You are on page 1of 7

BAB 3 ETIKA PROFESI

APAKAH ETIKA ITU?


Etika dapat didefinisikan secara luas sebagai seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai Kebutuhan akan Etika Perilaku beretika merupakan hal yang penting bagi masyarakat agar kehidupan berjalan dengan tertib. Kebutuhan akan etika dalam bermasyarakat cukup penting sehingga banyak nilai-nilai etika umum yang dijadikan aturan hukum. Mengapa Orang-Orang Belaku Tidak Etis Kebanyakan orang mendefinisikan perilaku tidak etis sebagai perilaku yang menyimpang dari apa yang mereka yakini sebagai perilaku yang patut dalam lingkungan mereka . masing-masing menentukan bagi diri sendiri mana yang merupakan perilaku tidak etis, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Standar Etika Seseorang Berbeda dari Masyarakat Umum. Contoh eksterem dari orang-orang yang perilakunya menyimpang dari standar etika umum adalah para pengedar obat terlarang, perampok bank, dan pencuri. Orang orang yang perilakunya menyimpang tersebut tidak merasa menyesal ketika mereka dihukum akibat melakukan perbuatan tersebut, karena memang standar etika mereka berbeda dengan etika masyarakat umum. Jika ada orang lain yang memutuskan bahwa perilaku tersebut merupakan perilaku yang etis dan dapat diterima, maka hal ini menandakan adanya konflik nilai-nilai etika yang perlu ditangani.

Orang yang Memilih untuk Berlaku Egois. Sebagian besar perilaku tidak etis adalah hasil dari sikap yang egois. Skandal-skandal politik berasal dari keinginan untuk memiliki kekuatan politik; kecurangan dalam melaporkan pajak dan pelaporan biaya didorong oleh keserakahan finansial; melakukan pekerjaan di bawah standar kemampuan yang dimiliki dan berlaku curang ketika mengikuti ujian biasanya muncul karena kemalasan.

DILEMA ETIKA
Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang di mana dia harus membuat keputusan mengenai perilaku yang patut. Sebuah contoh sederhana dari dilema etika adalah ketika seseorang menemukan sebuah cincin berlian,ia hanya memutuskan apakah akan mencari pemiliknya atau akan mengambil cincin tersebut. Pembenaran atas perilaku tidak etis Berikut ini adalah metode-metode pembenaran yang umumnya digunakan yang akan mengakibatkan munculnya perilaku tidak etis. Semua Orang Melakukannya. Alasan yang mendasarim bahwa memalsukan laporan pajak, berlaku curang saat ujian, atau menjual produk yang cacat merupakan tindakan yang dapat diterima, umumnya berdasarkan alasan bahwa semua orang juga melakukan hal itu, sehingga perilaku tersebut dapat diterima. Jika ini Legal, Maka ini Etis. Menggunakan argumen yang mengatakan bahwa semua perilaku legal merupakan perilaku yang etis, sangat bergantung pada kesempuranaan hukum. Kemungkianan Terbongkar dan Konsekuensi. Filosofi ini bergantung pada evalusi kemungkinan bahwa orang lain akan membongkar perilaku tersebut. Biasanya dihadapi jika perilaku tidak etis tesebut terbongkar. Menyelesaikan Dilema Etika Pendekatan enam langkah berikut dimaksudkan sebagai pendekatan sederhana untuk menyelesaikan dilema etika.

1. Memperoleh fakta-fakta yang relevan. 2. Mengindentifikasikan masalah etika yang muncul dari fakta-fakta tersebut. 3. Memutuskan siapa yang akan terkena dampak dari dilema tersebut dan bagaimana setiap orang atau kelompok dapat terkena dampaknya. 4. Mengidentifikasikan alternatif-alternatif yang tersedia bagi individu yang harus menyelesaikan dilema tersebut. 5. Mengidentifikasikan konsekuensi yang mungkin muncul dari setiap alternatif. 6. Memutuskan tindakan yang tepat.

KEBUTUHAN KHUSUS TERHADAP KODE ETIK PROFESI


Masyarakat kita telah memberikan arti khusus untuk istilah profesional. Para profesional diharapkan memiliki kepatutan dalam berperilaku yang lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan orang pada umumnya. Istilah profesional berarti tanggung jawab untuk berperilaku lebih dari sekadar memenuhi tanggung jawab secara individu dan ketentuan dalam peraturan dan hukum di masyarakat. Alasan adanya harapan yang begitu tinggi pada penerapan etika bagi para profesional adalah kebutuhan akan kepercayaan publik dalam kualitas pelayanan yang diberikan oleh para profesional tersebut, bagaimana pun individu-individu yang memberikan jasa tersebut. Perbedaan antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan Para Profesional Lainnya KAP memiliki hubungan yang berbeda dengan para pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan hubungan mayoritas profesi lainnya terhadap klien mereka. Pengacara, misalnya, secara khusus terikat dan dibayar oleh seorang klien dan memiliki tanggung jawab utama untuk memberikan jasa advokasi kepada kliennya tersebut. KAP ditugaskan oleh manajemen untuk perusahaan perorangan, atau oleh komite audit untuk perusahaan publik, dan dibayar oleh perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan, namun penerima manfaat utama dari jasa audit tersebut adalah para pengguna laporan keuangan. Merupakan hal yang penting bagi para

pengguna laporan keuangan untuk memandang KAP sebagai pemberi jasa yang kompeten dan objektif. Cara-Cara yang Dilakukan Oleh Akuntan Publik untuk Berlaku Profesional Dua faktor penting yang berpengaruh bagi profesi akuntan publik di Indonesia adalah Kode Etik IAPI dan standar perilaku bagi seluruh anggota IAPI. Bapepam-LK berwenang untuk menetapkan standar etika dan independensi bagi para auditor perusahaan publik

KODE ETIK
Kode etik tersebut terdiri dari tiga bagian, ditambah sebuah bagian yang berisi definisi-definisi penting, yang meliputi bagian-bagian sebagai berikut. Bagian A : Penerapan Umum atas Kode Etik Bagian B : Anggota dalam Praktik Publik Bagian C : Anggota dalam Bisnis. Bagian A mengidentifikasi tanggung jawab bertindak untuk kepentingan publik sebagai unsur pembeda dalam profesi akuntansi. Bagian A juga menetapkan mengenai prinsip-prinsip dasar etika profesional bagi para anggota, serta memberikan karangka konseptual untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Bagian B dan C menggambarkan bagaimana kerangka konseptual tersebut diterapkan untuk mengidentifikasi dan mengatasi ancaman dalam situasi-situasi tertentu. Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesional Kelima prinsip yang harus diterapkan auditor adalah sebagai berikut.
1. Integritas. Para auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktik secara adil

dan sebenar-benarnya dalam hubungan profesional mereka.


2. Objektivitas. Para auditor harus tidak berkompromi dalam memberikan pertimbangan

profesioanalnya karena adanya bias, konflik kepentingan atau karena adanya pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya.

3. Kompetensi profesional dan kecermatan. Auditor harus menjaga pengetahuan dan

keterampilan profesional mereka dalam tingkat yang cukup tinggi, dan tekun dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka ketika memberikan jasa profesioanl.
4. Kerahasiaan. Para auditor harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama

tugas profesional maupun hubungan dengan klien. Para auditor tidak boleh menggunakan informasi yang sifatnya rahasia dari hubungan profesioanal mereka baik untuk kepentingan pribadi maupun demi kepentingan pihak lain.
5. Perilaku profesional. Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan

mendiskreditkan profesi mereka, termasuk melakukan kealalaian.

Prinsip-Prinsip Umum
Kode Etik Akuntan Profesional (The Code of Ethics for Profesional Accountants) mengadopsi prinsip-prinsip umum, karena tidak mungkin untuk mengantisipasi seitap kemungkinan situasi yang akan menimbulkan masalah etika bagi akuntan profesional. Ancaman. Umumnya, ancaman muncul akibat dari salah satu sebab berikut. Kepentingan pribadi Penelaahan pribadi Advokasi Kesepahaman Intimidasi

Pengamanan. Kode etik mengidentifikasikan dua kategori pengamanan yang mampu mengurangi ancaman sampai pada tingkat yang dapat diterima. Hal-hal yang terkait dengan pengamanan. Profesi, legislasi, dan regulasi Lingkungan kerja

Resolusi konflik. Langkah-langkah berikut sebagai bagian dari proses penyelesaian masalah etika. 1. Fakta-fakta terkait 2. Masalah etika yang terkait 3. Prinsip-prinsip umum yang terkait dengan masalah yang dipertanyakan, termasuk identifikasi ancaman terhadap prinsip-prinsip tersebut 4. Melakukan prosedur internal yang mencerminkan pengamanan terhadap ancaman yang telah diidentifikasikan 5. Alternatif tindakan yang dilakukan Panduan Khusus dalam Kode Etik Profesi Berikut muatan Kode Etik Bagian B dan C yang berisi sembilan pasal utama 210 220 230 240 250 260 270 280 290 Penunjukkan Profesional Konflik Kepentingan Second Opinion Imbalan Jasa Audit dan Jenis-Jenis Imbal Jasa Lainnya Pemasaran Jasa Profesional Hadiah dan Fasilitas Perlindungan Aset Klien Objektivitas Semua jasa yang diberikan Independensi Kontrak kerja Audit

Pasal 290 memberikan penekanan khusus pada masalah krusial ini. Pasal 290 terdiri dari bagianbagian berikut. 1. 290.1 34 memberikan kerangka independensi bagi kontrak kerja audit. 2. 290.100 dan berikutnya, memberikan panduan penerapan atas kerangka independensi untuk situasi situasi tertentu. 3. Interpretasi Pasal 290 diterbitkan untuk membahas masalah-masalah teknis tertentu beserta interpretasi atas Kode Etik tersebut. 4. Lampiran Pasal 290 menyajikan pernyataan independensi auditor.

You might also like