You are on page 1of 19

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA I

Nomor kelompok Nama NPM Tanggal Bab Nama percobaan Kawan kerja Asisten

: : Randy Abdul Rachman : 0806399224 : 8 Desember 2009 : IV : Aplikasi Dioda :Dany Sukmahadi :

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DEPARTEMEN FISIKA FMIPA UI 2009

A. TUJUAN 1. Memahami ide dari aplikasi rangkaian dioda berdasarkan prinsip kerja dioda secara teorikal. 2. Mengembangkan ide praktikan dalam berpikir aplikasi. 3. Membuktikan teori dengan eksperimen.

B. TEORI DASAR Kebanyakan alat-alat elektronik seperti TV, stereo dan komputer membutuhkan tegangan DC. Karena tegangan PLN adalah bolak-balik, kita perlu mengubah tegangan AC menjadi DC. Bagian lelektronik yang menghasilkan tegengan DC disebut dengan power supply. Dalam power supply, ada rangkaian yang membuat arus hanya mengalir satu arah, yang disebut rectifier, penyearah. Untuk di Indonesia, PLN menyuplai daya listrik dengan tegangan 220 Vrms dan frekuensi 50 Hz. Tegangan yang sebenarnya sampai kepada konsumen dapat bervariasi, tergantung pada wktu (adanya waktu beban puncak) dan lokasi. Sudah menjadi rahasia umum, di daerah tertentu, tegangan PLN bisa anjlok hingga 180 Vrms, yang dapat merusak alat-alat elektronik. Besarnya tegangan yang disuplai PLN masih terlalu tinggi, bagi kebanyakan rangkaian yang digunakan alat elektronik. Diperlukan trafo yang akan menurunkan level tegangan sampai pada posisi aman digunakan pada penggunaan dioda, transistor dan semikonduktor lainnya. Penggunaan transformator pada rangkaian listrik berguna untuk merubah tegangan yang berasal dari PLN yaitu 220 Vrms menjadi tegangan yang aman digunakan pada lat-alat elektronik. Karena tegangan PLN adalah tegangan bolak-balik maka tegangan keluaran dari transformator juga merupakan tegangan AC yang selanjutnya akan dirubah menjadi tegangan DC oleh dioda-dioda pada rangkaian elektronik.

V2 =
1. Half-Wave Rectifier

N2 V1 N1

Half-Walf Rectifier adalah rangkaian seri dari dioda dengan hambatan beban. Tegangan beban adalah gelombang sinusoidal half-wave yang telah direktifikasi (disearahkan). Dimana nilai peaknya secara aproksimasi sama dengan peak dari tegangan input (jika menggunakan transformator maka tegangan yang diperhatikan adalah tegangan sekunder). Nilai rata-rata tegangan beban disebut juga nilai dc adalah sebesar 31,8 % dari tegangan puncak beban. Vdc = 0,318 Vp Frekuensi ripple yang terjadi pada HWR atau Bridge Rectifier ini adalah sama dengan frekuensi line. fout = fin

Pada HWR hasil dari tegangan beban yang merupakan keluaran, memiliki bentuk setengah gelombang jika tegangan masukannya berupa gelombang sinusoidal. Pada HWR arus yang dihasilkan berupa arus searah. Keluaran dari HWR ini bukanlah tegangan DC yang diinginkan untuk peralatan elektronik karena yang diperlukan untuk peralatan elektronik adalah tegangan yang konstan, tegangan yang sama yang dihasilkan oleh batere. Jika menggunakan pendekatan kedua, potensial penghalang yaitu 0,7 V masuk dalam penurunan rumusnya menjadi Vp(out) = Vp(in) 0,7 V 2. Full-Wave Rectifier Full-Wave Rectifier berisi transformer centertapped dengan 2 dioda dan sebuah hambatan beban. Tegangan beban berupa gelombang sinus half-wave yang telah disearahkan dengan nilai peaknya secara aproksimasi sama dengan setengah puncak dari tegangan sekunder. Vdc = 0.636 Vp Frekuensi ripple yang terjadi pada FWR adalah sebesar 2 kali frekuensi sumber. fout = 2 fin Full-Wave Rectifier sama saja dengan dua half-wave rectifier. Akibat dari center tap, masing-masing rectifier mempunyai tegangan masuksama dengan setengah tegangan sekunder. Pada full-wave rectifier perhitungan menggunakan pendekatan kedua maka menjadi Vp(out) = Vp(in) 0,7 V 3. Bridge Rectifier Bridge Rectifier berisi 4 dioda. Tegangan bebannya berupa gelombang sinus full-wave yang telah diarahkan dengan nilai peaknya secara aproksimasi sama dengan nilai tegangan sekundernya. Nilai dc atau rata-rata tegangan pada beban adalah sebesar 63,6 % tegangan peak beban. Bridge rectifier memiliki kesamaan pada full-wave rectifier karena bridge rectifier menghasilkan tegangan keluaran yang sama dengan full-wave. Keuntungan menggunakan tipe dari full-wave yang melalui center-tapped bahwa seluruh tegangan sekunder dapat digunakan. Pendekatan kedua untuk bridge rectifier adalah

Vp(out) = Vp(in) 1,4 V 4. Voltage Multiplier Voltage Multiplier adalah 2 atau lebih penyearah yang menghasilkan sebuah tegangan dc yang sama dengan perkalian tegangan peak input (2Vp, 3Vp, 4Vp, dst). Power supply ini digunakan pada peralatan bertegangan tinggi atau berarus rendah seperti catode-ray tube (tabung gambar pada pesawat TV, osiloskop dan display komputer). C. ALAT 1. Resistor 2. Dioda 3. Kapasitor 4. Osiloskop 5. Multimeter 6. Catu Daya 7. Protoboard D. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Half wave dan Full wave Rectifier a. Membuat rangkaian HWR dan FWR dengan teliti dan benar (gambar 3.1 dan 3.2) b. Menset input sekunder trafo sebesar 2 Vpp. c. Menggambarkan bentuk gelombang input sekunder trafo tersebut. d. Mengukur dan menggambarkan bentuk gelombang pada Rbeban pada masingmasing rangkaian HWR dan FWR. e. Menset input sekunder trafo sebesar 4 Vpp, kemudian mengulangi percobaan. 200 k , 1k , 10 k 1N4001 10 F, 100 F

Gambar 3.1

Gambar 3.2

Half-Wave Rectifier

Full-Wave Rectifier

2. Rangkaian Bridge Rectifier a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 3.3. b. Menset bagian trafo sekunder trafo sebesar 2 Vpp dan menggambarkan bentuk gelombangnya c. Mengukur tegangan pada Rbeban dan menggambarkan bentuk gelombangnya untuk rangkaian tanpa dan dengan kapasitor filter. d. Menset input sekunder trafo sebesar 4 Vpp, kemudian mengulangi percobaan.

Gambar 3.3 Rangkaian Bridge Rectifier

3. Rangkaian Multiplier voltage quadrupler a. Membuat rangkain seperti pada gambar 3.4 dan menset tegangan input AC 2 volt. b. Mengukur dan mencatat tegangan pada titik FH (sebagai voltage doubler), AD (sebagai voltage trippler) dan FJ (rangkaian voltage quadrupler) c. Menset tegangan input AC 2 volt, kemudian mengulangi percobaan.

Gambar 3.4 Rangkaian Voltage Quadrupler

E. TUGAS PENDAHULUAN 1. Turunkan persamaan yang menghubungkan antara input dan output dari rangkaian pada gambar 3.1, 3.2, 3.3 dan 3.4 ! Pada ketiga rectifier sumber tegangan berupa Vrms dirubah menjadi tegangan peak: Vp(1) = Vrms 0, 707

Gambar 3.1

V p (2) =

N2 V p (1) N1

Jika ideal: Vp(out) = Vp(2) maka tegangan beban DC menjadi: Vdc = 0,318 Vp Jika menggunakan pendekatan kedua, didapat: Vp(out) = Vp(2) 0,7 V maka tegangan beban DC menjadi: Vdc = 0,318 Vp(out) fout = fin Gambar 3.2

V p (2) =

N2 V p (1) N1
1 Vp(2) 2

Jika ideal: Vp(out) =

maka tegangan beban DC menjadi: Vdc = 0,636 Vp(out) Jika menggunakan pendekatan kedua, didapat: Vp(out) = Vp(2) 0,7 V maka tegangan beban DC menjadi: Vdc = 0,636 Vp(out) fout = 2 fin Gambar 3.3

V p (2) =

N2 V p (1) N1

Jika ideal: Vp(out) = Vp(2) maka tegangan beban DC menjadi: Vdc = 0,636 Vp(out) Jika menggunakan pendekatan kedua, didapat: Vp(out) = Vp(2) 1,4 V maka tegangan beban DC menjadi: Vdc = 0,636 Vp(out) fout = 2 fin Gambar 3.4

Tegangan pada rangkaian voltage quadrupler ini akan menghasilkan tegangan hingga mencapai tegangan 4 kali tegangan masuk. Pada AB V = Vp Pada GH V = 2 Vp Pada CD V = 2 Vp Pada IJ V = 2 Vp 2. Bila sinyal input pada gambar dibawah ini diberikan pada sinyal input gambar 3.1, 3.2, 3.3 dan 3.4 maka sinyal output dari rangkaian tersebut adalah

Gambar 3.1 HWR dengan sinyal input 2Vpp

HWR dengan sinyal input 4 Vpp

Gambar 3.2 FWR dengan sinyal input 2Vpp

FWR dengan sinyal input 4Vpp

Gambar 3.3 BR dengan sinyal input 2Vpp

Setelah melewati bridge

Sebelum melewati bridge

BR dengan sinyal input 2Vpp

Sesudah melewati bridge

Sebelum melewati bridge

Gambar 3.4 rangkaian voltage quadrupler dengan sinyal input 2Vpp

rangkaian voltage quadrupler dengan sinyal input 4Vpp

F. FORMAT DATA PENGAMATAN 1. Percobaan 1. Half wave dan Full wave Rectifier

2. Percobaan III. Rangkaian Bridge Rectifier Lihat tabel diatas 3. Percobaan IV. Rangkaian multiplier voltage quadrupler Input SG 2 Vpp 4 Vpp V FH V AD V FJ

TUGAS AKHIR 1. Perbandingan hasil yang didapat pada eksperimen dengan perhitungan teori berbeda karena adanya hambatan-hambatan lain yang mempengaruhi tegangan yang dihasilkan. Karakteristik dari dioda juga mempengaruhi perbedaan hasil antara keduanya. 2. Kesimpulan yang diperoleh: Pada half wave f-out sama dengan f-in. Hasil gelombang dari teori sama dengan yang didapat pada eksperimen. Bridge merupakan gabungan antara half wave dan full wave. 3. Aplikasi dari masing-masing rangkaian dioda: Half wave rectifier digunakan untuk lampu dim pada mobil. Full wave rectifier digunakan pada adaptor tetapi tegangan keluarannya dua kali lebih kecil dari tegangan keluaran jika menggunakan brdge rectifier. Bridge rectifier digunakan pada adaptor untuk mengubah sinyal SCmenjadi DC. ANALISIS Hasil dari percobaan ini berbeda dengan perhitungan yang telah dilakukan pada awal laporan karena percobaan menggunakan tegangan 6 Vpp dan 12 Vpp. Semua percobaan tidak dilakukan karena praktikan tidak dapat menyelesaikannya. Pada percobaan half wave rectifier hasil dari percobaan tidak sama dengan yang dijelaskan di buku yang menjadi referensi karena hasil grafik gelombang tegangan output pada osiloskop masih ada yang berada dibawah sumbu x. Hasilnya adalah 2,4 Vpp untuk tegangan input 6 Vpp dan 5,6 Vpp untuk tegangan input 12 Vpp dan grafik gelombangnya berupa:

Padahal seharusnya grafik gelombang yang dihasilkan berupa:

Percobaan ini menggunakan dioda sehingga dapat terjadi yang disebut arus bocor. Maksudnya dioda tersebut mengalami kebocoran sehingga tegangan yang lebih dari yang seharusnya sehingga menghasilkan tegangan yang masih berada dibawah sumbu x. Kemungkinana lainnya adalah pengaruh dari tegangan lutut yang dimiliki oleh dioda yaitu 0,7 V. Tegangan lutut ini yang membuat tegangan pada grafik gelombang tegangan versus waktu berada dibawah sumbu x. Pengaruh lain adalah adanya arus saturasi, arus ini berpengaruh terhadap temperatur. Praqktikum yang dilakukan cukup lama sehingga adanya perubahan pada arus saturasi. Kemungkinan lain diakibatkan pengaruh dari limiters yang sehingga hasil tegangan outputnya menyerupai hasil percobaan tetapi yang berada dibawah sumbu x bernilai 0,7 V. Contoh:

Untuk percobaan full wave rectifier karena keterbatasan dari trafo yang digunakan maka tegangan input yang digunakan hanya 12 Vpp karena adanya centertap. Pada laporan awal hasil grafik gelombangnya salah karena tidak sesuai pada buku yang menjadi referensi. Hasil output pada percobaan sesuai dengan yang ada di buku akan tetapi masih ada yang dibawah sumbu x yaiut dengan tegangan 2,8 Vpp.

Hasil output yang berada dibawah sumbu x mempunyai penjelasan yang sama dengan yang yang terjadi pada half wave rectifier. Full wave rectifier menggunakan dua dioda sehingga salah satu ada yang mengalami kebocoran. Pada awal praktikum, praktikan tidak mengukur apakah dioda yang digunakan bocor atau tidak. Percobaan bridge rectifier pada laporan awal tidak sama dengan buku referensi karena hasilnya dengan kapasitor yang seharusnya berbentuk ripple dan pada laporan awal tidak berbentuk ripple tetapi hanya garis lurus saja. Percobaan bridge rectifier ada dua yaitu tanpa kapasitor dan dengan kapasitor. Percobaan tanpa kapasitor hasilnya mempunyai bentuk gelombang yang sama dengan full wave rectifier. Untuk input 6 Vpp

didapat 4 Vpp dan 12 Vpp didapat 7,5 Vpp. Pada input 12 Vpp Hasil outputnya titik minimumnya berada dibawah sumbu x dan penjelasannya sama dengan yang dijelaskan sebelumnya. Sementara input 6 Vpp hasilnya seluruhnya berada diatas sumbu x dan menyinggung sumbu x.

Dengan kapasitor, hasil output berupa tegangan ripple dan berada diatas sumbu x. Akan teteapi tegangan yang dihasilkan dari kedua input sangat kecil berkisar 0,1V 0,2V. KKecil tegangan ini karena pengaruh dari kapasitor yang menyimpan muatan dan juga karena kapasitor mensuplai arus. Selama listrik mengalir kapasitor mengalami tegengan peak sehingga tegangan yang melewati beban sangat kecil sekali dan bahkan ada kemungkinan tidak ada tegangan sama sekali. KESIMPULAN Gelombang output dari half wave rectifier adalah:

Gelombang output dari full wave rectifier adalah:

Gelombang output dari bridge rectifier tanpa dan dengan kapasitor adalah:

Kapasitor yang digunakan pada rangkaian bridge rectifier berfungsi menyimpan muatan yang akan mengakibatkan tegangan keluaran menjadi tegangan ripple yang bernilai sangat kecil sekali. REFERENSI Malvino, Albert Paul. Eletronic Principles 6th Edition. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. 1999. Brathwhite, Clive, DKK. Pengantar Teknik Elektronika. PT. Gramedia Jakarta.

You might also like