You are on page 1of 20

Elektron Dalam Atom

Model atom yang dikemukakan oleh Joseph John Thompson mempunyai banyak kelemahan, demikian pula dengan model atom yang dikemukakan oleh Ernest Rutherford. Model atom Rutherford tidak dapat menjelaskan alasan mengapa elektron tidak dapat jatuh kedalam inti. Fisika klasik menyatakan bahwa apabila terdapat suatu partikel bermuatan yang bergerak menurut lintsan lengkung maka energinya akan hilang dalam bentuk radiasi. Pernyataan fisika klasik ini menjadi persoalan bagi model atom yang dikemukakan oleh Rutherford karena jika elektron bergerak mengelilingi inti, maka elektron akan kehilangan energinya dan energi kinetik elektron akan terus berkurang. Gaya tarik inti atom terhadap elektron akan menjadi lebih besar daripada gaya sentrifugal lintasan elektron dan menyebabkan lintasan menjadi spiral dan akhirnya elektron jatuh kedalam inti atom. Apabila elektron jatuh kedalam inti atom, maka atom menjadi tak stabil. Hal ini bententangan dengan pernyataan umum bahwa atom stabil.

Lintasan spiral elektron Spektrum garis Menurut Max Planck radiasi elektromagnetik bersifat diskontinyu atau dalam bentuk kuanta. Diskontinyuitas radiasi elektromagnetik dikuatkan oleh efek fotolistrik yang dikembangkan oleh Albert Einstein. Sedangkan kuantisasi/kuanta energi digunakan oleh Niels Bohr dalam momentum sudut elektron untuk pengembangan teorinya tentang atom hidrogen. Apabila berkas cahaya polikromatis seperti lampu listrik dan sinar matahari dilewatkan melalui prisma maka akan diperoleh spektrum kontinyu yang terdiri dari berbagai warna penyusunnya. Spektrum garis dihasilkan apabila sumber cahaya polikromatik seperti lampu listrik dan sinar matahari diganti oleh busur listrik berisi gas hidrogen maka akan dihasilkan spektrum yang tidak kontinyu. Spektrum yang tidak kontinyu berupa sederetan garis berwarna yang disebut spektrum garis tak kontinyu.

Spektrum garis didapat dengan cara sebagai berikut:


Zat yang diselidiki spektrumnya diuapkan pada temperatur tinggi Uap yang terbentuk diletakkan diantara dua elektroda grafit Listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui elektroda grafit

Spektrum garis yang paling sederhana adalah spektrum garis atom hidrogen. Balmer melakukan penelitian sehingga didapatkan deret Balmer untuk atom hidrogen.

Spektrum cahaya polikromatik

Spektrum garis

Deret Balmer untuk atom hidrogen Teori Bohr Seperti telah diketahui bahwa menurut Max Planck radiasi elektromagnetik bersifat diskontinyu atau dalam bentuk kuanta. Max Planck menurunkan persamaan untuk pernyataan tersebut sebagai berikut:

Pernyataan tersebut bertentangan dengan pandangan fisika klasik yang mengemukakan bahwa energi bersifat kontinyu. Untuk mengatasi perbedaan tersebut, Niels Bohr melakukan penelitian dan mencoba menjelaskan dengan pendekatan pemecahan spektrum garis hidrogen. Bohr menggunakan pendekatan Max Planck untuk menjelaskan spektrum garis hidrogen. Beberapa hasil penelitian Bohr diantara adalah

Elektron mengorbit pada lintasan tertentu dan dengan tingkat energi tertentu Lintasan orbit elektron berbentuk lingkaran dan disebut kulit Momentum sudut elektron yang mengorbit berharga kelipatan . Setiap elektron yang yang merupakan

mengorbit mempunyai momentum sudut sebesar bilangan bulat positif dan disebut sebagai bilangan kuantum utama. Bilangan kuantum utama menyatakan kulit

Hubungan Lintasan, Kulit dan Bilangan Kuantum

Pendekatan energi oleh Max Planck dan fisika klasik

Niels Bohr

Energi elektron berbanding terbalik dengan lintasan (kulit)

Keadaan paling stabil adalah pada saat n = 1 yakni ketika elektron memiliki energi paling minimal Elektron berada dalam keadaan stasioner, tidak memancarkan dan menyerap energi, ketika elektron megorbit mengelilingi inti atom.

Apabila elektron berpindah dari tingkat energi rendah menuju tingkat energi tinggi maka energi akan diserap untuk melakukan proses tersebut. Elektron yang berpindah dari tingkat energi rendah menuju tingkat energi yang lebih tinggi menyebabkan elektron tereksitasi. Akan tetapi

keadaan elektron tereksitasi ini tidak stabil sehingga elektron kembali dari tingkta energi tinggi menuju tingkat energi rendah yang disertai pelepasan energi dalam bentuk radiasi.

Model atom Bohr Teori Bohr berhasil menjelaskan spektrum garis atom hidrogen dan ion-ion berelektron tunggal seperti 2He+ dan 3Li2+. Akan tetapi teori Bohr juga masih menunjukkan kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan spektrum garis atom berelektron banyak dan sifat spektrum garis dalam medan magnet serta tidak dapa menjelaskan garis-garis halus spektrum garis atom hidrogen.

Proses eksitasi dan emisi Contoh soal: Berapakah energi sinar laser dengan panjang gelombang 780nm.

Konfigurasi elektron Susunan elektron dalam atom dapat dijelaskan menggunakan konfigurasi elektron. Penyusunan elektron dalam atom didasarkan pada teori-teori berikut: Teori dualisme gelombang partikel yang dikemukakan oleh de Broglie pada tahun 1924. Teori ini menyatakan bahwa elektron dalam atom bersifat gelombang dan partikel.

Azas ketidakpastian yang dikemukakan oleh Heisenberg pada tahun 1927. Teori ini menyatakan bahwa posisi dan momentum partikel tidak dapat ditentukan secara pasti dalam waktu bersamaan. Teori ini menyiratkan bahwa lintasan elektron tidak berbentuk lingkaran.

Teori persamaan gelombang yang dikemukakan oleh ErwinSchrodinger. Teori ini dapat menerangkan pergerakan partikel-pertikel mikroskopik termasuk elektron.

Azas ketidakpastian Heisenberg menyebabkan posisi elektron tidak dapat ditentukan dengan pasti demikian pula dengan orbit elektron dalam atom menurut mekanika kuantum. Walaupun orbit elektron tidak dapat ditentukan dengan pasti tetapi peluang untuk menemukan elektron pada posisi tertentu di sekitar inti masih mungkin untuk ditentukan. Obital merupakan daerah disekiar inti dengan peluang terbesar untuk menemukan elektron. Kapasitas maksimal orbital untuk ditempati elektron sebesar 2 elektron. Orbital juga mempunyai energi yang khas bagi tiaptiap elektron untuk menempatinya. Energi khas untuk tiap elektron ini sering disebut tingkat energi. Hanya elektron dengan energi yang cocok dapat menempati orbital tersebut. Sistem susunan elektron dalam atom dapat dilihat pada gambar berikut.

Susunan Bilangan Kuantum Jumlah maksimum elektron dalam kulit tertentu sebesar 2n2 dengan n adalah nomor kulit. Pengisian elektron dimulai pada kulit dengan tingkat energi terendah yaitu kulit pertama atau

kulit K yang dilanjutkan dengan kulit L, M, N dan seterusnya. Pengisian dilakukan dengan pengisian maksimum terlebih dahulu untuk tiap kulit. Apabila terdapat 18 elektron maka elektron akan mengisi kulit K sebanyak 2 yang dilanjutkan dengan pengisian kulit L sebanyak 8 elektron dan diakhiri dengan pengisian kulit L sebanyak 8 elektron. Elektron valensi merupakan jumlah elektron yang terdapat pada kulit terluar suatu atom unsur. Ikatan kimia dapat terbentuk dengan memanfaatkan atau menggunakan elektron valensi sehingga elektron valensi dapat dikatakan merupakan penentu sifat kimia atom unsur.

Elektron valensi beberapa unsur periode 2 dan periode 3 Contoh soal: Tuliskan konfigurasi elektron C (Z=6). Jawab: Konfigurasi elektron Contoh soal: Berapakah jumlah elektron maksiumum yang dapat menempati kulit O (n=5)? Jawab: Jumlah elektron di kulit O (n=5) = 2(2)5 = 64 elektron. C = [K = 2, L = 6]

Energi Ionisasi
Halaman ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan energi ionisasi pertama, dan kemudian mengamati kecenderungannya pada tabel periodik dalam satu periode dan golongan. Anda dianggap telah memahami tentang orbital atom sederhana, dan dapat menuliskan struktur elektron untuk atom yang sederhana. Mendefinisikan energi ionisasi pertama Definisi Energi ionisasi pertama merupakan energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar (paling mudah lepas) dari satu mol atom dalam wujud gas untuk menghasilkan satu mol ion gas dengan muatan 1+. Hal ini lebih mudah dipahami dalam bentuk simbol.

Pada penggambaran di atas, energi ionisasi pertama diartikan sebagai energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan perubahan per mol X. Yang perlu diperhatikan pada persamaan di atas Simbol wujud zat (g) penting. Pada saat anda membahas energi ionisasi, unsurnya harus dalam wujud gas. Energi ionisasi dinyatakan dalam kJ mol-1 (kilojoules per mole). Nilainya bervariasi dari 381 (yang sangat rendah) hingga 2370 (yang sangat tinggi). Semua unsur memiliki energi ionisasi pertama bahkan atom yang tidak membentuk ion positif pada tabung reaksi. Helium (E.I pertama = 2370 kJ mol-1) secara normal tidak membentuk ion positif karena besarnya energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron. Pola energi ionisasi pertama pada tabel periodik 20 unsur pertama

Energi ionisasi pertama menunjukkanperiodicity. Itu artinya bahwa energi ionisasi bervarisi dalam suatu pengulangan jika anda bergerak sepanjang tabel periodik. Sebagai contoh, lihatlah pola dari Li ke Ne, dan kemudian bandingkan dengan pola yang sama dari Na ke Ar. Variasi pada energi ionisasi pertama ini dapat dijelaskan melalui struktur dari atom yang terlibat. Faktor yang mempengaruhi energi ionisasi Energi ionisasi merupakan ukuran energi yang diperlukan untuk menarik elektron tertentu dari tarikan inti. Energi ionisasi yang tinggi menunjukkan tarikan antara elektron dan inti yang kuat. Besarnya tarikan dipengaruhi oleh: Muatan inti Makin banyak proton dalam inti, makin positif muatan inti, dan makin kuat tarikannya terhadap elektron. Jarak elektron dari inti Jarak dapat mengurangi tarikan inti dengan cepat. Elektron yang dekat dengan inti akan ditarik lebih kuat daripada yang lebih jauh. Jumlah elektron yang berada diantara elektron terluar dan inti Perhatikan atom natrium, dengan struktur elektron 2, 8, 1 (tak ada alasan mengapa anda tak dapat menggunakan notasi ini jika ini sangat membantu!) ika elektron terluar mengarah ke inti, tidak akan terlihat oleh inti dengan jelas. Antara elektron terluar dan inti ada dua lapis elektron pada tingkat pertama dan kedua. Pengaruh 11 proton pada inti natrium berkurang oleh adanya 10 elektron yang lebih dalam. Oleh karena itu elektron terluar hanya merasakan tarikan bersih kira-kira 1+ dari pusat. Pengurangan tarikan inti terhadap elektron yang lebih dalam disebut dengan penyaringan (screening) atau perlindunga (shielding). Apakah elektron berdiri sendiri dalam suatu orbital atau berpasangan dengan elektron lain

Dua elektron pada orbital yang sama mengalami sedikit tolakan satu sama lain. Hal ini mengurangi tarikan inti, sehingga el ektron yang berpasangan dapat dilepaskan dengan lebih mudah dari yang anda perkirakan. Menjelaskan pola pada sebagian unsur-unsur pertama Hidrogen memiliki struktur elektron 1s1. Merupakan atom yang sangat kecil, dan elektron tunggalnya dekat dengan inti sehingga dapat tertarik dengan kuat. Tidak ada elektron yang menyaring tarikan dari inti sehingga energi ionisasinya tinggi (1310 kJ mol-1). Helium memiliki struktur 1s2. Elektron dilepaskan dari orbital yang sama seperti pada contoh hidrogen. Elektronnya dekat dengan inti dan tidak tersaring. Energi ionisasinya (2370 kJ mol-1) lebih besar dari hidrogen, karena elektronnya ditarik oleh dua proton pada inti, bukan satu seperti pada hidrogen. Litium memiliki struktur 1s22s1. Elektron terluarnya berada pada tingkat energi kedua, lebih jauh dari inti. Anda mungkin berpendapat akan lebih dekat dengan adanya tambahan proton pada inti, tetapi elektron tidak mengalami tarikan yang penuh dari inti tersaring oleh elektron 1s2.

Anda dapat membayangkan elektron seperti merasakan tarikan bersih +1 dari pusat (3 proton dikurangi oleh dua elektron 1s2 electrons). Jika anda membandingkan litium dengan hidrogen (bukan dengan helium), elektron hidrogen juga mengalami tarikan 1+ dari inti, tetapi pada litium jaraknya lebih jauh. Energi ionisasi pertama litium turun menjadi 519 kJ mol-1 sedangkan hidrogen 1310 kJ mol-1. Pola pada periode 2 dan 3

Membahas 17 atom pada saat bersamaan akan memakan waktu. Kita dapat melakukannya dengan lebih terarah dengan menjelaskan kecenderungan utama pada dua periode ini, dan kemudian menjelaskan pengecualian yang ada. Secara umum pola pada kedua periode sama perbedaannya energi ionisasi periode ketiga lebih rendah daripada periode kedua.

Menjelaskan kecenderungan umum pada periode 2 dan 3 Kecenderungan yang umum adalah energi ionisasi meningkat dalam satu periode dari kiri ke kanan. Pada semua unsur periode 2, elektron terluar berada pada orbital tingkat 2 2s atau 2p. Semuanya memiliki jarak yang sama dari inti, dan tersaring oleh elektron 1s2. Perbedaan pentingnya adalah terjadi kenaikan jumlah proton pada inti dari litium sampai neon. Hal itu menyebabkan makin kuatnya tarikan inti terhadap elektron sehingga menaikkan energi ionisasi. Pada kenyataannya kenaikan muatan inti menyebabkan elektron terluar lebih dekat ke inti. Kenaikan energi ionisasi itu berada dalam satu periode. Pada periode 3, kecenderungannya sama. Semua elektron yang dilepaskan berada pada tingkat ketiga dan tersaring oleh elektron 1s22s22p6. Semuanya memiliki lingkungan yang sama, tetapi muatan intinya makin meningkat. Mengapa terjadi penurunan antara golongan 2 dan 3 (Be-B dan Mg-Al)? Penjelasannya didasarkan pada struktur boron dan aluminium. Elektron terluar kedua atom ini lebih mudah dilepaskan dibandingkan dengan kecenderungan umum pada atom-atom periode 2 dan 3 lainnya. Be B 1s22s2 1s22s22px1 E. I. pertama = 900 kJ mol-1 E. I. pertama = 799 kJ mol-1

Anda mungkin mengharapkan energi ionisasi boron lebih besar dari berilium karena adanya tambahan proton. Pada kenyataannya elektron terluar boron berada pada orbital 2p bukan pada 2s. Orbital 2p memiliki energi yang sedikit lebih tinggi daripada orbital 2s, dan elektronnya, ratarata, berada lebih jauh dari inti. Hal ini memberikan dua pengaruh.

Bertambahnya jarak menghasilkan berkurangnya tarikan inti sehingga mengurangi energi ionisasi Orbital 2p tidak hanya disaring oleh elektron 1s2 tetapi, sedikit, juga oleh elektron 2s2. Hal itu juga mengurangi tarikan dari inti sehingga energi ionisasinya lebih rendah.

Penjelasan terhadap turunnya energi ionisasi antara magnesium dan aluminium sama, hanya saja terjadi pada tingkat ke-3 bukan tingkat ke-2. Mg Al 1s22s22p63s2 1s22s22p63s23px1 E. I. pertama = 736 kJ mol-1 E. I. pertama = 577 kJ mol-1

Elektron 3p pada aluminium sedikit lebih jauh dari inti dibandingkan 3s, dan sebagian tersaring oleh elektron 3s2 sebagai elektron yang lebih dalam. Kedua faktor ini mengurangi pengaruh bertambahnya proton. Mengapa terjadi penurunan diantara golongan 5 dan 6 (N-O dan P-S)? Sekali lagi, anda mungkin mengharapkan energi ionisasi unsur golongan 6 akan lebih tinggi daripada golongan 5 karena adanya tambahan proton. Apa yang terjadi? N O 1s22s22px12py12pz1 1s22s22px22py12pz1 E. I. pertama = 1400 kJ mol-1 E. I. Pertama = 1310 kJ mol-1

Penyaringannya sama (oleh 1s2 dan, sedikit, oleh elektron 2s2), dan elektron dilepaskan dari orbital yang sama. Perbedaannya adalah pada oksigen elektron dilepaskan dari salah satu pasangan 2px2. Adanya tolakan antara dua elektron pada orbital yang sama menyebabkan elektron tersebut lebih mudah dilepaskan dibandingkan yang lain. Penurunan energi ionisasi pada sulfur dijelaskan dengan cara yang sama. Kecenderungan turunnya energi ionisasi dalam satu golongan

Jika anda bergerak ke bawah dalam satu golongan pada tabel period ik, energi ionisasi secara umum akan menurun. Anda telah melihat bukti untuk hal ini bahwa energi ionisasi pada periode 3 lebih rendah dari periode 2. Sebagai contoh pada golongan 1:

Mengapa energi ionisasi natrium lebih rendah dari litium? Pada atom natrium terdapat 11 proton, tetapi pada atom litium hanya 3. Jadi muatan inti natrium lebih besar. Anda mungkin memperkirakan energi ionisasi natrium lebih besar, tetapi kenaikan muatan inti tidak dapat mengimbangi jarak elektron dari inti yang makin jauh dan lebih tersaring. Li Na 1s22s1 1s22s22p63s1 E. I. pertama = 519 kJ mol-1 E. I. pertama = 494 kJ mol-1

Elektron terluar litium berada pada tingkat kedua, dan hanya memiliki elektron 1s2 yang menyaringnya. Elektron 2s1 mengalami tarikan dari 3 proton dan disaring oleh 2 elektron tarikan bersih dari pusat adalah +1. Elektron terluar natrium berada pada tingkat 3, dan terhalangi dari 11 proton pada inti oleh 10 elektron yang berada lebih dalam. Elektron 3s1 juga mengalami tarikan bersih 1+ dari pusat atom. Faktor yang tersisa hanyalah jarak tambahan antara elektron terluar dan inti pada natrium. Sehingga energi ionisasi natrium lebih rendah. Penjelasan yang sama berlaku jika anda bergerak ke bawah pada unsur lain pada golongan tersebut, atau, pada golongan yang lain. Kecenderungan energi ionisasi pada golongan transisi

Selain seng pada bagian akhir, energi ionisasi semua unsur relatif sama. Semua unsur memiliki struktur elektron [Ar]3dn4s2 (or 4s1 pada kromium dan tembaga). Elektron yang terlepas selalu dari orbital 4s. Jika anda bergerak dari kiri ke kanan, dari satu atom ke atom lainnya dalam deretan golongan transisi, jumlah proton pada inti meningkat, elektron pada 3d juga bertambah. Elektron 3d mengalami beberapa pengaruh penyaringan, proton tambahan dan elektron 3d tambahan dapat menambah atau mengurangi pengaruh tarikan dari pusat atom yang diamati. Kenaikan pada seng mudah untuk dijelaskan. Cu Zn [Ar]3d104s1 [Ar]3d104s2 E. I. pertama = 745 kJ mol-1 E. I. pertama = 908 kJ mol-1

Pada contoh di atas, elektron yang dilepaskan berasal dari orbital yang sama, dengan penyaringan yang sama, tetapi seng memiliki satu tambahan proton pada inti sehingga daya tariknya lebih besar. Pada seng terdapat tolakan antar pasangan elektron orbital 4s, tetapi pada kasus ini tolakannya tidak cukup untuk mengimbangi pengaruh bertambahnya proton. Energi ionisasi dan reaktivitas Pada energi ionisasi yang lebih rendah, perubahan ini lebih mudah terjadi:

Anda dapat menjelaskan kenaikan reaktivitas logam golongan 1(Li, Na, K, Rb, Cs) dari atas ke bawah dalam satu golongan karena turunnya energi ionisasi. Bereaksi dengan apapun, logamlogam tersebut akan membentuk ion positif, dengan energi ionisasi yang lebih rendah, ion lebih mudah terbentuk. Bahaya dari pendekatan ini adalah pembentukan ion positif terjadi hanya satu tahap dalam beberapa langkah proses. Sebagai contoh, anda tidak mungkin memulai dengan atom gas; tidak juga mengakhirinya dengan gas ion positif anda akan mengakhiri dengan ion dalam padatan atau larutan. Perubahan energi pada proses ini juga bervariasi dari satu unsur ke unsur lainnya. Secara ideal anda perlu mempertimbangkan semua hal dan tidak hanya mengambil sebagian saja. Namun demikian, energi ionisasi unsur merupakan faktor utama yang berperan dalam energi aktivasi suatu reaksi. Ingat bahwa energi aktivasi merupakan energi minimum yang diperlukan sebelum reaksi berlangsung. Dengan energi aktivasi yang lebih rendah, reaksi akan lebih cepat tanpa mengabaikan seluruh energi yang berubah pada reaksi tersebut.

Penurunan energi ionisasi dari atas ke bawah dalam satu golongan akan menyebabkan energi aktivasi lebih rendah dan reaksi menjadi lebih cepat.

Reaksi Unsur-unsur Golongan 1 dengan Air


Pada halaman ini anda akan melihat reaksi-reaksi unsur-unsur Golongan 1 lithium, natrium, kalium, rubidium dan cesium dengan air. Selanjutnya reaksi-reaksi ini menjadi rujukan dalam membahas kecenderungan kereaktifan pada Golongan 1. Fakta-Fakta Kereaktifan umum Golongan 1 Semua logam dari Golongan 1 bereaksi hebat dengan air dingin atau bahkan dapat meledak ketika bereaksi dengan air. Untuk masing-masing reaksi ini, terbentuk sebuah larutan logam hidroksida bersama dengan gas hidrogen.

Persamaan reaksi ini berlaku bagi reaksi logam manapun dari Golongan 1 dengan air cukup ganti simbol X dengan unsur yang anda inginkan. Berikut ini anda akan melihat reaksi yang terjadi apabila beberapa dari masing-masing logam Golongan 1 dimasukkan ke dalam air pada wadah yang cukup besar. Kita berasumsi bahwa logam yang dimasukkan jumlahnya sangat sedikit. Kereaktifan masing-masing logam Lithium Berat jenis lithium hanya sekitar seperdua dari berat jenis air sehingga llithium mengapung pada permukaan air dan secara perlahan mengeluarkan gas hidrogen. Logam ini berangsur-angsur bereaksi dan menghilang, membentuk sebuah larutan tidak berwarna yaitu lithium hidroksida. Reaksi yang terjadi ini melepaskan panas dengan lambat dan titik lebur lithium masih terlalu tinggi untuk bisa melebur akibat panas tersebut (lihat untuk natrium berikut). Natrium Natrium juga mengapung pada permukaan, tapi panas yang dilepaskan oleh reaksi cukup untuk meleburkan natrium (natrium memiliki titik lebur yang lebih rendah dibanding lithium dan reaksi yang terjadi menghasilkan panas lebih cepat) dan natrium melebur hampir sekaligus membentuk sebuah bulatan perak kecil yang tersebar di atas permukaan. Ada bekas putih dari natrium

hidroksida yang terlihat dalam air di bawah bulatan-bulatan natrium, tapi bekas-bekas itu segera terlarut menghasilkan larutan natrium hidroksida yang tidak berwarna. Natrium bergerak-gerak pada permukaan karena ditekan dari segala arah oleh hidrogen yang terlepas selama reaksi. Jika natrium terjebak pada pinggir wadah, maka hidrogen bisa terbakar dan menghasilkan nyala orange. Warna ini ditimbulkan oleh kontaminasi nyala biru hidrogen oleh senyawa-senyawa natrium. Kalium Apa yang terjadi pada kalium agak mirip dengan natrium hanya saja reaksi berlangsung lebih cepat dan panas yang dilepaskan cukup untuk membakar hidrogen. Kali ini nyala hidrogen yang normalnya biru dikontaminasi oleh senyawa-senyawa kalium sehingga berubah menjadi pink kebiru-biruan. Rubidium Rubidium lebih padat dari air sehingga logam ini tenggelam. Logam ini bereaksi hebat dan spontan, dan kembali terjadi penyemburan komponen larutan dari dasar wadah. Reaksi menghasilkan larutan rubidium hidroksida dan hidrogen. Cesium Cesium meledak saat bersentuhan dengan air, bahkan bisa memecahkan wadah. Pada reaksi ini terbentuk cesium hidroksida dan hidrogen. Ringkasan kecenderungan kereaktifan Semakin ke bawah Golongan, logam-logam Golongan 1 menjadi semakin reaktif terhadap air.

Penjelasan Kecenderungan Kereaktifan Perubahan entalpi untuk reaksi Perubahan entalpi keseluruhan Mungkin anda menganggap bahwa karena semakin ke bawah Golongan reaksi terjadi lebih cepat, maka semakin ke bawah mulai dari Lithium sampai Cesium jumlah panas yang dilepaskan juga akan semakin meningkat. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Tabel berikut memberikan perkiraan-perkiraan perubahan entalpi untuk masing-masing unsur yang mengalami reaksi ini:

perubahan entalpi (kJ / mol) Li Na K Rb Cs -222 -184 -196 -195 -203

Anda akan melihat bahwa tidak ada pola sama sekali pada nilai-nilai di atas.. Semua nilai perubahan entalpi hampir sama, dan menariknya, lithium merupakan logam yang melepaskan paling banyak panas selama reaksi. Mencermati perubahan entalpi Ketika reaksi-reaksi di atas terjadi, perbedaan diantara reaksi-reaksi tersebut hanya terletak pada apa yang terjadi pada atom-atom logam yang terlibat. Pada masing-masing kasus di atas, reaksi dimulai dengan atom-atom logam dalam wujud padat dan berakhir dengan ion-ion logam dalam larutan. Secara keseluruhan, yang terjadi pada logam adalah sebagai berikut:

Anda bisa menghitung perubahan entalpi keseluruhan untuk proses ini dengan menggunakan Hukum Hess dan menguraikannya dalam beberapa tahapan sehingga kita mengetahui nilai perubahan entalpinya. Pertama, anda perlu mengetahui energi atomisasi untuk menghasilkan atom-atom logam yang berwujud gas.

Kemudian, ionkan logam dengan menyuplai energi ionisasi pertamanya.

Dan terakhir, anda akan mendapatkan entalpi hidrasi yang dilepaskan apabila ion dalam wujud gas bersentuhan dengan air.

ika kita memasukkan nilai-nilai untuk semua tahapan ini ke dalam sebuah tabel, maka akan terlihat seperti tabel di bawah ini (semua nilai dalam kJ/mol):

e. atomisasi Li Na K Rb Cs +161 +109 +90 +86 +79

EI pertama +519 +494 +418 +402 +376

entalpi hid. -519 -406 -322 -301 -276

total +161 +197 +186 +187 +179

Jadi mengapa tidak ada pola pada nilai-nilai ini? Jika anda memperhatikan poin-poin berikut, maka anda akan menemukan bahwa energi atomisasi, energi ionisasi pertama, dan entalpi hidrasi semakin ke bawah golongan semakin berkurang :

Energi atomisasi merupakan sebuah ukuran kekuatan ikatan logam pada masing-masing unsur. Energi atomisasi ini berkurang apabila atom-atom semakin besar dan ikatan logam semakin panjang. Dalam atom-atom yang lebih besar, elektron-elektron terdelokalisasi lebih jauh jaraknya dari inti sehingga kurang dipengaruhi oleh gaya tarik inti. Energi ionisasi pertama semakin berkurang karena elektron yang dilepaskan menjadi semakin jauh dari inti. Proton ekstra dalam inti disekat/terhalang oleh kulit-kulit elektron tambahan. Entalpi hidrogen merupakan sebuah ukuran gaya tarik antara ion-ion logam dengan pasangan-pasangan bebas pada molekul-molekul air. Apabila ion-ion menjadi lebih besar, maka molekul air menjadi semakin jauh dari gaya tarik inti. Proton-proton ekstra dalam inti kembali disekat/terhalang oleh kulit-kulit elektron tambahan.

Jadi yang terjadi adalah bahwa semua faktor-faktor di atas berkurang dengan laju pengurangan yang berbeda. Inilah yang menyebabkan tidak adanya pola pada nilai perubahan entalpi. Akan tetapi, kita bisa mencermati kembali tabel di atas dan akan menemukan sebuah pola yang bermanfaat. Energi aktivasi untuk reaksi Mari kita mengambil tabel terakhir di atas dan hanya mencermati input energinya saja, yaitu energi atomisasi dan energi ionisasi pertama kedua energi ini perlu disuplai masing-masing untuk menghasilkan atom-atom logam yang berwujud gas dan untuk mengionkan logam. Dengan kata lain, kita menghilangkan entalpi hidrasi dan hanya menjumlahkan kedua input energi yang ada.

e. atomisasi Li Na K Rb Cs +161 +109 +90 +86 +79

EI pertama +519 +494 +418 +402 +376

total +680 +603 +508 +488 +455

Sekarang anda bisa melihat bahwa terjadi penurunan konstan semakin ke bawah Golongan. Semakin ke bawah mulai dari lithium sampai cesium, lebih sedikit energi yang diperlukan oleh reaksi untuk membentuk ion positif. Energi ini akan direcovery kemudian (dengan banyak tambahan), tapi harus disuplai terlebih dahulu. Ini akan terkait dengan energi aktivasi dari reaksi. Semakin rendah energi aktivasi, semakin cepat reaksi yang terjadi. Jadi walaupun lithium melepaskan paling banyak panas selama reaksi, namun pelepasan ini berlangsung relatif lambat tidak dilepaskan sekaligus dengan cepat. Disisi lain, cesium memiliki energi aktivitasi yang jauh lebih rendah, sehingga walaupun tidak melepaskan banyak

panas, namun pelepasan ini berlangsung sangat cepat, itulah sebabnya terjadi ledakan saat berlangsung reaksi. Ringkasan penyebab meningkatnya kereaktifan semakin ke bawah Golongan Reaksi-reaksi akan lebih mudah terjadi jika energi yang dibutuhkan untuk membentuk ion-ion positif berkurang. Ini sebagian diakibatkan oleh berkurangnya energi ionisasi semakin ke bawah Golongan, dan sebagiannya lagi karena berkurangnya energi atomisasi yang mencerminkan ikatan logam yang semakin lemah dari lithium ke cesium. Ini menyebabkan energi aktivasi yang lebih rendah, sehingga reaksi-reaksi berlangsung lebih cepat.

You might also like