You are on page 1of 5

PENDAHULUAN Dakwah, komunikasi dan bahasa adalah trilogi yang satu sama lain saling terkait (interdependentif), walaupun

masing-masing merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendirisendiri, tetapi dalam praktek dan aplikasinya, ketiganya terpadu dan tidak terpisahkan. Ketidakmampuan dalam mengelola ketiganya dalam dakwah maka akan membawa dakwah yang disampaikan menjadi tidak efektif, sehingga besar kemungkinan akan mengalami kegagalan. Kemampuan berkomunikasi antara dai dan objek dakwah menjadi suatu keharusan tersendiri, sang dai harus dapat berkomunikasi baik dalam kondisi objek dakwah yang homogen maupun heterogen, kemampuan ini menjadi instrumen yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan dan proyek dakwah yang dikerjakan. Selain itu karena dakwah berkaitan erat dengan manusia , maka pengetahuan dan pemahaman tentang manusia dan berbagai karakternya menjadi sangat penting, karena sangat mendukung keberhasilan dakwah. Oleh karena itu pengetahuan tentang psikologi dakwah perlu diketahuai bahkan harus bagi seorang dai.

PENGERTIAN
Berbicara tentang Psikologi Dakwah, maka kita harus mengetahui definisi dari psikologi dan definisi tentang dakwah. Psikologi adalah cabang dari ilmu pengetahuan yang mempelajari aspek-aspek kejiwaan manusia dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya. Aspek-aspek kejiwaan manusia yang dimaksud adalah menyangkut Kecerdasan, sifat, sikap, emosi, motivasi, pengendalian diri, aktualisasi diri dll. Dakwah adalah Upaya untuk menyeru kepada manusia untuk menghamba kepada Allah swt dengan pengajaran yang baik dan juga dengan perkataan yang baik sehingga ia berpaling dari segala penghambaan selain Allah dan ia beriman dengan sungguh-sungguh kepada Allah swt, dimana dengan dakwah itu dapat mengeluarkannya dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam yang terang benderang. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa psikologi dakwah adalah: Ilmu yang mempelajari Bagaimana mengenal manusia dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangannya, sehingga dakwah mudah dan dapat diterima kebenarannya oleh orang yang mendengarnya. Inti dari dakwah adalah komunikasi, sehingga dapat dikatakan pesan-pesan komunikasi yang disampaikan dai kepada orang lain atau khalayak adalah dakwah. Sehingga jika kita berbicara tentang dakwah maka pada dasarnya berbicara tentang bagaimana menjalin kumunikasi yang efektif agar pesan-pesan yang diungkapkan dapat diterima (dakwah=komunikasi).

GAMBARAN TENTANG MANUSIA Karena objek dakwah atau sasaran dakwah adalah manusia, maka sangat penting bagi seorang dai untuk mengenal dan memahami tentang manusia. Dalam memandang manusia para ahli psikologi cenderung hanya menitikberatkan konsepnya pada salah satu dimensi saja, yaitu dimensi ragawi, dimensi penghayatan pribadi, atau dimensi sosio-kultural semata. Dimensi spiritual (ruhani) yang menjadi cirri khas insani dan membedakannya dengan makhluk lain tidak dibahas. Kalaupun ada yang membahasnya, tokoh tersebut menegaskan dengan sendirinya bahwa dimensi spiritual yang dimaksud tidak mengandung konotasi agamis, tetapi semata-mata penghayatan maknawi manusia akibat adanya kemampuan transendesi terhadap dirinya dan lingkungannya. Pandangan-pandangan tersebut jelas bertentangan dengan pandangan Islam yang sumbernya jelas dari Allah. Padahal dakwah adalah upaya menyeru manusia untuk mengikuti petunjuk Allah, sehingga gambaran manusia yang benar adalah menurut islam. Gambaran manusia menurut islam adalah sbb; 1. Manusia adalah makhluk yng memiliki martabat yang sangat tinggi. Fungsinya sebagai khalifah di bumi yang dipercaya memegang dan melaksanakan amanat Allah menun jukkan hal itu (Qs.2:30, Qs.33:72). 2. Manusia tidak mengenal dosa asal atau keturunan. Ini berarti setiap manusia bertanggung jawab sendiri atas perbuatannya. 3. Manusia merupakan totalitas yang memiliki empat dimensi yakni: dimensi fisik-biologis, dimensi mental-psikis, dimensi sosio-kultural, dan dimensi spiritual/ruhani. 4. Manusia adalah makhluk yang berakal, memahami lambang, intelek dan berilmu pengetahuan, serta memiliki kesadaran normatif. 5. Manusia memiliki kebebasan berkehendak, untuk berusaha mengarahkan dirinya ketaraf keluhuran ruhani atau ketaraf dorongan nafsu jasmaniyah yang rendah. 6. Disamping keunggulannya-keunggulannya, manusia memiliki kelemahan-kelemahan yang memungkinkan mereka terjerumus kedalam kesesatan (tergesa-gesa, pembantah, kikir, melampaui batas, selalu berkeluh kesah, ingkar, tidak mau bersyukur dan mudah lalai setelah mendapat nikmat). 7. Manusia tidak dibiarkan hidup tanpa tuntunan dan petunjuk Allah, kepada mereka diberikan harapan dan dijanjikan keselamatan hidup didunia dan akhirat bagi mereka yang mengikuti petunjuknya.

Secara garis besarnya, tipologi manusia dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Tipe Introvert (tertutup). Ciri-cirinya adalah: pendiam, kaku, suka menyendiri, mudah kikuk dalam suatu majelis.Orang yang introvert lebih banyak Berfungsi sebagai pendengar yang baik

1. Tipe Ekstrovert (Terbuka) Mudah bergaul, suka berbaur dengan orang lain, mudah diajak berbicara dll, orang tipe ini cepat akrab dengan orang lain dan pandai bergaul sehingga dalam suatu pertemuan ia langsung berbaur dan cepat menarik perhatian.

PENDEKATAN PENDEKATAN DAKWAH


Bagaimana menerjemahkan atau menyampaikan ajaran islam kedalam kehidupan manusia secara pribadi, keluarga, maupun kehidupan bermasyarakat dalam semua aspeknya secara totalitas, Maka dibutuhkan komunikasi yang efektif dari seorang dai. Untuk itu dibutuhkan adanya pendekatan-pendekatan dan kiat-kiat dalam berkomunikasi atau berdakwah. Berdasarkan Qs.12:108 dan Qs.16:25, maka cara-cara atau pendekatan-pendekatan dalam berdakwah adalah: 1. Bil Hikmah, yaitu dakwah yang dilakukan secara lisan dengan perkataan yang tegas dan benar didasari oleh ilmu dan sikap yang bijaksana. Pendekatan ini dapat digunakan bila tujuan kita adalah memberikan informasi dan memotivasi obyek dakwah agar mengikuti pesan-pesan yang disampaikan. 2. Mawidzah Hasanah, yaitu dakwah atau penyampaian pesan-pesan melalui suatu tindakan/prilaku tertentu sehingga obyek dakwah dapat mengambil pelajaran darinya. 3. Wajadilhum billati hiya Ahsan (bantahan dengan cara yang baik), yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara berargumentasi dengan orang-orang yang meragukan bahkan tidak mempercayai kebenaran Al-Islam. 4. Ala Bashirah (hujjah yang nyata), yaitu dakwah dengan meyakinkan pendengar bahwa pesan yang disampaikan didasari oleh landasan hukum yang jelas dan nyata (al-quran). Dalam pelaksanaannya, pendekatan-pendekatan tersebut sering digunakan bersama-sama karena saling melengkapi dan menguatkan. Selanjutnya agar pendekatan-pendektan itu dapat dipraktekkan secara efektif maka diperlukan adanya kiat-kiat dalam mewujudkannya. Adapun kiat-kiat Menyukseskan Komunikasi adalah: 1. Kapan kita harus berdakwah. Setiap muslim wajib berdakwah kapan saja dan dimana saja, namun berdakwahpun memerlukan managemen dakwah apalabi bila mnghadapi suatu majlis atau jamaah besar. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum berdakwah adalah: 1. 1. Menentukkan topik dakwah. 2. Men-setting tujuan akhir suatu dakwah. 3. Mengidentifikasi medan serta khalayak yang akan menerima pesan dakwah.

4. Memilih waktu yang paling tepat untuk berdakwah. 5. Mempersiapkan materi yang relevan dan konsisten. 2. Tehnik Penyajian dakwah yang efektif. 1. Topik dan waktu yang tepat, berdasarkan permasalahan yang sedang terjadi di daerah tersebut. 2. Analisis khalayak, yaitu mengetahui siapakah pendengar kita (usia, tingkat pendidikan,dll) dan yng penting juga diperhatikan adalah apakah obyek dakwah sudah terkena fikrah lain atau belum. 3. Kejelasan Tujuan Dakwah. Menentukan tujuan awal (misal mengetahui dan memahami), tujuan transisi (adanya minat atau motivasi) dan tujuan akhir dari dakwah (tindakan atau perubahan sikap). 1. Memilih dan memilah materi dakwah. Menguji dan mengkaji materi yang relevan dengan topik yang telah ditetapkan. 1. Mengorganisasikan materi dakwah. 2. Memepersiapkan alat peraga. Alat peraga merupakan bentuk-bentuk visual yang diperlihatkan kepada khalayak, karena melihat itu lebih efektif daripada mendengar. Menurut The Second Limited: Efektivitas daya lihat : 83% Efektivitas daya dengar : 11% Efektivitas daya cium : 3,5% Efektivitas daya raba : 1,5% Efektivitas daya kecap (lidah) : 1 % 7. Mengendalikan Kegugupan, bagaimana caranya ? a. Pengendalian Fisik Tariklah nafas dalam-dalam sebelum dan selam kita berdakwah, kendurkan urat-urat, bersikaplah santai dan usahakan gerak-gerik anda tidak kaku. b. Pengendalian Mental (Mental Control).

Sikap percaya diri akan mengusir kegugupan, yakinlah bahwa kitalah yang paling menguasai masalah Karena telah dipersiapkan dengan matang. Kemudian pusatkan perhatian pada khalayak, bukan pada diri sendiri. 1. Latihan 2. Kiat Menyajikan, dalam menyajikan materi perlu diperhatikan factor-faktor sbb: Pilihlah kata-kata yang mudah dipahami Gerakan Badan, jika berdiri harus tegak dan kokoh.

Gerak-gerik tangan dan lengan, gunaka untuk hal-hal yang diperlukan saja, misal untuk menulis. Ekspresi Wajah, perlihatkan wajah yang ramah dan ceria ditandai dengan senyum yang tulus dan bersahabat. Kontak mata, tataplah mata khalayak yang ada di depan kita karena pancaran mata seseorang selalu mencerminkan apa yang tersirat di lubuk hatinya.

PENUTUP
Pemaparan dakwah yang efektif merupakan dambaan bagi setiap dai dan segenap jamaah dakwah . Karena dengannya, maka nilai-nilai islam dapat tegak diatas muka bumi seperti yang diperintahkan Allah kepada manusia beriman. Terwujudnya kondisi tersebut tentu saja tergantung dari sejauh mana manusia-manusia yang mengaku dirinya beriman ikut berpartisipasi dalam berdakwah. Diakhir uraian marilah kita bersama-sama merenungkan dan berusaha untuk melaksanakan seruan-seruan Allah berikut: Hendaklah ada diantaramu segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh orang berbuat yang maruf dan melarang perbuatab mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung (Qs.3:104) Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Qs.3:110)

You might also like