You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang

Sejak dulu Surabaya sudah dikenal dengan kota perdagangan hingga sekarang. Indonesia adalah negera ke-Empat yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Dengan perkembangan zaman yang saat ini sangat pesat, kebutuhan manusia semakin meningkat dan beragam, kadang alam tidak bisa memenuhinya. Kemampuan para produsen untuk memenuhi kebutuhan para konsumen adalah suatu tantangan tersendiri untuk para produsen. Semakin meningkatnya keinginan konsumen, semikin tinggi persaingan di dalam pasar tersebut. Di Kota Surabaya pada saat ini perkembangan perdagangan yang meliputi Mall dan swalayan sangat baik maka dari itu banyak investor yang mempercayakan usahanya untuk dikembangkan di kota Surabaya dari segi masyarakat juga dapat memajukan kota tersebut maka itu untuk membantu mengoptimalkan pencarian data dan pengolahan informasi geografis kota Surabaya. Keberadaan mall sangat membantu masyarakat untuk membelanjakan uang yang dia miliki sehingga dapat membeli berbagai macam barang yang dia inginkan. Keberadaan mall yang menjamur di Surabaya mengakibatkan terancamnya pasar tradisional yang ada sejak dulu hingga sekarang. Pasar tradisional memiliki kelebihan di banding mall antara lain barang yang dibeli bisa ditawar, keberadaan pasar tradisional bisa menopang kebutuhan orang yang memiliki perekonomian kebawah. Hampir puluhan mall yang ada di Surabaya dapat kita temui dengan mudah di pinggir jalan, dan membuat jalan menjadi macet. Keberadaan mall yang menjamur di Surabaya ternyata membuat pengahasilan para penjual dipasar tradisional sangat berfariasi (menurun). Mall dan pasar tradisional memiliki perbedaan yang menonjol hingga membuat para pembeli lebih suka belanja di mall dibandingkan dengan pasar trasional. Perbendaan itu diantaranya fasilitas yang memadai, kualitas barang yang di jual, dan kenyamanan pembeli saat berbelanja di mall. Agar pasar tradisional tidak musnah, seharusnya penjual memikirkan cara memanjakan penjual sehingga para pembeli agar mereka mau kembali ketempat mereka seperti fasilitas tempat yang bersih, barang yang dijual masih bagus, kenyamanan para pembeli saat berbelanja, dll. Karena pasar tradisional merupakan penghasilan utama bagi orang yang memiliki ekonomi rendah. Jarak pembangunan mall di Surabaya seharusnya agak jauh dari pasar tradisional agar tidak menimbulkan persaingan antara mereka. Banyak para penjual di pasar tradisioanl mengeluh saat omzet mereka menurun di sebabkan jarak antara pasar tradisional dan mall

sangat dekat, membuat para pembeli memilih untuk belanja di mall daripada di pasar tradisional. 1.2. Permasalahan Di kota Surabaya pembangunan mall akhir akhir ini semakin meningkat, seiring pertumbuhan pembangunan di kota, ada dampak positif tapi lebih banyak negatifnya dari pertumbuhan mall tersebut. Dampak negatif dari pertumbuhan mall diantaranya adalah tersingkirnya satu persatu pasar tradisional yang pada gilirannya mematikan aktifitas pedagang tradisional pribumi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: Studi ini bertujuan untuk mengetahui penyebab menjamurnya mall di Surabaya, mengetahui dampak kehadiran pasar modern yang berpengaruh pada pasar tradisional, cara untuk mengatasinya. 1. Apa penyebab menjamurnya mall di Surabaya? 2. Apa dampak kehadiran mall bagi pasar tradisional? 3. Bagaimana cara mengatasi menjamurnya mall di Surabaya? 1.3. Tujuan Untuk menjawab permasalahan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis menjamurnya mall di Surabaya dan pengaruhnya terhadap pasar tradisional antara lain: 1. Mengetahui penyebab menjamurnya mall di Surabaya 2. Mengetahui dampak kehadiran mall bagi pasar tradisional 3. Cara mengatasi menjamurnya mall di Surabaya 1.4 Manfaat Penelitian Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penyebab menjamurnya mall di Surabaya, mengenai dampak kehadiran mall bagi pasar tradisional, serta cara menanggulangi banyaknya mall di Surabaya. Informasi tersebut diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan oleh Bapak Walikota Surabaya, dan diharapkan mempunyai manfaat antara lain: 1. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi Bapak walikota Surabaya tentang cara menanggulangi menjamurnya mall di Surabaya. 2. Memberikan informasi kepada Bapak walikota Surabaya mengenai keadaan mall di kota Surabaya yang semakin banyak hingga menggeser pasar tradisional.

3. Memberikan informasi kepada Bapak walikota Surabaya penyebab banyaknya mall di Surabaya. 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian hanya dilakukan dengan cara meneliti, mencari data lewat beberapa literature dan browsing dari beberapa internet. Melalui beberapa literatur dan browsing dari beberapa internet, kita bisa lebih mudah mencari data yang di inginkan dari beberapa sumber yang ada.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Tinjauan Non Statistika 2.1.1. Pengertian mall dan pasar tradisional

Pengertian Pasar atau Definisi Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan jasa. Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang yang diperjual belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun. Jenis-Jenis Pasar Jenis pasar menurut bentuk kegiatannya. Menurut dari bentuk kegiatannya pasar dibagi menjadi 2 yaitu pasar nyata ataupun pasar tidak nyata(abstrak). Maka kita lihat penjabaran berikut ini:

Pasar Nyata.

Pasar nyata adalah pasar diman barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.

Pasar Abstrak.

Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing.

Jenis pasar menurut cara transaksinya. Menurut cara transaksinya, jenis pasar dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

Pasar Tradisional

Merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.

Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya. Tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan dan hypermarket, supermarket, dan minimarket. Jenis Jenis Pasar menurut jenis barangnya. Beberapa pasar hanya menjual satu jenis barang tertentu , misalnya pasar hewan,pasar sayur,pasar buah,pasar ikan dan daging serta pasar loak. Jenis Jenis Pasar menurut keleluasaan distribusi. Menurut keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar dapat dibedakan menjadi:

Pasar Lokal Pasar Daerah Pasar Nasional dan

Pasar Internasional

2.1.2. Hukum penawaran dan permintaan Hukum permintaan pada dasarnya merupakan sebuah hipotesis yang menyatakan makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Dalam suatu permintaan barang tertutama yang dipengaruhi adalah tingkat harga. Sedangkan, hukum penawarn pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut ditawarkan. Permintaan dan penawaran sangat mempengaruhi terbentuknya harga yang sesuai. Sedangkan mall dan pasar tradisional di dalamnya juga terdapat permintaan dan penawaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi para konsumen untuk belanja di mall adalah cita rasa masyarakat, setiap orang pasti memiliki cita rasa yang berbeda-beda, kadang mengikuti perkembangan zaman. Di pasar tradisional kadang tidak bisa memenuhi keinginan konsumen yang terlalu tinggi, sehingga muncul adanya mall yang menyediakan berbagai macam kebutuhan konsumen dengan selera yang beragam.

2.1.3. PDB (Produk Domestik Bruto) PDB adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu di suatu negara. PDB mengukur total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. PDB adalah ukuran yang baik untuk kesejahteraan, karena masyarakat memilih pendapatan yang lebih tinggi daripada pendapatan yang rendah. Jika masyarakat banyak yang berbelanja di mall maka, kesejahteraan masyarakat di Surabaya mulai membaik, memiliki penghasilan yang mulai baik daripada tahun sebelumnya.

2.1.4. Jenis-jenis pasar Pengertian pasar sendiri adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan jasa. Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi adalah kesepakatan dalam jual beli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang yang

diperjual belikan, ada pedagang, pembeli, kesepakatan harga, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun. Jenis-jenis pasar menurut bentuk kegiatannya dibagi menjadi dua macam yaitu pasar nyata adalah dimana barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli, dan pasar abstrak adalah dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangnya saja. Jenis-jenis pasar menurut cara transaksinya dibagi menjadi dua macam yaitu pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secara langsung, barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok. Pasar modern adalah pasara yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri, tempat berlangsungya pasar ini adalah di mall, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya. Jenis-jenis pasar menurut jenis barangnya. Beberapa pasar hanya menjual satu jenis barang tertentu, misalnya pasar hewan, pasar sayur, pasar buah, pasar ikan dan daging serta pasar loak. Jenis-jenis Pasar menurut keleluasaan distribusi. Menurut keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu : pasar lokal, pasar daerah, pasar nasional, dan pasar Internasional. 2.1.5. Perbandingan Mall dan pasar Tradisional Jumlah mall di Surabaya ada 30 Di forum www.skyscrapercity.com, ada pecinta surabaya yang membuat kategorisasi mall seperti di bawah ini. Mall belanja grosir : Pasar Atom Mall dan Pasar Atom, ITC Grosir, Mangga Dua Trade Center, Darmo Trade Center, East Point Trade Center (dulunya pasar Kapas Krampung), Pusat grosir surabaya, Jembatan Merah Plaza (I-III).

Mall cuci mata dan shoping : Surabaya Plaza (Delta Plaza), Galaxy Mall (I & II), Tunjungan

Plaza (I IV), Royal Plaza, Surabaya Town Square (Sutos), City of Tomorrow, Supermal dan PTC. Mall keluarga : BG Junction, Goci (Golden City), Empire Palace, Central Point (deket AJBS), Maspion Square. Mall elektronik & HP : Surabaya Mall (THR which actually is Trade Center), Plaza Marina, World Trade Center (WTC), Tunjungan Elektronik Center (TEC). Mall akan datang : Lenmarc (coming soon), Grand City (coming soon), Ciputra World, Darmo Fashion Walk, Pakuwon Power Trade Center, Pakuwon Town Square, Dupak Grosir.

Jumlah Pasar Tradisional di Surabaya ada 53 Kapasari Baru Jl.Kapasan, Aswotomo Jl.Sidodadi 183, Pucang Anom Jl.Pucang Anom, Gubeng Kertajaya Jl.Kertajaya, Bratang:Bunga,Burung,Inpres Jl.Bratang Binangun, Keputih Jl.Keputih, Kendangsari Jl.Kendangsari, Pacar Keling Jl.Pacar Keling, Ambengan Batu Jl.Ambengan Batu, Kelapa Jl.Kelapa, Sutorejo Jl.Sutorejo, Gubeng Masjid Jl.Gubeng Masjid, Tambah Rejo Jl.Kapas Krampung, Indrakila Jl.Indrakila, Tenggilis Jl.Tenggilis, Asemrowo Jl.Asemrowo Makam, Babadan Baru Jl.Kebalen Timur, Bibis Jl.Waspada, Balongsari Jl.Balongsari, Dupak Rukun Jl.Dupak Rukun, Dupak Banderejo Jl.Dupak Banderjo I, Krembangan Jl.Krembanga, Pabean Jl.Songoyu dan 77, Pegirikan Jl.Nyamplungan, Manukan Kulon Jl.Raya Manukan Lor, Simo Jl.Simo, Simomulya Baru Jl.Simomulyo Ngesang, Tembok Dukuh Jl.Kranggan 120, Wonokusumo Jl.Wonokusumo Wetan Gg.I, K o b l e n Jl.Raden Saleh, Jl. Gresik Jl.Gresik, Pesapen Jl.Pesapen, Kepatihan JL.Kramat gantung, Jembatan Merah Jl.Veteran, Dupak bangunrejo Jl.Dupak Banderejo, Banjar Sugihan Jl.Banjar Sugihan, Sukodono Jl.Sukodono, Ampel Jl.Ampel, Bangkingan Jl.Bangkingan, Bendul Merisi Jl.Bendul Merisi, Wonokromo Lama Jl.raya Wonokromo, Gayungsari Jl.Gayungan, Blauran Baru Jl.Kranggan, Dukuh Kupang Jl.Dukuh Kupang barat, Genteng Baru Jl.genteng Besar 62, Karang Pilang Jl.Raya Mastrip, Lakarsantri Jl.Lakarsantri, Hewan karangpilang Jl.Kolong Marinir, Kembang Jl.Pasar Kembang, Kedungsari Jl.Kedungsari, Keputran Utara Jl.Keputran 12, Keputran Selatan Jl.Keputran, Pasar Pahing Jl.Kali Rungkut. Ada 30 mall di Surabaya yang begitu menghabiskan banyak lahan tanah di Surabaya, masih banyak lagi mall yang akan dibangun lagi (akan datang). Sehingga pasar tradisional lama-lama akan hilang karena banyaknya mall dan pasar modern lainnya, seperti minimarket, hypermarket, yang akan menguasai pasar di zaman sekarang.

2.2 Tinjauan Statistika 2.2.1 Statistika Deskriptif Statistika deskriptif yang disebut juga Statistika Deduktif didefinisikan sebagai metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (Walpole, 1995). Informasi yang didapat dari Statistika Deskriptif, diantaranya adalah rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum. Dalam statistika deskriptif belum dilakukan analisis, sehingga kesimpulan yang dapat ditarik sangat terbatas, hanya berupa nilai pemusatan dan penyebaran data. 2.2.2. Uji Runtun atau Keacakan (Run Test) Seperti telah diketahui bahwa statistik adalah taksiran dari parameter yang diperoleh melalui perhitungan sampel, dimana data dari sampel yang digunakan haruslah memenuhi asumsi acak. Oleh sebab itu, jika terdapat keraguan akan keacakan sampel yang diperoleh, maka perlu dilakukan uji keacakan, yaitu uji Runtun atau istilah lainnya adalah Run test. Runtun adalah deretan huruf-huruf atau tanda-tanda yang identik yang diikuti oleh satu atau lebih huruf atau tanda yang berbeda. Dalam buku pedoman Statistika Non Parametrik (Daniel, 1989) menyebutkan bahwa, prosedur uji runtun membantu kita dalam menentukan apakah suatu kejadian, hal, atau symbol merupakan hasil suatu proses acak, yang didasarkan pada adanya runtun. 2.2.3 Uji Kenormalan Data Pengujian normalitas (kenormalan) data ditunjukkan untuk mengetahui apakah data tersebut telah mengikuti distribusi normal atau belum. Uji kenormalan data dilakukan dengan membuat normal probability plot. Analisis uji kenormalan data melalui Kolmogorov-Smirnov dilakukan sebagai berikut (Daniel, 1989) :

2.2.4 Uji Distribusi Poisson Percobaan yang menghasilkan nilai-nilai bagi suatu peubah acak X, yaitu banyaknya hasil percobaan yang terjadi selama suatu selang waktu tertentu atau di suatu daerah tertentu, sering disebut sebagai percobaan Poisson (Walpole, 1995). Selang waktu tersebut dapat berapa saja panjangnya, misalnya semenit, sehari, seminggu, sebulan atau bahkan setahun. Adapun ciri-ciri distribusi Poisson adalah : 1. Banyaknya hasil percobaan disuatu selang tertentu tidak bergantung pada banyaknya hasil percobaan yang terjadi pada selang waktu yang terpisah.

2. Peluang terjadinya suatu hasil percobaan selama suatu selang yang singkat sekali sebanding dengan panjang selang tersebut, dan tidak bergantung pada banyaknya percobaan yang terjadi pada daerah diluar selang tersebut. 3. Peluang bahwa lebih dari satu hasil percobaan akan terjadi dalam selang waktu yang singkat dapat diabaikan. Dalam melakukan analisis peta-u, asumsi distribusi Poisson merupakan suatu asumsi yang mutlak dipenuhi oleh data, sehingga data tersebut dapat dianalisa dengan benar melaui metode-metode statistik. Kemutlakan asumsi ini disebabkan, peluang terjadinya cacat dalam setiap unit tak terhingga, sedangkan peluang terjadinya cacat dalam satu areal dari satu unit produk sangat kecil. 2.2.5 Pengertian Pengendalian Kualitas Pengendalian kualitas statistika didefinisikan sebagai aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu diukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar (Montgomery, 2005). Kualitas adalah karakteristik dari suatu produk atau bisa juga dikatakan sebagai ukuran suatu produk, misalnya pada produk sabun, kualitasnya bisa diukur berdasarkan beratnya. Kualitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Kualitas rancangan, dimana kualitas ini sudah ditentukan sebelum produk dibuat, sehingga variasi dalam tingkat kualitas ini memang disengaja. 2. Kualitas Kecocokan, dimana seberapa baik produk itu sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan itu. Dalam pengendalian kualitas statistika yang akan dibahas adalah kualitas kecocokan. Terdapat 2 jenis karakteristik kualitas, yakni sebagai berikut : 1. Karakteristik Kualitas Atribut, yaitu kualitas produk tidak bisa diukur tapi hanya bisa dibedakan saja, misalnya : baik / buruk. 2. Karakteristik Kualitas Variabel, yaitu karakteristik yang bisa diukur, menggunakan skala interval/rasio. Dalam pengendalian kualitas statistika ada 7 alat yang biasa digunakan dalam pemeriksaan kualitas, dikenal sebagai Seven Tools yaitu : 1. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet) 2. Histogram 3. Diagram Pencar 4. Diagram Pareto

5. Diagram Ishikawa (Cause Effect Diagram) 6. Stratifikasi 7. Peta Kendali

Peta Kendali Feigenbaum (1991) mendefinisikan peta kendali sebagai suatu metode grafis yang digunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam status terkendali atau tidak. Peta kendali menunjukkan keadaan tak terkendali apabila satu atau beberapa titik jatuh di luar batas pengendali atau apabila titik titik dalam grafik menunjukkan pola tingkah laku yang tidak random. Manfaat peta kendali antara lain mempermudah mengamati perubahan data dari waktu ke waktu, dapat melihat penyimpangan, yaitu apabila proses tidak terkendali serta menggambarkan kualitas dari suatu produk. Analisis Kemampuan Proses Analisis kapabilitas atau disebut juga kemampuan proses adalah bagian yang sangat penting dari keseluruhan program peningkatan kualitas. Di antara penggunaan data yang utama dari analisis kemampuan proses adalah sebagai berikut : 1. Memperkirakan seberapa baik proses akan memenuhi toleransi. 2. Membantu pengembang atau perancang produk dalam memilih atau mengubah proses. 3. Membantu dalam pembentukan interval untuk pengendalian interval antara pengambilan sampel. 4. Menetapkan persyaratan penampilan bagi alat baru. 5. Memilih di antara penjual yang bersaing. 6. Merencanakan urutan proses produksi apabila ada pengaruh interaktif proses pada toleransi. 7. Mengurangi variabilitas dalam proses produksi. Suatu proses dapat dikatakan kapabel adalah apabila proses terkendali, memenuhi batas spesifikasi serta memiliki tingkat presisi dan akurasi yang tinggi.

2.2.8 Diagram Pareto Diagram Pareto merupakan suatu grafik yang menggambarkan urutan masalah mulai dari prioritas tertinggi dari berbagai jenis dugaan sumber penyebab. Diagram ini dibuat untuk mengidentifikasi masalah sehingga masalah dapat dipecahkan dengan efisien. Adapun manfaat diagram Pareto adalah :

1. Menyusun permasalahan menurut bobotnya. 2. Memberikan informasi untuk menyelesaikan suatu masalah 3. Membandingkan efektivitas suatu proses sebelum dan sesudah dilakukan suatu tindakan perbaikan. Berikut ini adalah contoh dari diagram Pareto :

Gambar Diagram Pareto

2.2.9 Diagram Sebab Akibat (Diagram Ishikawa) Diagram sebab akibat disebut juga sebagai diagram Ishikawa karena ditemukan oleh orang Jepang yang bernama Ishikawa. Adapula yang mengatakan sebagai diagram tulang ikan (fish bond diagram) karena bentuknya mirip tulang ikan. Selain itu, diagram ishikawa merupakan suatu grafik yang menggambarkan hubungan antara masalah atau akibat dengan faktor-faktor yang menjadi menyebabnya. Yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab dari suatu masalah yang terjadi, Sedangkan manfaatnya adalah supaya bisa mengidentifikasi sebab terjadinya masalah, dan membantu mengantisipasi timbulnya suatu masalah, adapun contohnya adalah sebagai berikut :

Gambar Diagram Ishikawa

Ada beberapa ciri dari diagram Ishikawa, yakni sebagai berikut : 1. Merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara masalah/akibat dengan faktorfaktor yang menjadi penyebabnya, juga merupakan alat untuk menelusuri terjadinya masalah. 2. Tujuan dibuat diagram sebab akibat adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya suatu masalah. 3. Penyebab terjadinya masalah dirumuskan 4M + 1L 4. Manfaat diagram Ishikawa : a. Mengidentifikasi sebab terjadinya masalah b. Membantu mengantisipasi timbulnya suatu masalah 5. Jika terjadi masalah, cari akar permasalahan, telusuri dengan diagram sebab akibat. Akar permasalahan dapat diketahui jika pertanyaan mengapa sudah tidak bisa dijawab.

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Cara Pengambilan Sampel

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari hasil penelitian hanya dilakukan dengan cara meneliti, mencari data lewat beberapa literature dan browsing dari beberapa internet. Lalu dikumpulkan menjadi satu dan dicari data yang akurat. 3.2 Identifikasi Variabel Mengenai menjamurnya mall di Surabaya. Adapun karakteristik kualitas atau variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Variabel Count, 2. Variabel cacat pada pemeriksaan Uster.

3.3 Langkah Analisis Data Dalam mencapai tujuan penelitian yang diinginkan, diperlukan langkah analisis yang tepat, dimana dalam hal ini analisis hitungan tahun. Adapun langkah-langkah analisis yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Melakukan analisis statistika deskriptif pada variabel Count dan cacat pada pemeriksaan Uster untuk mengetahui gambaran awal data serta melakukan analisis melalui diagram pareto untuk variabel banyaknya cacat pada pemeriksaan Uster untuk mengetahui jenis cacat yang memberikan kontribusi terbesar. 2. Melakukan analisis melalui Peta kendali Untuk variabel Count : a. Melakukan pengujian keacakan data b. Melakukan pengujian Distribusi Normal c. Membuat Peta kendali
X

-R karena dalam hal ini Count merupakan karakteristik

kualitas yang bersifat variabel (dapat diukur). Untuk variabel cacat pada pemeriksaan Uster : a. Menjumlahkan banyak cacat yang terjadi pada setiap sampel b. Melakukan pengujian keacakan data c. Melakukan pengujian Distribusi Poisson d. Membuat Peta kendali-U karena dalam hal ini karakteristik kualitas yang diamati tidak dapat diukur hanya dapat dibedakan saja menjadi sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang ditentukan. Jika pada peta kendali tersebut diperoleh titik-titik yang berada diantara batas kendali maka proses dapat dinyatakan tidak terkendali. Tapi, jika terdapat titik yang berada diluar batas kendali maka titik tersebut dihilangkan sampai diperoleh keadaan proses yang terkendali. 3. Melakukan perhitungan kapabilitas 4. Jika analisis kemampuan proses dinyatakan kurang baik maka dilakukan identifikasi akar permasalahan yang menyebabkan rata-rata proses tidak sesuai spesifikasi atau terjadinya banyak produk cacat melalui Diagram Ishikawa.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir tentang pengendalian kualitas statistisk di mall Surabaya dan pasar tradisional yang ada di Surabaya digambarkan dengan menggunakan Flow Chart sebagai berikut : Mulai Menentukan Permasalahan Identifikasi Variabel Penelitian Mengolah dan Analisis Data Tahapan Analisis Data : 1. Analisis Statistik Deskriptif dan Diagram Pareto 2. Uji Keacakan 3. Uji Kenormalan untuk variabel Count dan uji distribusi Poisson untuk cacat dalam pemeriksaan Uster 4. Membuat peta kendali X -R untuk variabel Count, serta peta kendali-U untuk cacat dalam pemeriksaan Uster 5. Analisis Kapabilitas Proses peta kendali
X

-R untuk variabel Count, serta

peta

kendali-U untuk cacat dalam pemeriksaan Uster. 6. Analisis penyebab kemampuan proses rendah melalui Diagram Ishikawa Kesimpulan Selesai 3.5 Jadwal Kegiatan Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan selama 4 tahun mulai tahun 2004 sampai 2008.

IV.DAFTAR PUSTAKA

Daniel,W.W. 1989. Statistika Non Parametrik Terapan. Gramedia : Jakarta. Feigenbaum, Armand V. 1983. Total Quality Control, Third Edition. Mc graw-Hill, Inc : New York Montgomery, Douglas C. 1998. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Gajah Mada University Press : Yogyakarta. Walpole, E. Ronald. 1995. Pengantar Statistika, Edisi ketiga. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Mankiw, N.Gregory.2006. Principles of Macroeconomics-edisi 3. Jakarta : Salemba Empat Sukirno, Sadono.2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2005. http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html diakses pada 30 maret http//docnetters.wordpress.com/2008/12/20/kategori-mall-plaza-di-surabaya/ diakses pada 20 Desember 2008 http://docnetters.wordpress.com/2008/12/21/daftar-pasar-tradisional-sisurabaya/ diakses pada 21 Desember 2008 http://udayrayana.blogspot.com/2009/11/manisnya-bisnis-pasar-modern.html diakses pada November 2009 http://indocashregister.com/2011/01/23/pertumbuhan-ritel-modern-disurabaya-sudah-meresahkan-over-capacity/ diakses pada 01 Januari 2011 www.bisnis-jatim.com diakses pada 04 November 2010 http://green.kompasiana.com/penghijauan/2010/08/08/dampak-pembangunanmall-yang-overload-di-perkotaan/ diakses pada 08 Agustus 2010

MENJAMURNYA MALL DI SURABAYA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PASAR TRADISIONAL Proposal


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah STATISTIK INDUKTIF Semester Ganjil

Dosen Pengampu:

UMMY FAUZIYAH LAILI, M.Si. 198306062011012012

Oleh : Vivionita Rahmawati C34210164

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH SURABAYA 2011

You might also like