You are on page 1of 18

SKRIPSI DAMPAK NEGATIF ORGEN TUNGGAL DARI SEGI HUKUM PIDANA OLEH NOFRY HARDI NOMOR BP 07140068 PROGRAM

KEKHUSUSAN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2010/2011

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hukum tidak lepas dari kehidupan manusia . Maka untuk membicarakan hukum kita tidak dapat lepas dari kehidupan manusia . Setiap manusia mempunyai kepentingan . Kepentingan adalah suatu tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi . Sejak dilahirkan manusia butuh makan, pakaian, tempat berteduh, dan pendidikan . Menginjak dewasa bertambahlah jumlah dan jenis kepentingannya seperti pekerjaan, berkeluarga, dan hiburan 1. Tetapi kebutuhan yang terhadap hiburan kerap berbenturan dengan norma hukum, adat, dan kesusilaan. Terutama hiburan dalam acara resepsi pernikahan atau perayaan tertentu yang menggunakan jasa hiburan berupa orgen tunggal . Dalam acara-acara tertentu seperti resepsi pernikahan dan acara pemuda sudah tidak asing lagi jikalau diadakannya hiburan orgen tunggal . Hiburan ini semata-mata bukan hanya sebagai pemeriah suasana tetapi juga sebagai ajang untuk prestise tingkatan sosial dan ekonomi seseorang, dengan adanya hiburan orgen tunggal ini maka seseorang dianggap memiliki jiwa sosial yang tinggi . Selain itu dengan adanya hiburan ini maka akan menambah pengunjung dan memeriahkan suasana . Orgen tunggal berupa hiburan music yang menggunakan keyboard dan speaker di lapangan terbuka yang dikelola oleh seseorang untuk disewakan pada acara-acara tertentu demi keuntungan komersial dan hiburan .

Sudikno Mertokusumo,SH,Prof,Dr.Mengenal Hukum,Liberty,Yogyakarta,1999.

Namun dibalik hiburan yang disuguhkan oleh orgen tunggal itu terdapat begitu banyak efek negatif yang ditimbulkan oleh orgen tunggal itu sendiri . Tidak jarang orgen tunggal diadakan sampai larut malam bahkan sampai menjelang shubuh . Dalam aksinya orgen tunggal tidak hanya menyuguhkan lagu dangdut dan lagu daerah tetapi juga menyuguhkan lagu-lagu remix, house, r n b, dan dj yang bersifat panas dan dinyanyikan oleh penyanyipenyanyi berpakaian seksi dan disuguhkan dengan goyangan yang panas . Orgen tunggal seolah-olah menjadi daya tarik bagi para undangan untuk mendapatkan hiburan dan sarana untuk menyalurkan hobi . Bagi tuan rumah dengan adanya orgen tunggal maka akan meningkatkan kebanggaan sosial mereka karena dengan adanya orgen tunggal maka semakin banyak undangan yang menghadiri acara mereka . Memang tidak semua orgen tunggal menimbulkan dampak negatif tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa acara orgen tunggal yang dilakukan sampai larut malam banyak mendatangkan dampak negative dari segi sosial, adat, maupun dari segi hukum . Sudah tidak menjadi rahasia lagi bahwa orgen tunggal adalah hiburan rakyat yang diadopsi dari budaya barat yang bersifat panas dan banyak terdapat tindak pidana di dalamnya . Sampai saat ini belum ada yang menyinggung tentang keberadaan orgen tunggal yang berdampak negatif seolah-olah hal ini sudah biasa terjadi dalam kehidupan masyarakat kita . Tidak dapat dipungkiri bahwa penyebab dari dampak negatif hiburan ini adalah karena lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan masyarakat, di mana dalam lingkungan masyarakat ini adanya interaksi individu satu dengan individu lain 2.

Walgito Bimo,Drs,Psikologi Umum,Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM,Yogyakarta,1981.

Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh orgen tunggal telah banyak dirasakan oleh masyarakat dan sampai saat ini belum ada kriminalisasi terhadap aktivitas orgen tunggal yang berdampak negatif tersebut . Berbagai dampak negatif orgen tunggal dipandang dari segi hukum yaitu antara lain; 1. Praktek perjudian; 2. Penggunaan minuman keras; 3. Penyalahgunaan narkotika; 4. Pornoaksi; 5. Pelecehan seksual; 6. Eksploitasi anak; 7. Pelanggaran hak cipta lagu; 8. Perkelahian; 9. Penganiayaan; dan 10. Pengerusakan . Demikian banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh hiburan orgen tunggal mulai dari yang bertentangan dengan KUHP dan Undang-Undang tindak pidana lainnya sampai kepada peraturan daerah . Berikut adalah penjelasan dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh orgen tunggal berikut dengan pasal-pasal yang dilanggar dalam peraturan perundangundangan yang mengatur tentang dampak negatif tersebut; 1. Perjudian Untuk menyemarakkan suasana dalam pesta pernikahan seseorang yang dilengkapi dengan hiburan orgen tunggal sudah menjadi kebiasaan atau
4

tradisi bagi para tamu khususnya kaum laki-laki untuk melakukan perjudian dengan tujuan untuk pergaulan atau untuk mencari peruntungan dengan perjudian . Acara perjudian di tempat pesta pada malam hari dirasa aman untuk melakukan perjudian . Perjudian dilarang dalam pasal 303 ayat 1 KUHP yang berbunyi; Diancam debgan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak dua puluh juta rupiah,barang siapa tanpa izin : 1. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai pencarian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu; 2. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu tata cara; 3. Menjadikan turut serta pada permainan judi seperti pencarian. Perjudian juga diatur dalam Undang-Undang Nomor.7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian . 2. Penggunaan minuman keras

Sudah lazim di tengah-tengah masyarakat bahwa dalam melaksanakan pesta dengan hiburan orgen tunggal harus dihiasi dengan minuman keras . Minuman keras bukan hanya sebagai pelengkap namun sudah menjadi kebutuhan dalam merayakan suatu acara . Alasan penggunaan minuman keras adalah untuk menenangakan pikiran, menambah mental untuk menyanyi dan bergoyang , serta untuk pelancar obrolan dengan kawankawan,. Penggunaan minuman keras jelas dilarang dalam pasal 539 KUHP yang berbunyi barangsiapa pada kesempatan diadakan pesta keramaian untuk umum atau pertunjukkan rakyat atau diselenggarakan arak-arakan untuk umum,menyediakan secara cuma-cuma minuman keras atau arak dan atau menjanjikan sebagai hadiah, diancam dengan pidana kurungan paling lama dua belas hari atau pidana denda paling tinggi 375 rupiah. Penggunaan minuman keras juga dilarang dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1947 Tentang Cukai Minuman Keras . 3. Penyalahgunaan Narkotika Tamu-tamu yang datang bukan hanya dari kalangan kerabat namun juga ada kemungkinan masuknya orang luar yang tidak diketahui maksud dan tujuannya . Namun ada implikasi bahwa tempat hiburan orgen tunggal adalah tempat yang disukai untuk pemakaian narkotika . Penyalahgunaan narkotika diancam pidana oleh Undang-undang Nomor.13 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Undang-undang Nomor.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. 4. Pornoaksi
6

Dalam aksinya hiburan orgen tunggal menggunakan biduan sebagai penyanyi . Biduan tersebut menggunakan busana yang minim dan seksi serta mengundang birahi bagi kaum pria . Selain itu dalam membawakan nyanyiannya para biduan bergoyang dengan tarian yang panas dan tak segan-segan untuk melakukan tarian erotis dengan lawan jenis . Tidak dapat dipungkiri bahwa pornoaksi ini menyebabkan zina dan prostitusi . Hal itu tenru saja merupakan bagian dari pornoaksi yang dilarang dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi .

5. Pelecehan seksual Berkaitan dengan pornoaksi diatas, aksi para biduan orgen tunggal kerap mengundang kaum adam untuk melakuan pelecehan seksual terhadap biduan tersebut baik disadari maupun tidak disadari . Hal itu dikarenakan oleh sifat alamiah kaum pria ketika melihat lawan jenis yang mempertontonkan auratnya dan membuat gerakan-gerakan yang merangsang syahwat seorang pria . Sehingga mengakibatkan seseorang di luar kendali dan dengan disengaja ataupun tidak disengaja maka akan membuat seseorang melakukan perbuatan yang dianggap sebagai pelecehan seksual . Pelecehan seksual diatur dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi . 6. Eksploitasi anak

Masih berkaitan dengan biduan orgen tunggal dimana dalam realitanya bahwa pemakaian biduan oleh event organizer orgen tunggal tidak memperhatikan status sosial, pendidikan dan umur biduan tersebut . Banyak biduan orgen tunggal yang masih duduk dalam jenjang pendidikan dan di bawah umur . Profesi hiburan ini mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sungguh ironi memang . Penggunaan anak di bawah umur dalam aktivitas orgen tunggal melanggar Undang-Undang Nomor.23 tahun 2002 Tentang Perlindungan anak . 7. Pelanggaran hak cipta lagu Lagu-lagu yang dimainkan dalam hiburan orgen tunggal adalah lagu-lagu dangdut, pop, dan lagu daerah . Lagu-lagu tersebut dimainkan dalam Keyboard dengan menggunakan Disket atau flashdisk . Para pemilik orgen tunggal tidak pernah meminta ijin kepada penyanyi dan pemegang hak cipta untuk memainkan dan mengubah ciptaan mereka untuk kepentingan yang hanya menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain . Hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yaitu pada pasal 72 ayat (1)dan (2) yang berbunyi; barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar pertunjukan tanpa ijin pemegang hak cipta dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,00(satu juta rupiah),

atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dipidana dengan pidana penjara paling lama (5) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 8. Perkelahian Dalam acara hiburan orgen tunggal tidak dapat dihindari terjadi perkelahian antara para undangan yang dating . Hal ini dikarenakan pengaruh minuman keras dan persinggungan yang terjadi ketika mereka sedang bergoyang . Perkelahian tidak bisa dihindari apalagi kalau ada rasa kesetiakawanan yang menambah kacau suasana . Tidak jarang perkelahian berbuntut kepada penganiayaan bahkan sampai kepada pembunuhan .

9. Penganiayaan Perkelahian yang terjadi dalam suasana hiburan orgen tunggal menjadi akar dari penganiayaan . Penganiayaan diatur dalam pasal 351 KUHP yaitu; 1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
9

2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun. 3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. 4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merugikan kesehatan. 5) Percobaan untuk melakukan penganiayaan tidak dipidana.

10. Pengerusakan Perkelahian atau penganiayaan dalam acara hiburan orgen tunggal akan mengakibatkan pengerusakan terhadap benda-benda material yang menjadi sarana dan prasarana hiburan orgen tunggal itu sendiri dan merusak properti milik tuan rumah yang menyewa orgen tunggal tersebut . Pengerusakan barang diatur dalam pasal 406 KUHP yang berbunyi ; barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Terdapat begitu banyak dampak yang ditimbulkan oleh hiburan orgen tunggal dan penulis mencoba mengangkat permasalahan tersebut ke dalam skripsi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sebagai sarjana hukum . Dengan berbagai latar belakang diatas maka penulis membuat skripsi yang diberi judul;

10

DAMPAK NEGATIF ORGEN TUNGGAL DARI SEGI HUKUM PIDANA B. PERUMUSAN MASALAH Suatu hiburan seharusnya memberi ketenangan bagi jiwa manusia bukan member masalah dalam kehidupan manusia karena hiburan adlah obat dari kejenuahan dan kelelahan jiwa manusia . Hiburan yang diberikan oleh orgen tunggal memberikan masalah bagi masalah bagi masyarakat . Masalah tersebut bertentangan dengan fungsi utama hiburan dan berujung kepada tindak pidana yang diancam serius oleh Undang-Undang. Berbagai permasalahan tersebut antara lain; 1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya berbagai persoalan dalam hiburan orgen tunggal? 2. Mengapa masyarakat seolah-olah diam dalam menanggapi berbagai persoalan yang timbul oleh orgen tunggal? 3. Kapan tindak pidana yang terjadi pada hiburan orgen tunggal dibawa ke persidangan? 4. Siapa yang bisa dituntut untuk mempetanggungjawabkan tindak pidana yang terjadi oleh hiburan orgen tunggal? 5. Bagaimana proses kriminalisasi terhadap hiburan orgen tunggal yang berbuah tindak pidana? C. TUJUAN PENELITIAN Permasalahan diciptakan untuk diselesaikan, hampa rasanya hidup bila tanpa masalah tapi tergantung bagaimana cara kita menyikapi dan mengatasinya . Dengan adanya skripsi

11

penulis menginginkan adanya tindakan hukum yang tegas untuk mengatasi persoalan hiburan yang lebih banya mudharot daripada manfaatnya ini . Tujuan penulisan skripsi dijelaskan dalam pointer-pointer sebagai berikut; 1. Merumuskan masalah-masalah yang disebabkan orgen tunggal mulai dari maslah yang berdampak sosial sampai pada masalah yang berdampak hokum. 2. Menentukan pasal-pasal hukum pidana yang dilanggar dan disebabkan oleh orgen tunggal dan ancaman hukum pidana yang diterapkan untuk menjerat tindak pidana tersebut. 3. Menentukan siapa saja yang dapat dimintai pertanggungjawabannya terhadap tindak pidana yang terjadi dan disebabkan oleh orgen tunggal. 4. Memberi masukan dan informasi kepada pemerintah dan masyarakat umumnya serta pada bidang hukum pidana pada khususnya mengenai persoalan yang tengah terjadi di masyarakat yaitu tentang masalah orgen tunggal. 5. Menyarankan kepada pihak legislatif untuk membuat aturan legal mengenai aktivitas dan operasi orgen tunggal serta mendesak aparat penegak hukum untuk menyelesaikan berbagai kasus hukum yang disebabkan orgen tunggal .

D. MANFAAT PENULISAN Skripsi ini dibuat bukan hanya untuk kepentingan penulis namun penulis memiliki suatu visi untuk menstabilkan keseimbangan sosial yang ada dalam masyarakat yang telah

12

tergoncang oleh persoalan yang berbenturan debgan hukum . Adapun manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penulisan skripsi ini adalah; 1. Pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu hukum pidana mengenai masalah pidana yang berkembang seuai dengan perkembangan masyarakat dan perubahan masyarakat. 2. Sebagai suaru evaluasi dan informasi bagi aparat penegak hukum untuk mengatasi masalah yang terjadi dan berkembang dalam masyarakat. 3. Memberi kejelasan kepada masyarakat mengenai hal hiburan yang bisa menjadi penyebab terjadinya tindak pidana dan pasal-pasal tindak pidana yang dilanggar. 4. Informasi bagi para pembuat hukum untuk memasukkan tindak pidana yang terjadi dan disebabkan orgen tunggal ke dalam suatu kajian yang harus dibuat produk hukumnya. 5. Memberi batasan bagi para pemilik event organizer orgen tunggal dalam menjalankan profesinya dan bagi para pengguna jasa orgen tunggal untuk lebih selektif dalam memilih jasa hiburan yang akan mereka pergunakan. E. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Masalah Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan menggunakan metode yuridis sosiologis (empiris)3 , yaitu suatu penelitian yang menggunakan bahan

Amirudin dan Zainal Asikin,2004,Pengantar Metode Penelitian Hukum,Jakarta;PT Raja Grafindo;hlm.133.

13

kepustakaan atau data data sekunder sebagai data awalnya kemudian dilanjutkan dengan data primer atau data lapangan . 2. Sumber Data dan Jenis Data a. Data Primer Merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari lapangan di wilayah hukum Pengadilan Negeri Padang . b. Data Sekunder Adalah sumber data yang diperoleh dari sumber data yang terdiri dari berkas perkara yang ada di Pengadilan Negeri Padang dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat . 3. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data-data sekunder dengan cara mempelajari bahan-bahan kepustakaan terutama yang berkaitan dengan masalahmasalah yang relevandengan yang diteliti, serta peraturan-peraturan yang sesuai dengan materi atau objek penelitian. Bahan-bahan yang diteliti antara lain 1. Bahan hukum primer Adalah bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri dari perundangundangan, diantaranya; 1. Wetboek van Strafrecht (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) 2. Undang-Undang \Nomor.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak 3. Undang-Undang \Nomor.13 Tahun 2009 Tentang Narkotika 4. Undang-Undang \Nomor.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
14

5. Undang-Undang \Nomor.19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 6. Undang-Undang \Nomor.44 Tahun 2008 Tentang Pornografi dan Pornoaksi 2. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang berupa buku-buku, literatureliteratur yang menunjang dan memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yang terkait dengan penelitian yang penulis lakukan, diantaranya ; a. Hasil penelitian hukum b. Teori-teori hukum dan pendapat-pendapat sarjana melalui literature yang dipakai c. Informasi-informasi yang dihimpun dari media cetak.

3. Bahan Hukum Tersier Yaitu kamus hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder . a. Penelitian lapangan Dilakukan di daerah-daerah yang menggunakan orgen tunggal sebagai sarana hiburan dalam wilayah hukum Kotamadya Padang . Penelitian lapangan diperlukan untuk memperoleh data primer yang langsung dilakukan terhadap responden yang menjadi subjek dan objek dalam penelitian ini . Penelitian tidak hanya dilakukan terhadap masyarakat tetapi juga terhadap aparat penegak hukum dan instansi penegak hukum dalam wilayah hukum Pebgadilan Negeri Padang . b. Wawancara
15

Adalah untuk mendapatkan data primer dengan menggunakan pedoman pertanyaan (queation quideline) dengan pihak-pihak terkait sebagai pegangan dalam wawancara 4, wawancara juga dilakukan terhadap responden dan informan serta para korban yang terkait dalam penelitian ini . 4. Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan data adalah kegiatan merapikan data hasil pengumpulan data di lapangan sehingga siap pakai untuk dianalisis . Dalam penelitian ini setelah data yang diperlukan berhasil diperoleh, maka penulis melakukan pengolahan terhadap data tersebut . Dengan cara editing yaitu dengan cara meneliti kembali terhadap catatan-catatan, berkasberkas, dan informasi-informasi dan memberikan tambahan sesuai dengan keperluan dan kebutuhan yang dibutuhkan dalam penulisan ini . b. Analisis Data Analisis data sebagai tindak lanjut proses pengolahan data, untuk dapat memecahkan dan menguraikan masalah yang akan diteliti berdasarkan bahan hukum yang diperoleh, maka diperlukan adanya teknik analisa bahan hukum . Setelah didapatkan data-data yang diperlukan maka penulis melakukan analisis secara kualitatif yakni dengan melakukan penilaian terhadap data-data yang penulis dapatkan di lapangan dengan bantuan literature-

Bambang Sugono, 1997, Metode Penelitian Hukum,Jakarta;PT Raja Grafindo,hlm.116.

16

literatur atau bahan-bahan yang terkait dengan penelitian, kemudian ditarik kesimpulan yang dijabarkan dalam penulisan deskriptif . F. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk lebih terarahnya penulisan ini dan agar pembahasan yang dibicarakan akan lebih terfokus pada topic pembahasan, maka perlu disusn secara sistematis . BAB I PENDAHULUAN, pada bab ini akan penulis uraikan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penelitian serta Sistematika Penulisan . BAB II TINJAUAN PUSTAKA, pada bab ini berisikan tentang informasi umum tentang hiburan orgen tunggal yang berisi pengertian, manfaat, system pangelolaan dan pasalpasal hukum pidana yang dilanggarnya . BAB III PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, pada bab ini akan diuraikan tentang tindak pidana yang disebabkan oleh hiburan orgen tunggal dan cara-cara untuk mengkriminalisasikan masalah ini . BAB IV PENUTUP, pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dan memberi saran berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan .

17

18

You might also like