You are on page 1of 8

Akhlak Dan Budi Pekerti Yang Baik

Published by admin on June 12, 2011 | 0 Comment Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu Isim Mashdar (bentuk infinitive) dari kata Al-Akhlaqa, Akhlak merupakan isim jamid atau isik ghair mustaq, yaitu Isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya. Jadi akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta akhlak ini bersumber pada petunjuk Al-Quran dan Hadits. Definisi-definisi akhlak tersebut secara subtansial tampak saling melengkapi, antara lain : a) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. b) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. c) Perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian. Dari definisi akhlak diatas tentunya akhlak mempunyai nilai akhlak tersendiri dan nilai akhlak ini adalah nilai yang membahas mengenai mana yang baik dan mana yang tidak baik dan bagaimana seseorang untuk dapat berbuat baik. Jadi nilai akhlak dapat dibagi menjadi bermacam macam nilai antara lain nilai Spiritual, nilai Absolut. Nilai Spiritual adalah nilai yang memiliki hubungan dengan sesuatu yang dianggap mempunyai kekuatan sakral suci dan agung. Itu termasuk dalam nilai kerohanian, yang terletak dalam hati. Bila dilihat tinggi rendahnya nilai-nilai yang ada, nilai spiritual merupakan nilai tertinggi dan bersifat mutlak karena bersumber pada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sosial budaya keterkaitan seseorang dihubungkan dengan pandangan hidup suatu masyarakat atau kehidupan beragama. Setiap orang akan selalu memilki pandangan atau persepsi akan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan yang melebihi manusia, dalam pandangan orang beragama disebut sebagai yang Maha Kuasa, Allah, Sang Hyang Widi, Tuhan, God, Yang Maha Pencipta, dan sebagainya. Manusia sangat tergantung dan hormat pada kekuatan yang ada di luar dirinya, bahkan memujanya untuk melindungi dirinya bila perlu rela mengorbankan semuanya yaitu harta dan jiwa sebagai bukti kepatuhan dan yang mempunyai ketundukan terhadap kekuatan tersebut. Yang Kedua adalah nilai Absolut. Nilai Absolut adalah adalah kebenaran dan kebaikan sebagai nilai-nilai yang akan mengantarkan kepada kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat secara individual dan sosial. Didalam nilai absolut tersebut terdapat bermacam macam nilai yang akan menuntun manusia kejalan yang benar dan tentunya akan sukses di dunia dan di akhirat. Antara lain adalah adanya nilai sosial dan nilai kemanusiaan yang bersumber dari manusia sendiri.

Apa yang dimaksud dengan akhlak yang baik? Sebagaian ulama mengatakan bahwa akhlak yang baik itu berupa menahan gangguan, memberi bantuan, bersabar terhadap gangguan selainnya, dan berwajah ceria. Menahan gangguanmu terhadap manusia, berkorban dalam bentuk memberi bantuan, dan bersabar atas gangguan, karena seseorang tidak akan pernah terlepas dari gangguan selainnya, dan berwajah ceria yakni wajah yang berseri. Ketentuan ini berdasarkan penjelasan Allah Subhanahu wa Taala dalam firman-Nya, Jadilah engkau pemaaf. (Qs. al-Araf: 199) Artinya, berilah maaf dan mudahkanlah urusan manusia, dan jangan engkau mengharapkan balaasan dari mereka seperti apa yang engkau inginkan, karena itu adalah mustahil, tetapi lakukanlah yang paling mudah bagimu: Jadilah engkau pemaaf dan perintahlah orang-orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. (Qs. al-Araf: 199) Perhiasan terbaik bagi seseorang adalah agama yang kuat dan akhlak yang mulia. Sesungguhnya kebaikan akhlak merupakan sifat yang mulia nan tinggi. Barang siapa yang menghiasi dirinya dengannya, niscaya sifatnya akan terhias indah dan hatinya akan jernih. Allah Taala memuliakan dan meninggikan kedudukan akhlak yang mulia. Dan dia memberikan kepada pemiliknya pahala yang besar dan melimpah. Dimana dia menjadikan pahalanya sebagai pahala terberat di atas Mizan (timbangan Akhirat). Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda dalam hadits oleh Abu Darda Radhyiallahuanhu : Tidak ada yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin melainkan akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah Taala membenci kekejian dan keburukan. (HR. At-Tirmidzi no. 2002 dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahihul Jami no. 5632). Selain itu seseorang yang berakhlak baik akan dikaruniai tiga istana dalam tiga tingkat yang berbeda dalam surga. Abu Umamah Al-Bahili Radhiyallahuanhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :Aku pemimpin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan adu debat meskipun ia benar.Aku pemimpin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun sendau gurau. Dan aku pemimpin pada sebuah rumah di ketinggian surga bagi orang yang baik akhlaknya. (HR. Abu Dawud no.4800 dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahihul Jami no. 1464)). Tidak syak lagi jika orang yang berakhlak baik tidak suka terhadap perdebatan dan

tidak pula terbiasa untuk berdusta. Karena itu Rabb-nya tidak akan menghalanginya untuk mendapatkan istana di surga. Akhlak yang baik mencakup kesabaran dalam menghadapi gangguan orang lain, senantiasa berprasangka baik dan memuliakan orang lain serta masih banyak bentuk akhlaqul karimah yang lainnya. Karena itu marilah kita hiasi kepribadian dan pergaulan kita bersama manusia dengan kemuliaan akhlak. Sesungguhnya kelembutan itu akan melekat jika dibiasakan dan kesabaran itu akan menguat jika ditanamkan secara terus-menerus. Barang siapa yang terbiasa bergaul dengan sesama manusia dengan akhlak yang mulia maka Allah Taala akan meninggikan dan mengangkat derajat orang tersebut seperti derajat orang yang berpuasa dan menghidupkan shalat di setiap malamnya. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda Tidak ada satu apapun yang diletakkan di atas mizan yang lebih berat daripada akhlak yang baik. Sesungguhnya pemilik akhlak yang baik benar-benar akan mencapai derajat orang yang berpuasa lagi mendirikan shalat.(HR. At-Tirmidzi no. 2003 dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahihul Jami no. 5726). Aisyah Radhiyallahuanha meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya seseorang yang bmemiliki akhlak yang baik benar-benar akan mencapai derajat orang yang shalat malam dan berpuasa pada siang harinya. .(HR. Imam Ahmad Al-Fathur Rabbani (XIX/76) dan Al Hakim (I/60), dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahihul Jami no. 1620). Empat Sendi Akhlak Baik Akhlak yang baik didasarkan pada empat sendi: Pertama, Sabar, yang mendorongmu menguasai diri, menahan amarah, tidak mengganggu orang lain, dan lemah lembut. Kedua, Kehormatan diri, yang membuatmu menjauhi hal-hal yang hina dan buruk. Ketiga, Keberanian, yang mendorongmu pada kebesaran jiwa, sifat-sifat yang tinggi, dan rela berkorban. Keempat, Adil, yang membuatmu berada di jalan tengah, tidak meremeh-remehkan dan tidak berlebih-lebihan. Keutamaan Akhlak Baik dan Bahaya Akhlak Buruk Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti ?Rahimahullah berkata: Wajib atas orang berakal untuk menjadikan manusia cinta dengan cara selalu berakhlak baik dan meninggalkan akhlak buruk. Karena akhlak yang baik melebur kesalahan-kesalahan sebagaimana Matahari mencairkan es yang beku. Sesungguhnya akhlak yang buruk pasti akan merusak ilmu sebagaimana cuka merusak madu. Adakalanya pada diri seseorang terdapat banyak

akhlak yang kesemuanya baik dan hanya satu akhlak yang buruk, maka akhlak yang buruk itu merusak semua akhlak baik tersebut. Menghiasi Diri Dengan Akhlak Yang Baik Menghiasi diri dengan akhlak yang baik termasuk unsur-unsur ketakwaan, dan tidak sempurna ketakwaan seseorang itu kecuali dengan akhlak yang baik. Allah Taala berfirman:(Surga itu) disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imron: 133-134) Dalam ayat yang mulia ini Allah Subhanahu wa Taala menganggap bahwa bergaul dengan manusia dengan akhlak yang baik termasuk pilar-pilar ketakwaan. Apa keutamaan akhlak yang baik itu ? Diantara keutamaannya adalah : Pertama : Akhlak yang baik termasuk tanda kesempurnaan iman seseorang, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam: Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shohihul Jami, No. 1241) Kedua : Dengan akhlak yang baik, seorang hamba akan bisa mencapai derajat orang-orang yang dekat dengan Allah Taala, sebagaimana penjelasan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dalam sabda beliau: Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlaknya yang baik bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan qiyamul lail. (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami, No. 1937) Ketiga : Akhlak yang baik bisa menambah berat amal kebaikan seorang hamba di hari kiamat, sebagaimana sabda beliau shalallahu alaihi wa sallam : Tidak ada sesuatu yang lebih berat ketika diletakkan di timbangan amal (di hari akhir) selain akhlak yang baik. (Shahihul Jami, No. 5602) Keempat : Akhlak yang baik merupakan sebab yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah ketika ditanya tentang apa yang bisa memasukkan manusia ke dalam surga. Beliau menjawab: Bertakwa kepada Allah dan akhlak yang baik. (Riyadhus Shalihin) Apa yang dimaksud akhlak yang baik itu ? Imam Hasan Al-Bashri berkata : Akhlak yang baik diantaranya: menghormati, membantu dan menolong. Ibnul Mubarak berkata: Akhlak yang baik adalah: berwajah cerah, melakukan

yang maruf dan menahan kejelekan (gangguan). Imam Ahmad bin Hambal berkata: Akhlak yang baik adalah jangan marah dan dengki. Al-Imam Muhammad bin Nashr mengatakan: Sebagian ulama berkata: Akhlak yang baik adalah menahan marah karena Allah, menampakkan wajah yang cerah berseri kecuali kepada ahlul bidah dan orang-orang yang banyak berdosa, memaafkan orang yang salah kecuali dengan maksud untuk memberi pelajaran, melaksanakan hukuman (sesuai syariat Islam) dan melindungi setiap muslim dan orang kafir yang terikat janji dengan orang Islam kecuali untuk mengingkari kemungkaran, mencegah kedzaliman terhadap orang yang lemah tanpa melampaui batas.(Iqadhul Himam, hal. 279) Bagaimana memperbaiki akhlak seorang hamba ? Akhlak seorang hamba itu bisa baik bila mengikuti jalannya (sunnahnya) Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, sebab beliaulah orang yang terbaik akhlaknya. Allah Taala berfirman: Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung. (AlQalam: 4). Allah Taala juga menegaskan: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, (yakni) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (datangnya) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah. (Al-Ahzab: 21) Maka sudah selayaknya bagi setiap muslim mempelajari riwayat hidupnya dari setiap sisi kehidupan beliau (secara menyeluruh), yakni bagaimana beliau beradab dihadapan Rabbnya, kelurganya, sahabatnya dan terhadap orang-orang non muslim. Salah satu cara untuk mempelajari itu semua adalah sering duduk (bergaul) dengan orang-orang yang bertakwa. Sebab seseorang itu akan terpengaruh dengan teman duduknya. Nabi bersabda: Seseorang itu dilihat dari agama teman dekatnya. Karena itu lihatlah siapa teman dekatnya.(HR Tirmidzi) Kemudian wajib juga bagi setiap muslim untuk menjauhi orang yang jelek akhlaknya. Mudahmudahan dengan begitu kita termasuk hamba-hamba Allah yang menghiasi diri kita dengan akhlak yang baik. Macam macam Nilai Akhlak dan Sumbernya Seperti yang telah diketahui bahwa timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap Allah SWT adalah ukuran yang menentukan corak hidup manusia. Akhlak atau moral adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Tiap-tiap perbuatan adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu. Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah hal yang membedakan khalal dan kharam, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan.

Dalam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut dan tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa dimintai pertanggung jawaban atas perbuatan itu. Akhlak baik lambang akidah yang murni Rasulullah Shallalllahu alaihi wa sallam diutus untuk mengajak manusia agar beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla sahaja dan memperbaiki akhlak manusia. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. Sesungguhnya antara akhlak dengan aqidah terdapat hubungan yang sangat kuat sekali. Ini kerana akhlak yang baik sebagai bukti dari keimanan dan akhlak yang buruk sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlak seorang Muslim bererti semakin kuat imannya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang akhlaknya paling baik di antara mereka, dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik kepada isteri-isterinya. Akhlak yang baik adalah sebahagian daripada amal shalih yang dapat menambah keimanan dan memiliki nilai yang berat di dalam timbangan. Pemiliknya sangat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan akhlak yang baik adalah salah satu penyebab seseorang untuk dapat masuk Syurga. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah/hina. Sungguh akhlak yang mulia itu meninggikan darjat seseorang di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam Sesungguhnya seorang Mukmin dengan akhlaknya yang baik, akan mencapai darjat orang yang shaum (puasa) di siang hari dan shalat di tengah malam. Akhlak yang mulia dapat menambah umur dan menjadikan rumah makmur, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam: Akhlak yang baik dan bertetangga yang baik keduanya menjadikan rumah makmur dan menambah umur. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Allah Subhanahu wa Taala telah sebutkan dalam firman-Nya: Begitu pula para Sahabat Radhiyallahu anhum, mereka adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam Dan di antara akhlak Salafush Shalih Radhiyallahu anhum, yaitu:

1. Ikhlas dalam ilmu dan amal serta takut dari riya. 2. Jujur dalam segala hal dan menjauhkan dari sifat dusta. 3. Bersungguh-sungguh dalam menunaikan amanah dan tidak khianat. 4. Menjunjung tinggi hak-hak Allah dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam. 5. Berusaha meninggalkan segala bentuk kemunafikan. 6. Lembut hatinya, banyak mengingat mati dan akhirat serta takut terhadap akhir kehidupan yang jelek (suul khatimah). 7. Banyak berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, dan tidak berbicara yang sia-sia. 8. Tawadhdhu (rendah hati) dan tidak sombong. 9. Banyak bertaubat, beristighfar (mohon ampun) kepada Allah, baik siang maupun malam. 10. Bersungguh-sungguh dalam bertaqwa dan tidak mengaku-ngaku sebagai orang yang bertaqwa, serta senantiasa takut kepada Allah. 11. Sibuk dengan aib diri sendiri dan tidak sibuk dengan aib orang lain serta selalu menutupi aib orang lain. 12. Senantiasa menjaga lisan mereka, tidak suka ghibah (tidak mengumpat sesama Muslim). 13. Pemalu. (14) Malu adalah akhlak Islam, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam: Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak dan akhlak Islam adalah malu. Begitu juga sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam : Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata. 14. Banyak memaafkan dan sabar kepada orang yang menyakitinya. Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang maruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (Al-Araaf: 199) 15. Banyak bershadaqah, dermawan, menolong orang-orang yang susah, tidak kedekut. 16. Mendamaikan orang yang mempunyai sengketa. 17. Tidak hasad (dengki, iri), tidak berburuk sangka sesama Mukmin. 18. Berani dalam mengatakan kebenaran dan menyukainya. KESIMPULAN Setelah membaca penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dapat dikatakan bahwa akhlak sangat menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik-buruknya. Akhlak yang ada di kehidupan ini adalah akhlak yang bersumber dari petunjuk Al-Quran dan Hadist yang kesemuanya tersebut sama-sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriah. Akhlak yang baik mencabut kedengkian dan memikat hati. Akhlak yang baik merupakan kehidupan kedua dan kehormatan abadi bagi setiap muslim. Akhlak yang baik merupakan sifat

yang tinggi. Segala makna yang dikandungoleh sifat ini mensucikan seorang muslim dari kotoran-kotoran lisan dan kalbu. Kemudian, dengan semua itu dia menaiki martabat ihsan kepada penciptaNya dan sesama manusia. Dengan akhlak mulia, seorang muslim akan meraih kesempurnaan dalam imannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. (HR. At-Tirmidzi no. 1082. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Al-Jami no. 1232)

You might also like