You are on page 1of 3

Budidaya Tanaman Lada

Tanaman lada (Piper nigrum L.) tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Dialah salah satu tanaman cash crop penghasil bahan perdagangan yang cukup vital. Menurut sejarah dan sumber literature, tanaman lada termasuk tanaman yang banyak dikembangkan di Indonesia berasal dari daerah Ghat Barat, India. Buktinya pada tahun 100-600 SM banyak koloni Hindu yang datang ke Indonesia. Diperkirakan mereka inilah yang membawa bibit lada pertama kalinya ke Indonesia. Usaha lada sekarang banyak dilirik orang. Banyak orang yang mengetahui bahwa usaha ini mempunyai prospek yang cerah. Prospek ini didukung dengan adanya pasar yang terbuka baik didalam maupun diluar negeri, serta harganya yang lumayan tinggi. Syarat utama yang perlu diketahui dan dipenuhi agar tanaman lada cepat berbuah, produksinya banyak dan berumur panjang adalah persyaratan tumbuhnya dan syarat budidaya. 1. Syarat Lokasi Tumbuh Ketinggian tempat a. Dataran rendah dan dataran sedang Daerah dataran rendah dan sedang merupakan daerah yang paling cocok untuk penanaman lada. Pada mulanya, pertumbuhan bibit lambat dibandingkan tanaman lada di dataran tinggi. Bahkan, ada tanaman yang mati sebelum umur setahun. Hal ini disebabkan sinar matahari yang terlalu panas. Namun setelah melewati masa kerisis (umur 0-12 bulan) maka pertumbuhan tanaman akan lebih baik dibandingkan tanaman lada di dataran tinggi. Selain itu, tanaman lada ini juga akan berbuah lebih lebat dan akan masak secara serempak. b. Dataran Pegunungan Lada yang ditanam di daerah pada ketinggian demikian pada umumnya akan tumbuh

lebih cepat dibandingkan didataran sedang. Hal ini disebabkan bibit yang ditanam tidak mengalami proses adaptasi yang kusus serta tidak terkena penyakit layu daun dan sejenisnya. Fase vegetatifnya lebih dominan dibandingkan fase generative (bunga dam buah) sehingga berbuahnya juga lebih lama. Kualitas buahnya tidak memenuhi syarat untuk permintaan ekspor. c. Dataran Tinggi Daerah di dataran tinggi kurang baik untuk menanam lada. Pada kondisi seperti ini, proses pembentukan karbohidrat di dalam tanaman terkesan lambat. Jenis Tanah Jenis tanah yang baik untuk tanaman lada ini adalah yang mempunyai cirri-ciri : 1. Subur dan banyak mengandung bahan organic. 2. Tidak tergenang air bila musim hujan dan tidak terlalu kering di musim kemarau. 3. Kadar keasaman (pH) tanah berkisar 5,5-7,0. 4. Warna tanah merah sampai merah kuning (podsolik, lateritic, latosol, dan utisol). 5. Lapisan tanah yang mengandung humus sekitar 1-2,5 meter. 6. Tanah gambut, tanah yang seluruhnya berasal dari endapan sisa-sisa tumbuhan yang telah, sedang dan belum melapuk. 2. Syarat budidaya Setelah memilih lokasi yang sesuai dengan syarat lokasi tumbuh, dapat segera dilakukan budi daya tanaman lada. Adapun persyaratan budi daya sebagai berikut : a. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah adalah upaya mengubah tanah yang semula kurang menguntungkan bagi tanaman menjadi lebih menguntungkan. Cara mengolah tanah ini adalah dengan mencangkulnya sedalam 25-35 cm. tanah lapisan bawah (sop soil) dibalik menjadi ke atas dan tanah lapisan atas (top soil) dibalik menjadi kebawah. b. Pemberian Pupuk Dasar Lahan yang diolah dan diberi kapur pertanian (bila pH nya rendah), kemudian diberi pupuk dasar. Pupuk dasar yang digunakan dari pupuk organic (kotoran ayam, sapi, kerbau atau kompas) dan pupuk organic (kimiawi). c. Sistem penanaman Maksud dari sistem penanaman di sini adalah tanaman lada ditanam dengan jenis tanaman lain atau hanya tanaman lada itu sendiri. System penanaman yang baik adalah dengan monokultur (hanya tanaman lada saja). d. Jarak Tanam dan Lubang Tanam Jarak tanam lada yang baik adalah 2 m x 2 m. jarak tanam ini cukup ideal karena dapat menciptakan pertumbuhan vegetative tanaman lada dapat sempurna dan berkembang baik, penerimaan sinar matahari dapat berjalan sempurna karena ujung mahkota pohon satu dengan lainnya tidak saling bersentuhan. Setelah ditentukan jarak tanam, perlu dibuat lubang tanam. Lubang tanam bisa dibuat dua macam, yaitu bujur sangkar atau berbentuk limas. Bujur sangkar dengan ukuran 50

cm x 50 x 50 cm dan ukuran untuk limas 40 cm x 35 cm untuk atas, 40 cm x 15 cm untuk bawah dan kedalaman 50 cm. e. Bibit Bibit tanaman lada dapat dikembangbiakan dengan cara vegatif. Pengembangbiakan vegetatif adalah cara memperbanyak bibit dari bagian tanaman itu sendiri. Vegetatif tanaman lada dapat dilakukan dengan cara stek batang. Bibit stek diperoleh dari potongan batang induk yang berumur 8-12 bulan. Adapun bibit yang berasal dari induk yang berumur lebih dari 12 bulan akan sulit (lambat) tumbuh karena batangnya telah tua. f. Tajar (tiang rambat) Sebagai tempat merambatnya batang lada diperlukan tajar atau tiang rambat. Tajar yang biasa digunakan oleh petani kabupaten Bangka selatan menggunakan tajar mati yaitu dengan kayu yang kuat dan keras jenis kayu nya menggunakan kayu Melanger. g. Penyemaian Bibit Bibit lada asal stek sebaiknya disemaikan terlebih dahulu. Tujuannya untuk menumbuhkan akar-akar lekat di setiap ruas buku dan mengusahakan agar mata tunas baru bisa tumbuh. Dengan tumbuhnya akar lekat dan tunas baru, bibit lebih cepat beradaptasi di tempat yang baru sehingga dapat tumbuh dengan sempurna. h. Waktu Penanaman yang baik Dalam penanaman tanaman lada, harus diperhatikan dua factor penting, yaitu keadaan curah hujan dan waktu penanaman. Usahakan menanam lada pada musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Cara yang tepat menentukan musim hujan ini sebaiknya berdasarkan kondisi di daerah masing-masing. i. Cara Penanaman Bibit Cara menanam bibit yang baik adalah dengan menghadapkan perut bibit (ada akar lekat) ke bawah, sedangkan bagian belakang (tidak ada akar) menghadap keatas. Sebaliknya, kalau posisinya lain, sering menyebabkan bibit mati meskipun ditanam pada musim penghujan. j. Pemasangan Peneduh Bibit Setelah ditanam, janganlah bibit dibiarkan begitu saja, bibit yang tidak diberi pelindung dalam waktu 15-20 hari, bibit lada bisa layu dan mati akibat sinar matahari. Pelindung dapat berupa aneka dedaunan beserta tunasnya sepanjang 40-50 cm yang ditancapkan di sekeliling bibit dengan jarak kira-kira 40 cm. k. Pemupukan Pupuk organic dan anorganik ini dapat diberikan lewat akar maupun daun. Pupuk yang diberikan lewat akar dapat dilakukan dengan cara dibenamkan dalam tanah atau disiramkan. Puok daun dapat diberikan dengan cara disemprotkan pada bagian bawah daun karena dibagian permukaan bawah daun ini terdapat stomata (mulut daun) yang akan menyerap pupuk tersebut.

You might also like