You are on page 1of 15

Hukum Muammalah

Hukum Muammalat adalah bagian dari kitabul fiqh. Pada masa modern, sistem ekonomi islam telah diadopsi dalam sistem perbankan syariah dan asuransi syariah. Di Indonesia sendiri, telah terdapat payung hukum tentang penerapan ekonomi syariah. Banyak perbankan yang telah beroperasi dengan sistem bagi hasil yang merupakan salah satu cirri khusus ekonomi syariah ini.

Pengertian Muammalah
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, muammalah bearti segala hal yang termasuk di dalam urusan kemasyarakatan atau pergaulan, termasuk perdata. Adapun di dalm agama Islam muammalah adalah hukum yang mengatur hubungan antara seseorang dengan orang lain baik seseorang tersebut secara pribadi maupun berbentuk badan hukum. Hukum dimaksudkan mencakup urusan jual beli, utang piutang, sewa, perserikatan di bidang pertanian, ternak, dan dagang, serta usaha perbankan dan asuransi yang islami. Dari pengertian tersebut ada yang berpendapat bahw muammlah menyangkut urusan hak dan harta yang timbul dati hubungan dan transaksi antara seseorang dengan orang lain atau seseorang dengan badan hukum, atau antara badan hukum satu dengan badan hukum yang lain.

Bentuk Kegiatan Ekonomi Dalam Islam


1

Kegiatan ekonomi secara Islam diterapkan dalam berbagai bentuk sebagai berikut.

1. Jual Beli
a. Pengertian,Dasar Hukum, dan Hukum Jual Beli Jual beli adlah persetujuan saling mengikat antara penjual sebagai pihak yang menjual barang dengan pembeli sebagai pihak yang membayar barang. Firman Allah dalam Al-Quran Q.S. Al-Baqarah ayat 198 dan 275.

198. Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu Telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.


275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Selain Al-Quran Nabi juga melarang praktik jual beli yang mengandung penipuan, seperti yang diterangkan di dalam Hadist, yang artinya, Nabi Muhammad saw. telah melarang jual beli yang mengandung unsure penipuan. (H.R. Muslim) Dari keterangan dimukakan jelaslah bahwa jual beli hukumnya halal, sedangkan riba hukumnya haram.

b. Rukun dan syarat jual beli Jual beli akan sah jika memenuhi syarat sebagai berikut. 1) Melaksanakan akad jual beli Untuk melakukan jual beli, penjual dan pembeli harus memenuhi syarat berikut. a) Berakal b) Balig dan Mumayiz c) Berhak atas barang yang dijual/dibeli


5. Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum Sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan Pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. 2) Ikrar jual beli Jual beli yang sah dasarnya sukarela dan lega hati. Oleh karena rela dan lega merupakan perasaan di hati maka harus diikrarkan melalui ucapan ijab bagi si penjual dan qabul bagi si pembeli. 3) Barang yang diperjualbelikan

a) Barang yang diperjualbelikan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut. b) Halal. c) Bermanfaat. d) Tersedia . e) Menjadi hak milik . f) Nyata bentuk, wujud, ukuran, maupun sifatnya. 4) Nilai tukar atau harga

Nilai tukar di zaman modern ini ditentukan dengan uang, sedangkan pada zaman dahulu jual beli bisa ditentukan oleh barang. Barang yang dijual jelas nilai tukarnya. Jika ditukar dengan barang maka barang yang dianggap sebagai nilai tukar tersebut tidak boleh barang haram. c. Khiyar Di dalam Islam hak khiyar hukumnya mubah atau boleh agar tidak terjadi penyesalan baik bagi si penjual maupun pembeli. Jika sampai terjadi penyesalan baik bagi penjual maupun pembeli, maka khiyar hukumnya sunnah. Nabi bersabda, yang artinya Barang siapa yang rela mencabut jual beli terhadap saudaranya, maka Allah akan mencabut kerugiannya di hari kiamat.
d. Jenis Jual beli

Dilihat dari keabsahannya, jual beli dibedakan menjadi 3, yakni jual beli yang sah dan halal, jual beli yang haram dan dilarang, dan jual beli yang sah tapi dilarang. 1) Jual beli yang sah dan halal yakni jual beli yang memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya yang sudah dijelaskan terlebih dahulu.
2) Jual beli yang haram dan dilarang, misalnya jual beli seperti

berikut. a) Jual beli barang najis b) Jual beli air mani binatang ternak Menjual mani penjantan kepada pemilik hewan betina, diharamkan oleh Islam tetapi meminjamkan penjantan, sangat dianjurkan. Sesuai
5

dengan sabda Nabi yang artinya, Barang siapa mengawinkan hewan penjantan dengan hewan betina lalu mendapatkan anak, baginya kebaikan sebanyak 70 hewan. (H.R. Ibnu Hibban) c) Jual beli janin binatang ternak. d) Jual beli dengan kecurangan atau penipuan.

3) Jual beli yang sah tapi dilarang Jual beli yang sah tapi dilarang maksudnya jual beli yang pelaksanaannya tidak membatalkan akad jual beli akan tetapi dilarang dalam Islam karena beberapa alas an berikut. a) Merugikan penjual, atau pembeli, atau orang lain. b) Peredaran barang sangat sulit.
c) Merugikan kepentingan umum.

d) Menawar dengan tujuan agar orang lain mau membeli barang yang ditawarnya. e) Monopoli atau menimbun barang.
f) Barang akan digunakan untuk berbuat maksiat misalnya,

minuman keras, alat judi. Di dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2 Allah berfirman,

dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.

2. Simpan Pinjam
Simpan pinjam atau hutang piutang di dalam Islam diperbolehkan tetapi harus memenuhi rukun dan syarat sebagai berikut. a. Piutang dan peminjam sudah balig. b. Piutang dan peminjam berakal sehat. c. Piutang tidak boleh meminta pengembalian melebihi pokok utang. Nabi bersabda, yang artinya, Setiap piutang yang sengaja mencari manfaat pembayaran lebih adalah riba. (H.R. Haris ibnu Abi Imamah). d. Peminjam tidak boleh menunda pembayaran. Dalam sebuah Hadist disebutkan, yang artinya, Orang mampu yang melalaikan kewajiban membayar utangnya adalah zalim. (H.R. Bukhari-Muslim) e. Barang yang dipinjamkan merupakan hak milik yang sah. f. Peminjam disunahkan mengembalikan melebihi nilai dari yang dipinjam. Sesuai dengan sabda Rasullah saw., yang artinya, Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang membayar utangnya dengan lebih baik. (H.R. Ahmad dan Tirmizi) Berdasarkan Hadits tersebut maka memberikan jasa pada simpan pinjam di koperasi bukan termasuk riba, sepanjang sudah adanya kesepakatan dan jasa koperasi tidak memberatkan anggotanya.

3. Ijarah
Ijarah adalah imbalan atau upah atau jasa atau sewa. Dalam Islam Ijarah diperbolehkan . Ijarah bisa berupa barang yang bermanfaat dan juga pekerjaan atau tenaga. Dasar hukumnya sebagai berikut. a. Q.S. Zukhruf ayat 32


32. dan kami Telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan b. Hadist Nabi Berikanlah upah/jasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum kering keringatnya.(H.R.Abu Yala, Ibnu Majah, Tabrani, dan Tarmizi)

Ijarah dapat dilaksanakan dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Syarat Ijarah sebagai berikut. a. Kedua belah pihak yang bertransaksi sudah balig dan berakal. b. Sukarela tanpa paksaan. c. Barang dan manfaat barang jelas dan nyata. d. Obyek ijarah harus segera dapat dimanfaatkan. e. Obyek ijarah merupakan barang halal.
f. Bukan untuk kewajiban pribadi. Misalnya, mengerjakan shalat,

mengerjakan ujian dan sejenisnya. g. Layak untuk dilakukan ijarah. Ijarah yang tidak layak misalnya, menyewakan pohon untuk mengaitkan jemuran. h. Upah sewa bukan barang haram. i. Bukan untuk melakukan tindakan maksiat.

j. Ijarah bersifat mengikat sehingga kematian tidak membatalkan ijrah dan manfaat, hak, serta kewajiban ijarah dapat diwariskan. Adapun rukunijarah ada 4 perkara sebagai berikut. a. Orang yang berakal. b. Imbalan. c. Manfaat. d. Ijab qabul Akad ijarah akan berakhir dengan sendirinya apabila terjadi 2 perkara berikut. a. Obyek Ijarah hilang atau musnah. b. Habisnya tenggang waktu yang disepakati.

Kerjasama ekonomi dalam Islam


1. Syirkah
Syirkah bearti perseroan, yakni persekutuan antara 2 orang atau lebih yang bersepakat untuk bekerjasama dalam suatu usaha, yang keuntungannya dibagi untuj mereka bersama. Syirkah yang sah adalah syirkah yang sesuai dengan syara yakni yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah, sabar, tawakkal, jujur, dan bersih dari kecurangan. Syirkah termasuk kerjasama atau tolong-menolong atau taawun, di dalam Islam diperbolehkan karena di samping diperintahkan oleh Allah juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Firman Allah di dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2


2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Syirkah dapat dibedakan menjadi 2 macam sebagai berikut. a. Syirkah inan Syirkah inan disebut juga serikat harta, yakni kesepakatan antara 2 orang atau lebih untuk berserikat pada suatu harta yang ditentukan

10

dengan maksud untuk memperoleh keuntungan bersama. Kententuan dalam syirkah inah sebagai berikut. 1) Melakukan ikrar/ijab kabul yamg diucapkan Akad syirkah atau sigat syirkah harus diucapkan atau diikrrarkan. Akad tersebut mengandung pengertian meminta izin dan mengizinkan untuk menjalankan harta serikat. Misalnya akad dari 2 orang yang melakukan syirkah, Kita bersepakat atas barang ini (disebutkan jenis dan namanya) dan saya izinkan Anda/Saudara untuk mengolola, mengeporasionalkan serta merawatnya melalui jalan (disebutkan, jual beli/sewa/dan sebagainya). Kemudian dijawab oleh yang lain, Saya menerima sebagaimana Anda/Saudara ucapkan. Di era modern ini ikrar syirkah tersebut tidak begitu lazim, kebanyakan diganti dengan perjanjian tertulis dalam akte notaris. 2) Anggota syirkah Menjadi anggota syirkah harus balig, berakal sehat, merdeka, dan tidak terpaksa. 3) Modal kerja Modal syirkah merupakan satu kesatuan dari pengumpulan modal masing-masing anggota syirkah yang kemudian menjadi harta milik bersama. Modal hendaknya berupa uang, emas, perak, atau benda yang bisa ditakar, diukur, atau ditimbang. 4) Jenis usaha Jenis usaha yang akan dilakukan dan ketentuan-ketentuan disepakati dengan cara bermusyawarah. Adapun yang lazim dilaksanakan jenis usaha ini bisa berupa firma, CV, atau PT.

b. Syirkah kerja

11

Syirkah kerja atau serikat kerja dalam budya bangsa Indonesia sering disebut gotong royong, yakni merupakan gabungan 2 orang atau lebih untuk bekerjasama dalam suatu jenis pekerjaan tertentu dengan ketentuan pembagian hasil bagi seluruh anggota serikat sesuai dengan kesepakatan. Serikat kerja dalam Islam tdak dilarang, mengingat kerja mengandung beberapa manfaat sebagai berikut . 1) Menjalin hubungan persaudaraan antar anggota serikat. 2) Meningkatkan kesejahteraan.
3) Menyelesaikan pekerjaan lebih cepat daripada dikerjakan

sendiri.
4) Menimbulkan kemajuan di bidang IPTEK dan HANKAM.

2. Qirad
Qirad istilah lain adalah mudarabah atau bagi untung, yakni pemberian modal dari pemilik modal (muqrid) kepada seseorang yang mejalankan modal (muqtarid) dengan keuntungan rugi ditanggung bersama yang disepakati pada saat akad. Modal dalam qirad bisa beruoa uang, barang, alat transportasi, atau bentuk lain yang disepakati asalkan halal. Qirad hukumnya mubah bahkan dianjurkan oleh syara. Dasar hukumnya adalah Q.S. Al-Maidah ayat 2 dan sabda Rasulullah yang artinya Tiga perkara yang diberkahi Allah, yaitu jualbeli sampai batas waktu, bagi si untung (qirad) dan mencampur sawi dengan gandum untuk dimakan agar memperoleh kekuatan. (H.R. Ibnu Majah) Qirad dapt dilaksanakan jika memenuhi ketentuan (rukun) berikut. a. Muqrid dan muqtarid sudah balig dan berakal sehat serta jujur. b. Modalnya jelas,tunai dan nyata. c. Jenis usaha dan tempat usaha hendaknya disepakati tetapi sebelumnya. d. Pembagian keuntungan hendaknya disepakati sebelumnya. e. Semua hal yang dilakukan muqtarid harus sepengetahuan dan persetujuan muqrid.

12

Apabila qirad dilakukan sesuai dengan syara akan mendatangkan hikmah, diantaranya sebagai berikut. a. Menumbuhkan persaudaraan dan persatuan. b. Memperluas kesempakatan kerja. c. Menolong fakir miskin untuk berusaha hidup mandiri.

3. Musaqah, Muzaraah, dan Mukharabah


Banyak muslim yang memiliki tanah baik kebun, ladang, maupunn sawah yang sangat luas dan atau banyak sehingga tak sanggup menyelesaikan pekerjaan atas tanah tersebut maka kemudian tanah tersebut diserahkan pengerjaannya kepada orang lain yang tidak terbebani pekerjaan tapi bersungguh-sungguh dan pandai dalam bekerja menggarap tanah. Sistem penyerahaan tersebut dapat berupa musaqah, muzaraah dan mikharabah. Musaqah adalah kesepakatan pemilik kebun dengan penggarap untuk memelihara kebun dengan ketentuan penggarap mendapatkan bagian dari hasil kebun yang diperoleh. Musaqah dilaksanakan atas dasar Hadist Rasulullah yang artinya,Sesungguhnya Rasulluh saw. telahmemberiakn kebun beliau kepada penduduk Khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian, mereka akan diberi sebagian dari hasilnya, baik berupa buah-buahan atau hasil pertahun (palawija). (H.R. Muslim) Rukun Musaqah sebagai berikut. a. Pemilik dan penggarap kebun telah dewasa dan berakal sehat. b. Keduanya berhak membelanjakan harta bagiannya masingmasing. c. Bagian yang dibagi hanya hasilnya, bukan batang pohonnya. d. Masa bekerja hendaknya ditentukan. e. Bagian hasil ditentukan sebelum mengerjakan.

13

Muzaraah adalah kesepakatan bagi hasil antara pemilik sawah dengan penggarap dimana benih berasal dari petani penggarap. Mukhrabah adalh kesepakatan bagi hasil antara pemilik sawah dengan penggarap dimana benih berasal dari pemilik tanah. Dasar hukum dari bagi hasil dimuka adalah sama dengan musaqah. Adapun rukunnya sebagai berikut. a. Pemilik dan penggarap sudah balig dan berakal sehat. b. Sawah aatu ladang merupakn hak milik pribadi. c. Masa pengerjaan ditentukan. d. Besarnya bagian hasilnya mengerjakan pekerjaan. ditentukan sebelum mulai

e. Jujur dan ikhlas karena Allah swt. Bentuk bagi hasil seperti di muka jika dikerjakan sesuai dengan syara akan menimbulkan manfaat yang baik, diantaranya sebagai berikut. a. Melahirkan persaudaraan. b. Memupuk jiwa tolong menolong. c. Meningkatkan kemakmuran. d. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah.

4. Bank
Sistem perbankan di dalam agama Islam tentunya berdasarkan rujukan Al-Quran dan Hadist. Biasanya sistem perbankan yang Islami disebut Sistem Bank Syariah, yang mendasarkan praktik perbankan pada ajaran Islam tentang muammalah dan menghindari sistem bunga yang dianggap rente yang hukumnya haram. Di era modern ini bank Islam mula-mula didiirikan di Kairo, Mesir dengan nam Bank Sosial Nasser pada tahun 1971. Kemudian disusul Bank Islam Dubai pada tahun 1975. Pada tanggal 20 Oktober 1975 di Jeddah, Saudi Arabia didirikan Islamic Development Bank yang didukung oleh lebih dari 40 negara Islam di dunia. Kemudian bermunculan lahir bank
14

Islam di negara-negara lain. Di Indonesia pendirian Bank Islam diprakarsai oleh MUI yang kumudian diberi nama Bank Muammalt Indonesia yang mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992.

5. Asuransi
Dalam Bahasa Arab disebut At-Tamin yang bearti pertanggungan. Meskipun termasuk bahasan dalam bidang Muamalah namun asuransi belum dikenal pada masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin, bahkan sampai zaman pembukuan fiqih Islam. Asuransi muncul pada abad ke-14 Masehi. Asuransi sebenarnya dibolehkan dalam Islam akan tetapi kebanyakan praktiknya kemudian penuh dengan unsure perampasan hak, kezaliman, penipuan, dan curang hingga riba dan untung-untungan (maisir). Adapun maisir atau untung-untungan sama saja dengan mengadu nasib yang sangat dilarang di dalam Islam. Asuransi yang sesuai dengan ajaran Islam adalah asuransi tolong menolong atau at-tamin attaawun.

15

You might also like