Professional Documents
Culture Documents
A. Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan sesuai dengan rencana penelitian tindakan yang dilakukan, maka hipotesis tindakan yang akan dikaji dalam penelitian ini menempuh langkah tindakan dalam tiga siklus. Kegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan tindakan untuk mengurangi perilaku melanggar tata tertib sekolah menjadi perilaku yang mematuhi tata tertib sekolah adalah mengecek dokumentasi yang memuat data tentang perilaku subjek penelitian yang ada pada guru pembimbing dan melakukan pengamatan tentang perilaku subjek penelitian di lapangan. Kegiatan ini didasarkan atas masukan yang diperoleh dalam diskusi antara Guru Pembimbing SMP N 7 Kota Magelang dan penulis pada tanggal 5 Agustus 2011. Dalam diskusi tentang perilaku pelanggaran tata tertib sekolah oleh siswa diperoleh masukan bahwa terdapat lima orang siswa yang memiliki perilaku melanggar tata tertib sekolah. Lima orang siswa tersebut adalah AAF siswa kelas VIII C sebagai konseli I, ARL siswa kelas VIII C sebagai konseli II, KD siswa kelas VIII C sebagai konseli III, BS siswa kelas VIII D sebagai konseli IV, dan AGM siswa kelas VIII D sebagai konseli V, kelimanya adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Magelang Tahun Ajaran 2011 / 2012 yang berasal dari dua kelas yang berbeda. Adapun wujud pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang mereka lakukan adalah sebagai berikut : (1) Terlambat datang ke sekolah, (2) Tidak 55
56
menggenakan seragam dan atribut lengkap, (3) Membolos atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan, (4) Membuat gaduh atau mengganggu proses belajar di dalam kelas maupun kelas lain, (5) Tidak mengerjakan PR maupun tugas yang diberikan oleh Guru. Untuk membantu tugas guru pembimbing dalam melaksanakan tugasnya yaitu memberikan bimbingan kepada siswa maka peneliti melakukan penelitian tindakan dengan judul Penerapan Reinforcement Untuk Mengatasi Pelanggaran Tata Tertib Sekolah di SMP N 7 Kota Magelang Tahun Ajaran 2011/2012. Selanjutnya langkah yang direncanakan tiga siklus tentang
pelaksanaan penelitian yang dilakukan meliputi : a) Pelaksanaan Siklus I, b) Pelaksanaan Siklus II, c) Pelaksanaan Siklus III. Penjelasan masing-masing pelaksanaan siklus sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Siklus I a. Rencana Tindakan I Dalam rencana tindakan ini dilakukan pengamatan yaitu perilaku pelanggaran tata tertib sekolah oleh subjek penelitian yang dilakukan sebelum diberi tindakan konseling, perilaku pelanggaran tata tertib sekolah yang di observasi dalam penelitian ini adalah : (1) Terlambat datang ke sekolah, (2) Tidak lengkap dalam menggunakan seragam dan atribut sekolah, (3) Membolos atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan, (4) Gaduh / mengganggu proses belajar baik di dalam kelas maupun kelas lain. (5) Tidak mengerjakan tugas atau PR yang
57
telah diberikan oleh Guru dengan baik. Dan subjek yang dimaksud adalah AAF siswa kelas VIII C sebagai konseli I, ARL siswa kelas VIII C sebagai konseli II, KD siswa kelas VIII C sebagai konseli III, BS siswa kelas VIII D sebagai konseli IV, dan AGM siswa kelas VIII D sebagai konseli V, kelimanya adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Magelang. Selain observasi juga dilakukan wawancara. Pada langkah ini dilakukan observasi terhadap konseli guna memperoleh data tentang frekuensi tingkah laku pelanggaran tata tertib oleh kelima subjek penelitian sebelum ada tindakan konseling dengan teknik Reinforcement dan cara yang ditempuh adalah dengan mengamati dan mencatat indikator yang muncul dari kelima subjek penelitian yang berupa terlambat datang ke sekolah, Tidak menggunakan seragam atribut lengkap, Membolos atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan, Gaduh atau sering mengganggu proses belajar baik di dalam kelas sendiri atau kelas lain, tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik. Kegiatan observasi atau pengamatan dilakukan tanggal 1 sampai dengan 6 Agustus 2011. Hasil observasi menunjukkan bahwa kelima subjek penelitian memang memiliki frekuensi cukup tinggi dalam melakukan pelanggaran tata tertib di bandingkan dengan siswa yang tidak dijadikan subjek penelitian. Berikut ini data berupa jenis dan frekuensi pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh subjek penelitian.
58
Tabel 3 Indikator pelanggaran tata tertib sekolah yang muncul berdasarkan hasil observasi sebelum tindakan ( Tanggal 1 - 6 Agustus 2011 ) No 1 2 3 Indikator Perilaku Terlambat datang ke sekolah Tidak mengenakan seragam dan atribut lengkap Membolos atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan 4 Gaduh / Mengganggu proses belajar didalam kelas atau kelas lain 5 Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah 3 31 4 20 4 32 2 28 7 31 9 2 8 5 5 S1 8 5 6 S2 3 6 5 S3 6 8 6 S4 9 5 7 S5 8 6 5
Berdasarkan tabel observasi tersebut sangat jelas bahwa kelima subjek penelitian memang memiliki perilaku melanggar tata tertib sekolah yang cukup signifikan. Oleh sebab itu kelima siswa tersebut perlu diberikan bantuan berupa layanan Konseling dengan teknik Reinforcement.
59
b. Pelaksanaan Tindakan I Tindakan I dilaksanakan dengan cara mengadakan wawancara mengunakan teknik Reinforcement. Pelaksanaan Tindakan yang pertama akan dilaksanakan minggu kedua bulan Agustus 2011. Dengan jadwal tanggal 8 dan 10 Agustus 2011 untuk konseli I dan konseli II, tanggal 9 dan 11 Agustus untuk konseli III dan IV, dan tanggal 12 dan 15 Agustus untuk konseli V. Tindakan untuk kelima konseli dilaksanakan pada jam istirahat dan sehabis pulang sekolah, bertempat di ruang BK SMP Negeri 7 Kota Magelang, dengan ijin Kepala Sekolah dan Guru Pembimbing. Dan setiap pertemuan direncanakan
berlangsung sekitar 40 menit. Kegiatan konseling digambarkan pada matriks sebagai berikut: Tabel 4 Matriks Tindakan I dengan Teknik Reinforcement untuk Perubahan Perilaku Pelanggaran Tata Tertib
Tahapan Pembukaan Rencana kegiatan Peran konselor Mengadakan Menciptakan pendekatan secara suasana hangat, persuasif akrab, bersahabat, dan penuh keterbukaan Mengungkapkan Bertanya masalah yang dihadapi tentang masalah konseli yang dihadapi konseli Mengungkapkan Bertanya faktor-faktor yang tentang hal-hal menyebabkan konseli yang melanggar tata tertib menyebabkan sekolah perilaku konseli melanggar tata tertib sekolah Penerapan konseling Menawarkan dengan teknik kontrak berupa Peran konseli
Menerima dengan kepercayaan konselor penuh
Hasil
Tercipta hubungan harmonis dan saling percaya
Penjelasan
Mengungkapkan permasalahan yang sedang dihadapi Mengungkap faktor faktor yang menyebabkan terjadinya masalah
Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya masalah terungkap Terjadi transaksi antara konselor
Tindakan penyelesaian
60
masalah
Penutup
Mengakhiri pertemuan
kesanggupan mengubah perilaku yang melanggar tata tertib ke perilaku yang mematuhi tata tertib Menutup pertemuan, menyimpulkan konseli dan menawarkan pertemuan selanjutnya
tawaran pertemuan
Kesimpulan sementara
c. Observasi dan Refleksi I Observasi dan refleksi pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 sampai 17 September 2011. Tujuannya untuk mengetahui kekurangan, kemajuan yang dicapai selama proses pelaksanaan tindakan siklus I dan rencana apa yang perlu diambil untuk tindakan berikutnya. Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dijelaskan pada tabel berikut ini: Tabel 5 Perubahan Frekuensi Perilaku Pelanggaran Tata Tertib Konseli I Sebelum Dan Sesudah Tindakan I
No 1 2 3 4 5 Indikator Terlambat datang ke sekolah Tidak menggunakan seragam dan atribut lengkap Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah Sebelum Tindakan 8 5 6 9 3 31 % 100 100 100 100 100 100 Setelah Tindakan 5 3 4 7 2 21 % 63 60 67 78 67 67 Presentase Perubahan 37 40 33 22 33 33
61
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui penurunan perilaku pelanggaran tata tertib sekolah sudah tindakan I pada konseli I menunjukkan hasil sebagai berikut : 1) Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 8 kali, setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 5 kali. 2) Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 5 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 3 kali. 3) Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum dilakukan tindakan sebanyak 6 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 4 kali. 4) Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 9 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang
bersangkutan perubahan menjadi 7 kali. 5) Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 3 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 2 kali.
62
Tabel 6 Perubahan Frekuensi Perilaku Pelanggaran Tata Tertib Konseli II Sebelum Dan Sesudah Tindakan I
No 1 2 3 4 5 Indikator Terlambat datang ke sekolah Tidak menggunakan seragam dan atribut lengkap Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah Sebelum Tindakan 3 6 5 2 4 20 % 100 100 100 100 100 100 Setelah Tindakan 3 4 2 1 2 12 % 100 67 40 50 50 60 Presentase Perubahan 0 33 60 50 50 40
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui penurunan perilaku pelanggaran tata tertib sekolah sudah tindakan I pada konseli II menunjukkan hasil sebagai berikut : 1) Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 3 kali, setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan belum ada perubahan. 2) Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 6 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 4 kali. 3) Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum dilakukan tindakan sebanyak 5 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 2 kali.. 4) Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 2 kali setelah
63
dilakukan
perlakuan
dengan
wawancara
kepada
yang
bersangkutan perubahan menjadi 1 kali. 5) Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 4 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 2 kali. Tabel 7 Perubahan Frekuensi Perilaku Pelanggaran Tata Tertib Konseli III Sebelum Dan Sesudah Tindakan I
No 1 2 3 4 5 Indikator Terlambat datang ke sekolah Tidak menggunakan seragam dan atribut lengkap Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah Sebelum Tindakan 6 8 6 8 4 32 % 100 100 100 100 100 100 Setelah Tindakan 4 5 3 6 2 20 % 67 62 50 75 50 62 Presentase Perubahan 33 38 50 25 50 38
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui penurunan perilaku pelanggaran tata tertib sekolah sudah tindakan I pada konseli III menunjukkan hasil sebagai berikut : 1) Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 6 kali, setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 4 kali. 2) Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 8 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 5 kali.
64
3) Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum dilakukan tindakan sebanyak 6 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 3 kali.. 4) Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 8 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang
bersangkutan perubahan menjadi 6 kali. 5) Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 4 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 2 kali. Tabel 8 Perubahan Frekuensi Perilaku Pelanggaran Tata Tertib Konseli IV Sebelum Dan Sesudah Tindakan I
No 1 2 3 4 5 Indikator Terlambat datang ke sekolah Tidak menggunakan seragam dan atribut lengkap Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah Sebelum Tindakan 9 5 7 5 2 28 % 100 100 100 100 100 100 Setelah Tindakan 5 3 4 3 1 16 % 55 60 57 60 50 57 Presentase Perubahan 45 40 43 40 50 43
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui penurunan perilaku pelanggaran tata tertib sekolah sudah tindakan I pada konseli IV menunjukkan hasil sebagai berikut :
65
1) Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 9 kali, setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 5 kali. 2) Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 5 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 3 kali. 3) Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum dilakukan tindakan sebanyak 7 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 4 kali.. 4) Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 5 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang
bersangkutan perubahan menjadi 3 kali. 5) Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 2 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali.
66
Tabel 9 Perubahan Frekuensi Perilaku Pelanggaran Tata Tertib Konseli V Sebelum Dan Sesudah Tindakan I
No 1 2 3 4 5 Indikator Terlambat datang ke sekolah Tidak menggunakan seragam dan atribut lengkap Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah Sebelum Tindakan 8 6 5 5 7 31 % 100 100 100 100 100 100 Setelah Tindakan 3 4 4 3 5 19 % 37 67 80 60 71 61 Presentase Perubahan 63 33 20 40 29 39
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui penurunan perilaku pelanggaran tata tertib sekolah sudah tindakan I pada konseli V menunjukkan hasil sebagai berikut : 1) Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 8 kali, setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 3 kali. 2) Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 6 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 4 kali. 3) Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum dilakukan tindakan sebanyak 5 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 4 kali.. 4) Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 5 kali setelah
67
dilakukan
perlakuan
dengan
wawancara
kepada
yang
bersangkutan perubahan menjadi 3 kali. 5) Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 7 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 5 kali. Berdasarkan data data diatas diketahui bahwa masih ada beberapa pelanggaran yang belum mengalami frekuensi penurunan
perilaku pelanggaran tata tertib sesuai target yang diharapkan dalam indikator kinerja yaitu penurunan minimal lebih dari 50%, oleh sebab itu perlu dilanjutkan tindakan pada siklus berikutnya.
2. Pelaksanaan Siklus II a. Rencana tindakan II Rencana tindakan II untuk mengubah perilaku kedua subjek penelitian ke arah yang lebih baik adalah dengan melaksanakan wawancara konseling dengan teknik Reinforcement. Konseli
diyakinkan bahwa perilakunya itu benar benar tidak menguntungkan bagi dirinya. Oleh sebab itu harus sungguh sungguh berupaya mengubahnya dengan perilaku yang menunjang kesuksesan belajarnya yaitu perilaku yang menunjang kesuksesan dalam belajarnya yaitu perilaku yang mentaati tata tertib sekolah.
68
b. Pelaksanaan tindakan siklus II Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan pada minggu ketiga bulan September 2011. Untuk konseli I dan II dilaksanakan pada tanggal 20 dan 22 September, untuk konseli III dan IV tanggal 21 dan 23 September, dan konseli V pada minggu keempat bulan September tanggal 27 dan 29 September 2011 pada waktu pulang sekolah di ruang BK SMP Negeri 7 Kota Magelang. Tahap kegiatan digambarkan dengan matriks sebagai berikut : Tabel 10 Matriks Tindakan II dengan Teknik Reinforcement untuk Perubahan Perilaku Pelanggaran Tata Tertib
Tahapan Pembukaan Rencana kegiatan Mengadakan pendekatan secara persuasif Peran konselor Menciptakan suasana hangat, akrab, bersahabat, dan penuh keterbukaan Peran konseli Menerima konselor dengan penuh kepercayaan Hasil Tercipta hubungan harmonis dan saling percaya
Penjelasan
Mengungkapkan masalah yang dihadapi konseli Mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan konseli melanggar tata tertib sekolah Penerapan konseling dengan teknik Reinforcement untuk mengubah perilaku atau mempertahankan perilaku
Bertanya tentang masalah yang dihadapi konseli Bertanya tentang halhal yang menyebabkan perilaku konseli melanggar tata tertib sekolah Menawarkan kontrak berupa kesanggupan mengubah perilaku yang melanggar tata tertib ke perilaku yang mematuhi tata tertib
Mengungkapkan permasalahan yang sedang dihadapi Mengungkap faktor faktor yang menyebabkan terjadinya masalah
Masalah konseli terungkap Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya masalah terungkap Terjadi transaksi antara konselor tentang kesanggupan untuk mengadakan perubahan perilaku Kesimpulan sementara
Penutup
Mengakhiri pertemuan
69
c. Observasi dan Refleksi II Observasi dan refleksi selama siklus II dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 5 Oktober 2011. Tujuan kegiatan pada tahap ini adalah untuk mengevaluasi proses kegiatan selama tindakan II dan hasil pelaksanaan tindakan II pada siklus II. Hasil pelaksanaan tindakan II pada siklus II ini dijelaskan pada tabel sebagai berikut: Tabel 11 Perubahan Frekuensi Perilaku Pelanggaran Tata Tertib Konseli I Sebelum Dan Sesudah Tindakan II
No 1 2 3 4 5 Indikator Terlambat datang ke sekolah Tidak menggunakan seragam dan atribut lengkap Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah Sebelum Tindakan 5 3 4 7 2 21 % 100 100 100 100 100 100 Setelah Tindakan 3 1 2 4 1 11 % 60 33 50 57 50 52 Presentase Perubahan 37 40 33 22 33 48
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui penurunan perilaku pelanggaran tata tertib sekolah sudah tindakan II pada konseli I menunjukkan hasil sebagai berikut : 1) Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 5 kali, setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 3 kali. 2) Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 3 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali.
70
3) Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum dilakukan tindakan sebanyak 4 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 2 kali. 4) Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 7 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang
bersangkutan perubahan menjadi 4 kali. 5) Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 2 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali. Tabel 12 Perubahan Frekuensi Perilaku Pelanggaran Tata Tertib Konseli II Sebelum Dan Sesudah Tindakan II
No 1 2 3 4 5 Indikator Terlambat datang ke sekolah Tidak menggunakan seragam dan atribut lengkap Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah Sebelum Tindakan 3 4 2 1 2 12 % 100 100 100 100 100 100 Setelah Tindakan 1 1 0 0 1 3 % 33 25 0 0 50 25 Presentase Perubahan 67 75 100 100 50 75
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui penurunan perilaku pelanggaran tata tertib sekolah sudah tindakan II pada konseli II menunjukkan hasil sebagai berikut :
71
1) Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 3 kali, setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali. 2) Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 4 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali. 3) Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum dilakukan tindakan sebanyak 2 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 0 kali. 4) Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 1 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang
bersangkutan perubahan menjadi 0 kali. 5) Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 2 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali.
72
Tabel 13 Perubahan Frekuensi Perilaku Pelanggaran Tata Tertib Konseli III Sebelum Dan Sesudah Tindakan II
No 1 2 3 4 5 Indikator Terlambat datang ke sekolah Tidak menggunakan seragam dan atribut lengkap Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah Sebelum Tindakan 4 5 3 6 2 20 % 100 100 100 100 100 100 Setelah Tindakan 3 2 2 4 0 11 % 75 40 66 66 0 55 Presentase Perubahan 25 60 34 34 100 45
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui penurunan perilaku pelanggaran tata tertib sekolah sudah tindakan II pada konseli III menunjukkan hasil sebagai berikut : 1) Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 4 kali, setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 3 kali. 2) Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 5 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 2 kali. 3) Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum dilakukan tindakan sebanyak 3 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 2 kali. 4) Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 6 kali setelah
73
dilakukan
perlakuan
dengan
wawancara
kepada
yang
bersangkutan perubahan menjadi 4 kali. 5) Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 2 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 0 kali. Tabel 14 Perubahan Frekuensi Perilaku Pelanggaran Tata Tertib Konseli IV Sebelum Dan Sesudah Tindakan II
No 1 2 3 4 5 Indikator Terlambat datang ke sekolah Tidak menggunakan seragam dan atribut lengkap Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah Sebelum Tindakan 5 3 4 3 1 16 % 100 100 100 100 100 100 Setelah Tindakan 2 1 1 2 0 6 % 40 33 25 66 0 38 Presentase Perubahan 60 63 75 34 100 62
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui penurunan perilaku pelanggaran tata tertib sekolah sudah tindakan II pada konseli IV menunjukkan hasil sebagai berikut : 1) Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 5 kali, setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 2 kali. 2) Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 3 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali.
74
3) Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum dilakukan tindakan sebanyak 4 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali. 4) Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 3 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang
bersangkutan perubahan menjadi 2 kali. 5) Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 1 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 0 kali. Tabel 15 Perubahan Frekuensi Perilaku Pelanggaran Tata Tertib Konseli V Sebelum Dan Sesudah Tindakan II
No 1 2 3 4 5 Indikator Terlambat datang ke sekolah Tidak menggunakan seragam dan atribut lengkap Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah Sebelum Tindakan 3 4 4 3 5 19 % 100 100 100 100 100 100 Setelah Tindakan 2 2 1 2 3 10 % 66 50 25 66 60 52 Presentase Perubahan 34 50 75 34 40 48
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui penurunan perilaku pelanggaran tata tertib sekolah sudah tindakan II pada konseli V menunjukkan hasil sebagai berikut :
75
1) Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 3 kali, setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 2 kali. 2) Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 4 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 2 kali. 3) Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum dilakukan tindakan sebanyak 4 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali. 4) Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 3 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang
bersangkutan perubahan menjadi 2 kali. 5) Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 5 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 3 kali. Berdasarkan data tabel di atas bahwa kelima konseli telah melalui proses sampai pelaksanaan siklus II, dan diketahui bahwa dua dari lima konseli yaitu konseli II dan IV mengalami penurunan perubahan sesuai target dalam indikator kinerja yaitu maksimal lebih dari 50%, oleh sebab
76
itu pelaksanaan tindakan boleh dihentikan. Dan untuk ketiga konseli yaitu konseli I, III dan V perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya yaitu pelaksanaan tindakan III pada siklus III.
3. Pelaksanaan Siklus III a. Rencana tindakan III Rencana tindakan III untuk mengubah perilaku ketiga subjek penelitian atau konseli I, III dan V ke arah yang lebih baik adalah dengan melaksanakan wawancara konseling dengan teknik
Reinforcement. Konseli semakin diyakinkan bahwa perilakunya itu benar benar tidak menguntungkan bagi dirinya. Oleh sebab itu harus sungguh sungguh berupaya mengubahnya dengan perilaku yang menunjang kesuksesan belajarnya yaitu perilaku yang menunjang kesuksesan dalam belajarnya yaitu perilaku yang mentaati tata tertib sekolah. Apabila tetap tidak mau mengubahnya diyakinkan kepada mereka tentang kegagalan akan belajar dan sangsi yang akan di dapat. b. Pelaksanaan Tindakan III Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 11 dan 13 Oktober 2011 untuk konseli I dan III, dan tanggal 15 dan 17 Oktober 2011 untuk konseli V, bertempat di ruang BK SMP Negeri 7 Kota Magelang.
77
c.
Observasi dan Refleksi III Observasi dan refleksi pada siklus III dilaksanakan pada Minggu ketiga bulan Oktober 2011. Hasil observasi pada siklus III ini dapat dilihat pada lampiran. Setelah melewati tindakan I, II dan III pada siklus I sampai siklus III diharapkan ketiga konseli ini mengalami perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Hasil pelaksanaan tindakan III pada siklus III dijelaskan pada tabel sebagai berikut : Tabel 16 Perubahan Frekuensi Perilaku Pelanggaran Tata Tertib Konseli I Sebelum Dan Sesudah Tindakan III
No 1 2 3 4 5
Indikator Terlambat datang ke sekolah Tidak menggunakan seragam dan atribut lengkap Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah
Sebelum Tindakan 3 1 2 4 1 11
Setelah Tindakan 1 0 0 1 0 2
% 33 0 0 25 0 19
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui penurunan perilaku pelanggaran tata tertib sekolah sudah tindakan III pada konseli I menunjukkan hasil sebagai berikut : 1) Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 3 kali, setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali. 2) Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 1 kali setelah dilakukan perlakuan
78
dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 0 kali. 3) Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum dilakukan tindakan sebanyak 2 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 0 kali. 4) Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 4 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang
bersangkutan perubahan menjadi 1 kali. 5) Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 1 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 0 kali. Tabel 17 Perubahan Frekuensi Perilaku Pelanggaran Tata Tertib Konseli III Sebelum Dan Sesudah Tindakan III
No 1 2 3 4 5 Indikator Terlambat datang ke sekolah Tidak menggunakan seragam dan atribut lengkap Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah Sebelum Tindakan 3 2 2 4 0 11 % 100 100 100 100 100 100 Setelah Tindakan 1 1 0 3 0 5 % 33 50 0 75 0 45 Presentase Perubahan 25 50 100 25 100 55
79
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui penurunan perilaku pelanggaran tata tertib sekolah sudah tindakan III pada konseli III menunjukkan hasil sebagai berikut : 1) Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 3 kali, setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali. 2) Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 2 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali. 3) Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum dilakukan tindakan sebanyak 2 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 0 kali. 4) Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 4 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang
bersangkutan perubahan menjadi 3 kali. 5) Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 0 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 0 kali.
80
Tabel 18 Perubahan Frekuensi Perilaku Pelanggaran Tata Tertib Konseli V Sebelum Dan Sesudah Tindakan III
No 1 2 3 4 5 Indikator Terlambat datang ke sekolah Tidak menggunakan seragam dan atribut lengkap Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik Jumlah Sebelum Tindakan 2 2 1 2 3 10 % 100 100 100 100 100 100 Setelah Tindakan 1 0 0 1 1 3 % 50 0 0 50 33 30 Presentase Perubahan 50 100 100 50 67 70
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui penurunan perilaku pelanggaran tata tertib sekolah sudah tindakan III pada konseli V menunjukkan hasil sebagai berikut : 1) Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 2 kali, setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali. 2) Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 2 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 0 kali. 3) Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum dilakukan tindakan sebanyak 1 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 0 kali. 4) Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 2 kali setelah
81
dilakukan
perlakuan
dengan
wawancara
kepada
yang
bersangkutan perubahan menjadi 1 kali. 5) Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum
dilakukan tindakan sebanyak 3 kali setelah dilakukan perlakuan dengan wawancara kepada yang bersangkutan perubahan menjadi 1 kali. Berdasarkan data tabel diatas diketahui bahwa perubahan perilaku pada ketiga konseli melewati tindakan pada siklus III telah mencapai lebih dari 50%, oleh sebab itu pelaksanaan tindakan boleh dihentikan. Dengan demikian dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa dari kelima konseli, dua diantaranya berhasil mengalami perubahan perilaku pada tindakan pada siklus II dan tiga konseli lainya pada tindakan pada siklus III, dan sudah dapat dikatakan bahwa penerapan konseling dengan teknik Reinforcement untuk mengatasi pelanggaran tata tertib di SMP Negeri 7 Kota Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 dikatakan telah mencapai keefektifanya. 4. Hasil Akhir Hasil akhir merupakan hasil yang telah diperoleh pada akhir tindakan. Hasil akhir tersebut ditujukan untuk menjawab permasalahan penelitian yang dilakukan, yaitu : Apakah layanan Konseling Behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement efektif untuk mengurangi pelanggaran tata tertib sekolah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
82
Pada tindakan II dan III atau tindakan akhir ternyata dari kelima subjek penelitian menunjukkan perubahan perilaku, yaitu dari perilaku sering melanggar tata tertib sekolah menjadi mematuhi tata tertib sekolah. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penurunan frekuensi munculnya indikator melanggar tata tertib sekolah sesudah diberikan perlakuan tindakan Konseling dengan teknik Reinforcement. Untuk konseli I menunjukkan penurunan frekuensi munculnya indikator melanggar tata tertib sekolah sebagai berikut: 1. Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan 8 kali, setelah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 1 kali. 2. Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 5 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 0 kali. 3. Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum tindakan dilakukan sebanyak 6 kali, setelah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 0 kali. 4. Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 9 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 1 kali. 5. Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum dilakukan tindakan sebanyak 3 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 0 kali.
83
Secara keseluruhan penurunan frekuensi munculnya pelanggaran tata tertib sekolah oleh konseli I sebanyak 31 kasus dan pelanggaran penurun menjadi 2 kasus pelanggaran dengan persentase penurunan sebanyak 94%. Untuk konseli II menunjukkan penurunan frekuensi munculnya indikator melanggar tata tertib sekolah sebagai berikut: 1. Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan 3 kali, setelah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 1 kali. 2. Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 6 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 1 kali. 3. Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum tindakan dilakukan sebanyak 5 kali, setelah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 0 kali. 4. Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 2 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 0 kali. 5. Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum dilakukan tindakan sebanyak 4 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 1 kali. Secara keseluruhan penurunan frekuensi munculnya pelanggaran tata tertib sekolah oleh konseli II sebanyak 20 kasus dan pelanggaran penurun menjadi 3 kasus pelanggaran dengan persentase penurunan sebanyak 85 %.
84
Untuk konseli III menunjukkan penurunan frekuensi munculnya indikator melanggar tata tertib sekolah sebagai berikut: 1. Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan 6 kali, setelah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 1 kali. 2. Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 8 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 1 kali. 3. Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum tindakan dilakukan sebanyak 6 kali, setelah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 0 kali. 4. Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 8 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 3 kali. 5. Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum dilakukan tindakan sebanyak 4 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 0 kali. Secara keseluruhan penurunan frekuensi munculnya pelanggaran tata tertib sekolah oleh konseli III sebanyak 32 kasus dan pelanggaran penurun menjadi 5 kasus pelanggaran dengan persentase penurunan sebanyak 85 %. Untuk konseli IV menunjukkan penurunan frekuensi munculnya indikator melanggar tata tertib sekolah sebagai berikut: 1. Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan 9 kali, setelah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 2 kali.
85
2. Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 5 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 1 kali. 3. Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum tindakan dilakukan sebanyak 7 kali, setelah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 1 kali. 4. Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 5 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 2 kali. 5. Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum dilakukan tindakan sebanyak 2 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 0 kali. Secara keseluruhan penurunan frekuensi munculnya pelanggaran tata tertib sekolah oleh konseli IV sebanyak 28 kasus dan pelanggaran penurun menjadi 6 kasus pelanggaran dengan persentase penurunan sebanyak 79 %. Untuk konseli V menunjukkan penurunan frekuensi munculnya indikator melanggar tata tertib sekolah sebagai berikut: 1. Terlambat datang ke sekolah sebelum dilakukan tindakan 8 kali, setelah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 1 kali. 2. Tidak lengkap menggunakan atribut seragam sekolah sebelum dilakukan tindakan sebanyak 6 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 0 kali.
86
3. Membolos / Tidak Masuk Tanpa Keterangan sebelum tindakan dilakukan sebanyak 5 kali, setelah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 0 kali. 4. Gaduh / Mengganggu proses belajar di dalam kelas atau kelas lain sebelum dilakukan tindakan sebanyak 5 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 1 kali. 5. Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik sebelum dilakukan tindakan sebanyak 7 kali, sesudah dilakukan tindakan perilaku berubah menjadi 1 kali. Secara keseluruhan penurunan frekuensi munculnya pelanggaran tata tertib sekolah oleh konseli V sebanyak 31 kasus dan pelanggaran penurun menjadi 3 kasus pelanggaran dengan persentase penurunan sebanyak 91 %
55
87
87
Keterangan : TDS TLA GJP : Terlambat datang ke sekolah : Tidak menggunakan seragam atribut lengkap : Gaduh saat jam pelajaran / di kelas lain
TMK : Membolos / Tidak masuk sekolah tanpa keterangan TMP : Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik
88
Keterangan : TDS TLA GJP : Terlambat datang ke sekolah : Tidak menggunakan seragam atribut lengkap : Gaduh saat jam pelajaran / di kelas lain
TMK : Membolos / Tidak masuk sekolah tanpa keterangan TMP : Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik
89
Tabel 21 Matrik Perubahan Perilaku Melanggar Tata Tertib Pada Siklus III
Nama No Konseli TDS 1 2 3 4 5 AAF ARL KD BS AGM 3 1 3 2 2 Sebelum Tindakan Indikator TLA TMK GJP TMP 1 1 2 1 2 2 0 2 1 1 4 0 4 2 2 1 1 0 0 3 11 3 11 6 10 JML TDS 1 1 1 2 1 % Perubahan JML Indikator TDS TLA TMK GJP TMP 2 3 5 6 3 67 67 25 60 50 100 75 50 63 100 100 100 100 75 100 75 100 25 34 50 100 50 100 100 33 81% 75% 55% 62% 70% JML
Keterangan : TDS TLA GJP : Terlambat datang ke sekolah : Tidak menggunakan seragam atribut lengkap : Gaduh saat jam pelajaran / di kelas lain
TMK : Membolos / Tidak masuk sekolah tanpa keterangan TMP : Tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik
B. Pembahasan Dalam penelitian ini dibahas tentang keefektifan konseling behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement untuk mengurangi pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh lima subjek penelitian yaitu AAF siswa kelas VIII C sebagai konseli I, ARL siswa kelas VIII C sebagai konseli II, KD siswa kelas VIII C sebagai konseli III, BS siswa kelas VIII D sebagai konseli IV, dan AGM siswa kelas VIII D sebagai konseli V. Kelimanya merupakan siswa SMP Negeri 7 Kota Magelang Tahun Ajaran 2011/2012. Sebelum dilakukan tindakan siklus I sampai dengan masalah dapat teratasi yaitu pada siklus III frekuensi munculnya perilaku melanggar tata tertib sekolah pada kelima subjek penelitian cukup tinggi. Indikator perilaku melanggar tata tertib sekolah adalah: tidak lengkap berpakaian seragam sekolah, membolos, membuat gaduh saat pelajaran berlangsung, terlambat masuk kelas. Target persentase penurunan frekuensi munculnya perilaku melanggar tata tertib sekolah tersebut sebesar 50%. Setelah diberikan tindakan siklus I sampai permasalahan dapat teratasi yaitu pada siklus III berupa layanan konseling behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement pada kelima subjek penelitian, perilaku tindakan melanggar tata tertib sekolah yang mereka lakukan berkurang dan mulai berubah menjadi perilaku yang mematuhi tata tertib sekolah. Secara kuantitatif persentase penurunan frekuensi munculnya perilaku melanggar tata tertib sekolah pada konseli I adalah sebesar 94% , pada konseli II sebesar 85%, pada
konseli III sebesar 85% , pada konseli IV sebesar 79% dan pada konseling V sebesar 91%. Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat dinyatakan bahwa layanan konseling behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement efektif untuk mengurangi pelanggaran tata tertib sekolah di SMP Negeri 7 Kota Magelang. Oleh karena itu konseling behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement kiranya dapat digunakan bagi guru pembimbing di SMP Negeri 7 Kota Magelang untuk menghadapi kasus serupa. Menurut (Latipun, 2008 : 129) perilaku dibentuk berdasarkan hasil dari segenap pengalaman berupa interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh salah satu mahasiswi Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) yang bernama Esti dengan judul Keefektifan Konseling Behavioral Untuk Mengurangi Pelanggaran Tata Tertib Sekolah di SMK Negeri 1 Kota Magelang dengan prosentase perubahan sebelum diberikan konseling individu dengan penerapan Reinforcement pelanggaran tata tertib
menunjukkan prosentase 78%, setelah diberikan konseling individu dengan penerapan Reinforcement pelanggaran tata tertib menunjukkan prosentase 22%. Dengan demikian konseling behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement juga sekaligus mengandung nilai edukatif yang bermanfaat bagi seseorang untuk belajar memilih dan mempertahankan perilaku yang tepat untuk kesejahteraan dirinya.