You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN Islam diturunkan sebagai rahmatan lil alamin. Untuk mengenalkan Islam ini diutus Rasulullah SAW.

Tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk kembali kepada Allah SWT. Oleh karena itu selam kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT. Allah Swt. mengutus para Nabi dan Rasul sebagai pembawa risalah dan sebagai penerang serta washilah untuk menunjukan manusia kepada jalan yang lurus, jalan yang keridhoan dan jalan yang akan menyelamatkan manusia dalam setiap dimensi kehidupan, tidak hanya duniawi yang dikejar akan tetapi keabadian akhirat sebagai tujuan utama dalam mengarungi kehidupan ini. Allah menurunkan Kitab-Kitab kepada para Nabi dan Rasul-Nya sebagai bukti atas kebesaran-Nya dan juga sebagai ujian bagi manusia, apakah manusia akan berimana pada kitabkitab tersebut ataukan ia akan menjadi golongan pembangkang yang mendapatkan murka Allah Swt. Pada ayat-ayat berikut penyusun akan mencoba memamaprakn beberapa penafsiran tentang ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Quran yang mengandung pelajaran dan mengabarkan bahwa Allah Swt. mengutus Nabi dan Rasul dengan Mambawa Kitab yang harus dijadikan landasan dalam gerak kehidupan dan ayat-ayat ini menerangkah tentang risalah

nubuwah atau risalah tentang kenabian beserta Kitab yang dibawa besertanya. BAB II PEMBAHASAN AYAT-AYAT TENTANG RISALAH A. Surat An-Nahlu Ayat 36


Artinya: dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orangorang yang mendustakan (rasul-rasul). Tafsir Mufradat


Umat/bangsa


Tiap-tiap


pada


Kami telah mengutus


Dan sungguh

(penyembaha Dan jauhilah Allah n) thagut:

(yang Seorang Rasul memerintahkan

berhala2/syet an

kalian) sembahah


Ada orang yang telah pasti (diazali)


Muka bumi

Allah Dan diantaramemberi mereka petunjuk padanya


(ada) orang yang


Maka diantara mereka


Di

Orang-orang yang mendustakan para Rasul

Maka berjalanlah kesesatan kalian


atasnya


Lalu kalian perhatikanlah

Kesudahan jadinya

bagaimana

Kandungan Ayat An-Nahlu 36 Maka senantiasalah Allah mengutus Rasul-Rasul kepada

manusia, menyuruh manusia supaya menyembah Allah yang Esa dan menjauhkan diri dari Thaghut sejak terjadinya manusia mempersekutukan yang lain dengan Allah pada kaum Nuh, yang diutus kepada mereka Nuh. Ibnu Katsir menyatakan : Tidak ada Allah Taala menghendaki bahwa mereka menyembah kepada yang selain Allah, bahkan dia telah melarang mereka berbuat demikian dengan perintah lidah Rasul-Rasulnya. Di dalam dan ayat diantara orang-orang ini teranglah yang sesat. Allahmenunjukkan mendapat perbandingan orang yang

petunjukTuhan

Manusia disuruh memandang dan menerangkan perbedaan diantara hidup dikedua golongan itu kita disuruh berjalan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat dari orangorang yang mendustakan Tuhan, orang ynag tidka sudi menerima kebenaran. Disini Tuhan telah menjelaskan bahwa

akibat dari orang yang mendustakan ajaran Tuhan ini, tidaklah ada yang selamat, memang kadang-kadang mereka diberi kesempatan. Maka dengan kesempatan yang diberikan sedikit itu, mereka bertambah bangga dalam kesesatannya. Namun kemudian segala kesempatan iti dicabut dengan tibatiba kesduahan yang menyedihkan. Demikianlah kita lihat pada tiap-tiap zaman, terjadi tidaklah pada dapat orang kecil dan dan orangbesar. Bahkan disisihkan

diperbedakan diantara kuburan seorang diktator dan seorang penguasa sewenang-wenang dengan kuburan dari seorang penggosok sepatunya.1 B. Surat AL Hadid Ayat 25


Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan
1

Ahmad Mushthafa Al Maraghi, Terjemah Tafsir Al Maraghi Juz 14, (Semarang, Toha Putra, 1987) hal, 146-148

bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa. Tafsir Mufradat

Dan kami turunkan

Dengan bukytiKami telah bukti Rasul-rasul kami mengutus nyata/mukjizat


sungguh


manusia Agar berlaku

Dan Kitab neraca/keadilan


Kekuatan

(yang) padanya besi (terdapat)

Dan kami turunkan


Dengan adil

Bersama mereka


Siapa yang


yang sangat

Dan agar Allah mengetahuia


Maha Kuat

Dalam keadaan Sesuangguhnya Dan Rasultidak terlihat Allah rasul-Nya orang lain

Dan Untuk manusia beberapa manfaat

Dia menolong agama-Nya

Maha Perkasa

Tafsir Ayat Allah SWT menerangkan bahwa Dia telah mengutus para

Rasul kepada umat-umat Nya dengan membawa bukti-bukti

yang kuat untuk membuktikan kebenaran risalah Nya. Di antara bukti-bukti itu, ialah mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada para Rasul itu, seperti tidak terbakar oleh api sebagai mukjizat Nabi Ibrahim as, mimpi yang benar sebagai mukjizat Nabi Yusuf as, Tongkat sebagai mukjizat Nabi Musa as. Alquran sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw dan sebagainya. Dalam pada itu setiap Rasul yang diutus itu bertugas menyampaikan agama Allah kepada umatnya. Ajaran agama itu adakalanya tertulis dalam sahifah-sahifah dan adakalanya termuat dalam suatu kitab, seperti Taurat, Zabur, Injil dan Alquran. Ajaran agama itu berupa petunjuk bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Sebagai dasar mengatur dan membina masyarakat, maka setiap agama yang dibawa oleh para Rasul itu mempunyai asas "keadilan". Keadilan ini wajib ditegakkan oleh para Rasul dan pengikut-pengikutnya dalam masyarakat, yaitu keadilan penguasa terhadap rakyatnya, keadilan suami sebagai kepala rumah tangga, keadilan pemimpin atas yang dipimpinnya dan sebagainya, sehingga seluruh anggota masyarakat sama kedudukannya dalam hukum, sikap dan perlakuan. Di samping itu Allah SWT menganugerahkan kepada manusia "besi" suatu karunia yang tidak terhingga nilai dan manfaatnya. Dengan besi dapat dibuat berbagai macam keperluan manusia, sejak dari yang besar sampai kepada yang kecil, seperti berbagai macam kendaraan di darat, di laut dan di udara, keperluan rumah tangga dan sebagainya. Dengan besi pula manusia dapat membina kekuatan bangsa dan negaranya, karena dari besi dibuat segala macam alat perlengkapan pertahanan dan keamanan negeri, seperti

senapan, kendaraan perang dan sebagainya. Tentu saja semuanya itu hanya diizinkan Allah menggunakannya untuk menegakkan agama Nya, menegakkan keadilan dan menjaga keamanan negeri. Allah SWT menerangkan bahwa Dia melakukan yang demikian itu agar Dia mengetahui siapa di antara hambahamba Nya yang mengikuti dan menolong agama yang disampaikan para Rasul yang diutus Nya dan siapa yang mengingkarinya. Dengan anugerah itu Allah SWT ingin menguji manusia dan mengetahui sikap manusia terhadap nikmat Nya itu. Manusia yang taat dan tunduk kepada Allah akan melakukan semua yang disampaikan para Rasul itu, karena ia yakin bahwa semua perbuatan, sikap dan isi hatinya diketahui Allah, walaupun ia tidak melihat Allah mengawasi dirinya. Sehubungan dengan kegunaan besi ini diterangkan dalam hadis Artinya: Dari Ibnu Umar, ia berkata, "Bersabda Rasulullah saw: "Aku diutus dengan pedang (besi) sebelum kedatangan Hari Kiamat (akhir zaman), sehingga orang menyembah Allah saja, tidak ada syerikat bagi Nya dan Allah menjadikan rezekiku di bawah naungan tombakku dan menjadikan hina dan rendah orang yang menyalahi perintahku, dan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum itu". (H.R. Ahmad dan Abu Daud) Pada akhir ayat ini Allah SWT menegaskan kepada manusia bahwa Dia Mahakuat, tidak ada sesuatu pun yang mengalahkan Nya, bahwa Dia Mahaperkasa dan tidak seorang pun yang dapat mengelakkan diri dari hukuman yang telah ditetapkan Nya.

C. Surat Al Maidah Ayat 48


Artinya dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu KitabKitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka

menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukanNya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

Mufradat

Yang membenarkan

Dengan sebenarnya

Atasnya


Dan jangan

Dan yang menjaga (menjadi saksi)

Kitab (al-Quran)


kepadamu

Dan telah Kami turunkan

Dari Kitab (Taurat dihadapannya dan Injil

Terhadap apa yang

Telah Allah turunkan


Yang benar Telah databf dari (al-quran) padamu

Diantara Dengan apa (almereka (ahli Quran) yang kitab)

Dari jalan agama

Dengan meninggalkan apa yang

Maka putuskanlah hukum

Hawa nafsu mereka

Engkau mengikuti


Syariah


Bagi tiap-tiap (umat)

Diantara kalian

Akan tetapi

(dalam)ebajika Maka berlomba- Dia datangkan n-kebajikan lombalah kalian kepada kalian

Yang satu (tidak ada perbedaan umat syariat)

Telah kami jadikan

Niscaya dia menjadikan kalian

Allah menghendaki

Terhadap apa yang

Dia hendak menguji kalian

Dengan apa yang

Lalu Dia memberi Semua(nya) tahu kalian

Tempat kalian
kembali

Kepada Allah

Kalian berselisih didalamnya (syariat agama)


Kalian dahulu

Tafsir Ayat Setelah Allah swt. menerangkan bahwa kitab Taurat telah

diturunkan kepada Nabi Musa a.s. dan kitab Injil telah diturunkan pula kepada Nabi Isa a.s. dan agar kitab tersebut ditaati dan diamalkan oleh para penganutnya masing-masing, maka pada ayat ini diterangkan bahwa Allah swt. menurunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad saw. kitab suci Alquran yaitu kitab samawi terakhir yang membawa kebenaran, mencakup isi dan membenarkan kitab suci sebelumnya seperti kitab Taurat dan Injil. Alquran adalah kitab yang terpelihara dengan baik, sehingga ia tidak akan mengalami perubahan dan pemalsuan.2 Alquran adalah kitab suci yang menjamin syariat yang murni sebelumnya dan kitab suci satu-satunya yang berlaku sejak diturunkannya sampai hari kemudian. Oleh karena itu pantaslah, bahkan wajib menghukum dan memutuskan perkara putra manusia sesuai dengan hukum yang telah diturunkan Allah yang telah terdapat di dalamnya dan bukanlah pada tempatnya menuruti keinginan dan kemauan hawa nafsu mereka yang bertentangan dengan kebenaran yang dibawa oleh Junjungan kita Nabi Muhammad saw. Tiap-tiap umat Allah diberi syariat (peraturan-peraturan khusus) dan diwajibkan kepada mereka melaksanakannya dan juga mereka telah diberi jalan dan petunjuk yang harus
2

Ahmad Mushthafa Al Maraghi, Terjemah Tafsir Al Maraghi Juz VI, (Semarang, Toha Putra, 1987) hal, 237

10

melaksanakannya untuk membersihkan diri dan menyucikan batin mereka. Syariat setiap umat dan jalan yang harus ditempuhnya boleh saja berubah rubah dan bermacam-macam tetapi dasar dan landasan Agama Samawi hanyalah satu. Kitab Taurat, Injil dan Alquran, masing-masing mempunyai syariat tersendiri, di mana Allah swt. telah menentukan hukum halal dan haram, sesuai dengan kehendak-Nya untuk mengetahui siapa yang taat dan siapa yang tidak. Firman Allah swt. Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan padanya, "Bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Aku" maka sembahlah Aku olehmu sekalian. (Q.S. AlAnbiya': 25) Sekiranya Allah swt. menghendaki, tentulah Dia dapat menjadikan manusia hanya mempunyai satu syariat dan satu macam jalan pula yang akan ditempuh dan diamalkan mereka sehingga dari zaman ke zaman tidak ada peningkatan dan kemajuan seperti halnya burung dan lebah, tentunya akan terlaksana dan tidak ada kesulitan sedikitpun, karena Allah swt. kuasa atas segala sesuatu tetapi yang demikian itu tidak dikehendaki oleh-Nya. Allah swt. menghendaki manusia itu sebagai makhluk yang dapat mempergunakan akal dan pikirannya, dapat maju dan berkembang dari zaman ke zaman. Dari masa kanak-kanak ke masa remaja meningkat jadi dewasa dan seterusnya. Demikianlah Allah swt. menghendaki dan memberikan kepada tiap-tiap umat syariat tersendiri untuk menguji sampai di mana manusia itu dapat dan mampu melaksanakan perintah Allah atau menjauhi larangan-Nya. Sebagai mana yang telah

11

ditetapkan di dalam kitab Samawi-Nya, untuk dapat diberi Pahala atau disiksa. Oleh karena itu seharusnyalah manusia berlomba-lomba berbuat kebaikan dan amal saleh, sesuai dengan syariat yang dibawa oleh Nabi penutup, Rasul terakhir Muhammad saw. Syariat yang menggantikan syariat sebelumnya. untuk kepentingan di dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak. Pada suatu waktu nanti, mau tak mau manusia akan kembali kepada Allah swt. memenuhi panggilan-Nya, ke alam Baqa. Di sanalah nanti Allah swt. akan memberitahukan segala sesuatunya tentang hakikat yang diperselisihkan mereka. Orangorang yang benar-benar beriman akan diberi pahala, sedang orang-orang yang ingkar dan menolak kebenaran, serta menyeleweng dari-Nya tanpa alasan dan bukti akan diazab dan dimasukkan ke dalam neraka.

12

BAB III PENUTUP Kesimpulan Sebagaimana yang terkandung dalam surat An-Nahl (36), Al- dan Surat Al-Hadid (56) dan Surat Al Maidah Ayat 48, menerangkan tentang inti daripada penyampaian Risalah. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini banyak mengandung masalah kenabian, ketuhanan, dan peribadatan terhadap Allah Swt Ilmu taubat adalah ilmu yang penting, bahkan urgen. Keperluan atas ilmu itu amat mendesak, terutama dalam zaman kita ini. Karena manusia telah banyak tenggelam dalam dosa dan kesalahan. Mereka melupakan Allah SWT sehingga Allah SWT membuat mereka lupa akan diri mereka. Banyak sekali godaan untuk melakukan kejahatan, dan banyak pula penghalang manusia untuk melakukan kebaikan. Manusia amat membutuhkan orang yang memberi peringatan dan berteriak kepada mereka: Bangkitlah dari mabuk kalian, bangunlah dari tidur kalian, berjalanlah di jalan yang lurus, bertaubatlah kepada Rabb kalian, sebelum datang hari yang padanya tidak bermanfaat lagi harta dan sanak keluarga, kecuali mereka yang datang kepada Allah SWT dengan hati bersih.

13

DAFTAR PUSTAKA Al Maraghi, Ahmad Mushthafa, 1987, Terjemah Tafsir Al Maraghi Juz 14, Semarang: Toha Putra Al Maraghi, Ahmad Mushthafa, 1987, Terjemah Tafsir Al Maraghi Juz 4, Semarang: Toha Putra Ash Shiddiqi Tengku Muhammad Hasbi. 2002. Al-bayan Tafsir Penjelas Al-Quranul Qarim. Semarang : PT Pustaka Rizki Putra Abu Jafar Muhammad Bin Jarir Ath-Thabati. 2008. Tafsir AthThabari. Bandung: Pustaka Azzam

14

You might also like