You are on page 1of 7

Tarif PPnBM KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH BERUPA KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAK

PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH Tarif (%) Jenis Barang Kena Pajak 10 kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang sampai dengan 15 (lima belas)orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semidiesel), dengan semua kapasitas isi silinder; kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel) dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder tidak lebih dari 1500 cc; 25 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau dengan nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500 cc; kendaraan bermotor dengan kabin ganda (double cabin), dalam bentuk kendaraan bak terbuka atau bak tertutup, dengan penumpang lebih dari 3 (tiga) orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan semua kapasitas isi silinder, dengan massa total tidak lebih dari 5 (lima) ton. 30 kendaraan bermotor sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc; kendaraan bermotor selain sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc. 50 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc sampai dengan 3000 cc; kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain sedanatau station wagon, dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 3000 cc; kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500 cc; dan semua jenis kendaraan khusus yang dibuat untuk golf. 60 kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari 250 cc sampai dengan 500 cc; dan kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai, di gunung, dan kendaraan semacam itu.

75 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain sedanatau station wagon, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 3000 cc; kendaraan bermotor pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel) berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc; kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 500 cc; trailer, semi-trailer dari tipe caravan, untuk perumahan atau kemah. Contoh : - Harga Jual kendaraan Bermotor Rp 165.000.000,- (termasuk PPN sebesar Rp 15.000.000,- (10%)) - Uang Muka diterima tanggal 10 Agustus 2000 sebesar Rp. 55.000.000,- Kendaraan akan diserahkan tanggal 20 September 2000 dengan kekurangan bayar sebesar Rp. 110.000.000,PPN terutang dan harus dipungut : - Pada saat diterima uang muka tanggal 10 Agustus 2000, sebesar 10/110 x Rp 55.000.000,- = Rp 5.000.000,- dan harus dilaporkan pada SPT Masa PPN bulan Agustus 2000. - Pada saat penyerahan kendaraan tanggal 20 September 2000, sebesar 10/110 x Rp 110.000.000,- = Rp 10.000.000,- dan harus dilaporkan pada SPT Masa PPN bulan September 2000. b. Apabila atas penyerahan tersebut juga terutang PPn BM karena penyerahan dilakukan oleh Pemungut PPn BM ("Pabrikan"), maka dalam pembayaran uang muka yang diterima sebelum penyerahan kendaraan bermotor, terutang PPn BM disamping terutang PPN. 12. Contoh mekanisme pemungutan PPN dan PPn BM a. Untuk kendaraan impor dalam keadaan CBU : 1) Importir Umum/Industri Perakitan/ATPM : a) impor : - Nilai Impor (DPP) : Rp. 200.000.000,- PPN (10%) : Rp. 20.000.000,- (Pajak Masukan) - PPn BM (50%) : Rp. 100.000.000,-----------------------Harga Impor : Rp. 320.000.000,b) penyerahan : - Harga Jual (DPP) : Rp. 220.000.000,- PPN (10%) : Rp. 22.000.000,- (Pajak Keluaran) - PPn BM (50%) : Rp. 100.000.000,- (butir 1.a) -----------------------Harga Penjualan : Rp. 342.000.000,2) Distributor : a) Pembelian : - Harga beli (DPP) : Rp. 220.000.000,- PPN (10%) : Rp. 22.000.000,- (Pajak Masukan) - PPn BM (50%) : Rp. 100.000.000,- (butir 1.a)

-----------------------Harga Pembelian : Rp. 342.000.000,b) penyerahan : - Harga Jual (DPP) : Rp. 240.000.000,- PPN (10%) : Rp. 24.000.000,- (Pajak Keluaran) - PPn BM (50%) : Rp. 100.000.000,- (butir 1.a) -----------------------Harga Penjualan : Rp. 364.000.000,3) Dealer : a) Pembelian : - Harga beli (DPP) : Rp. 240.000.000,- PPN (10%) : Rp. 24.000.000,- (Pajak Masukan) - PPn BM (50%) : Rp. 100.000.000,- (butir 1.a) -----------------------Harga Pembelian : Rp. 364.000.000,b) penyerahan : - Harga Jual (DPP) : Rp. 260.000.000,- PPN (10%) : Rp. 26.000.000,- (Pajak Keluaran) - PPn BM (50%) : Rp. 100.000.000,- (butir 1.a) -----------------------Harga Penjualan : Rp. 386.000.000,4) Sub-Dealer/Showroom : a) Pembelian : - Harga beli (DPP) : Rp. 260.000.000,- PPN (10%) : Rp. 26.000.000,- (Pajak Masukan) - PPn BM (50%) : Rp. 100.000.000,- (butir 1.a) -----------------------Harga Pembelian : Rp. 386.000.000,b) penyerahan : - Harga Jual (DPP) : Rp. 280.000.000,- PPN (10%) : Rp. 28.000.000,- (Pajak Keluaran) - PPn BM (50%) : Rp. 100.000.000,- (butir 1.a) -----------------------Harga Penjualan : Rp. 408.000.000,- (yang dibayar konsumen)

b. Untuk kendaraan impor dalam keadaan CKD atau produksi dalam negeri : 1) Importir Umum/Industri Perakitan/ATPM : a) impor : - Nilai Impor (DPP) : Rp. 150.000.000,- PPN (10%) : Rp. 15.000.000,- (Pajak Masukan) - PPn BM (-%) : Rp. -,------------------------

Harga Impor : Rp. 165.000.000,b) penyerahan : - Harga Jual (DPP) : Rp. 220.000.000,- PPN (10%) : Rp. 22.000.000,- (Pajak Keluaran) - PPn BM (50%) : Rp. 110.000.000,-----------------------Harga Penjualan Rp. 352.000.000,2) Distributor : a) Pembelian : - Harga beli (DPP) : Rp. 220.000.000,- PPN (10%) : Rp. 22.000.000,- (Pajak Masukan) - PPn BM (50%) : Rp. 110.000.000,- (butir 1.b) -----------------------Harga Pembelian : Rp. 352.000.000,b) penyerahan : - Harga Jual (DPP) : Rp. 240.000.000,- PPN (10%) : Rp. 24.000.000,- (Pajak Keluaran) - PPn BM (50%) : Rp. 110.000.000,- (butir 1.b) ----------------------Harga Penjualan : Rp. 374.000.000,3) Dealer : a) Pembelian : - Harga beli (DPP) : Rp. 240.000.000,- PPN (10%) : Rp. 24.000.000,- (Pajak Masukan) - PPn BM (50%) : Rp. 110.000.000,- (butir 1.b) -----------------------Harga Pembelian : Rp. 374.000.000,b) penyerahan : - Harga Jual (DPP) : Rp. 260.000.000,- PPN (10%) : Rp. 26.000.000,- (Pajak Keluaran) - PPn BM (50%) : Rp. 110.000.000,- (butir 1.b) -----------------------Harga Penjualan : Rp. 396.000.000,4) Sub-Dealer/Showroom : a) Pembelian : - Harga beli (DPP) : Rp. 260.000.000,- PPN (10%) : Rp. 26.000.000,- (Pajak Masukan) - PPn BM (50%) : Rp. 110.000.000,- (butir 1.b) ----------------------Harga Pembelian : Rp. 396.000.000,-

b) penyerahan : - Harga Jual (DPP) : Rp. 280.000.000,- PPN (10%) : Rp. 28.000.000,- (Pajak Keluaran) - PPn BM (50%) : Rp. 110.000.000,- (butir 1.b) -----------------------Harga Penjualan : Rp. 418.000.000,- (yang dibayar konsumen)

Catatan : Pemungutan PPn BM dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-17/PJ.51/1999 tanggal 2 Nopember 1999 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-18/PJ.51/2000 tanggal22 Juni 2000. 14. CONTOH PENGHITUNGAN PPN KENDARAAN BERMOTOR (Harga Jual On the Road) 1. Dealer "B" menjual satu unit kendaraan bermotor dengan harga jual kepada pembeli sebesar Rp 205.000.000 (termasuk PPN, PPn BM dan tidak termasuk Bea Balik Nama) yang dibeli dari Main Dealer "A". 2. Atas pembelian tersebut, Dealer "B" mendapat potongan harga dari Main Dealer "A". 3. PPn BM sebesar Rp 8.000.000,- sudah dipungut dan dilaporkan oleh Main Dealer "A". 4. Pengurusan balik nama kendaraan bermotor dilakukan oleh Main Dealer "A" dan pembeli membayar Rp 18.000.000,- kepada Main Dealer "A" melalui Dealer "B". PENGHITUNGAN DAN PELAPORAN PPN OLEH DEALER "B" ADALAH : Harga Jual Main Dealer "A" (On The Road) Rp 225.000.000,Potongan harga untuk Dealer "B" Rp 4.000.000,----------------------Harga Tebus Rp 221.000.000,Bea Balik Nama (BBN) Rp 18.000.000,----------------------Harga Beli Dealer "B" Rp 203.000.000,15. Faktur Pajak (Off the Road) : BELI JUAL Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Rp 117.272.727,- Rp 186.363.636,PPN (10%) Rp 17.727.273,- Rp 18.636.364,PPn BM (15%) Rp 8.000.000,- Rp 8.000.000,----------------------- ----------------------JUMLAH Rp 203.000.000,- Rp 205.000.000,16. Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak : BELI 100/110 X (Rp 203.000.000,- Rp 8.000.000,-) = Rp 177.272.727, JUAL 100/110 x (Rp 205.000.000,- Rp 8.000.000,-) = Rp 186.363.636,17. Perhitungan PPN Yang Harus Disetor Ke Kas Negara Oleh Dealer : - PAJAK KELUARAN (10% x Rp 186.363.636,-) = Rp 18.636.364,- PAJAK MASUKAN (10% x Rp 177.272.727,-) = Rp 17.727.273,---------------------PPN yang harus disetor Rp 909.091,18. CONTOH PENGHITUNGAN PPN DAN PPn BM KENDARAAN BERMOTOR YANG BERASAL DARI SASIS (DEALER SEBAGAI WAJIB PUNGUT PPn BM) 1. Dealer "B" membeli sasis kendaraan bermotor dari Main Dealer "A" seharga Rp 100.000.000,- dengan

potongan harga sebesar Rp 2.000.000,- kemudian menyuruh Karoseri "C" mengubah sasis tersebut menjadi kendaraan bermotor angkutan orang dan kemudian menjualnya kepada pembeli dengan harga Rp 126.500.000 (termasuk PPN dan PPn BM). 2. PPn BM sebesar Rp 15.800.000,- dipungut dan dilaporkan oleh Dealer "B", sebagai pihak yang menyuruh melakukan pengubahan. PENGHITUNGAN DAN PELAPORAN PPN OLEH DEALER "B" ADALAH : Harga Jual Sasis Main Dealer "A" Rp 100.000.000,Potongan harga untuk Dealer "B" Rp 2.000.000,----------------------Harga Tebus/Beli Dealer "B" Rp 98.000.000,19. Faktur Pajak (Off The Road) : BELI JUAL Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Rp 89.090.090,- Rp 101.200.000,PPN (10 %) Rp 8.909.091,- Rp 10.120.000,Dasar Pengenaan Pajak (Karoseri "C") Rp 10.000.000,PPN - Karoseri (10 %) Rp 1.000.000,PPn BM (15 %) Rp -,- Rp 15.180.000,----------------------- ----------------------JUMLAH Rp 109.000.000,- Rp 126.500.000,20. Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak : - Beli Sasis 100/110 X Rp 98.000.000,- = Rp 89.090.909,- Jual Kendaraan Bermotor 100/110 x Rp 126.500.000,- = Rp 101.200.000,21. Perhitungan PPN Dan PPn BM Yang Harus Disetor Ke Kas Negara Oleh Dealer : 1) PPN - PAJAK KELUARAN (10 % x Rp 101.200.000,-) = Rp 10.120.000,- PAJAK MASUKAN (Rp 8.909.091 + Rp 1.000.000,-) = Rp 9.909.091,---------------------PPN yang harus disetor Rp 210.909,2) PPn BM 15 % x Rp 101.200.000,- = Rp 15.180.000,22. Contoh : - Harga Jual kendaraan Bermotor Rp 250.000.000,- (termasuk PPN sebesar Rp 20.000.000,- (10 %) dan PPn BM sebesar Rp 30.000.000,- (15%)) - Uang Muka diterima tanggal 10 Agustus 2000 sebesar Rp. 25.000.000,- Kendaraan akan diserahkan tanggal 20 September 2000 dengan kekurangan bayar sebesar Rp. 225.000.000,- PPN dan PPn BM terutang dan harus dipungut : - Pada saat diterima uang muka tanggal 10 Agustus 2000 : 1) PPN : sebesar 10/125 x Rp 25.000.000,- = Rp 2.000.000,- dan harus dilaporkan pada SPT Masa PPN bulan Agustus 2000. 2) PPn BM : sebesar 15/125 x Rp 25.000.000,- = Rp 3.000.000,- dan harus dilaporkan pada SPT Masa PPn BM bulan Agustus 2000. - Pada saat penyerahan kendaraan tanggal 20 September 2000 : 1) PPN : sebesar 10/125 x (Rp. 250.000.000,- Rp 25.000.000,-) = Rp 18.000.000,- dan harus dilaporkan pada SPT Masa PPN bulan September 2000. 2) PPn BM : sebesar 15/125 x (Rp 250.000.000,- Rp 25.000.000,-) = Rp 27.000.000,- dan harus dilaporkan pada SPT Masa PPn BM bulan September 2000.

23. Ketentuan dalam Surat Edaran ini berlaku mulai tanggal 1 Agustus 2000. 24. Dengan berlakunya ketentuan ini, maka ketentuan yang dimaksud dalam Surat-surat Edaran sebelumnya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Surat Edaran ini, dinyatakan masih tetap berlaku. negara atau angkutan udara niaga; kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang dikenakan tarif 10% dan tarif 30%; kelompok senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara. 75 kelompok minuman yang mengandung alkohol selain yang dikenakan tariff 40%; kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu mulia dan/atau mutiara atau campuran daripadanya; kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum."

You might also like