You are on page 1of 8

ANALISA DERET BERKALA DENGAN METODE MOVING AVERAGE MAKALAH PERSENTASI UAS STATISKA DESKRIPTIF (664)

Dosen: MORINOF HENDRA, SE. MM.ASAI.AAAI-J.QIP Kelas: 12. 3Y. 07 Kelompok: 9 Nama: Deni Radianto Sri Mulyasari Irwan Kurniawan Apip Latif Amrulloh 18096308 18096309 18096310 18096311

AKADEMI BINA SARANA INFORMATIKA KRAMAT 18 2010/2011

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

DAFTAR ISI

TABEL

Produksi Kayu Bulat oleh Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan Menurut Jenis Kayu, 2004-2008 Produksi Kayu (M3) 2004 32134 290,475 48,776 14,861 2777 32,393 72,980 22,226 307602 242706 4,135,592 20,103 31,434 17,598 81,127 3,703 1,117,565 1,684,351 8,158,403 2005 29,888 213,291 64,733 8,029 3,543 0 57,799 1,201 323,635 372,573 5,049,694 14,957 26,345 15,176 65,393 6,045 945,863 1,571,497 8,769,662 2006 1,612 155,582 66,136 6,655 1,625 0 45,209 18,580 390,958 308,901 4,377,991 12,675 23,587 20,522 81,587 4,548 909,309 1,475,917 7,901,394 2007 12,754 188,224 72,178 7,066 2,615 0 24,457 38,734 496,354 238,990 4,876,171 14,610 25,760 22,197 65,788 3,566 925,403 1,499,361 8,514,228 2008 18,121 55,558 77,127 39,945 2,409 0 85,434 24,813 281,591 372,044 4,362,297 106,304 41,595 35,767 92,425 7,458 908,950 1,546,896 8,058,734

Jenis Kayu Agathis Bakau Bangkirai Benuang Damar Duabanga Indah Jelutung Kapur Kruing Meranti Mersawa Nyatoh Palapi Ramin Resak Lainnya Rimba Campuran Indonesia

Sumber : Statistik Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan, BPS

GRAFIK

BAB I PENDAHULUAN
Reformasi kehutanan telah mendorong terjadinya perubahan mendasar atas paradigma pengelolaan hutan Indonesia. Perubahan tersebut diawali oleh pergeseran system pengelolaan hutan yang semula negara (state base forest management) menuju pengelolaan hutan yang bertumpu pada sumber daya hutan yang berkelanjutan (resources base management) dan berbasis masyarakat (community base management). Salah satu implikasi perubahan system

tersebut adalah diberlakukannya desentralisasi pengelolaan hutan kepada pemerintah daerah dan masyarakat luas. Desentralisasi pengelolaan hutan secara konseptual akan menghasilkan system pengelolaan hutan yang bersifat demokratis, partisipatif dan terbuka. Dalam konteks sumber daya, paradigma pengelolaan hutan bergeser dari sistem pengelolaan hutan berbasis komoditas (timber extraction) menuju sistem pengelolaan hutan berbasis ekosistem (Ecosystem base forest management). Implikasi perubahan tersebut antara lain merubah orientasi kelestarian yang semula lebih menekankan aspek ekonomi (produksi kayu). Kini harus beralih untuk mengakomodir kelestarian fungsi ekologi dan kelestarian fungsi sosial. Substansi bidang kehutanan mempunyai kekhasan karakteristik karena disamping dapat memberikan manfaat secara langsung juga memberi manfaat tidak langsung, baik masa kini maupun masa yang akan datang, sehingga apabila terjadi kesalahan dalam pengelolaannya akan memberikan dampak yang sangat besar bagi negara baik dampak sosial, ekonomi, politik dan teknis serta lingkungan. Pembangunan bidang kehutanan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga jelaslah bahwa pembangunan kehutanan merupakan tanggung jawab bersama, dilakukan secara bertanggung jawab dan transparan serta diselenggarakan untuk menuju pengelolaan hutan yang lestari guna memberi manfaat bagi rakyat. Oleh karena itu praktek pengelolaan sumber daya hutan harus tetap memperhatikan aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya, sehingga pemanfaatan sumber daya hutan yang kelihatannya menjadi sarana ekonomi utama dari penyelenggaraan desentralisasi dapat lebih memperhatikan aspek ketatalaksanaan sumber daya hutan sebagai penyokong kehidupan manusia antar generasi

BAB II LANDASAN TEORI


1. Landasan Teori dari Ilmu Statiska
a. Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan

Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan adalah usaha berbentuk badan usaha/hukum yang bergerak di bidang pengambilan hasil hutan.

b. Hak Pengusahan Hutan (HPH)

HPH adalah hak untuk mengusahakan hutan didalam suatu kawasan hutan, yang meliputi kegiatan-kegiatan penebangan kayu, permudaan, pemeliharaan hutan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan sesuai dengan rencana kerja pengusahaan hutan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku serta berdasarkan asas kelestarian hutan dan asas perusahaan. HPH dapat diberikan kepada BUMN dan Badan Milik Swasta (PT), yang memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Menteri Kehutanan. HPH merupakan hak pengusahaan hutan yang dititikberatkan pada penebangan kayu sebagai bahan dasar industri maupun untuk keperluan ekspor. Jangka waktu untuk mengusahakan hutan paling lama 20 tahun tetapi dapat diperpanjang. 2. Landasan Teori dari kasus yang kita ambil Hutan adalah Sumber Daya Alam yang harus kita jaga untuk kelestarianya, untuk itu kita juga harus membuat laporan-laporan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan penebangan setiap tahunnya, Dan hutan juga merupakan Sumber Daya Manusia contohnya: 1. Mengelola sumberdaya hutan dengan prinsip Pengelolaan Hutan Lestari berdasarkan karakteristik wilayah dan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) serta meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu, ekowisata, jasa lingkungan, agroforestri serta potensi usaha berbasis kehutanan lainnya guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan. 2. Membangun dan mengembangkan perusahaan, organisasi serta sumberdaya manusia perusahaan yang modern, profesional dan handal serta memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan lembaga perekonomian koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi petani hutan. 3. Mendukung dan turut berperan serta dalam pembangunan wilayah secara regional dan nasional, serta memberikan kontribusi secara aktif dalam penyelesaian masalah lingkungan regional, nasional dan internasional.

BAB III ANALISA KASUS

Berdasarkan hasil pengamatan Badan Pusat Statistika Indonesia, di hutan-hutan di Indonesia terdapat berbagai jenis-jenis kayu yang telah di produksi diantaranya adalah: Aghatis, Bakau, Bangkirai, Benuang, Damar, Duabanga, Indah, Jelutung, Kapur, Kruing, Meranti, Mersawa, Nyatoh, Palapi, Ramin, Resak, Rimba campuran, kayu-kayu ini yang telah diproduksi Perusahaan Hak Pengusaha Hutan. Berikut daftar tabel produksi kayukayu dari jenis masing-masing:

You might also like