You are on page 1of 9

Praktika Perbankan dan Ekspor Impor Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Anggota Kelompok : Fransisca Widya / 3205009001 Evi Susanti / 3205009006 Liawati NS / 3205009008 Fani Indawati / 3205009017

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan karunianya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui sistem mekanisme ekspor di Indonesia yang kami sajikan berdasarkan pengamatan langsung di perusahaan tersebut. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan baik rintangan yang datang dari diri penulis sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa akhirnya makalah praktika perbankan dan ekspor ini dapat terselesaikan. Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.

I.

Pendahuluan

Latar Belakang
Di dalam sebuah Negara perlu adanya hubungan dengan Negara lainnya. Hubungan dapat terjalin salah satunya dengan melakukan hubungan ekspor dan impor. Dimana ekspor danimpor ini merupakan bagian yang sangat penting dalam perdagangan internasional. Di dalam kehidupan sebuah negara dapat ditemukan adanya beberapa produk yang Negara tersebut buthkan namun Negara tersebut tidak memilikinya. Contohnya saja Negara Indonesia, di dalam bidang obat obatan sering mendapatkan suplaian dari Negara lain. Dalam suatu negara pasti melakukan perdagangan internasional yang melibatkan beberapa Negara di dalamnya. Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor, sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor. Kegiatan demikian itu akan menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan masuknya uang asing ke negara kita sehingga dapat digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar negeri. Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional.

Gambaran Umum :
Kegiatan ekspor adalah suatu bagian dari perdagangan internasional yang melibatkan perusahaan di Indonesia dan satu perusahaan di luar negeri. Produk ekspor Indonesia meliputi hasil produk pertanian, hasil hutan, hasil perikanan, hasil pertambangan, hasil industri dan begitupun juga jasa. Perusahaan yang kami survey berfokus pada

kegiatan ekspor, yang di fokuskan adalah hasil hasil pertanian. Salah satu produk yang diekspor adalah jagung. Berikut ini adalah profil perusahaannya :

PT. SETYA NUSA SURYA


Jalan Kertopaten 39 Surabaya Status Perusahaan : Nasional Telepon : (031) 3762549 dan (031) 3766329 Fax : + 6231-3714115

Email : setyanusasurya@yahoo.com Jumlah TKL 30 orang

II . Proses Ekspor Dalam proses ekspor ini kelompok kami mengambil satu contoh saja dari beberapa barang yang diekspor oleh PT.Setya Nusa Surya, yaitu jagung yang diekspor ke Jepang. Jagung yang diekpor tersebut berbentuk biji jagung yang ditempatkan pada zak (bukan karung) yang berwarna coklat dan di zak tersebut terdapat cap nya. Dalam mengekspor pihak Jepang biasanya memesan melalui system on-line. Jepang memesan barang, kemudian membuat L/C yang dikirimkan ke PT.Setya Nusa Surya. Antara pihak Jepang dan pihak kita membuat suatu perjanjian yang disebut dengan Sales Contract dimana di dalamnya itu dimuat syarat syarat : Pelabuhan yang dituju Jumlah barang yang dijual Kualitas barang yang dijual

Merk barang Packing List Syarat pembayaran : L/C , Payment Against Documents Harga Barang : yang sering digunakan adalah CIF dimana harga barang dihitung berdasarkan satuan berat jagung (ton, dan lain-lain)

Masa pengapalan (Time of Shipment)

serta, kita mendapatkan dokumen permintaan pembeli, biasanya invoice, packing list, B/L, Sertificate of Origin, Sertificate of Fumigation, Sertificate of Weight, Sertificate of Quality, Phytosanitary Sertificate (khusus pertanian). Semuanya ini kita ajukan ke Instansi perwakilan dari pihak Jepang yang ada di Indonesia. Lalu perusahaan mempersiapkan barang yang akan diekspor tersebut. Bila barang yang dipesan sudah tersedia terlebih dahulu kita keringkan di gudang sesuai dengan kekeringan kadar air yang diminta oleh pihak Jepang. Beberapa waktu kemudian pihak intansi datang ke gudang mengambil sampling dari barang yang akan kita ekspor ke Jepang. Apabila sudah sesuai dengan standard permintaan pihak Jepang maka pihak instansi tersebut akan mengeluarkan sertifikat-sertifikat. Dan bila sudah siap untuk diekspor langkah selanjutnya adalah mencari kapal. Membuat perjanjian dengan pihak kapal dengan membuat Shipping Instruction yang berisi : Pelabuhan muat , dari kota Surabaya Indonesia Pelabuhan tujuan, kota di Negara yang akan di tuju Jumlah barang yang dimuat Nama barang Netto / bruto Nama kapal yang digunakan, tanggal kedatangan kapal

Merk barang Notify address / consignee : alamat penerima Freight : biaya kapal, ada 2 kemungkinan. Bayar biaya tersebut di Indonesia atau di Jepang.

Jumlah penggunaan container. Bila Shipping Instruction sudah disetujui kita diberi D/O (Delivery Order) empty

Container oleh pihak pelayaran. Lalu kita mencari truck untuk barang dari gudang ke pelabuhan. Sebelum memuat barang ke pelabuhan tidak boleh langsung dimuat. Barang masih harus diletakkan di Depo Karantina, 2 hari di buka dan dimuat di kapal. Sebelumnya masih diperlukan beberapa proses lagi, yaitu membuat PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) = berisi nomor container, jenis kontainer, kode kontainer yang memuat barang, dan lain-lain= dan kita ajukan permohonan PEB ke pihak Bea Cukai. Dan kita juga ajukan ke suatu Badan yang mengurusi pemuatan kontainer (Terminal Peti Kemas). Kita setor uang ke rekening Terminal Peti Kemas melalui Bank. Bukti pembayaran ditunjukkan kepada pihak Terminal Peti Kemas. Lalu diproses dan kita diberikan EIR semacam surat untuk masuk ke Terminal Peti Kemas. Kemudian EIR kita berikan kepada supir container untuk pemasukan ke Terminal Peti Kemas itu. Setelah barang kita dimuat, pihak pelayaran mengeluarkan B/L dan kita terima, kemudian kita membuat invoice, packing List. Kemudian copy B/L , copy Packing List, copy invoice kita ajukan ke Departemen Perdagangan untuk pengeluaran Serificate of Origin. Waktu yang dibutuhkan untuk penerbitan Sertificate of Origin 1- 2 hari. Bila dokumen dokumen yang sudah ada sesuai dengan permintaan oleh pihak Jepang dapat kita kirim ke Jepang melalui bank yang kita tunjuk kepada Bank yang ditunjuk oleh pihak Bank.Surat lebih cepat sampai ke Jepang daripada barang. Bila barang sudah sampai di Jepang di beri waktu 7 hari untuk waktu penumpukan container. Bila lebih dari 7 hari maka akan dikenakan biaya changer. Di pelabuhan Indonesia juga hanya diberikan waktu sekitar 4 hari.

Dokumen dokumen Beberapa dokumen - dokumen ekspor yang diperlukan oleh PT.Setya Nusa Surya ini yaitu:

Bill of lading (B/L) : Surat tanda terima barang yang dimuat di atas kapal dan merupakan bukti kepemilikan atas barang serta perjanjian pengangkutan barang melalui laut.

Invoice : Faktur atau nota yang berisi harga dan jumlah barang serta total harga. Notify address : Nama dan alamat penerima barang atau pembelinya. Packing list : Faktur atau nota yang berisi jumlah dan berat barang (berat bersih dan berat kotor)

Certificate of Fumigation : melakukan tindakan pencegahan hama dari produk yang akan diekspor, dengan cara jagung di ambil sampling dan disemprotkan gas dan di simpan selama 2 x 24 jam.

Certificate of Weight : Instansi terkait melakukan perhitungan penimbangan berat terhadap barang yang akan diekspor menyangkut berat kotor dari isi dan pembungkusnya.

Certificate of Quality : Intansi terkait melakukan pemeriksaan kualitas terhadap barang yang akan doekspor.

Certificate of Phytosanitary : Sertifikat karantina barang yang akan diekspor ke luar yang biasanya digunakan untuk pertanian ( diajukan ke instansi terkait ). Proses mendapatkannya melalui serangkaian prosedur dan pengujian, agar tidak terjadi penyebaran penyakit antar negara. (unutk Negara pertanian diperlukan sertifikat tersebut, untuk Negara bukan pertanian terkadang tidak diperlukan)

Certificate of Origin : Menyatakan bahwa barang yang akan diekspor merupakan produk asli yang berasal dari negara Indonesia.

Permasalahan yang dihadapi


Permasalahan yang kerap dialami oleh PT Setya Nusa Surya adalah terkadang barang yang sudah dikirim dianggap tidak sesuai oleh Negara tujuan ekspor. Bila tidak sesuai dapat diretur sesuai dengan kesepakatan. Lalu permasalahan yang juga disebutkan yaitu barang yang tidak sesuai contohnya adalah apabila jagung yang dipesan oleh Jepang harus memiliki kadar air 14% tapi ternyata jagung yang diterima memiliki kadar air 16% dan pihak Jepang memotong harga secara sepihak karena barang tidak sesuai dengan yang dipesan.

III. Kesimpulan / Penutup Kesimpulan : Dalam melakukan ekspor banyak sekali proses proses yang harus dilalui oleh eksportir. Mulai dari pembuatan Shipping Instruction, Sales Kontrak sampai mengajukan beberapa dokumen ke instansi terkait sehingga diperoleh sertifikat sertifikat. Dan dimana dalam melalukan proses ekspor di perlukan beberapa tahap sehinggan barang yang kita ekspor dalam di muat dalam kapal. Perlu waktu beberapa hari dalam melakukan proses ekspor. Dan juga beberapa permasalahan muncul dalam melakukan proses ekspor yaitu tidak sesuai antara barang yang di pesan dengan barang yang dikirim. Ketidaksesuaiannya adalah ketika kekeringan kadar air yang beda. Dan karena ketidaksesuaian ini pulalah menyebabkan adanya pemotongan harga secara sepihak oleh pihak Jepang. Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini..

Penulis banyak berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan umumnya. kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada

You might also like