Professional Documents
Culture Documents
Orang yang Memilih untuk Berlaku Egois. Sebagian besar perilaku tidak etis adalah hasil dari sikap yang egois. Skandal-skandal politik berasal dari keinginan untuk memiliki kekuatan politik; kecurangan dalam melaporkan pajak dan pelaporan biaya didorong oleh keserakahan finansial; melakukan pekerjaan di bawah standar kemampuan yang dimiliki dan berlaku curang ketika mengikuti ujian biasanya muncul karena kemalasan.
DILEMA ETIKA
Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang di mana dia harus membuat keputusan mengenai perilaku yang patut. Sebuah contoh sederhana dari dilema etika adalah ketika seseorang menemukan sebuah cincin berlian,ia hanya memutuskan apakah akan mencari pemiliknya atau akan mengambil cincin tersebut. Pembenaran atas perilaku tidak etis Berikut ini adalah metode-metode pembenaran yang umumnya digunakan yang akan mengakibatkan munculnya perilaku tidak etis. Semua Orang Melakukannya. Alasan yang mendasarim bahwa memalsukan laporan pajak, berlaku curang saat ujian, atau menjual produk yang cacat merupakan tindakan yang dapat diterima, umumnya berdasarkan alasan bahwa semua orang juga melakukan hal itu, sehingga perilaku tersebut dapat diterima. Jika ini Legal, Maka ini Etis. Menggunakan argumen yang mengatakan bahwa semua perilaku legal merupakan perilaku yang etis, sangat bergantung pada kesempuranaan hukum. Kemungkianan Terbongkar dan Konsekuensi. Filosofi ini bergantung pada evalusi kemungkinan bahwa orang lain akan membongkar perilaku tersebut. Biasanya dihadapi jika perilaku tidak etis tesebut terbongkar. Menyelesaikan Dilema Etika Pendekatan enam langkah berikut dimaksudkan sebagai pendekatan sederhana untuk menyelesaikan dilema etika.
1. Memperoleh fakta-fakta yang relevan. 2. Mengindentifikasikan masalah etika yang muncul dari fakta-fakta tersebut. 3. Memutuskan siapa yang akan terkena dampak dari dilema tersebut dan bagaimana setiap orang atau kelompok dapat terkena dampaknya. 4. Mengidentifikasikan alternatif-alternatif yang tersedia bagi individu yang harus menyelesaikan dilema tersebut. 5. Mengidentifikasikan konsekuensi yang mungkin muncul dari setiap alternatif. 6. Memutuskan tindakan yang tepat.
pengguna laporan keuangan untuk memandang KAP sebagai pemberi jasa yang kompeten dan objektif. Cara-Cara yang Dilakukan Oleh Akuntan Publik untuk Berlaku Profesional Dua faktor penting yang berpengaruh bagi profesi akuntan publik di Indonesia adalah Kode Etik IAPI dan standar perilaku bagi seluruh anggota IAPI. Bapepam-LK berwenang untuk menetapkan standar etika dan independensi bagi para auditor perusahaan publik
KODE ETIK
Kode etik tersebut terdiri dari tiga bagian, ditambah sebuah bagian yang berisi definisi-definisi penting, yang meliputi bagian-bagian sebagai berikut. Bagian A : Penerapan Umum atas Kode Etik Bagian B : Anggota dalam Praktik Publik Bagian C : Anggota dalam Bisnis. Bagian A mengidentifikasi tanggung jawab bertindak untuk kepentingan publik sebagai unsur pembeda dalam profesi akuntansi. Bagian A juga menetapkan mengenai prinsip-prinsip dasar etika profesional bagi para anggota, serta memberikan karangka konseptual untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Bagian B dan C menggambarkan bagaimana kerangka konseptual tersebut diterapkan untuk mengidentifikasi dan mengatasi ancaman dalam situasi-situasi tertentu. Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesional Kelima prinsip yang harus diterapkan auditor adalah sebagai berikut.
1. Integritas. Para auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktik secara adil
profesioanalnya karena adanya bias, konflik kepentingan atau karena adanya pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya.
keterampilan profesional mereka dalam tingkat yang cukup tinggi, dan tekun dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka ketika memberikan jasa profesioanl.
4. Kerahasiaan. Para auditor harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
tugas profesional maupun hubungan dengan klien. Para auditor tidak boleh menggunakan informasi yang sifatnya rahasia dari hubungan profesioanal mereka baik untuk kepentingan pribadi maupun demi kepentingan pihak lain.
5. Perilaku profesional. Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan
Prinsip-Prinsip Umum
Kode Etik Akuntan Profesional (The Code of Ethics for Profesional Accountants) mengadopsi prinsip-prinsip umum, karena tidak mungkin untuk mengantisipasi seitap kemungkinan situasi yang akan menimbulkan masalah etika bagi akuntan profesional. Ancaman. Umumnya, ancaman muncul akibat dari salah satu sebab berikut. Kepentingan pribadi Penelaahan pribadi Advokasi Kesepahaman Intimidasi
Pengamanan. Kode etik mengidentifikasikan dua kategori pengamanan yang mampu mengurangi ancaman sampai pada tingkat yang dapat diterima. Hal-hal yang terkait dengan pengamanan. Profesi, legislasi, dan regulasi Lingkungan kerja
Resolusi konflik. Langkah-langkah berikut sebagai bagian dari proses penyelesaian masalah etika. 1. Fakta-fakta terkait 2. Masalah etika yang terkait 3. Prinsip-prinsip umum yang terkait dengan masalah yang dipertanyakan, termasuk identifikasi ancaman terhadap prinsip-prinsip tersebut 4. Melakukan prosedur internal yang mencerminkan pengamanan terhadap ancaman yang telah diidentifikasikan 5. Alternatif tindakan yang dilakukan Panduan Khusus dalam Kode Etik Profesi Berikut muatan Kode Etik Bagian B dan C yang berisi sembilan pasal utama 210 220 230 240 250 260 270 280 290 Penunjukkan Profesional Konflik Kepentingan Second Opinion Imbalan Jasa Audit dan Jenis-Jenis Imbal Jasa Lainnya Pemasaran Jasa Profesional Hadiah dan Fasilitas Perlindungan Aset Klien Objektivitas Semua jasa yang diberikan Independensi Kontrak kerja Audit
Pasal 290 memberikan penekanan khusus pada masalah krusial ini. Pasal 290 terdiri dari bagianbagian berikut. 1. 290.1 34 memberikan kerangka independensi bagi kontrak kerja audit. 2. 290.100 dan berikutnya, memberikan panduan penerapan atas kerangka independensi untuk situasi situasi tertentu. 3. Interpretasi Pasal 290 diterbitkan untuk membahas masalah-masalah teknis tertentu beserta interpretasi atas Kode Etik tersebut. 4. Lampiran Pasal 290 menyajikan pernyataan independensi auditor.