You are on page 1of 11

Bab 7

Country Risk & Manajemen Resiko Bisnis Internasional

62

BA B

COUNTRY RISK & MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN BISNIS INTERNASIONAL

A. COUNTRY RISK Country risk dalam bisnis internasional adalah resiko yang mungkin terjadi dalam bentuk peristiwa yang luar biasa yang terjadi terutama di negara tuan rumah (host country), atau negara asal perusahaan (home country), atau negara ketiga (third country) atau situasi politik & keuangan internasional, sehingga dapat mengganggu kelancaran operasional perusahaan. Contohnya ketika terjadi konflik USA-Iran tahun 1979, banyak perusahaan dan bank USA yang mengalami kerugian dan kesulitan yang terutama disebabkan oleh tindakan pemerintah USA daripada tindakan pemerintah Iran. Disamping itu banyak juga perusahaan internasional lainnya, seperti perusahaan Indonesia yang mengalami kesulitan pemasaran dan supply bahan baku ketika terjadi peristiwa 11 September 2001, perang Afganistan dan perang Irak 2003. Dengan kata lain, country risk ini juga dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Country risk secara langsung ini misalnya expriopriation atau confiscation asset (pengambilalihan asset untuk kepentingan umum dengan memberikan ganti rugi) perusahaan luar negeri. Sedangkan secara tidak langsung misalnya hambatan terhadap customer dan atau supplier sehingga dapat mengganggu kelancaran operasional perusahaan. Faktor-faktor Yang Menentukan Country Risk : Untuk menentukan kemungkinan tinggi rendahnya tingkat country risk dalam bisnis internasional maka perlu dilakukan identifikasi beberapa faktor yang dapat menentukannya, yaitu : 1. Faktor Politik Hukum, terdiri dari : Sistem politik Group penguasa Group oposisi Sistem pemerintahan Potensi konflik dari luar

Bab 7

Country Risk & Manajemen Resiko Bisnis Internasional

63

Hubungan dengan partner dagang utama Hubungan Home Country dengan negara lain

2. Faktor Ekonomi Keuangan, terdiri dari : Pertumbuhan ekonomi Tingkat inflasi Jumlah penduduk Siklus ekonomi Exchange rate Posisi balance of payment Kekuatan pasar keuangan domestik Elastisitas permintaan barang ekspor Hubungan perdagangan luar negeri 3. Faktor Sosial Budaya, terdiri dari : Sosial group (ethnis, agama, bahasa dan kelas sosial) Sikap penduduk (terhadap waktu, pekerjaan, keberhasilan, perubahan dan pekerjaan) Tingkat buta huruf Kesadaran politik penduduk Ketenangan sosial (Social Unrest) Pandangan terhadap materi Pada umumnya faktor Politik Hukum dan faktor Ekonomi Keuangan, lebih dominan dan berpengaruh terhadap operasional perusahaan. Tetapi dalam hal tertentu dapat juga faktor Sosial Budaya, lebih dominan misalnya dalam kasus soal agama atau ras. B. MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN BISNIS INTERNASIONAL Pada umumnya perusahaan yang melakukan bisnis internasional akan menghadapi resiko fluktuasi kurs valas atau FX Rate Fluctuation yang disebut Forex Exposure dalam bentuk : Transaction Exposure Yaitu resiko pengaruh fluktuasi kurs valas atau Fx Rate Fluctuation terhadap Future Cash Transaction atau nilai penerimaan (A/R) dan nilai pembayaran (A/P) yang akan diterima diwaktu yang akan datang Economy/Operating Exposure Yaitu resiko pengaruh fluktuasi kurs valas atau Fx Rate Fluctuation terhadap Present Value (PV) dari Future Cash Flow suatu Perusahaan.

Bab 7

Country Risk & Manajemen Resiko Bisnis Internasional

64

Gambaran tentang Economy/Operating Exposure dapat dilihat dari tabel 7.1 dibawah ini.

Tabel 7.1 Economy/Operating Exposure karena Fluctuasi Rupiah I.Inflow dalam Rupiah Rupiah Apresiasi Turun Turun Turun Turun Rupiah Depresiasi Naik Naik Naik Naik Rupiah Depresiasi Tidak Berubah Naik Naik

a. Penjualan Lokal b. Ekspor dalam Rupiah c. Ekspor dalam Valas d. Bunga diterima dari Foreign Investment II.Outflow dalam Rupiah Rupiah Apresiasi a. Imported Supplies Tidak Berubah dalam Rupiah b. Imported Supplies Turun dalam Valas c. Bunga Dibayar atas Turun pinjaman LN

Translation/Accounting Exposure Yaitu resiko pengaruh fluktuasi kurs valas atau Fx Rate Fluctuation terhadap Consolidated Financial Statement dari perusahaan yang beroperasi di beberapa Negara. Sebagai contoh, pada tabel 7.2 dibawah ini dapat dilihat bagaimana Translation/Accounting Exposure yang dialami oleh MNC USA yang memiliki subsidary di United Kingdom. Tabel 7.2 Translation/Accounting Exposure Tahun Pelaporan Tahun I Tahun II Subsidiary Earning GBP. 5 Millions GBP. 6 Millions Average Forex Rate USD. 2,40/GBP USD. 1,15/GBP - USD. 0,25/GBP Translation Earning USD. 12,0 Millions USD. 6,9 Millions - USD. 5,1 Millions

Kenaikan/Penurun GBP. 1 Millions an

Bab 7

Country Risk & Manajemen Resiko Bisnis Internasional

65

Dari contoh Tabel diatas, dapat dilihat bahwa meskipun penerimaan subsidary di UK meningkat GBP. 1 Millions atau 20%, yaitu naik dari GBP. 5 Millions menjadi GBP. 6 Millions, ternyata Consolidated Income Statement MNC-USA tersebut menurun sebesar USD. 5,1 Millions. Hal ini dapat terjadi karena depresiasi GBP yang relatif besar, yaitu dari USD. 2,4/GBP menjadi USD. 1,15/GBP dan bukan karena kesalahan atau kegagalan Subsidiary di United Kingdom.

1.

Untuk menghindari resiko kerugian dalam transaksi Bisnis Internasional, perusahaan dapat menjalankan kebijakan manajemen resiko keuangan bisnis internasional, sbb: Insurance Pada umumnya perusahaan yang melakukan transaksi bisnis internasional akan selalu membuat kontrak dengan pihak asuransi untuk melindungi resiko kerugian yang mungkin timbul. Asset Liabilities Management Cara lain untuk melindungi transaksi bisnis internasional dapat juga dilakukan dengan kebijakan pengendalian Asset Liabilities Management. Misalnya dengan mengatur padanan masing2 antara utang dengan piutang jangka pendek dan utang dengan piutang jangka panjang Hedging (Lindung Nilai) dengan teknik sbb : Natural Hedging yaitu melindungi nilai transaksi bisnis internasional secara alamiah dengan cara sbb. : Mengusahakan kontrak jual & beli dalam valas yang sama Mengusahakan kontak penjualan (A/R) dalam Hard Currency Mengusahakan kontrak pembelian (A/P) dalam Soft Currency Menentukan nilai Hedging dengan cara mencari netto A/R A/P Mempercepat (Leading) pelunasan utang dalam Hard Currency Mempercepat (Leading) penagihan piutang dalam Soft Currency Menunda (Lagging) penerimaan utang dalam Hard Currency

2.

3.

Bab 7

Country Risk & Manajemen Resiko Bisnis Internasional

66

Menunda (Lagging) pembayaran piutang dalam Soft Currency

b. Money Market Hedging yaitu Hedging (Lindung Nilai) melalui transaksi keuangan internasional dengan memperhitungkan nilai present value dari utang atau piutang dan memperhatikan perkembangan trend perubahan FR & SR atau apresiasi/depresiasi valas yang digunakan dalam transaksi bisnis internasional (A/P & A/R) sesuai dengan Matrik Prinsip Hedging dibawah ini dan langkah yang diuraikan pada contoh soal dibawah ini. c. Forward Market Hedging yaitu Hedging (Lindung Nilai) melalui transaksi derivative dalam bursa valas dengan melakukan Forward Contract baik untuk melindungi utang atau A/P bila FR>SR maupun piutang atau A/R bila FR<SR sesuai Matrik Prinsip Hedging dibawah ini. d. Future Market Hedging yaitu Hedging (Lindung Nilai) melalui transaksi derivative dalam bursa valas atau International Monetary Market (IMM) pada Chicago Mercantile Exchange (CME) dengan melakukan Currency Future Contract yang dilakukan dengan standar volume (lot) dan jangka waktu tertentu. Transaksi ini yang biasanya dilakukan oleh para pengusaha atau arbitrageurs (pedagang valas) untuk melindungi posisi forexnya terhadap kemungkinan fluktuasi forward rate. e. Option Market Hedging yaitu Hedging (Lindung Nilai) melalui transaksi derivative dalam bursa valas dengan melakukan kontrak beli (Call Option) atau kontrak jual (Put Option) sesuai dengan standar volume (lot) dan jangka waktu tertentu dan berdasarkan harga kontrak yang disebut Strike atau Exercise Price dan membayar sejumlah fee/premium. Transaksi ini bersifat tidak wajib karena dapat direalisir bila menguntungkan atau tidak direalisir bila merugikan dengan resiko kehilangan pembayaran fee/premium. Hedging Call Option Melindungi A/P (Account Payable) Hedging Put Option Melindungi A/R (Account Receivable) f. Swap Hedging yaitu Hedging (Lindung Nilai) melalui transaksi keuangan internasional dalam bentuk Currency Swap atau Interest Rate Swap berdasarkan prinsip teori comparative advantage yang bertujuan untuk mengurangi Interest Cost dari pinjaman atau bond yang diterbitkan oleh perusahaan g. Range Agreement adalah salah satu cara untuk menghindari terjadi kegagalan/ pembatalan bisnis internasional sebagai akibat fluktuasi kur valas yang sangat tinggi.

Bab 7

Country Risk & Manajemen Resiko Bisnis Internasional

67

Range Agreement seperti yang ditunjukan oleh gambar 7.1 dibawah ini, dilakukan dengan membuat kesepakatan antara penjual/eksportir dan pembeli/importir pada saat penandatanganan kontrak jual-beli tentang pengaturan kurs atau nilai tukar yang akan diberlakukan pada saat transaksi berjangka jatuh tempo atau direalisir. Misalnya sebagai contoh seorang pembeli/importir membuat suatu kontrak jual-beli berjangka dengan seorang penjual/eksportir sejumlah 100 unit komputer dengan harga $.1000 per unit dengan delivary time 90 hari dan D/P 10 % serta pelunasan sisa pembayaran pada saat penyerahan barang. Misalnya Kurs $ pada saat penandatanganan kontrak atau Spot Rate : Rp. 9000/$.

Gambar 7.1 Range Agreement

Rp. 9.900/$ + 10% 9.700 Rp. 9.450/$ + 5% 9.200 Rp. 9.000/$ 8.700 Rp. 8.550/$ 5% 8.300 Neutral Zone Sharing Zone Renegociati on Zone

Bab 7

Country Risk & Manajemen Resiko Bisnis Internasional

68

Rp. 8.100/$ 10%

Untuk menjaga kemungkinan pembatalan oleh salah satu pihak akibat kerugian yang terlalu besar sebagai akibat fluktuasi kurs $ yang terlalu tinggi, maka kedua belah pihak dapat membuat suatu kesepakatan untuk pengaturan kurs $ yang akan diberlakukan pada saat jatuh tempo nanti yang disebut sebagai Range Agreement dengan pengaturan sbb.: Secara teoritis Range Agreement dapat dibagi atas tiga Zone sbb. : 1. Neutral Zone Apabila Kurs $ pada saat jatuh tempo setelah 90 hari berada diantara nilai ($.9000 + 5%) misalnya Rp.9200/$ dan ($.9000 5%) misalnya Rp.8700/$ maka kurs yang akan diberlakukan untuk pelunasan transaksi adalah tetap Rp.9000/$

2. Sharing Zone Apabila Kurs $ pada saat jatuh tempo setelah 90 hari berada diantara nilai ($.9000 + 5%) dan ($.9000 + 10%), misalnya Rp.9700/$, maka kurs yang diberlakukan adalah : 9000 + 9700 ----------------- = Rp. 9350/$ 2 Atau apabila Kurs $ pada saat jatuh tempo setelah 90 hari berada diantara nilai ($.9000 5%) dan ($.9000 10%), misalnya Rp. 8300/$. Maka kurs yang diberlakukan adalah : 9000 + 8300 ----------------- = Rp. 8650/$ 2 3. Renegociation Zone Apabila Kurs $ pada saat jatuh tempo setelah 90 hari berada diatas nilai ($.9000 + 10%) misalnya Rp. 10.200 atau dibawah nilai ($.9000 10%) misalnya Rp.7.800/$, maka dilakukan renegosiasi kembali untuk menetapkan kurs yang akan diberlakukan untuk transaksi tersebut. Besarnya lebar Range Agreement ini ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak. Memang biasanya untuk transaksi bisnis internasional range yang diberlakukan berada sekitar 10% diatas atau dibawah Spot Rate, karena pada umumnya pelaku

Bab 7

Country Risk & Manajemen Resiko Bisnis Internasional

69

bisnis internasional mengambil margin keuntungan maksimum sekitar 20%.

C. PRINSIP HEDGING (LINDUNG NILAI) Ketentuan mengenai prinsip hedging (lindung nilai) dijelaskan dengan matriks pada tabel 7.3 di bawah ini. Tabel 7.3 Matriks Prinsip Hedging Prinsip Hedging A/P Account Payable A/R Account Receivable FR > SR Akan Rugi Perlu Hedging (+) Akan Untung Tidak Perlu Hedging (-) FR < SR Akan Untung Tidak Perlu Hedging (-) Akan Rugi Perlu Hedging (+)

Contoh Soal Management Resiko Hedging dengan Forward Market dan Money Market Hedging. PT.ABC di JKT melakukan Transaksi Bisnis Internasional berjangka 90 hari USA Jepang Eropa

Bab 7

Country Risk & Manajemen Resiko Bisnis Internasional

70 Euro

Ekspor (A/R) 50.000 Impor (A/P) Spot Rate (SR) pada saat awal transaksi Forward Rate (FR) pada saat jatuh tempo 90 hari Tingkat Bunga per annum Deposito Kredit FR SR FR > SR FR < SR

USD 60.000 JPY 1.000.000 USD 50.000 JPY 2.000.000 Rp. 8.500/USD Rp 8.600/USD Rp 8.400/USD USD 2% 4% Rp. 70/JPY Rp 75/JPY Rp 65/JPY

Euro 50.000 Rp. 10.500/Euro Rp.10.600/Eur o Rp.10.400/Eur o EURO 1% 2%

Rp 6% 12 %

JPY 0,5% 1,0%

Pertanyaan : Berdasarkan kemungkinan perbedaan Forward Rate dengan Spot Rate tersebut di atas (FR SR) saudara diminta untuk : 1. Tentukan R/L saat jatuh tempo 90 hari dalam Rupiah baik untuk FR > SR maupun FR < SR. 2. Dalam mata uang apa dan jumlah berapa harus dihedging baik untuk FR > SR maupun FR < SR. 3. Apakah hedging lebih baik dilakukan dengan Forward Market atau Money Market Hedging baik untuk FR > SR maupun FR < SR. Jawaban 1. Menghitung Netto R/L untuk masing masing mata uang, yaitu : USD 60.000 USD 50.000 = + USD 10.000 (A/R) JPY 1.000.000 JPY 2.000.000 = JPY 1.000.000 (A/P) a. Untuk FR > SR Total A/R = USD 10.000 x Rp 8.600/USD = Rp 86.000.000 Total A/P = JPY 1.000.000 x Rp. 75/JPY = Rp 75.000.000 Laba = Rp 11.000.000 b. Untuk FR < SR Total A/R = USD 10.000 x Rp 8.400/USD = Rp 84.000.000 Total A/P = JPY 1.000.000 x Rp. 65/JPY = Rp 65.000.000 Laba = Rp 19.000.000 2. a. Untuk FR > SR Perlu dilakukan hedging A/P sebesar JPY 1.000.000, karena JPY apresiasi

Bab 7

Country Risk & Manajemen Resiko Bisnis Internasional

71

b. Untuk FR < SR Perlu dilakukan hedging A/R sebesar USD 10.000, karena USD depresiasi 3. a. Untuk FR > SR Hedging Cost dengan Forward Market Hedging (Forward Contract) = A/P JPY 1.000.000 x Rp. 75/JPY = Rp. 75.000.000 (1) Sedangkan Hedging Cost untuk Money Market Hedging dilakukan sbb : Future Value (FV) A/P sebesar JPY 1.000.000 Present Value (PV) A/P dapat dihitung dengan rumus : FV JPY 1.000.000 PV = ---------= -----------------= JPY 998.751,56 (1 + i)n (1 + 0,5/4 %) 1 Beli JPY 998.751,56 dengan Spot Rate = Rp 70/JPY Sehingga harga beli JPY = Rp. 69.912.609 Untuk membeli JPY 998.751,56 dapat dipinjam Rp. 69.912.609 dengan bunga pinjaman rupiah 12 % p.a sehingga Hedging Cost dengan Money Market Hedging menjadi : Rp. 69.912.609 x (1 + 12/4 %) = Rp 72.009.987 (2) Kesimpulan : Dari perhitungan di atas ternyata Hedging A/P JPY 1.000.000 lebih baik dilakukan dengan Money Market Hedging (Rp 72.009.987) karena lebih murah dibandingkan dengan Forward Market Hedging (Rp. 75.000.000). 3. b. Untuk FR < SR Hedging Cost dengan Forward Market Hedging (Forward Contract) = A/R USD 10.000 x Rp 8.400/USD = Rp. 84.000.000 (1) Sedangkan Hedging Cost dengan Money Market Hedging dilakukan sbb : Future Value (FV) A/R sebesar USD 10.000 Present Value (PV) A/R dapat dihitung dengan rumus : FV USD 10.000 PV = ---------= -----------------= USD 9.900,99 n 1 (1 + i) (1 + 4/4 %) Konversikan USD 9.900,99 ke Rp dengan Spot Rate = USD 9.900,99 X Rp 8.500/USD = Rp 84.158.415 Depositokan Rp 84.158.415 dengan bunga Rupiah 6% p.a Sehingga akan diperoleh hasil = Rp 84.158.415 x (1 + 6/4 %) = Rp. 85.420.791 (2)

Bab 7

Country Risk & Manajemen Resiko Bisnis Internasional

72

Kesimpulan : Dari perhitungan di atas ternyata Hedging A/R USD 10.000 lebih baik dilakukan dengan Money Market Hedging (Rp. 85.420.791) karena lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan Forward Market Hedging (Rp. 84.000.000).

You might also like