You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Irian Barat merupakan wilayah Indonesia yang terletak dibagian paling timur. Dengan kekayaan alamnya seperti bahan-bahan industri yang sangat dibutuhkan oleh Negara-negara di Eropa. Diantara Negara-negara itu adalah Belanda. Belanda menguasai Irian Barat sebenarnya sudah sejak tahun 1828. Namun, penguasaan secar hukum sesungguhnya baru dimulai pada tahun 1898. Ketika itu, parlemen Belanda menyetujui untuk menderikan pemerintahan di Irian Barat. Pada tahun 1939 1945 berlangsung perang dunia II. Perang Pasifik merupakan bagian dari perang dunia II. Berlangsungnya perang Pasifik mengubah posisi belanda di Irian Barat. Kedudukan belanda digantikan oleh jepang. Jepang mulai menguasai Irian Barat tanggal 19 april 1942. Selama perang Dunia II jepang berkuasa di Irian Barat. Namun, akhir perang dunia II ditandai dengan kekalahan pihak Jepang dan kemenangan di pihak sekutu. Kemenangan sekutu memberi peluang kepada belanda untuk menjajah kembali Indonesia terutama Irian Barat. Maka dari itulah pemerintah Indonesia melakukan upaya pembebasan Irian Barat. Tujuan 1. untuk mengetahui upaya-upaya dalam pembebasan Irian barat 2. untuk mengetahui latar belakang terjadinya Konfrontasi bersenjata (militer)

BAB II PEMBAHASAN
A. Upaya Pengembalian Irian Barat Hasil keputusan KMB dapat dikatakan sebagai puncak perjuangan bangsa Indonesia melawan Belanda. Belanda tidak mengindahkan hasil-hasil KMB. Karena sampai akhir taun 1950 sebagai batas penyerahan atas Irian Barat. Untuk mengatasi masalah Irian Bara, Indonesia menempuh berbagai cara untuk mengembalikan Irian Barat sebagai berikut. 1. Perundingan langsung dengan belanda Program upaya dalam rangka pengembalian Irian Barat melalui jalur diplomasi bilateral antara Indonesia dan Belanda telah menjadi ketetapan program kabinet natsir dan kabinet-kabinet berikutnya. Usaha diplomasi langsung dengan dengan Belanda ini mengalami kegagalan karena belanda tetap bersikeras menguasai Irian Barat. Bahkan, dengan persetujuan parlemen, secara sepihak Belanda memasukkan Irian Barat kedalam wilayah kerajaan belanda. Peristiwa ini terjadi pada bulan agustus 1952. 2. Diplomasi PBB Kabinet Ali Sastroamidjojo I berhasil membawa masalah Irian Barat ke forum PBB, namun tidak membuahkan hasil. Kabinet Burhanuddin melanjutkan usaha kabinet yang digantikannya dengan membawa masalah Irian Barat kesidang majelis umum PBB. Pihak Belanda menanggapi usaha Indonesia dengan meyakinkan sidang PBB bahwa masalah Irian barat adalah masalah bilateral antara Indonesia dan Belanda. Tentunya pernyataan belanda ini tidak diterima oleh Indonesia, sehingga pada masa kabinet Ali Sastroamidjojo I seluruh persetujuan KMB dibatalkan. Pada tahun 1956, Belanda tetap bersikeras ingin menguasai Irian Barat. Oleh karena itu, Indonesia berusaha menghadapi sikap belanda secara konfrontatif melalui bidang militer dan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, pemerintah Indonesia mengirimkan misi yang dipimpin Anak Agung Gede Agung untuk merundingkan masalah financial ekonomi belanda di jenewa pada tanggal 7 januari 1956. Akan tetapi, 3. Pembentukan Pemerintahan Sementara Perjuangan pembebasan Irian Barat juga ditempuh melalui politik dalam negeri. Bertepatan dengan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke- 11, tanggal 17 Agustus 1956, Kabinet Ali Sastroamijoyo membentuk

Pemerintahan Sementara Irian Barat. Tujuan pembentukan pemerintahan sementara dalam hal ini adalah pernyataan pembentukan Propinsi Irian Barat sebagai bagian dari RI. Propinsi Irian Barat yang terbentuk itu meliputi wilayah Irian yang masih diduduki Belanda ditambah daerah Tidore, Oba, Patani dan Wasile di Maluku Utara. Pusat pemerintahan Propinsi Irian Barat berada di Soasiu, Tidore Maluku. Sebagai Gubernurnya Sultan Zaenal Abidin Syah ( Sultan Tidore ). Pelantikannya dilangsungkan tanggal 23 September 1956. Akibat dari pembentukan pemerintahan sementara Propinsi Irian Barat, antara lain Belanda makin terdesak secara politis. Selain itu Belanda menyadari bahwa Irian barat merupakan bagian Indonesia yang berdaulat. 4. Pemogokan dan Nasionalisasi Berbagai Perusahaan Selain melalui bidang politik usaha perjuangan untuk membebaskan Irian Barat juga dilancarkan melalui bidang sosial ekonomi. Pada waktu perjuangan pengembalian Irian Barat melalui Sidang Umum PBB pada tahun 1957, Menteri Luar Negeri Indonesia, Subandrio menyatakan akan menempuh jalan lain. Jalan lain yang dimaksud Subandrio memang bukan senjata tetapi berupa konfrontasi ekonomi. Tanggal 18 Nopember 1957 diadakan gerakan pembebasan Irian Barat dengan melakukan rapat umum di Jakarta. Rapat umum itu diikuti dengan pemogokan total oleh kaum buruh yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda pada tanggal 2 Desember 1957. Setelah itu terjadilah serentetatn pengambilalihan ( nasionalisasi ) modal dan berbagai perusahaan milik Belanda. Pengambilalihan tersebut semula dilakukan spontan oleh rakyat. Akan tetapi, kemudian diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1958. Beberapa contoh perusahaan yang diambilalih oleh Indonesia, antara lain : a. Perbankan seperti Nederlance Handel Maat schappij (namanya kemudian menjadi Bank Dagang Negara) b. Perkapalan c. Perusahaan Listrik Philips d. Beberapa perusahaan perkebunan Untuk meningkatkan gerakan dan memperkuat persatuan rakyat Indonesia tanggal 10 Februari 1958 permerintah membentuk Front Nasional Pembebasas Irian Barat B. Perjuangan dengan Konfrontasi Bersenjata Secara politik Irian Barat belum berhasil, untuk itu Indonesia mencari alternatif lain, yakni perjuangan dengan konfrontasi bersenjata.

1. Perjuangan Melalui Trikora Berbagai cara dan usaha Indonesia untuk membebaskan Irian Barat belum menunjukan hasil yang nyata. Belanda makin bersikap keras dan tidak mau mengalah. Bahkan, Belanda kemudian menyatakan bahwa Irian Barat merupakan wilayah Belanda sebagai bagian dari Nederlands. Oleh belanda, Irian Barat disebut dengan Nederlans-Nieuw Gunea.Menghadapai kenyataan bahwa berbagai cara yang ditempuh belum berhasil maka Indonesia maningkatkan konfrontasi di segala bidang. Tanggal 17 Agustus 1960 Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan belanda. Perjuangan pembebesan Irian Barat selanjutnya diarahkan dengan cara militer.Untuk menghadapi komfrontasi, pemerintahan melakukan perjanjian pembelian senjata dari luar negeri, seperti dengan Uni soviet. Selain itu, Indonesia juga mencari dukungan dengan negara-negara lain. Melihat aksi Indonesia,Belanda tidak tinggal diam, Bulan April 1961 Belanda membentuk Dewan Papua. Dewan ini akan menyelenggarakan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Irian Barat. Bahkan lebih lanjut, Belanda menunjukkan keberanian dan kekuatannya dengan melakukan langkahlangkah sebagai berikut : a. Membentuk Negara Boneka Papuadengan lagu dan bendera Papua. b. Mendatangkan bantuan dan mengirimkan pasukan dengan kapal perangnya ke perairan Irian, antara lain kapal Karel Doorman. c. memperkuat angkatan perang Belanda di Irian Barat. Dengan kenyataan itu, perjuangan pembebasan Irian Barat secara militer tampaknya tidak mungkin dihindarkan. Tanggal 19 Desember 1961 melalui rapat umum di Yogyakarta, Presiden Soekarno Mencanangkan TRIKORA (Tri Komanda Rakayat),dan berikut isi TRIKORA : a. Gagalkan pembentukan Negara papua b. Kibarkan Sang merah putih di Irian Barat. c. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah air. 2. Operasi Militer dibawah Komando Mandala Sebagai tindak lanjut program TRIKORA,Presiden Soekarno membentuk Mandala pembebasan Irian Barat. Yang dibentuk pada tanggal 2 Januari 1962 yang dipimpin oleh Mayor Jendral Suharto.Pusat dari komanda mandala berada di Ujungpandang untuk melaksanan Trikora. Susunan komando pembebasan Irian barat sebagai berikut : a. panglima mandala : Mayor jenderal Suharto

b. wakil panglima I : Kolonel (laut) subono c. wakil panglima II : Kolonel (udara) Leo wattimena d. kepala staf gabungan : Kolonel Ahmad Taher Untuk melaksanakan tugas itu,Komando Mandala melakukan langkah-langkah berikut: a. merencanakan,mempersiapkan dan melaksanakn operasi militer b. mengembangkan situasi militer di wilayah Provinsi Irian Barat Dalam rangka mempersiapkan operasi militer. Komando Mandala telah tahapan perjuangan.Pada bulan Maret sampai Agustus 1962 telah dimulai pendaratan pasukan ABRI dan sukarelawan dari laut dan udara,dengan mendaratkan pasukan ditempatnya,misalnya: a. Operasi Banteng di Fak-Fak Dan Kaimana b. Operasi Srigala di Sorong dan Teminabiuan c. Operasi Naga di Merauke d. Operasi Jatayu di Sorong,Kaimana,dan Merauke Pada tahapan persiapan dan infiltrasi telah terjadi insiden pertempuran di Laut Aru pada tanggal 15 Januari 1962.Pada waktu itu kapal RI motor terpedo boat Macan Tutul yang sedang patroli diserang oleh Belanda.Terjadilah pertempuran akan tetapi kapal RI Macan Tutul terbakar dan tenggelam.Dalam insiden ini meniggalah Komodor Yos Sudarso dan Kapten Laut Wiratno. Komando mandala untuk membebaskan irian barat merencanakan 3 tahap : 1. fase infiltrasi Fase ini berlangsung pada akhir tahun 1962. Cara yang ditempuh adalah dengan menyebar 10 kompi ke sekitar sasaran tertentu. Cara ini bertujuan untuk menguasai dan menciptakan daerah bebas, serta mengikutsertakan rakyat Irian Barat dalam perjuangan fisik. 2. fase eksploitasi Fase ini berlangsung pada awal tahun 1963. langkah yang ditempuh adalah serangan terbuka dengan lawan dan menduduki semua pos pertahanan yang penting. 3. fase konsolidasi Fase ini berlangsung pada awal tahun 1964. Didalam fase ini diusahakan menegakan kekuasaan republic Indonesia secara mutlak di seluruh Irian Barat. Gerakan infiltrasi terus dilakukan.Pasukan mulai mendarat dan menguasai beberapa daerah di Irian Barat. Berikut para sukarelawan dan sukarelawati. Bendera merah putih mulai dipancangkan di berbagai daerah.

3. Rencana Bunker Melihat pasukan Indonesia itu, Belanda mulai khawatir dan kewalahan. Dunia Internasional mangetahui dan mulai khawatir Amerika serikat mulai menekan Belanda agar mau beruding. Ellswoth Bunker, seorang diplomat AS ditunjuk sebagai penengah. Bunker selanjutnya mengusulka pokok-pokok penyelesaian masalah Irian Barat secara damai. Pokok-pokok usulan Bunker itu,antara lain berisi sebagai berikut. a. pemerintah Irian Barat harus diserahkan kepada Republik Indonesia b. Pemberian hak bagi rakyat Irian Barat untuk menetukan pendapat tentang kedudukan Irian Barat. c. pelaksanaan penyerahan Irian Barat akan selesai dalam waktu 2 tahun. d. untuk menghindari terjadinya bentrokan fisik antara kekuatan-kekuatan Indonesia dengan Blanda, diadakan masa peralihan dibawah pemerintahan PBB yang lamanya satu tahun, waktu ini dipakai untuk memulangkan seluruh militer dan pegawai belanda. Pokok tersebt dikenal dengan Rencana Bunker.Berdasarkan Rencana tersebut maka pada tanggal 15 Agustus 1962 tercapailah persetujuan antara indonesia dan belanda yang dikenal dengan Persetujuan New York Adapun isi Perjanjian New York, antara lain: a. Belanda harus sudah menyerahkan Irian Barat kepada UNTEA selambatselambatnya 1 Oktober 1962.Bendera Belanda diganti dengan bendera PBB b. Pasukan Yang sudah ada di Irian Barat tetap tinggal di Irian Barat dan dibawah kekuasaan UNTEA c. Angkatan perang Belanda berangsur-angsur ditarik dan dikembalikan ke negeri Belanda. d. Bendera Indonesia malai berkibar di Irian Barat disamping bendera PBB sejak tanggal 31 Desember 1962 e. Pemerintah RI akan menerima pemerintahan Irian Barat dari UNTEA selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963. Pada tanggal 1 mei 1963 PBB menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Penyerahan Itu dengan syarat pemerintah Indonesia mengadakan pungutan pendapat rakyat. Dengan damikian, Berakhiralah kekuasaan Belanda di Indonesia.Dan kemudian Irian Barat diganti menjadi menjadi Irian Jaya dan bergabung dengan Republik Indonesia. 4. Penentuan pendapat rakyat (Pepera) di Irian barat Waktu pelaksanaan Pepera dilakukan melalui tiga tahap : a. Tahap pertama pada tanggal 24 maret 1969. Pada tahap ini dilakukan konsultasi dengan Dewan-dewan kabupaten di Jayapura tentang cara penyelanggaraan Pepera.

b. Tahap kedua dilakukan pemilihan anggota Dewan Musyawarah Pepera. Tahap ini dilaksanakan sampai pada bulan juni 1969. c. Tahap ketiga yaitu pelaksanaan Pepera. Caranya dilakukan dari kabupaten ke kabupaten. Waktu pelaksanaannya tanggal 14 juli 1969 di Merauke dan tanggal 4 Agustus 1969 di Jayapura. Pelaksanaan Pepera disaksikan oleh perwakilan PBB, yaitu duta besar Ortis Sanz. Adapun hasilnya adalah rakyat Irian Barat ingin bergabung dengan Negara kesatuan Republik Indonesia. Hasil Pepera ini dibawa oleh utusan sekjen PBB Ortis sanz kesidang umum PBB ke-24 pada bulan November 1969. Dalam sidang tersebut, PBB menerima hasil Pepera yang telah dilaksanakan sesuai dengan persetujuan New York.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

Dari uraian Bab II (pembahasan) dapat disimpulkan : Perjuangan pembebasan Irian Barat berlangsung cukup lama yakni sejak KMB (1948) sampai dengan penentuan pendapat rakayat (Pepera1962). Perjuangan secara politik dilakukan melalui perundingan secara langsung dengan Belanda, diplomasi lewat PBB, gerakan pemogokan, dan nasionalisasi perusahaan milik Belanda di Indonesia. Konfrontasi secara militer, dicetuskan melalui rapat umum di Yogyakarta. dalam rapat umum tsb presiden Sukarno menggelorakan Trikora (Tri Komando Rakyat). Pelaksanaan operasi militer dipimpin oleh Komando Mandala. Titik terang perjuangan pembebasan Irian Barat itu setelah ada Rencana Bunker dan perjanjian New York Pada tanggal 15 Agustus 1962. Perjuangan pembebasan Irian Barat ditandai dengan adanya UNTEA dan pelaksanaan pepera.

B. Saran Diharapkan berbagai Negara mengakui adanya hak atau kepunyaan dari Negara lain bukan untuk mengambilnya.

You might also like