You are on page 1of 6

TUGAS DETEKSI DINI DAN STIMULASI PADA ANAK

"PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI"

Disusun oleh: Siti Muthia Dinni 08/272788/PS/05648

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAHMADA YOGYAKARTA

2011
Perkembangan Kognitif anak usia dini Teori Jean Piaget Teori Piaget adalah teori komprehensif yang menjelaskan bagaimana faktor biologis dan pengalaman membentuk perkembangan kognitif. Piaget menekankan bahwa anak-anak membangun dunia kognitif mereka sendiri secara aktif, bukan melalui proses pasif penuangan informasi. A. Proses-proses Perkembangan Piaget yakin bahwa proses-proses penting tersebut meliputi: 1. Skema Dalam teori Piaget, aksi atau representasi mental yang mengorganisasikan pengetahuan. Skema bayi disusun oleh tindakan sederhana yang diterapkan pada objek-objek tertentu, contohnya tindakan menyusu, melihat, menggenggam. Anak-anak yang lebih tua memiliki skema yang meliputi berbagai strategi dan perencanaan untuk mengatasi masalah. Saat mencapai masa dewasa, menyusun beragam skema dalam jumlah amat besar. 2. Asimilasi Asimilasi terjadi ketika anak-anak memasukkan informasi baru ke dalam skemaskema yang ada. 3. Akomodasi Akomodasi terjadi ketika anak-anak menyesuaikan skema-skema mereka dengan informasi dan pengalaman-pengalaman baru. 4. Organisasi Adalah pengelompokan perilaku-perilaku dan pemikiran-pemikiran yang terisolasi ke dalam sistem yang lebih teratur dan lebih tinggi.

5. Penyeimbangan Adalah suatu mekanisme yang diajukan Piaget untuk bagaimana anak-anak berpindah dari suatu tahapan pemikiran ke tahapan pemikiran berikutnya. Perpindahan ini terjadi karena anak mengalami konflik kognitif kognitif dalam usahanya memahami dunia sampai akhirnya dapat menyelesaikan konflik tersebut dan mencapai suatu keseimbangan pemikiran. a) Infants, 0-2 tahun Tahap perkembangan pertama menurut Piaget, berawal dari kelahiran sampai usia 2 tahun, tahapan ini disebut sebagai tahapan Sensorimotor. Pada tahap ini, bayi menyusun pemahaman duniawi dengan mengkoordinasi pengalaman sensoris (contohnya melihat dan mendengar) dengan aksi motorik sederhana. Salah satu hal terpenting yang seorang bayi capai pada tahun-tahun pertamanya adalah berkembangnya kemampuan memahami permanensi objek atau kemampuan untuk memahami bahwa ketika seseorang atau objek hilang atau tidak nampak dihadapannya lagi, bukan berarti seseorang atau objek itu benar-benar tidak ada lagi. Melainkan hanya hilang atau tidak ada untuk sesaat dan hal tersebut akan kembali. Ini merupakan pemahaman yang sangat penting bagi anak-anak, membantu mereka untuk membangun serta memiliki rasa aman dan nyaman bila ibunya pergi untuk sesaat. Ia akan memahami bahwa ibunya akan segera kembali. Piaget membagi tahapan ini menjadi 6 subtahapan yaitu: a. Refleks-refleks Sederhana (0-6 minggu) Sensasi dan tindakan dikoordinasikan melalui perilaku refleks. b. Kebiasaan-kebiasaan yang pertama dan reaksi-reaksi sirkuler primer (6 minggu-4 bulan) Bayi mengkoordinasi sensasi dengan dua tipe skema yaitu : kebiasaan dan reaksi sirkuler primer. Kebiasaan adalah skema yang didasarkan pada suatu refleks yang seluruhnya terpisah dari stimulus yang mendatangkannya. Reaksi sirkuler primer adalah sebuah skema yang didasarkan pada usaha menghasilkan kembali suatu kejadian yang 3

awalnya terjadi secara kebetulan. c. Reaksi-reaksi Sirkuler Sekunder (4-8 bulan) Bayi menjadi lebih berorientasi pada objek, berpindah dari keasyikan dirinya sendiri. Skema yang dibentuk oleh bayi tidaklah dibentuk dengan sengaja. d. Koordinasi terhadap reaksi sirkuler sekunder (8-12 bulan) Mengkoordinasikan pandangan dan sentuhan, gerakan menjadi lebih terarah. e. Reaksi-reaksi sirkuler tersier, kesenangan baru, dan keingintahuan (12-18 bulan) Reaksi sirkuler tersier adalah skema dimana bayi secara sadar mengeksplorasi berbagai kemungkinana baru atas objek-objek di sekitarnya. Menandai dimulainya keingintahuan manusia dan minat terhadap kesenangan baru. f. Skema-skema internalisasi (18-24 bulan) Bayi mengembangkan kemampuan menggunakan simbol-simbol promitif yang memampukan bayi berpikir tentang kejadian-kejadian konkret tanpa harus memperagakannya atau merasakannya. 2. Early childhood, 2-7 tahun Pada umur 2-7 tahun, anak memasuki tahap periode preoperasional. Kognisi berkembang cepat pada masa preschool dan early elementary school. Pada masa ini, fungsi simbolik, kemampuan untuk menggunakan simbol seperti kata-kata; image; dan gesture untuk merepresentasikan objek dan kejadian dalam dunianya, berkembang dengan sangat progresif. Hal ini menyebabkan perolehan yang cepat dalam kemapuan berbahasa dan kecenderungan berfikir egosentris. Perkembangan fungsi ini memungkinkan seorang anak mampu menggunakan representasi mental dari pengalaman-pengalaman mereka dan membuat mereka mampu belajar banyak tentang dunia mereka. Selain itu, fungsi simbolik sangat berperan dalam perkembangan bahasa dan kemampuan dalam menggunakan aktivitas penyelesaian masalah secara lebih efisien. Fungsi ini juga memfasilitasi perkembangan kemampuan mental imagery, dreams, dan fantasy. Dengan demikian, kemampuan anak-anak dalam mengemukakan kejadian secara mental meningkat secara lebih kompleks dan fleksibel. Tahap ini dibagi menjadi dua tahapan yaitu tahap prekonseptual (2-4 tahun) dan

tahap intuitif (4-7 tahun). Tahap prekonseptual dikarakteristikan dengan kecenderungan berfikir animistik dan egosentrik. Kecenderungan berfikir animistik mengakibatkan anak-anak pada tahap perkembangan ini mengira barang mati sebagai barang hidup dan memperlakukan mereka sebagaimana benda hidup. Atribusinya berada pada inanimate object. Sedangkan kecenderungan berfikir egosentris merupakan kecenderungan anak untuk melihat dunia dari perspektifnya sendiri dan mengalami kesulitan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang lain. Pada tahap intuitif, seorang anak menggunakan operasi mental tertentu seperti cara mengklasifikasi, mengukur, atau benda-benda yang berkaitan. Namun demikian, anak-anak pada tahap ini belum mampu untuk dapat menempatkan kelompok objek dalam rangka berdasarkan dimensi tertentu. Sebagai contoh mengurutkan tongkat dari panjang ke pendek. Secara keseluruhan pada aspek kognitif, anak-anak pada tahap early childhood mengalami perkembangan yang sangat progresif. Namun demikian, terdapat beberapa aspek yang belum dapat dipahami anak pada tahap perkembangan ini. Hal-hal tersebut meliputi karakteristik : (1) conservation : gagasan bahwa mengubah suatu obyek atau penampilan substansi tidak mengubah atribut dasar atau properti. Sebagai contoh, was yang diubah bentuknya tetap lah was yang sama. (2) reversibility (3) centration : gagasan bahwa seseorang dapat membalikkan atau membatalkan operasi tertentu, baik fisik maupun mental. : pemusatan perhatian seseorang pada satu dimensi atau karakteristik dari suatu obyek atau situasi. (4) horizontal decalage : gagasan bahwa ketidakrataan di prestasi kognitif anak-anak mencerminkan kenyataan bahwa pemahaman tentang konservasi benda-benda yang berbeda, zat, atau kualitas tingkat yang berbeda membutuhkan kapasitas untuk abstraksi.

DAFTAR PUSTAKA

Hetherington, E. M & Parke, R. D.(2003). Child Psychology : A Contemporary Viewpoint. Updates 5th ed. Mc Graw Hill: New York.

Garbarino, J.,Stott, F. M., and Faculty of Erikson Institute.(2003). What Children Can Tell Us. Josey-Bass Publishers: San Francisco.

You might also like