Professional Documents
Culture Documents
Bacaan kun dan on pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)
[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.] Di episode sebelumnya, kita telah melihat bahwa satu kanji bisa memiliki lebih dari satu arti, dan karenanya lebih dari satu cara membaca. Contohnya, bisa dibaca sora yang artinya langit dan bisa juga kara yang artinya kosong. Namun banyak juga kanji yang artinya hanya satu, tapi cara membacanya lebih dari satu! Kok bisa?
membacanya sebagai Fuji-yama, selalu Fuji-san. Entah siapa yang menyebarkan cara membaca salah tersebut.) Kalau ingin analogi kasarnya di bahasa Indonesia, huruf e juga memiliki dua cara membaca! e pada enak dibaca beda dengan e pada enam. Kanji juga seperti itu, di kata-kata tertentu yang dipakai adalah bacaan kun-nya, dan di kata-kata lain yang dipakai adalah bacaan on-nya. Ada nemonik gampang untuk mengingat istilah kun dan on tersebut: Kuntilanak adalah hantu dalam negeri (Indonesia), dan karenanya bacaan kun adalah bacaan yang asalnya dari dalam negeri (Jepang). Di lain pihak, onta adalah binatang luar negeri (bagi Indonesia), dan karenanya bacaan on adalah bacaan yang berasal dari luar (dalam hal ini China). kun -> dalam negeri -> Jepang; on -> luar negeri -> China.
Penutup
Pada gambar di awal tulisan ini, bacaan kun yang muncul ditandai kuning dan bacaan on yang muncul ditandai biru muda. Itulah dua jenis bacaan kanji yang utama, namun saat kamu belajar kanji jangan kaget kalau nanti menemui beberapa jenis bacaan perkecualian. Contohnya adalah bacaan khusus yang hanya muncul pada nama. Di episode berikutnya, kita akan mengakhiri tinjauan kanji kita dengan membicarakan okurigana. Sampai jumpa!