You are on page 1of 8

2

2.1.

TINJAUAN PUSTAKA

Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya

Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana putaran inputnya akan sama dengan putaran outputnya. Tanpa kopling, sulit untuk menggerakkan elemen mesin sebaik-baiknya. Dengan adanya kopling pemindahan daya dapat dilakukan dengan teratur dan seefisien mungkin. Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah: 1. Mampu menahan adanya kelebihan beban. 2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari elemen lain. 3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih. 4. Mampu mencegah terjadinya beban kejut. Untuk perencanaan sebuah kopling kita harus memperhatikan kondisi-kondisi sebagai berikut: 1. Kopling harus mudah dipasang dan dilepas 2. Kopling harus dapat mentransmisikan daya sepenuhnya dari poros 3. Kopling harus sederhana dan ringan 4. Kopling harus dapat mengurangi kesalahan hubungan pada poros Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap 2.1.1 Kopling Tetap

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya. Kopling tetap selalu dalam keadaan terpasang, untuk 4

Tinjauan Pustaka

memisahkannya harus dilakukan pembongkaran. Kopling tetap terbagi atas: /4/ 1. Kopling kaku Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan sumbu segaris, dan dipakai pada poros mesin dan transmisi umum di pabrik-pabrik, kopling ini terdiri atas : a. Kopling bus b. Kopling flens kaku c. Kopling flens tempa 2. Kopling luwes Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan sumbu poros yang terdiri atas: a. Kopling flens luwes b. Kopling karet ban c. Kopling karet bintang d. Kopling gigi e. Kopling rantai 3. Kopling universal Kopling universal digunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang cukup besar, terdiri dari: a. Kopling universal hook b. Kopling universal kecepatan tetap Kopling universal digunakan bila poros penggerak dan poros yang digerakkan membentuk sudut yang cukup besar. 4. Kopling Fluida Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara kedua poros. Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang besar. Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari

Tinjauan Pustaka

sisi beban tidak saling diteruskan. Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan lebih , penggerak mula tidak akan terkena momen yang akan melebihi kemampuan. batas

2.1.2

Kopling Tidak Tetap

Kopling tidak tetap adalah kopling yang digunakan untuk menghubungkan poros penggerak dan poros yang digerakkan dengan putaran yang sama saat meneruskan daya. Kopling juga dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut dalam keadaan diam maupun berputar tanpa harus menghentikan putaran dari poros penggerak. Kopling tak tetap meliputi: 1. Kopling cakar, terdiri dari: a. Kopling cakar persegi b. Kopling cakar spiral c. Kopling kerucut d. Kopling friwil 2. Kopling pelat, terdiri dari: a. Menurut jumlah pelatnya: Kopling pelat tunggal Kopling pelat banyak b. Menurut cara pelayanannya: Kopling pelat cara manual Kopling pelat cara hidrolik Kopling pelat cara pneumatik c. Menurut pelumasannya: Kopling pelat kering Kopling pelat basah

Secara umum kopling pelat adalah kopling yang menggunakan satu pelat atau lebih yang dipasang diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros tersebut,

Tinjauan Pustaka

sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya. Konstruksi kopling ini cukup sederhana, dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan berputar karena itu kopling ini sangat banyak dipakai. 2.2. Tinjauan Umum Kopling Pelat (Gesek)

Pada ujung poros penggerak kopling pelat terdapat cakram yang tetap, sedangkan pada poros yang digerakkan terdapat cakram yang bisa digerakkan. Gerakan cakram ini disebabkan oleh gaya tekan pedal kopling. Apabila cakram-cakram berhubungan, maka akan menghasilkan transmisi putaran dan daya. Diantara cakram-cakram terjadi gesekan dengan koefisien gesek tertentu tergantung material pelat geseknya. Ada tiga fase penyambungan dalam kopling pelat yaitu: 1) Kopling belum menyambung (lepas) n = n1 ; n2 = 0 T = T1 ; T2 = 0 2) Kopling terhubung (menyambung) 3) Kopling sudah terhubung n1 = n2 T1 = T2 dimana: n1 = putaran poros penggerak n2 = putaran poros yang digerakkan T1 = torsi pada poros penggerak T2 = torsi pada poros digerakkan

Sebelum dihubungkan poros penggerak mempunyai putaran sebesar n1, sedangkan poros yang akan digerakkan dalam keadaan diam atau n2 = 0. Selanjutnya pada saat kedua poros mulai dihubungkan kopling mentransmisikan putaran poros penggerak dengan terjadinya slip dalam selang waktu slip tR.

Tinjauan Pustaka

Akibatnya putaran poros yang digerakkan berangsur-angsur naik, sementara putaran poros penggerak untuk beberapa saat mengalami penurunan. Namun akhirnya putaran kedua poros terus naik dan mencapai putaran yang sama pada saat t dimana n1 = n2. Proses ini dapat diilustrasikan dengan grafik n versus t dalam gambar.2.10

n (rpm) N ncy rpm

n1

n2 = n1

n2 = 0 tr t(waktu)

Gambar 2.1 Grafik perubahan putaran poros transmisi kopling /1/ Mekanisme kerja kopling secara ringkas dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu: 1. Pada saat kopling terpasang pelat penekan turun akibat tekanan dari pegas yang kemudian juga menekan pelat gesek ke roda gaya. Tekanan yang kuat tersebut akan menjepit pelat gesek, sehingga pelat tersebut ikut berputar bersama roda gaya. 2. Pada saat kopling terlepas akibat pedal kopling ditekan, pegas diaphragma akan menekan bantalan yang kemudian ikut menekan pegas, sehingga pelat penekan kehilangan gaya tekanan dan pelat gesek terlepas dari roda. 2.3. Bagian yang Berhubungan dengan Kopling

Bagian-bagian yang berhubungan dengan kopling adalah poros, poros transmisi, spindel, bantalan, hub, dan gardan, yang akan dijelaskan sebagai berikut : /3/ 2.3.1. Poros

Tinjauan Pustaka

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir seluruh mesin meneruskan tenaga bersama dengan poros. Poros dapat diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut: 2.3.2. Poros transmisi

Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau puntir lentur. Daya ditransmisikan ke poros melalui kopling. 2.3.3. Spindel

Merupakan poros transmisi yang relatif pendek, beban utamanya berupa puntiran sehingga deformasi yang dimiliki harus kecil, bentuk serta ukurannya harus teliti. 2.3.4. Gandar

Gandar merupakan poros yang banyak dipasang diantara roda kereta barang yang tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar. Gardan ini hanya mendapat beban lentur. 2.3.5. Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan umurnya panjang. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistim akan menurun atau tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.

2.4 Perbandingan Kopling dengan Sistim Transmisi Lainnya 2.4.1 Kopling Secara umum kopling mempunyai fungsi yang sama dengan sistim transmisi lainnya, yaitu untuk mentransmisikan daya dan putaran, seperti : roda gigi, sabuk dan rantai. Namun dalam perencanaannya kopling merupakan sistim transmisi yang digunakan hanya untuk poros yang sesumbu serta daya dan putaran yang ditransmisikan lebih kecil

Tinjauan Pustaka

10

dibandingkan dengan roda gigi, sabuk dan rantai. Disamping itu kopling harus ditempatkan dekat dengan bantalan porosnya. 2.4.2 Roda gigi

Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya yang besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memindahkan momen melalui kontak luncur antara permukaan gigi yang berpasangan. Selama kontak, kecepatan sudut roda gigi harus dijaga tetap yang berarti putaran harus dapat berlangsung dengan halus dan dengan perbandingan yang tetap. Daya dan putaran input dari roda gigi dapat berbeda dengan outputnya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor rasio roda gigi. Roda gigi harus menggerakkan sebuah poros dengan terputus-putus, maka elemen ini dapat ditempatkan pada bantalannya. Poros transmisi roda gigi tidak harus sesumbu, hal ini membedakan roda gigi dengan kopling. 2.4.3 Sabuk

Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan kopling atau roda gigi. Untuk kondisi ini transmisi putaran dan daya dapat dilakukan dengan menggunakan sabuk atau rantai. Transmisi sabuk yang bekerja atas dasar gesekan mempunyai beberapa keuntungan antara lain: harganya murah, konstruksinya sederhana, mudah untuk mendapatkan perbandingan putaran yang diingini. Tetapi transmisi sabuk mempunyai kekurangan dibandingkan dengan transmisi kopling dan roda gigi, yaitu terjadinya slip antara sabuk dan puli.

2.4.4

Rantai

Rantai sebagai transmisi mempunyai keuntungan seperti: mampu meneruskan daya yang besar karena kekuatannya tinggi, tidak memerlukan tegangan awal, keausan yang kecil pada bantalannya, dan mudah pada pemasangannya. Disamping itu rantai mempunyai beberapa kekurangan antara lain: variasi kecepatan yang tidak dapat dihindari karena lintasan busur pada getaran yang tinggi. sproket yang mengait mata rantai, suara dan

Tinjauan Pustaka

11

You might also like