You are on page 1of 3

Petroleum diesel yang diturunkan terdiri dari sekitar 75% hidrokarbon jenuh (ter utama paraffins termasuk n, iso,

dan cycloparaffins ), dan 25% hidrokarbon aroma tik (termasuk naphthalenes dan alkylbenzenes ). Rumus kimia rata-rata untuk baha n bakar diesel yang umum adalah C 12 H 23, mulai sekitar dari C 10 H 20 sampai C 15 H 28. yang palinbg banyak dibahas di dalam solar adalah kandungan cetane. Cetane adalah un-rantai bercabang terbuka alkana molekul yang menyalakan sangat mudah dan kompresi, jadi diberi nomor setana 100, sedangkan alfa-metil napthalen e ditugaskan sejumlah setana 15. Semua hidrokarbon dalam bahan bakar diesel yang diindeks ke setana untuk seberapa baik mereka menyalakan dan kompresi. Jumlah s etana karena itu mengukur seberapa cepat bahan bakar mulai menyala (auto-menyatu ) dalam mesin diesel kondisi. Karena ada ratusan komponen dalam bahan bakar sola r, dengan masing-masing memiliki kualitas setana yang berbeda, jumlah keseluruha n setana diesel adalah kualitas setana rata-rata semua komponen. Ada setana sebe narnya sangat sedikit bahan bakar solar. Minyak Solar (HSD) High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang memiliki angka performa c etane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin trasportasi mesin d iesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermoto r trasportasi dan mesin industri. Pertamina Dex Adalah bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka performa tinggi dengan cetane number 53 k eatas, memiliki kualitas tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm, jenis BBM ini direkomendasikan untuk mesin diesel teknologi injeksi terbaru (Diesel Co mmon Rail System), sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan ekonomis ser ta menghasilkan tenaga yang lebih besar. Kadar Oktan 67 SPBU Sesuai Standar Kamis 12 Agustus 2010 Ramainya pemberitaan yang mengaitkan kegagalan fungsi peralatan pompa bahan baka r (fuel pump) pada kendaraan roda empat dengan kualitas premium yang buruk pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Dinas Perindustrian dan En ergi DKI Jakarta menyatakan hal itu bukan diakibatkan buruknya kualitas premium pada SPBU tersebut. Bahkan, hasil pengujian pada 67 SPBU di Jakarta kadar oktan premium yang dikelua rkan sesuai standar Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementeria n Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Begitu pun kadar setana pada solar yang dikeluarkan masih sesuai standar instansi tersebut, sehingga dipastikan tidak m erusak pompa bahan bakar pada kendaraan. Kepala Dinas Perindustrian dan Energi (P&E) DKI Jakarta, Yusuf Effendi Pohan, me ngatakan dinasnya telah secara rutin melaksanakan pemeriksaan dan pengujian kual itas bahan bakar minyak (BBM) pada SPBU, baik milik operator PT Pertamina maupun operator asing seperti Shell, Total dan Petronas. Dinas P&E DKI menguji kualita s angka atau kadar oktan untuk jenis bensin dan setana untuk jenis solar dengan standar angka berdasarkan Surat Keputusan (SK) Dirjen Migas No. 3674 K/24/DJM/20 06 yaitu minimal angka 88 untuk kadar oktan bensin, dan berdasarkan SK Dirjen Mi gas No. 2675 K/24/DJM/2006 yang mengatur angka minimal 48 untuk kadar setana sol ar. Kadar oktan maupun setana merupakan angka yang menunjukkan kualitas suatu jenis B BM yang diperdagangkan. Tambah tinggi angka oktan dan setana, kualitasnya lebih

baik dan harganya lebih mahal, kata Yusuf Effendi Pohan di Jakarta, Rabu (11/8). Pengujian di lapangan dilakukan dengan menggunakan peralatan milik Dinas P&E DKI Jakarta. Apabila dalam pengujian di lapangan didapatkan hasil di bawah standar Dirjen Migas, petugasnya akan mengambil contoh atau sampel untuk dilakukan pengu jian resmi di laboratorium yang terakreditasi milik Pusat Penelitian dan Pengemb angan Teknologi Minyak dan Gas Bumi Lemigas. Namun, berdasarkan hasil penelitian Dinas P&E DKI terhadap 60 SPBU di Jakarta da n 7 SPBU di laboratorium Lemigas, yang dilakukan sejak Januari-Juli 2010, dinyat akan tidak dijumpai angka oktan dan setana di bawah standar Dirjen Migas. Sehing ga dipastikan kualitas bensin jenis premium dan solar di Jakarta dapat dipertang gungjawabkan atau dalam kualitas baik. Tidak hanya melakukan pengujian di lapangan, Pohan juga meminta petugas SPBU mel akukan pengujian langsung setiap pengisian tangki pendam BBM dari mobil tanki. P etugas harus menguji kualitas BBM dengan mengukur berat jenis dan temperatur BBM serta memeriksa secara visual warnanya. Selain itu, setiap hari petugas harus m elakukan pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan air pada BBM di tan gki pendam. Juga berdasarkan informasi sementara dari pihak Pertamina yang sudah melaksanakan pengambilan sampel dan diuji di laboratorium terakreditasi. Pengujian dilakukan dengan parameter angka oktan, setana, kandungan zat kimia sperti sulphur dan ti mbal. Hasilnya masih sesuai dengan standar yang ditentukan, ujar Pohan. Dia mengakui hingga saat ini kerusakan pompa bahan bakar pada mobil dan taksi ya ng diakibatkan kandungan sulphur atau air di atas standar atau dikarenakan kotor nya tangki timbun pada SPBU belum bisa dipastikan sebagai penyebab utama kerusak an fuel pump. Karena itu, dia meminta Pemerintah Pusat bekerja sama dengan penel iti independen melakukan penelitian dan pemeriksaan lebih spesifik untuk mencari kejelasan penyebab terjadinya kegagalan atau kerusakan fuel pump tersebut. Kendati demikian, Pohan menduga kerusakan pompa bahan bakar pada mobil dan taksi dikarenakan adanya ketidakcocokan antara jenis BBM yaitu premium yang diperdaga ngkan dengan spesifikasi pompa bahan bakar kendaraan yang menuntut kadar oktan d i atas premium. Dugaan ini melihat kendaraan yang mengalami kerusakan pompa bahan bakar didominasi keluaran tahun 2005 ke atas, tandasnya. Reporter: lenny (beritajakarta.com) Angka Setana Angka setana menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk menyala sendiri (auto ignit ion). Skala untuk angka setana biasanya menggunakan referensi berupa campuran an tara normal setana (C16H34) dengan alpha methyl naphtalene (C10H7CH3) atau denga n heptamethylnonane (C16H34). Normal setana memiliki angka setana 100, alpha met hyl naphtalene memiliki angka setana 0, dan heptamethylnonane memiliki angka set ana 15. Angka setana suatu bahan bakar biasanya didefinisikan sebagai persentase volume dari normal setana dengan campurannya tersebut. Angka setana yang tinggi menunjukkan bahwa bahan bakar dapat menyala pada temper atur yang relatif rendah, dan sebaliknya angka setana rendah menunjukkan bahan b akar baru dapat menyala pada temperatur yang relatif tinggi. Penggunaan bahan ba kar mesin diesel yang mempunyai angka setana yang tinggi dapat mencegah terjadin ya knocking karena begitu bahan bakar diinjeksikan ke dalam silinder pembakaran

maka bahan bakar akan langsung terbakar dan tidak terakumulasi.

You might also like