You are on page 1of 9

MAKALAH FILSAFAT ILMU

AKSIOLOGI
Disusun Oleh Nama NIM Jurusan BKU : Yuniarsih Manggarsari : 20112506056 : Pendidikan Bahasa : Pendidikan Bahasa Inggris

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kita adalah makhluk tuhan yang mempunyai kelebihan dari makhlukmakhluk ciptaan yang lain karena kita diberikan akal untuk berfikir dan hati untuk mengatur emosi kita. Pada saat kita tumbuh berkembang dari anak-anak sampai tahapan dewasa, kita mencari tempat yang baik untuk mendapatkan pendidikan, baik untuk dirinya maupun anak-anaknya baik pendidikan formal dari SD sampai tingkat lanjutan atas dan perguruan tinggi maupun pendidikan nonformal. Usaha untuk mendapatkan pendidikan yang baik inilah yang menjadi usaha untuk membekali hidup kita dan menjadi salah satu usaha untuk mendapatkan ilmu. Menurut Jujun S, Suriasumantri (1990) ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Sehingga ilmu yang kita dapat setelah melalui tahapan pedidikan menjadi alat untuk memperbarui hidup, mencapai suatu keinginan dan membawa ke tujuan hidup yaitu kebahagiaan. Pada dasarnya ilmu yang kita pelajari bersifat netral karena ilmu tidak mngenal sifat baik maupun buruk dalam ilmu itu sendiri tetapi tergantung pada orang yang memiliki ilmu tersebut, bagaimana dia memanfaatkan ilmu yang telah didapatnya dan bergunakah ilmu yang telah dipelajarinya untuk kehidupan sosialnya. Dalam hal ini ilmu yang berkaitan dengan nilai kegunaannya akan dibahas dalam kajian filsafat yang ketiga yaitu aksiologi. Karena pada hakikatnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan manusia sebagai sarana atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan nilai atau etika, kodrat dan martabat manusia. I.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Aksiologi? 2. Apa yang dimaksud dengan ilmu dan moral? 3. Apa saja kegunaan aksiologi ilmu? 4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam katagori dasar aksiologi?

I.3 Tujuan 1. Untuk memahami arti dan maksud dari aksiologi. 2. Untuk memahami maksud dan arti ilmu dan moral. 3. Untuk mengetahui dan memahami kegunaan aksiologi ilmu. 4. Untuk menyebutkan dan menjelaskan macam-macam katagori dasar aksiologi. I.4 Manfaat 1. Dapat memahami arti dan maksud dari aksiologi. 2. Dapat memahami maksud dan arti ilmu dan moral. 3. Dapat mengetahui dan memahami kegunaan aksiologi ilmu. 4. Dapat menyebutkan dan menjelaskan macam-macam katagori dasar aksiologi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Aksiologi Aksiologi merupakan bagian ke tiga dari kajian filsafat setelah ontologi dan epistomologi. Jika dalam kajian ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang akan ditelaah dan pada kajian epistomologi berkaitan dengan bagaimana asal, sifat dan jenis pengetahuan, sedangkan aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan dan memanfaatkan ilmunya?. Kata aksiologi berasal dari bahasa Yunani. Aksiologi berasal dari kata axios yang artinya nilai, dan logos artinya ilmu atau teori. Aksiologi juga sering disebut dengan theory of value. Aksiologi adalah teori yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (Jujun S. Suriasumantri). Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan-tujuan ilmu pengetahuan dan merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan, dan ilmu pengetahuan itu sendiri akan sangat bermanfaat jika bisa memanfaatkannya dengan baik. Dalam kajian aksiologi ini pertanyaan yang sering digunakan untuk membedakan antara aksiologi dan kajian filsafat yang lainnya yaitu: (1) Untuk apa pengetahuan itu digunakan?. (2) Bagaimana kaitan antara cara penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral? (3) Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?. (http://id.wikipedia.org/wiki/aksiologi). II.2 Pengertian Ilmu dan Moral Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu dibidang pengetahuan itu. Ilmu bukan sekedar pengetahuan tetapi merangkum sekumpuan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang tertentu.

Sedangkan kata moral berasal dari bahasa latin yaitu mos yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari bahasa latin yaitu moralitas adalah istilah manusia menyebut manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positive. Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, prilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman. Sedangkan manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bemoral dan tidak memiliki nilai positif dimata manusia lainnya sehingga moral adalah mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Asal-usul yang melatar belakangi filsafat moral adalah istilah etika yang dipakai oleh Aristoteles. Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal dari etika yaitu ethos sedangkan jamaknya ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu tempat tinggal yang biasa, kebiasaan atau adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti dari ta etha yaitu adat kebiasaan. Ilmu merupakan unsur dari pengetahuan manusia karena dengan ilmu manusia dapat memenuhi kebutuhannya secara praktis sehingga ilmu merupakan alat atau sarana untuk menolong hidup manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan diterapkan pada mayarakat. Teknologi dapat diatikan sebagai penerapan konsep ilmiah dalam memecahkan masalah praktis baik yang berupa perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Dalam tahap ini ilmu tidak hanya menjelaskan gejala alam untuk tujuan pengertian atau pemahaman namun lebih jauh lagi memanipulasi faktor-faktor yang terkait dalam gejala tersebut untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi. Disinilah masalah moral muncul kembali namun dalam kaitannya dengan faktor lain, kalau dalam tahap kontempolasi moral berkaitan dengan metafisika maka dalam tahap manipulasi ini masalah moral berkaitan dengan cara penggunaan ilmu pengetahuan atau secara filsafati dalam tahap penerapan konsep terdapat masalah moral ditinjau dari segi aksiologi keilmuwan (Suriasumantri, 1990: 234)

II.3 Kegunaan Aksiologi Ilmu Teori tentang nilai dalam filsafat membahas tentang etika dan estetika dimana makna etika mempunyai dua arti yaitu merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan perbuatan, tingkah laku atau yang lainnya. Nilai atau value dapat bersifat objective dan kadang-kadang bersifat subjective. Dikatakan objective jika nilai nilai tersebut tidak bergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Salah satu nilai kegunaan ilmu yaitu dapat bermanfaat bagi seluruh umat manusia. Menurut Francis Bacon yang tertera pada Jujun. S. Suriasumantri yaitu bahwa pengetahuan adalah kekuasaan apakah kekuasaan itu berkat atau justru mendatangkan malapetaka bagi manusia. Jika mendatangkan malapetaka maka terdapat kesalahan dalam menggunakan atau memanfaatkan ilmu itu sendiri karena ilmu merupakan alat bagi manusia untuk mencapai keinginannya dan hidup bahagia dikehidupannya. Ilmu bersifat netral karena ilmu tidak bersifat baik ataupun buruk tergantung pada sesorang yang memiliki ilmu itu sendiri, bagaimana dia menggunakannya, dan bermanfaatkah ilmunya bagi manusia. II.4 Macam-Macam Katagori Dasar Aksiologi Menurut Bramel yang tertera pada Amsal.2009:163, aksiologi dibagi menjadi tiga bagian yaitu: (1) Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu etika. (2) Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan, bidang ini menjelaskan tentang nilai keindahan. (3) Socio-political life, yaitu kehidupan social politik yang akan menggambarkan suatu filsafat social politik. Dalam hal ini juga terdapat dua katagori dasar aksiologi yaitu: 1. Objectivism 2. Subjectivism Dalam objectivism penilaian terhadap sesuatu yang dilakukan apa adanya sesuai keadaan objek yang dinilai. Sedangkan subjectivism penilaian terhadap sesuatu dimana dalam proses penilaian terdapat unsur intuisi (perasaan). Dari dua katagori dasar aksiologi ini maka terdapat empat pendekatan etika, yaitu: (1) teori

nilai intuitif dan (2) teori nilai rasional yang berdasarkan atau beraliran objectivis, sedangkan (3) teori nilai alamiah dan (4) teori nilai emotif beraliran atau berdasarkan subjectivis. 1. Teori Nilai Inuitif Dalam teori ini nilai ditemukan melalui intuisi karena ada aturan moral yang bersifat baku. Seseorang akan menemukan dan mengakui nilai tersebut melalui proses intuisi karena ia mengatur prilaku idividu atau sosialnya selaras dengan preskripsi moralnya. 2. Teori Nilai Rasional Nilai rasional dikemukakan sebagai hasil dari penalaran manusia. Fakta bahwa seseorang melakukan sesuatu yang benar ketika ia tahu dengan nalarnya bahwa itu benar. 3. Teori Nilai Alamiah Nilai dimiliki manusia bersama dengan kebutuhan dan hasrat yang dialaminya. Nilai adalah produk biososial, artefak manusia yang diciptakan, dipakai, diuji oleh individu dan masyarakat untuk melayani tujuan membimbing prilaku manusia. Nilai secara umum hakikatnya bersifat subjective tergantung pada kondisi manusia. 4. Teori Nilai Emotif Jika tiga aliran sebelumnya menentukan konsep nilai dengan status kognitifnya, maka teori ini memandang bahwa konsep moral dan etika bukanlah keputusan faktual tetapi hanya ekspresi emosi dan tingkah laku. Nilai tidak lebih dari suatu opini yang tidak bisa di perbarui sekalipun diakui bahwa penelitian menjadi bagian penting dari tindakan manusia.

BAB III PENUTUP Dari manfaatnya pembahasan disalah diatas dapat Dalam disimpulkan menggunakan bahwa ilmu ilmu kita dapat harus

mendatangkan malapetaka bagi hidup orang banyak jika kegunaan dan gunakan. menggunakannya untuk kepentingan bersama karena ilmu merupakan alat untuk meningkatkan taraf hidup dan dapat bermanfaat bagi setiap orang apabila ilmu yang kita dapat digunakan berdasarkan nilai atau etika, kodrat dan martabat manusia. Maka dari itu kegunaan dan manfaat dari ilmu itu sendiri dikaji dalam aksiologi. Dimana aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuantujuan ilmu pengetahuan dan merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan, dan ilmu pengetahuan itu sendiri akan sangat bermanfaat jika bisa memanfaatkannya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA Amsal, Bakhtiar.2009. Filsafat Ilmu. Jakarta : Rajawali pers. Fauziarti, Benni Farida. . Dimensi aksiologi dalam filsafat. Diambil dari internet. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2124658-dimensiaksiologi-dalam-filsafat-pendidikan/ pada tanggal 22 Oktober 2011. Poedjawijatna. 2004. Tahu dan Pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta. S. Suriasumanteri, Jujun. 1990. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka sinar Harapan. http://id.wikipedia.org/wiki/Aksiologi pada tanggal 22 Oktober 2011 http://www.yousaytoo.com/dasar-dasar-etika-sebuah-pengantar-sangatringkas/356972 pada tanggal 22 Oktober 2011

You might also like