You are on page 1of 9

UANG DAN BANK By. Sholihin. M.

Ag
1.1. RUANG LINGKUP Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat fungsi serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Secara umum, kegiatan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mempengaruhi tingkat pengangguran produksi; harga dan hubungan perdagangan/pembayaran internasional. Oleh karena itu ekonomi moneter mencakup/mempelajari beberapa hal di antaranya: a Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian. b. Sistem moneter serta pengaruhnya terhadap jumlah uang dan kredit. c. Struktur dan fungsi dari bank sentral. d. Pengaruh jumlah uang dan kredit terhadap kegiatan ekonomi. e. Pembayaran serta sistem moneter internasional. Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal yang juga dipelajari selain 5 judul di atas tetapi pada dasarnya dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari judul di atas. Pertanyaan yang sering muncul adalah: Mengapa kita mempelajari ekonomi moneter? Ada dua alasan/pertimbangan, yakni: 1.1.1. Dengan mempelajari ekonomi moneter dapatlah diketahui secaramendalam bagaimana mekanisme penciptaan uang, tingkat bunga, pasar uang, sistem dan kebijaksanaan moneter, serta pembayaran internasional. 1.1.2. Di camping itu, dapat mengetahui serta menganalisa beberapa fenomena moneter dalam kaitannya dengan efek kebijaksanaan moneter terhadap kegiatan ekonomi. Dengan demikian dapat menambah pengetahuan kita tentang beberapa lembaga serta konsep yang berkaitan dengan uang, bank dan kegiatan ekonomi yang dijumpai/dihadapi sehari-hari. Efek daripada kebijaksanaan moneter terhadap pekerjaan serta pendapatan kita perlu dipahami dengan seksama agar supaya arah kebijaksanaan tersebut dapat sejalan dengan keinginan kita. Untuk pemahaman ini diperlukan pengetahuan tentang ekonomi moneter, khususnya kebijaksanaan moneter, yakni pengaturan tentang uang dan perbankan untuk mencapai tujuanpembangunan ekonomi. 1.2. PERANAN DAN FUNGSI UANG Uang tidak lain adalah segala sesuatu yang dapat dipakai/diterima untuk melakukan pembayaran baik barang, jasa maupun utang. Dalam sejarah uang, beberapa jenis barang telah pernah dipakai sebagai uang (misalnya, kerang, emas, gigi binatang, kulit, perak, clan sebagainya). Dengan demikian uang dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang secara umum mempunyai fungsi sebagai berikut:

a.

Sebagai Satuan Pengukur Nilai

Dengan fungsi ini maka nilai suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan. Misalnya, di Indonesia rupiah adalah dasar pengukur nilai dari barang-barang dan jasa yang diperdagangkan di pasar. Seseorang dapaf'mengukur nilai sebuah mobil atau rumah dengan rupiah, bahkan dengan `diketahuinya nilai rupiah dari mobil dan rumah, maka dapat diketahui pula perbandingan nilai antara mobil dan rumah. Bayangkan kalau suatu perekonomian yang tanpa uang, mungkin harga sepeda dinilai 1/20 mobil. b. Sebagai Alat Tukar-menukar

Fungsi ini memisahkan antara keputusan membeli dengan keputusan menjual. Adanya uang sebagai alat di dalam tukar-menukar dapat meng hiiangkan perlunya ada kesamaan keinginan sebelum tertaoinya pertukaran. Kesamaan keinginan harus ada lebih dahulu untuk terjadinya tukar-menukar barang dengan barang (barter). Dengan adanya uang keharusan adanya kesamaan keinginan ini tidak perlu ada untuk terjadinya pertukaran. Prosesnya, barang ditukar dengan uang, dan dengan uang ini dapat membeli/menukarkan dengan barang lain. c. Sebagai Alat Penimbun/Penyimpan Kekayaan Kekayaan seseorang dapat berupa barang atau uang. Dalam bentuk barang misalnya: rumah, mobil, perhiasan dan sebagainya, sedang dalam bentuk uang misalnya: uang kas dan surat-surat berharga. Dengan demikian seseorang dapat menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang kas. Dalam pengertian inilah uang berfungsi sebagai alat penimbun kekayaan. 1.3. DEFINISI UANG Ada beberapa definisi daripada uang, masing-masing berbeda sesuai dengan tingkat likuiditasnya. Biasanya uang didefinisikan: M, adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk rekening koran (demand deposit). M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank-bank umum. M3 adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabungan nonbank. M, adalah yang paling likuid, sebab erases menjadikannya.uang kas sangat cepat dan tanpa adanya kerugian nilai (artinya satu rupiah menjadi juga satu rupiah). Sedang M2 karena mencakup deposito berjangka maka likuiditasnya lebih rendah. Untuk menjadikannya uang kas, deposito berjangka perlu waktu (3, 6 atau 12 bulan). Dan apabila dijadikan uang kas sebeium jangka waktu tersebut kena penalti/denda Qadi tidak satu rupiah menjadi satu rupiah, tetapi lebih kecil karena denda tersebut).

1.4. Nilai Dari Uang Nilai dari uang diukur dengan kemampuannya untuk dapat membeli (ditukarkan dengan) barang dan jasa (internal value) serta valuta asing (external value). Dengan demikian besarnya nilai uang ditentukan oleh harga barang dan jasa. Apabila harga barang ini naik (turun) maka nilai uang akan turun'(naik). Biasanya ada tiga metode untuk mengukur nilai uang, yakni dengan menggunakan: indeks biaya hidup, indeks harga barang-barang perdagangan besar atau apa yang disebut dengan GNP deflator. Indeks biaya hidup umumnya banyak dipakai sebagai ukuran nilai uang. Indeks ini mencakup harga beberapa barang kebutuhan hidup. Di Indonesia kita kenal indeks harga 9 (sembilan) bahan pokok, indeks harga 62 macam barang dan sebagainya. Sedangkan indeks harga perdagangan besar merupakan indeks harga barang-barang yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan barang lain. GNP deflator mencakup harga-harga barang yang lebih luas/banyak dibanding dengan indeks biaya hidup maupun indeks harga perdagangan besar. Cara menghitungnya dengan membagi GNP nominal dengan GNP nil pada harga konstan. Misalnya, GNP deflator untuk tahun 1982 = GNP nominal (tahun 1982) GNP nil (pada harga konstan tahun 1970) Sedangkan GNP deflator pada tahun-tahun dasar (1970) = 1. Ketiga angka indeks ini cenderung bergerak bersama-sama arahnya, meskipuri dengan tingkat yang berbeda-beda. Perubahan ini memberikan informasi tentang perubahan nilai uang. 1.5. KLASIFIKASI UANG Uang dapat diklasifikasikan atas beberapa dasar yang berbedabeda, seperti misalnya: 1) 2) sifat fisik dan bahan yang dipakai untuk membuat uang; yang mengeluarkan/mengedarkan, yakni pemerintah, bank sentral, atau bank komersial; 3) hubungan antara nilai uang sebagai uarxg dengan nilai uang sebagai barang. Uraian di sini akan didasarkan atas ketiga klasifikasi tersebut di atas, namun untuk mudahnya akan dimulai dengan yang ketiga. Tabel berikut menunjukkan beberapa tipe uang atas dasar klasifikasi ini.

Tabel 1.1. Klasifikasi Uang 1). Full bodied money 2). Representative full bodied money 3). Credit money Yang dikeluarkan oleh pemerintah: (1) Token coins (2) Representative token money (3) Uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah Yang dikeluarkan oleh bank: (1) Uang kertas yang dikeluarkan bank sentral (2) Demand deposit (uang giral)

Dari tiga jenis uang tersebut, yang berlaku saat ini adalah yang ketiga (credit money), sedang yang pertama dan kedua tinggal kenangan saja. 1). Full Bodied Money Full bodied money adalah uang di mana nilainya sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang. Dalam sejarah uang, kita kenal pada permulaannya uang itu berupa barang seperti misalnya ternak, beras, atau kain. Jenis uang ini nilainya sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang. Dalam dunia modern, jenis uang full bodied ini berupa emas dan perak (keduanya merupakan standar logam). Biasanya full bodied money ini dikeluarkan oleh pemerintah. Ada dua hal yang perlu penjelasan lebih lanjut sehubungan Bering terjadinya kesalahpahaman, yakni: (1) Dikatakan di atas bahwa full bodied money itu adalah uang yang nilainya sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang. Ini tidak berarti bahwa nilainya sebagai uang itu tetap (konstan), jika harga dari satu unit emas dinyatakan tetap dalam mata uang, maka tenaga beli (purchasing power) akan berbanding terbalik dengan harga barang lain. Tenaga beli uang emas ini akan turun separuh, apabila harga barang lain naik dua kali. Jadi meskipun harga sebagaii emas tetap, tenaga belinya dapat berubah-ubah. (2) Tidak selalu benar bahwa nilai uang (dalam arti tenaga belinya terhadap barang lain) ditentukan oleh jumlah (stock) barang (emas atau perak) yang dipergunakan untuk membuat uang tersebut serta permintaan untuk penggunaan barang tersebut sebagai nonuang. Namun sebenarnya nilai uang ini (tenaga beli) ditentukan oleh jumlah (stok) barang tersebut serta permintaan total (untuk penggunaan barang tersebut sebagai nonuang dan uang). Dan biasanya permintaan barang tersebut untuk digunakan sebagai uang merupakan bagian terbesar dari permintaan total tersebut.

2). Representative Full Bodied Money Biasanya uang jenis ini terbuat dari kertas, dengan demikian nilainya sebagai barang tidak ada (no!). Sebenarnya uang jenis ini hanyalah mewakili (represent) dari sejumlah barang/logam di mana nilai logam sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang. Contohnya: surat emas (gold certificate) yang beredar di Amerika Serikat sebelum ditarik pada tahun 1933, yang mewakili (dengan nilai yang sama) sejumlah emas tertentu yang dipegang/disimpan oleh kantor bendahara sebagai jaminan sertifikat tersebut. Keuntungan sertifikat emas ini adalah sangat mudah urituk melakukan transaksi besar-besaran. Sebab, kalau transaksinya besar, pembayaran dengan emas akan mengundang risiko dalam pemindahan fisik barang (emas) yang cukup besar. 3). Credit Money Credit money adalah jenis uang yang mana nilainya sebagai uang lebih besar daripada nilai sebagai barang. Dalam keadaan tertentu nilai sebagai barang tidak penting, seperti uapg kertas yang kita lihat sehari-hari. Pertanyaan yang timbul: bagaimana memelihara nilai sebagai barang ini lebih rendah dari nilai sebagai uang (tenaga bell)? Caranya dengan membatasi pembentukar.!pencetakan uang. Biasanya penguasa menentukan sejumlah tertentu uang yang akan dibuat, kemudian penguasa hanya membeli bahan (barang yang digunakan untuk uang) itu sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk membuat uang tersebut. Jumtah bahan yang tersisa dapat digunakan untuk tujuan lain. Jumlah sisa ini pada umumnya cukup besar sehingga harganya relatif rendah. Dengan demikian harga sebagai bahan lebih rendah daripada nilai sebagai uang. Cara lain adalah pemerintah membeli semua bahan untuk membuat uang yang ditawarkan dengan harga lebih rendah daripada nilainya sebagai uang yang nantinya akan diciptakan. Misalnya, penguasa ingin menciptakan uang dolar, masing-masing unit terdiri dari 1/2 gram perak, dan membeli perak dengan harga 1 dolar per gramnya. Dalam hal ini penguasa moneter memperoleh keuntungan, karena membeli perak per gramnya seharga 1 dolar, yang kemudian dijadikan uang dengan nilai 2 dolar. Keuntungan ini sering disebut dengan: seigniorage. Yang penting di sini bukanlah mencari keuntungan, tetapi memelihara adanya kelebihan nilai uang di atas nilai sebagai barang. Nilai setiap gram perak dalam bentuk uang sebesar 2 dolar, tetapi harganya per gram perak sebagai barang di pasar hanya sebesar 1 dolar. Credit Money ini Dapat Berbentuk: (1) Token Coins (Uang Tanda) Jenis uang ini berbentuk logam dengan nilai nominal (sebagai uang) lebih tinggi daripada nilai sebagai barang (sering disebut: nilai intrinsik). Nilai nominal biasanya kecil, sebab uang jenis ini sering digunakan untuk perhitungan uang "kembali" yang biasanya merupakan pecahan kecil. Uang perak,, merupakan

salah satu contoh token coin. Sebelum tahun 1960-an harga perak relatif rendah sehingga sebagai token coin masih terjamin karena nilai nominalnya lebih tinggi daripada nilai intrinsik. Namun semenjak tahun 1960-an penggunaan perak menjadi lebih banyak sehingga harga perak naik. Akibatnya banyak uang perak dilebur menjadi batangan perak. (2). Representative Token Money Bedanya dengan full bodied money adalah bahwa representative token money dijamin dengan logam atau coin yang nilainya sebagai barang (intrinsik) lebih rendah dari nilai nominal. Salah satu contohnya adalah "sertifikat perak" yang dikeluarkan di Amerika Serikat tahun 1978-1967. 3) Uang Kertas yang Dikeluarkan oleh Pemerintah Biasanya berbentuk uang kertas dan sering disebut fiat money. Kepercayaan masyarakat merupakan dasar penerimaan kertas tersebut sebagai uang. Namun masyarakat sering mengemukakan keberatannya lantaran pemerintah dapat mencetak uang ini guna membiayai defisit anggaran belanjanya terutama pada masa perang. (4) Uang Kertas yang Dikeluarkan oleh Bank Sentral Kebanyakan uang kertas yang beredar di masyarakat dewasa ini berupa uang kertas yang dikeluarkan oleh bank sentral. Di Indonesia, kita lihat setiap uang kertas selalu ada tulisan Bank Indonesia. (5) Demand Deposit (Uang Oral) Bagian terbesar dari jumlah uang yang beredar merupakan uang giral. Makin maju suatu perekonomian biasanya proporsi uang giral makin besar. Uang giral ini merupakan simpanan di bank yang dapat diambil setiap saat dan dapat dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan pembayaran. Uang giral ini lebih praktis sebagai alat pembayar karena: a) kalau hilang dapat dilacak kembali sehingga yang menemukan tidak bisa menguangkan; b) dapat dipindahtangankan tanpa ongkos/biaya yang tinggi dan dapat dilakukan dengan cepat; c) tidak diperlukan adanya uang kembali sebab cek dapat ditulis sasuai dengan nilai transaksi. Dalam perekonomian yang telah maju biasanya dua jenis uang terakhir inilah yang mendominasi uang beredar dalam masyarakat, dengan proporsi terbesar uang giral.
1.6. STANDAR MONSTER

a) Standar Kembar (Bimetallism) Standar kembar terjadi apabila pemerintah menggunakan emas dan perak sebagai dasar nilai mata uangnya. Caranya, harga perak ditetapkan, misalnya

sebesar $1,293 per gram dan emas sebesar $19,395 per gram. Dengan demikian perbandingan nilai antara perak dengan emas adalah 15:1. Perbandingan ini disebut mint ratio. Artinya, harga emas 15 kali harga perak. Pemerintah bersedia untuk membuat uang (pada perbandingan tersebut) semua emas dan perak yang ditawarkannya. Demikian juga masyarakat bebas untuk melebur uang menjadi logam mulia dan sebaliknya. Namun, standar kembar ini sering menimbulkan masalah. Seperti yang dikemukakan oleh Sir Thomas Gresham tahun 1558 bahwa bad money drives out good money yang kemudian dikenal dengan hukum Gresham. Maksud hukum ini adalah bahwa dalam sistem standar kembar, emas dan perak mempunyai perbandingan nilai tukar baik sebagai uang maupun sebagai barang (logam). Apabila kedua perbandingan (ratio) ini tidak sama maka akan terjadi pertukaran/ , peleburan, yakni dari logam yang dinilai terlalu rendah (undervalued) menjadi logam yang dinilai terlalu tinggi (overvalued). Misalnya, pemerintah Amerika menetapkan perbandingan perak/emas sebesar 15:1, tetapi suatu saat karena ditemukannya tambang perak perbandingan tersebut di pasaran menjadi 16:1. Dalam keadaan demikian ini, seseorang akan dapat memperoleh keuntungan dengan menukarkan uang perak dengan uang emas dengan perbandingan 15:1 dan melebur uang emas serta membeli 16 gram perak dengan 1 gram emas. Dengan demikian orang tadi memperoleh keuntungan 1 gram perak. Uang perak (bad money yang dinilainya undervalueQ) menggantikan uang emas (good money yang dinilainya overvalued). Karena masalah inilah maka banyak negara di dunia (terutama pada akhir abad kesembilan betas) menggunakan standar tunggal, biasanya standar emas. b) Standar Emas Sebenarnya sangat sulit untuk memberikan gambaran tentang standar emas ini, karena bentuk dari sistem ini bermacam-macam (berbeda antara satu negara dengan lain). Namun secara umum dapat dikatakan bahwa suatu negara memakai sistem standar emas apabila nilai mata uangnya, dikaitkan/didasarkan atas niiai seberat emas tertentu. Masyarakat bebas untuk melebur mata uang emas atau membuat emas batangan menjadi mata uang kertas serta menukarkan mata uangnya (yang bukan emas) dengan emas atau sebaliknya dengan perbandingan yang telah ditentukan oleh bank sentral. Karena negara-negara lain juga mengaitkan nilai mata uangnya dengan emas, maka dapatlah diketahui perbandingan nilai mata uang mereka (kursnya). Misalnya di Amerika perbandingan dolar dengan emas adalah US$4/1 gram, sedang di Inggris perbandingannya 1/1 gram, maka nilai tukar antara dolar dengan poundsterling adalah US$4i1. Nilai tukar ini akan stabil jika bank sentral di kedua negara tersebut tidak mengubah perbandingan nilai mata uangnya dengan emas. Stabilitas inilah yang merupakan salah satu keuntungan penggunaan sistem standar emas. Namun kejelekannya, apabila suatu negara mengalami defisit dalam neraca pembayarannya akan terjadi aliran emas ke luar (untuk membayar defisit tersebut). Akibatnya cadangan emas mengecil. Jika defisit itu terjadi secara

terus-menerus (dari tahun ke tahun) negara tersebut akan kehabisan cadangan emasnya. Dalam keadaan demikian, negara tersebut dapat mengatasinya dengan kebijaksanaan deflasi. Kebijaksanaan ini akan menurunkan harga, employment serta pendapatan. Akibatnya, harga barang dalam negeri relatif lebih murah dibandingkan dengan luar negeri. Ekspor cenderung naik dan impor turun (dikarenakan pendapatan/tenaga bell turun). Defisit neraca pembayaran akhirnya dapat hilang. Tetapi masalahnya dengan adanya deflasi di dalam negeri dapat menyebabkan/menimbulkan masalah lain seperti misalnya: sosial, pengangguran, produksi turun serta banyak perusahaan (terutama perusahaan kecil) bangkrut. Dengan terjadinya depresi tahun 1930-an yang berjalan cukup lama, maka sistem standar emas (yang murni) telah banyak ditinggalkan meskipun masih ada beberapa negara yang mempertahankannya sampai awal tahun 1970-an. c) Fiat Standar

Masalah pokok yang timbul dari standar barang (emas dan atau perak) adalah kurang praktis apabila transaksi yang dilakukan dalam jumlah besar. Atas dasar alasan ini, kemudian beredar surat emas/ perak sebagai pengganti emas,!perak yang disimpan. Surat emas/perak ini semula dijamin 100% dengan emas/perak yang tersimpan kemudian berangsur-angsur jaminan ini makin berkurang. Semula memang pengeluaran surat emas ini sebagai bukti atas pemilikan emas yang tersimpan, di mana setiap saat si pernilik dapat mengambil emas tersebut. Pada tahun 1900-1933 Amerika Serikat mengeluarkan sertifikat emas dijamin 100% dengan emas yang disimpan di dalam bendahara negara, yang setiap saat dapat ditukarkan dengan emas tersebut. Sertifikat ini sama (nilainya) dengan emas clan lebih mudah untuk melakukan transaksi. Sertifikat ini yang kemudian disebut representative money. Dalam perkembangannya sertifikat ini tidak lagi dijamin dengan 100% emas, tetapi lebih rendah. Seperti misalnya, di Amerika Serikat pada tahun 1945 bank sentral menentukan bahwa jaminan ini sebesar 40%. Sertifikat emas yang dijamin kurang dari 100% inilah yang sering disebut fiat standard. Bahkan dewasa ini sertifikat ini dijamin 0% emas. Mengapa bisa diterima sebagai uang? Yang penting di sini bukanlah bentuknya tetapi apabila barang lersebut dapat memenuhi fungsi sebagai alat tukar, penyimpanan kekayaan serta pembayaran tertunda, dapatlah disebut uang. Oleh karena itu kertas (sertifikat) yang tidak dijamin dengan 100% emas itu pun apabila memenuhi fungsi-fungsi tersebut di atas dapat disebut uang. d) Uang Giral (Deposit Money) Deposito di bank yang dapat setiap saat ditarik (dengan cek) dapat dikategorikan sebagai uang. Mengapa? Karena pertama, deposito ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Caranya, pembayaran ini dilakukan dengan menulis cek, yakni transfer deposito dari si penulis/ pembayar kepada si penerima pembayaran. Kedua, deposito ini dapat dipakai sebagai alat penumpuk kekayaan. Seseorang atau suatu badan usaha dapat mewujudkan kekayaannya dalam bentuk deposito. Ketiga, deposito dapat dipakai sebagai alat pembayaran

tertunda (deferred payment). Seseorang atau badan usaha dapat membayar utangnya tiap bulan dengan menulis cek atas depositonya di bank. Karena deposito dapat memenuhi fungsi-fungsi uang, maka dapat dikategorikan sebagai uang. Dan bahkan makin maju suatu perekonomipn jenis uang giral ini proporsinya terhadap jumlah total uang beredar makin besar. Di Amerika Serikat pada tahun 1983 jumlah uang giral meliputi kurang lebih 3/4 dari jumlah uang beredar, sisanya (yang 1/4) berupa uang kartal (uang kertas dan logam). c) Uang Kuasi Uang kuasi terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik. Apabila kriteria uang didasarkan pada fungsinya, maka sebenarnya tabungan ini tidak masuk 'slam pengertian uang. Namun, ada yang berpendapat bahwa seorang itu dapat mewujudkan kekayaannya dalam berbagai bentuk seperti: tanah, rumah, uang, perhiasan dan bahkan berbentuk tabungan. Maka memasukfan tabungan ke dalam pengertian uang dapat dimengerti. Argumentasi lain untuk memasukkan tabungan ke dalam pengertian uang denganmelihat apakah ada kemungkinan sating mengganti (substitutability) antara tabungan dengan uang giral (demand deposit). Apabila ada maka tabungan dapat dimasukkan ke dalam pengertian uang. Karena kriteriaini pun belum jelas, yakni sampai seberapa besar angka substitutability ini dapat diterimanya tabungan sebagai uang,maka hingga kini masalah tersebut selalu diperdebatkan.

You might also like