You are on page 1of 28

ARTI LAMBANG KOTA JAMBI

Bentuk Dan Ukuran : Lambang Kota Jambi berbentuk Perisai dengan bagian yang meruncing dibawah, dikelilingi 3 (tiga) garis dengan warna bagian luar putih, tengah berwarna hijau dan bagian luar berwarna putih. Garis hijau yang mengelilingi lambang pada bagian atas lebih lebar dan didalamnya tercantum tulisan KOTA JAMBI yang melambangkan nama daerah dan diapit oleh 2 buah bintang bersudut 5 berwarna putih, yang melambangkan kondisi kehidupan sosial masyarakat Jambi yang terdiri dari berbagai suku dan agama memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Warna dasar lambang berwarna biru langit. Isi Dan Arti Lambang Senapan/Lelo, Gong & Angsa :: Setelah orang Kayo Hitam menikah dengan putri Temenggung Merah Mato yang bernama Putri Mayang Mangurai, maka oleh Temenggung Merah Mato anak dan menantunya itu diberilah sepasang Angsa serta Perahu Kajang Lako kemudian disuruh menghiliri aliran Sungai Batanghari untuk mencari tempat guna mendirikan kerajaan yang baru. Kepada anak dan menantunya tersebut dipesankan bahwa tempat yang akan dipilih ialah dimana sepasang Angsa naik ketebing dan mupur di tempat tersebut selama dua hari dua malam. Setelah beberapa hari menghiliri Sungai Batanghari kedua Angsa naik kedarat di sebelah hilir (Kampung Jam), kampung Tenadang namanya pada waktu itu. Dan sesuai dengan amanah mertuanya maka Orang Kayo Hitam dan istrinya Putri Mayang Mangurai beserta pengikutnya mulailah membangun kerajaan baru yang kemudian disebut Tanah Pilih, dijadikan sebagai pusat pemerintahan kerajaannya (Kota Jambi) sekarang ini. Sewaktu Orang Kayo Hitam menebas untuk menerangi tempat tersebut ditemukannya sebuah Gong dan Senapan/Lelo yang diberi nama SITIMANG dan SIDJIMAT, yang kemudian kedua benda tersebut

menjadi barang Pusaka Kerajaan Jambi yang disimpan di Museum Negeri Jambi. :: Keris :: Keris tersebut bernama KERIS SIGINJAI dan merupakan lambang kebesaran serta kepahlawanan Raja dan Sultan Jambi dahulu, karena barang siapa yang memiliki keris tersebut dialah yang diakui sebagai penguasa atau berkuasa untuk memerintah Kerajaan Jambi. :: Garis Biru 9 Buah :: Garis-garis ini melambangkan luasnya wilayah Kerajaan Jambi dahulu yang meliputi 9 buah lurah dialiri oleh anak-anak sungai (batang), masing-masing bernama : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Batang Asai Batang Merangin Batang Masurai Batang Tabir Batang Senamat Batang Jujuhan Batang Bungo Batang Tebo Batang Tembesi

Batang-batang ini merupakan Anak Sungai Batanghari yang keseluruhannya itu merupakan wilayah Kerajaan Jambi. :: Garis Hijau 6 Buah :: Garis ini melambangkan bahwa wilayah Kota Jambi dahulunya secara administratif terdiri dari 6 kecamatan, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Pasar Jambi Jambi Timur Jambi Selatan Telanaipura Danau Teluk Pelayangan

Kecamatan-kecamatan ini dibentuk dengan SK Gubernur Jambi Tanggal 5 Juni 1965 NO. 9/A-I/1965. Pada tahun 2002 wilayah Kota Jambi dimekarkan menjadi 8 kecamatan yang terdiri dari 62 kelurahan berdasarkan Perda No. 35 tahun 2002. Dua kecamatan

baru tersebut adalah Kecamatan Kota Baru dan Kecamatan Jelutung. :: Pohon Pinang :: Pohon Pinang melambangkan asalnya isitlah atau perkataan DJAMBE dahulu yang kemudiam dipakai sebagai nama untuk menyebut daerah ini (Keresidenan Jambi, Propinsi Jambi dan Kota Jambi). Istilah JAMBI ini berasal dari perkataan DJAMBE (bahasa Jawa). Dan DJAMBE ini nama sejenis Pohon Pinang. Istilah DJAMBE lama kelamaan berubah menjadi DJAMBI. Dan terakhir karena ejaan yang disempurnakan maka istilah DJAMBE berubah pula menjadi JAMBI. MOTTO TANAH PILIH PESAKO BETUAH Kota Jambi mempunyai motto TANAH PILIH PESAKO BETUAH yang tertera pada sehelai Pita Emas dibawah Lambang Kota Jambi, yang mengandung pengertian secara harfiah : a. Tanah : permukaan bumi paling atas atau kondisi area suatu tempat. b. Pilih : pilihan yang dipilih dari yang lain dengan teliti c. Pesako : warisan d. Betuah : memiliki kelebihan luar biasa (sakti) yang tidak dimiliki oleh yang lain TANAH PILIH PESAKO BETUAH pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai berikut : a. Melambangkan suatu pernyataan bahwa Kota Jambi adalah berasal dari tanah yang dipilih oleh Raja Jambi untuk dijadikan Pusat Pemerintahan Kerajaan Melayu Jambi yang diwariskan kepada kita yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang sangat berharga untuk kita jaga dan pelihara untuk kemudian kita wariskan kepada anak cucu kita kelak. b. Menggambarkan kehidupan masyarakat Kota Jambi yang rukun, damai, aman, makmur dan sejahtera lahir-batin karena mengutamakan kegotongroyongan. TANAH PILIH PESAKO BETUAH secara filosofis mengandung pengertian sebagai berikut : Bahwa Kota Jambi sebagai Pusat Pemerintahan Kota sekaligus sebagai Pusat Sosial Ekonomi serta Kebudayaan juga mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu, keluarga dan kelompok maupun secara institusional yang lebih luas,

berpegang teguh dan terikat pada nilai-nilai adat istiadat dan hukum adat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

ARTI LAMBANG KABUPATEN MUARO JAMBI

MOTTO "SAILUN SALIMBAI" MAKNA Semangat Kebersamaan/gotong-royong kehidupan masyarakat

dalam

segala

aspek

PERISAI

Melambangkan perlindungan dan pertahanan dalam persatuan adat bersendi sarak

KUBAH MESJID

Melambangkan agama yang dianut sebagian besar penduduk Kabupaten Muaro Jambi yaitu Agama Islam. Melambangkan bahwa tidak ada tempat bagi orang yang tidak beragama di Kabupaten Muaro Jambi.

ENAM GERBANG PINTU MESJID

Melambangkan 6 (enam) kecamatan awal terbentuknya Kabupaten Muaro Jambi

TIGA PULUH BUAH VENTILASI

Melambangkan jumlah awal keanggotaan DPRD Kabupaten Muaro Jambi

SUNGAI TERPUTUS

Melambangkan bahwa sebagian Kabupaten Muaro Jambi dilalui Sungai Batang Hari dan terputus karena melalui Kota Jambi. Melambangkan salah satu potensi kehidupan dan sarana perhubungan masa lalu dan sekarang.

SELARAS DINDING CANDI 12 TINGKAT

Melambangkan Hari jadi Kabupaten Muaro Jambi yaitu pada tanggal 12

TANGGA SEPULUH TINGKAT

Melambangkan Bulan Hari jadi Kabupaten Muaro Jambi yaitu pada bulan Oktober

PONDASI CANDI, 9 PETAK KANAN, 9 PETAK KIRI

Melambangkan Tahun jadi kepahlawanan dan semangat perjuangan untuk menuju cita-cita

SEKIN

Melambangkan jiwa kepahlawanan dan semagat perjuangan untuk menuju cita-cita

KARET DAN KELAPA SAWIT

Melambangkan Potensi perkebunan masa lalu. sekarang dan akan datang di Kabupaten Muaro Jambi

MENARA PERTAMBANGAN MINYAK

Melambangkan potensi/aset minyak di Kabupaten Muaro Jambi

BUKU

Melambangkan Pendidikan, dimana buku merupakan sumber dari Ilmu Pengetahuan.

ARTI LAMBANG KABUPATEN SAROLANGUN

Unsur Unsur, Arti dan Makna Serta Warna Lambang Kab. Sarolangun : * Bentuk Lambang Persegi Lima : Melambangkan kesetiaan Kabupaten Sarolangun pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Dasar Negara Pancasila . * Perisai Berwarna Merah : Melambangkan keberanian dan jiwa patriotism rakyat Kabupaten Sarolangun dalam menentang penjajahan pada masa lalu untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya. * Dasar Warna Biru : Melambangkan alam Kabupaten Sarolangun yang masih tenteram dan damai. * Dasar Warna Hijau Berbukit-bukit : Melambangkan wilayah Kabupaten Sarolangun yang masih subur makmur dengan bukit bukit yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi Daerah Pertanian, Perkebunan dan Pertambangan. Bukit tersebut yaitu : Bukit Bulan, Bukit Tujuh, Bukit Rayo, Perbukitan Bantang Asai dan Cagar Alam Bukit Dua Belas. * Qubah Masjid dan Lima Pintu Masjid : Melambangkan ketaatan masyarakat Kabupaten Sarolangun dalam menjalankan ibadahnya kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mengamalkan seluruh isi sila-sila dari Pancasila. * Tiga Tingkat Bangunan di Bawah Pucuk Masjid Berwarna Putih : Melambangkan tampuk Pemerintahan Kabupaten Sarolangun yang terdiri dari eksekutif dan legislative serta mengikutsertakan masyarakat dalam membangun daerahnya disegala bidang dengan hati dan tulus ikhlas. * Jembatan Duo Sebandung : Melambangkan cirri khas Kabupaten Sarolangun dengan adanya jembatan yang menjadi penghubung dan alat pemersatu dalam dan

luar kota yang sangat berperan bagi pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Sarolangun. * Empat Ruas Jembatan Gantung : Melambangkan adanya empat kelurahan di Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun sewaktu Kabupaten ini berdiri.

* Lima Ruas Jembatan Lintas : Melambangkan Lima sungai yang ada di Kabupaten Sarolangun, yaitu : Sungai Batang Asai, Batang Limun, Batang Air Hitam, Batang Merangin, dan Batang Tembesi. * Kapas Warna Hitam : Melambangkan Kesejahteraan Kabupaten Sarolangun. * Tali Warna Coklat Tua : Melambangkan ikatan persaudaraan dan tenggang rasa pada masyarakat Kabupaten Sarolangun. * Padi Warna Kuning Emas : Melambangkan kemakmuran masyarakat Kabupaten Sarolangun. * Jumlah Kapas Dua Belas Tangkai Sepuluh Gelung, Dan Padi Kiri dan Kanan Berjumlah Sembilan Butir : Melambangkan peresmian berdirinya Kabupaten Sarolangun pada tanggal 12 Oktober 1999. * Warna Orange : Melambangkan kemesraan Kabupaten Sarolangun. dan keramahtamahan masyarakat

* Warna Kuning : Melambangkan kemuliaan hati masyarakat Kabupaten Sarolangun. * Balai Adat : Melambangkan tempat silang dan berpatut, tempat kusut berselesai. * Warna Hitam Atap Balai Adat : Melambangkan persatuan dan kesatuan Kabupaten Sarolangun. * Satu Pintu dan Dua Jendela (Rumah) Adat : Melambangkan pintu keluar masuknya Pimpinan Adat dalam menyelesaikan masalah adat (kusut tempat selesai, silang tempat berpatut) oleh Tiga Pimpinan, yaitu : Pimpinan Adat, Pimpinan Syarak, dan Pimpinan Pemerintahan yang disebut tali tigo sepilin. * Enam Ruas Pintu Tengah Balai Adat : Melambangkan Enam Kecamatan yang ada sewaktu berdirinya Kabupaten Sarolangun, yaitu : Kecamatan Sarolangun, Pauh, Mandiangin, Pelawan Singkut, Limun, dan Batang Asai. * Dua Belas Takah Tangga Warna Putih : Melambangkan adanya dua belas Margo yang ada di kabupaten Sarolangun sebagai asal-usul berdirinya kecamatan yang ada di Kabupaten Sarolangun. Marga tersebut yaitu :

1. Marga Batin V Sarolangun 2. Marga Batin VII Tanjung 3. Marga Simpang Tiga Pauh 4. Marga Air Hitam 5. Marga Batin VI Mandiangin 6. Marga Pelawan 7. Marga Datuk Nan Tigo 8. Marga Cermin Nan Gedang 9. Marga Bukit Bulan 10. Marga Batang Asai 11. Marga Sungai Pinang 12. Marga Batin Pengambang * Sebuah Keris Lekuk Sembilan Warna Kuning Emas : Melambangkan Kabupaten Sarolangun berada di bawah naungan sebuah Propinsi yang berlambang Sepucuk Jambi Sembilan Lurah . * Sebuah Gong : Melambangkan kebudayaan dan Adat Istiadat Kabupaten Sarolangun , yaitu berupa penyampaian pesan dari bathin kepada masyarakat. * Warna Coklat Muda Dinding Rumah : Melambangkan tonggak penghubung antara adat dan sara yang tersimpul dalam pepatah adat yang berbunyi Adat Bersendi Sara, Sara Bersendi Kitabullah. * Motto Lambang Daerah Sepucuk Adat Serumpun Pseko Melambangkan Masyarakat Kabupaten Sarolangun bersama Pemerintah Daerah selalu menjunjung tinggi adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan bagian dari pusako Nenek Moyang yang sudah turun temurun dan merupakan warisan dan nilai budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan.

ARTI LAMBANG KABUBATEN KERINCI

1. 2. 3.

Dasar Biru Daerah kerinci terletak dipegunungan Gunung dengan warna biru tua Gunung kerinci menunjukkan kebesaran alam Kerinci Masjid Melambangkan keteguhan masyarakat Kerinci terhadap Tuhan Yang Maha Esa Jenjang sebanyak 5 buah Penduduk kerinci mayoritas beragama islam dan taat menjalankan rukun Islam yang lima Lima buah jenjang dibawah masjid Menggambarkan penjiwaan penduduk akan pancasila Keris Menunjukkan kepahlawanan Rakyat Kerinci

4.

5. 6. 7.

Gong Menunjukkan persatuan Rakyat dan Ketinggian Kebudayaan 8. Padi a. Sepuluh di sebelah kiri menunjukkan tanggal 10 b. Sebelas disebelah kanan menunjukkan tanggal 11 (angka kelahiran kabupaten kerinci) 9. Daun Lima helai di bagian kiri dan delapan helai di sebelah kanan menunjukkan tahun berdirinya Kabupaten Kerinci yakni 1958 10. Empat kunci Menunjukkan empat jenis pemuka masyarakat, yaitu: Alim ulama, depati ninik mamak, unsur pemerintah dan pemuda 11. Tulisan Sakti Alam Kerinci

Merupakan moto/semboyan Pemerintah Kabupaten Kerinci

ARTI LAMBANG KABUPATEN BATANGHARI

Kabupaten Batanghari melalui Perda nomor 38 menetapkan lambang daerahnya sebagai berikut :

tahun

1976

1. Lambang berbentuk perisai segi lima dilingkari garis putih yang mengandung makna kesucian. 2. Didalamnya terdapat warna, sebagai berikut : Warna Hijau, melambangkan kesuburan, Warna Kuning, melambangkan kekayaan alam dan keagungan serta kebesaran rakyat Batanghari, Warna Biru, menunjukkan sungai Batanghari yang mengalir membelah Kabupaten Batanghari. 3. Dalam perisai terdapat gambar : Sungai bercabang dua menunjukkan geografi Batanghari, satu cabang ke kiri adalah sungai Batang Tembesi dan cabang ke kanan sungai Batanghari. Keris Siginjai, melambangkan kejayaan kerajaan dan perjuangan rakyat Jambi termasuk rakyat Kab. Batanghari. Menara Minyak, melambangkan banyaknya terdapat tambang minyak sebagai komoditi utama. Pohon Karet, melambangkan akan kesuburan dan kekayaan alam. Puncak Mesjid, melambangkan masyarakat Batanghari yang agamis terutama agama islam. Didalam lambang terdapat tulisan Kab. Batanghari sebagai nama kabupaten dan Serentak Bak Regam, yang artinya menunjukkan watak dan adat rakyat kab. Batanghari yang seiya sekata (musyawarah dan mufakat).

ARTI LAMBANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Lambang daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat berbentuk perisai segi lima, bagian sudut bergaris tepi warna kuning cerah, dua buah garis tepi berwarna hitam yang melambangkan masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berideologi Pancasila dan menjalankan roda Pemerintahan berdasarkan UUD 1945.

Warna dasar lambang berwarna biru, yang menggambarkan kejujuran, kesucian dan kebijakan dalam segala aspek dari masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Gambar bintang bersisi lima berwarna kuning yang terletak dibawah tulisan Tanjung Jabung Barat melambangkan bahwa bagaimanapun Esa . bentuk keanekaragaman yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tetap ber- Ketuhanan Yang Maha

Gambar Payung yang terletak dibawah gambar bintang, memiliki makna Tanjung Jabung Barat memiliki adat istiadat yang dapat mengayomi segala aspek kehidupan dalam masyarakat etnis, agama maupun budaya .

Gambar Bambu Runcing menyilang yang diikat dengan kain berwarna merah, melambangkan asal mula perjuangan rakyat Tanjung Jabung Barat. Sedangkan kain berwarna merah merupakan sebutan Pejuang Selempang Merah.

Gambar Perahu Layar menggambarkan salah satu potensi alam yang sangat menonjol dalam Tanjung Jabung Barat pada sektor

peraian dan merupakan asal kehidupan masyarakat Tanjung Jabung Barat. Garis Panjang Ombak yang melengkok-lengkok dibawah gambar perahu layar melambangkan masyarakat Tanjung Jabung Barat yang heterogen dengan keanekaragaman etnis, agama dan ras menjadi penopang tegak, maju dan berkembangnya Tanjung Jabung Barat dengan memanfaatkan potensi yang ada. Gambar kerikil yang berbentuk daratan melambangkan bahwa Tanjung Jabung Barat merupakan daerah penghasil pertambangan yang sangat potensial. Gambar lima buah batu bata putih menggambarkan jumlah kecamatan yang ada pada saat pemekaran. Tiga buah garis horizontal yang dibentuk oleh susunan batu bata melambangkan tiga sakti dari Proklamasi Republik Indonesiasakti politik, ekonomi dan budaya. Gambar gong berwarna coklat yang terletak dibawah gambar batu bata putih menggambarkan bahwa dalam pengambilan keputusan lebih mengutamakan kemufakatan, sebagaimana kata pepatah Bulat air dek pembuluh, bulat kata dek mufakat. Gambar padi berwarna kuning berjumlah 10 biji pada sebelah kiri dan delapan biji sebelah kanan yang terletak disebelah kiri dalam lambang melambangkan pangan bagi masyarakat Tanjung Jabung Barat dan sekaligus mencerminkan sejarah dan tanggal dan bulan lahirnya Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 10 Agustus. Gambar daun kelapa berwarna hijau yang berjumlah 65 helai yang terletak disebelah kanan gambar dalam lambang melambangkan bahwa masyarakat Tanjung Jabung Barat dapat berguna dimana dan kapan saja, sekaligus mencerminkan sejarah tahun lahirnya Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 1965. Gambar rantai putih yang menghubungkan gambar padi dan kelapa melambangkan kesejahteraanma syarakat Tanjung Jabung

Barat yang saling bantu membantu atau bekerja sama dalam setiap masalah yang dihadapi dalam masyarakat. Pada bagian bawah dalam lambang terdapat pita berwarna orange yang bertuliskan Serengkuh Dayung Serentak Ketujuan melambangkan bahwa masyarakat Tanjung Jabung Barat yang berbeda etnis dan agama bersama sama dalam memajukan Tanjung Jabung Barat yang sangat potensial untuk mencapai kabupaten yang lebih maju dan berkembang.

ARTI LAMBANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

1. Pada Lambang Daerah Bagian Atas bertulis Tanjung Jabung Timur, berwarna hitam dengan dasar putih. 2. Garis Tepi yang melingkari Lambang Daerah berwarna hitam. 3. Bidang Dasar Lambang berbentuk Persegi Lima melambangkan jiwa dan semangat Pancasila dari masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 4. Padi dan Kapas

Melambangkan cita-cita masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam menciptakan dan mencapai kemakmuran sandang dan pangan. Padi berjumlah 21 melambangkan tanggal, kapas berjumlah 10 melambangkan bulan dengan arti bahwa Kabupaten Tanjung Timur secara resmi berdiri pada tanggal, 21 Oktober 1999.

5. Api dan Obor : melambangkan Potensi Kabupaten Tanjung Jabung Timur kaya akan minyak dan gas bumi. 6. Gapura : Pintu Gerbang, karena Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan pintu masuk ke Provinsi Jambi melalui jalur air/sungai.

Pada Gapura terdapat Kubah Masjid melambangkan mayoritas masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur beragama Islam. Pada Bagian Gapura terdapat Enam Pintu melambangkan enam Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan selalu membuka kerjasama dengan wilayah lain dalam upaya menciptakan perdamaian dan kemakmuran rakyatnya.

7. Tiga Susun Tangga : Melambangkan sejak berdirinya Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat 3 (tiga) Kelurahan. 8. Enam Buah Kotak Persegitiga : Merupakan salah satu senjata masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat 6 (enam) Kecamatan. 9. Senjata Kampilan : merupakan salah satu senjata masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur melambangkan sifat-sifat

patriotik, keperwiraan dan kepahlawanan dari masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam menegakkan kebenaran. 10. Gong : melambangkan adat istiadat Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu berupa penyampaian pesan untuk bermusyawarah dari pemerintah kepada masyarakat. 11. Pelabuhan Samudera :

Pelabuhan Samudera merupakan pelabuhan Internasional pusat pelabuhan di Provinsi Jambi. Pada Sisi Pelabuhan Samudera terdapat kotak-kotak yang berbentuk jajaran genjang terdiri dari 9 kota berwarna hitam dan 9 kotak berwarna kuning melambangkan Tahun 1999 berdirinya Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

12. Perahu Lancang Kuning : merupakan budaya masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur, perahu lancang kuning sebagai alat transportasi dan alat mencari ikan di laut (nelayan) dan mengangkut hasil bumi yang masih bertahan sampai sekarang. 13. Pita yang bertuliskan : Sepujuk Nipah Serumpun Nibung merupakan semboyan ke gotong-royongan, persatuan dan kesatuan serta musyawarah dan mufakat masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur bekerjasama dengan pemerintah, Lembaga adat dan Legislatif.

SEPUCUK NIPAH : melambangkan antara Pemerintah, Lembaga adat dan Legislatif yang senantiasa mengayumi masyarakat. SERUMPUN NIBUNG : melambangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri dari berbagai etnis (suku) namun mereka tetap bersatu dalam membangun Kabupaten Tanjung Jabung Timur. NIPAH : sejenis tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat dipinggiran sungai di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagian besar dipergunakan untuk atap rumah.

NIBUNG : sejenis tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dapat dipergunakan untuk tongkat atau tiang, lantai dan dinding rumah.

ARTI LAMBANG KABUPATEN BUNGO

Lambang bagi suatu daerah memiliki arti yang teramat dalam. Dari suatu lambang dapat di ketahui karakteristik suatu daerah dan juga kehidupan masyarakatnya. Begitu bermaknanya arti sebuah lambang, maka untuk membuatnyapun tidak segampang membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan orang-orang yang pandai untuk membuat suatu lambang dan arti dari lambang yang dibuat tersebut. Sampai saat ini, mungkin masih sedikit masyarakat Bungo yang mengetahui arti dari setiap gambar dan garis yang ada pada lambang Kabupaten Bungo. Jumlah Kelopak Bunga Jambu Lipo Sebanyak 8 Helai Melambangkan Kabupaten Bungo terdiri dari 8 buah eks marga yaitu Bathin II Ilir, Bathin II Babeko, Bathin VII Pelepat, Bathin III Ulu, Bathin V/VII Tanah Tumbuh, Tanah Sepenggal dan Jujuhan. Kemudian Bathin II Ilir dan Bathin II Babeko menjadi Kecamatan Muara Bungo, Bathin II Ulu dan Bathin VII menjadi Kecamatan Rantau Pandan, Marga Pelepat Menjadi Kecamatan Pelepat, Bathin V/VII menjadi Kecamatan Tanah Tumbuh, Marga Tanah Sepenggal menjadi Kecamatan Tanah Sepengggal dan Marga Jujuhan menjadi Kecamatan Jujuhan. Ketayo Pelito dan Keris dengan latar belakang gung Ketoya Pelito merupakan alat penerang/lampu, karya khas masyarakat Bungo serta Simbolis mengandung arti sebagai pelita yang tak kunjung padam adalah simbol masyarakat daerah ini yang tak kenal menyerah. Keris dengan Lima Letukan Ujung Lancip yang berdiri tegak lurus dibelakang ketayo Adalah lambang perjuangan menentang penjajahan dan kemelaratan, dimana hal ini merupakan semangat juang terus hidup sepanjang zaman berdasarkan dan dipimpin oleh hikmah.

Serta melambangkan lima induk UU sebagai dasar hukum (adat), dasar kehidupan dan penghidupan masyarakat. Kubah Mesjid Melambangkan keagamaan dan ketaqwaan serta kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, di mana masyarakat Kabupaten Bungo sangat meyakini dalam semua aspirasi dan etika masyarakat tidak akan tercapai tanpa ridho Tuhan YME, karena kepada-Nya lah manusia berserah diri. Sembilan Belas Biji Padi dan Sepuluh Kuntum Bungo Dani saling impit rangkai diikat sebuah pita Melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan masyarakat. Sedangkan jumlah biji sebanyak 19 buah sebagai lambang 19 dan 10 kuntum Bungo Dani sebagai lambang bulan 10, dimana tanggal dan bulan ini Daerah Tingkat II Kabupaten Bungo Tebo di resmikan yang tetap dipertahankan simbol Kabupaten Bungo sebagai kabupaten induk. Pita Bertulis Motto Kabupaten Bungo dalam bahasa daerah bertulis langkah serentak limbai seayun yang bermaksud : v Sebagai pernyataan bahwa anak negeri mempunyai sifat watak dan pendirian. Satu kata lahir dengan batin, sekato mulut dengan hati, satu kato dengan pembicaraan. v Anak negeri seiyo sekato bersama-sama pemimpin dalam membangun derah, mengutamakan musyawarah dan mufakat, memelihara persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. v Masyarakat Kabupaten Bungo yang berdiam didalam negeri berpagar. Undang, rumah berpagar adat, tepian berpagar baso, haruslah tudung menudung bak daun sirih, jahit menjahit bak daun petai, hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicecah, adat sama diisi, lembgo sama-sama dituang, peritah samo dipatuhi, bak saluko adat Berat samo dipikul ringan samo dijinjing, kebukit samo mendaki kelurah samo menurun ado samo dimakan idak samo dicari, seciap bak ayam sedencing bak besi, kok malang samo merugi bak balado samo mendapat serta terendam samo basah terampai samo kering. Anak Negeri seukur, satu kata batin dengan penghulu (pimpinan) selarik sejajar, cerdik sehukum, malam seagama, tuo-tou searah

seayun, anak-anak negeri seiyo sekato barulah bumi aman padi menjadi, rumput mudo kerbaunyo gemuk, baumo mendapat padi, menambang mendapat emeh (emas), buah-buahan segalo menjadi, baru basuo bak kato seluko adat keayik cemetik keno, kedarat durian gugur, lemang terbujur diatas dapur, anak negeri aman makmur. Garis tebal berliku-liku sebanyak empat buah melambangkan adanya empat sungai besar dalam daerah Kabupaten Bungo yaitu Sungai Batang Tebo, Sungai Batang Bungo, Sungai Batang Pelepat dan Sungai Batang Jujuhan, dimana sungai-sungai tersebut sangat potensial sebagai sumber kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Dua garis tebal vertikel dan dua buah garis horizontal yang menjadi enam buah ruang yang hampir sama ukurannya. Melambangkan bahwa Kabupaten Bungo adalah sebanyak enam kecamatan yaitu Muara Bungo, Tanah Tumbuh, Pelepat, Tanah Sepenggal, Rantau Pandan dan Jujuhan. Rantai yang terletak pada posisi antara dua garis tebal melambangkan Kabupaten Bungo sebagai kabupaten induk berdiri tahun 1945. Sebagai simbol persatuan dan disiplin, sedangkan mata rantai yang berjumlah 65 buah melambangkan tahun 65 (1965) sebagai tahun berdirinya Kabupaten Bungo. WARNA LAMBANG v Merah, lambang keberanian yang terletak pada tulisan langkah Serentak Limbai Seayun dan Kabupaten Bungo serta pada api. v Hijau, lambang kesuburan terletak pada dasar lambang (hijau muda) dan kubah mesjid. v Kuning, lambang kebesaran terletak pada padi, gung dan latar belakang kubah mesjid. v Hitam, lambang kesetiaan terletak pada dua garis tebal pinggir dan garis pembagi lambang. v Putih, lambang kesucian terletak pada pita, kelompak Jambu Lipo dan pada Bungo Dani. PERGERTIAN LAMBANG v v Keagamaan, disimbolkan dengan melambangkan Kubah Mesjid. Perjuangan, disimbolkan dengan Keris dan Pelito.

v Perikehidupan rakyat, disimbolkan dengan padi dan Garis Sungai. v Kebudayaan, disimbolkan dengan Ketayo dan Gung.

ARTI LAMBANG KOTA SUNGAI PENUH

1.Figura (Biru Tua) : Diambil dari bentuk atap rumah adat Kota Sungai Penuh. 2. Pintu Mesjid berjumlah 8 (delapan) buah (Hitam)

Tanggal terbentuknya Kota Sungai Penuh yaitu tangal 8 (delapan). Pucuk Larangan atau Undang yang delapan.

3.Garis-garis yang melingkari Gong adalah Gema Gong berjumlah 11 (sebelas) garis (Hijau Muda) : Bulan terbentuknya Kota Sungai Penuh yaitu bulan sebelas (bulan Nopember). 4. Padi dan Kapas. Padi = 20 Butir, Kapas = 8 Buah (Kuning, Hijau dan Putih) :

Cita-cita Pemerintah Kota Sungai Penuh untuk mewujudkan Kondisi Masyarakat yang makmur sejahtera dalam sandang dan pangan. Padi 20 Butir dan Kapas 8 buah adalah tahun terbentuknya Kota Sungai Penuh yaitu Tahun 2008.

5. Gong (Kuning Emas) :


Kekuatan Kebudayaan dan adat istiadat Kota Sungai Penuh. Mempertahankan Kedaulatan Daerah. Penyampaian pesan dari bathin kepada masyarakat. Bermusyawarah untuk mufakat.

6. Mesjid Agung Kota Sungai Penuh (Coklat Muda dan Kuning)

Mesjid Agung Kota Sungai Penuh adalah ikon Kota Sungai Penuh yang menyimpan sejarah (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Cagar Budaya) dan merupakan kebanggan masyarakat Kota Sungai Penuh dengan atap bertumpang 3 (tiga), berkaitan dengan 3 (tiga) filosofi hidup yang dijalankan sehari-hari, yaitu :
1. berpucuk satu, melambangkan bahwa masyarakat Kota Sungai Penuh beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2. berjurai empat, melambangkan Kaum 4 jenis bersatu (Ulama, Adat, Cendikiawan dan Pemuda) dalam pembangunan Kota Sungai Penuh; 3. bertumpang tiga, adalah melambangkan keteguhan masyarakat dalam menjaga 3 pusaka yang telah diwariskan secara turun temurun yaitu pusaka Teganai, pusaka Ninik Mamak dan pusaka Depati.

7. Bintang Bersudut Lima (Kuning) Kesetiaan Masyarakat Kota Sungai Penuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berazaskan Pancasila 8. Keris (Hitam))

Sebagai Pusaka Suci peninggalan Depati-Depati yang melambang kan perjuangan rakyat Kota Sungai Penuh. Simbol dari menjunjung tinggi adat istiadat

9. Bunga Melati Air (Biru) Adalah stempel/cap yang tertera pada piagam/surat kuno baik yang berasal dari Jambi maupun Sumatera Barat masih banyak tersimpan pada tokoh-tokoh adat Kota Sungai Penuh. Ini bermakna secara kekerabatan Kota Sungai Penuh memiliki hubungan dengan Sumatera Barat, sedangkan dengan Jambi merupakan hubungan administrasi Pemerintahan yaitu Kota Sungai Penuh merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jambi. 10. Tulisan Incung (Putih)

Tulisan Incung Kuno yang terdapat hampir disetiap benda Pusaka Kota Sungai Penuh, tulisan ini telah digabungkan dan terbentuklah tulisan incung yang artinya "SAHALUN SUHAK SALATUH BDEI" Ini berarti pula bahwa masyarakat Kota Sungai dari dulu sudah bisa menulis/membaca dan mempunyai SDM yang baik untuk berkomunikasi/bermasyarakat serta melakukan kegaiatan lain dalam kehidupan sehari-hari.

11. Sahalun Suhak Salatuh Bdei Merupakan semboyan yang memperlihatkan kekompakan dan selalu bermusyawarah untuk bermufakat dalam setiap pengambilan keputusan dengan satu kata dan perbuatan.

ARTI LAMBANG KABUPATEN TEBO

1. 2. 3.

Perisai persegi lima melambangkan Rukun Islam dan Ideologi Pancasila Kubah Mesjid melambangkan bahwa mayoritas Penduduk Kabupaten Tebo beragama Islam Pintu atau kotak-kotak pada kubah mesjid yang terdiri dari enam buah melambangkan bahwa pada saat pembentukan Kabupaten Tebo terdiri dari enam kecamatan

4.

Padi nan duo belas kapas nan sepuluh melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran serta tanggal bulan berdirinya Kabupaten Tebo

5.

Rantai sembilan di sebelah kanan dan sembilan di sebelah kiri melambangkan persatuan dan kesatuan serta tahun berdirinya Kabupaten Tebo

6. 7. 8. 9.

Kajang Lako melambangkan kebesaran dan merupakan alat transportasi pada masa Kesultanan Jambi Gong melambangkan salah satu alat komunikasi dan alat kesenian masyarakat Kabupaten Tebo Tali berpintal tigo yang mengikat gong melambangkan kesenian adat, syara' dan Pemrintah Keris berlengkuk tujuh yang tidak memakai ulu melambangkan kepatuhan terhadap hukum serta semangat menolak yang bathil dan khufur, tujuh bilangan ganjil berarti tidak memihak

10. Galah dan Dayung, Galah adalah menunjukkan tekat untuk maju dan penolakan terhadap budaya asing yang negatif, Dayung

adalah tanda kekompakan, kebersamaan dan bahu membahu untuk mencapai tujuan bersama 11. Sungai melambangkan bahwa Kabupaten Tebo didominasi oleh daerah aliran sungai dan juga merupakan sarana transportasi masyarakat 12. Pita yang bertuliskan "SERENTAK GALAH SERENGKUH DAYUNG" melambangkan identitas sosial, jatidiri, masyarakat Kabupaten Tebo 13. Keluk Paku dalam Tudung layar Kajang Lako melambangkan ragam bias Kabupaten Tebo

ARTI LAMBANG KABUPETEN MERANGIN

Warna merah melekat pada lis pinggir Lambang Daerah yang bersegi lima : melambangkan keberanian. Warna biru terdapat pada dasar lambang daerah : melambangkan ketenteraman dan ketenangan. Warna biru laut terdapat pada gunung dan bukit : melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Warna hijau daun terdapat melambangkan kesejahteraan. pada kelopak bunga kapas :

Warna kuning emas dan kuning tua terdapat pada rantai, padim dinding rumah adat dan gong : melambangkan keuangan dan kejayaan. Warna putih dan putih perak terdapat pada seloko, mata pedang, mangkok sadapan karet, kubah mesjid, selubung cerano, bunga kapas dan mata gong : melambangkan kesucian. Warna coklat terdapat pada pohon karet dan kaki cerano : melambangkan kemakmuran.

Warna merah kuning terdapat pada batu bata 2 tingkat : melambangkan kondisi tanah yang ada di kabupaten Merangin 11,52% berwarna merah kuning (padsolid).

You might also like