You are on page 1of 13

Model pelayanan kesehatan remaja di RSUP Fatmawati

melalui Klinik Kesehatan Remaja

Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA


Ketua Komite Medik
RSUP Fatmawati, Jakarta.

Pendahuluan

Sekitar 50 juta orang (20%) populasi Indonesia adalah remaja (usia 10 -


19 tahun), jumlah tersebut sama dengan 2.5 kali lipat jumlah seluruh
populasi negara Malaysia dan 10 kali lipat populasi negara Singapura.
Diperkirakan pada Pemilu tahun 2039 remaja tersebut akan menjadi
pemimpin bangsa. Oleh karena itu sesuai amanah Mukadimah/
Pembukaan Undang Undang RI 1945 sebagai landasan bernegara dan
sumber dari segala hukum di tanah air, akan hak dan tujuan
mencerdaskan dan mensejahterakan seluruh bangsa 1 – remaja sebagai
komponen bangsa mempunyai hak yang sama mengenai hal tersebut
(deserved the rights to have all accesses for health and education).
Menelantarkan hak remaja adalah identik dengan pelanggaran hak asasi
manusia (violent to human right). 2,3,4,5,6

Penanganan masalah kesehatan remaja sangat unik mengingat akan


sifat pertumbuhan dan perkembangan remaja sangat berbeda dari segi
fisik, mental maupun psikososialnya. Oleh karena itu perlu penanganan
khusus melalui pendekatan sistem layanan mutidisiplin, terpadu,
mudah terjangkau (aksesibilitas), dan privasi. Sistem tersebut harus


Disampaikan pada Pertemuan Nasional Evaluasi Program Kesehatan Anak
dan Sosialisasi Penerapan PKPR di Puskesmas dan Poskestren,
diselenggarakan oleh Direktorat Bina Kesehatan Anak, Dirjen Bina Kesehatan
Masyarakat Depkes RI di Ciumbuleuit Hotel & Apartmen, Bandung 17-19 Juni
2008.

1 Undang Undang Dasar RI 1945 - Mukadimah


2 Annas GJ. Human rights and health — The Universal Declaration of Human
Rights at 50. New England Journal of Medicine 1998; 339(24):1778-81
3 Rodriguez-Garcia R. Human Rights: The Foundation of Public Health Practice.

American Journal of Public Health 2000; 90(5):393-4


4 Law C. Policy for child health in the United Kingdom. Pediatrics
2003;112:722–4
5 Dougherty D, Simpson LA. Measuring the quality of children’s healthcare: A

prerequisite to action. Pediatrics 2004;113:185–98


6 van Dyck PC.. A history of child health equity legislation in the United States.

Pediatrics 2003;112:727–30

1
sederhana dan mudah dimengerti oleh pelaksana (profesi), mendapat
kepercayan penuh dari remaja akan privasi dan keamanan dalam
mendapatkan layanan. 7 Peran profesi medis disini sangat penting dan
menonjol, meskipun sedikit akan tetapi mempunyai arti dampak yang
luas, 8 yakni dalam 3 hal utama meningkatkan mutu profesi dan
kompetensi, partisipasi aktif membangun dan mempersiapkan generasi
penerus, dan penelitian bidang layanan kesehatan. 9

Pada makalah ini akan dibahas mengenai upaya Komite Medik RSUP
Fatmawati dalam melaksanakan kegiatan kesehatan remaja – mulai dari
konsep, struktur, implementasi, monitoring dan evaluasi serta kegiatan
penelitian yang dilakukan mengenai kesehatan remaja.

Konsep Tim Kesehatan Remaja RSUP Fatmawati

Pertumbuhan dan perkembangan remaja yang optimal dapat dicapai


bila remaja tersebut dalam keadaan fisik, mental dan sosial yang sehat.
Kesehatan remaja perlu penanganan yang khusus dan melibatkan
multidisiplin ilmu dari berbagai profesi serta dilaksanakan secara
terintegrasi di dalam (internal) dan di luar (eksternal) rumah sakit
dalam kerangka konsep kerja (Clinical Governance) Komite Medik RSUP
Fatmawati sebagaimana dalam Gambar 1.

Untuk Tim Kesehatan Remaja berada masuk dalam kategori (structure


dan process) yan bermuara pada patient focused care (remaja) yang
dilaksanakan secara internal (klinik kesehatan remaja) dan eksternal
(kerja sama dengan puskesmas dan sekolah sebagai jejaring).

7 Berwick D. Institute for Healthcare Improvement. Available at:


http://www.ihi.org. Accessed June 12, 2008
8 Goode LD, Clancy CM, Kimball HR, Meyer GM, Eisenberg JM. When is “good

enough”? The role and responsibility of physicians to improve patient safety.


Acad Med. 2002;77:947–51
9 Institute of Medicine. Crossing the Quality Chasm: A New Health System for

the 21st Century. Washington, DC: National Academy Press; 2001

2
Gambar 1. Konsep kerangka kerja (framework) Komite Medik RSUP
Fatmawati10

Struktur Tim Kesehatan Remaja RSUP Fatmawati

Tim Kesehatan Remaja Komite Medik RSUP Fatmawati dibentuk pada


tanggal 15 April 1999 dengan melibatkan berbagai profesi dan kegiatan
lintas fungsi yang terpadu di dalam lingkungan dan luar rumah sakit
dengan tujuan membentuk dan memperluas jejaring, pembinaan kader
remaja di sekolah serta pelatihan untuk tenaga latih (TOT). 11 Karena
bersifat multidisiplin dan lintas profesi medis, maka Tim Kesehatan

10 Firmanda D. Sistem Komite RSUP Fatmaawati, Jakarta 2003.


11 Firmanda D, Alinda R, Setiawan N. Tim Kesehatan Remaja RS Fatmawati.
Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ilmu Kesehatan Anak III, Yogyakarta 9 Mei
2007.

3
Remaja sebagai salah satu dari 8 tim klinis berada dibawah naungan
Komite Medik (Gambar 2 dan 3).

Gambar 2. Posisi Tim Kesehatan Remaja RSUP Fatmawati.10

4
Gambar 3. ‘Span and spin of control’ integrasi dan koordinasi Tim
Kesehatan Remaja dengan tim klinis lain dalam Komite Medik RSUP
Fatmawati10

5
Model/Paradigma Tim Kesehatan Remaja RSUP Fatmawati

Untuk interna model/paradigma Tim Kesehatan Remaja RSUP


Fatmawati secara singkatnya sebagaimana dalam Gambar 4 berikut.

Gambar 4. Model Tim Kesehatan Remaja RSUP Fatmawati 10

Sebagaimana tim lainnya, Tim Kesehatan Ramaja mengikuti dan


melaksakan kebijakan Komite Medik RSUP Fatmawati mengenai
mekanisme tata kerja tim klinis (Gambar 5), membuat recana kegiatan
tahunan dengan mengisi format rencana kerja dari Komite Medik
(Gambar 6) dan melakukan evaluasi promotif dan sumatif serta
identifikasi permasalahan dan alternatif solusinya (Gambar 7) dalam
rangka upaya peningkatan mutu (quality improvement) dan quality
assurance. 10

6
Gambar 5. Kebijakan Komite Medik RSUP fatmawati.tentang mekanisme
kerja tim klinis (termasuk Tim Kesehatan Remaja). 10

7
Gambar 6. Format Pedoman dan Rencana Kerja Tim Klinis (termasuk
Tim Kesehatan Remaja) dalam rangka Quality Assurance (QA). 10
.

8
Gambar 7. Format Laporan, Identifikasi, Alternatif solusi dan evaluasi
kinerja tim dalam rangka Quality Assurance (QA). 10

9
Implementasi, Monitoring dan Evaluasi

Pelayanan Klinik Kesehatan Remaja telah menangani sebanyak 207


kasus remaja sejak tahun 1999 dengan kesulitan belajar (learning
difficulties) 104 kasus, parental and adolescent conflict 25 kasus, sibling
rivalry 19 kasus, behaviour problems 18 kasus, penyalahgunaan narkoba
(drug abuse) 17 kasus, deliquency 14 kasus, immature personality 10
kasus, krisis identitas 8 kasus, manic depression 6 kasus, ansietas 5
kasus, kehamilan remaja 3 kasus dan gangguan pendengaran (deafness)
1 kasus.

Sebanyak 20 guru konselor di Jakarta Selatan telah dilatih sebagai


tenaga latih (TOT). Sebanyak 10 remaja SLTP dan 70 remaja SLTA telah
dilatih dan menjadi kader kesehatan remaja. Para guru konselor dan
siswa remaja SLTP danm SLTA tersebut merupakan jejaring Tim
Kesehatan Remaja Komite Medik RSUP Fatmawati. Salah satu contoh
acara pelatihan bagi para guru sebagaimana dapat dilihat pada Gambar
8 berikut.

Gambar 8. Contoh kegiatan pelatihan oleh Tim Kesehatan Remaja

10
Kegiatan Tim Kesehatan Remaja RSUP Fatmawati mencakup tidak
hanya sebatas pelayanan, pendidikan dan pelatihan; namun berupaya
untuk melakukan penelitian11 (deskriptif dan analitik) dalam rangka
meningkatkan mutu profesi dan layanan sebagaimana contoh dalam
Gambar 9 dan 10.

Gambar 9. Penelitian Tim Kesehatan Remaja RSUP Fatmawati. 11

11
Gambar 10. Penelitian Tim Kesehatan Remaja RSUP Fatmawati tentang
kesehatan reproduksi remaja.11

12
Kesimpulan dan Saran

Kesehatan Remaja (Adolescent Health) merupakan satu bidang ilmu


kedokteran/kesehatan yang sangat diperlukan mengingat populasi
remaja Indonesia sekitar 50 juta orang (20%) sebagai penerus generasi
bangsa, namun aksesibilitas layanan kesehatan mereka terbatas. Tidak
semua institusi pelayanan kesehatan (termasuk rumah sakit)
menyediakan fasilitas maupun sarana. Remaja sebagai komponen
bangsa mempunyai hak asasi manusia (human right) yang sama

Keadaan ini sangat mengkhawatirkan bila tidak segera diantisipasi,


mengingat era globalisasi WTO sudah masuk modus keempat dan
peluang (opportunity) tersebut akan diisi oleh multinational company dari
negara luar. Sudah saatnya pemerintah (selaku regulator dan policy
maker), rumah sakit/puskesmas sebagai provider, asuransi nasional
sebagai purchaser, dan profesi medis untuk saling kerjasama
(koordinasi) sinergis sesuai bidang dan kewenangan masing masing.

Institusi pendidikan kedokteran dan kolegium profesi mempersiapkan


kurikulum dan silabus pendidikan kesehatan remaja (adolescent health)
dalam proses pendidikan kedokteran umum/keluarga, spesialis dan sub
spesialis untuk meningkatkan standar kompetensi dan standar
profesi.

Jakarta, 12 Juni 2008


Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA
Ketua Komite Medik
RSUP Fatmawati, Jakarta.

13

You might also like