You are on page 1of 12

Peran Program Keluarga Berencana Untuk Mensejahterakan Keluarga

Dwi Nurani NPM. 12111250 1KA40

Universitas Gunadarma 2011

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Peran Program Keluarga Berencana untuk Mensejahterakan Keluarga

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar Semester I, Universitas Gunadarma.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Jakarta, November 2011

Penulis

Daftar Isi

BAB I

Pendahuluan A. Latar Belakang .. B. Tujuan ... C. Sasaran .. 1 3 3

BAB II

Permasalahan A. Kekuatan (Strength) 5 B. Kelemahan (Weakness) .. 5 C. Peluang (Opportunity) 7 D. Tantangan (Threat) 8

BAB III

Kesimpulan dan Rekomendasi A. Kesimpulan . 9 B. Rekomendasi .. 9

Referensi .. 10

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia yang setiap tahunnya semakin meningkat tentu saja perlu tindakan pengendalian untuk mencegah terjadinya ledakan penduduk. Melihat bahwa jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke empat terbesar di dunia, sudah seharusnya pemerintah melakukan pengendalian jumlah penduduk secara serius. Dampak yang akan timbul jika terjadi ledakan penduduk diantaranya terkait dengan kesiapan sumber daya alam, ketahanan pangan yang jika negara tidak siap akan membuat penduduknya tidak bisa hidup baik. Selama ini pemerintah telah melakukan program Keluarga Berencana (KB) untuk mengatasi laju pertumbuhan penduduk tersebut. Namun, seiring dengan berjalannya waktu program KB ini mulai dirasakan melemah. Oleh karena itu, pemerintah kemudian mencoba untuk memperbaiki program secara menyeluruh dengan melakukan revitalisasi yang sudah dimulai sejak tahun 2007 dan ditargetkan selesai tahun 2011 ini. Bila program Keluarga Berencana (KB) gagal atau tidak mengalami peningkatan, maka jumlah penduduk Indonesia diprediksi akan membludak menjadi dua kali lipat dalam 40 sampai 50 tahun lagi. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2050-2060 diprediksi mencapai 450 sampai 480 juta. Program KB adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran (KBBI, 1997). KB artinya mengatur jumlah anak
sesuai kehendak Anda, dan menentukan sendiri kapan Anda akan mengandung. Dengan program KB, meningginya jumlah kematian perempuan akibat berbagai masalah yang

melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tak aman, tentu bisa ditekan. Pengetahuan tentang program KB sangat penting bagi masyarakat umum dan yang sudah berkeluarga khususnya. Karena selain untuk mencegah ledakan penduduk dan menekan jumlah kematian perempuan, KB juga dimaksudkan untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. B. Tujuan Tujuan Program Keluarga Berencana dalam lingkup luas adalah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan menurunkan angka kelahiran,

sedangkan dalam lingkup kecil untuk mewujudkan ketahanan keluarga dan kesejahteraan masyarakat. Program KB bukan sekedar untuk menunda usia perkawinan dan mengatur kelahiran semata tetapi secara hakiki mewujudkan kesejahteraan masyarakat agar mereka selalu hidup rukun, damai dan penuh kasih sayang. Salah satu tujuan sesuai umum dengan dalam program KB adalah

membentuk keluarga kecil keluarga dengan cara

kekuatan

sosial ekonomi suatu agar diperoleh

pengaturan kelahiran anak,

suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lainnya meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa; mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian reproduksi. ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan

C. Sasaran Untuk keberhasilan program KB ini, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggarap daerah-daerah secara segmentasi umur, kesejahteraan dan pendidikan dan segmentasi wilayah. Dari segmentasi umur tingkat unmet need tertinggi adalah pada generasi muda, maka pasangan-pasangan muda menjadi sasaran yang utama. Dalam segmentasi kesejahteraan dan pendidikan, menurut Kepala BKKBN Dr Sugiri Syarief, MPA, yang anaknya banyak adalah keluarga-keluarga miskin, sedangkan secara segmentasi wilayah, adalah wilayah yang tertinggal, terpencil dan perbatasan.

Sasaran program KB yang tertuang dalam RPJMN 2004-2009


meliputi: 1. 2. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.

3.

Menurunnya

PUS

yang

tidak

ingin tetapi

punya anak lagi tidak

dan

ingin alat /

menjarangkan kelahiran 4. 5. 6. 7. 8. 9.

berikutnya,

memakai

cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5persen. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak. Meningkatnya Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera jumlah institusi dan keluarga sejahtera-1 masyarakat dalam yang aktif dalam usaha ekonomi produktif. penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.

BAB II Permasalahan

A. Kekuatan (Strength) Dengan adanya sosialisasi yang baik mengenai manfaat program keluarga berencana, diharapkan akan muncul kesadaran dari masyarakat untuk mengikuti program tersebut. Beberapa kekuatan dari program keluarga berencana diantaranya adalah: 1. Mengatur angka kelahiran dan jumlah anak dalam keluarga. Jika seseorang bisa mengatur dan merencanakan jumlah anak, diharapkan akan meningkatkan kualitas kehidupan keluarga tersebut. 2. Membantu pemerintah mengurangi resiko ledakan penduduk atau baby boomer. 3. Meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. Sebab, anggaran keuangan keluarga akhirnya bergizi. 4. Menjaga kesehatan ibu dengan cara pengaturan waktu kelahiran dan juga menghindarkan kehamilan dalam waktu yang singkat. bisa digunakan untuk membeli makanan yang lebih berkualitas dan

B. Kelemahan (Weakness) Beberapa kelemahan yang terdapat dalam pelaksana program KB antara lain: 1. Pemahaman masyarakat dari segi religi KB termasuk masalah yang kontroversional sehingga tidak ditemukan bahasannya oleh imam-imam madzhab. Secara umum, hingga kini di kalangan umat Islam masih ada dua kubu antara yang membolehkan KB dan yang menolak KB. Ada beberapa alasan dari para ulama yang memperbolehkan KB, diantaranya dari segi kesehatan ibu dan ekonomi keluarga. Selain itu, program KB juga didukung oleh pemerintah. Sebagaimana diketahui, sejak 1970, program Keluarga

Berencana (KB) Nasional telah meletakkan dasar-dasar mengenai pentingnya perencanaan dalam keluarga. Intinya, tentu saja untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang berkaitan dengan masalah dan beban keluarga jika kelak memiliki anak.Di lain pihak, beberapa ulama berpendapat bahwa KB itu haram.

2. Persepsi Banyak anak banyak rezeki Keuntungan finansial(materi) dan kebahagiaan yang diperoleh oleh orang tuaapabilamempunyai anak, tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan dalammembesarkananak. Jika jumlah anak dalam keluarga itu besar, makabiaya dan waktu alokasi untuk anak akan besar pula dan hal tersebutdapat membebani orang tuanya. 3. Ancaman baby booming Ledakan penduduk [baby booming) masih menjadi ancaman Indonesia di masa mendatang.Ini mengingat jumlah penduduk Indonesia setiap tahun masih bertambah sekitar 3,2 juta-3,5 juta per tahunnya.

C. Peluang (Opprotunity) Peluang yang terbuka dari program KB antara lain adalah: 1. Keluarga menjadi lebih sejahtera Program KB dilakukan bukan karena paksaan tapi harus didasari atas kesadaran diri masing-masing masyarakat. Dengan KB masyarakat berpeluang memiliki keluarga yang sejahtera karena segala sesuatunya sudah direncanakan terlebih dahulu sehingga kepentingan keluarga tidak ada yang terbengkalai. 2. Dapat meningkatkan taraf gizi, pendidikan dan kesehatan anak-anak Mempunyai 2 anak dibandingkan mempunyai 5 anak tentu saja jauh berbeda bukan? Dari segi pendidikan mempunyai 5 anak sudah jelas cukup memusingkan mengatur mereka dari masih anak-anak sampai dewasa. Begitu juga dengan gizi dan kesehatan anak-anak tersebut, jika kita mengikuti program KB kesehatan serta gizi anak kita tentu saja tidak sesulit mengurus 5 anak. Hal itu membuktikan bahwa merencanakan sebuah keluarga dengan KB dapat mempengaruhi kualitas anak-anak pada keluarga tersebut. 3. Masyarakat memiliki pemahaman positif tentang penggunaan KB Mempengaruhi pemahaman masyarakat luas tidaklah mudah, tetapi dengan menggalakkan KB membuat masyarakat tau apa saja manfaat serta keuntungan KB dan menghilangkan pemahaman-pemahaman negatif mereka tentang penggunaan KB.

4. Memudahkan program sensus penduduk tiap tahun Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat setiap tahunnya membuat pemerintah kelabakan dalam mendata jumlah penduduk Indonesia. Dengan KB memudahkan sensus penduduk karena jika masyarakat sudah tertib mengikuti program KB yaitu memiliki anak 2 tentu saja tim sensus penduduk tidak terlalu lelah dalam mendata ratusan juta masyarakat Indonesia.

D. Tantangan (Threat) Tantang yang terdapat dalam pelaksanaan program KB yaitu antara lain: 1. Pendekatan sosial budaya Rendahnya tingkat pendidikan (formal) masyarakat kita di daerah

pedesaan/pedalaman. Mindset mereka umumnya telah dibentuk oleh normanorma agama dan nilai-nilai budaya yang mereka anggap bertentangan dengan norma agama dan nilai budaya yang mereka miliki. Tantangan seperti ini bisa dipecahkan melalui berbagai pendekatan sosial budaya. Misalnya menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai tokoh agama dan tokoh adat serta perguruan tinggi. 2. Pemerintah harus melakukan revitalisasi kembali Pemerintah memang sudah melakukan revitalisasi program KB, namun upaya pemerintah kurang direspon jajarannya dan tidak diimplementasikan secara optimal. Sehingga hasilnya tidak maksimal dan kurang dapat berpengaruh dalam pengendalian laju penduduk yang terus meningkat. Program KB harus benarbenar dikampanyekan pada masyarakat agar mereka mau untuk ber-KB. Pemerintah juga harus menetapkan kebijakan agar program yang ditetapkan dapat terlaksana secara optimal. Pemerintah juga harus memberikan pelayanan gratis khususnya di daerah-daerah agar masyarakat kurang mampu dapat mengikuti program KB. Sebab alasan utama masyarakat tidak mau melakukan program KB adalah kesulitan ekonomi. 3. Biaya besar dalam melakukan penyuluhan Dalam menjalankan sebuah penyuluhan suatu program tentu saja membutuhkan biaya, begitu juga dengan program KB yang dalam melakukan penyuluhan menyedot biaya besar untuk berkampanye, memasang iklan, mengadakan seminar dan lain sebagainya yang menjadi tantangan dalam menyebarluaskan program KB.

4. Menjadikan program KB sebagai pola hidup modern Menjadikan KB sebagai pola hidup modern mungkin terdengar agak sulit untuk dijalankan. Tetapi jika pemerintah berhasil menjadikan KB sebagai pola hidup modern di mata masyarakat, maka segala masalah kependudukan seperti kepadatan penduduk akan jauh lebih mudah dituntaskan.

BAB III Kesimpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpulan Penduduk telah menyadari pentingnya pembatasan jumlah anak demi peningkatan kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu, Indonesia masih memerlukan program KB, tetapi dengan orientasi berbeda. Targetnya bukan lagi untuk menurunkan angka kelahiran, melainkan meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat dalam pengaturan kelahiran. Termasuk menyediakan beragam alat kontrasepsi serta membuat masyarakat paham akan alat kontrasepsi yang mereka pilih. Selain itu, program KB juga tetap berusaha agar alat dan pelayanan kontrasepsi mudah didapatkan masyarakat dengan harga yang terjangkau,termasuk mereka dalam kelompok miskin.

B. Rekomendasi Beberapa rekomendasi yang dapat disampaikan agar program KB bisa terus berjalan sesuai dengan target pemerinta adalah: 1. Revitalisasi program KB di Indonesia 2. Paradigma Baru pada program KB 3. Kesuksesan KB di Indonesia harus menjadi acuan. 4. Jaminan dari pemerintah dalam memberikan kesejahteraan nyata bagi keluarga yang mengikuti program KB. 5. Pemberdayaan lembaga-lembaga masyarakat dan BKKBN yang dapat

memberikan fasilitas pemberian informasi secara terbuka. 6. Keaktifan masyarakat dalam penerapan program KB.

Referensi
http://www.kesrepro.info/?q=node/165 http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_Berencana http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/ http://www.puskel.com/3-manfaat-utama-program-keluarga-berencana/ http://www.koran.republika.co.id/koran/197/146718/Revitalisasi_Program_KB http://forum.vivanews.com/jabodetabek/86190-ledakan-jumlah-penduduk-ri-mengerikan-jikaprogram-kb-gagal.html http://beritasore.com/2008/10/30/tujuan-program-kb-untuk-kesejahteraan-masyarakat/ http://kb.malangkab.go.id/index.php?kode=15 http://www.anneahira.com/keluarga-berencana.htm

You might also like