You are on page 1of 17

IMPLIKASI PEDAGOGIK DARI TEORI KOGNITIFISME Oleh : 1) Nama (NIM ) 2) 3) 4) 5) 6) Latar Belakang Teori belajar kognitif diartikan sebagai

suatu aktifitas mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan dan menggunakan pengetahuan. Penekanan utamanya yaitu pada perbendaharaan pengetahuan pribadi peserta didik yang mencakup ingatan jangka panjang. Perhatian uatama psikologi ini adalah pada upaya memahami proses individu mencari, menyeleksi dan mengorganisasikan serta penyimpanan informasi tersebut. Ada tiga jenis teori kognitifisme yakni 1. Teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget 2. Teori kognisi sosial yang dikemukakan oleh L. S. Vygotsky 3. Teori pemrosesan informasi

Isi
Implikasi Pedagogik dari Teori Kognitivisme Teori Belajar Piaget Piaget merupakan salah satu pioner konstruktivis, ia berpendapat bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi informasi.

Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu 1) memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Pengalaman pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika guru penuh perhatian terhadap Pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksud, 2) mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi ( ready made knowledge ) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan, 3) memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbungan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu individu ke dalam bentuk kelompok kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal, 4) mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran gagasan gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi. Menurut Piaget, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya, yaitu bagaimana anak secara aktif mengkontruksi pengentahuannya. Pengetahuan datang dari tindakan . menurut teori Piaget pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis.

Pembelajaran dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya dan mengutamakan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran serta memaklumi adanya perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan yang dapat dipegaruhi oleh perkembangan intelektual anak. Teori dasar perkembangan kognitif dari Jean Piaget mewajibkan guru agar pembelajaran diisi dengan kegiatan interaksi inderawi antara siswa dengan benda-benda dan fenomema konkrit yang ada di lingkungan serta dimaksudkan untuk menumbuh-kembangkan kemampuan berpikir, antara lain kemampuan berpikir konservasi. Menurut Hunt, seperti yang dikutip oleh Woolfolk (2009) siswa tidak boleh dibuat bosan oleh pekerjaan yang terlalu mudah atau dibiarkan tertinggal oleh pengajaran yang tidak mereka pahami. Disekuilibrium harus dijaga benar-benar pas untuk mendorong pertumbuhan. Inti dari implementasi teori Piaget dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut : 1. Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada produknya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut. 2. Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran. Dalam kelas Piaget penyajian materi jadi (ready made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk dirinya sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan. 3. Tidak menekankan pada praktek-praktek yang diarahkan untuk menjadikan anakanak seperti orang dewasa dalam pemikirannya. 4. Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan perkembangan yang sama namun mereka memperolehnya dengan kecepatan yang berbeda.

Berikut ini adalah implikasi teori Piaget dalam pembelajaran: 1. Memaklumi akan adanya perbedaan invidual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Ditambah cara berfikir anak kurang logis dibanding dengan orang dewasa, maka guru harus mengerti cara berfikir anak, bukan sebaliknya anak yang beradaptasi dengan guru. 2. Pendidikan disini bertujuan untuk mengembangkan pemikiran anak, artinya ketika anak-anak mencoba memecahkan masalah, penalaran merekalah yang lebih penting daripada jawabannya. Oleh sebab itu guru penting sekali agar tidak menghukum anak-anak untuk jawaban yang salah, tetapi sebaliknya menanyakan bagaimana anak itu memberi jawaban yang salah, dan diberi pengertian tentang kebenarannya atau mengambil langkah-langkah yang tepat untuk untuk menanggulanginya. 3. Anak belajar paling baik dengan menemukan (discovery). Artinya di sini adalah agar pembelajaran yang berpusat pada anak berlangsung efektif, guru tidak meninggalkan anak-anak belajar sendiri, tetapi mereka memberi tugas khusus yang dirancang untuk membimbing para siswa menemukan dan menyelesaikan masalah sendiri. Kelebihan dan kekurangan Implikasi Pedagogik dari Teori Kognitivisme Pada hakekatnya teori kognitif adalah sebuah teori pembelajaran yang cenderung melakukan praktek yang mengarah pada kualitas intelektual peserta didik. Meskipun teori ini memiliki berbagai kelemahan. Teori kognitif juga memiliki kelebihan yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran. Aspek positifnya adalah kecerdasan peserta didik perlu dimulai dari adanya pembentukan kualitas intelektual (kognitif). Konsekuensinya proses pembelajaran harus lebih memberi ruang yang luas agar siswa mengembangkan kualitas intelektualnya. Secara umum proses pembelajaran harus didasarkan atas asumsi umum:

Proses pembelajaran adalah suatu realitas sistem. Proses pembelajaran adalah realitas kultural. Pengembangan materi harus benar-benar dilakukan secara kontekstual dan relevan dengan realitas kehidupan peserta didik. Metode pembelajaran tidak dilakukan secara monoton, metode yang bervariasi merupakan tuntutan mutlak dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Pembelajaran harus memperhatikan perbedaan individual siswa, faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

Penyebab lupa Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Secara sederhana, Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita. a. Faktor-faktor penyebab lupa Pertama, lupa dapat terjadi karena sebab gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam system memori siswa. Kedua, lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena sebab adanya tekanan terhadap item yang telah ada baik sengaja maupun tidak. Penekanan ini terjadi karena beberapa sebab, yaitu: 1. Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan, dan sebagainya) yang diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya hingga ke ada, alam jadi ketidaksadaran/alam sama dengan bawah sadar retroactive 2. Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi yang telah fenomena 3. Karena item informasi yang akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan ke alam

bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah dipergunakan Ketiga, lupa dapat terjadi karena sebab perubahan sikapdan minat siswa terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Jadi, meskipun seorang siswa telah mengikuti proses belajar-mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karena sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan terhadp guru) maka materi pelajaran itu akan mudah terlupakan. Keempat, menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena sebab materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunaakan atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan demikian akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru. Kelima, lupa tentu saja dapat terjadi karena sebab perubahan urat syaraf otak. Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alcohol, dan geger otak akan kehilangan ingatan ata item-item informasi yang ada dalam memori permanennya. b. Kiat mengurangi lupa dalam belajar

Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal siswa. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba siswa dalam meningkatkan daya ingatannya, antara lain menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson (1990), adalah sebagai berikut: Over learning Over learning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Over learning terjadi apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran atas respon tersebut dengan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat dipakai untuk over learning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin memungkinkan ingatan siswa Extra terhadap teks study Pancasila lebih kuat. time

Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi aktivitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar, misalnya dari satu jam menjadi dua jam waktu belajar. Penambahan frekuensi belajar berarti siswa meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari. Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan. Mnemonic device

Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut mnemonic itu berarti kiat khusus yang dijadikan alat pengait mental untuk memasukkan item-item informasi ke dalam system akal siswa. Muslihat mnemonic ini banyak ragamnya, yang paling menonjol adalah sebagaimana terurai di bawah ini: Singkatan, yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat siswa. Pembuatan singkatan-singkatan ini seyogianya dilakukan sedemikian rupa sehingga menarik dan memiliki kesan tersendiri. System kata pasak (peg word system), yakni sejenis teknik mnemonic yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru. Kata komponen pasak ini dibentuk berpasangan yang memiliki kesamaan watak (baik itu warna, rasa, dan seterusnya). Misalnya langit-bumi; panas-api; merah-darah; dan seterusnya.

Clustering Clustering (pengelompokkan) ialah menata ulang item-item materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip. Penataan ini direkayasa sedimikian rupa dalam bentuk daftar-daftar item materi sehingga mudah untuk dihafalkan. http://creative04.wordpress.com/2010/01/30/faktor-faktor-penyebab-lupa-dalam-belajardan-kiat-mengatasinya

Mengapa kita melupakan sesuatu? Jika kita diminta menjelaskan sesuatu yang terjadi hari ini, kita akan mampu mengingat secara teliti kejadian, percakapan, kegiatan, maupun pemikiran yang banyak sekali. Tapi walau berjam-jam kita membaca buku, ada banyak hal yang akan terlupakan setelah membaca. Lupa adalah ketidakmampuan untuk mengenali kembali, mendapatkan kembali atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan atau masih disimpan di dalam ingatan (memori) dalam jangka waktu yang lama. Berikut ini adalah rangkuman sejumlah penyebab mengapa orang melupakan sesuatu.

Represi Ingatan. Setelah seseorang selesai melihat cerita kecelakaan yang menyedihkan di televisi, ingatan (memori) kemudian akan berusaha menekan dan melupakan cerita kecelakaan menyedihkan itu. Saat menjelang tidur di malam hari dia justru teringat kembali pengalaman kecelakaan tragis yang pernah dialaminya beberapa tahun lalu yang sebenarnya telah dia lupakan. Represi (repression) adalah proses mental yang secara otomatis akan menyembunyikan informasi yang mengganggu perasaan atau yang menimbulkan kekhawatiran, ke dalam ingatan bawah-sadar dimana informasi tidak dapat diingat kembali tanpa disengaja. Namun karena suatu hal yang terlupakan ini dapat kembali keluar ke dalam ingatan sadarnya.

Isyarat Pengingat Lemah. Informasi yang dijejal-jejalkan ke dalam ingatan atau sesuatu yang telah menjadi kebiasaan menyebabkan seseorang menjadi gampang melupakannya, karena ini akan menciptakan isyarat pengingatan kembali yang lemah, sehingga penyimpanan informasinya pun menjadi tidak kuat dalam ingatannya. Isyarat pengingatan kembali informasi merupakan sarana pengingat mental yang diciptakan dengan membentuk gambaran mental yang kuat atau dengan menciptakan keterkaitan antara informasi baru dan informasi lama yang telah diketahui. Penyimpanan informasi dalam ingatan tidak tergantung pada berapa lama mengingatnya namun seberapa baik pemahamannya. Pemahamanan yang baik akan menyebabkan penyimpanan informasi yang efektif dengan isyarat pengingatan kembali yang kuat.

Interferensi Informasi. Jika terdapat banyak hal yang harus diingat pada hari yang sama, maka terdapat kemungkinan yang lebih besar informasi-informasi ini saling bercampur-aduk, dan kemudian sebagian informasi terlupakan karena adanya gangguan informasi yang saling memengaruhi. Saling-mempengaruhi (interference), salah satu penyebab untuk melupakan, berarti bahwa pengingatan kembali sebagian informasi terganggu atau terhalangi oleh informasi lainnya yang berkaitan satu sama lain. Ketidakmampuan mengingat sebagian informasi tidak berarti bahwa informasi tersebut sudah tidak berada lagi dalam ingatan (memori), tetapi karena informasi baru dan informasi lama menimbulkan kebingungan dan kemudian mengganggu pengingatannya kembali. Proactive interference terjadi jika informasi lama menghalangi atau mengganggu informasi baru. Sedangkan retroactive interference adalah informasi baru menghalangi atau mengganggu informasi lama.

Amnesia. Jika mengemudikan kendaraan, seseorang terjatuh dan terjadi benturan pada kepalanya kemudian pingsan sebentar dan sadar kembali, ketika pertama kali sadar, dia mungkin berkata Apa yang telah terjadi? Dia tidak mampu mengingat kembali apa yang telah terjadi karena adanya benturan pada kepalanya sehingga menyebabkan amnesia. Amnesia, bisa terjadi sementara atau permanen, adalah hilangnya ingatan seseorang setelah terjadinya benturan atau kerusakan pada otaknya atau setelah mengalami sakit, anesthesia umum, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, atau mengalami trauma psikologis yang berat. Tergantung pada tingkat keparahannya, benturan pada kepada dapat menyebabkan kerusakan terhadap ribuan syaraf yang membentuk jaringan komunikasi otak.

Distorsi. Kita tidak mampu mengingat kembali sesuatu hal disebabkan terjadinya distorsi ingatan (memori) karena adanya bias (salah prasangka atau kecenderungan awal) atau suggestibility (kurangnya kemampuan mengidentifikasi). Misalnya saja, bias terjadi pada suami atau istri yang telah bercerai biasanya banyak mengingat kejadian atau hal yang buruk, daripada yang baik. Sedangkan suggestibility terjadi ketika korban kejahatan salah mengenali pelaku kejahatan, setelah pelaku kejahatan yang sebenarnya dibuktikan dengan uji

DNA. Karena bias dan sugestibility, orang menjadi lupa dan salah dalam mengingat sesuatu, yang seringkali tidak disadarinya karena adanya distorsi ingatan. Pernahkan anda berusaha keras mengingat-ingat sesuatu, misalnya judul lagu, nama orang atau sebutan sesuatu, tetapi tetap saja tidak mampu mengingatnya? Itu namanya, Tip-of-the-Tongue Phenomenon (fenomena ujung lidah). Namun pada saat yang lain, ketika anda tidak berusaha mengingatnya, malah teringat judul lagu, nama orang atau sebutan sesuatu itu. Penelitian menunjukkan bahwa fenomena ini sebenarnya nyaris bisa terjadi pada setiap orang di dunia ini. Frekuensi fenomena ini meningkat seiring dengan makin bertambahnya usia seseorang. (Disarikan dan diterjemahkan dari Introduction fo Phychology, Rod Plotnik - San Diego State University & Haig Kouyoumdjian - Mott Community College, 2011, 2008 Wadsworth, Cengage Learning, Canada) ******************************* Landasan Penelaahan Ilmu Kegiatan keilmuan dan pengembangan ilmu memerlukan dua pertimbangan. Pertimbangan pertama adalah kebenaran dimana objektivitas ditujukan pada kebenaran sebagai landasan tetap yang menjadi pola dasarnya. Pertimbangan kedua adalah nilai kemanusiaan yang merupakan dasar, latar belakang dan tujuan dari kegiatan keilmuan. Pertimbangan kebenaran dan nilai kemanusiaan sangat berpengaruh pada penentuan tujuan ilmu pengetahuan dan kegiatan ilmiahnya. Berdasarkan kedua pertimbangan ini, pandangan ilmuwan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Ilmu Harus Bebas Nilai Para ilmuwan yang hanya menggunakan satu pertimbangan yaitu kebenaran, dengan mengesampingkan pertimbangan nilai metafisik yang lain seperti nilai etik, kesusilaan dan kegunaannya. Mereka berprinsip ilmu pengetahuan harus bebas nilai. Prinsip tentang ilmu pengetahuan yang bebas nilai akan menjadikan kebenaran sebagai satu-satunya

ukuran bagi seluruh kegiatan ilmiah. Beberapa pandangan ilmuwan yang berprinsip bahwa ilmu harus bebas nilai adalah Jacob Bronowski, Victor Reisskop, Carl G. Hempel dan Paul Oppenheim, Maurice Ritcher. Diantara pandangan ini Jacob Bronowski mengemukakan tujuan pokok ilmu adalah mencari sesuatu yang benar tentang dunia. Aktivitas ilmu diarahkan untuk melihat kebenaran, dan hal ini dinilai dengan ukuran pembenaran fakta-fakta. Sedangkan Victor Reisskop berpandangan bahwa tujuan pokok ilmu bukan pada penerapan, tujuan ilmu ialah mencapai pemahaman-pemahaman terhadap sebab dan kaidah-kaidah tentang proses ilmiah. Ciri-ciri dan langkah-langkah dari metode ilmiah memang harus ditaati oleh para ilmuwan, sehingga hasil hasil dan tujuan yang ingin dicapai juga tetap mencerminkan ciri-ciri pokoknya, yaitu bersifat empirik. Pada garis besarnya tujuan pokok ilmu pengetahuan adalah merupakan kaidah-kaidah baru atau penyempurnaan kaidah-kaidah lama tentang dunia kealaman. Peluang untuk memasukkan pertimbangan nilai-nilai lain diluar nilai kebenaran dalam kegiatan ilmiah memang tidak dimungkinkan. Ilmu Harus Taut Nilai Para ilmuwan yang memandang sangat perlu dimasukkannya pertimbangan nilai-nilai etik, kesusilaan dan kegunaan untuk melengkapi pertimbangan nilai kebenaran. Pertimbangan nilai etik bagi ilmu pengetahuan harus dilakukan demi kepentingan kemanusiaan. Mereka berpendapat bahwa ilmu pengetahuan harus taut nilai. Beberapa pandangan ilmuwan yang berprinsip bahwa ilmu pengetahuan harus taut nilai adalah Francis Bacon, Myrdal, Bacan, CA Van Peursen. Diantara pandangan ini Francis Bacon mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan adalah kekuasaan, lebih lanjut dijelaskan mengenai tujuan ilmu bahwa tujuan yang sah dan senyatanya dari ilmu-ilmu adalah sumbangan terhadap hidup manusia dengan ciptaanciptaan dan kekayaan baru. Sedangkan menurut CA Van Peursen mengemukakan

pandangan bahwa dalam meninjau perkembangan ilmu pengetahuan secara menyeluruh tidak lepas dari tiga membahasan yaitu teori pengetahuan, teknik dan etik. Pengembangan ilmu pengetahuan memerlukan dua pertimbangan dari segi ilmu statik tentang ciri sistem yang tercermin dalam metode ilmiah, dan ilmu dinamik sebagai pedoman, asas-asas yang perlu diperhatikan oleh para ilmuwan dalam kegiatan ilmiahnya. Metode ilmiah merupakan landasan tetap yang menjadi kerangka pokok, sedangkan pertimbangan nilai menjadi latar belakang kegiatan ilmiah yang merupakan pertimbangan metafisik. Pertimbangan metafisik mencakup nilai kebenaran yang menjadi ukuran pokok bagi ilmu pengetahuan yang meliputi nilai kebaikan dan nilai keindahan kejiwaan. Kedua pandangan "Ilmu Harus Bebas Nilai" dan "Ilmu Harus Taut Nilai" tidak berarti saling bertentangan. Yang pertama kebenaran harus menjadikan kebenaran sebagai satusatunya ukuran bagi seluruh kegiatan ilmiah. Sedangkan yang kedua, pertimbangan nilai etik dan kemanfaatan tidak dimaksudkan untuk mengubah ciri-ciri metode ilmiah, melainkan untuk menjamin kepentingan kemanusiaan dalam pengembangan ilmu. (Disarikan dari buku Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Penerbit Liberty Yogyakarta) ******************************* Merawat Tabulampot Bayangkan ketika anda duduk di teras depan rumah atau patio belakang rumah, berbagai tanaman buah ada di sekitar anda. Dalam jangkauan tangan anda. Tanaman buah itu tepat di ujung teras atau patio anda, atau bahkan berada di dalamnya. Pasti menyenangkan sekali. Serasa berada di kebun buah. Dan ketika ingin memakan buahnya yang telah matang, tinggal petik saja. Tidak perlu dengan tangga, dengan galah atau bahkan memanjatnya. Itu tanaman buah dalam pot (tabulampot). Mudah ditempatkan dimana saja karena tinggi pohon hanya + 2 meter dan mudah dipindahkan di tempat yang diinginkan.

Tanaman yang bisa ditanam dalam pot semakin banyak jenisnya. Beberapa diantaranya adalah jambu, mangga, kedondong, sawo, belimbing, jeruk, kelengkeng, srikaya, rambutan, dan delima. Sepertinya masih banyak lagi. Dari semua jenis tabulampot, ada yang menyebutkan pohon yang paling mudah ditanam adalah mangga dan jambu air. Membuat tanaman dalam pot ini agar berbuah lebat, tidak berbeda dengan tanaman di lapangan. Perlakuannya justru lebih mudah karena beberapa kebutuhan hidup tanaman seperti pemupukan, pengairan, sinar matahari, kondisi lingkungan dan perlakuan lainnya bisa diatur sesuai kebutuhan. Secara spesifik, merawat tabulampot harus memperhatikan beberapa faktor agar tanaman bisa tumbuh subur dan berbuah lebat.

Pemilihan Bibit. Pastikan bibit tanaman yang ditanam merupakan bibit yang baik. Karakter dan jenis tanaman perlu diketahui, apakah tanaman tersebut cocok di dataran tinggi atau dataran rendah, atau keduanya. Pilih bibit yang cocok dengan daerah anda.

Penyiraman. Terutama di musim kemarau penyiraman sangat diperlukan. Musim panas perlu penyiraman sehari sekali. Waktu penyiraman yang baik adalah pada pagi hari atau sore hari ini. Jangan menyiram tabulampot hanya di daun, tetapi dimedia tanamnya sebagai tempat akar tanaman.

Pengemburan & Penyiangan. Usahakan tanah media tanam tidak memadat dan tidak ada tanaman rumput atau pengganggu lainnya. Pemadatan biasanya terjadi karena penyiraman. Penggeburan bisa dilakukan dengan alat pengeruk kecil dan hati-hati jangan sampai merusak agar dan batangnya.

Pemupukan. Walau media tanam telah menggunakan pupuk kandang misalnya, tetapi pupuk pupuk anorganik seperti NPK umumnya masih diperlukan. Pemupukan dilakuan secara berkala 3 bulan atau 6 bulan sekali. Pemupukan dilakukan pada awal musim hujan atau awal musim kemarau sekitar 3 sendok makan sekali pemberian.

Penggantian Media & Pot. Untuk tetap produktif selama tumbuhnya, media tanam perlu diperbaharui untuk menjaga kesuburan dan kegemburannya. Pot yang

sudah tidak sesuai dengan besar tanaman harus diganti dengan ukuran yang sesuai.

Pemangkasan. Disamping untuk menjaga ketinggiannya, pemangkasan dilakukan untuk merapikan tanaman, pembentukan tajuk baru, dan menjaga keseimbangan cabangnya. Idealnya, gunakan rumus "139". Artinya, 1 batang utama dipelihara pada ketinggian 80-100 cm, 3 cabang primer terpilih sepanjang 30-50 cm, dan 9 cabang sekunder terpilih sepanjang 30-50 cm.

Pengendalian Hama. Untuk menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit, bisa dilakukan penyemportan anti hama secara rutin. Kenali hama dan penyakit tanaman dan gunakan anti hama dan penyakit yang tepat. Sebaiknya menggunakan bahan pengendali hama organik.

Menanam tanaman buah dalam pot semakin nge-trend sekarang. Jenis tanaman kini semakin banyak yang bisa dipotkan. Dengan bervariasinya tanaman buah yang dapat ditanam dalam pot, semakin banyak pula penjual dan hobiies tanaman ini. Karena sosoknya yang pendek dan tidak terlalu rindang, tabulampot menjadi cocok dihadirkan di halaman yang luas maupun yang sempit. Tabulampot menjadi pilihan favorit karena lebih cepat berbuah. Apalagi jika bibitnya berasal dari okulasi yang bisa berbuah kurang dari setahun. Tabulampot bermanfaat karena buahnya, keindahannya, pemanfaatan ruang dan penghijauan lingkungan. (Dirangkum dari "Kunci Membuahkan Tabulampot" Redaksi Trubus, http://lifestyle.okezone.com "Merawat Tanaman Buah dalam Pot"; Republika 200708 "Tip Membuat Tabulampot Rajin Berbuah"). ******************************* Buatlah Jadi Sederhana Jika kesederhanaan adalah keutamaan, mengapa kita membuatnya menjadi rumit? Menjalani kesederhanaan termasuk mampu menyampaikan sesuatu secara sederhana. Kemampuan memberi jawaban singkat atas pertanyaan rumit merupakan ketrampilan; bukan menunjukkan ketidakmampuan berpikir kompleks; tetapi lebih pada cara penyampaian secara jelas dan mudah dimengerti.

1. Berbicara secara normal. Maksud pembicaraan harus dipahami. Jangan bertanya: "Apa tujuan hidup anda yang mengarah ke perkembangan individual?" Bertanyalah: "Apa yang diperlukan untuk bisa lebih baik?" 2. Memberi jawaban. Satu dalih populer dalam pembicaraan yaitu bertanya balik ke penanya, "Kalau dari sisi anda apa yang akan anda lakukan?" Ini mungkin efektif, tetapi kadang mengganggu. Karena pertanyaan terkadang hanya butuh jawaban singkat "ya" atau "tidak". 3. Bersikap tenang. Terlalu banyak berbicara menunjukkan disorganisasi cara berpikir seseorang. Membuat sederhana berarti menyingkatnya menjadi beberapa paragraf saja. Saat banyak berbicara, mungkin kita akan bingung mengenai posisi kita saat berbicara. 4. Memberitahukan pikiran anda. Jika memang kita melakukan pekerjaan besar, beritahulah mereka yang perlu. Beritahukanlah keadaan sebenarnya. Jangan terlalu diplomatik dan bombastis. 5. Bersikap konsisten. Jangan memasang tujuan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Mereka yang bekerja diatas standar perlu diberi penghargaan, bukannya dibebani dengan memasang standar lebih tinggi. Sederhanakanlah tujuan dengan pengukuran standar keberhasilan yang mampu dicapai. 6. Berpegang pada alasan yang benar. Jangan memberikan begitu banyak alasan mengapa sesuatu harus dikerjakan atau dianggap penting. Jika anda mempunyai alasan kuat, gunakanlah itu. 7. Bertindak cepat. Jika anda perlu mengerjakan suatu pekerjaan, atau orang lain memerlukan sesuatu dari anda, jangan menundanya sampai minggu depan. Lakukan sekarang juga. 8. Bersikap tulus. Orang lain dapat merasakan perbedaan antara orang yang "terpaksa" melakukan sesuatu, dengan orang yang "mau" melakukan itu. Lakukan sesuatu dengan ketulusan kemauan. 9. Berkata, "Saya tidak tahu". Berkata, "Saya tidak tahu, saya akan mencari jawabnya" lebih baik daripada mengarang jawaban tetapi tidak menjawab pertanyaan. Kredibilitas anda akan meningkat.

Di era yang serba spesialisasi, kompleks dan mega-tekonologi informasi ini, justru seringkali kita perlu menjalani kesederhanaan. Orang yang sederhana akan mengajarkan banyak hal secara biasa, sementara orang yang rumit harus mengadakan rapat besar untuk membahasnya atau mengirimkan email tentang pengajuan sesuatu dengan alasan yang panjang lebar, kemudian menyarankan perlunya menerapkan strategi perkembangan secara independen. Buatlah menjadi sederhana. (Terinspirasi dari artikel aslinya "Keep It Simple" teknik pelatihan, sumber: Morrison, Sean. "Viewpoint" Training Magazine. Minneapolis: Lakewood Publications, January 1999). ******************************* Mempertajam Intuisi Di luar kecerdasan emosional terdapat kecerdasan intuitif yang setara akal sehat. Kecerdasan emosional melibatkan luasnya bidang ketrampilan, komunikasi dan kreativitas seseorang, sedangkan intuisi melibatkan dalamnya tingkat pengetahuan seseorang. Intuisi meliputi proses mendengarkan secara mendalam, terlepas dari realitas maupun pengkondisian sosial dan kultural. Melalui intuisi kita belajar apa yang baik bagi kita, bagaimana hidup dan kerja dengan integritas, dan bagaimana mengekspresikan diri yang terbaik. Semakin hidup kita dipenuhi dengan informasi, semakin penting nilai gunanya dan apa tujuannya daripada informasi itu sendiri. Informasi jadi semakin murah dan semakin singkat siklusnya dari hari ke hari. Sehingga pengetahuan-diri menjadi semakin berharga sepenuhnya. Kita perlu penjelasan ketrampilan berpikir baru yang dibutuhkan saat ini. Pada abad silam manusia menjadi terbiasa menggunakan logika daripada intuisi. Abad ke-21 memerlukan pikiran pada medan multidimensional. Kita perlu menyeimbangkan kembali demi mengurangi tindakan dan kekhawatiran kita yang tidak produktif. Kita bisa menjadi lebih produktif, kreatif, dan bahagia jika kita rileks dan membiarkan intuisi kita mengalir. Orang yang intuitif cenderung lebih bersemangat dan selalu demikian karena mampu

menjaga keadaan yang menopang semangat kreatif. Kabar baiknya adalah anda bisa berlatih untuk menggunakan intuisi anda dengan lebih baik, dan itu tidak sulit. Tentu saja diperlukan latihan. Berikut adalah cara memberdayakan intuisi anda: 1. Bermeditasi. Pilihlah cara bermeditasi yang cocok bagi anda. 2. Pahami pikiran dan perasaan anda. 3. Buat keputusan berdasarkan fakta intuitif. Jika anda harus membuat keputusan sesuatu, dengarkan suara hati dan intuisi diluar fakta yang ada. Telusuri semua hal yang mungkin: Hal yang baik memberikan kekuatan semangat; hal yang buruk menimbulkan keraguan dan perasaan negatif. 4. Catat intuisi. Tuliskan pemahaman dan gagasan yang muncul dengan sendirinya. Bacalah kembali setelah beberapa minggu dan pikirkan apakah tulisan itu berkaitan dengan apa yang terjadi pada kehidupan anda. 5. Gunakan latihan intuisi mini. Belajarlah menjawab ya dan tidak dengan cepat. Berlatihlah mengajukan pertanyaan ya dan tidak. Kemudian ajukan pertanyaan yang belum diketahui jawabannya. Jika anda sudah terbiasa, berarti anda telah berlatih secara efektif. Tidak masalah bagaimana anda memulainya! Mengabaikan intuisi seringkali merugikan dan disesalkan. Kita biasanya dapat melihat peristiwa yang telah terjadi dimana sebenarnya telah ada peringatan awal, namun kita mengabaikannya. Orang yang lebih mampu memahami intuisi adalah pendengar yang lebih baik. Mereka mendengarkan seluruh cerita, baik yang diceritakan maupun yang tidak diceritakan. Mereka lebih mampu mencermati saat ada bagian yang tidak sesuai karena ada informasi yang hilang atau berbenturan, atau kapan harus bertanya lebih lanjut karena sesuatu yang mendasari bersuara lebih keras daripada kata-kata.

You might also like