You are on page 1of 29

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena anak usia tersebut adalah generasi penerus bangsa. Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan zat gizi pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna. Banyak sekali masalah yang ditimbulkan dalam pemberian makanan yang tidak benar. Penyimpangan mengakibatkan gangguan pada banyak organ dan sistem tubuh anak (Judarwanto, 2006). Adapun faktor yang mempengaruhi pola pertumbuhan secara umum yaitu: keturunan, hormon , lingkungan (termasuk nutrisi), nutrisi (asupan zat gizi bervariasi antar individu). Anak usia sekolah khususnya SD (Sekolah Dasar) adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan meliputi: kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku, dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan pada umumnya menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Permasalahan itu kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Pada umumnya mereka masih banyak memprioritaskan kesehatan anak balita. Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk memahami permasalahan (gangguan) kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup kompleks. Deteksi dini gangguan kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah atau mengurangi komplikasi dan permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah tersebut, diharapkan dapat

tercipta anak usia sekolah Indonesia yang cerdas, sehat, dan berprestasi. Secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, ISPA, dan reaksi penyimpangan terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan. Pencemaran lingkungan dari berbagai proses kegiatan pembangunan meningkatkan resiko gangguan kesehatan seperti paparan asap, emisi gas buang sarana transportasi, kebisingan, limbah industri dan rumah tangga, serta gangguan kesehatan akibat bencana. Masalah yang harus diperhatikan yaitu membentuk perilaku sehat pada anak sekolah. Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti menggosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan dengan sabun, kebersihan diri. Permasalahan lain yang belum begitu diperhatikan adalah masalah gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perkembangan dan perilaku pada anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan ini akan mempengaruhi prestasi belajar dan masa depan anak. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penyusun memandang perlu untuk untuk menyusun makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Anak Sehat Usia SD (Sekolah Dasar). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penyusun dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
a) b)

apa pengertian usia sekolah ? bagaimana karakteristik anak usia sekolah dasar ? sekolah dasar ?

c)bagaimana pedoman orang tua dalam penatalaksanaan perawatan anak usia


d)

bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada anak usia sekolah ?

ii

1.3 Tujuan Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai adalah:
a) b)

mengetahui pengertian usia sekolah; mengetahui karakteristik anak usia sekolah dasar; sekolah dasar;

c)mengetahui pedoman orang tua dalam penatalaksanaan perawatan anak usia


d)

mengetahui asuhan keperawatan pada anak usia sekolah.

1.4 Manfaat Adapun manfaat yang dapat diperoleh yaitu peningkatan pengetahuan dan wawasan mengenai penatalaksanaan perawatan anak sehat usia sekolah dasar berdasar tumbuh kembang anak.

iii

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian UU No. 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan UU No. 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO, menyatakan usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya dan karakteristik kesehatannya. Anak adalah bukan miniatur orang dewasa tetapi merupakan individu yang unik dan mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhan (Ilyas, dkk, 1993 : 3). Anak adalah seseorang yang belum mencapai 21 tahun dan belum pernah kawin. Batasan umur ini ditetapkan oleh karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental seorang anak dicapai pada umur 21 tahun (Ilyas, dkk, 1993 : 3). Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilo gram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseibangan metabolik (retensi kalium dan nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 1995 : 1). Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill), struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil pematangan (Soetjiningsih, 1995 : 1). 2.2 Teori Perkembangan Anak Periode penting dalam tumbuh kembang adalah masa balita karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
iv

perkembangan anak selanjutnya, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Menurut Frankenburg & Dodds (1981) dalam Soetjiningsih (1995 : 29), ada 4 parameter perkembangan : 1. Personal sosial (kepribadian/ tingkah laku sosial) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisai dan berinteraksi dengan lingkungan.
2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, misal : kemampuan untuk menggambar suatu benda.
3. Language (Bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah, dan berbicara spontan.
4. Gross motor (Perkembangan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan gerak dan sikap tubuh. (Soetjiningsih, 1995 : 29)

2.3

Teori Pertumbuhan Anak Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal,

apabila diberikan lingkungan biofisika-psikososial yang adekuat. Untuk mengetahui pertumbuhan fisik anak perlu parameter tertentu antara lain : 1. Ukuran Antropometik Dalam ukuran ini dibedakan menjadi 2 kelompok : a. Tergantung umur

- BB terhadap umur - TB terhadap umur - Lingkar kepala terhadap umur - Lila terhadap umur b. Tidak tergantung umur - BB terhadap TB - Lila terhadap TB Lain-lain, LILA dibandingkan dengan standar/ baku, lipatan kulit, pada trisep, sub skapular, abdominal dibandingkan dengan baku, kemudian hasil pengukuran antropometrik dibanding dengan suatu baku tertentu misalnya baku harvard, NCHS atau baku nasional. (Soetjiningsih, 1995 : 37-38) 2. Berat Badan (BB) Indikator BB dimanfaatkan untuk : a. Bahan informasi menilai keadaan gizi baik yang akut maupun kronis, tumbuh kembang dan kesehatan. b. Memonitor keadan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit. c. Dasar penghitungan dosis obat dan makan yang perlu diberikan (Soetjiningsih, 1995 : 38). Untuk memperkirakan BB anak dapat digunakan rumus dikutip oleh Behrman, 1992 yaitu : Perkiraan BB dalam kg 1) Lahir : 3,25 kg : umur (bulan) + 9 2 3) 1-6 bulan 4) 6-12 bulan : umur (tahun) x 2 + 8 : umur (tahun) x 7 5

2) 3-12 bulan

(Soetjiningsih, 1995 : 20)

3. Tinggi Badan (TB)

vi

Merupakan ukuran antropometri kedua yang terpenting, keistimewaannya adalah pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai. Kenaikan berfluktuasi, dimana meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat pesat kembali (Adolesen) melambat lagi dan berhenti umur 18-20 tahun. Tinggi rata-rata pada waaktu lahir = 50 cm Secara garis besar tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai berikut : - 1 tahun - 4 tahun - 6 tahun - 13 tahun - Dewasa Lahir = 1,5 x TB lahir =2 x TB lahir

= 1,5 x TB lahir =3 x TB lahir

= 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun) = 50 cm = umur (tahun) x 6 + 77

Perkiraan tinggi badan dalam centimeter


- 2-12 tahun

(Soetjiningsih, 1995 : 21) Anak usia sekolah dengan cirinya masa pertumbuhan masih sangat cepat dan aktif belajar, sehingga kerja otak harus mendapat makanan yang bergizi dalam kuantitas dan kualitas yang tepat. Faktor yang mempengaruhi pola pertumbuhan secara umum yaitu: a. b. c. d. 2.4 Keturunan Lingkungan Hormon Nutrisi atau asupan zat gizi yang bervariasi antar individu Karakteristik Usia SD a. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani Perkembangan fisik atau jasmani anak berbeda antara satu dengan yang lain, sekalipun anak-anak tersebut memiliki usia yang relatif sama,
vii

bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Perkembangan pada anak juga dipengaruhi oleh faktor ras sehingga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak. Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering kali diderita anak, misalnya bertalian dengan kesehatan penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain. Oleh karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi, kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari. Pertumbuhan Fisik yang meliputi proporsi tubuh berubah, misalnya rahang melebar untuk persiapan perkembangan gigi permanen. Pertumbuhan Tulang pun berubah, untuk formasi tulang yang baik: asupan zat gizi adekuat (protein, mineral Ca & P, vitamin A, D, dll). b. Perkembangan Intelektual dan Emosional Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.

viii

Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa. Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga karena adanya tindakan orang tua yang dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak. Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak. Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak. Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas dalam masyarakat.

ix

c. Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak, mengembangkan keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian hadiah kepada ajak apabila berbuat atau berperilaku yang positif. Terdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak, yaitu yang berupa materiil dan non materiil. Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar pada kemudian hari anak berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam masyarakat luas. Fungsi hadiah bagi anak, antara lain: (a) memiliki nilai pendidikan, (b) memberikan motivasi kepada anak, (c) memperkuat perilaku dan (d) memberikan dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi. Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah: (a) fungsi restruktif, (b) fungsi pendidikan, (c) sebagai penguat motivasi. Syarat pemberian hukuman adalah: (a) segera diberikan, (b) konsisten, (c) konstruktif, (d) impresional artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak melainkan kepada perbuatannya, (e) harus disertai alasan, (f) sebagai alat kontrol diri, (g) diberikan pada tempat dan waktu yang tepat.

BAB 3. PEMBAHASAN 3.1 Pertumbuhan Dan Perkembangan Selama Usia Sekolah

Usia tahun Fisik dan motorik Mental Adaptif Personal-sosial 6 Penambahan berat Mengembangkan Di meja, Dapat berbagi atau badan dan konsep angka menggunakan bekerjasama pertumbuhan Menghitung 13 uang pisau untuk dengan lebih baik berlanjut dengan logam mengoleskan Mempunyai lambat Mengetahui pagi mentega atau selai kebutuhan yang Berat badan atau siang di atas roti lebih besar untuk 16 - 23,6 kg; Mendefinisikan Pada saat bermain, anak seusianya
x

Tinggi 106,6-123,5 cm Pemunculan gigi incisor mandibular tengah Kehilangan gigi pertama Peningkatan bertahap dalam ketangkasan Usia aktivitas; aktivitas kontan Sering kembali menggigit jari Lebih menyadari tangan sebagai alat Suka menggambar, menulis dan mewarna Penglihatan mencapai maturitas

objek umum seperti garpu dan kursi dalam istilah penggunaannya Mematuhi tiga macam perintah sekaligus Mengetahui tangan kanan dan kiri Mangatakan bagaimana yang cantik dan mana yang jelek dari segi gambar wajah Menggambarkan objek dalam gambar daripada menyebutkan satu per satu Masuk kelas satu

Mulai bertumbuh sedikitnya 5 cm setahun Berat badan 17,7-30 kg Tinggi badan 111,8-129,7 cm Gigi insisi maksilar dan insisi mandibular lateral muncul Lebih waspada pada pendekatan penampilan baru

Memperlihatkan bahwa bagian tertentu hilang dari gambar Dapat meniru gambar permata Ulangi tiga angka kebelakang Mengulang konsep waktu; membaca jam biasa atau jam tangan dengan benar sampai seperempat jam

memotong, melipat, memotong mainan kertas, menjahit dengan kasar bila diberi jarum Mandi tanpa pengawasan, melakukan sendiri aktivitas tidur Membaca dari ingatan, menikmati permainan mengeja Menyukai permainan di meja, permainan kartu sederhana Banyak tertawa terkikik-kikik Kadang mencuru uang atau barang yang menarik Mengalami kesulitan mengakui kelakuannya yang buruk Mencoba kemampuan sendiri Menggunakan pisau meja untuk memotong daging, memerlukan bantuan dengan belajar atau bagian kulit Menyikat dan menyisir rambut dengan pantas tanpa bantuan Mungkin mencuri Menyukai bantuan dan membuat

Akan curang untuk menang Sering masuk dalam permainan kasar Sering cemburu terhadap adik Melakukan apa yang orang dewasa lakukan Kadang mengalami tempertantrum Bermulut besar Lebih mandiri, kemungkinan pengaruh sekolah Mempunyai cara sendiri untuk melakukan sesuatu Meningkatkan sosialisasi

Menjadi anggota sejati dari kelompok keluarga Mengambil bagian dalam kelompok bermain Anak laki-laki lebih suka dengan anak laki-laki, dan perempuan bermain dengan perempuan Banyak menghabiskan

xi

Mengulangi kinerja terdekat; untuk menggunakan jam memahirkan untuk tujuan Rahang mulai lebar praktis untuk Masuk kelas dua mengakomodasi Lebih mekanis gigi permanen dalam membaca; sering tidak berhenti pada akhir kalimat, meloncati kata seperti ia, sebuah. 8-9 Melanjutkan Member kemiripan pertumbuhan 5 dan perbedaan cm dalam 1 tahun antara dua hal dari Berat badan: memori 19,6-39,6 kg Menghitung mundur Tinggi badan: dari 20 sampai 1, 117-141,8 cm memahami monsep Gigi insisi lateral kebalikan (maksilar) dan Mengulang hari kaninus dalam seminggu mandibular dan bulan muncul berurutan, Aliran gerak: sering, mengetahui tanggal lemah lembut dan Menggambar objek tenang umum dengan Selalu terburu-buru, mendetail, tidak melompat, lari, semata-mata meloncat penggunaannya Peningkatan Membuat perubahan kehalusan dan lebih dari kecepatan dalam seperempatnya control motorik Masuk kelas tiga dan halus, empat menggunakan Lebih banyak tulisan sambung membaca, Berpakian lengkap berencana untuk sendiri mudah terbangun Suka melakukan hanya untuk sesuatu secara membaca berlebihan, sukar Membaca buku diam setelah klasik, tetapi juga istirahat menyukai komik Lebih lentur; tulang Lebih menyadari tumbuh lebih cepat waktu; dapat

pilihan Penolakan berkurnag keras kepala

dan

waktu sendiri, tidak memerlukan banyak teman

Menggunakan latalat umum seperti palu, jarum atau sekrup Menggukan alat rumah tangga dan alat menjahit Membantu tugas rumah tangga rutin seperti mengelap dan menyapu Menjalankan tanggung jawab untuk berbagi tugas-tugas rumah Mencari kebutuhan sendiri saat di meja Membeli artikel yang bermanfaat, melatih beberapa pilihan dalam membuat pembelian Melakukan pesan yang bermanfaat Menyukai majalah bergambar Menyukai sekolah, inginmenjawab semua pertanyaan Takut tidak naik kelas,

Lebih sengang berada di rumah Menyukai system penghargaan Mendramatisasi Lebih dapat bersosialisasi Lebih sopan Tertarik pada hubungan lakiperenpuan tetapi tidak terikat Pergi ke rumah dan masyarakat dengan bebas, sendiri, atau dengan teman Menyukai kompetisi dan permainan Menunjukkan kesukaan dalam berteman dan berkelompok Bermain paling banyak dalam kelompok dengan jenis kelimn yang sama tetapi mulai bercampur Mengembangkan kerendahan hati Menikmati kelompok olahraga

xii

daripada ligamen

dipercaya untuk dipermalukan pergi ke sekolah karena bodoh tepat waktu Lebih kritis tetang Dapat menangkap diri sendiri konsep bagian dan Mengambil keseluruhan pelajaran music (fraksi) dan olahraga Memahami konsep ruang, penyebab dan efek, menggabungkan (puzzle), konservasi (massa dan volume permanen) Mengklasifikasikan objek lebih dari satu kualitas; mempunyai koleksi Menghasilakn gambar atau lukisan sederhana

3.2

Pengkajian Anak Sehat 1. Identitas/ Biodata Nama : Identitas Umur : Umur paling rawan adalah masa balita untuk mengetahui dasar perkembangan anak (Soetjiningsih, 1995 : 10). 2. Jenis kelamin Pada masyarakat awam, wanita mempunyai status yang lebih rendah dibanding laki-laki, sehingga angka kematian bayi dan mal nutrisi masih tinggi pada wanita (Soetjiningsih, 1995 : 10). 3. Anak Ke Jumlah anak yang banyak dalam keluarga dengan keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima, belum ditambah lagi bila jarak anak terlalu dekat (Soetjiningsih, 1995 : 10). 4. Agama

xiii

Pengajaran agama harus sudah ditanamkan mulai anak-anak sedini mungkin, karena dengan memahami agama akan menuntut umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan (Soetjiningsih, 1995 : 10). 5. Penanggung Jawab a. Nama orang tua sebagai penanggung jawab b. Pendidikan ayah/ ibu Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam tumbuh kembang anak karena dengan pendidikan yang lebih baik maka orang tua dapat menerima sebagai informasi tentang kesehatan anaknya. c. Dengan pendapatan keluarga yang memadai menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan segala kebutuhan anak. d. Alamat Untuk mengetahui dimana tempat tinggal sewaktu dibutuhkan. (Soetjiningsih, 1995 : 10) 6. Riwayat Kedehatan Anak Masa Lalu Riwayat kesehatan ibu, gizi ibu hamil jelas sebelum terjadinya kehamilan maupun sedang hamil, akan menghasilkan BBLR atau bayi lahir mati dan menyebabkan cacat bawaan, juga menghambat pertumbuhan otak janin, anemia pada BBL, mudah terkena infeksi, abortus dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995 : 2). 7. Riwayat Parental Riwayat kesehatan ibu Gizi ibu hamil jelas sebelum terjadinya kehamilan maupun sedang hamil, akan menghasilkan bayi berat lahir rendah (BBLR) atau bayi lahir mati dan menyebabkan cacat bawaan, juga menghambat pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, BBL mudah terkena infeksi, abortus dan lainlain (Soetjiningsih, 1995 : 2). 8. Riwayat Kelahiran Bayi baru lahir harus bisa melewati masalah transisi, dari suhu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu

xiv

sistem yang tergantung pada pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Masa prenatal yaitu masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa awan dalam proses tumbuh kembang anak khususnya tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang permanen (Soetjiningsih, 1995 : 4-5). 9. Riwayat Kesehatan Keluarga Dalam keluarga bila ada yang menderita sakit menular dapat menularkan pada bayinya. Juga faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang (Soetjiningsih, 1995 : 2). 10. Riwayat Tumbuh Kembang Dengan mengetahui ilmu tumbuh kembang, dapat mendeteksi berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan sosial, juga menegakkan diagnosa dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif serta mencegah dan mencari penyebabnya (Soetjiningsih, 1995:7). 11. Riwayat Imunisasi Dengan pemberian imunisai diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit tertentu yag bisa menyebabkan kecacatan dan kematian. Dianjurkan anak sebelum umur 1 tahun sudah mendapat imunisai lengkap (Soetjiningsih, 1995: 7). Umur 0-7 hari 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan Jenis Imunisasi Hb 1 BCG HB2, DPT1, Polio 1 HB3, DPT2, Polio 2 DPT3, Polio 3 Campak, Polio 4 Sumber : (Depkes RI-JICA, 1997 : 27)

12. Pola kebiasaan sehari-hari a. Nautrisi/ gizi


xv

Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya seperi : protein, lemak, karbohidrat dan mineral serta vitamin (Ilyas, dkk, 1993 : 10-11). b. Eliminasi BAB/ BAK Anak umur 1,5-2 tahun berhenti mengompol pada siang hari. 2,5-3 tahun berhenti mengompol pada malam hari. Anak perempuan lebih dulu berhenti mengompol, bila umur 3-4 tahun masih mengompol, dicari penyebabnya. yang Toilet training (latian defekasi perlu dimulai makanan) penyebabnya agar evakuasi sisa makanan dilakukan secara teratur mempermudah kelancaran pemberian (Abdoerrachman, dkk, 1985 : 55). c. Istirahat dan tidur Anak yang sudah mulai besar akan berkurang waktu istirahtnya. Karena kegiatang fisiknya meningkat seperti bermain. Kebutuhan tidur 2 hingga 3 jam tidur siang dan 7 hingga 8 jam pada saat malam hari. (Suryanah, 1996 : 80). d. Olahraga dan Rekreasi Olahraga akan meningkatkan sirkulasi, aktifitas fisiologi dan dimulai perkembangan otot-otot (Ilyas, dkk, 1993 : 16). e. Personal Hygiene Anak mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu, ptong kuku 1 kali seminggu, membersihkan mulut dan gigi. f. Tanda-tanda Vital Menurut Ilyas, dkk (1995 : 8-9) : 1. Suhu Usia 3 bulan Nilai Suhu (derajat) 37,5 oC Nilai normal suh anak rata-rata :

xvi

6 bulan 1 tahun 3 tahun 5 tahun 7 tahun 9 tahun 11 tahun 13 tahun Keterangan :

37,5 oC 37,7 oC 37,2 oC 37 oC 36,8 oC 36,7 oC 36,7 oC 36,6 oC

Frekuensi kenaikan suhu pada bayi sering berbeda sekitar 0,5-1 derajat celcius masih dalam batas normal. 3.3 Diagnosa Keperawatan Intervensi berhubungan Intervensi berdasarkan macam cidera: peningkatan a. Kendaraan bermotor Ajari anak tentang penggunaan sabuk pengaman yang tepat pada saat berada di dalam mobil Pertahankan disiplin ketika berada di dalam mobil misalnya tidak mengeluarkan anggota badan, tidak bersandar di pintu atau mengganggu pengemudi b. Tenggelam Ajari anak untuk berenang Tekankan perilaku pejalan kaki yang aman Tetap menggunakan pakaian aman misalnya helm

No. Diagnosa Resiko cidera dengan aktivitas

xvii

Ajari anak tentang aturan dasar keamanan air Pilih tempat yang aman dan diawasi untuk berenang Berenang dengan seorang teman Gunakan alat pelampung yang tepat dalam air atau kapal Advokasi untuk legislasi yang memerlukan olahraga di sekitar kolam

c. Luka bakar -

Pelajari RJP (Resusitasi Jantung Paru) Instruksikan pada anak tentang perilaku di daerah yang melibatkan kontak dengan bahaya kebakaran (misalnya bensin, korek api, api unggun atau pemanggang, cairan yang mudah terbakar, petasan, alat-alat masak, bahan-bahan kimia)

Hindari memanjat atau menerbangkan layangan di sekitar kabel tegangan nutrisi

Instruksikan pada anak perilaku yang tepat di tempat kebakaran (misalnya pakaian kebakaran di rumah, sekolah dsb.)

xviii

Ajarkan anak tentang memasak yang aman (gunakan panas rendah, hindari menggoreng, hati-hati dengan pembakaran uap, mencuci dengan air panas, meletupkan makanan khususnya dari microwave)

d. Keracunan Ajari anak tentang bahaya menggunakan obat-obat dan bahan kimia yang tidak diresepkan, termasuk aspirin dan alcohol Ajarkan anak untuk mengatakan tidak bila ditawari obat-obat berbahaya atau ilegal atau alcohol Jaga agar produk-produk yang berbahaya diletakkan di wadah yang diberi label dengan tepat-lebih baik jika jauh dari jangkauan. e. Cidera tubuh Bantu memberikan fasilitas untuk aktivitas yang diawasi Anjurkan untuk bermain di tempat yang aman Ajarkan anak agar tidak mengusik anjing, memasuki teritorialnya, mengambil

xix

mainan anjing atau mengganggunya dengan makanan anjing Tekankan perlindungan mata, telinga atau mulut bila menggunakan objek atau alat berbahaya atau bila melakukan olahraga yang berpotensi berbahaya Ajarkan keamanan mengenai penggunakan alat korektif (kacamata; bila anak menggunakan lensa kontak, pantau durasi penggunaan untuk mencegah kerusakan kornea)
-

Tekankan pemilihan penggunaan dan perawatan alat olahraga yang tepat dan rekreasi yang tepat seperti skate board dan in line skate

Tekankan pengkondisian yang tepat, praktik yang aman, dan penggunaan alat yang aman untuk olahraga atau aktivitas rekreasi

Waspadai olahraga yang berbahaya seperti yang melibatkan trampoline

Gunakan kacamata pelindung dan terali pada area berkaca

xx

lebar seperti pintu kaca seluncur Ajarkan nama, alamat dan nomer telepon dan bagaimana caranya meminta bantuan dari orang yang tepat bila tersesat Pasang identifikasi pada anak Ajarkan keamanan pribadi: hindari pakaian pribadi di tempat umum, jangan pernah pergi dengan orang asing, beritahu orang tua bila seseorang membuat anak merasa tidak nyaman dengan cara apapun, selalu mendengarkan masalah anak mengenai perilaku orang lain Katakan tidak bila dihadapkan pada situasi yang tidak nyaman

Resiko ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan kurangnya pengetahuan tentang pemenuhan nutrisi tubuh berhubungan dengan

Kaji jadwal aktivitas anak baik di sekolah maupun aktivitas sosialnya

Kaji apakah anak lebih banyak makan di luar rumah atau makan di rumah

Berikan pendidikan pada keluarga mengenai diet anak untuk mensuplai energi yang

xxi

adekuat, terkait dengan peningkatan aktivitas fisik, dan persiapan masa pubertas Berikan pendidikan pada keluarga mengenai pentingnya penekanan pola makan yang teratur karena anak mulai memiliki kebiasaan dan kesukaan/ketidaksukaan pada makanan tertentu Ajarkan pada orang tua cara menghitung kebutuhan kalori anak disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas fisiknya Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga mengenai pentingnya memperhatikan dan mengontrol kebiasaan makan anak dan jenis makanan anak Tekankan pada orang tua dan anak mengenai pentingnya makan bersama di rumah Biasakan sarapan pada pagi hari untuk kebutuhan energi anak dalam berpikir dan konsentrasi dalam menerima pelajaran

xxii

Berikan pendidikan kesehatan pada orang tua untuk tidak hanya mengajarkan kebiasaan makan yang baik, tetapi juga efek negatif dari alkohol dan nikotin. Kaji tingkat aktivitas anak dan kebutuhan energinya Kaji pengetahuan orang tua mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi anak

Resiko ketidakseimbangan nutrisi lebih dari tubuh pola kebutuhan disfungsi makan

berhubungan dengan -

Pantau diet anak terhadap glukosa seperti permen, coklat, dll

Biasakan anak untuk sarapan setiap pagi sebagai pemenuhan kebutuhan energi dalam berpikir dan konsentrasi belajar

Tekankan pada orang tua dan anak mengenai pentingnya makan bersama di rumah

Pantau kebiasaan makan dan jenis makanan anak baik di sekolah maupun di rumah

Ajarkan pada orang tua cara menghitung kebutuhan kalori yang dibutuhkan anak sesuai dengan usia dan aktivitasnya

Berikan bekal makan siang

xxiii

pada anak sebagai alternatif kebiasaan jajan anak selama di sekolah Berikan pendidikan kesehatan pada orang tua mengenai perhatian dan kontrol terhadap diet anak Berikan diet tinggi protein daripada tinggi lemak pada anak untuk mempersiapkan masa pubertas Kurangi kudapan pada anak dan sebagai gantinya beri anak buah-buahan atau makanan yang bergizi 3.4 Pedoman Orang Tua dengan Anak Usia Sekolah Dasar 3.4.1 Usia 6 tahun - Siapkan orangtua untuk menghadapi pilihan makanan yang disukai anak dan penolakan pada makanan tertentu - Siapkan orangtua untuk menghadapi nafsu makan yang diperkirakan akan sangat meningkat - Siapkan orangtua secara emosional saat anak mengalami perubahan alam perasaan yang tidak menentu - Bantu orangtua mengantisipasi kerentanan ya ng terus menerus terhadap penyakit - Ajarkan tentang pencegahan cedera dan tindakan keamanan, khususnya keamanan bersepeda - Anjurkan orang tua untuk menghargai kebutuhan anak akan privasi dan memberikan ruang tidur terpisah untuk anak, bila mungkin

xxiv

- Siapkan orangtua untuk menghadapi peningkatan minat anak diluar rumah - Bantu orangtua memahami kebutuhan untuk mendorong interaksi anak dengan sebaya 3.4.2 Usia 7-10 tahun - Siapkan orangtua untuk menghadapi perbaikan dalam kesehatan yaitu menurunnya penyakit-penyakit yang dialami, tetapi beritahukan pada mereka bahwa alergi-alergi justru sebaliknya, dapat meningkat atau menjadi lebih nyata - Siapkan orangtua untuk menghadapi perkiraan peningkatan cedera minor - Tekankan kewaspadaan dalam memilih dan pemeliharaan alat olahraga dan tekankan kembali tentang keamanan - Siapkan orangtua untuk menghadapi perkiraaan peningkatan keterlibatan dengan sebaya dan minat dalam aktivitas diluar rumah - Tekankan kebutuhan untuk mendorong kemandirian sambil mempertahankan pembatasan lingkungan dan disiplin - Siapkan ibu untuk menghadapi tuntutan yang diperkirakan akan lebih banyak pada usia 8 tahun - Siapkan ayah untuk menghadapi peningkatan kebanggan pada usia 10 tahun, anjurkan aktivitas ayah-anak - Siapkan orangtua untuk menghadapi pra pubertas pada anak perempuan

3.4.3 Usia 11-12 tahun - Bantu orangtua menyiapkan anak untuk menghadapi perubahan tubuh bila terjadi masa pra pubertas - Siapkan orangtua untuk menghadapi ledakan pertumbuhan pada anak perempuan
xxv

- Buatlah pendidikan seks tertentu u ntuk anak yang bersifat adekuat dengan informasi-informasi yang akurat - Siapkan orangtua untuk menghadapi perkiraan perilaku yang energetic tetapi berbahaya pada usia 11 tahun, dan perilaku yang lebih berwatak pada usia 12 - Anjurkan orangtua untuk mendukung keinginan anak untuk tumbuh tetapi memungkinkan perilaku regresif yang diperlukan Siapkan orangtua untuk menghadapi peningkatan masturbasi Instruksikan pada orangtua bahwa jumlah istirahat anak perlu ditambah - Bantu orangtua mendidik anak berkaitan dengan percobaan-percobaan untuk melakukan aktivitas yang berpotensi bahaya 3.4.4 Bimbingan Kesehatan - Bantu orangtua memahami pentingnya kesehatan regular dan perawatan gigi pada anak - Anjurkan orangtua untuk mengajarkan dan meneladani praktik kesehatan termasuk diet, istirahat, aktivitas, dan latihan - Tekankan perlunya mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas fisik yang tepat - Tekankan pemberian lingkungan emosi dan fisik yang aman - Anjurkan orangtua untuk mengajarkan dan meneladani praktik keamanan

BAB 3. PENUTUP

xxvi

3.1

Kesimpulan Anak usia sekolah dengan cirinya masa pertumbuhan masih sangat cepat dan aktif belajar, sehingga kerja otak harus mendapat makanan yang bergizi dalam kuantitas dan kualitas yang tepat. Faktor yang mempengaruhi pola pertumbuhan secara umum yaitu: a. Keturunan b. Lingkungan c. Hormon d. Nutrisi atau asupan zat gizi yang bervariasi antar individu Perkembangan fisik atau jasmani anak berbeda antara satu dengan yang lain, sekalipun anak-anak tersebut memiliki usia yang relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Perkembangan pada anak juga dipengaruhi oleh faktor ras sehingga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya. Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang

xxvii

tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa. 3.2 Saran Adapun saran dari penyusun makalah ini antara lain: a. Orang tua dan petugas kesehatan harus lebih lagi memperhatikan dan mengontrol kebiasaan diet anak terkait dengan pemenuhan nutrisi sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya, b. Selalu pantau diet anak baik saat di sekolah maupun di rumah untuk mengetahui jenis makanan apa saja yang biasa dimakan oleh anak, c. Orang tua harus memperhatikan porsi dan jenis makanan yang diberikan pada anak agar disesuaikan dengan aktivitas anak baik di sekolah maupun di rumah, d. Orang tua harus memberikan diet dan nutrisi yang adekuat untuk mempersiapkan anak dalam menghadapi masa pubertas.

xxviii

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hassan, Rusepno, dkk. 1998. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Info Medika Jakarta Tawi, Mirzal. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Usia Sekolah Dasar. http//: asuhan-keperawatan-pada-kelompok-khusus.html. [21 november 2010] Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

xxix

You might also like