You are on page 1of 3

BAB II PENGERTIAN FILSAFAT

2.1 Apakah yang Dinamakan Filsafat? Istilah filsafat dari beberapa sudut pandang, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Bakry (1970), sebagai berikut :

a. Berdasarkan makna logatnya.


Apabila ditinjau dari makna logatnya, filsafat berasal dari bahasa Arab yakni falsafah, dimana kata ini berasal dari bahasa Yunani yakni philosophia, dimana philos berarti suka atau cinta dan Sophia pada jaman Yunani Kuno artinya adalah kearifan, kebenaran, pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan akal sehat dan kecerdikan dalam menentukan hal-hal yang bersifat praktis. Pengertian Sophia pada jaman modern ini adalah bijaksana. Sehingga dapat disimpulkan philosophia berarti suka pada hal-hal yang sifatnya bijaksana, dengan demikian diharapkan orang yang sering melakukan aktivitas berfilsafat (berpikir secara mendalam tentang suatu hal, sebelum dilakukannya suatu tindakan) diharapkan akan suka pada hal-hal yang sifatnya bijaksana atau menjadi orang yang bijaksana.

b. Berdasarkan arti praktisnya. Apabila filsafat ditinjau dari arti atau makna praktisnya, maka filsafat berarti alam berfikir atau alam fikiran, dengan demikian berfilsafat berarti berpikir, namu demikian tidak semua aktivitas berpikir manusia secara otomatis orang tersebut sedang berfilsafat, misalnya seorang mahasiswa bepikir karea nilai UTS atau UAS atau IP kmulatifnya jelek, berpikir karena kiriman uang dari orang tuanya sampai tanggal 20 pada bulan ini belum juga ditransfer. Berfilsafat adalah berpikir ecara mendalam tentang hakekat segala sesuatu ecara mendalam dan bersungguh-sungguh. c. Berdasarkan segi perbedaannya dengan ilmu pengetahuan lainnya. Berdasarkan perbedaannya dengan ilmu pengetahuan lainnya, maka Bakry menjelaskan hal tersebut sebagai berikut: 1. Ilmu Pengetahuan selain filsafat atau ilmu vak (misalnya: kesehatan, psikologi, sosiologi, antropologi, politik, admnistrasi, ekonomi, hokum, bahasa, kedokteran, teknik, dan lain-lain) selama ini hanya menfokuskan:

a) Pemikirannya pada satu bagian saja, b) Masing-masing ilmu vak tersebut tidak menyelidiki secara mendalam hubungannya dengan ilmu vak lainnya, c) Membahas tentang sebab dan akibat dari satu kejadian, d) Menjawab pertanyaan bagaimana dan apa sebabnya, e) Seringkali sulit menentukan batas-batas lingkugannya sendiri. 2. Filsafat menyelidiki hal-hal sebagai berikut: a) Seluruh hal yang dibahas ilmu pengetahuan vak tersebut, b) Bagaimana hubungan satu ilmu vak dengan ilmu vak lainnya, c) Sebab akbat dan hakikatnya sekali, d) Menjawab pertanyaan apakah dia sebenarnya, darimana asalnya dan hendak kemana perginya, e) Filsafat adalah induk segala ilmu pengetahuan vak.

2.2 Definisi Filsafat Menurut Beberapa Filosof Beberapa definisi mengenai filsafat dikemukakan oleh beberapa filosof sebagai berikut : a. Plato mendefinisikan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada. b. Aristoteles memaknai filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada. c. Al Farabi menjelaskan filsafat sebagai kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan

d. Immanuel Kant mendefinisikan filsafat adaah ilmu pengetahuan yang


menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan manusia, yang tercakup di dalamnya empat persoalan: 1) Apakah yang dapat kita ketahui (jawabnya: metafisika) 2) Apakah yang seharusnya kita ketahui (jawabnya: etika)

3) Sampai dimanakah harapan kita? (jawabnya: agama) 4) Apakah yang dinamakan manusia? (jawabnya: antropologi) e. Rene Descartes mengatakan bahwa filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam, dan manusia. f. William James mengatakan bahwa filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang. g. R.F. Beerling mengatakan bahwa filsafat adalalah suatu usaha untuk mencapai radix, atau akar kenyataan dunia wujud, juga akar pengetahuan tentang diri sendiri. Berdasarkan pada pendapat beberapa filosof diatas, maka dapat disimpulkan pengertian filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu (Bakry, 1970). Konsep atau gagasan dan definisi filsafat yang begitu banyak tidak perlu membingungkan, bahan sebaliknya justru menunjukkan betapa luasnya samudra filsafat itu sehingga tidak terbatasi oleh sejumlah batasan yang akan mempersempit ruang gerak filsafat. Perbedaan-perbedaan itu sendiri merupakan suatu keharusan bagi filsafat sebab kesamaan dan kesatuan pemikiran serta pandangan justru akan mematikan dan menguburkan filsafat untuk selamalamanya.

You might also like