You are on page 1of 13

Nama : Ni Wayan Febriana Umiastuti No: 09 Kelas : XII IA5 1. a.

Jenis jenis karangan ilmiah adalah : - Makalah merupakan karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris objektif. Penyajian masalah yaitu melalui proses berfikir deduktif atau induktif. Biasanya, makalah disusun untuk melengkapi tugas tugas ujian mata kuliah tertentu atau untuk memberikan saran pemecahan tentang suatu masalah secara ilmiah. Bahasa yang digunakan adalah lugas dan tegas. Jika dilihat bentuknya, makalah adalah bentuk yang paling sederhana diantara karya tulis ilmiah yang lain. - Kertas kerja merupakan karya ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris objektif. Analisis kertas kerja lebih serius daripada analisis makalah. Kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam suatu seminar atau lokakarya.
- Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat

penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris objektif, baik berdasarkan observasi lapanganmaupun studi kepustakaan. Skripsi ditulis biasanya untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana muda / diploma dan penyusunannya dibimbing oleh seorang dosen atau tim yang ditunjuk oleh suatu lembaga pendidikan tinggi. - Tesis merupakan karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap suatu hipotesis atau lebih dan ditulis oleh mahasiswa fakultas pascasarjana - Disertasi merupakan karya ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih

dengan analisis yang terinci. Dalil tersebut biasanya dipertahankan oleh penulisnya. Disertasi berisi suatu penemuan penulis sendiri, yang berupa penemuan orisinil. Bila temuan ini dipertahankan, penulis berhak menyandang doktor. b. Manfaat penyusunan karangan ilmiah : - Penulis akan terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karangan ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada, relevansinya dengan topik yang akan dibahas.
- Penulis akan terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku

sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang. - Penulis akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
- Penulis

akan

dapat

meningkatkan

keterampilan

dalam

mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis. - Penulis akan memperoleh kepuasan intelektual. - Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat. c. Tujuh macam sikap ilmiah : - Sikap ingin tahu Diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian ? Bagaimana kalau diganti dengan komponen yang lain, dan seterusnya. - Sikap kritis Direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya maupun membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis. - Sikap terbuka Dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain. - Sikap objektif

Diperlihatkan dengan menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan pribadi. - Sikap rela menghargai karya orang lain Diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terimakasih atas karangan orang lain, dan menganggapnya sebagai karya yang orisinil milik pengarangnya. - Sikap berani mempertahankan kebenaran Diwujudkan dengan membela fakta atas hasil penelitiannya. - Sikap menjangkau ke depan. Dibuktikan dengan sikap futuristik, yaitu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikan, bahkan mampu menyusun suatu teori baru. d. Tahap-tahapan penyusunan karangan ilmiah Persiapan a. Pemilihan Topik Topik merupakan pokok pembicaraan. Topik yang dipilih lebih baik topik yang menarik perhatian dengan pokok-pokok persoalan yang benar-benar diketahui. b. Pembatasan Topik dan Penentuan Judul Jika topik sudah ditentukan, anda tinggal uji sekali lagi; apakah topik itu betul-betul cukup sempit dan terbatasataukah masih terlalu umum dan mengambang. Pembatasan topik dapat ditentukan dengan cara bagan pembatasan topik, dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, dimana, dan kapan. c. Pembuatan Kerangka Karangan Penyusunan karangan pada prinsipnya adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang bertautan. Penyusunan karangan ilmiah dapat membuat ragangan buram, yakni ragangan yang hanya memuat pokok pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragangan kerja,

yakni ragangan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragangan buram. Jika sudah merasa yakin bahwa masalah itu sudah dipecah menjadi bab, anak bab, dan anak bab menjadi sub anak bab seperti itu, kini penyusunan karangan ilmiah dapat menuliskan kerangka karangan. Ragangan ini yang akan dijadikan patokan bekerja sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih dalam penganalisisannya. Pengumpulan Data Bila judul karangan ilmiah dan ragangannya sudah disetujui oleh pembimbing, penyusun sudah dapat mulai mengumpulkan data. Langkah yang harus ditempuh adalah mencari informasi dari kepustakaan, mulai terjun ke lapangan, namun sebelum terjun ke lapangan, penyusu minta izin kepada pemerintah setempat atau kepada pimpinan perusahaan yang akan diteliti perusahaannya. Data lapangan dapat dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, atau eksperimen. Pengorganisasian / Pengkonsepan Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik teknik yang ditentukan. Setelah itu, penyusun dapat mulai mengonsep karangan ilmiah itu sesuai dengan urutan dalam ragangan yang ditetapkan. Pemeriksaan / Penyuntingan Sebelum mengetik konsep, penyusun memeriksa dahulu konsep itu. Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakupi pemeriksaan isi karangan dan cara penyajian karangan, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakannya. Pengetikan / Penyajian Dalam mengetik naskah, penyusun hendaknya memperhatikan segi kerapian dan kebersihan. Penyusun memperhatikan letak unsur unsur dalam karangan ilmiah. Misalnya, penyusun menata unsur unsur yang tercantum kulit luar, unsur usur dalam halaman judul, unsur unsur dalam daftar isi, dan unsur unsur dalam daftar pustaka.

e. Sistematika Karangan Ilmiah Sistematika karangan ilmiah merupakan aturan meletakkan bagian bagian karangan ilmiah, bagian mana yang harus didahulukan dan bagian mana pula yang harus dikemudiankan. - Bagian Pembuka a. Kulit Luar Yang dicantumkan adalah judul karangan ilmiah, keperluan penyusunan, nama penyusun, nama lembaga pendidikan tinggi, nama kota tempat lembaga pendidikan tinggi, dan tahun penyusunan. b. Penulisan Halaman Judul Penulisan halamab judul harus sama persis dengan penulisan kulit luar. Ukuran hurufnya sama; kapital atau tidak kapitalnya sama; sistem simetris atau sistem lurusnya sama. Pendeknya, yang tercantum dalam halaman judul merupakan turunan semua hal yang terdapat dalam kulit luar. c. Halaman Pengesahan Ada atau tidaknya bagian ini tergantung pada kelaziman perguruan tinggi masing masing. Halaman ini disediakan untuk mencantumkan nama nama dosen pembimbing, nama ketua jurusan, dan nama dekan yang bertanggung jawab akan kesahihan karangan ilmiah. Jenis jenis istilah yang tercantum dalam halaman ini berbeda beda bergantung juga pada kebiasaan yang berlaku di lingkungan masing-masing. Misalnya, suatu perguruan tinggi menggunakan istilah pembimbing, tetapi perguruan tinggi yang lain menggunakan istilah pembaca atau penanggung jawab. Penempatan istilah-istilah pembimbing, pembaca atau penanggung jawab berbeda-beda pula. Ada perguruan tinggi yang mencantumkan secara simetris. Pada halaman pengesahan dicantumkan pula tanggal, bulan, dan tahun persetujuan. Terlepas dari istilah yang digunakan atau penempatan istilah yang berbeda-beda, yang harus diperhatikan adalah penerapan kaidah bahasa sebagai berikut.

a. Semua awal kata yang tercantum dalam halaman ini dituliskan dengan huruf kapital, kecuali kata tugas. b. Setelah kata Pembimbing dan kata Pembaca dibubuhkan tanda koma. d. Halaman Penerimaan Pada perguruan tinggi tertentu, setelah halaman pengesahan dicantumkan juga halaman penerimaan oleh panitia ujian sarjana muda/sarjana. e. Prakata Prakata ditulis untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang penulisan karya ilmiah. Dengan membaca prakata, seseorang akan segera mengetahui, antara lain, maksud penulis menyajikan karangan ilmiah, hal hal apa saja yang termuat dalam karangan ilmiah, dan pihak pihak mana saja yang memberikan keterangan kepada penulis. Penyajian prakata hendaklah singkat, tetapi jelas. Dalam hubungan itu unsur unsur yang dicantumkan dalam prakata hendaklah dibatasi pada puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan kekuatan kepada penulis karangan ilmiah, penjelasan tentang pelaksanaan penyusunan karangan ilmiah, informasi tentang arahan dan bantuan dari berbagai pihak, ucapan terimakasih kepada semua pihak yang memungkinkan tersusunnya karangan, dan penyebutan nama tempat, tanggal, bulan dan tahun penyusunan, serta nama penyusun karangan ilmiah. Tajuk PRAKATA dituliskan dengan huruf kapital seluruhnya tanpa diberi tanda baca apapun dan diletakkan turun sekitar seperempat bagian (tujuh sentimeter) dari pinggir atas kertas dan persis di tengah tengah. f. Daftar Tabel Karangan ilmiah yang lengkap selain menganalisis data dengan seksama, juga mencantumkan tabel yang merupakan gambarannyata analisis masalah. Nama nama tabel yang tercantum di dalam karangan ilmiah itu dimuat dalam daftar tabel (jika ada).

Cara penulisan daftar itu sebagai berikut; Tajuk DAFTAR TABEL terletak di tengah tengah kertas dan turun seperempat bagian dari pinggir atas kertas. Nama nama tabel itu diberi nomor dengan angka Arab dan dituliskan dengan huruf kapital pada semua awal katanya, kecuali partikel seperti di, ke-, dan, dari, yang, dan untuk. g. Daftar Grafik, Bagan, atau Skema Pada dasarnya, penulisan daftar grafik, daftar bagan, atau daftar skema hampir sama dengan penulisan daftar tabel. Daftar grafik, daftar bagan atau daftar skema itu dibuat jika dalam suatu karangan ilmiah terdapat lebih dari satu grafik, bagan atau skema. Cara menuliskannya adalah sebagai berikut; di tengah tengah kertas dituliskan tajuk DAFTAR GRAFIK, DAFTAR BAGAN atau DAFTAR SKEMA dengan huruf kapital semuatanpa diberi tanda baca apa pun. Tajuk tajuk ini pun diletakkan di tengah tengah kertas dan turun seperempat bagian dari pinggir atas kertas (tujuh sentimeter). Berilah nomor urut Grafik 1, Bagian 2, atau Skema 5 dengan diikuti nama masing masing. h. Daftar Singkatan dan Lambang Dalam karangan ilmiah, penulis dapat menggunakan singkatan atau nama sesuatu. Hal itu dilakukan agar isi karangan ilmiah terasa padat, efisien, dan efektif. Singkatan dan lambing yang digunakan dalam bagian analisis harus dimuat dalam daftar singkatan dan lambing. - Bagian Inti Karangan Ilmiah a. Bab Pendahuluan Bab Pendahuluan adalah bab yang mengantarkan isi naskah, yaitu bab yang berisi hal hal umum yang dijadikan landasan kerja dan arah kerja penyusun. Bagian bagian bab pendahuluan : 1. Latar Belakang dan Masalah Bagian ini harus mencantumkan alasan penulis mengambil judul itu dan manfaat praktis yang dapat diambil dari karangan ilmiah tersebut. Bagian ini mengemukakan juga beberapa buku yang telah dibaca yang juga memasalahkan topik yang sama atau yang

relevan, dan menyebutkan perbedaannya dengan pembahasan karangan ilmiah yang ditulis sekarang. Bagian ini mencantumkan juga bagian bagian yang akan dibahas dalam bab bab berikutnya agar pembaca segera mengetahuinya secara sepintas lalu. 2. Tujuan Pembahasan Bagian ini mencantumkan garis besar tujuan pembahasan dengan jelas, yaitu gambaran hasil yang akan dicapai, seperti ingin memperoleh gambaran umum tentang faktor faktor apa saja yang menjadikan warga atau penghuni suatu kompleks perumahan itu merasa tenang, tentram, dan puas jika judul karangan ilmiahnya adalah Faktor faktor Penyebab Rasa Aman bagi Penghuni Kompleks Puri Kartika Ciledug, Tangerang. Atau, ingin memperoleh gambaran yang jelas tentang peranan penyelia (supervisor) dalam pembangunan proyek proyek raksasa di Jakarta jika karangan ilmiahnya berjudul Peranan Penyelia dalam Pembangunan Proyek Raksasa di Jakarta. Tujuan boleh lebih dari satu asalkan semuanya mempunyai kaitan dan relevansinya dengan judul. 3. Ruang Lingkup / Pembatasan Masalah Ruang lingkup ini menjelaskan pembatasan masalah yang dibahas. Dalam hal ini, pembatasan masalah itu hendaknya terinci, istilah istilah yang berhubungan dengan itu dirumuskan secara tepat. Ruang lingkup ini dijabarkan bersesuaian dengan tujuan pembahasan. Andaikata judul karangan ini adalah Manfaat Desain Interior bagi Perumahan Tempat Tinggal di Jakarta, ruang lingkupnya, misalnya, adalah sebagai berikut. Ruang lingkup permasalahan ini adalah manfaat desain interior. Yang dimaksud dengan manfaat desain interior adalah kegunaan ruangan dalam rumah tinggal. Hal ini akan dilihat dari segi penyusunan ruangan, pembagian ruangan, penyinaran matahari, dan penggantian udara. Dengan demikian, karangan ilmiah ini

tidak

perlu

mempersalahkan

hubungan

antarwarga

dalam

kompleks perumahan dan tidak perlu menguraikan bahan bahan yang diperlukan untuk suatu bangunan. 4. Anggapan Dasar, Hipotesis dan Kerangka Teori Anggapan Dasar. Anggapan dasar adalah isi pernyataan umum yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Anggapan dasar inilah yang akan memberikan arah kepada penulis dalam mengerjakan penelitiannya dan anggapan dasar ini pula yang akan mewarnai simpulan penelitian yang diambil. Anggapan dasar dapat juga berupa suatu teori atau prinsip yang berkaitan dengan pokok masalah yang akan diteliti, yang sudah dapat dipertanggungjawabkan. Isi pernyataan anggapan dasar harus ringkas, jelas, dikemukakan. Hipotesis merupakan teori penyamarataan coba-coba dan merupakan suatu prinsip baru berdasarkan hasil observasi yang sistematis terhadap fakta yang khas. Hipotesis merupakan isi pernyataan yang berupa generalisasi tentatif tentang suatu masalah, yang akan diuji benar atau tidak benarnya dalam penelitian. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan sederhana. Kerangka Teori berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja. Kerangka teori akan membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti. Kerangka teori itu harus dapat menggambarkan tata kerja teori itu. 5. Sumber Data / Populasi dan Sampel Sumber data adalah tempat penulis bertumpu. Artinya, penelitian itu bertolak dari sumber data. Jika sumber data banyak dan beragam, dalam bagian ini penulis karangan ilmiah dapat pula menggunakan istilah populasi dan sampel. Populasi adalah kumpulan dari seluruh sumber data yang akan diteliti. Karena data penelitian banyak dan tidak mungkin dapat diteliti seluruhnya, peneliti dapat mengambil hanya beberapa dan relevan dengan masalah yang

bagian sebagai sampel. Syarat sampel yang baik harus dapat mewakili seluruh populasi. 6. Metode dan Teknik Metode adalah seperangkat langkah yang tersusun secara sistematis, sedangkan teknik adalah cara melakukan setiap langkah tersebut. Kalau dalam penelitian itu penulis datang ke sumber data dan menganalisis data itu apa adanya, metode ini disebut metode deskriptif. Andaikata dalam penelitian itu, penulis membandingkan dua sumber data, metode tersebut adalah metode kooperatif. Apabila menggunakan metode percobaan di lapangan atau pengujian di laboratorium, metode itu merupakan metode eksperimen. Ada beberapa metode lain, yaitu metode sensus, survei, metode studi kasus, yang merupakan metode penelitian lapangan, dan metode penelitian kepustakaan serta metode analisis isi yang termasuk metode bukan penelitian lapangan. Teknik penelitian yang digunakan ialah teknik wawancara, angket, daftar kuisioner dan observasi. b. Bab Analisis atau Bab Pembahasan Bab Analisis merupakan bab yang terpenting dalam penelitian ilmiah. Di dalam bab ini akan dilakukan kegiatan analisis, sintesis pembahasan, interpretasi, jalan keluar, dan beberapa pengolahan data secara tuntas. Bab ini dapat diuji dengan beberapa pertanyaan. 1. Sudahkah keseluruhan tahap pengolahan data itu memberikan keyakinan terhadap pembaca? 2. Sudahkah semua masalah dapat dilaksanakan secara taat asas dan lengkap? 3. Sudahkah keseluruhan gambaran analisis dan interpretasi itu mempunyai korelasi satu dengan yang lain? 4. Sudahkah teori ditegaskan secara tepat dalam analisis ini? 5. Sudahkah istilah istilah digunakan secara tepat dan taat asas dalam analisis ?

c.

Bab Simpulan dan Saran Bab ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum secara analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan. Simpulan yang diperoleh dari uraian analisis, interpretasi, dan deskripsi yang tertera pada bab analisis. Simpulan akan lebih baik jika disajikan dalam paragraf paragraf yang tidak dinomori. Saran saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai relevansinya dengan hambatan yang dialami selama penelitian dapat dicantumkan dalam bab ini.

- Bagian Penutup a. Daftar Pustaka Dengan dicantumkannya daftar pustaka, penguji dapat mengetahui secara selintas sumber acuan yang dijadikan landasan berpijak oleh penulis karangan ilmiah. Daftar pustaka diletakkan pada halaman tersendiri setelah simpulan. Dalam daftar pustaka dicantumkan semua kepustakaan, baik yang dijadikan acuan atau landasan penyusunan karangan ilmiah maupun yang hanya dijadikan bahan bacaan. Urutan penyebutan unsur unsur pustaka acuan yang disajikan dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut : 1. Buku sebagai Pustaka Acuan a. Nama penulis b. Tahun terbit c. Judul pustaka beserta keterangannya, d. Tempat terbit e. Nama penerbit Jika tidak terdapat nama penulis dalam buku tersebut, urutanya sebagai berikut :
a. Nama lembaga yang menerbitkan

b. Tahun terbit

c. Judul pustaka beserta keterangannya d. Tempat terbit e. Nama penerbit Setiap unsur pustaka diikuti tanda titik, kecuali unsur tempat terbit yang harus diikuti titik dua. Setelah tanda titik atau setelah titik dua ada spasi satu ketuk 2. Majalah Sumber acuan dapat pula diambil dari majalah. Urutan unsur unsur dalam penulisan daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik), nama majalah (digaris-bawahi dan didahulukan kata dalam, nomor majalah, bulan terbit, dan tahun penerbitan keberapa, yang ditempatkan dalam kurung dengan dibatasi tanda koma dan tempat terbit). 3. Surat Kabar Urutan yang dicantumkan pada daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel (diberi tanda petik), nama surat kabar (digaris-bawahi) dan didahului kata dalam, tanggal terbit, tempat terbit. 4. Antologi Urutan penulisannya adalah nama pengarang, tahun terbit, tempat terbit, dan nama penerbit. b. Penulisan Lampiran (Jika diperlukan) Lampiran yang dicantumkan dapat berupa korpus data, tabel, gambar, bagan, peta, instrumen, transkripsi andaikata hal-hal itu tidak disertakan dalam teks. c. Penulisan Indeks (Jika diperlukan) Indeks berupa daftar kata yang terdapat dalam karangan ilmiah. Penulisan daftar kata itu harus secara berkelompok berdasarkan abjad awal kata itu. Setiap kelompok dipisahkan dengan empat spasi. Di belakang kata diberi tanda koma dan setelah dijarakkan satu spasi dicantumkan nomor atau nomor nomor halaman tempat kata itu dapat ditemukan.

Manfaat indeks adalah agar pembaca dapat dengan cepat mencari kata kata yang diperlukannya dalam karangan ilmiah tersebut.

You might also like