You are on page 1of 2

Naturalisasi merupakan suatu proses memperoleh warga negara bagi warga negara asing.

Secara garis besar, ada dua azas kelahiran yang digunakan untuk menentukan kewarganegaraan seseorang. Pertama, ius soli yang melihat kewarganegaraan berdasarkan tempat seseorang dilahirkan. Kedua, ius sanguinis yaitu mendasarkan kewarganegaraan karena pertalian darah. Ketentuan UU No. 62 Tahun 1958 pada prinsipnya mempergunakan asas ius sanguinis (asas keturunan). Namun dalam berbagai hal asas ius soli (asas tempat kelahiran) juga dipergunakan, yaitu jika: (a) orang lahir di wilayah Republik Indonesia akan tetapi kedua orang tuanya tidak diketahui (Pasal 1 huruf f); (b) Orang yang diketemukan di wilayah Republik Indonesia selama tidak diketahui kedua orang tuanya (Pasal 1 huruf g); (c) orang yang lahir di wilayah Republik Indonesia jika kedua orang tuanya tidak mempunyai kewargenagraan atau selama kewarnegaraan kedua orang tuanya tidak diketahui (Pasal 1 huruf h); dan (d) orang yang lahir di dalam wilayah Republik Indonesia yang pada waktu lahirnya tidak mendapatkan kewarganegaraan ayah atau ibunya, dan selama ia tidak mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya itu (Pasal 1 huruf i). Untuk mengajukan permohonan pewarganegaraan, pemohon harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut: (1) Sudah berumur 21 tahun; (2) Lahir dalam wilayah Republik Indonesia, atau pada waktu mengajukan permohonan bertempat tinggal dalam daerah itu selama sedikit-dikitnya 5 tahun berturut-turut yang paling akhir atau sama sekali selama 10 tahun tidak berturutturut; (3) Jika ia seorang laki-laki yang kawin, mendapat persetujuan isteri (isteriisterinya); (4) Cukup dapat berbahasa Indonesia dan mempunyai sekedar pengetahuan tentang sejarah Indonesia serta tidak pernah dihukum karena melakukan suatu kejahatan yang merugikan Republik Indonesia; (5) Dalam keadaan sehat jasmani dan rohani; (6) Membayar pada Kas Negara uang sejumlah antara Rp 500,- sampai Rp 10.000,yang ditentukan besarnya oleh Jawatan Pajak tempat tinggalnya berdasarkan penghasilannya tiap bulan yang nyata dengan ketentuan tidak melebihi penghasilan nyata sebulan; (7) Tidak mempunyai kewarganegaraan atau kehilangan kewarganegaraannya apabila ia memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia atau menyertakan pernyataan menanggalkan kewarganegaraan lain menurut ketentuan hukum dari negara asalnya atau menurut ketentuan hukum perjanjian penyelesaian dwikewarganegaraan antara Republik Indonesia dan negara yang bersangkutan. Selain proses tersebut, pewarganegaraan juga dapat diberikan kepada seseorang yang dianggap berjasa kepada Indonesia atau dengan alasan demi kepentingan negara. Pewarganegaraan ini diberikan presiden setelah mendapat persetujuan DPR. Namun, pewarganegaraan ini tidak dapat dilakukan jika akhirnya membuat seseorang memiliki kewarganegaraan ganda.

Naturalisasi Atlet Bukan Hanya Sepakbola A. Tjahjo Sasongko | A. Tjahjo Sasongko | Minggu, 25 Juli 2010 | 22:52 WIB

JAKARTA, Kompas.com - Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Andi Mallarangeng mengatakan naturalisasi atlet atau pemain tidak hanya berlaku pada sepak bola saja. Namun berlaku seluruh cabang olah raga yang saat ini ada di Indonesia. "Kami meminta kepada pengurus besar (PB) cabang olah raga untuk mendata atlet-atlet kita yang saat ini berada di luar negeri termasuk warga keturunan. Yang jelas kami akan mendukung penuh terhadap pembinaan atlet-atlet yang berprestasi," kata mantan juru bicara Presiden itu. Menurut Andi, kewarganegaraan bagi pemain sepak bola yang akan dinaturalisasi harus permanen karena Indonesia tidak mengenal dua kewarganegaraan. "Hanya pemain yang mau menjadi warga negara Indonesia saja yang akan dinaturaliasi. Yang jelas, ini adalah salah satu terobosan baru guna mendongkrak prestasi olah raga di Indonesia," katanya saat dikonfirmasi Antara terkait rencana naturalisasi pemain sepak bola di Jakarta, Minggu. Menurut dia, untuk melakukan naturalisasi pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri. Hal tersebut dilakukan agar proses naturalisasi bagi pemain incaran bisa berjalan dengan lancar. Namun demikian, kata dia, proses naturalisasi yang dilakukan harus sesuai dengan peraturan yang telah ada. Untuk itu, hanya pemain yang betul-betul ingin menjadi warga negara Indonesia yang akan diproses. "Tidak ada istilah menjadi warga negara Indonesia dalam hitungan tahun saja. Yang kami minta adalah pemain yang benar-benar menjadi warga negara Indonesia," katanya. Ia menjelaskan pemain yang diharapkan bisa dinaturalisasi adalah warga negara asing yang memiliki hubungan darah dengan Indonesia dan saat ini berada di beberapa negara di dunia. Warga negara asing keturunan Indonesia banyak tersebar di negara-negara Eropa terutama Belanda. Selain itu banyak pula warga keturunan yang saat ini menetap di Australia dan beberapa negara yang lain.

You might also like