You are on page 1of 5

DISKUSI TENTANG UJIAN NASONAL

Disusun Oleh : 1. Afrizhal Ramadhan 2. Kurniawan Dwi Cahyo 3. Nurhidayat 4. Putri Andriyani 5. Reni Susanti 6. Siti Maemunah 7. Widya Eka Larasati Kelas : XI Pemasaran 1

SMK NEGERI 41 JAKARTA

UJIAN NASIONAL
PRO-KONTRA UJIAN NASIONAL Sejumlah pendapat pro-kontra Ujian Nasional terus saja bergulir di kalangan masyarakat terutama dalam lingkungan pemerintah dan sekolah. Apa masalahnya ? Masalahnya adalah pemerintah ngotot mempertahankan Ujian Nasional sebagai finalisasi seorang siswa pada jenjang pendidikan(SMA/MA dan Kejuruan) Ditinjau dari segi pemerintah bahwa Ujian Nasional dibutuhkan sebagai kontrol sejauh mana suatu sekolah telah menerapkan dengan baik program pendidikan nasional. Oleh karena itu hasil ujian nasional adalah salah satu indikasi keberhasilan sekolah dalam menerapkan kurikulum pendidikan nasional. Dengan alasan ini maka Ujian Nasional apapun kendalanya tetap diperlukan. Sebaliknya jika ditinjau dari pihak sekolah maka dianggap bahwa Ujian nasional sering memperlakukan siswa/i secara tidak adil karena; 1. Yang paling mengetahui perkembangan siswa/i adalah sekolah sendiri maka logikanya yang berhak memberi ujian secara penuh adalah sekolah. 2. Dengan adanya ketentuan harus lulus ujian nasional, maka sia-sialah pelajaran yang diberikan selama 3 tahun jika seorang siswa/i tidak lulus , hanya karena satu-dua pelajaran saja. 3. Bahwa sekolah berhak menentukan siswa/i lulus-tidak lulus ditentukan oleh sekolah tetapi kenyataannya sekolah selalu bersandar pada lulus-tidak lulus Ujian Nasional. Ngapain tahan-tahan mereka kalau nyatanya dia lulus Ujian Nasional? 4. Dengan kenyataan yang dikejar-kejar oleh sekolah adalah pelajaran yang diujikan secara nasional dan ada kesan yang penting lulus ujian nasional pasti lulus ujian sekolah. 5. Ujian Nasional yang dijadikan tolok ukur hanya ranah kognitif sedangkan sekolah mengembangkan 3 ranah pendidikan. kebijakan Mendiknas tentang UN pada tahun-tahun lalu dan tahun ini nampaknya masih akan terus berlanjut. Hal yang masih diperdebatkan, yang menimbulkan pro dan kontra, ternyata masih di seputar Apakah UN menjadi satu-satunya penentu kelulusan siswa?. Bagi yang pro dengan UN, terutama di jajaran Depdiknas atau Dinas Pendidikan, tentu jawaban tidak. UN bukan satu-satunya persyaratan kelulusan siswa. Ada beberapa persyaratan kelulusan siswa. Sedangkan bagi yang kontra, tetap menganggap UN dijadikan satu-satunya penentu (determinan), prasyarat utama kelulusan siswa. Sehingga hak guru diabaikan, HAM (hak asasi murid) dilupakan, karena UN bisa memveto kelulusan siswa. Untuk memperjelas dan mungkin memperpanjang pro dan kontra tentang UN, ada baiknya kita mempelajari beberapa peraturan perundangan terkait dengan UN tersebut. Dalam PP No. 19 Tahun 2005 pasal 72 ayat (1) disebutkan (1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah :

1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran; 2. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan; 3. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4. lulus Ujian Nasional. Untuk SMK, masih ditambah persyaratan nilai mata ujian kompetensi keahlian ratarata 7,00. Jadi, begitu banyak persyaratan untuk bisa lulus SMP/MTs dan SMA/MA/SMK menurut pasal 72 tersebut, kata yang pro UN. 4 persyaratan lulus sekolah ialah: Syarat 1 : siswa harus menyelesaikan seluruh program pembelajaran. Artinya siswa sekolah beneran, tidak fiktif, dan mengikuti kegiatan belajar dalam kurun waktu yang ditentukan. Syarat 2: memperoleh nilai hasil belajar minimal baik pada seluruh mata pelajaran non-UN (pendidikan agama, PKN, Seni Budaya, dan Penjas-Orkes). Di sini guru atau pendidik memiliki peran yang besar dalam menentukan (sebagian) kelulusan siswanya. Syarat 3 : lulus ujian sekolah (dengan nilai 6, barangkali) untuk mata pelajaran kelompok IPTEK : Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, TIK, dan lain-lain. Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ada ujian praktiknya, sehingga dilakukan ujian sekolah di samping UN. Matematika hanya UN. IPA (Fisika, Kimia, Biologi). IPS (Ekonomi, Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi), TIK, bahasa asing lainnya diujikan dalam ujian sekolah kecuali Ekonomi yang di-UN-kan di SMA jurusan IPS, dan Bahasa Asing untuk SMA Jurusan Bahasa. Ujian sekolah ini akan dilaksanakan setelah ujian nasional berakhir. Di sini sekolah atau satuan pendidikan memiliki peranan yang besar dalam menentukan kelulusan siswa-siswanya. Syarat khusus SMK, siswa harus lulus uji kompetensi keahlian sesuai dengan jurusan atau program keahliannya, dengan nilai minimal 7,00. Dalam UN tahun 2007 ini, akan dijadikan pertimbangan kelulusan siswa SMK. Ini berbeda dengan syarat kelulusan pada UN tahun 2005/2006. Syarat terakhir, lulus UN. Ini yang masih mengundang kontroversi itu. Bukan standar kelulusannya, nilai rata-rata tiga mata pelajaran UN 5,00 dan minimal nilai 4,25 (kriteria 1) atau ada satu mata pelajaran UN dengan nilai minimal 4,00 dan nilai dua mata pelajaran UN lain minimal 6,00 (kriteria 2). Persyaratan Lulus UN itulah yang mengundang masalah. Bagaimana sekolah (satuan pendidikan) bisa menetapkan kelulusan siswanya, jika syarat 1, 2, dan 3 sudah terpenuhi, artinya siswa sudah mengikuti seluruh program,

memiliki nilai baik pada kelompok mata pelajaran non-IPTEK, atau minimal nilai 6,00 pada mata pelajaran ujian sekolah, namun siswa yang bersangkutan tidak lulus UN. Apakah siswa ini bisa diluluskan oleh sekolah? Dalam PP 19/2005 pasal 72 ayat (2) disebutkan bahwa, Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

kontra dengan diadakan ujian akhir nasional. Karena cara ini sangat tidak efektif dan tidak berguna. Karna pembelajaran selama 3 tahun hanya di tentukan seminggu dengan kelulusan dari mata pelajaran yang diujikan. Padal hal sebanding dengan pengorbanan kita selama 3 tahun belajar. Yang wajib menilai kita lulus atau tidak lulus adalah dari pihak sekolah yang bersangkutan. Karena memang mereka yang mengetahui seberapa kemampuan siswa nya masing masing dalam kegiatan akdemis. Bukan dari pemerintah dan yang diperiksa oleh mesin. Bisa saja kesalahan disebabkan oleh hasil periksa computer karena system eror. Atau dengan kata lain tidak FAIR.

UJIAN NASIONAL SMK UN SMK digelar untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil UN SMK digunakan sebagai: 1. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; 2. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; 3. Penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan; dan 4. Dasar pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Peserta UN SMK merupakan siswa yang telah berada pada tahun terakhir di SMK dan yang sederajat. Peserta juga memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada SMK dan yang sederajat mulai semester I tahun pertama hingga semester I tahun terakhir. Standar Kelulusan Ujian Nasional SMK dan yang sederajat Tahun 2011 : 1. Memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Khusus untuk SMK, nilai praktik kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN; dan 2. Pemerintah Kabupaten/Kota dan atau satuan pendidikan dapat menetapkan standar kelulusan UN lebih tinggi dari kriteria tersebut sebelum pelaksanaan UN.

Mengenai Jadwal Ujian Nasional 2011 atau UN 2011 ini akan dilaksanaan Ujian Nasional untuk tingkat SMA/MA, SMA Luar Biasa dan SMK tahun 2011 diperkirakan akan dilaksanakan pada awal April. Sedangkan ujian ulangan digelar satu bulan setelah pelaksanaan UN utama yakni sekitar akhir Mei. Untuk itu saatnya mulai hari ini siswasiswa sekolah mencari kisi-kisi UN 2011 untuk belajar sebagi bekal dalam menghadapi UN 2011. Memang saat ini untuk nilai standarisasi UN 2011 memang sangat berat untuk siswa sekolah. Sampai-sampai untuk nilai standarisasi masih menjadi pro kontra karena nilainya tidak mutlak untuk standar kelulusan. Menurut informasi berita mengenai Edaran dari Departemen Pendidikan Nasional bahwa untuk menentukan kelulusan siswa harus dipenuhi beberapa persyaratan seperti nilai harian, tugas-tugas yang diberikan guru/sekolah, keaktifan siswa serta hasil UN. Penyelenggaran UN 2011 SMA,SMK dan MA, dan BSNP mendelegasikan pelaksanaanya pada perguruan tinggi yang diselenggarakan pemerintah dengan dibantu oleh dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Sedangkan untuk tingkat SMP dan MTS dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi dan kota.

You might also like