You are on page 1of 17

05 TIGA CORAK KEHIDUPAN

TIGA CORAK KEHIDUPAN

(Tilakkhana)

1. Sabbe Sankhara Anicca Segala yang terkondisi SELALU BERUBAH


2. Sabbe Sankhara Dukkha Segala yang terkondisi TIDAK MEMUASKAN 3. Sabbe Dhamma Anatta Segala fenomena TIADA INTI DIRI
(Dhammapada 277, 278, 279)

TIGA CORAK KEHIDUPAN

(Tilakkhana)

Hubungan Ketiga Corak: Apa pun yang selalu dalam perubahan (Anicca) akan menyebabkan ketidakpuasan (Dukkha) dan tanpa inti diri yang kekal (Anatta). TERSAMAR... Anicca tersamarkan oleh kesinambungan. Dukkha tersamarkan oleh perubahan. Anatta tersamarkan oleh bentuk.

ANICCA
Samakah Anda SAAT ini dengan: 1 tahun yang lalu?

1 bulan yang lalu?


1 minggu yang lalu? 1 hari yang lalu? 1 jam yang lalu? 1 menit yang lalu? 1 detik yang lalu? Tidak ada sesuatu pun yang tidak berubah. Satu-satunya yang tidak berubah adalah PERUBAHAN itu sendiri.

ANICCA
Komponen terkecil dari benda yang paling padat

sekalipun (atom, elektron) hanyalah gumpalan energi


yang terus-menerus mengalir.

Pikiran yang tidak terlatih bahkan lebih berkeliaran


dan rentan untuk berubah. Kaidah Anicca bersifat netral dan tidak memihak, tidak diatur oleh hukum APA PUN dan SIAPA PUN; segalanya muncul dan berlalu secara alamiah.

DUKKHA
Dalam pengalaman yang paling menyenangkan pun, terdapat kecemasan bahwa momen itu pun tidak akan terus berlangsung. Tiga Jenis Utama Dukkha: 1. Penderitaan Intrinsik (Dukkha Dukkha) - Penderitaan badan & batin 2. Penderitaan Karena Perubahan (Viparinama Dukkha) - Penderitaan karena Anicca 3. Penderitaan Karena Kondisi (Sankhara Dukkha) - Lima Gugus kemelekatan adalah penderitaan

(Samkhittena pancupadanakkhanda dukkha)

ANATTA
Ciri khas dan inti ajaran Buddha. Dalam Lima Gugus (Pancakkhandha): tiada yang dapat disebut sebagai aku, diri, atau suatu substansi yang konkrit tak berubah. Diri hanyalah sekumpulan faktor fisik dan mental yang terkondisi dan selalu dalam perubahan. Menurut Hukum Musabab yang Saling Bergantungan (Paticca-Samuppada): tiada sesuatu pun di dunia ini yang absolut berdiri sendiri. Segala sesuatu terkondisikan, relatif, dan tergantung satu sama lain. Ini adalah TEORI RELATIVITAS menurut ajaran Buddha.

KONSEP ATTA: AKAR SEGALA KEJAHATAN


Atta: segala sesuatu yang secara mutlak dipandang
sebagai keberadaan diri, sosok ego, jiwa, atau substansi pokok yang bersifat kekal.

(Buddhist Dictionary, Nyanatiloka)


Gagasan tentang diri (Atta) adalah khayalan yang melahirkan pemikiran yang merugikan tentang AKU atau MILIKKU. Pandangan salah ini merupakan AKAR SEGALA KEJAHATAN di muka bumi: keegoisan, kerakusan, kebencian, kesombongan, perselisihan, dll.

2 GAGASAN PENGHIBURAN

2 gagasan psikologis tertanam dalam benak manusia:


1. Melindungi diri manusia menciptakan konsep tuhan pelindung 2. Mempertahankan keberadaan manusia menciptakan konsep jiwa abadi Dalam kebodohan batin, kelemahan, ketakutan, dan nafsu keinginannya, manusia membutuhkan 2 hal ini untuk MENGHIBUR diri, kemudian bergantung kepadanya secara membuta.

Berbagai pandangan mengenai jiwa yang tidak sesuai dengan ajaran Buddha:
1. Pandangan mubazirnya perbuatan (Akiriya-ditthi) - Puranakassapa: tiada jiwa yang berbuat kebaikan atau kejahatan, aksi tubuh belaka. - Pakudha Kaccayana: hidup hanyalah gugusan unsur-unsur, tiada moral. 2. Pandangan tanpa-musabab (Ahetuka-ditthi) - Makkhaligosala: jiwa akan berangsur suci sendiri; tidak bisa dipercepat/diperlambat, percaya takdir. 3. Pandangan nihilistik (Natthika-ditthi) - Ajita Kesakambala: setelah kematian tidak ada kelangsungan hidup. 4. Pandangan ketidak-jelasan (Vikkhepala-ditthi) - Sanjaya Velatthaputta: segala sesuatu tidaklah jelas/belum tentu. 5. Pandangan eternalisme (Sassata-ditthi) - Niganthanataputta: berbuat baik untuk mencapai keabadian.

Berbagai pandangan keliru (miccha ditthi) tersebut tidak hanya terjadi pada masa hidup Buddha,

namun MASIH BERTEBARAN sampai hari ini


dalam wujud dan nama yang BERBEDA.

SIAPAKAH AKU INI?


Kereta dan bagian-bagiannya (dipetik dari buku Milinda Panha): Thera Nagasena: "Tolong jelaskan, apakah kereta itu. Apakah porosnya? Apakah rodanya? Atau saisnya? Atau kendalinya? Atau gabungan semuanya itu? Atau sesuatu di luar semua itu?" Raja Milinda: "Bukan semua itu." Thera Nagasena: "Kalau begitu, kereta ini hanyalah omong kosong. Raja Milinda: "Karena mempunyai semua bagian itulah maka ia disebut kereta." Thera Nagasena: "Seperti halnya ada berbagai bagian itu, maka kata kereta digunakan, demikian juga bila ada unsur-unsur makhluk, maka kata makhluk digunakan.

LIMA GUGUS (Pancakkhandha)


Manusia terdiri dari:

Batin (Nama)

(1) (2) (3) (4)

Perasaan (Vedana) Pencerapan (Sanna) Bentukan pikiran (Sankhara) Kesadaran (Vinnana)

Badan (Rupa)

(5) Materi, jasmani, bentuk Materi terdiri dari 4 unsur: - Padat (tanah, pathavi) - Cair (air, apo) - Udara (angin, vayo) - Panas (api, tejo)

MANA DI MANA...? LETAK Perasaan? Pencerapan? Pikiran? Kesadaran? Di OTAK? Di JANTUNG? Di HATI? Di NADI?

Di DARAH?
Di SUMSUM?

TAPI..., JADI..., SIAPAKAH AKU INI?


Ajaran Buddha tidak sepenuhnya menolak adanya suatu kepribadian/individu dalam pengertian empiris/pragmatis. Ajaran Buddha hanya berupaya menunjukkan bahwa kepribadian/individu tidak ada dalam pengertian mutlak. Istilah filosofis Buddhis untuk individu: SANTANA (arus).

ANATTALAKKHANA SUTTA
"Biku, bagaimana menurutmu? Apakah tubuh/perasaan/pencerapan/bentukan pikiran/kesadaran ini tidak berubah atau berubah?" "Berubah, Yang Mulia." "Lantas yang berubah itu, apakah itu tidak memuaskan atau memuaskan?" "Tidak memuaskan, Yang Mulia." "Lantas yang berubah itu, yang tidak memuaskan itu, yang bersifat sementara itu, apakah pantas dianggap sebagai: 'Ini milikku; ini aku; ini jiwaku'?" "Tidak, Yang Mulia. "Oleh karena itu, Biku, tubuh/perasaan/pencerapan/bentukan pikiran/kesadaran apa pun itu, apakah pada masa lalu, masa depan, atau sekarang; apakah kasar atau halus; apakah di dalam atau di luar diri; apakah kecil atau besar; apakah jauh atau dekat; harus dengan pemahaman benar akan segala sesuatu sebagaimana adanya, dianggap sebagai: 'Ini bukan milikku; ini bukan aku; ini bukan jiwaku'."

Be Happy

You might also like