periksa apakah terdapat pengadaan barang/jasa secara swakelola. Teliti apakah pekerjaan tersebut memang diperkenankan untuk dilakukan secara swakelola. 2. Periksa realisasi pelaksanaan pekerjaan apakah memang dilaksanakan sesuai dengan rencana. Jika terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya. 3. Teliti apakah tenaga ahli dari luar tidak lebih dari 50% dari tenaga sendiri. 4. Teliti apakah pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam pekerjaan swakelola tersebut telah dilaksanakan oleh panitia dan menggunakan metode pengadaan sesuai dengan Keppres 80 tahun 2003 dan perubahan-perubahannya.
Pemilihan metode evaluasi dengan sistem nilai (merit point) untuk evaluasi yang seharusnya sistem gugur (untuk memenangkan produk/merk atau penyedia barang/jasa tertentu
Pengalokasian anggaran kegiatan yang direncanakan dilakukan dengan cara swakelola, namun dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara kontraktual kepada penyedia barang/jasa, atau sebaliknya.
Pembentukan Panitia
Pembentukan panitia dibentuk oleh pejabat pembuat komitmen/pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran setelah seluruh persiapan administrasi selesai. Panitia pengadaan memiliki tugas dan peran yang sangat berpengaruh terhadap proses pengadaan barang/jasa pemerintah, mulai dari penyusunan rencana sampai dengan ditandatanganinya kontrak/perjanjian.
Direktorat Litbang
Lampiran III.8 - 3
TITIK KRITIS Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak memiliki sertifikat keahlian pengadaan dan/atau bukti keikut-sertaan dalam pelatihan pengadaan barang/jasa.
LANGKAH PEMERIKSAAN 1. Mintakan SK penunjukan PPK dan panitia pengadaan barang/jasa. Cek apakah mereka telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan. Jika belum, teliti apakah mereka sudah pernah mengikuti pelatihan pengadaan barang/jasa atau berpengalaman dalam pengadaan barang/jasa. 2. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan barang/jasa mengenai pemahaman panitia terhadap barang yang akan diadakan dan kegiatan pengadaan. 3. Dapatkan informasi tentang mekanisme penunjukan PPK dan panitia pengadaan barang/jasa. Tanyakan alasan/pertimbangan penunjukan seseorang menjadi panitia/PPK. 4. Periksa apakah panitia itu sekurang-kurangnya terdiri dari unsur: a. Ahli pengadaan barang dan atau jasa, b. Ahli hukum kontrak atau yang menguasai administrasi kontrak. c. Yang memahami substansi pekerjaan/kegiatan yang diadakan. Untuk hal-hal yang bersifat teknis, telah mengikutsertakan pejabat dari instansi teknik yang berwenang. Periksa apakah pegawai yang ditunjuk sebagai panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan merangkap juga tugas sebagai: 1. Pejabat pembuat komitmen, 2. Bendahara, 3. Pejabat yang bertugas melakukan verifikasi surat permintaan pembayaran (SPP), 4. Pejabat yang bertugas menerbitkan surat perintah membayar (SPM), 5. Aparat pengawasan fungsional, kecuali untuk pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan instansi pengawasan fungsional tersebut, dan/atau 6. Panitia pemeriksa/penerima barang/jasa. 1. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan dan PPK untuk mengetahui apakah dalam melaksanakan proses pengadaan terdapat intervensi dari pihak-pihak tertentu. 2. Dapatkan BAHP. Lakukan pengujian ke dokumen penawaran yang masuk untuk memastikan bahwa calon pemenang yang diusulkan oleh panitia pengadaan kepada PPK memang layak dan memenuhi semua persyaratan administrasi, teknis, dan harga serta memiliki kemampuan. 3. Periksa apakah pemenang yang ditunjuk oleh PPK sesuai dengan usulan calon pemenang dari panitia pengadaan. Jika tidak, tanyakan penyebabnya. 4. Dapatkan surat sanggahan dari calon penyedia barang/jasa dan bukti-bukti pendukungnya (jika ada) serta jawaban dari PPK/PA/KPA. Teliti apakah terdapat indikasi panitia pengadaan tidak independen atau memihak. Lakukan konfirmasi langsung kepada pengirim surat sanggahan.
Panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tidak memiliki integritas, tidak independen dan memihak.
LANGKAH PEMERIKSAAN
Badan Pemeriksa Keuangan
Lampiran III.8 - 4
a. Dapatkan HPS dan dokumen pendukung perhitungan HPS. b. Bila tidak ada, tanyakan penyebabnya dan bagaimana Panitia Pengadaan menilai kewajaran harga penawaran dari calon peserta. c. Lakukan konfirmasi dengan calon peserta pengadaan, apakah mereka mengetahui nilai HPS.
1. 1.
HPS tidak ditetapkan/disahkan oleh PPK Rincian perhitungan HPS tidak ada, sulit diperoleh atau disembunyikan Sumber/referensi harga dalam perhitungan HPS fiktif. Penggelembungan (mark-up) dalam HPS. Penambahan item-item biaya yang tidak diperkenankan Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan
Teliti apakah HPS tersebut telah ditetapkan/disahkan oleh PPK? Bila belum, tanyakan penyebabnya kepada PPK. Teliti kelengkapan dokumen pendukung perhitungan HPS. Bila tidak ada atau tidak lengkap, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan. Teliti kewajaran dan kecermatan perhitungan HPS dengan membandingkan ke dokumen pendukung. Uji kebenaran dokumen pendukung dengan melakukan konfirmasi ke sumber dokumen. Dapatkan harga kontrak atau SPK yang lalu, harga satuan dari BPS, harga/tarif yang dikeluarkan oleh pabrikan/agen tunggal/lembaga independen dan daftar/tarif harga dari instansi berwenang. Bandingkan dengan nilai dalam HPS. Lakukan perhitungan kembali untuk memastikan bahwa perhitungan dalam HPS telah dilakukan secara cermat dan berdasarkan data harga yang berlaku dan up-to-date. Pastikan bahwa dalam perhitungan HPS, unsur biaya tidak terduga dan Pajak Penghasilan (PPh) tidak dimasukkan. Khusus untuk pekerjaan pemborongan, lakukan wawancara dengan panitia pengadaan untuk mengetahui apakah dalam perhitungan HPS menggunakan koefisien yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) atau menggunakan standar lain. Bandingkan perhitungan dalam HPS dengan standar yang digunakan tersebut. Lakukan perhitungan kembali.
1.
2.
3.
4.
Persyaratan teknis mengada-ada atau berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan. Spesifikasi teknis mengarah pada produk atau penyedia jasa tertentu.
Direktorat Litbang
Lampiran III.8 - 5
2. Dapatkan daftar barang/jasa yang dibutuhkan atau rencana pengadaan. Pelajari apakah panitia menyusun rencana kerja dan syarat administrasi dan teknis? Tanyakan dasar penyusunan rencana kerja dan syarat tersebut? Bandingkan dengan permintaan dari unit kerja pengguna barang/jasa atau PPK. Jika terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya dan pastikan bahwa perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari pengguna barang/jasa atau PPK. 3. Uji syarat administratif dan teknis yang dibuat panitia, apakah menjurus pada suatu produk barang tertentu antara lain dengan cara membandingkan spesifikasi teknis dalam dokumen penawaran yang dimasukkan oleh para calon penyedia barang dan jasa (asumsi post audit). Jika terdapat indikasi tersebut, konfirmasikan dengan panitia? Kriteria kelulusan evaluasi tidak ada atau tidak jelas dalam dokumen pemilihan Penambahan kriteria evaluasi yang tidak perlu. 1. Apakah panitia menyusun dan menetapkan unsur-unsur (kriteria, formula, bobot) yang akan dinilai dalam proses evaluasi teknis? Pastikan bahwa penentuan unsur-unsur tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Bila panitia tidak menyusun unsur-unsur tersebut, tanyakan penyebabnya dan kriteria apa yang digunakan oleh panitia pengadaan barang dan jasa dalam proses evaluasi. 2. Minta BAHP kepada panitia. Teliti apakah proses evaluasi telah mengikuti ketentuan evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan. Bila tidak sesuai, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan barang dan jasa. 1. Dapatkan daftar dokumen lelang yang harus diterima panitia dan list dokumen yang diterima panitia dari penyedia barang/jasa. Bandingkan keduanya, jika ada perbedaan teliti penyebabnya? 2. Cek kedua daftar yang sudah diperoleh, uji dengan ketentuan dokumen lelang yang sudah standar sesuai dengan ketentuan.
Pengumuman Lelang
Pengumuman lelang bertujuan membuat pengumuman Lelang yang memenuhi persyaratan dan mengatur jangka waktu antara pengumuman dengan batas waktu pendaftaran dalam jangka waktu yang memadai TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN Tidak mengumumkan pelelangan/seleksi pengadaan Pengumuman lelang yang fiktif
Materi pengumuman lelang membingungkan, tidak lengkap, dan terdapat persyaratan yang menghambat.
Direktorat Litbang
Lampiran III.8 - 6
b. Perkiraan nilai pekerjaan. c. Sumber dana. d. Rencana waktu pengadaan. e. Metode pemilihan penyedia barang/jasa. Jika kurang, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan. 2. Teliti apakah terdapat persyaratan yang menghambat seperti dalam teks pengumuman tercantum bahwa persyaratan pendaftaran dan pengambilan dokumen harus membawa dokumen asli. Apakah jangka waktu pengumuman sudah cukup? 1. Dapatkan tanggal pengumuman dilakukan dan list jangka waktu yang diberikan. Teliti apakah jangka waktu pengumuman telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Jika beda waktu antara tanggal pengumuman dengan batas waktu pemasukan dokumen penawaran sangat singkat, teliti penyebabnya dan alasannya? 2. Teliti dokumen penawaran yang masuk apakah jumlah dan kualifikasi calon peserta pengadaan barang dan jasa telah sesuai dan memadai.
Prakualifikasi Perusahaan
Prakualifikasi bertujuan menguji validitas, kebenaran dan keandalan dokumen adminstratif dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa TITIK KRITIS Dokumen prakualifikasi calon penyedia barang/jasa tidak memenuhi persyaratan namun diluluskan panitia. Evaluasi yang dilakukan oleh panitia tidak sesuai dengan kriteria. Kriteria dalam melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi tidak ada atau tidak jelas LANGKAH PEMERIKSAAN 1. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan tentang prosedur prakualifikasi yang dilakukan untuk pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Pastikan bahwa prosedur tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. Jika tidak sesuai, tanyakan penyebabnya ke panitia pengadaan barang/jasa. 2. Pelajari dokumen prakualifikasi yang disusun oleh panitia pengadaan barang/jasa. Teliti apakah kriteria yang akan digunakan oleh panitia pengadaan dalam melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi telah ditetapkan secara jelas dan lengkap. 3. Minta Berita Acara Evaluasi Prakualifikasi, daftar isian prakualifikasi dan dokumen pendukungnya dari calon penyedia barang/jasa yang lulus prakualifikasi. Bandingkan hasil evaluasi dengan dokumen prakualifikasi untuk menemukan ada tidaknya calon penyedia barang/jasa yang sebenarnya tidak patut lulus namun diluluskan oleh panitia. 1. Lakukan wawancara dengan panitia pengadaan barang/jasa mengenai proses klarifikasi dan konfirmasi yang dilakukan untuk meyakinkan kebenaran formulir isian. Minta berita acara atau laporan klarifikasi dan konfirmasi yang dilakukan tersebut. 2. Lakukan konfirmasi kepada pihak-pihak ketiga untuk menilai kebenaran/keaslian dokumen pendukung prakualifikasi. 1. Minta seluruh pengadaan barang dan jasa untuk periode atau tahun anggaran yang diperiksa. Minta seluruh dokumen prakualifikasi dan berita acara evaluasi prakualifikasi untuk seluruh pengadaan barang dan jasa tersebut. Teliti apakah prakualifikasi dilakukan untuk setiap paket pengadaan barang/jasa. 2. Lakukan konfirmasi kepada beberapa calon penyedia barang/jasa yang ikut dalam proses prakualifikasi untuk menyakinkan bahwa prakualifikasi dilakukan untuk setiap paket pengadaan barang/jasa.
Badan Pemeriksa Keuangan
Melakukan prakualifikasi massal untuk mendapatkan daftar penyedia barang/jasa yang berlaku untuk pengadaan dalam kurun waktu tertentu
Direktorat Litbang
Lampiran III.8 - 7
Penjelasan / Anwijzing
Penjelasan lelang bertujuan agar seluruh peserta yang mengambil dokumen diundang untuk penjelasan dan memahami isi dokumen lelang. TITIK KRITIS LANGKAH PEMERIKSAAN Acara pemberian penjelasan (pre bid meeting) terbatas pada kelompok tertentu
Lampiran III.8 - 8
dan mintakan bukti yang dapat menyakinkan bahwa acara pemberian penjelasan memang benar diselenggarakan. Berita Acara Pemberian Penjelasan tidak disebarluaskan kepada seluruh calon penyedia barang dan jasa. Informasi yang disampaikan dalam acara pemberian penjelasan terbatas. 2. Jika dibuat, minta daftar distribusi berita acara tersebut. Teliti apakah seluruh calon penyedia barang/jasa telah menerima BAP. Jika tidak, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan. 1. Teliti informasi apa saja yang disampaikan oleh panitia pengadaan dan jawaban atas pertanyaan dari para peserta. Buat penilaian apakah panitia telah cukup menjelaskan tentang pengadaan yang akan dilakukan, ketentuan dalam dokumen pemilihan, dan persyaratan pemasukan dokumen penawaran. Selain itu, apakah jawaban yang diberikan oleh panitia pengadaan atas pertanyaan peserta telah cukup memadai dan jelas serta tidak menimbulkan salah interpretasi. 2. Teliti juga apakah terdapat putusan yang diambil pada acara pemberian penjelasan yang mengubah dokumen pemilihan. Jika ya, pastikan bahwa perubahan tersebut dituangkan dalam addendum dokumen pemilihan atau berita acara pemberian penjelasan menjadi satu kesatuan/bagian dari dokumen pemilihan. 3. Jika diperlukan, lakukan konfirmasi kepada para calon penyedia barang/jasa yang ikut dalam pengadaan yang diperiksa terkait dengan kecukupan dan kejelasan informasi yang disampaikan dalam acara pemberian penjelasan.
Perubahan penting atas dokumen pemilihan penyedia tidak dituangkan dalam adendum dokumen pemilihan penyedia
Batas akhir pemasukan dokumen penawaran diundurkan atau dimajukan tanpa adanya adendum dokumen pemilihan Penerimaan dokumen penawaran yang terlambat dan tidak digugurkan
Minta jadwal pengadaan yang ditetapkan oleh PPK untuk seluruh pengadaan yang diperiksa. Dapatkan BAPP. Bandingkan tanggal menurut jadwal dengan tanggal BAPP. Jika terdapat perbedaan waktu, tanyakan kepada PPK atau panitia pengadaan apakah terdapat addendum terhadap dokumen pemilihan. Jika tidak, tanyakan penyebabnya. Bandingkan daftar penawaran yang masuk dalam BAPP dengan penawaran yang dievaluasi dalam BAHP. Teliti apakah terdapat dokumen penawaran yang tidak masuk dalam BAPP tapi ikut dievaluasi. Jika ya, konfirmasikan hal ini dengan PPK atau panitia pengadaan. Untuk menguji kebenaran dokumen BAPP dan BAHP, lakukan konfirmasi dengan para calon penyedia barang dan jasa yang ada dalam BA tersebut. Dapatkan BAPP, teliti isi dokumen penawaran yang diserahkan untuk mengidentifikasikan apakah terdapat penyampaian dokumen penawaran yang tidak lengkap. Jika ada, telusuri ke
1.
2.
1.
Lampiran III.8 - 9
BAHP untuk memastikan bahwa para calon penyedia barang dan jasa yang memasukkan dokumen penawaran yang tidak lengkap digugurkan pada saat evaluasi administrasi. Jika tidak digugurkan, tanyakan penyebabnya.
1.
2.
Teliti dalam dokumen jadwal pengadaan dan BAPP untuk memastikan bahwa pelaksanaan pembukaan dokumen penawaran tidak dilakukan pada hari libur. Jika perlu, lakukan konfirmasi dengan para penyedia barang dan jasa yang memasukkan dokumen penawaran.
Evaluasi Penawaran
Evaluasi penawaran bertujuan memberikan keyakinan bahwa kriteria evaluasi memberikan keyakinan atas pencapaian tujuan pengadaan yang ditetapkan.
TITIK KRITIS Kriteria evaluasi cacat dan tidak sesuai dengan kriteria dalam dokumen pemilihan LANGKAH PEMERIKSAAN 1. Dapatkan dokumen pemilihan, BAHP, dan dokumen penawaran dari para calon penyedia barang dan jasa. Inventarisasi metode evaluasi yang dilakukan dan teliti apakah telah sesuai dengan ketentuan dalam Keppres 80 tahun 2003. 2. Dari Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP), trasir ke dokumen pendukung untuk memastikan bahwa proses evaluasi telah sesuai dengan kriteria evaluasi dalam dokumen pemilihan. Jika terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan barang dan jasa. 3. Pastikan bahwa calon pemenang telah lulus tahapan kelengkapan administrasi, teknis, dan harga sesuai dengan metode evaluasi yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan.
1.
Dapatkan Berita Acara (BA) Pembukaan Penawaran, teliti isi dokumen penawaran yang diserahkan dan bandingkan dengan BAHP serta dokumen pendukung penawaran yang ada (asli bukan copy, yang disimpan oleh PPK) untuk memastikan tidak terjadi penggantian dokumen. Jika terdapat perbedaan/penggantian, tanyakan penyebabnya kepada panitia pengadaan.
LANGKAH PEMERIKSAAN Minta jadwal pengadaan yang telah ditetapkan oleh PPK untuk seluruh pengadaan yang diperiksa. Inventarisasi jadwal pengumuman untuk kegiatan pengadaan yang diperiksa. Minta bukti pengumuman pemenang. Jika tidak ada, tanyakan penyebabnya kepada PPK atau panitia pengadaan. Jika ada, teliti apakah tanggal pengumuman sesuai dengan jadwal semula. Jika tidak, tanyakan penyebabnya kepada PPK atau panitia pengadaan. Untuk menguji kebenaran pengumuman dan meyakinkan kalau pengumuman diterima oleh seluruh peserta pengadaan, lakukan konfirmasi kepada seluruh peserta pengadaan yang memasukkan penawaran sesuai dengan BA Pemasukan Dokumen Penawaran.
Tanggal pengumuman sengaja ditunda Pengumuman pemenang tidak diberitahukan kepada seluruh peserta atau tidak dilakukan secara terbuka.
2.
3.
LANGKAH PEMERIKSAAN
Badan Pemeriksa Keuangan
Lampiran III.8 - 10
1. Minta seluruh sanggahan yang masuk (termasuk sanggahan banding) dan jawaban yang dibuat oleh PPK untuk pengadaan yang diperiksa. Jika perlu, lakukan konfirmasi kepada peserta pengadaan yang menyampaikan sanggahan untuk memastikan bahwa jawaban telah diberikan oleh PPK. Jika tidak ada, tanyakan penyebabnya kepada PPK. a. Teliti apakah jawaban PPK atas sanggahan diberikan tepat waktu sesuai ketentuan Keppres 80 tahun 2003 yaitu lima hari setelah tanggal pengumuman pemenang. Jika terlambat, tanyakan penyebabnya kepada PPK. 1. Dapatkan surat sanggahan dan bukti pendukungnya. Bandingkan dengan jawaban yang diberikan oleh PPK. Evaluasi apakah jawaban yang diberikan tersebut telah menjawab sanggahan peserta. Selain itu, trasir jawaban tersebut ke bukti pendukungnya. Jika tidak ada bukti pendukung, minta penjelasan kepada PPK apa yang menjadi dasar jawaban yang diberikan.
Jawaban atas sanggahan diberikan tidak tepat waktu dan ditunda-tunda Jawaban atas sanggahan tidak memuaskan atau tidak didukung dengan bukti yang meyakinkan
Direktorat Litbang
Lampiran III.8 - 11
Penandatanganan Kontrak
Penandatangan kontrak bertujuan agar klausul kontrak yang ditandatangani sesuai dengan klausul kontrak dalam dokumen lelang beserta perubahannya, kontrak ditandatangani setelah semua persyaratan dipenuhi dan tepat waktu dan kontrak yang ditandatangani telah didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan.
TITIK KRITIS Adanya kejanggalan dalam kontrak LANGKAH PEMERIKSAAN 1. Dapatkan seluruh kontrak dari pengadaan barang dan jasa yang diperiksa. Pelajari isi kontrak tersebut untuk memastikan bahwa ketentuan minimal yang harus ada sesuai dengan ketentuan pasal 29 Keppres 80 tahun 2003 telah diakomodir. Jika terdapat ketentuan yang tidak diatur dalam kontrak, tanyakan penyebabnya kepada PPK. 2. Bandingkan isi kontrak dengan ketentuan kontrak dalam dokumen pemilihan. Jika terdapat perbedaan, tanyakan penyebabnya kepada PPK. 3. Periksa apakah: a. Penyedia barang/jasa dalam kontrak itu telah sesuai dengan hasil penunjukan pemenang lelang/pemilihan langsung/ penunjukkan langsung. b. Jenis dan jumlah barang/jasa atau spesifikasi pekerjaan yang dikerjakan dalam kontrak itu sama dengan yang ditentukan dalam dokumen lelang/pemilihan langsung/penunjukan langsung yang bersangkutan. c. Harga/nilai yang ditetapkan dalam kontrak sama dengan nilai hasil penetapan/penunjukkan penyedia barang/jasa.
Jaminan pelaksanaan untuk 1. Dapatkan jaminan pelaksanaan untuk pengadaan barang/jasa pengadaan barang/jasa yang diperiksa. Bandingkan tanggal jaminan pelaksanaan pemborongan/jasa lainnya yang tersebut dengan tanggal kontrak. Sesuai ketentuan Keppres 80 dinilai lebih besar dari Rp50juta tahun 2003, jaminan pelaksanaan harus diserahkan sebelum tidak diserahkan oleh penyedia penandatanganan kontrak. barang/jasa; jaminan 2. Teliti masa berlaku jaminan pelaksanaan apakah telah sesuai pelaksanaan diserahkan setelah dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penandatanganan kontrak; atau dan/atau Keppres 80 tahun 2003 yaitu sampai dengan 14 (empat jaminan pelaksanaan palsu. belas) hari setelah tanggal masa pemeliharaan berakhir berdasarkan kontrak. 3. Konfirmasi dengan lembaga penjamin yang menerbitkan menerbitkan sertifikat jaminan pelaksanaan.
Penyerahan Barang/Jasa
Penyerahan barang/jasa bertujuan untuk memperoleh volume dan kualitas pekerjaan yang sesuai dengan kontrak serta melakukan pengendalian pekerjaan sesuai dengan mekanisme dan penyerahan pekerjaan berdasarkan jadwal/skedul.
TITIK KRITIS Barang yang diserahkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati dalam kontrak
Direktorat Litbang
LANGKAH PEMERIKSAAN 1. Lakukan pengecekan fisik untuk mengetahui apakah barang/pekerjaan/jasa yang diserahkan penyedia barang/jasa itu sesuai dengan jenis dan spesifikasi teknis, jumlah dan mutu
Badan Pemeriksa Keuangan
Lampiran III.8 - 12
barang/ pekerjaan/jasa yang ditentukan dalam kontrak dan atau dokumen lelang/ pemilihan langsung. Bila ditemukan kekurangan-kekurangan catat dan hitung nilainya kemudian tanyakan sebab dan penanggulangannya kepada pengguna barang/jasa atau kepada penyedia barang/jasa. Penyerahan barang/jasa melampaui batas waktu pelaksanaan yang disepakati dalam kontrak
Direktorat Litbang
Lampiran III.8 - 13
Direktorat Litbang
Lampiran IV.1 - 1
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI
No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Reviu Sheet Ketua Tim N o Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal
Direktorat Litbang
Lampiran IV.1 - 2
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Reviu Sheet Pengendali Teknis No Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal
NIP..
Direktorat Litbang
Lampiran IV.1 - 3
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Reviu Sheet Penanggung Jawab No Indeks KKP Risalah Hasil Pembahasan Tindak Lanjut/Tanggal
NIP..
Direktorat Litbang
Lampiran IV. 2
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI
No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN Kesesuaian dengan tujuan dan harapan penugasan Kriteria Penilaian Laporan Perkembangan serta program pemeriksaan No Pelaksanaan Pemeriksaan Belum Sudah Sesuai Sesuai PERENCANAAN PEMERIKSAAN 1 Pemahaman tujuan dan harapan penugasan 2 Pemahaman entitas 3 Penilaian risiko dan SPI 4 Penetapan kriteria pemeriksaan 5 Penyusunan program pemeriksaan dan penyusunan program kerja perorangan PELAKSANAAN PEMERIKSAAN 1 Pengumpulan dan analisis bukti 2 Penyusunan Temuan Pemeriksaan 3 Penyampaian Temuan Pemeriksaan kepada entitas PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN 1 Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan 2 Perolehan tanggapan dan tindakan perbaikan yang direncanakan 3 Penyusunan dan penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan Keterangan: Kolom kesesuaian dengan tujuan dan harapan penugasan serta program pemeriksaan diisi dengan membubuhkan tick mark () pada kolom yang tepat. .,.,20.. Penanggung Jawab di NIP..
Direktorat Litbang
Lampiran IV. 3
BPK RI
: : :
Proses Penyelesaian KHP
Tanggal pemeriksaan dimulai Tanggal pemeriksaan selesai Tanggal TP ditandatangani Tanggal pembahasan TP selesai
: : : :
Rekapitulasi jumlah hari penyelesaian KHP
: : : Penanggung Jawab : ..
Kolom pada Proses Penyelesaian KHP diisi dengan tanggal saat terakhir penyelesaian pada setiap penanggung jawab yang bersangkutan. Satu kolom berisi satu tanggal.
Direktorat Litbang
Lampiran IV.4 - 1
No. Indeks Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI CHECKLIST PENJAMINAN MUTU PEMERIKSAAN Penanggung Jawab Pengendali Teknis Ketua Tim Pemeriksaan Entitas yang diperiksa Tahap penyelesaian Tanggal mulai reviu Tanggal akhir reviu Pembahasan temuan Nama Pereviu* * Jika dilakukan oleh pihak di luar Tim Kami, yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa temuan di dalam reviu ini telah: Dibahas dengan manajemen (Penanggung Jawab, Pengendali Teknis dan Ketua Tim). Dikomunikasikan dengan seluruh anggota tim pemeriksaan. Penanggung Jawab Pengendali Teknis Ketua Tim Ketua Sub Tim (jika ada) Pereviu* Tanggal * Jika dilakukan oleh pihak di luar Tim Pendahuluan: Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) mensyaratkan bagi setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan SPKN untuk memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai, dan sistem pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak lain yang berkompeten. Untuk itu, dikembangkan suatu Reviu Pengendalian dan Penjaminan Mutu. Pereviu tidak dibatasi pada unsur-unsur yang dimasukkan di dalam checklist ini dan segala hal yang mungkin mempunyai dampak terhadap kualitas pemeriksaan harus dipertimbangkan. Apabila temuan dari pertanyaan tertentu positif, berikan tanda tick () pada kolom Ya. Apabila temuannya negatif, berikan tanda tick () pada kolom tidak, disertai dengan alasan/penjelasan yang memadai dalam kolom yang disediakan. Selain itu perlu dibuat suatu rujukan
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
: : :
Lampiran IV.4 - 2
baik pada risalah pembahasan temuan dengan manajemen atau pada laporan final QAR (Quality Assurance Reviu). Apabila pertanyaannya tidak dapat diterapkan, berikan tanda tick () pada kolom Tidak ada, disertai dengan penjelasan yang memadai. Seluruh pertanyaan sedapat mungkin harus diberikan rujukan pada KKP yang berkaitan dalam file pemeriksaan tersebut. Checklist Perencanaan Pemeriksaan Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung jawab atas reviu perencanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut ini: Uraian/Langkah Kerja Apakah perencanaan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan kebijakan pemeriksaan, SPKN, panduan pemeriksaan dan praktek yang berlaku di BPK; Apakah ada informasi relevan terkait ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berdampak secara signifikan pada tujuan pemeriksaan; Apakah dilaksanakan pemahaman entitas yang diperiksa untuk membantu perencanaan pemeriksaan; Apakah tujuan dan lingkup pekerjaan pemeriksaan telah ditentukan; Apakah ada sumber informasi seperti media, temuan aparat pemeriksaan internal, inspeksi dan badan pengatur lain, saran DPR/DPRD, DPD, permintaan pemerintah dan pihak lain sebagai latar belakang pemeriksaan; Apakah prosedur pemeriksaan telah dibuat secara memadai; Apakah masalah penting yang diketahui pada saat perencanaan pemeriksaan telah diungkapkan; Apakah seluruh anggota tim pemeriksa memiliki pemahaman yang jelas dan konsisten mengenai program pemeriksaan; Apakah program pemeriksaan telah meliputi tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya ; Apakah telah dilakukan kajian terhadap SPI entitas yang diperiksa; Apakah elemen-elemen kunci sistem pengendalian dan ketentuan peraturan perundangundangan yang wajib dipatuhi oleh entitas yang diperiksa telah teridentifikasi; Apakah prosedur analisis telah diterapkan secara tepat; Apakah konsultan atau tenaga ahli diperlukan;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Ya
Tidak
Keterangan
Lampiran IV.4 - 3
Uraian/Langkah Kerja Apakah konsultan atau tenaga ahli dipilih dengan tepat; Apakah anggaran dan penjadwalan waktu untuk pemeriksaan telah ditentukan; Apakah sumber daya manusia yang diperlukan bagi pelaksanaan pemeriksaan memenuhi kriteria kompeten , independen, dan memiliki integritas ; Apakah terdapat prosedur lain dan praktek yang dipergunakan dalam tahap perencanaan pemeriksaan; Checklist Pelaksanaan Pemeriksaan
Ya
Tidak
Keterangan
Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung jawab atas reviu pelaksanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut ini: Uraian/Langkah Kerja Apakah semua tahap pemeriksaan sudah dilaksanakan sebagaimana direncanakan dan disetujui; Apakah terdapat penjelasan yang memadai untuk langkah-langlah dalam P2S yang tidak dilaksanakan; Apakah sumber daya (waktu, kemampuan personil, dan biaya) untuk pemeriksaan sebagian besar sesuai dengan yang telah direncanakan; Apakah teknik dan prosedur pemeriksaan yang yang dipergunakan telah tepat untuk mencapai tujuan pemeriksaan Apakah pengujian-pengujian yang dipergunakan telah tepat untuk menilai keandalan pengendalian intern dan kepatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan; Apakah prosedur pemeriksaan yang digunakan dapat menjamin keandalan, obyektivitas dan mutu data pendukung yang relevan; Apakah P2S yang dibuat telah memadai untuk perolehan bukti yang memadai; Apakah semua pertanyaan yang timbul selama pemeriksaan telah diselesaikan sepatutnya; Apakah kertas kerja yang memadai telah diperoleh mengenai: penilaian sistem pengendalian intern; pemeriksaan prosedur yang rutin; pengujian pengendalian, evaluasi risiko;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Ya
Tida k
Tida k Ada
R efK K
Keterangan
Lampiran IV.4 - 4
Uraian/Langkah Kerja pengujian kepatuhan; pengujian terinci Apakah checklist penyelesaian pemeriksaan terinci telah diselesaikan dengan lengkap, disetujui dan didukung bukti yang memadai; Apakah pemeriksaan telah memuat bukti kompeten tentang ketentuan peraturan perundangan-undangan yang dilanggar, dampak pelanggaran terhadap keuangan negara, estimasi (potensi) kerugian keuangan, temuan dan simpulan, tindakan perbaikan yang direncanakan dan kesepakatan atas tindakan perbaikan yang disepakati; Apakah pekerjaan konsultan dan tenaga ahli lain telah dipantau sepatutnya dan hasil pekerjaannya mendukung simpulan pemeriksaan; Apakah prosedur lain dan praktik yang dipergunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan memadai;
Ya
Tida k
Tida k Ada
R efK K
Keterangan
Checklist Pelaporan Pemeriksaan Bagi pengendali teknis, pereviu silang, penanggung jawab pemeriksa dan wakilnya yang bertanggung jawab atas reviu pelaksanaan pemeriksaan harus melaksanakan reviu untuk menentukan masalah berikut ini: Uraian/Langkah Kerja Apakah pelaporan sesuai dengan SPKN dan PMP; Apakah bentuk dan isi laporan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan yaitu mengenai judul, tandatangan, tanggal, tujuan, lingkup pekerjaan, alamat yang dituju, dasar hukum, ketepatan waktu penyampaian laporan dan lain sebagainya; Apakah terminologi dalam laporan dapat dengan mudah dimengerti oleh stakeholder dan istilah-istilah teknis telah semuanya dijelaskan dalam laporan; Apakah semua temuan pemeriksaan telah dievaluasi dari segi signikansi, kekeliruan, ketidakakuratan dan ketidakberesan lainnya; Apakah semua kekeliruan, kekurangan/ defisiensi, dan masalah yang tidak biasa telah diidentifikasi sepatutnya, didokumentasi dan telah diselesaikan dengan memuaskan;
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan
Ya Tidak
Keterangan
Lampiran IV.4 - 5
Uraian/Langkah Kerja Apakah laporan pemeriksaan final telah memuat semua hal yang mencerminkan tujuan pemeriksaan; Apakah observasi dan simpulan dalam laporan telah didukung dan didokumentasikan dengan baik untuk meyakinkan kelengkapan, akurasi dan validitas kertas kerja; Apakah simpulan telah didasarkan pada pertimbangan profesional yang sehat dan didukung oleh bukti pemeriksaan yang kompeten, cukup, relevan dan beralasan (reasonable); Apakah hanya temuan pemeriksaan yang cukup signifikan yang dimasukkan dalam laporan pemeriksaan; Apakah laporan telah disampaikan tepat waktu, komprehensif, dilaksanakan oleh pemeriksa kompeten yang independen, didokumentasikan sepatutnya dan dicerminkan memadai dalam simpulan laporan; Apakah laporan telah memuat atau menyatakan kelemahan-kelemahan pengendalian dan ketidakpatuhan dan disampaikan kepada manajemen entitas yang diperiksa tepat pada waktunya; Apakah tindakan perbaikan dari manajemen entitas yang diperiksa atas hasil pemeriksaan telah diterima oleh tim pemeriksa tepat pada waktunya; Apakah tim pemeriksa telah menganalisa secara cermat tindakan perbaikan tersebut; Apakah semua temuan, simpulan dan tindakan perbaikan yang diberikan tanggapan oleh pimpinan entitas yang diperiksa telah dievaluasi sepatutnya; Apakah tanggapan pimpinan entitas yang diperiksa dimuat dalam laporan hasil pemeriksaan; Apakah jika ada kecurangan signifikan atau penyimpangan lain telah diberitahukan kepada pejabat yang berwenang, baik internal maupun ekternal; Apakah arsip permanen (permanent file) pada KKP telah dimutakhirkan dan dipisahkan dari kertas kerja berjalan (currrent file) serta disimpan teratur; Apakah prosedur lain dan best practices telah diterapkan dalam tahap pelaporan.
Ya Tidak
Keterangan
Direktorat Litbang
Lampiran IV.4 - 6
Direktorat Litbang
Lampiran V. 1
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Barang/Jasa ........ Tahun.. BPK RI
No. Indeks
Dibuat oleh Direviu oleh Disetujui oleh : : :
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH TAHUN .(SEBELUMNYA)
No 1 Temuan Pemeriksaan 2 Kode Temuan 3 Nilai Temuan 4
Rekomendasi
Kesimpulan
Saran
10
11
Kolom 3: diisi dengan kode temuan sesuai dengan kelompok temuan. Kolom 6: diisi dengan jawaban atau penjelasan tindak lanjut yang dilakukan berdasarkan bukti-bukti pendukung. Kolom 7,8,dan 9: diisi dengan tickmark sesuai dengan hasil penelaahan atas jawaban dan penjelasan tindak lanjut. Kolom 10: diisi dengan kesimpulan perlunya pemantauan tindak lanjut tahap berikutnya. Kolom 11: diisi dengan alasan yang mendukung kesimpulan tersebut.
Direktorat Litbang
Tim Penyusun
TIM PENYUSUN Daeng M. Nazier Sintong Nainggolan Gudono Astilda Sinabutar Tiwi Pawitasari M.Jusuf John Roes Nelly Dian Primartanto Intan Rahayu W Catharina Sri K Cahyo Anggoro Latifah Dewi Jualia
Direktorat Litbang
Direktorat Penelitian dan Pengembangan Badan Pemeriksa Keuangan Gd. Arsip Lantai II Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210