You are on page 1of 15

TATANAMA TUMBUHAN DAN TANAMAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Ilmu Tanaman

Disusun oleh: Kelompok 7 Dylis Hartanto (150510100196) Indra Permana (150510100205) Fitri Utami Hasan (150510100207) Fathi Habibatur Rahman (150510100217) Ujang Rohimat (150510100218)

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJAJARAN 2010

Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman

BAB I PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang Nama ilmiah suatu tumbuhan atau tanaman budidaya, selain harus mudah diingat, mudah dipahami dan mudah diucapkan, juga harus mempunyai satu kesatuan arti yang spesifik dan berlaku secara universal. Hal ini ynag merupakan prinsip dasar tatanama tumbuhan dan tanaman. Sampai saat ini ternyata masih sering terjadi kekeliruan penulisan nama ilmiah tumbuhan dan tanamna budidaya. Pemakaian tatanama tumbuhan diatur oleh International Code of Botanical Nomenclature (ICNB) atau Kode Inernasional Tata Nama Tumbuhan (KITT) yang kemudian menjadi Kode Botani. Manusia kemudian berusaha merakit tumbuhan tersebut menjadi tanaman budidaya yang sesuai dengan yang diinginkan manusia antara lain bermanfaat, berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan panyakit, dan bekualitas baik. Semua teknik yang dilakukan dalam budidaya tanaman (pemakaian pupuk, penggunaan zat-zat kimia, dsb) menyebabkan perubahan fenotip suatu tumbuhan sehingga ciri, bentuk, dan struktur populasinya sudah menyimpang dari bentuk asli alami yang biasa ditemukan dalam keadaan liar. Oleh karena itu, cara penamaannya tidak dapat lagi diatur dalam Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan atau Kode Botani tetapi diatur oleh International Code of Botanical Nomenclature (ICBN) atau Kode Internasional Tata Nama Tanaman Budidaya (KINTB) yang dikenal juga dengan Kode kultivasi. Dalam bidang pertanian di Indonesia, sering muncul kekeliruan pemakaian istilah varietas dan kultivar. Kekeliruan ini terjadi karena masih banyak yang belum mengerti dan memahami tentang tatanama tumbuhan dan tanaman. Pengetahuan tentang tata nama tumbuhan dan tanaman akna membantu membantu memandu cara penulisan nama ilmiah tumbuhan dan tanaman budidaya yang benar dan secara konsepsional dapat membedakan antara varietas dan kultivar. Oleh karena itu, setiap orang yang berkecimpung dalam bidang tumbuhan dan tanaman, hendaknya menguasai dan mentaati Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan dan Kode internasianal Tata Nama Tanaman Budidaya Karya ilmiah yang

Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman

menyangkut nama

ilmiah tumbuhan atau tanaman budidaya yang tidak

mengikuti aturan tersebut, dianggap tidak sah dan tidak berlaku.

II.

Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui cara penamaan tumbuhan dan tanaman dengan benar sesuai dengan International Code of Botanical Nomenclature (ICBN) karena seringkali terjadi kekeliruan pemakaian tata nama dan ilmiah.

III.

Rumusan Masalah 1. Kode Internasional Tatanama Tumbuhan 2. Sistem Penamaan Tumbuhan 3. Kode Internasional Tatanama Tanaman Budidaya 4. Sistem Penamaan Kultivar

Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman

BAB II TATANAMA TUMBUHAN DAN TANAMAN

I.

KODE INTERNASIONAL TATANAMA TUMBUHAN Kode internasional tata nama tumbuhan mengharuskan bahwa semua nama ilmiah tumbuh-tumbuhan ditulis dalam bentuk huruf latin, berbahsa latin, dan memenuhi tata bahsa latin walaupun mungkin berasal dari bahasa lain. Bahsa latin dipilih karena pertama sudah lama mentradisi secara universal dipergunakan sebagi bahasa ilmiah dan kedua karena bahasa latin merupakan bahasa yang telah mati sehingga kemungkinan untuk berubah hamper tidak ada. Namun, kode internasional tata nama tumbuhan yang berlaku internasional itu tidak begitu popular sehingga masih ada pakar-pakar ilmu terapan yang belum menaatinya, karena belum mengenal dan menaatinya. Karena itu dalam bidang pertanian di Indonesia sering muncul kekeliruan pemakaian istilah botani varietas yang diterapkan pada tganaman budidaya hasil rakitan pemulia tanaman yang seharusnya diberi istilah kultivar. Kekeliruan ini terjadi karena istilah kultivar memang belum lama dikenal orang. Istilah ini sengaja dibuat untuk membedakan katagori penggolongan tanaman pertanian dari kategori takson botani yang hamper serupa penyebutannya tetapi sangat berbeda pengertiannya. Pemberian dan pemakain semua nama ilmiah tumbuh-tumbuhan secara internasional diatur oleh International Code of Botanical Nomenclature atau kode internasional tatanama tumbuhan. Pada kenyataannya banyak makna dan batasan konsep yang sulit dipahami orang diluar ahli taksonomi sehingga sering kali sukar mengartikan dan menjelaskan perbedaan pemakaian dalam hal menginterpretasi tingkatan takson. Misalnya mengapa sampai timbul perbedaan penafsiran sehingga suatu jenis menurut seorang ahli hanya merupakan suatu varietas bagi ahli lain? Dalam mengajarkan botani taksonomi maka untuk tatanama tanaman pertanian masih sulit untuk mencari kelompok tumbuhan dari tingkat berbagai takson yang mewakili tanaman budidaya Indonesia, misalnya untuk menunjukkan pemakaian nama anak marga, seksi, seri, dll.

Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman

II.

SISTEM PENAMAAN TUMBUHAN Dalam sistem penamaan tumbuhan ada yang harus diperhatikan yaitu : a. Memberikan nama sains b. Mempunyai kepentingan dalam biologi c. Memperlihatkan kaitan ahli. d. ICBN - Kod Penamaan Botani Antarabangsa - (International Code of Botanical Nomenclature) e. ICZN (International Code of Zoological Nomenclature) 1. Tata Nama (Nomenklatur) Pemberian nama pada tumbuhan disebut nomenklatur atau tatanama. Cara pemberian nama itu melibatkan asas-asas yang diatur oleh peraturan-peraturan yang dibuat dan disahkan Kongres Botani sedunia. Peraturan-peraturan tersebut secara formal dimuat pada Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature). Tujuan utama sistem ini adalah menciptakan satu nama untuk setiap takson (Rideng, 1989). Selanjutnya Rifai (1973) menyatakan bahwa kode tatanama ini bertujuan untuk menyediakan cara yang mantap dalam pemberian nama bagi kesatuankesatuan taksonomi, menjauhi atau menolak pemakaian nama-nama yang mungkin menyebabkan kesalahan atau keragu-raguan atau yang menyebabkan timbulnya kesimpangsiuran dalam ilmu pengetahuan. Tatanama ini juga bertujuan menghindarkan terciptanya nama-nama yang tidak perlu.

Maksud pemberian nama pada setiap kesatuan taksonomi tumbuh-tumbuhan bukanlah untukmenunjukkan ciri-ciri atau sejarahnya, tetapi untuk

memberikan jalan guna pengacuan dan sekaligus menunjukkan tingkat kedudukan taksonominya. a. Tata nama binomial (binomial berarti 'dua nama') merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil

nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewanoleh

penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar
Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman 5

nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan. Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam Peraturan Internasional bagi Tata Nama Botani (ICBN) bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi Tata Nama Zoologi (ICZN) bagi hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional bagi Tata Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya (Peraturan Internasional bagi Tata Nama Tanaman Budidaya, ICNCP). b. Aturan penulisan
1)

Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.

2)

Nama

genus

SELALU

diawali

dengan huruf

kapital (huruf

besar, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
3)

Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut: a) Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya.

Contoh: Glycine soja,Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa cara penulisan ini adalah konvensi yang berlaku saat ini sejak awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf besar jika diambil dari nama orang atau tempat. b) Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies.
i.

Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari deskriptor boleh diberikan di belakang nama spesies, dan

Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman

ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang berlaku sekarang, nama deskriptor ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) yang terakhir semula

dimasukkan dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).


ii.

Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah biasanya menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung. Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari deskriptor (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk menggambarkanGlycine max.

Nama Glycine max diberikan dalam judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga disebut kedelai.).
iii.

Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang lebih kecil. Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
a.

Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bentuk jamak. Contoh: Canis sp., berarti satu jenis dari

genus Canis; Adiantum spp., berarti jenis-jenisAdiantum.


b.

Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan

Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman

subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berarti "subspesies", dan bentuk jamaknya "sspp." atau "subspp."
c.

Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berarti "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum dipastikan sama dengan spesies ini".

d. e.

Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan. Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".

III.

KODE INTERNASIONAL TATANAMA TANAMAN BUDIDAYA Pemberian dan pemakaian semua nama teknis tanaman budidaya, secara internasional diatur dalam International Code of Nomenclature of Cultivated Plants atau kode internasional tatanama tanaman budidaya. Pemberian nama kultivar-kultivar baru harus berdasarkan petunjuk The Guidelines for Variety Denominatious yang disahkan oleh The International Union for the Protection of New Variety of Plants. Akan tetapi nama ilmiah jenis tanaman yang telah dibudidayakan masih diatur oleh kode internasional tatanama tumbuhan dan penamaannya tidak berbeda dengan penamaan tumbuhan lainnya yang masih ditemukan dalam keadaan liar. Tanaman yang telah dibudidayakan tidak lagi mempunyai struktur populasi yang alamiah. Kultivar adalah suatu kelompok tanaman budidaya, hasil rakitan para pemulia tanaman yang jelas sekali dapat dibedakan ciri-cirinya dan apabila diperbanyak secara seksual ataupun aseksual dapat mempertahankan karakteristik

perbedaannya tadi. Istilah kultivar sudah dikenal

IV.

SISTEM PENAMAAN KULTIVAR Dalam dunia pertanian, kultivar diartikan sebagai sekelompok tumbuhan yang telah dipilih atau diseleksi untuk suatu atau beberapa ciri tertentu yang khas dan dapat dibedakan secara jelas dari kelompok lainnya, serta tetap mempertahankan ciri-ciri khas ini jika diperbanyak dengan cara tertentu baik

secara seksual maupun aseksual. Dalam pembicaraan sehari-hari awam kerap kali menyebut kultivar sebagai varietasatau ras (ras lokal, landrace), meskipun
8

Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman

sebenarnya

masing-masing memiliki

pengertian

yang berbeda.

Kultivar

merupakan produk daripemuliaan tanaman. Kultivar adalah suatu bentuk rakitan tanaman budidaya yang jelas sekali dapat dibedakan dalam hal karakteristiknya dan apabila direproduksi secara seksual maupun aseksual akan mempertahankan karakteristika keberbedaannya tadi. Pengertian dan penamaan kultivar diatur dalam "Aturan Internasional bagi Tatanama Tanaman Budidaya" (International Code of Nomenclature for Cultivated Plants, ICNCP). Istilah kultivar (bahasa Inggris: cultivar, singkatan dari cultivated varieties) merupakan pengelompokan dasar (culton istilah yang sejajar dengan taxon dalam botani) bagi tanaman budidaya, dan dikoinekan oleh L.H. Bailey pada tahun 1923[1]. Berbagai kultivar dengan kekhasan sifat yang sama disebut sebagai kelompok kultivar. Kedua istilah ini (kultivar dan kelompok) dijelaskan dan diatur penggunaannya dalam ICNCP. Bahan tanam yang dapat disebut kultivar mencakup material dari benih seleksi, hasil persilangan (seperti varietas hibrida), perbanyakan vegetatif (langsung atau melalui kombinasi), variasi somaklonal, fusi sel atau protoplas, rekayasa genetika, poliploidisasi, sativa 'Cisadane'. Yang dimaksud dengan tanaman budidaya adalah tanaman yang dibudidayakan oleh manusia yang dapat dibedakan dengan jelas dari cikal-bakal liarnya atau, jika diambil langsung dari alam liar untuk dibudidayakan, layak untuk diberikan nama khusus yang berbeda dari populasi liar bagi kepentingan hortikultura (W.T. Stearn, 1986). Nama kultivar harus ditulis dengan awal kata huruf besar, didahului dengan singkatan kv. Atau ditempatkan diantara dua tanda kutip tunggal. Nama kultivar jangan sama dengan nama botani atau nama umum dari genus atau spesies. Nama kultivar tetap tidak akan berubah meskipun botaninya sendiri berubah, dan kode kultivasi dan cara-cara lain. Contoh penamaan: Oryza

Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman

BAB III

I.

PERTANYAAN-PERTANYAAN 1. Pada seminar nasional, seorang peneliti dari salah satu balai penelitian mempresentasikan tanaman padi hasil tanah kering temuannya. Hasil temuan tersebut telah dirilis oleh Departemen Pertanian. Salah seorang peserta seminar mempertanyakan tentang cara penulisan hasil penemuan tersebut. Peneliti tersebut menyebutnya varietas, tapi menurut peserta seminar temuannya adalah kultivar. Menurut Anda, bagaimana tata cara penulisan tatanama yang benar? 2. Coba Anda buat urutan takson dari kentang cv. Atlantik sesuai dengan aturan ICNCP! 3. Mengapa setiap orang yang berkecimpung dalam bidang tumbuh-tumbuhan atau tanaman, perlu mempelajari dan memahami cara penulisan tatanama tumbuhan dan tanaman sesuai dengan aturan ICBN atau ICNCP? 4. Mengapa bahasa Latin dipilih dalam penulisan tatanama tumbuhan? 5. Jelaskan apa saja yang dipelajari pada sistematika tumbuhan! 6. Jelaskan cara penamaan spesies berdasarkan sifat tanaman, kata benda, dan nama-nama orang! 7. Sebutkan 24 kategori taksa tumbuhan berdasarkan ICBN! 8. Jelaskan cara penulisan varietas dan kultivar menurut tatanama internasional! 9. Jelaskan berbagai cara mensitir nama tumbuhan menurut ICBN!

II.

JAWABAN 1. Nama kultivar harus diawali ditulis dengan awalan kata huruf besar, didahului dengan singkatan kv., atau ditempatkan diantara dua tanda kutip tunggal.

2. Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas

: Plantae (Tumbuhan) : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Asteridae
10

Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman

Ordo Famili Genus Spesies

: Solanales : Solanaceae (suku terung-terungan) : Solanum : Solanum tuberosum L

3. Orang orang yang berkecimpung dalam bidang tumbuh-tumbuhan ataupun dengan tanaman budidaya seharusnya menguasai dan mentaati Kode Internasional Tatanama Nomenklatur tumbuhan dan Kode Internasional Tanaman Budidaya. Bila tidak mematuhi peraturan yang ada maka karya ilmiah yang menyangkut nama ilmiah tumbuhan atau tanaman budidaya yang menyimpang dari peraturan tersebut tidak sah dan tidak berlaku. Hal ini mengakibatkan jerih payah yang telah menciptakan aturan tatanama hanya sia sia belaka dan juga akan menyesatkan karya ilmiah lain yang mensitirnya. 4. Bahasa Latin dipilih karena pertama sudah mentradisi secara universal dipergunakan secara ilmiah dan kedua karena bahasa Latin merupakan bahasa yang telah mati sehingga kemungkinan untuk berubah hamper tidak ada. Bentuk bahasa yang tetap dan tidak berubah ini menunjang satu kesatuan arti yang berlaku secara universal, yang merupakan salah satu dasar tata nama tumbuhan. 5. Sistematika tumbuhan mempelajari a. Identifikasi tumbuhan Ilmu tentang penegenalan suatu jenis tumbuhan dengan cara membandingkan dengan jenis tumbuhan lain yang telah ada. b. Tata nama tumbuhan Ilmu tentang tata cara pemberian nama pada suatu tumbuhan baik yang sudah tidak ada berupa fosil, maupun yang masih ada dan dilengkapi dengan deskripsinya.
6. Cara penamaan spesies berdasarkan

a. Sifat tanaman Sifat tanaman ada bermacam-macam sehingga pembagiannya pun dibedakan menjadi,yaitu: Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon, perdu, dan semak. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering
Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman 11

(xerofit), tumbuhan yang hidup di lingkungan air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab (higrofit). Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman obat-obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya b. Kata benda Nama-nama taksa diatas genus harus terdiri dari satu kata atau ka ta benda jamak.sedangkan nama2 taksa antara genus dengan speciesbukan terdiri dari satu kata tetapi kombinasi nama genus yang diikuti dgn nama yg menunjukan tahapan taksonnya. nama tersebut berupa kata benda tunggal atau kata sifat majemuk dan awal katanya ditulis dengan huruf kapital. c. Nama-nama orang atau author adalah nama pengarang yang menerbitkan nama sah takson itu untuk pertama kali. Tujuan pencantuman nama author adalah supaya penunjukan nama suatu takson tepat dan lengkap serta memudahkan penelitian tentang keabsahan nama. Contoh : Daucus carota L. (L. Linnaeus) Vernonia acaulis (Walter) Gleason 7. Terdapat 24 kategori taksa tumbuhan berdasarkan ICBN a. Regnum b. Subregnum c. Division d. Subdiviso e. Classis f. Subclassis g. Ordo h. Subordo i. Familia j. Subfamilia k. Tribus l. Subtribus m. Genus n. Subgenus o. Sectio p. Subsectio q. Series r. Subseries s. Species t. Subspecies
Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman 12

u. Varietas v. Subvarietas w. Forma x. Sub forma y. individuum 8. Cara penulisan nama kultivar menurut kode internasional, nama kultivar sebaiknya terdiri dari satu atau dua kata, dan tidak boleh lebih dari tiga kata; penulisannya didahului singkatan kv., atau ditempatkan diantara dua tanda kutip tunggal (pemakaian singkatan Var. atau ditempatkan diantara dua tanda kutip ganda tidak diperkenankan), dan setiap awal kata ditulis dengan huruf besar. Penulisan nama kultivar dapat dirangkaikan dengan nama genusnya, nama spesiesnya, nama varietasnya, ataupun nama umum dari genus. Nama varietas biasa disingkat var. ditulis dalam bahasa Latin atau dilatinkan. Contoh : Licuala gracilis var. Gracilis, Oryza sativa var. Javanica. 9. Nama spesies tumbuhan seringkali diikuti oleh 1/ lebih nama / singkatannama pengarang tumbuhan, abik berupa sitiran ataupun sitiran ganda. Sitiran tunggal menyatakan bahwa dialah pengarang tumbuhan pertama kali yang menemukan tumbuhan tersebut, memberi nama yang benar, karena dia telah mempublikasikannya secara efektif melalui criteria publikasi yang sahih. Sitiran ganda yang dihubungkan dengan kata depan ex menyatakan bahwa pengarang yang namanya tercantum setelah kata depan ex yang diakui sebagai pengarang publikasi yang sahih dari tumbuhan tersebut. Sitiran ganda yang salah satu memakai tanda kurung biasa menunjukkan adanya pergeseran dalam posisi atau tahapan takson. Sitiran ganda yang salah satu memakai tanda kurung persegi menunjukkan bahwa pengarang yang namanya ada di dalam tanda kurung persegi termasuk prestarting point author (Jeffrey, C:1978).

Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman

13

BAB IV

I.

KESIMPULAN Tata nama pada tanaman dan tumbuhan sangat dibutuhkan. Banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan dalam pemakaian tatanama tumbuhan dan tanaman yang benar, terutama bagi orang orang yang berkecimpung dalam bidang tumbuh-tumbuhan. Terdapat aturan aturan baku dalam penamaan tumbuhan dan tanaman serta tanaman budidaya. Aturan yang telah berlaku tersebut harus digunakan agar jelas identifikasi tumbuhan dan tanaman serta tanaman budidaya. Dalam penamaan kultivar kita harus menulisan nama kultivar menurut kode internasional, nama kultivar sebaiknya terdiri dari satu atau dua kata, dan tidak boleh lebih dari tiga kata; penulisannya didahului singkatan kv., atau ditempatkan diantara dua tanda kutip tunggal (pemakaian singkatan Var. atau ditempatkan diantara dua tanda kutip ganda tidak diperkenankan), dan setiap awal kata ditulis dengan huruf besar. Penulisan nama kultivar dapat dirangkaikan dengan nama genusnya, nama spesiesnya, nama varietasnya, ataupun nama umum dari genus. Dan pada nama varietas biasa disingkat var. ditulis dalam bahasa Latin atau dilatinkan. Contoh : Licuala gracilis var. Gracilis, Oryza sativa var. Javanica.

II.

SARAN Tatanama tumbuhan dan tanaman memang sangat penting untuk digunakan. Karena dengan adanya penamaan yang sesuai dengan aturan yang berlaku, hal ini akan memudahkan identifikasi tumbuhan. Tatanama tumbuhan dan tanaman seharusnya terus digunakan dengan baik dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku, terlebih bagi orang-orang yang berkecimpung dalam bidang yang seharusnya menggunakan penamaan tumbuhan sesuai dengan tatanama tumbuhan dan tanaman seperti dalam bidang pertanian.

Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman

14

Kelompok 7 | Tata Nama Tumbuhan dan Tanaman

15

You might also like