You are on page 1of 32

Naskah Khutbah Idul Adha 1432 H

TAUHID, PENGURBANAN DAN KEADILAN


Oleh :

Dr. KH. Ahmad Syafii Mufid, APU

PUSAT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN ISLAM JAKARTA

(JAKARTA ISLAMIC CENTRE)


2011

Naskah Khutbah Idul Adha 1432 H

TAUHID, PENGURBANAN DAN KEADILAN


Diterbitkan oleh : Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) Jl. Kramat Jaya, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara Telp. 021-441 3069 Fax. 021-4483 5349 www.islamic-center.or.id Penulis : Dr. KH. Ahmad Syafii Mufid, APU. Penyunting : Paimun A. Karim, Darmi AR, S. Ag, Marhadi Muhayar, Lc, MME Cover & Lay out : Paimun A. Karim 10 Dzulhijjah 1432 H / November 2011 M

TAUHID, PENGURBANAN DAN KEADILAN


Dr. KH. Ahmad Syafii Mufid, APU.

Kaum Muslimin dan Muslimat Rahimakumullah, Hari ini kembali kita tunaikan shalat Idul Adha dan penyembelihan kurban. Allah SWT kita agungkan nama-Nya melalui tahlil,tahmid dan takbir. Dengan mengagungkan asma dan sifat Allah Allah kita berharap mendapatkan petunjuk untuk menemukan makna semua ibadah dalam perjalanan hidup sehingga kita dapat kembali
4

kepada Allah melalui jalan yang lurus (shirath al mustaqiim)? Mudah-mudahan takbir, tahmid, tahlil, shalat Idul Adha dan penyembelihan kurban pada hari ini tidak sekedar ritual tahunan, tanpa makna. Haji, shalat Idul Adha dan penyembelihan kurban terus berlangsung setiap tahun, tetapi kita tetap dalam kebiasaan lama (habitus) yaitu mengabdi kepada kebendaan (materialisme) dan tidak segera kembali kepada Allah SWT, mentauhidkan yang benar Esa yakni Allah SWT. Dia-lah tujuan kita, dan keridhaan Allahlah yang kita cari dalam hidup ini. (Ilaahi anta maqshuudii wa ridhaaka mathluubii a`thini mahabbataka wa marifataka).

Kembali Kepada Tauhid


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahilham Kaum muslimin rahimakumullah, era kita sekarang ini terdapat kecendrungan merosotnya aqidah dan akhlaq yang luar biasa. Bangsa
5

Indonesia, bangsa muslim terbedar di dunia, sedang menderita sakit. Lebih dari 150 orang kepala daerah provinsi, kabupaten dan kota yang menjadi tersangka korupsi dan bahkan sebagian besar telah terbukti dalam melakukan tindak pidana korupsi. Ribuan aparatur pemerintah terlibat manipulasi perencanaan dan penggunaan anggaran negara untuk kepentingan pribadi. Wakil-wakil rakyat di semua tingkat terlibat percaloan. Aparat penegak hukum juga mengalami masalah dan menderita penyakit yang sama. Para pemuka agama, ulama dan zuama juga mengalami degradasi peran, alih-alih melaksanakan fungsi kerasulan (profetik); tilawah, tazkiyah, talim al kitab wal hikmah, ulama cenderung mencari posisi duniawi. Ketika orang-orang besar sudah silau dengan kemewahan terkait dengan pemilikan dan kemewahan rumah dan mobil, diversifikasi investasi bisnis, dan gaya hidup, bagaimana dengan umat dan masyarakat kecil? Mereka juga melakukan hal yang sama. Rakyat meniru para
6

pemimpinnya. Halal dan haram tidak penting, yang penting bagaimana mendapatkan uang. Untuk mendapatkan pekerjaan mereka rela menyuap, rela memilih pemimpin yang fasik, mau membayar upeti dan menggadaikan harga diri. Jika upaya untuk memperoleh pekerjaan halal juga susah, mereka mengambil jalan pintas dengan sadar, melanggar hukum agama dan pidana. Sebetulnya mereka tidak memiliki kompetensi untuk sebuah pekerjaan atau jabatan, tetapi sekali lagi karena uang, pendapatan dan fasilitas mereka menerima amanat besar. Mereka lupa bahwa amanat itu akan dipertanggungjawabkan di hari akhirat. Mereka mengira bahwa harta benda, kehormatan dan kebesar duniawi itu kekal. Tidak! Tidak ada yang kekal kecuali Allah Swt.

Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitunghitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, tidak, sekali-kali tidak, ia akan dicampakkan ke dalam neraka Hutamah. ( Q.S. Humazah,104: 1-4). Sayidina Ali KAW, dalam kitab Riyadhus Shalihin, pernah meriwayatkan bahwa roh orang yang meninggal dunia mendatangi kerumunan anak, cucu dan kerabat yang sedang bertaziyah dan bertanya kepada mereka? Apa yang dapat kalian berikan kepada saya (roh orang meninggal) jawab roh keluarga yang hadir: kami hanya dapat mengantarkanmu sampai ke kuburan. Roh pun kemudian menyapa harta benda yang ditinggalkannya. Apa yang dapat engkau berikan kepadaku wahai harta? Harta pun menjawab, wahai roh, aku tidak dapat memberikan kepadamu kecuali sehelai kain kafan. Apa arti dialog ini wahai kaum muslimin? Apa arti semua ini? Pantaskah kita kaum muslimin mengikuti terus menerus sistem kebendaan (materialisme)
8

seperti ini? Bagaimana kita bisa kembali ke jalan Allah? Tidak ada jalan kebenaran, kecuali kita kembali meng-Esa-kan Allah Tidak ada tuhan kecuali Allah! Visi utama kita adalah perjumpaan atau liqa Allah. Tidak ada cita-cita yang tinggi kecuali keinginan kembali kepada Nya (irjiii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyyah).

Hikmah Qurban
Qurban menurut bahasa berasal dari kata bahasa Arab : Qaaraba, yuqaaribu, qurbaanan, wa qirbaanan yang artinya mendekatkan. Menurut istilah, qurban berarti mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya. Qurban dalam pengertian kita sehari-hari sebenarnya diambil dari kata udhhiyah yakni bentuk jama dari kata dhahiyyah yaitu sembelihan pada waktu Dhuha tanggal 10 sampai dengan 13 Dzulhijjah. Dari sinilah muncul istilah Idul Adha. Dengan demikian yang dimaksud dengan qurban atau udhhiyah adalah penyembelihan
9

hewan dengan tujuan beribadah kepada Allah pada hari raya Idul Adha dan tiga hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Apa arti qurban bagi individu atau yang berqurban dan apa hikmah syariat qurban ini bagi umat manusia? Qurban adalah ritual atau ibadah yang sangat bermakna bagi penyucian jiwa individu dan qurban juga sekaligus sebagai perwujudan sikap kepekaan sosial terhadap sesama. Kalau kita perhatikan urut-urutan pelaksanaan rukun Islam maka qurban adalah ibadah yang menyertai pelaksanaan rukun Islam yang ke lima yakni ibadah haji. Oleh karena itu, qurban menempati posisi paling menentukan dari serangkaian religiositas umat muslim. Kisah pengurbanan Ibrahim-Ismail, sungguh sangat menggetarkan semua jiwa hamba Allah. Q.S. Al Shaaffat (37): 102-107).

10

(Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), nyatalah kesabaran keduanya. Dan Kami panggil dia: Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
11

Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar).

Makna Qurban Kekinian

dalam

Konteks

Allah SWT memberikan banyak pelajaran kepada umat manusia melalui syariat kurban. Pertama, qurban itu untuk menguji apa dan siapa dan sebenarnya yang menjadi orientasi atau tujuan hidup manusia. Apakah harta seperti ujian bagi anak-anak Adam (Habil dan Qabil) atau kecintaan kepada anak (ujian Ibrahim) dibanding dengan kecintaan kepada Allah SWT? Kedua, qurban adalah ujian tentang ketulusan, keikhlasan, kesabaran menghadapi berbagai dinamika kehidupan, terutama perhatian dan kecintaannya kepada sesama manusia sebagai makhluk Allah. Tentu saja, bagi orang-orang mukmin menyikapi firman-firman Allah tersebut tidak ada kata lain kecuali Samina wa athana. Artinya iya, Allah lebih aku cintai ketimbang
12

harta dan anak-anak kami. Begitu juga sikap orang mukmin, selalu peka terhadap penderitaan sesama mukmin dan juga kepada sesama umat manusia. Rasa kemanusian bagi orang mukmin ini berpangkal pada pengajaran Rasulullah SAW bahwa daging qurban itu dibagi dan didistribusikan menjadi tiga kategori. Satu bagian untuk keluarga yang berqurban, satu bagian untuk tetangga dan teman, dan satu bagian lagi untuk orang-orang miskin baik yang memintaminta maupun yang tidak meminta-minta. Solidaritas Islam ini tidak hanya untuk orangorang miskin dari kalangan muslim, tetapi juga untuk non muslim. Abu Daud dan Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadis dari Abdullah bin Amr bin Ash, bahwa keluarganya sedang menyembelih seekor domba. Tatkala daging domba sudah diserahkan kepadanya, maka ia bertanya, Apakah kalian sudah memberikan dagingnya kepada tetangga kita yang Yahudi? Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Jibril senantiasa berwasiat kepadaku
13

tentang tetangga, hingga aku mengira dia akan menjadikannya sebagai ahli waris. Ujian dan perintah Allah untuk berqurban ini berlaku abadi. Semua umat manusia pada setiap zaman dan tempat mendapatkan ujian dan pelajaran yang sama. Kita tidak akan pernah paham dan mendapatkan keutamaan qurban kecuali telah tercerahkannya jiwa kita. Ketaqwaan adalah sikap mental dan perbuatan yang mengantarkan qurban kita diterima oleh Allah. Keikhlasan, kejujuran dan kesabaran membimbing kita mencintai Allah dan akhirnya juga mencintai makhluk ciptaan-Nya. Kekafiran dan kekotoran jiwa yang dialami oleh seseorang dapat juga mengantarkannya berkurban. Namun qurbannya bukan untuk Allah tetapi untuk kepentingan kehormatan dan pujian, kesombongan dan penginaan sesama. Kalau kita sudah dapat berqurban dengan menyembelih binatang dengan niat dan sikap yang benar, insya Allah kita akan bisa menyembelih hawa nafsu kita atau sifat-sifat kita
14

yang tidak terpuji. Oleh karena itu, selain takbir dalam penyembelian, Rasulullah mengajari kita agar berdoa tatkala darah menetes ke tanah, tangan kita menengadah ke langit memohon kepada Allah agar sifat-sifat buruk yang ada pada jiwa kita juga disembelih atau dipotong (H.R. Muslim). Kaum muslimin mesti dapat belajar dari ibadah qurban. Ibadah ini pada hakikatnya pembelajaran agar kita dapat terus menerus mengoreksi dan memperbaiki diri dengan cara mengikuti pengajaran Allah dan Rasul-Nya.

Inilah jalan yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. ( Q.S. Al Anam (6): 153
15

Berat sekali ujian keimanan pada era global seperti sekarang ini. Idealisme sulit ditemukan dan pragmatisme menjadi fenomena sehari-hari. Merosotnya nilai-nilai ideal tidak saja dalam dunia bisnis tetapi juga dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bahkan dalam kehidupan beragama. Kalau dalam masyarakat, orang yang dipandang dan dihormati adalah mereka yang memiliki kekayaan berlebih, maka korupsi akan tumbuh subur. Suara dan jeritan kaum fakir miskin dan rakyat jelata sudah tidak lagi diperhatikan. Tangisan bayi dan orang tua yang hidup sengsara sudah tidak didengar lagi. Dan jika para pemimpin bangsa (eksekutif, legislatif dan yudikatif) sudah berlomba-lomba memamerkan kekayaan dan kewewahan maka tunggullah azab Allah yang terus datang silih berganti. Allah berfirman:

16

Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri pembesar-pembesar yang jahat, agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya (Q.S. Al Anam (6): 123). Juga firman Allah:

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orangorang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (Q.S. Al Isra (17): 16).
17

Bukankah negeri ini telah diuji dengan berbagai peringatan oleh Allah SWT melalui berbagai bencana alam? Sejak akhir Desember 2004, gempa dan tsunami telah menghancurkan Aceh dan menelan korban ratusan ribu jiwa, gempa Yogyakarta Mei 2006, tsunami di Pangandaran dan sekitarnya, lumpur Sidoarjo akibat Lapindo yang sampai sekarang belum bisa diatasi disusul banjir, tanah longsor, gempa bumi di mana-mana dan kecelakaan kereta api, pesawat terbang dan seterusnya. Menjelang akhir tahun 2010 kita juga diuji dengan banjir bandang di Wasior Papua Barat, Gempa dan Tsunami di Mentawai dan Gunung Merapi yang meletus. Pada tahun 2011 bencana moral semakin terkuak dengan berbagai kasus sebagaimana yang telah kita lihat dan dengan dari berbagai media. Ratusan orang meninggal dunia, terluka dan kehilangan harta benda serta kerusakan lingkungan yang luar biasa. Penderitaan disebabkan oleh bencana alam, sosial dan moral sangat luar biasa yakni
18

pesimisme dan keputusasaan. Apa arti semua itu wahai bangsa Indonesia, wahai kaum muslimin Indonesia? Firman Allah:

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S. Ar Ruum ((30): 41). Siapa peduli? Sedikit sekali yang mau merenungkan, memahami dan melakukan aksi untuk amar maruf nahi munkar.

19

Kembali ke Jalan yang Benar, Jalan Keadilan


Kembali ke jalan yang benar, adalah mengagungkan nama Allah (Allah Akbar) bukan mengagungkan kekuasaan, jabatan dan harta benda. Mengesakan Allah, tauhid (Laailaaha illallah), tidak memberhalakan materi, kehormatan, dan kebesaran duniawi. Apa yang kita miliki, anak, isteri, harta benda, jabatan, pangkat, kekuasaan dan kewenangan adalah amanat atau titipan. Wajib disyukuri dan dijaga, tidak disalahgunakan. Walillaahi al hamd, segala pujian yang diberikan kepada kita pada hakikatnya adalah milik Allah. Kita semua dilahirkan tidak memiliki apa-apa dan nanti akan kembali kepada Allah (mati) juga tidak membawa apa-apa. Ibadah qurban dan haji yang sedang kita dan saudara kita lakukan sekarang ini adalah ibadah atau ritual tahunan yang maknanya mengingatkan kembali kepada kita bahwa hidup adalah pengurbanan dan perjuangan.
20

Hidup di dunia merupakan rangkaian siklus perjalanan manusia yang panjang yang bermula dari Allah (alam azali), kemudian lahir di dunia, meninggal dan berada di alam kubur, dibangkitkan kembali dan perhitungan amal baik serta jahat, kemudian hidup di akhirat, surga atau neraka. Ibadah haji dan kurban sekali lagi mengingatkan kita terhadap kehidupan masa lalu (Adam, Qabil, Habil, Ibrahim, Sarah, Ismail) bagaimana mereka berjuang dan berkurban untuk mendapatkan ridla Allah. Ibadah tersebut juga mengokohkan semangat kita untuk merenungkan apa arti kurban dan ibadah haji pada masa kini. Haji dan kurban adalah syariat untuk pensucian jiwa, membersihkan kotoran yang ada pada hati kita, sifat-sifat ananiyah atau egoisme dibersihkan melalui ibadah haji dan menyembelih kurban. Kita tebar kepedulian sosial kita kepada sesama umat manusia melalui penyebarluasan daging kurban, dan persahabatan abadi kita jalin antar sesama muslim se dunia melalui ibadah haji. Itulah keadailan, keadilian dalam
21

perjumpaan manusia dengan sesamanya, dan keadilan manusia dengan Tuhannya. Sungguh sangat tidak adil jika para pemimpin hanya memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa memenuhi kebutuhan rakyat dan masyarakat bangsa. Begitu juga tidak adil jika manusia hanya mementingkan urusan jasadiyah, urusan debu dan tanah tanpa memberikan kebutuhan jiwa dan ruhaninya. Dalam suasana Idul Adha yang demikian, kita agungkan asma Allah, kita kumandangkan takbir, tahlil, tasbih dan tahmid. Akhirnya, marilah kita renungkan kembali firman Allah:

. Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri pada Allah).
22

Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari Rahmat Allah). (Q.S. Al Kausar (108): 1-3).

23

Khutbah Kedua
Idul Adha 1432 H ini menyongsong akhir tahun 2011 yang berarti telah lewat satu dasawarsa dan 2 tahun bangsa Indonesia berjuang meluruskan kesalahan-kesalahan masa lalu. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang kita ganyang pada awal reformasi tidak mati malahan menjadi-jadi. Karakter bangsa yang santun, berbudi luhur hilang dari pandangan, Sehari-hari kita disuguhi inforamsi yang menyedihkan, memuakkan dan memalukan. Memasuki tahun 1433 H dan tahun 2012 kita gunakan untuk melihat kembali wakil-wakil rakyat yang kita pilih dan duduk di lembaga legislatif. Kita nilai partaipartai mana yang benar-benar memperjuangkan kebaikan dan kesejahteraan rakyat. Kita juga terus menerus menilai para pemimpin dan pejabat mana yang ikhlas bekerja untuk bangsa dan negara dan mana yang hanya bicara. Tidak lupa kita mesti melakukan koreksi diri dan jamaah, bahwa abad XV hijriyah sebagai abad
24

kebangkitan kembali Islam sudah berjalan lebih dari sepertignya. Umat Islam dibanyak negara masih mengalamai masalah. Mulai dari Philipina Selatan, Thailand Selatan, Suku Rongiya di Miyanmar, suku Uigur di Cina, muslim Kasmir, Afganistan, Irak, Palestina, Somalia, Rusia dan Eropa, serta Amerika yang selalu menempatkan mujahid sebagai teroris . Apa yang kurang dari perjuangan umat? Aqidah atau Tauhid memang merupakan faktor kunci. Jiwa dan semangat Tauhid sudah digeser dengan kepentingan duniawi. Kita perlu mehasabah untuk tazkiyatun nafs. Hadirin Jamaah Shalat Id yang berbahagia Selanjutnya, marilah kita tundukkan kepala kita dengan segala kerendahan hati, sambil menengadahkan tangan kita, untuk memanjatkan doa ke hadirat Allah SWT, Dzat Yang Mahakuasa, dan Mahaperkasa:

25

Ya Allah, kami memohon pertolonganMu, meminta ampunan-Mu, sekali-kali kami tidak akan mengkufuri-Mu. Kami sepenuhnya
26

iman kepada-Mu, dan berlepas diri dari siapapun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mulah kami mengabdi, beribadah dan sujud. Kepada-Mulah kami berlari dan menuju. Kami mendambakan rahmat-Mu, dan takut akan adzab-Mu. Sesungguhnya adzab-Mu yang sungguh-sungguh ditimpakan kepada kaum Kufar itu juga pasti akan ditimpakan kepada yang lain. Ya Allah, adzablah orang-orang Kafir yang telah menghalangi jalan-Mu, mendustakan para rasulMu, dan membunuhi para pembela-Mu. Ya Allah, kalahkanlah mereka, hancurkanlah mereka, cerai-beraikanlah persatuan mereka, dan porak-porandakanlah kesatuan mereka. Jadikanlah rencana jahat mereka itu sebagai pembawa kehancuran mereka. Ya Allah, kalahkanlah pasukan kaum Kufar penjajah, Amerika, Inggeris dan sekutu mereka yang terlaknat.

27

Ya Allah, Maha Raja diraja, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, Engkau ambil kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapasaja yang Engkau kehendaki, dan hinadinakan siapa saja yang Engkau kehendaki. Di dalam genggaman-Mulah seluruh kebaikan. Karena Engkaulah Dzat yang Maha Kuasa atas
28

segalanya. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu negara Khilafah Rasyidah yang mengikuti sunnah Nabi-Mu. Dengannya Engkau muliakan agamaMu, dan Engkau hinakan kekufuran dan seluruh anteknya. Ya Allah, tolonglah kami; tolonglah saudara-saudara kami; tolonglah siapasaja yang menolong kami. Jadikanlah kami dan mereka sebagai para pejuang yang ikhlas untuk menegakkan syariah-Mu, dan Khilafah Rasyidah yang mengikuti sunnah Nabi-Mu. Dengan rahmatMu, duhai Dzat yang Maha Pengasih, duhai Sebaik-baik Penolong.

29

LAFADZ TAKBIR IDUL ADHA

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, hanya untuk Allah segala pujian.

30

Sungguh Allah Maha Besar. Pujian yang banyak hanya untuk Allah dan Maha Suci Dia setiap pagi dan petang. Tidak ada tuhan selain Allah, kami tidak menyembah kecuali hanya kepada-Nya, dengan mengikhlaskan beragama hanya untukNya, meskipun orang-orang musyrik membencinya, meskipun orang-orang munafik membencinya, meskipun orang-orang kafir membencinya. Tidak ada Tuhan selain Allah semata, yang telah memenuhi janji-Nya, menolong hamba-Nya, memuliakan tentaranya, dan mengalahkan golongan-golongan lain dengan kekuatan-Nya sendiri. Tidak ada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, hanya untuk Allah segala pujian.

31

BIODATA SINGKAT
Nama TTL Alamat Telp/HP : Dr. KH. Ahmad Syafii Mufid, APU : Demak, 4 Juli 1950 : Jln. Pelabuhan Ratu No. 53 Bumi Bekasi Baru, Bekasi : 021-8217769 / 0815986840

Riwayat Pendidikan : S1-Syariah, Hukum Islam IAIN Walisanga, Semarang, 1978 S2-Antropologi Univ. Indonesia, 1991 S3-Antropologi Leiden University, Belanda Karir & Pekerjaan : Pengurus MUI Prov. DKI Jakarta, 2010-2014 Kepala Sekretariat BP dan Kepala Bidang Diklat BP Jakarta Islamic Centre, 2005-2009 Pengurus KODI Prov. DKI Jakarta, 1997-... Pengurus GUPPI Pusat, 1999-....
32

You might also like