You are on page 1of 19

BAB VI PERCOBAAN 5 GERBANG LOGIKA

6.1

TUJUAN 1. Mengetahui macam-macam logika dan IC TTL digital 2. Membuat rangkaian gerbang logika dengan IC TTL digital 3. Membuktikan tabel kebenaran gerbang-gerbang digital pada AND, OR, NOT, NAND, NOR, EX-OR, dan EX-NOR

6.2 6.2.1

DASAR TEORI Gerbang Logika Digital Gerbang digit dikenal pula sebagai perangkat digit atau sebagai perangkat

logika (logic device). Perangkat ini memiliki satu atau lebih masukan dan satu keluaran. Masing-masing masukan (input) atau keluaran (output) hanya mengenal dua keadaan logika, yaitu logika '0' (nol, rendah) atau logika '1' (satu, tinggi) yang oleh perangkat logika, '0' direpresentasikan dengan tegangan 0 sampai 0,7 Volt DC (Direct Current, arus searah), sedangkan logika '1' diwakili oleh tegangan DC setinggi 3,5 sampai 5 Volt untuk jenis perangkat logika IC TTL (Integrated Circuit Transistor-Transistor Logic) dan 3,5 sampai 15 Volt untuk jenis perangkat IC CMOS (Integrated Circuit Complementary Metal Oxyde Semiconductor). 6.2.2 Gerbang AND Gerbang AND dapat memiliki dua masukan atau lebih. Gerbang ini akan menghasilkan keluaran 1 hanya apabila semua masukannya sebesar 1. Dengan kata lain apabila salah satu masukannya 0 maka keluarannya pasti 0. Sebagai contoh, perhatikanlah kasus berikut: Dalam dunia logika digital, semua aspek positif dari suatu kasus diinterpretasikan sebagai true suatu kata bahasa Inggris yang berarti 'benar'. Pada komputer (sebagai perangkat), 'true' diwujudkan sebagai logika '1' atau 'high' =

tinggi. Pada tingkat perangkat keras, 'true' mempunyai acuan tegangan listrik mendekati 5 Volt DC (dalam TTL Level). Pada kasus di atas, yang termasuk aspek positif adalah 'absah' dan 'hadir'. Sebaliknya, logika digital menentukan bahwa semua aspek negatif dalam suatu kasus harus dianggap sebagai false (baca: fals) yang berarti 'salah'. Ini dimanifestasikan sebagai logika '0' atau low = rendah oleh komputer (sebagai perangkat). Perangkat keras melaksanakan hal ini dengan memberikan tegangan DC mendekati atau sama dengan nol Volt, TTL level. . Penjabaran dapat lebih disederhanakan lagi dengan mempergunakan tabel yang bernama 'Tabel Kebenaran' (truth table). Bentuk tabel kebenaran dalam kasus ini adalah sebagai berikut :

Tabel 6.1 Kebenaran Logika AND

Masukan A 0 0 1 1 B 0 1 0 1

Keluaran Q 0 0 0 1

Gambar 6.1 Simbol Gerbang AND

6.2.3

Gerbang NAND (NOT AND) Berlawanan dengan gerbang AND, pada gerbang NAND keluaran akan

selalu 1 apabila salah satu masukannya 0. Dan keluaran akan sebesar 0 hanya apabila semua masukannya 1. Gerbang NAND ekuivalen dengan NOT AND. Tabel kebenaran gerbang NAND adalah sebagai berikut :

Tabel 6.2 Kebenaran Logika NAND

Masukan A 0 0 1 1 B 0 1 0 1

Keluaran Q 1 1 1 0

Gambar 6.2 Simbol Gerbang NAND

6.2.4

Gerbang OR Keluaran gerbang OR akan sebesar 0 hanya apabila semua masukannya 0.

Dan keluarannya akan sebesar 1 apabila saling tidak ada salah satu masukannya yang bernilai 1. Untuk kasus ini, penjabaran masalah tidak banyak berbeda dengan yang sebelumnya yaitu: a. Penyelesaian (output) kasus disandikan dengan 'Q'. b. Peserta (input), dalam hal ini Amir dan Badu, disandikan sebagai A dan B. c. Sinopsis yang dihasilkan menyatakan bahwa: - Q akan true apabila salah satu dari A dan B ada dalam kondisi true. - Q akan false, apabila A dan B (semuanya) ada dalam keadaan false. Kasus ini memakai bentuk logika 'OR' dan tabel kebenarannya menjadi tersusun sebagai :
Tabel 6. 3 Kebenaran Logika OR

Masukan A 0 0 1 1 B 0 1 0 1

Keluaran Q 0 1 1 1
Gambar 6.3 Simbol Gerbang OR

6.2.5

Gerbang NOR (NOT OR)

Gerbang NOR ekuivalen dengan NOT OR. Berlawanan dengan gerbang OR, keluaran sebesar 1 hanya akan terjadi apabila semua masukannya sebesar 0. Dan keluaran 0 akan terjadi apabila terdapat masukan yang bernilai 1. Tabel kebenaran gerbang NOR adalah sebagai berikut :
Tabel 6.4 Kebenaran Logika NOR (NOT OR)

Masukan A 0 0 1 1 B 0 1 0 1

Keluaran Q 1 0 0 0

Gambar 6.4 Simbol Gerbang NOR (NOT OR)

6.2.6

Gerbang NOT Pada gerbang ini nilai keluarannya selalu berlawanan dengan nilai

masukannya. Apabila masukannya sebesar 0 maka keluarannya akan sebesar 1 dan sebaliknya apabila masukannya sebesar 1 maka keluarannya akan sebesar 0. Pada tabel kebenaran gerbang NOT berikut, yaitu tabel yang menggambarkan hubungan antara masukan (A) dan keluaran (B) perangkat digit gerbang NOT.
Tabel 6.5 Kebenaran Logika NOT

Masukan A 0 1 B 1 0
Gambar 6.5 Simbol Gerbang NOT

6.2.7

Gerbang Ex-OR (Exclusive OR) Apabila input A dan B ada dalam keadaan logika yang sama, maka output

Q akan menghasilkan logika 0, sedangkan bila input A dan B ada dalam keadaan logika yang berbeda, maka output akan menjadi logika 1. XOR sebetulnya merupakan variasi dari cara kerja logika OR. Untuk lebih jelas, coba perhatikan tabel kebenarannya:
Tabel 6.6 Kebenaran logika Ex-OR

Masukan A 0 0 1 1 B 0 1 0 1

Keluaran Q 0 1 1 0

Gambar 6.6 Simbol Gerbang Ex-OR

6.2.8

Gerbang Ex-NOR (Exclusive NOR) Apabila input A dan B ada dalam keadaan logika yang sama, maka output

Q akan menghasilkan logika 1, sedangkan bila input A dan B ada dalam keadaan logika yang berbeda, maka output akan menjadi logika 0. XNOR bisa juga dikatakan memiliki sifat dari kebalikan XOR. XNOR dan NOR hanyalah berbeda pada langkah ke-empat yaitu apabila A dan B padalogika 1 maka output Q juga 1, bukan 0 seperti pada logika NOR. Tabel kebenaran XNOR adalah sebagai berikut:

Tabel 6.7 Kebenaran Logika Ex-NOR

Masukan A 0 0 1 1 B 0 1 0 1

Keluaran Q 1 0 0 1
Gambar 6.7 Simbol Gerbang Ex-NOR

6.2.9

Aplikasi Sederhana Gerbang-gerbang Logika Gerbang-gerbang ini dapat membentuk sebuah processor canggih,

membentuk sebuah IC yang hebat, membentuk sebuah controller yang banyak fungsinya, namun sebelum sampai di penerapan yang canggih-canggih tersebut, ada baiknya untuk melihat aplikasi sederhananya saja dulu dari gerbang-gerbang logika ini. 6.2.9.1 Flip-flop RAM biasanya dibuat dari sebuah rangkaian gerbang digital yang membentuk sebuah sistem bernama Flip-flop. Flip-flop terdiri dari rangkaian gerbang logika yang dirancang sedemikian rupa sehingga apa yang masuk ke dalamnya akan selalu diingat dan berada di dalam rangkaian gerbang logika tersebut, selama ada aliran listrik yang mendukung kerjanya. Fungsi inilah yang merupakan cikal-bakal dari RAM. 6.2.9.2 Counter Salah satu sistem yang paling banyak digunakan dalam perangkatperangkat digital adalah Counter. Fungsi dari sistem ini adalah jelas sebagai penghitung, baik maju ataupun mundur. Timer, jam digital, stopwatch, dan banyak lagi merupakan aplikasi dari counter ini. Banyak sekali jenis counter, namun pada dasarnya prinsip kerjanya sama, yaitu mengandalkan pulsa-pulsa transisi dari clock yang diberikan. Pulsa-pulsa transisi tadi yang akan menggerakan perhitungan counter.

6.3 6.3.1

GAMBAR RANGKAIAN DAN LANGKAH PERCOBAAN Operasi AND

6.3.1.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 6.8 Rangkaian Percobaan Operasi AND

6.3.1.2 Langkah Percobaan 1. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar 6.8 2. Memberikan kombinasi masukkan untuk pin A dan B (logika 1 dengan tegangan 5 volt, logika 0 dengan ground) 3. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED 6.3.2 Operasi OR 6.3.2.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 6.9 Rangkaian Percobaan Operasi OR

6.3.2.2 Langkah Percobaan 1. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar 7.9

2. Memberikan kombinasi masukkan untuk pin A dan B (logika 1 dengan tegangan 5 volt, logika 0 dengan ground) 3. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED 6.3.3 Operasi NOT 6.3.3.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 6.10 Rangkaian Percobaan Operasi NOT

6.3.3.2 Langkah Percobaan 1. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar 6.10 2. Memberikan kombinasi masukkan untuk pin A dan B (logika 1 dengan tegangan 5 volt, logika 0 dengan ground) 3. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED 6.3.4 Operasi NAND

6.3.4.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 6.11 Rangkaian Percobaan Operasi NAND

6.3.4.2 Langkah Percobaan 1. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar 6.11 2. Memberikan kombinasi masukkan untuk pin A dan B (logika 1 dengan tegangan 5 volt, logika 0 dengan ground)

3. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED 6.3.5 Operasi NOR

6.3.5.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 6.12 Rangkaian Percobaan Operasi NOR

6.3.5.2 Langkah Percobaan 1. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar 6.12 2. Memberikan kombinasi masukkan untuk pin A dan B (logika 1 dengan tegangan 5 volt, logika 0 dengan ground) 3. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED 6.3.6 Operasi Ex-OR 6.3.6.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 6.13 Rangkaian Percobaan Operasi Ex-OR

6.3.6.2 Langkah Percobaan 1. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar 6.13 2. Memberikan kombinasi masukkan untuk pin A dan B (logika 1 dengan tegangan 5 volt, logika 0 dengan ground) 3. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED

6.3.7 Operasi Ex-NOR 6.3.7.1 Rangkaian Percobaan

Gambar 6.14 Rangkaian Percobaan Operasi Ex-NOR

6.3.7.2 Langkah Percobaan 1. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar 6.14 2. Memberikan kombinasi masukkan untuk pin A dan B (logika 1 dengan tegangan 5 volt, logika 0 dengan ground) 3. Mencatat hasil keluaran dan mengamati LED

6.4

ALAT DAN BAHAN 1.IC (7408,7432,7404,7400,7432,7486) 2.Papan Rangkaian 3.Resistor 4.Tegangan listrik 5.Lampu LED warna merah 6. Catu Daya

6.5

DATA PERCOBAAN Tabel 6.8 Pengamatan Operasi AND Input A 0 0 1 1 B 0 1 0 1 Q 0 0 0 1 LED Mati Mati Mati Hidup

6.5.1 Operasi AND

6.5.2 Operasi OR Tabel 6.9 Pengamatan Operasi OR Input A 0 0 1 1 B 0 1 0 1 Q 0 1 1 1 LED Mati Hidup Hidup Hidup

6.5.3 Operasi NOT Tabel 6.10 Pengamatan Operasi NOT Input A 0 1 6.5.4 Operasi NAND Q 1 0 LED Hidup Mati

Tabel 6.11 Pengamatan Operasi NAND Input A 0 0 1 1 B 0 1 0 1 Q 1 1 1 0 LED Hidup Hidup Hidup Mati

6.5.5 Operasi NOR Tabel 6.12 Pengamatan Operasi NOR Input A 0 0 1 1 B 0 1 0 1 Q 1 0 0 0 LED Hidup Mati Mati Mati

6.5.6 Operasi Ex-OR Tabel 6.13 Pengamatan Operasi Ex-OR Input A 0 0 1 1 B 0 1 0 1 Q 0 1 1 0 LED Mati Hidup Hidup Mati

6.5.7 Operasi Ex-NOR Tabel 6.14 Pengamatan Percobaan Operasi Ex-NOR Input A 0 0 1 1 B 0 1 0 1 Q 1 0 0 1 LED Hidup Mati Mati Hidup

6.6 6.6.1

ANALISA DAN PEMBAHASAN Percobaan Operasi AND Tabel 6.15 Pengamatan Percobaan Operasi AND

A 0 0 1 1

Input B 0 1 0 1

Q 0 0 0 1

LED Mati Mati Mati Hidup

Berdasarkan perbandingan data yang didapat ketika percobaan mengenai operasi AND dengan dasar teori yang telah dibuat, ternyata kedua hasilnya menunjukkan hasil yang sama. Sebagai buktinya apabila input A bernilai nol (0) atau L dan input B bernilai satu (1) atau H maka nilai keluaran (Q) yang muncul pun menunjukkan nilai yang sama yaitu nol (0) atau L dengan tegangan bernilai nol (0) sehingga LED mati. Hal ini terjadi karena inputnya bernilai nol (0) atau L namun apabila inputnya bernilai satu (1) atau H maka nilai Q yang muncul adalah satu (1) atau H, sehingga memiliki tegangan 5 volt dan mengakibatkan LED menyala. Data percobaan sudah sesuai dengan datasheet.

6.6.2.Percobaan Operasi OR Tabel 6.16 Pengamatan Percobaan Operasi OR A 0 0 1 1 Input B 0 1 0 1 Q 0 1 1 1 LED Mati Hidup Hidup Hidup

Berdasarkan perbandingan data yang didapat ketika percobaan mengenai operasi OR dengan dasar teori yang telah dibuat, ternyata kedua hasilnya menunjukkan hasil yang sama. Apabila keluaran gerbang OR bernilai nol, maka semua masukkannya nol (0). Dan sebaliknya, apabila nilai keluaran bernilai satu (1) maka masukkannya pun bernilai satu (1) atau memiliki tegangan. Sehingga mengakibatkan LED menyala. Data percobaan sudah sesuai dengan datasheet. 6.6.2. Percobaan Operasi NOT

Tabel 6.17 Pengamatan Percobaan Operasi NOT Input A 0 1 Q 1 0 LED Hidup Mati

Berdasarkan perbandingan data yang didapat ketika percobaan mengenai operasi NOT dengan dasar teori yang telah dibuat, ternyata memiliki nilai keluarannya selalu berlawanan dengan nilai masukkannya. Apabila nilai masukan sebesar nol maka nilai keluarannya bernilai satu dan sebaliknya apabila nilai masukkan sebesar satu maka nilai keluarannya bernilai nol. Dan pada input bernilai nol LED mati dan apabila nilai inputnya satu maka LED menyala. Data percobaan sudah sesuai dengan datasheet. 6.6.3. Percobaan Operasi NAND Tabel 6.18 Pengamatan Percobaan Operasi NAND A 0 0 1 1 Input B 0 1 0 1 Q 1 1 1 0 LED Hidup Hidup Hidup Mati

Berdasarkan perbandingan data yang didapat ketika percobaan mengenai operasi NAND dengan dasar teori yang telah dibuat, ternyata akan selalu bernilai satu apabila salah satu masukan bernilai nol. Dan keluaran akan bernilai nol apabila semua masukkan bernilai satu. Misalnya pada nilai input A dan B yang bernilai satu (L) maka, memperoleh tegangan dan LED menyala. Data percobaan sudah sesuai dengan datasheet.

6.6.4. Percobaan Operasi NOR Tabel 2.19 Pengamatan Percobaan Operasi NOR A 0 Input B 0 Q 1 LED Hidup

0 1 1

1 0 1

0 0 0

Mati Mati Mati

Berdasarkan perbandingan data yang didapat ketika percobaan mengenai operasi NOR dengan dasar teori yang telah dibuat, ternyata nilainya berlawanan dengan percobaan operasi OR. Apabila nilai keluarannya sebesar satu (1) hanya akan terjadi apabila semua masukkannya bernilai nol. Dan nilai keluaran nol akan terjadi apabila terdapat masukkan yang bernilai satu. Data percobaan sudah sesuai dengan datasheet. 6.6.5. Percobaan Operasi Ex-OR Tabel 6.20 Pengamatan Percobaan Operasi Ex-OR A 0 0 1 1 Input B 0 1 0 1 Q 0 1 1 0 LED Mati Hidup Hidup Mati

Berdasarkan perbandingan data yang didapat ketika percobaan mengenai operasi NOR dengan dasar teori yang telah dibuat, ternyata apabila input A dan B ada dalam keadaan logika yang sama, maka output Q akan menghasilkan logika nol (0). Sedangkan bila input A dan B ada dalam keadaan logika yang berbeda, maka output akan menjadi logika satu (1). Hal ini dapat terjadi karena, tabel kebenaran XOR ini hanya berbeda satu langkah saja dengan tabel kebenaran OR, yaitu pada langkah terakhir saat input A dan B keduannya pada logika 1, outputnya menghasilkan 0, bukan 1 seperti pada logika OR. Data percobaan sudah sesuai dengan datasheet. 6.6.6. Percobaan Operasi Ex-NOR Tabel 6.21 Pengamatan Percobaan Operasi Ex-NOR A 0 0 1 1 Input B 0 1 0 1 Q 1 0 0 1 LED Hidup Mati Mati Hidup

Berdasarkan perbandingan data yang didapat ketika percobaan mengenai operasi Ex-NOR dengan dasar teori yang telah dibuat, ternyata dalam keadaan logika yang sama, maka output Q akan menghasilkan logika 1, sedangkan bila input A dan B ada dalam keadaan logika yang berbeda, maka output akan menjadi logika nol. Ex-NOR bisa juga dikatakan memiliki sifat dari kebalikan Ex-OR. ExNOR dan NOR hanyalah berbeda pada langkah ke-empat yaitu apabila A dan B pada logika 1 maka output Q juga 1, bukan 0 seperti pada logika NOR. Data percobaan sudah sesuai dengan datasheet. 6.6.8 Rangkaian Kombinasional Ex-NOR dan NOR Gerbang yang paling sering digunakan untuk membentuk rangkaian kombinasi adalah gerbang NAND dan NOR, dibanding dengan AND dan OR. Dari sisi aplikasi perangkat luar, gerbang NAND dan NOR lebih umum sehingga gerbang-gerbang tersebut dikenal sebagai gerbang yang universal. Ada dua cara untuk mengubah sebuah rangkaian kombinasional menjadi rangkaian dengan gerbang NOR saja. Cara pertama adalah dengan menggambar terlebih dahulu persamaan yang diketahui sesuai dengan gerbang-gerbang pembentuknya. Setelah itu gunakan aturan substitusi seperti gambar 7-1 untuk mengganti masing-masing gerbang dengan gerbang NOR. Jika ada dua buah gerbang NOT berurutan secara serial dapat dihapus, karena dua buah NOT yang dipasang serial tidak mengubah nilai fungsi (sifat Involution / Aljabar Boolean No. 5).

Gambar 6.15 Rangkaian NOR

Gambar 6.16 Rangkaian XNOR dari gerbang NAND

6.7. KESIMPULAN 1. Rangkaian AND Rangkaian AND dinyatakan sebagai Y = A*B dan output rangkaian Y menjadi 1 hanya ketika kedua input A dan B bernilai 1, dan output Y menjadi 1 pada nilai A dan B yang lain. Percobaan tersebut dapat dibuktikan dengan menggunakan IC TTL 7408. 2. Rangkaian OR Rangkaian OR dinyatakan sebagai Y = A+B dan output rangkaian Y menjadi nol (0) hanya ketika input A dan B bernilai nol (0), dan Y menjadi 1 pada nilai A dan B yang lain. Percobaan tersebut dapat dibuktikan dengan menggunakan IC TTL 7432. 3. Rangkaian NOT Rangkaian NOT juga dikenal sebagai inverter dan dinyatakan sebagai Y = A, nilai output merupakan negasi atau kebalikan dari input A. Jika input A bernilai 1 maka nilai output Y menjadi nol (0) demikian sebaliknya. Percobaan tersebut dapat dibuktikan dengan menggunakan IC TTL 7404. 4. Rangkaian NAND

Rangkaian NAND dinyatakan sebagai Y = AB dan output Y bernilai 0 ketika kedua input A dan B bernilai 1, dan nol (0) untuk yang lainnya. Percobaan tersebut dapat dibuktikan dengan menggunakan IC TTL 7400. 5. Rangkaian NOR Rangkaian NOR dinyatakan sebagai Y = AB dan output Y bernilai 0 ketika kedua input A dan B bernilai nol, dan output Y menjadi nol (0) untuk nilainilai input yang lain. Percobaan tersebut dapat dibuktikan dengan IC TTL 7433. 6. Rangkaian EX-OR Rangkaian EX-OR dinyatakan dalam Y = AB AB atau disederhanakan

menjadi Y = AB. Output menjadi 0 ketika input A dan B pada level yang sama. Dan output Y menjadi bernilai 1 ketika kedua input mempunyai level yang berbeda. Percobaan tersebut dapat dibuktikan dengan IC TTL 7486. 7. Rangkaian EX-NOR Rangkaian EX-NOR dinyatakan dengan Y = AB + AB. Output menjadi 1 ketika input A dan B pada level yang sama. Dan output Y menjadi bernilai 0 ketika kedua input mempunyai level yang berbeda. Percobaan tersebut dapat dibuktikan dengan IC TTL 74266.

You might also like