You are on page 1of 8

CARSINOMA MAMAE (KANKER PAYUDARA)

A. PENGERTIAN Carcinoma mamae (Ca. Mamae) adalah pertumbuhan ganas sel-sel epitel pada payudara. Ca Mamae merupakan masalah utama di USA sedangkan di Indonesia menduduki urutan ke-2 dari insiden semua tipe kanker. B. ETIOLOGI Tidak ada penyebab yang spesifik dari Ca. Mamae, adapun faktor-faktor resiko yang menyebabkan Ca. Mamae antara lain: 1. Riwayat pribadi tentang Ca. Mamae. Resiko mengalami Ca. Mamae pada mamae sebelahnya meningkat 1% setiap tahun. 2. Anak perempuan atau saudara perempuan(hubungan keluarga kandung) dari wanita dengan Ca. Mamae. Resikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena Carsinoma sebelum berusia 60 tahun, resiko meningkat sampai 4-6 kali jika Ca. Mamae terjadi pada dua orang saudara langsung. 3. Menarke dini. Resiko Ca. Mamae meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun. 4. Nulipara dan usia marternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang mempunyai anak pertama setelah 30 tahun mempunyai resiko 2 kali lipat untuk mengalami Ca. Mamae dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama pada usia sebelum 20 tahun. 5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko untuk mengalami Ca. Mamae. 6. Riwayat penyakit Mamae jinak. Wanita yang mempunyai tumor mamae di sertai perubahan epitel proliferatif mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami Ca. Mamae, wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit

ini. 7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun berisiko hampir dua kali lipat. 8. Obesitas. Wanita gemuk yang di diagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi, yang lebih sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat. 9. Kontrasepsi Oral. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral beresiko lebih tinggi untuk mengalami Ca. Mamae. 10. Terapi Penggantian Hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan estrogen suplemen dan menggunakannya untuk jangka panjang ( lebih dari 10-15 tahun) dapat mengalami peningkatan resiko. 11. Masukan alkohol. Resiko Ca. Mamae meningkat dua kali lipat pada wanita yang minum alkohol tiga kali sehari. C. MANIFESTASI KILNIK 1. Lesi tidak tersa nyeri: pembengkakan dan eritema. 2. Terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur. 3. Retraksi pada papila dan lesi yang terdapat pada dinding dada. 4. Metastasi kekulit dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi. D. PENTAHAPAN CA. MAMAE Pentahapan mencakup mengklafikasikan kanker payudara berdasarkan pada keluasan penyakit. 1. Tahap I terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm , tidak mengenai nodus limfe, dan tidak terdeteksi adanya metastasis 2. Tahap II terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, dengan nodus limfe dan terfiksasi negatif atau positif, dan tidak terdeteksi adanya metastasis. 3. Tahap III terdiri atas tumor yang lebih besar 5 cm atau tumor dengan

sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding, dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikuler, dan tanpa bukti adanya metastasis. 4. Tahap IV terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran, dengan nodus limfe normal atau kankerosa , dan adanya metastasi jauh. E. TIPE CA. MAMAE 1. Karsinoma duktal menginfiltrasi Merupakan tipe histologi yang paling umum, 75% dari semua jenis Ca. Mamae. Kanker ini sangat jelas karena keras saat dipalpasi. Kanker ini biasanya bermetastasis ke nodula aksila. Prognosisnya lebih berat di bandingkan dengan tipe kanker lainnya. 2. Karsinoma lobular menginfiltrasi Kanker ini jarang terjadi, merupakan 5-10% Ca. Mamae. Tipe ini lebih umum multisentris sehingga dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah satu atau kedua mamae. 3. Karsinoma medular Menempati sekitar 6% dari Ca. Mamae dan tumbuh dalam kapsul didalam duktus. 4. Karsinoma musinus Menempati sekitar 3% dari Ca. Mamae. Penghasil lendir tumbuh dengan lambat sehingga prognosisnya lebih baik dari kanker yang lainnya. 5. Karsinoma duktal tubular Jarang terjadi, menempati hanya sekitar 2% dari kanker. 6. Karsinoma inflamatori Sangat jarang ditemukan yaitu sekitar 1-2% dan menimbulkan gejala yang berbeda dari Ca. Mamae yang lainnya. 7. Penyakit paget mamae Tipe Ca. Mamae yang jarang terjadi. Gejala yang sering timbul adalah rasa terbakar dan gatal pada mamae.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Mamografi Tujuan utama dari pemeriksaan mamografi adalah untuk mendeteksi dini keganasan mamae. Mamografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lunak secara dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif lebih sedikit. Indikasi dilakukannya mamografi adalah: a. Adanya tonjolan dan rasa tidak enak pada mamae. b. Pada wanita dengan riwayat resiko tinggi untuk mendapat keganasan mamae. c. Pembesaran kelenjar getah bening yang diragukan. Kelainan yang ditemukan pada mamografi: a. Tanda-tanda primer 1) Terdapatnya rontgenologik dari pada Ca. Mamae 2) Batas-batas tumor Aspek bayangan mamae tergantung dari infiltrasi dalam jaringan sekitarnyadan fibrosis reaktif, sehinggabatas-batasnya menjadi tidak teratur, kurang luas dan kabur serta kadang-kadang terdapat Comet Sign yaitu tanda-tanda yang menyerupai bentuk komet. 3) Perbedaan besarnya tumor, biasanya tumor ganas lebih besar pada palpasi dan bayangannya difoto rontgen. 4) Perkapuran pada mamae Perkapuran pada mamae mempunyai peran penting dalam diagnostik rontgenologik. b. Tanda-tanda sekunder 1) Retraksi kulit 2) Penebalan kulit 3) Perubahan posisi papila 4) Keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur lagi

5) Infiltrasi dalam jaringan lemakdi belakang mamae 6) Metastasis dikelenjar limfe aksiler

2. Ultrasonografi Indikasi USG ada mamae a. Mamae yang padat pada mamografi b. Pada mamae wanita hamil, menyusui dan remaja c. Pada penyakit infeksi mamae d. Lesi yang berbatas tegas 3. MRI (Magnetik Resonance Imaging) Pemeriksaan ini mengunakan Medan magnet tanpa menggunakan sinar CDAN menghasilkan potongan 3 dimensi (Axial, frontal dan sagital) dan pemeriksaan ini digunakan du negara maju untuk mendeteksi keganasan mamae jenis inbular invasif yang sulit terdeteksi dengan pemeriksaan mamografi. 4. Biopsi Tehnik ini untuk menentukan diagnosis histologis dan jeringan dari Ca. Mamae mencakup biopsi eksisi dan biopsi inti. G. PENATALAKSANAAN 1. Mastektomi Merupakan pilihan pengobatan untuk Ca. Mamae yang tergantung pada tipe ukuran dan lokasi tumor, juga karakteristik klinis (derajat). a. Mastektomi simplek Mengangkat sekuruh jaringan mamae dalam bentuk elips/oval dengan seluruh kulit dan papila, garis tengah minimal 10-15 cmtanpa mengangkat kelenjar getah bening regional tetapi dilakukan pengangkatan fasia pektoralis. b. Mastektomi radikal Mengangkat kulit lemak sehingga memerlukan transplantasi kulit. 2. Kemoterapi Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran secara sistemik dan juga dipakai sebagai terapi anjuran. Kemoterapi anjuran

diberikan pada klien yang ditemukan metastasis disebuah atau beberapa kelenjar pada pemeriksaan hispatologik pada pasca bedah mastektomi. 3. Terapi hormonalindikasi pada penyakit sistemik berupa metastasis jauh, biasanya dberikan secara paliatif ebelum kemoterapi karena efek terapinya lebih lama dan efek sampingnya kurang. Terapi hormon paliatif dapat dilakukan pada penderita premenopause. 4. Radioterapi Dengan pembedahan penyelamatan payudara, penyinaran terapi biasanya dilakukan setelah insisi massa tunor untuk mengurangi kecederungan kambuh. Radiasi penyinaran eksternal diberikan secara setiap hari selama 45 minggu pada seluruh regio payudara. H. PROSES KEPERAWATAN 1. Pengkajian Riwayat kesehatan mencakup suatu pengkajian tentang reaksi klien terhadap diagnosis dan kemampuannya untuk mengatasi situasi tersebut. Pertanyaan yang berhubungan mencakup antara lain: a. Bagaimana klien berespon terhadap diagnosis? b. Mekanisme koping apa yang klien temukan yang paling membantu? c. Dukungan psikologis atau emosional apa yang digunakan klien? d. Bagian informasi apa yang paling penting yang klien butuhkan? e. Apakah klien mengalami suatu ketidakberdayaan? 2. Diagnosa Keperawatan a. Kurang pengetahuan tentang Ca. Mamae dan pilihan pengobatan b. Koping individu tidak efektif b/d diagnosis kanker, pengobatan dan prognosis c. Nyeri dan ketidaknyamanan d. Kerusakan integritas kulit

e. Gangguan citra tubuh b/d mastektomi dan efek samping radiasi dan kemoterapi f. Kurang perawatan diri b/d immobilitas parsial lengan atas g. Potensial disfungsi seksual b/d kehilangan bagian tubuh

LAPORAN PENDAHULUAN CARSINOMA MAMAE DI RUANGAN CENDRAWASIH I RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU

OLEH

MARISA 0711464796

Pembimbing Akademik: ERWIN, M.kep Pembimbing Lapangan: Ns. AZLINA, Skep

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU 2008

You might also like