You are on page 1of 14

MAKALAH FISIKA TERAPAN

SISTEM SATUAN INTERNASIONAL DAN BESARAN

Di susun oleh : Nama Kelas / absen : DAMAR DWI PURNOMO : KE - I D / 07

PROGAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2009 / 2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT , yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul SISTEM SATUAN INTERNASIONAL DAN BESARAN .

Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Terapan Politeknik Negeri Semarang, Program studi Konversi Energi.

Terima kasih atas segala saran dan bimbingan penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Suryanto, selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika Terapan. 2. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran yang membangun untuk kesempurnaan penulisan selanjutnya..

Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.

Semarang,

Desember 2009

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.2. TUJUAN

BAB II. ISI 2.1. PENGERTIAN 2.1.1. SISTEM INTERNASIONAL

2.1.1.1. STANDAR SATUAN PANJANG 2.1.1.2. STANDAR SATUAN MASSA 2.1.1.3. STANDAR SATUAN WAKTU 2.1.2. BESARAN

2.1.2.1. BESARAN POKOK 2.1.2.2. BESARAN TURUNAN DAN DIMENSI BESARAN 2.2. PENERAPAN

BAB III.PENUTUP 3.1.KESIMPULAN 3.2.SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti Alam. Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya yang terjadi di alam semesta ini. Hal-hal yang dibicarakan di dalam fisika, selalu didasarkan pada pengamatan eksperimental dan pengukuran yang bersifat kuantitatif. Dengan menggunakan hukum-hukum yang ada di dalam fisika yang jumlahnya tidak terlalu banyak, akan dapat diperoleh teori-teori yang akan memprediksi hasil eksperimen dimasa datang. Jika ada perbedaan antara teori dengan hasil eksperimen, maka teori baru dan eksperimen baru akan muncul untuk dapat diperoleh kesesuaian. Ilmu Fisika mendukung perkembangan teknologi, enginering, kimia, biologi, kedokteran dan lain-lain. Dalam Fisika selalu dilakukan pengukuran. Mengukur berarti membandingkan sesuatu besaran yang diukur dengan besaran standar yang telah didefinisikan sebelumnya. Misalnya panjang suatu batang besi adalah 5 meter, artinya bahwa panjang batang besi tersebut 5 kali besar standar panjang yang telah didefinisikan. Oleh karena itu, para ilmuwan menetapkan besaran-besaran standar. Dengan adanya kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi, besaran-besaran standar juga berubah. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis akan membahas mengenai sistem satuan dan besaran.

1.2.TUJUAN 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Terapan. 2. Untuk mengetahui lebih jelas tentang satuan satuan dalam fisika dan penerapannya dalam kehidupan sehari hari.

BAB II ISI

2.1.PENGERTIAN 2.1.1. SISTEM INTERNASIONAL ( SI ) Sistem satuan internasional telah disepakati pada tahun 1960 oleh Konferensi Umum Kesebelas mengenai berat dan ukuran, dengan nama Sistem international (SI). Satuan pengukuran dalam Sistem Internasional ( SI ), dibedakan atas statis dan dinamis. Sistem dinamis terdiri dari dua jenis yaitu sistem satuan dinamis besar dan dinamis kecil. Sistem dinamis besar menggunakan satuan dasar meter, kilogram, dan sekon, biasa disebut MKS atau sistem praktis atau sistem Giorgie, sedangkan sistem dinamis kecil menggunakan satuan dasar centimeter, gram sekon, biasa kita sebut CGS atau sistem Gauss. Besaran Panjang Massa Waktu Satuan ( MKS ) meter kilogram sekon Satuan ( CGS ) sentimeter gram sekon

Tabel 1. Satuan Internasional MKS dan CGS 2.1.1.1.STANDAR SATUAN PANJANG

Sebelum tahun 1960, standar satuan panjang didefinisikan sebagai panjang antara dua goresan pada suatu batang terbuat dari Platina-Iridium yang disimpan pada suatu ruangan yang terkontrol kondisinya standar ini sudah ditinggalkan karena beberapa alasan, antara lain karena ketelitian dari standar ini sudah tidak lagi memenuhi tuntutan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang menuntut ketelitian makin tinggi. Setelah standar panjang di atas ditinggalkan pada tahun 1960, didefinisikan kembali standar panjang baru yaitu : Satu meter didefinisikan sebagai 1 650 763,73

kali panjang gelombang cahaya orange merah yang dipancarkan oleh lampu Krypton86. Pada tahun 1983, standar panjang ini didefinisikan kembali, yaitu : Satu meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya di dalam vakum selama waktu 1/299.791.458 detik. Standar ini yang berlaku hingga kini. Dari definisi yang terakhir ini, maka dapat kita tetapkan bahwa kecepatan cahaya di dalam vakum adalah 299 792 458 meter per sekon.

2.1.1.2.STANDAR SATUAN MASSA

Standar untuk satuan massa sistem Internasional adalah kilogram ( kg ). Massa sebesar 1 kilogram didefinisikan sebagai masa sebuah benda berbentuk silinder yang terbuat dari platina-iridium. Masa standar ini berbentuk silinder dengan diameter 3,9 cm dan tinggi 3,9 cm. Kilogram standar ini disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional, di Sevres, Prancis dan ditetapkan pada tahun 1887. Duplikasi dari kilogram standar ini disimpan di National Institute of Standars and Technology ( NIST ) di Gaithersburg. Bila kita mempunyai benda bermassa 5 kg, berarti benda tersebut mempunyai massa 5 kali massa standar di atas.

Untuk dapat memperoleh gambaran massa dari berbagai benda yang ada di alam semesta ini, lihat tabel 2.

Benda

Massa (kg)

Alam semesta Matahari Bumi Bulan Bakteri Atom hidrogen Elektron

1 x 1052 2 x 1030 6 x 1024 7 x 1022 1 x 10-15 1,67 x 10-27 9,11 x 10-31

Tabel 2. Massa dari beberapa benda dan makhluk hidup di alam semesta ini.

2.1.1.3.STANDAR SATUAN WAKTU

Sebelum tahun 1960, waktu standar dinyatakan dalam hari matahari rata-rata pada tahun1900. Sehingga satu detik didefinisikan sebagai (1/60)x(1/60)x(1/24) hari matahari. Pada tahun 1960 satu detik didefinisikan kembali, hal ini dilakukan untuk dapat memperoleh ketelitian yang tinggi, yaitu dengan menggunakan Jam atom. Standar ini didasarkan pada prinsip transisi atom (proses berpindahnya atom dari suatu tingkat energi ke tingkat energi yang lebih rendah). Dalam alat ini, frekuensi transisi atom dapat diukur dengan ketelitian sangat tinggi yaitu 10 -12. Frekuensi ini tidak bergantung pada lingkungan di mana jam atom ini berada. Oleh karena itu satu detik didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh atom Cesium untuk bergetar sebanyak 9 192 631 770 kali. Dengan menggunakan jam atom ini, waktu hanya berubah 1 detik setiap 300 000 tahun. 2.1.2. BESARAN Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. 2.1.2.1.BESARAN POKOK Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran lain. Untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika, kita biasanya melakukan pengamatan yang disertai dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum tidaklah lengkap apabila tidak disertai data kuantitatif yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat mengukur yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita mengetahui apa yang sedang kita bicarakan itu. Apa yang Anda lakukan sewaktu melakukan pengukuran? Misal Anda mengukur panjang meja belajar dengan menggunakan jengkal, dan mendapatkan bahwa panjang meja adalah 6 jengkal. Jadi, mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan sesuatu lain yang sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Dalam pengukuran di atas Anda telah mengambil jengkal sebagai satuan panjang. Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka disebut besaran. Contoh besaran adalah panjang, massa, dan waktu. Besaran pada umumnya memiliki satuan. Panjang memiliki satuan

meter, massa memiliki satuan kilogram, dan waktu memiliki satuan sekon. Tetapi nanti akan ada beberapa besaran yang tidak memiliki satuan, misalnya indeks bias cahaya dan massa jenis relatif. Sebelum adanya standar internasional, hampir tiap negara menetapkan sistem satuannya sendiri. Penggunaan bermacam-macam satuan untuk suatu besaran ini menimbulkan kesukaran. Kesukaran pertama adalah diperlukannya bermacam-macam alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Kesukaran kedua adalah kerumitan konversi dari satu satuan ke satuan lainnya, misalnya dari jengkal ke kaki. Ini disebabkan tidak adanya keteraturan yang mengatur konversi satuan-satuan tersebut. Akibat kesukaran yang ditimbulkan oleh penggunaan sistem satuan yang berbeda maka muncul gagasan untuk menggunkan hanya satu jenis satuan saja untuk besaran-besaran dalam ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Suatu perjanjian internasional telah menetapkan satuan sistem internasional ( Internasional System of Units ) disingkat satuan SI. Satuan SI ini diambil dari sistem metrik yang telah digunakan di Perancis.

No.

Besaran Pokok

Satuan

Lambang Satuan

1 2 3 4 5 6 7

Panjang massa waktu kuat arus listrik suhu intensitas cahaya jumlah zat

meter kilogram sekon ampere kelvin mol kandela

m kg s A K Mol Cd

Tabel 3. Besaran pokok dan satuan menurut Sistem Internasional ( SI )

No. 1 2

Besaran Pelengkap Sudut datar Sudut ruang radian

Satuan

Lambang Satuan rad Sr

Steradian

Tabel 4. Besaran Pelengkap dan satuan menurut Sistem Internasional ( SI )

1. Meter Definisi lama : Satu meter adalah 1.650.763,73 kali panjang gelombang cahaya merah jingga yang dipancarkan isotop krypton 86. Definisi baru (yang digunakan saat ini) : satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya (dalam vakum) dalam selang waktu 1/299 792 458 sekon. 2. Kilogram Satu kilogram (Kg) adalah massa sebuah kilogram standar (silinder platina iridium) yang aslinya disimpan di lembaga Timbangan dan Ukuran Internasional (CGPM ke-1, 1899) di Serves, Perancis 3. Sekon / Detik Satu sekon (s) adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom sesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9 192 631 770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi di tingkat energi dasarnya (CGPM ke-13; 1967) 4. Kelvin Satu Kelvin (K) adalah 1/273,16 kali suhu termodinamika titik tripel air (CGPM ke13, 1967). Dengan demikian, suhu termodinamika titik tripel air adalah 273,16 K. Titik tripel air adalah suhu dimana air murni berada dalam keadaan seimbang dengan es dan uap jenuhnya. 5. Ampere Satu Ampere (A) adalah kuat arus tetap yang jika dialirkan melalui dua buah kawat yang sejajar dan sangat panjang, dengan tebal yang dapat diabaikan dan diletakkan pada jarak pisah 1 meter dalam vakum, menghasilkan gaya 2 X 10-7 newton pada setiap meter kawat. 6. Candela Satu Candela (Cd) adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi 540 X 1012 hertz dengan intensitas radiasi sebesar 1/683 watt per steradian dalam arah tersebut (CGPM ke-16, 1979)

7. Mol Satu mol zat terdiri atas 6,025 x 1023 buah partikel. ( 6,025 x 1023 disebut dengan bilangan avogadro ). 2.1.2.2.BESARAN TURUNAN DAN DIMENSI BESARAN Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Jika suatu besaran turunan merupakan perkalian besaran pokok , satuan besaran turunan itu juga merupakan perkalian satuan besaran pokok, begitu juga berlaku didalam satuan besaran turunan yang merupakan pembagian besaran pokok. Contoh satuan-satuan besaran turunan dapat anda lihat pada tabel di bawah ini. Penjelasan mengenai bagaimana memperoleh satuan Besaran Turunan akan dipelajari pada pembahasan tentang Dimensi Besaran.

No.

Besaran Turunan

Satuan

Lambang Satuan

1 2 3 4 5 6

Luas Volume Massa jenis Kecepatan Gaya Energi

meter2 meter3 kilogram/meter3 meter/sekon newton joule

m2 m3 kg/m3 m/s N J

Tabel 5. Besaran Turunan dan satuan menurut Sistem Internasional ( SI ) Dimensi ialah suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaranbesaran pokok. Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan lambang huruf tertentu ( ditulis huruf besar ) dan diberi kurung persegi, seperti diperlihatkan pada tabel 6. Dengan alasan praktis, sering dijumpai tanda kurung persegi ini dihilangkan. Dimensi suatu besaran turunan ditentukan oleh rumus besaran turunan tersebut jika dinyatakan dalam besaran-besaran pokok.

No

Besaran Turunan

Rumus

Dimensi

1 2 3 4 5 6

Luas Volume Massa jenis Kecepatan Gaya Energi

panjang x lebar panjang x lebar x tinggi massa volume perpindahan waktu massa x percepatan gaya x perpindahan

[L]2 [L]3 [M][L]-3 [L][T]


-1 -2

[M][L][T]

[M][L]2[T]-2

Tabel 6. Beberapa Besaran Turunan, Rumus dan Dimensi. Dengan mengetahui dimensi dan satuan dari besaran-besaran pokok, maka dengan menggunakan analisis dimensional dapat ditentukan dimensi dan satuan dari besaran turunan. Kegunaan Dimensi : Membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak. Menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar. Menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan besaran fisis tersebut dengan besaran besaran fisis lainnya diketahui. 2.2.PENERAPAN Sistem Satuan Internasional di tetapkan untuk memberikan suatu definisi mengenai sebuah kegiatan eksperimen maupun pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat. Pengukuran terhadap suatu obyek dapat dilakukan dengan menggunakan alat dan metode - metode tersendiri. Sehingga perlu adanya alat ukur untuk mempermudah dalam kegiatan pengkuran.

Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara : 1. Secara Langsung Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai besaran yang diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan. 2. Secara tidak langsung Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk mendapatkan nilai besaran yang diukur. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, faktor yang harus diperhatikan antara lain: 1. Alat ukur yang dipakai 2. Aturan angka penting Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir (atau diragukan). 3. Posisi mata pengukuran ( parallax ) Kesalahan ( error ) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar. Kesalahan dapat diminimalisir dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut : 1. Ketelitian ( accuracy ) 2. Kepekaan 3. Ketepatan ( precision ) 4. Presisi 5. Akurasi

BAB III PENUTUP

3.1.KESIMPULAN Dari uraian yang telah di jelaskan, dapat di simpulkan bahwa Sistem Satuan Internasional menggunakan satuan dasar meter, kilogram, dan sekon, atau biasa disebut sistem MKS dan satuan yang lain yang biasa dipakai dalam fisika adalah centimeter, gram dan sekon atau sistem CGS. SI memberikan suatu penegasan atau definisi terhadap suatu data hasil pengukuran besaran suatu obyek ukur. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Dalam fisika besaran terbagi atas besaran pokok, besaran turunan dan besaran pelengkap. Besaran pokok adalah besaran yang tidak tergantung pada besaran lain dan besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran - besaran pokok. Dengan mengetahui dimensi dan satuan dari besaran-besaran pokok, maka dengan menggunakan analisis dimensional dapat ditentukan dimensi dan satuan dari besaran turunan. Dimensi ialah suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok.

3.2.SARAN

1. Dalam setiap kegiatan pengukuran suatu obyek besaran, hasil harus di cantumkan/dibubuhi ukuran atau satuan yang telah ditetapkan. 2. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, perlu memperhatikan faktor faktor yang mempengaruhinya, agar hasil yang didapatkan tidak terjadi kesalahan ( valid ).

DAFTAR PUSTAKA Jonifan, Lin Lidya dan Yasman. Fisika Mekanika, 2005 www.gurumuda.com/besaran dan satuan, 2007 Purwoko dan Fendi. Fisika SMA kelas XII/system satuan internasional dan besaran. Yudhistira: Jakarta.2007

You might also like