You are on page 1of 9

KONSEP DASAR PENYULUHAN PERIKANAN 2.1.

Arti Penyuluhan Pertanian (Perikanan) Di dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan biasanya diutarakan terlebih dahulu pengertian atau definisinya. Pengertian disini dipakai sebagai pedoman pada uraian-uraian berikutnya. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa peyuluhan perikanan merupakan bagian dari penyuluhan pertanian, maka pengertian yang dikemukakan mengenai penyuluhan pertanian juga meliputi pengertian mengenai penyuluhan perikanan. Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas mengenai pengertian penyuluhan perikanan, berikut ini diuraikan pendapat dari beberapa penulis tentang arti penyuluhan pertanian (perikanan), antara lain:
(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

KELSEY & HEARNE mengemukakan bahwa kegiatan penyuluhan adalah suatu sistem pendidikan di luar sekolah yang mana orang dewasa dan pemuda belajar sambil mengerjakan. Tujuan pokoknya adalah pembangunan masyarakat (extention work is an out school system of education in which adult and young people learn by doing. Its fundmental objective is the development of the people. LEAGANS (1961) memberikan pengertian penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan masyarakat pedesaan mengenai cara hidup yang lebih baik dengan cara meningkatkan usahatani mereka, keluarganya dan kelembagaan masyarakatnya (extention education is the process of teaching rural people how to life better by learning ways to improve their farm, family and community institutions). SAVILE (1964) memberikan pengertian penyuluhan pertanian sebagai suatu bentuk pengembangan masyarakat terutama di bidang pertanian yang menggunakan proses pendidikan sebagai cara pendekatannya untuk memecahkan persoalan-persoalan masyarakat. JACK FERNER, mengemukakan bahwa penyuluhan pertanian merupakan ilmu yang terpakai yang secara khusus mempelajari teori, prosedur dan cara-cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan teknologi baru sebagai hasil penelitian di bidang pertanian dan sosial kepada masyarakat tani melalui proses pendidikan sehingga mereka mengerti, menerima dan menggunakannya untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. MAC. F. MILLIKAN & DAVID HOPGOOD, berpendapat bahwa penyuluhan adalah pendidikan yang sifatnya tidak formal yang ditujukan pada masyarakat pedesaan dari segala umur untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. MOSHER (1968) mengemukakan bahwa peyuluhan pertanian diartikan sebagai suatu pendidikan di luar sekolah yang mempunyai sifat-sifat: (a) Diberikan kepada msyarakat pedesaan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan yang dirasakan pada waktu tertentu yang berhubungan

dengan mata pencahariannya dan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. (b) Mempergunakan teknik khusus. (c) Dijalankan dengan berbagai bantuan kegiatan, bantuan alat-alat, survey, percobaab, evaluasi dan lain-lain. (d) Diselenggarakan dalam suasana kerja sama yang saling menguntungkan dan memuaskan. (7) SOEKANDAR WIRIAATMADJA (1973), bahwa penyuluhan pertanian adalah pendidikan di luar sekolah untuk keluarga-keluarga tani di pedesaan, mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi mau, tahu dan bisa menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapinya secra baik, menguntungkan dan memuaskan. (8) TARYA JOHAR S. & R. SURATNO I. (1978) mengemukakan bahwa penyuluhan pertanian merupakan usaha/kegiatan non formil dalam menimbulkan perubahan perilaku dari sasaran sesuai dengan yang dikehendaki. (9) HASMOSUWIGNYO & ATTILA GARNADI, memeberikan batasan penyuluhan di rumah, ditempat-tempat tertentu atau dimana saja mereka dapat ditemui. (10) MARGONO SLAMET, memberikan batasan penyuluhan sebagai berikut: - Penyuluhan adalah suatu usaha pendidikan - Pendidikan adalah pendidikan untuk semua orang - Penyuluhan adalah pendidikan untuk perbuatan - Penyuluhan adalah proses pendidikan yang berlangsung terus, yakni orang yang disuluh dan yang menyuluh saling menerima dan memberi - Penyuluhan menyalurkan pengetahuan kepada rakyat - Penyuluhan didasarkan kepada kenyataan dan pengetahuan yang ada - Penyuluhan merubah sikap, pengetahuan dan kecakapan semua orang - Penyuluhan adalah belajar sambil berbuat dan dari melihat timbul percaya (seeing is believing) - Penyuluhan mengajar orang bagaimana caranya untuk mendpatkan kepuasan dri keinginannya dan mendorongnya untuk memcari keinginan-keinginan itu. - Penyuluhan membawa pengetahuan kepada orang-orang dan sebaliknya membawa masalah orang-orang itu ke lembaga-lembaga pengetahuan untuk diselidiki, sehingga diketahui cara pemecahannya. - Penyuluhan senantiasa memelihara hubungan dengan para ahli utnuk dapat mengikuti perkembangan pengetahuan terakhir yang perlu diteruskan kepada masyarakat - Penyuluhan menimbulkan keinginan untuk pertanya dan bertindak - Penyuluhan membantu orang-orang utnuk mengerti kesukarannya sendiri dan memberi dorongan kepada mereka untuk memecahkannya - Penyuluhan bekerjasama untuk mengembangkan kesejahteraan & kebahagiaan orang dengan keluarganya, desanya dan negaranya.

Meskipun penulis-penulis tersebut di atas mengemukakan dengan kalimat-kalimat yang berbeda, tetapi intiknya sama, sehingga dalam tulisan ini dapat dikemukakan pengertian dari penyuluhan pertanian (perikanan), yaitu: Penyuluhan pertanian (perikanan) adalah sitem pendidikan di luar sekolah (non formal) untuk para petani (nelayan dan petani ikan) dan keluarganya (ibu nelayan, pemuda nelayan, ibutani, dan pemuda tani) agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraannya sendiri dan masyarakat. Dari pengertian penyuluhan pertanian (perikanan) tersebut terkandung di dlam unsur-unsur: (1) Suatu sistem: yaitu suatu sitem pendidikan diluar sekolah (non formal) (2) Objek kegiatan: yaitu para petani dan keluarganya (3) Manfaat dari kegiatan: untuk merubah perilaku petani dan keluarganya agar mampu, sanggup dan berswadya untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri dan masyarakat. . 2.2. Tujuan Penyuluhan Perikanan Sebagai suatu sistem pendidikan, maka penyuluhan perikanan mengajarkan para petani dan keluarganya tentang sesuatu yang diinginkan, tentang cara untuk mendapatkan kepuasan dan mendorongnya untuk mendapatkan keinginan tersebut. Pada dasarnya keinginan manusia dapat dibagi menjadi 4 (empat): (1) Keinginan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru yang menimbulkan kehendak untuk perubahan dan petualangan. (2) Keinginan untuk mendapatkan keamanan dan ketentraman sehingga terhindar dari segala bahaya dan kekurangan (misalnya pangan, sandang, dan papan) serta melanjutkan pemuasan keinginan lainnya. (3) Keingianan untuk mendapatkan pengakuan yang pada dasarnya adalah meminta pujian dan prestise serta persetujuan kelompoknya. (4) Keinginan untuk mendapatkan balasan yang pada dasarnya untuk meminta kasih sayang dari teman-teman hidupnya, dari seluruh keluarganya dan dari teman-temannya. Penyuluhan perikanan dilaksanakan untuk menambah kesanggupan para nelayan dan petani ikan beserta keluarganya dalam usahanya untuk memperoleh hasil untuk dapat memenuhi keinginan-keinginan mereka dengan jalan merubah perilaku (bertambahnya kesanggupan) dari para nelayan dan petani ikan itu sendiri. Berdasarkan hasil yang diharapkan, maka tujuan penyuluhan perikanan dibedakan: (1) Tujuan dasar (fundamental objectives) merupakan tujuan akhir yang menyangkut kehidupan masyarakat yaitu tercapainya masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual.

(2) Tujuan umum (general objectives) yaitu tujuan yang sifatnya lebih jelas dan spesifik, misalnya membantu masyarakat desa memperbaiki kehidupan para petani dan keluarganya. (3) Tujuan kerja (working objectives), yaitu tujuan yang sifatnya lebih jelas dan dipergunakan sebagai arah kegiatan usaha. Tujuan ini terdiri dari dua arah: (a) Tujuan pihak penyuluh, misalnya mempengaruhi nelayan dan petani ikan untuk mengadopsi cara pengolahan ikan tangkapan (produksi) yang baik; (b) Tujuan kerja nelayan atau petani ikan, misalnya peningkatan produksi usaha tani ikan mereka. Berdasarakan sosioekonomis dibedakan menjadi: (1) Tujuan sosiologis, yaitu adanya perubahan yang memberikan hasil sosiologis, misalnya adanya perubahan perilaku, keluarga nelayan dan petani ikan yang dinamis, maju dan masyarakat yang lebih besar kesadarannya. (2) Tujuan ekonomis, yaitu adanya tambahan pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga produksi hasil tangkapan dan usahataninya dapat meningkat dan pendapatan lebih memuaskan. Berdasarkan waktu untuk mencapainya, tujuan penyuluhan perikanan dibedakan: (1) Tujuan jangka panjang, yaitu tujuan yang karena sifatnya hanya akan tercapai dalam jangka waktu yang lama (25 - 30 tahun atau lebih), misalnya masyarakat nelayan dan petani ikan yang sejahtera material dan spiritual atau taraf hidup nelayan dan petani ikan yang lebih tinggi. (2) Tujuan jangka pendek (5 - 10 tahun atau kurang) merupakan tujuan yang dapat dicapai dalam jangka waktu dekat, misalnya bertambahnya pengetahuan, keterampilan sehingga produksi tangkapan usahataninya meningkat. Berdasarkan tingkatannya, penyuluhan perikanan (pertanian) dibedakan: (1) Better farming, yaitu peningkatan produksi usahatani (2) Better bussiness, yaitu peningkatan pendapatan petani. (3) Better living, yaitu peningkatan taraf kesejahteraan khususnya masyarakat tani.

hidup

Secara umum dapatlah ditarik suatu pengertian bahwa penyuluhan perikanan bertujuan untuk membantu para nelayan dan petani ikan beserta keluarganya untuk men-capai tingkat penangkapan usahatani yang lebih produktif dan efisien sehingga terjadi peningkatan pendapatan dan taraf hidup keluarga nelayan dan petani ikan khususnya dan masyarakat secara keseluruhan lebih memuaskan.

Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan kegiatan-kegiatan yang terencana dengan mengembangkan pengertian, kemampuan dna kecukupan masyarakat tani sehingga dapat memahami kemajuan ekonomi. Menurut Mosher, penyuluhan pertanian (perikanan) mempunyai tiga tujuan utama, yaitu: (1) membantu petani dalam usahanya memperoleh mata pencaharian, (2) membantu petani untuk memperbaiki kehidupannya, dan (3) mengembangkan masyarakat. Harol Dusentary mengemukan bahwa penyuluhan pertanian (perikanan) bertujuan untuk: (1) Menambah pengetahuan petani sehingga petani dapat mengusahakan usahataninya dengan lebih efisien dan meningkatkan pendapatannya. (2) Mendorong petani untuk menghasilkan bahan makanan yang diperlukan agar dapat makan dan hidup yang lebih baik. (3) Menambah pengetahuan petani tentang keadaan dan kesempatan yang ada di luar desanya, sehingga mobilitas petani untuk bekerja di luar desanya menjadi besar. (4) Membuka kesempatan bagi petani untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya. Bakat-bakat yang dimiliki petani disalurkan sehingga bakat tersebut dapat dikembangkan. (5) Membantu masyarakat tani yang bangga akan pekerjaannya, bebas cara berpikir, konstruktif dalam pandangan, cakap dan percaya pada diri sendiri. 2.3. Tugas Penyuluhan Perikanan Penyuluhan perikanan bertugas antara lembaga-lembaga penelitian sebagai sumber inovasi dengan para nelayan dan petani ikan yang membutuhkan inovasi tersebut. Ditinjau dari segi sasaran/petani maka tugas penyuluhan perikanan adalah berusaha agar nelayan dan petani ikan lebih aktif dan dinamis dan berusaha untuk menciptakan iklim agar inovasi yang disampaikan dapat dilaksanakan oleh sasaran tanpa adanya unsur paksaan. Secara skematis hubungan antara lembaga penelitian sebagai sumber inovasi, penyuluhan perikanan sebagai penghubung dan petani sebagai sasaran dapat dilihat pada Gambar 1. Sumber (Lembaga Penelitian) Ahli-ahli Lembaga Pendidikan

Penyuluhan Pertanian -------------------Penyuluh Pertanian

Petani -----------sebagai sasaran

Gambar 1. Hubungan antara penyuluhan perikanan, sumber inovasi, dan nelayan serta petani ikan sebagai sasaran. Dari Gabar 1 terlihat bahwa penyuluhan perikanan merupakan lembaga penghubung dan jembatan antara lembaga penelitian dan lembaga pendidikan yang terdiri dari para ahli lembaga pendidikan, orang-orang berpengalaman dan lain-lain yang merupakan sumber ilmu dan teknologi baru dengan para nelayan dan petani ikan sebagai sasaran penyuluhan. Hasil penemuan dari sumber tersebut umumnya tidak dapat secara langsung dinyampaikannya kepada para sasaran karena keterbatasan tenaga baik dalam hal menyampaikan maupun untuk menyesuaikan hasil penemuan baru tersebut dengan keadaan sasaran. Seperti kita ketahui bahwa penemuan dari suatu lembaga atau para ahli biasanya masih berupa bahasa ilmiah yang kadang-kadang sulit dimengerti oleh para nelayan dan petani ikan sehingga perlu dirubah dan disesuaikan dengan bahasa yang dimengerti oleh para nelayan dan petani ikan. Disinilah pentingnya petugas penyuluh perikanan dalam kegiatan penyuluhan perikanan yaitu sebagai jembatan untuk meneruskan atau penghubung dengan kemampuan yang dimiliki sasaran. Dari Gambar 1 juga ditunjukkan bahwa terdapat hubungan langsung antara nelayan dan petani ikan dengan sumber inovasi. Keadaaan ini hanya terbatas pada para nelayan atau petani ikan yang tergolong maju dan kemampuannya lebih tinggi dibandingkan dengan nelayan atau petani ikan lainnya. Dengan demikian, jumlah nelayan atau petani ikan yang mengadakan hubungan langsung ini sedikit sekali (dalam Gambar 1 ditunjukkan oleh garis putus-putus). Ketiga bentuk hubungan tersebut merupakan hubungan timbal balik. Penyuluhan perikanan selain membawa sumber inovasi yang berasal dari lembaga penelitian untuk disampaikan kepada para petani/sasaran juga membawa masalahmasalah yang dihadapi oleh para petani untuk dicari jalan keluarnya, baik oleh penyuluh itu sendiri maupun untuk diteruskan kepada sumber agar diteliti dan diselidiki sehingga masalah yang dihadapi oleh para nelayan atau petani ikan dapat dipecahkan. Secara umum dapat dikemukakan bahwa tugas dari penyuluh perikanan adalah menebarkan ilmu dan teknologi di bidang perikanan dan membantu para nelayan dan petani ikan agar dapat meningkatkan hasil tangkapan dan hasil usahataninya sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Selain itu, penyuluh perikanan bertugas untuk merangsang petani agar lebih aktif mengusahakan agar keadaan sosial petani lebih harmonis dan yang lebih penting lagi adalah mengumpulkan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani itu sendiri maupun untuk diteruskan pada lembaga-lembaga penelitian. 2.4. Fungsi Penyuluhan Perikanan Sebagai suatu sistem pendidikan, penyuluhan perikanan berfungsi menimbulkan perubahan perilaku sesuai dengan yang dikehendaki. Adanya

perubahan dalam diri nelayan dan petani ikan beserta keluarganya akan dapat berfungsi untuk memecah kan masalah yang dihadapi. Adapun perubahan perilaku yang dikehendaki dalam penyuluhan perikanan adalah: (1) Perubahan sikap mental Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah kecenderungan untuk bertindak lebih baik, misalnya tidak berprasangka buruk terhadap hal-hal yang baru, mau bergotong-royong untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bersama-sama dengan swadana. (2) Perubahan pengetahuan Dengan penyuluhan perikanan diharapkan masyarakat nelayan dan petani ikan dapat bertambah pengetahuannya baik dalam jenis maupun jumlahnya, sehingga dari tambahan pengetahuan tersebut dapat meningkatkan usaha penangkapan dan usahatani ikan, pendapatan dan kesejahteraannya. (3) Kecakapan bertambah Dengan penyuluhan perikanan diharapkan nelayan dan petani ikan sanggup menoganisasikan pengetahuan yang diterimanya sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapi. (4) Keterampilan bertambah Dengan bertambahnya ketrampilan, para nelayan dan petani ikan dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih efektif fan efisien. Selain berfungsi menimbulkan perubahan perilaku, maka penyuluhan perikanan juga berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan lembaga yang menemukan teknologi baru/inovasi baru (Lembaga Penelitian, Perguruan Tinggi dan sebagainya) dengan para nelayan dan petani ikan sehingga teknologi baru tersebut dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan usaha penangkapan dan usahataninya serta membawa masalah yang belum bisa dipecahkan kepada lembaga tersebut di atas agar dicarikan pemecahannya. 2.5. Falsafah Penyuluhan Seperti telah dikemukan, bahwa penyuluhan perikanan merupakan sistem pendidikan, maka falsafah di bidang pendidikan dapat dijadikan dasar dalam merumuskan falsafah di bidang penyuluhan perikanan. Aliran filsafat banyak sekali, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga aliran, yaitu : 1. Aliran idealis, aliran pragmatis, dan aliran realistis. Menurut aliran idealis, kenyataan itu ada dalam pikiran. Manusia adalah makhluk spiritual yang erat hubungannya dengan Tuhan. Kebenaran adalah abadi dan mutlak, diketemukannya dengan jalan tepat karena ilham-ilham. Pengaruh aliran ini bagi pendidikan adalah bahwa realitas itu ada dalam pikiran. Menurut aliran ini, penting sekali kedudukan guru yang bertanggung jawab dan mempunyai dedikasi besar terhadap

pekerjaannya. Pengetahuan yang sudah lampau dihubungkan dengan pengetahuan waktu sekarang dan harus dapat meramalkan penggunaan pengetahuan itu dikemudian hari. Menurut aliran pragmatis, kenyataan itu ada dalam pengalaman, yani untuk masing-masing orang berbeda, tergantung dari latar belakang dan pengalamannya. Sesuatu yang dilihat tidaklah menurut wujudnya, tetapi menurut keadaan kita sendiri. Karena kenyataan itu ada adalam pengalaman, maka apa yang kita lakukan itu adalah hanya hasil praktis saja. Aliran ini berpendapat bahwa manusia itu adalah makhluk biologis dan sosiologis dan kebenaran itu dapat berubah-ubah dan sifatnya nisbi dan relatif. Sesuatu yang benar sekarang mungkin tidak benar lagi keesokan harinya. Hal ini tergantung dari pengalaman dan erat hubungannya dengan penilaian dan kebutuhan manusia. Pengaruh aliran ini terhadap pendidikan banyak sekali. Mereka menempatkan pendidikan sebagai lembaga utama kehidupan. Bila kebenaran itu adalah hasil pengalaman, maka belajar harus sambil berbuat (learning by doing). Menurut aliran realisme, kenyataan itu ada dalam alam. Hukum alam merupakan hukum kenyataan. Kita harus ilmiah dan objektif serta harus bebas dari subjektivitas, prasangka dan tahyul. Kita hanya memperdulikan fakta-fakta saja. Menurut aliran ini manusia itu adalah makhluk hasil evolusi dan selalu berada dalam proses tersebut. Manusia itu makhluk rasionil, yang dapat berpikir dan berkomunikasi dan telah memperkembangkan kesadaran dirinya. Kebenaran itu dapat dicari dengan cara-cara objektif dan ilmiah yang teliti dan tepat. Pengaruhnya terhadap pendidikan adalah mereka percaya bahwa muridmuridnya mengenal dan mngerti kekuatan alam yang membentuk dunia ini. Untuk memperoleh fakta, maka setiap lembaga pendidikan harus mnyediakan laboratorium sehingga dapat menelaah hukum-hukum dasar dari alam secara alamiah. Setelah kita mengenal ketiga aliran falsafah pendidikan tersebut di atas, tinggallah kita sekarang mengenal falsafah penyuluhan perikanan. Dalam hal ini, kita berpijak lebih kokok bila landasannya lebih kuat dan lebih luas. Maka falsafah penyuluhan perikanan cenderung untuk menganut suatu kombinasi dari ketiga aliran falsafah pendidikan tersebut. Sebelumnya telah diungkapkan bahwa tujuan penyuluhan perikanan adalah miningkatkan taraf hidup khususnya para nelayan dan petani ikan beserta keluarganya dan masyarakat secara keseluruhan. Bila tujuan ini telah tercapai, maka akan tercipta masyarakat adil dan makmur yang merupakan pencerminan aliran idealisme. Aliran pragmatisme ditunjukkan oleh adanya prinsip dalam penyuluhan perikanan, yaitu belajar sambil berbuat (learning by doing), sedangkan adanya prinsip melihat baru percaya (seeing is believing) sebagai dasar untuk kepercayaan yang logis dan ilmiah dari aliran realisme.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa falsafah yang perlu diperhatikan dalam penyuluhan perikanan adalah: (1) Bahwa keinginan, kemampuan dan kesanggupan untuk maju secara potensial ada pada nelayan dan petani ikan. (2) Bahwa petani tidak bodoh, selalu mau belajar dan sanggup berkreasi. (3) Bahwa belajar dengan mengerjakan sendiri akan lebih efektif karena apa yang dikerjakan/dialami sendiri akan berkesan dan melihat pada diri nelayan dan petani ikan akan menjadikan kebiasaan baru. (4) Bahwa setiap keputusan dalam kegiatan usaha penangkapan dan tani-ikan sepenuhnya ada pada nelayan/petani ikan.

Bagi petugas penyuluhan perikanan, karena mereka sebagai pendidik dan sekaligus sebagai teman dari para petani, maka salah satu falsafah yang dapat digunakan adalah falsafah taman siswa yang berbunyi : Ing ngarso sungtolodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani. Hal ini baerarti bahwa penyuluh sewaktu berada di depan harus memberi contoh dan sebagai pelopor untuk ditiru, bila berada di tengah-tengah petani maka penyuluh harus mengambil inisiatif untuk membangkitkan keinginan masyarakat untuk berbuat dan bila penyuluh berada di belakang harus berusaha untuk mempengaruhi yang berada di depan bila langkah yang dilaksanakan tersebut benar.

You might also like